Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa? Simak Penjelasannya Berikut Ini!
Bagi umat muslim, menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan tentu menjadi salah satu momen indah yang paling ditunggu setiap tahunnya, termasuk bagi para Bunda yang sedang hamil. Namun, pertanyaan seperti ‘apakah ibu hamil boleh puasa Ramadan’ juga masih sering muncul, terutama pada calon ibu baru yang masih ragu untuk berpuasa karena takut akan memengaruhi perkembangan janinnya.
Berpuasa saat hamil bisa menjadi tantangan yang cukup berat bagi beberapa wanita. Sebab, mereka membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk kesehatan diri dan juga janin yang dikandungnya melalui makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Ditambah lagi dengan kemungkinan terjadinya dehidrasi karena harus menahan rasa haus selama kurang lebih 13 jam lamanya.
Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa Ramadan?
Pada dasarnya, seorang wanita yang sedang hamil atau menyusui selama bulan Ramadan tidak diwajibkan untuk berpuasa. Meski begitu, jika ada pertanyaan ‘Ibu hamil apakah boleh puasa?’, ‘apakah ibu hamil boleh puasa setengah hari?’, atau ‘apakah ibu hamil boleh tidak puasa jika merasa lemas, mual, dan muntah?’, maka jawabannya adalah boleh. Namun, sebelum memutuskan untuk berpuasa, pastikan untuk mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter kandungan dan memastikan bahwa Bunda dalam kondisi yang sehat, ya.
Umumnya, dokter hanya menyarankan ibu hamil untuk berpuasa saat usia kehamilannya masih berada di trimester pertama. Syaratnya adalah dengan beristirahat dengan cukup sepanjang hari, memastikan bahwa kebutuhan gizi dan kalorinya terpenuhi dengan baik, mencukupi kebutuhan cairan dengan minum tiga liter air yang diperoleh saat sahur dan berbuka puasa, dan membatasi makanan tinggi gula yang biasanya dikonsumsi saat berbuka puasa.
Apakah ibu hamil tidak boleh puasa jika dokter tidak mengizinkan? Tentu saja tidak boleh. Bukan tanpa sebab, dokter tidak menyarankan ibu hamil untuk berpuasa pasti karena ada alasannya, terutama terkait dengan kesehatan sang ibu dan janin dalam kandungan.
Pada analisa dari sebuah observasi menyebutkan bahwa belum ditemukan korelasi yang signifikan antara puasa Ramadan dengan kesehatan ibu dan janin, serta berat lahir bayi. Selanjutnya dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak puasa pada ibu hamil.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu hamil tidak boleh berpuasa, seperti usia kehamilan di trimester kedua dan ketiga, serta adanya riwayat penyakit atau komplikasi selama kehamilan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan anemia.
Baca Juga: Nutrisi agar Berat Badan Ideal saat Hamil
Selain rutin berkonsultasi terkait kondisi kesehatan sebelum berpuasa, penting juga bagi para Bunda yang hamil untuk memeriksakan kandungannya jika selama berpuasa mengalami beberapa hal seperti berikut ini.
- Berat badan yang semakin berkurang selama menjalankan puasa Ramadan.
- Merasa sangat haus dan lebih jarang buang air kecil.
- Saat buang air kecil, air seni berwarna gelap dan berbau menyengat yang bisa menjadi tanda dehidrasi, sehingga membuat mereka lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih atau komplikasi lainnya.
- Lebih sering mengalami sakit kepala, demam, mual, dan muntah.
- Terjadi perubahan pada gerakan bayi di dalam perut, misalnya saat bayi tidak banyak bergerak atau menendang.
- Sering mengalami nyeri seperti kontraksi. Kondisi ini dapat menjadi tanda persalinan prematur.
- Merasa lemah dan mudah lelah meski sudah beristirahat dengan cukup.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Jika Ibu Hamil Berpuasa
Agar tetap dapat menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan dengan nyaman tanpa membahayakan kesehatan diri dan janin dalam kandungan, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil.
- Rencanakan puasa dari jauh hari, salah satunya adalah dengan mengonsultasikannya pada dokter dan mencukupi kebutuhan makanan bergizi selama bulan Ramadan.
- Mencukupi kebutuhan gizi dengan baik saat sahur. Pilih makanan yang dapat membuat Bunda merasa kenyang lebih lama, seperti karbohidrat kompleks dan makanan berserat tinggi (ubi, nasi merah, sayuran hijau), makanan tinggi protein (daging dan telur), dan makanan yang mengandung lemak sehat.
- Mengonsumsi kurma, buah-buahan, dan yoghurt saat berbuka puasa.
- Minum tiga liter air yang terbagi saat sahur, menjelang imsak, berbuka puasa, setelah makan malam, sebelum tidur, dan setelah bangun tidur sebelum sahur.
- Minum susu untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi tubuh dan janin.
- Minum vitamin kehamilan yang sudah diberikan oleh dokter secara rutin.
Selain beberapa hal di atas, pastikan bahwa Bunda juga beristirahat dengan baik selama berpuasa. Saat mulai merasakan lemas, mual, atau muntah, sebaiknya segera batalkan puasa dan konsumsi makanan bergizi agar tidak membahayakan kesehatan diri dan janin. Bila perlu, berikan jeda beberapa hari untuk memastikan bahwa kondisi tubuh sudah cukup sehat untuk kembali berpuasa.
