Berapa Takaran Gula Normal untuk Anak 1 Tahun? Ini Penjelasannya!

Published date

Selama masa pertumbuhan, membatasi asupan gula bagi anak-anak usia 1 tahun adalah hal yang penting dilakukan oleh setiap orang tua. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak orang tua yang belum mengetahui batas maksimal gula per hari untuk anak 1 tahun, padahal banyak produk makanan dan minuman hadir dengan kandungan gula di dalamnya. Agar asupan gula pada Si Buah Hati tidak berlebihan, yuk simak penjelasannya berikut ini, Bunda!

Batas Aman Takaran Gula untuk Anak Usia 1 Tahun

Pada dasarnya, asupan gula tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya, kandungan gula ini bisa kita dapatkan dari beberapa sumber makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan juga susu. Kandungan gula dalam susu pun bermacam-macam. Untuk susu UHT atau kemasan siap minum biasanya mengandung gula tambahan (sukrosa). Sedangkan ada beberapa jenis susu dengan kandungan gula alami (laktosa) sehingga masih aman untuk dikonsumsi.  

Tak hanya berlaku bagi orang dewasa, kebutuhan gula per hari untuk anak 1 tahun juga harus diperhatikan dengan baik. American Academy of Pediatrics (AAP) menjelaskan bahwa konsumsi makanan dan minuman tinggi gula dapat membuat anak-anak mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, kerusakan gigi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan masih banyak lagi.

Anjuran batas maksimal gula per hari untuk anak 1 tahun berbeda dengan anak-anak usia 2 tahun ke atas. Jika anak-anak usia 2 tahun ke atas bisa mengonsumsi 25 gram atau setara dengan 6 sendok teh setiap harinya, maka anak-anak 1 tahun dianjurkan untuk tidak diberikan makanan atau minuman yang mengandung gula tambahan di dalamnya.

Agar lebih bijak dalam memberikan asupan bergizi bagi anak-anak, penting bagi orang tua untuk selalu memerhatikan label nutrisi dalam kemasan produk sebelum membeli. Dalam label ini, orang tua dapat menemukan keterangan mengenai berbagai macam kandungan yang terdapat dalam satu produk, salah satunya adalah gula. Biasanya, gula tambahan akan dicantumkan dalam berbagai nama, seperti sukrosa, fruktosa, pemanis jagung, sirup jagung, sirup jagung fruktosa tinggi, dekstrosa madu, konsentrat jus buah, gula pasir, gula malt, dan masih banyak istilah lainnya.1

Dampak Gula Berlebih Pada Perkembangan Anak

Meskipun gula bisa dijadikan sebagai sumber energi bagi tubuh, namun konsumsi dalam jumlah berlebihan tentu dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan sekaligus memengaruhi perkembangan anak-anak usia 1 tahun. Berikut ini beberapa dampak konsumsi gula berlebihan pada anak-anak 1 tahun yang wajib Bunda waspadai.

1. Meningkatkan Risiko Obesitas

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa kandungan gula tambahan seperti sukrosa atau fruktosa memiliki nilai gizi yang rendah dan tidak dapat memberikan rasa kenyang yang lama, sehingga membuat anak-anak selalu merasa lapar. Akibatnya, mereka cenderung makan dengan porsi yang berlebihan. Tak hanya itu saja, makanan dan minuman berpemanis juga memicu lonjakan insulin yang cukup cepat dan dapat memengaruhi metabolisme lemak tubuh, sehingga menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak terutama di bagian perut. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu kenaikan berat badan yang tidak sehat.2

2. Memicu Kerusakan Gigi

Tak hanya obesitas, konsumsi gula berlebih akibat kurang memahami kebutuhan gula per hari untuk anak 1 tahun juga dapat memicu kerusakan gigi. Hal ini terjadi karena kandungan gula yang terdapat pada sisa makanan atau minuman yang menempel di gigi memicu timbulnya bakteri. Bakteri kemudian akan mengolah gula sebagai sumber energinya menjadi zat asam. Jika dibiarkan, zat asam inilah yang akan merusak enamel gigi, sehingga gigi lebih mudah keropos atau berlubang.3

3. Kekurangan Gizi

Anak-anak yang sudah dikenalkan dengan makanan manis sejak dini cenderung memiliki preferensi rasa manisnya sendiri. Pada akhirnya, hal ini membuat mereka ingin mengonsumsinya secara terus menerus, sehingga lupa bahkan tidak ingin untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Selain risiko obesitas dan diabetes tipe 2, anak-anak juga bisa mengalami kekurangan gizi yang dapat menghambat tumbuh kembangnya.

4. Perkembangan Otak yang Terganggu

Gula tambahan (sukrosa) merupakan jenis gula yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Kedua gugus gula ini kemudian di usus halus. Glukosa digunakan sebagai sumber energi utama dalam otak, sedangkan fruktosa diolah di hati. Proses pemecahan sukrosa ini terjadi cukup cepat, sehingga dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang tinggi dalam waktu singkat. Oleh karena itu, jika sukrosa dikonsumsi secara berlebihan terutama yang berasal dari gula tambahan dapat meningkatkan risiko obesitas, masalah metabolik, dan juga memengaruhi perkembangan itak anak.

5. Kualitas Tidur yang Buruk

Konsumsi gula berlebihan juga dikaitkan dengan risiko depresi dan kecemasan pada anak-anak, sehingga kondisi ini dapat memengaruhi kualitas tidurnya. Kualitas tidur yang buruk juga dapat mengganggu perkembangan anak, karena berkaitan dengan daya fokus, ingatan, serta kemampuannya untuk berpikir dan belajar.4

Baca Juga: Cara Memilih Susu Penambah Berat Badan

Panduan Praktis Mengukur Takaran Gula Harian

Cara paling penting yang harus Bunda lakukan untuk mengukur asupan gula Si Buah Hati adalah dengan memahami batas maksimal gula per hari untuk anak 1 tahun sesuai dengan anjuran kesehatan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, anak-anak usia 1 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula tambahan (sukrosa). Sebaliknya, Bunda bisa memberikan beberapa pilihan makanan dan minuman yang lebih sehat, seperti:

  1. Air putih dan susu bebas sukrosa sebagai pengganti minuman manis lainnya. Air putih dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh, sedangkan susu menyediakan berbagai kandungan gizi seperti kalsium, protein, vitamin D, magnesium, fosfor, dan mineral penting lainnya yang dapat mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati. Susu juga mengandung gula alami di dalamnya yang disebut dengan laktosa. Laktosa inilah yang aman dikonsumsi dan mampu membantu Kembangangan otak Si Buah Hati.
     
  2. Berikan buah-buahan segar untuk memenuhi keinginan Si Buah Hati mengonsumsi makanan manis. Namun pastikan konsumsinya tidak berlebihan dan tidak diberi tambahan apapun ya, Bunda.

Selain memahami takaran gula untuk anak 1 tahun agar dapat memberikan susu pada Si Buah Hati dengan teliti dan lebih bijak, biasakan untuk selalu membaca label nutrisi dalam kemasan sebelum membelinya ya, Bunda. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah produk susu tersebut mengandung gula tambahan atau tidak di dalamnya.

DANCOW 1+ dapat menjadi rekomendasi susu pertumbuhan tanpa gula tambahan yang dapat diberikan oleh Bunda untuk Si Buah Hati. DANCOW 1+ merupakan susu yang diformulasikan dengan kandungan Vitamin A, C, E, Selenium, Zink, Tembaga, tinggi Kalsium, Vitamin D, Protein, dan mengandung DHA, Omega 3 & 6, Zat Besi di dalamnya.

Bukan baru, susu DANCOW 1+ mengandung 0 gram sukrosa, sehingga aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati. DANCOW 1+ hadir dalam kemasan box 750 gram dengan dua varian rasa, yaitu madu dan vanilla.

Yuk, lengkapi persediaan DANCOW 1+ di rumah dan hindari untuk menambahkan gula pasir saat menyajikannya ya, Bunda.

 

Sumber:

  1. Added Sugar in Kids: How Much is Too Much. Retrieved October 31 2024, from https://publications.aap.org/aapnews/news/7331/Added-sugar-in-kids-diets-How-much-is-too-much?autologincheck=redirected
  2. Childhood Obesity. Retrieved October 31 2024, from https://www.who.int/tools/elena/interventions/ssbs-childhood-obesity
  3. Makanan dan Minuman Penyebab Gigi Keropos. Retrieved October 31 2024, from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3254/makanan-dan-minuman-penyebab-gigi-keropos
  4. Dampak Konsumsi Gula Berlebihan Pada Anak Bersifat Kronis. Retrieved October 31 2024, from https://health.kompas.com/read/24H01103000868/dampak-konsumsi-gula-berlebihan-pada-anak-bersifat-kronis?page=all
Image Article
Berapa Takaran Gula Normal untuk Anak 1 Tahun_Ini Penjelasannya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini Prinsip Parenting Anak yang Perlu Bunda Ketahui

Published date

Mendidik dan membesarkan Si Buah Hati tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam praktiknya, setiap orang tua pasti memiliki gaya pengasuhan yang berbeda, meski begitu ada beberapa prinsip dasar dalam parenting yang penting untuk dipahami baik oleh Bunda maupun Ayah.

Prinsip parenting anak bukan hanya tentang memberikan kasih sayang, tetapi juga tentang bagaimana orang tua membentuk karakter, kedisiplinan, serta mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

5 Prinsip dalam Parenting Anak yang Efektif

Pola asuh yang diterapkan oleh Bunda tentu dapat memengaruhi perilaku Si Buah Hati di kemudian hari. Oleh karena itu, penting untuk memahami pola asuh yang baik untuk membantu menumbuhkan rasa kepedulian, kejujuran, kemandirian, dan keberanian dalam diri Si Buah Hati.

Bahkan, pola asuh yang baik juga dapat mendukung kecerdasan Si Buah Hati dan mencegah mereka untuk mengalami rasa cemas, depresi, pergaulan bebas, dan gangguan mental yang dapat menghambat tumbuh kembangnya. Nah, agar Si Buah Hati tumbuh sebagai pribadi yang baik, mandiri, disiplin, cerdas, dan bertanggung jawab, berikut ini lima hal yang harus diperhatikan dalam parenting anak.

1. Memberikan contoh yang baik bagi anak

Pada dasarnya, Si Buah Hati merupakan peniru yang sangat baik. Mereka akan cenderung meniru apapun yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sebagai guru pertama bagi Si Buah Hati, penting untuk memberikan contoh yang baik sebagai salah satu cara mendidik anak agar mereka dapat sukses di masa depan. Biasakan untuk selalu berkata jujur, berperilaku baik dan sopan terhadap orang lain, serta mau membantu sesamanya. Tunjukkan pula bagaimana cara hidup sehat dengan mengonsumsi sayur, buah, dan melakukan berbagai kebiasaan baik di dalam rumah.

2. Hindari memanjakan anak terlalu berlebihan

Prinsip parenting agar anak sukses selanjutnya adalah dengan tidak memanjakan terlalu berlebihan dan menuruti semua keinginan Si Buah Hati. Hindari untuk menuruti kemauan anak ketika mereka tantrum, menginginkan mainan yang tidak mereka butuhkan, atau merengek ketika ingin bermain gawai ketika waktu belajar atau tidur malam. Mendisiplinkan Si Buah Hati merupakan salah satu bentuk kasih sayang Bunda untuk membentuk karakter yang baik pada anak. Meski begitu, hindari juga untuk membentak, memarahi, bahkan hingga memukul Si Buah Hati ketika mereka membuat kesalahan atau mengalami kegagalan. Sebaliknya, tegur dengan lembut namun tegas agar mereka mau memperbaiki kesalahannya.

3. Meluangkan waktu untuk dihabiskan bersama Si Buah Hati

Memberikan perhatian penuh dengan selalu hadir juga merupakan bentuk kasih sayang orang tua terhadap Si Buah Hati. Sebaliknya, anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya cenderung menunjukkan perilaku yang kurang baik demi mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sesibuk apapun Bunda, pastikan untuk meluangkan waktu untuk dihabiskan bersama Si Buah Hati. Gunakan momen sarapan, pulang bekerja, sebelum tidur di malam hari, dan akhir pekan sebagai kesempatan untuk berbincang dan menghabiskan waktu dengan kegiatan menyenangkan bersama Si Buah Hati.

4. Menumbuhkan sifat kemandirian pada Si Buah Hati

Memberikan kepercayaan pada Si Buah Hati bahwa mereka sanggup melakukan berbagai hal sendiri merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan sifat kemandirian dalam dirinya. Bunda bisa memulainya dari hal yang paling sederhana di rumah, misalnya membersihkan mainan sendiri, memilih dan memakai baju sendiri, menyiapkan perlengkapan sekolah, mencuci piring setelah makan, dan juga pergi ke toilet sendiri. Agar semakin mandiri, percaya diri, dan merasa berharga, pastikan untuk memberikan pujian atas usaha yang mereka lakukan ya, Bunda.

5. Membuat peraturan yang jelas dan sudah disetujui bersama oleh anggota keluarga di rumah

Menerapkan peraturan yang jelas dan sudah disetujui oleh anggota keluarga di rumah dapat membantu Si Buah Hati belajar mengendalikan diri dan mampu membedakan antara perilaku baik dan buruk. Saat membuat aturan, jelaskan alasan mengapa peraturan itu dibuat dan beritahukan juga konsekuensi yang harus diterima oleh setiap anggota keluarga yang melanggarnya. Pastikan untuk konsisten dalam menerapkan peraturan di rumah, sehingga anak-anak juga dapat disiplin dan tidak mudah meremehkannya.

Dampak Positif Penerapan Prinsip Parenting Anak yang Tepat Terhadap Perkembangan Anak

Pola pengasuhan anak yang positif dapat mendukung kesuksesan Si Buah Hati di masa depan dan memberikan dampak positif seperti:

  1. Meningkatkan kualitas interaksi Bunda dan Si Buah Hati. Komunikasi dapat terjalin dengan efektif, mampu membangun kerja sama yang baik, serta dapat saling mendukung dan menghargai satu sama lain.
  2. Mampu membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak, sehingga Si Buah Hati dapat tumbuh sebagai pribadi yang percaya diri, mandiri, disiplin, tumbuh sesuai usianya, terbebas dari tekanan dan juga rasa takut.
  3. Mencegah perilaku menyimpang baik di masa muda maupun di masa depan.
  4. Menumbuhkan kepekaan pada orang tua terhadap tumbuh kembang anak, sehingga orang tua mampu mendeteksi dan mengatasi adanya kelainan pada Si Buah Hati sedini mungkin.

Tips dalam Menerapkan Prinsip Parenting Anak di Kehidupan Sehari-Hari

Dalam menerapkan prinsip parenting agar anak sukses di masa depan, pastikan untuk mendidiknya dengan penuh kasih sayang. Bunda harus mampu menghargai Si Buah Hati agar tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Namun, pengasuhan ini tentunya harus disesuaikan dengan karakter masing-masing anak. Hal ini karena pada dasarnya setiap anak adalah makhluk yang unik dan memiliki karakternya masing-masing.

Tak hanya itu saja, pastikan bahwa asupan gizi hariannya sudah terpenuhi dengan baik untuk mendukung proses tumbuh kembang dan perkembangan otaknya melalui pemberian makanan bergizi. Memberikan makanan bergizi seimbang juga merupakan salah satu tanda kasih sayang orang tua terhadap Buah Hatinya. Selain makanan bergizi, Bunda juga bisa memberikan susu sebagai menu pelengkapnya. Rekomendasi susu yang bisa Bunda berikan untuk adalah DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan Zat Besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Tinggi Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant & Cokelat kemasan box)
  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti Tinggi Zat besi, Zink, Vitamin A, C, & D
  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti Protein dan Kalsium

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.

Yuk, lengkapi persediaan DANCOW FortiGro di rumah dengan membelinya di toko kesayangan sekarang juga, Bunda!

Image Article
3 ini Prinsip Parenting Anak yang Perlu Bunda Ketahui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Adakah Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi?

Published date

Menjalani peran sebagai orang tua pastinya selalu ingin yang terbaik bagi Si Buah Hati, termasuk dalam hal prestasi akademiknya di sekolah. Namun, masih banyak orang tua yang bertanya-tanya apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi anak? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Jenis Pola Asuh dan Dampaknya Terhadap Prestasi Anak

Anak yang mendapatkan pola asuh kurang baik dari orang tua cenderung memiliki prestasi belajar yang kurang baik, anak menjadi kurang bertanggung jawab, dan bersikap acuh terhadap tugas yang diberikan. Berikut ini empat jenis pola asuh menurut Jean Piaget seperti yang dilansir dari laman situs American Psychological Association.

1. Pola asuh permisif

Pola asuh gaya permisif akan memposisikan Bunda sebagai teman bagi Si Buah Hati. Umumnya orang tua permisif cenderung hangat, mengayomi anak-anaknya, dan memiliki tuntutan yang sangat rendah. Mereka akan memberikan kebebasan bagi anaknya untuk membuat keputusan sendiri dalam hidupnya dan menahan diri untuk tidak ikut campur kecuali anak-anak yang memintanya.

Positifnya, anak terlatih untuk membuat keputusan sendiri, memiliki harga diri yang baik, serta memiliki keterampilan sosial yang baik. Sayangnya, pola asuh ini bisa memicu masalah kesehatan seperti obesitas akibat anak bisa mengonsumsi berbagai makanan sesuka hati tanpa ada batasan dari orang tua.

Selain masalah kesehatan, anak-anak yang mendapatkan pola pengasuhan permisif juga cenderung lebih impulsif, banyak menuntut, egois, kurang bisa mengatur diri sendiri. Tuntutan orang tua yang sangat rendah membuat anak-anak menjadi kurang disiplin, sehingga mereka cenderung lebih sering melakukan kebiasaan negatif, seperti bebas menentukan waktu tidur, waktu bermain, makan, dan mengerjakan pekerjaan rumah.

2. Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh ini disebut sebagai pola asuh anak paling ideal karena daya tanggap dan tuntutan sama-sama tinggi. Orang tua memiliki hubungan yang dekat dengan Si Buah Hati dan mendukung setiap hal positif yang mereka lakukan. Selain itu, orang tua juga selalu memberi penjelasan terlebih dahulu tentang dasar dari penerapan aturan serta menjelaskan sebab-akibat dari setiap perbuatan yang mungkin dilakukan oleh anak-anaknya.

Pola pengasuhan ini akan menghasilkan anak-anak yang bahagia, cakap, percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, mampu mengelola emosinya dengan baik. Hubungan pola asuh dan anak berprestasi dapat terlihat dari pola asuh yang satu ini, karena anak-anak cenderung memiliki prestasi akademik yang baik di sekolah. Hal ini dapat terjadi karena pola asuh otoritatif memberi rasa aman dan nyaman bagi anak, serta mengurangi konflik antara orang tua dan anak.

3. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter cenderung menerapkan komunikasi satu arah, di mana orang tua menetapkan aturan sangat ketat dan harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa ada ruang untuk bernegosiasi. Orang tua menuntut anak untuk menjunjung tinggi standar-standar yang sudah ditentukan tanpa melakukan kesalahan. Saat anak-anaknya melakukan kesalahan, maka mereka akan mendapatkan hukuman yang cukup keras, baik berupa kekerasan verbal maupun fisik. Tak heran jika orang tua dengan pola asuh otoriter juga disebut dengan strict parents.

Si Buah Hati yang tumbuh dengan orang tua yang otoriter biasanya akan menjadi anak yang paling berperilaku baik di rumah. Hal ini karena mereka sadar akan konsekuensi yang didapatkan dari setiap perilakunya. Selain itu, mereka juga mampu mematuhi instruksi yang tepat untuk mencapai tujuan tertentu.

Sayangnya, pola asuh otoriter juga dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan mental anak. Si Buah Hati akan tumbuh dengan tingkat agresi yang tinggi karena kesulitan mengontrol emosinya, pemalu, tidak memiliki kemampuan bersosialisasi, tidak mampu membuat keputusannya sendiri, memiliki harga diri yang rendah, dan membuat mereka untuk memberontak terhadap figur otoritas saat tumbuh dewasa nanti.

Baca Juga: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak

4. Pola Asuh Abai

Pola asuh abai dinilai sebagai pola asuh yang paling tidak ideal karena membuat Si Buah Hati untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Orang tua benar-benar lepas tangan dalam mengasuh, jarang berkomunikasi dengan anaknya, dan tidak memberi perhatian serta panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Hal ini membuat Si Buah Haticenderung tumbuh sebagai pribadi yang lebih tangguh dan mandiri dibanding anak-anak dari jenis pengasuhan lainnya. Sayangnya, mereka mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang buruk. Si Buah Hati juga dapat tumbuh sebagai individu dengan penghargaan diri rendah, memiliki kontrol diri yang rendah, rentan mengalami masalah mental, tidak bahagia, dan tidak memiliki prestasi akademis di sekolah.

Hubungan Pola Asuh dan Prestasi Belajar Anak

Si Buah Hati yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang hangat, nyaman, aman, dan harmonis cenderung dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini karena mereka mendapatkan perhatian, kasih sayang, rasa cinta, dan pendampingan dari kedua orang tuanya tanpa merasa dihakimi yang membuatnya tertekan.

Tak hanya itu saja, para Bunda yang menerapkan pola asuh yang baik juga selalu memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan baik. Pemberian gizi yang memadai mampu meningkatkan kesehatan dan fungsi otak bagi Si Buah Hati untuk dapat belajar dengan nyaman. Dengan begini, Si Buah Hati pun bisa mendapatkan prestasi akademik yang diinginkan di sekolah.

Selain pola asuh yang tepat, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor internal seperti kecerdasan, minat belajar anak, ketekunan, dan kebiasaan belajar yang memotivasinya untuk bersaing dengan teman seusianya. Tak lupa juga lingkungan sekolah yang kondusif juga memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pencapaian prestasi akademik Si Buah Hati.

Tips Menerapkan Pola Asuh yang Mendukung Kesuksesan Anak

Bunda, setiap anak tentunya memiliki keunikan dan karakteristiknya masing-masing. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus menyesuaikan pola asuh untuk dapat mendukung mereka agar tumbuh dan berkembang secara optimal, dan pastinya mendapatkan prestasi yang berguna bagi masa depannya. Perlu kerjasama yang baik antara Bunda dan Ayah dalam menerapkan pola asuh terhadap Si Buah Hati. Berikut ini beberapa tips pengasuhan yang dapat mendukung kesuksesan Si Buah Hati.

  1. Bunda dan Ayah harus kompak dalam berdiskusi mengenai tumbuh kembang Si Buah Hati dan menetapkan nilai-nilai dalam keluarga bersama-sama.
  2. Memberikan contoh yang baik pada Si Buah Hati. Berikan pujian dan apresiasi atas pencapaian yang dimiliki oleh Si Buah Hati. Tak hanya itu saja, Bunda juga bisa menjelaskan mengenai konsekuensi yang harus diterima Si Buah Hati saat mereka melakukan kesalahan. Konsekuensi ini bukanlah hukuman yang keras, melainkan hal yang sudah disepakati bersama. Misalnya tidak boleh bermain gadget saat akhir pekan jika mereka menolak untuk tidur siang atau berbuat yang tidak semestinya.
  3. Melakukan komunikasi yang efektif, di mana orang tua berusaha menjadi pendengar yang baik dan responsif terhadap Si Buah Hati. Bunda dan Ayah juga membebaskan Si Buah Hati untuk mengekspresikan perasaannya dengan caranya sendiri.
  4. Membuat jadwal harian yang harus dipatuhi oleh Si Buah Hati untuk melatih kedisiplinannya.
  5. Orang tua harus konsisten terhadap aturan yang sudah dibuat bersama dalam keluarga.
  6. Berikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk mencoba berbagai hal baru dalam hidupnya. 
  7. Mengajarkan Si Buah Hati mengenai sopan santun dan berbagi terhadap sesama.

Untuk mendukung kesuksesan Si Buah Hati di masa depan, pastikan untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan baik sejak dini ya, Bunda. Berikan makanan bergizi dan juga susu sebagai pelengkap sebanyak dua gelas setiap harinya.

Khusus untuk anak-anak usia sekolah, Bunda bisa memberikan DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan Zat Besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. 

DANCOW FortiGro mengandung berbagai vitamin dan mineral sebagai berikut:

  • Tinggi Zink, Tinggi Vitamin A, C, D yang berperan dalam mendukung daya tahan tubuh
  • DHA, Tinggi Zat Besi, Omega 6, Vitamin B1, B2, B6 dan B12 yang berperan dalam membantu proses belajar
  • Tinggi Kalsium dan Protein yang dapat membantu proses pertumbuhan

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.

Tak hanya untuk anak-anak usia sekolah, kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini juga dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi.

Image Article
Adakah Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini 5 Cara Mengatasi Strict Parents yang Perlu Bunda Ketahui

Published date

Bunda, menjalani peran sebagai orang tua tentunya kita ingin menjadi sosok yang tegas untuk membuat Si Buah Hati tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, bukan? Sayangnya, tak jarang pula ketika seseorang menerapkan aturan yang terlalu ketat justru bisa menimbulkan tekanan bagi Si Buah Hati. Kondisi inilah yang pada akhirnya membuat hubungan orang tua dan anak menjadi kurang harmonis sebagai dampak pola asuh strict parents.

Apa Itu Strict Parents?

Sebelum memahami lebih lanjut mengenai cara agar tidak menjadi strict parents, kita harus mengerti apa itu arti strict parents dengan baik. Melansir dari Healthline, strict parents adalah orang tua baik ayah, ibu, maupun keduanya yang menerapkan pola asuh yang ketat, tegas, memberikan banyak aturan dan pembatasan, serta cenderung kaku ketika menghadapi anak-anaknya.

Pada umumnya, strict parents menerapkan pola asuh yang ketat dan tegas karena rasa cinta, kepedulian, dan harapan yang begitu besar pada Si Buah Hati. Beberapa ciri-ciri strict parents antara lain:

  1. Seringkali menetapkan aturan yang ketat, tegas, serta menciptakan batasan yang jelas dan konsisten yang harus diikuti oleh Si Buah Hati.
  2. Memberikan hukuman keras atas kesalahan yang dilakukan anak, baik secara verbal maupun non-verbal.
  3. Memiliki harapan yang tinggi dan berharap Si Buah Hati akan memenuhinya setiap waktu.
  4. Tidak memberikan kesempatan pada Si Buah Hati untuk menyampaikan pendapatnya (komunikasi yang terbuka).
  5. Sulit menoleransi kesalahan yang diperbuat oleh anak.
  6. Jarang melakukan aktivitas yang menyenangkan dengan Si Buah Hati di rumah, karena merasa bahwa wibawanya harus tetap terjaga.
  7. Susah menerima perbedaan nilai dan pendapat dari orang lain, terutama dari Si Buah Hati.
  8. Jarang bahkan tidak pernah memperbolehkan Si Buah Hati untuk mengambil keputusan, bahkan untuk hal yang sederhana sekalipun.

Sayangnya, tidak semua orang sanggup untuk menghadapi tantangan menjadi strict parents, termasuk Bunda di rumah. Pasalnya, pola asuh ini tak hanya berpotensi menimbulkan tekanan yang cukup besar, tetapi juga bisa menyebabkan trauma pada Si Buah Hati akibat pola asuh yang terlalu tegas dan keras.

Baca Juga: Pengaruh Pola Asuh Anak terhadap Perkembangan Orang Tua

5 Cara Mengatasi Strict Parents

Nah, jika Bunda merasa bahwa aturan yang diterapkan di rumah terlalu kaku atau justru pasangan menjadi Ayah yang strict, penting untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pola asuh demi menemukan keseimbangan antara disiplin dan kasih sayang, sehingga tercipta keluarga yang lebih harmonis. Berikut ini beberapa cara mengatasi strict parents yang bisa disimak.

1. Bersikap Sabar

Cobalah untuk sabar ketika menjumpai pasangan menerapkan pola asuh yang strict. Tujuannya adalah untuk menghindari pertikaian atau perdebatan yang dapat merugikan banyak orang.

2. Mencoba Berkomunikasi

Selanjutnya, coba ajak pasangan untuk berdiskusi berdua dan mengevaluasi pola asuh yang selama ini diterapkan dalam keluarga. Diskusikan kembali apakah pola asuh yang diterapkan memberikan dampak yang baik atau justru sebaliknya. Bila perlu, mintalah bantuan pada ahli untuk menemukan solusi terbaik.

3. Belajar Mendengarkan

Cara terhindar menjadi strict parents selanjutnya adalah dengan belajar mendengarkan pendapat pasangan atau pihak lain mengenai pola asuh yang tepat bagi Si Buah Hati sesuai dengan karakternya.

4. Menanggapi Pembicaraan ke Arah yang Positif

Saat berdiskusi dengan pasangan mengenai pola asuh di rumah, pastikan untuk mengesampingkan ego dan bawalah pembicaraan ke arah yang positif. Jelaskan mengenai dampak pola asuh strict parents dalam keluarga, terutama pada Si Buah Hati.

5. Manfaatkan Waktu untuk Me Time

Menghabiskan waktu bersama keluarga juga bisa menjadi cara agar tidak menjadi strict parents. Cobalah ajak anggota keluarga untuk berjalan-jalan dan biarkan masing-masing menyampaikan pendapat atau perasaannya dengan bebas. Dengan begini, orang tua bisa sama-sama belajar untuk saling memperbaiki diri, dan Si Buah Hati pun dapat mencontoh hal-hal baik dalam hidupnya, terutama dari perilaku kedua orang tuanya.

Strategi untuk Menciptakan Hubungan Anak dan Orang Tua yang Harmonis

Lingkungan keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang merupakan tempat yang paling tepat bagi anak-anak untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Ketika anak-anak memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya, maka mereka bisa belajar mengenai banyak hal dalam hidupnya dengan lebih nyaman. Beberapa cara terhindar menjadi strict parents dan menjalin hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak yang bisa disimak antara lain:

  1. Selalu memberikan dukungan penuh pada Si Buah Hati untuk setiap keputusan dalam hidupnya. Namun, pastikan bahwa Bunda tetap memberikan arahan yang positif tanpa terkesan menghakimi, ya.
  2. Menghabiskan waktu bersama keluarga sebanyak mungkin.
  3. Menciptakan lingkungan yang hangat, penuh perhatian, saling percaya, dan saling menghormati antar anggota keluarga.
  4. Mencoba menjadi pendengar yang baik bagi Si Buah Hati. Berikan kebebasan bagi Si Buah Hati untuk mengekspresikan perasaannya.
  5. Membuat aturan bersama di rumah. Jelaskan juga mengenai konsekuensi yang harus diterima saat melanggarnya.

Sebagai orang tua, kita juga harus mulai membiasakan diri untuk tidak membatasi Si Buah Hati dalam memilih berbagai keputusan dalam hidupnya. Cukup jelaskan mengenai berbagai kemungkinan  risiko atau konsekuensi dari keputusan yang dipilih oleh Buah Hati. Biarkan mereka untuk merasakan kegagalan, sebab momen inilah yang dapat membantu mereka belajar untuk lebih baik kedepannya. Tujuannya adalah untuk membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bertanggungjawab, dan mandiri.

Dukung juga tumbuh kembang Si Buah Hati dengan memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik, yaitu dengan memberikan makanan bergizi seimbang dan juga dilengkapi dengan susu. Untuk anak-anak usia sekolah, Bunda bisa memberikan DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan Zat Besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Tinggi Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant & Cokelat kemasan box)
  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti Tinggi Zat besi, Zink, Vitamin A, C, & D
  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti Protein dan Kalsium.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.

Tak hanya untuk anak-anak usia sekolah, kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini juga dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi.

Image Article
2 Ini 5 Cara Mangatasi Strict Parent yang Perlu Bunda Ketahui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Menggali Potensi Diri

Published date

Menggali potensi Si Buah Hati merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang tua. United Nations Children's Fund (UNICEF) menjelaskan bahwa peran orang tua terhadap anak dalam hal ini adalah memberikan perawatan kesehatan dan pemenuhan gizi seimbang, perlindungan dari bahaya dan memberikan rasa aman, memberikan kesempatan untuk belajar sedak dini, dan pastinya pengasuhan yang penuh kasih sayang.  Tujuan dari semua hal ini adalah untuk mendukung agar tumbuh kembang Si Buah Hati berjalan optimal dan menciptakan pribadi yang percaya diri, mandiri, dan bahagia saat mereka dewasa nanti.

Mengidentifikasi dan Mengembangkan Potensi Anak

Pada dasarnya setiap anak dilahirnkan dengan potensi yang tidak terbatas di dalam dirinya. Namun, hal ini hanya dapat membantu mereka meraih kesuksesan di masa depan jika mereka mampu memaksimalkan potensinya dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu menggali potensi belajar Si Buah Hati secara lebih dalam.

Peran orang tua dalam mendidik anak dan mengembangkan potensinya tak sekedar memberi pengetahuan mekanis, tetapi juga harus menciptakan lingkungan yang aman, kondusif, nyaman, penuh cinta dan perhatian, serta dedikasi penuh. Meski bukan hal yang mudah, berikut ini beberapa cara menggali dan mengembangkan potensi Si Buah Hati yang bisa Bunda terapkan sehari-hari.

1. Mengenali Minat dan Bakat Si Buah Hati

Langkah pertama yang bisa Bunda lakukan untuk menggali dan mengembangkan potensi Si Buah Hati adalah dengan mengetahui minat dan bakatnya terlebih dahulu. Untuk yang satu ini, Bunda bisa mengobservasi aktivitas Si Buah Hati setiap harinya. Misalnya saat  bermain, Bunda menemukan Si Buah Hati sering kali berpura-pura menjadi dokter, guru, atau pilot. Besar kemungkinan bahwa beberapa peran itulah yang menarik minatnya.

2. Membantu Si Buah Hati untuk Mengeksplor Dunia

Selanjutnya, Bunda bisa mengeksplorasi lebih jauh dan menanyakannya langsung pada Si Buah Hati untuk memastikan minat mereka. Dengarkan respon Si Buah Hati dengan perhatian penuh, setelah itu, bantulah mereka untuk mengeksplorasi atau mendalami minatnya. Jika Si Buah Hati benar-benar tertarik untuk menjadi dokter atau pilot, Bunda bisa memberikan berbagai macam bacaan, video, atau jenis informasi lain yang sesuai dengan minat Si Buah Hati agar mereka lebih bersemangat untuk mewujudkannya.

Bunda juga bisa memberikan kesempatan pada Si Buah Hati untuk mengeksplorasi secara langsung, misalnya dengan mengajaknya tempat wisata edukatif yang memberikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk mencoba berbagai profesi yang ada di dunia. Pasti menyenangkan!

3. Memberikan Dukungan dan Pujian Atas Usaha Si Buah Hati

Jika Si Buah Hati mampu konsisten dan memiliki keinginan untuk terus belajar mendalami minatnya, orang tua perlu memberikan pujian dan apresiasi atas usahanya tersebut. Selain ucapan, Bunda juga bisa memberikan snack favorit Si Buah Hati setiap mereka berhasil melakukan sesuatu. Apresiasi dan pujian ini akan membuat Si Buah Hati merasa dihargai, dicintai, dan dianggap penting, sehingga mereka akan terpacu untuk belajar lebih semangat lagi.

4. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Tepat

Peran orang tua terhadap pendidikan anak sekaligus mengembangkan potensinya juga harus didukung dengan lingkungan belajar yang tepat. Lingkungan yang tepat akan membuat Si Buah Hati merasa aman dan nyaman saat belajar, sehingga mereka lebih mudah menyerap materi belajarya. Dengan begini, Si Buah Hati bisa lebih semangat, percaya diri, dan siap mengeksplorasi berbagai hal baru dalam hidupnya.

Tips Komunikasi yang Efektif Antara Orang Tua dan Anak

Bunda, setiap interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak merupakan bentuk dari komunikasi. Bentuk komunikasi yang terjadi menurut United Nations Children's Fund (UNICEF) bukan hanya soal kata-kata yang terucap, tetapi juga bisa berupa nada, tatapan mata, sentuhan fisik (pelukan dan ciuman) saat orang tua menyampaikan pesan pada Si Buah Hati. Cara orang tua berkomunikasi dengan Buah Hatinya tak hanya mengajarkan mereka cara berinteraksi dengan orang lain, tetapi juga merupakan  melatih perkembangan emosional dan bagaimana cara mereka membangun hubungan dalam kehidupannya.

Ada dua jenis komunikasi yang bisa dilakukan, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal merupakan cara kita dalam berkomunikasi menggunakan kata-kata, nada dan suara, serta dialek atau cara pengucapan kata yang dipahami Si Buah Hati. Lain halnya dengan komunikasi nonverbal, yaitu komunikasi yang disengaja dan tidak disengaja melalui bahasa tubuh, seperti ekspresi wajah, kontak mata, ruang pribadi, gerakan tangan, atau sentuhan fisik seperti pelukan.

Peran orang tua dalam tumbuh kembang anak bisa memberikan dampak yang positif jika pola komunikasi yang digunakan sudah tepat. Berikut ini tips komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak yang Bisa Bunda simak.

1. Menjadi Pendengar Aktif

Mendengarkan Si Buah Hati secara aktif dapat membuat mereka merasa dihargai, didengar, dan dipahami. Saat menjadi pendengar, Bunda bisa menggunakan gerakan tubuh seperti senyuman yang membesarkan hati atau anggukan yang menegaskan. Hal inilah yang bisa membantu menunjukkan bahwa Bunda benar-benar peduli terhadap apa yang disampaikan oleh Si Buah Hati.

Pastikan juga untuk menatap mata saat berdiskusi untuk membuat Si Buah Hati merasa lebih aman dan terhubung dengan orang tuanya. Tunjukkan bahwa Bunda benar-benar mendengarkan dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa?” “mengapa” dan “bagaimana”, sehingga kemampuan Si Buah Hati dalam berkomunikasi juga semakin meningkat.

2. Mendengarkan Secara Reflektif

Buktikan bahwa Bunda menaruh kepedulian pada apa yang disampaikan Si Buah Hati dengan mengulang kembali apa yang mereka katakana menggunakan kalimat yang berbeda. Misalnya saat mereka berkata “Aku nggak mau makan sayur lagi,” maka Bunda bisa merespons dengan, “Kamu nggak mau makan sayur?,”. Kondisi ini dapat memberikan ruang bagi Si Buah Hati untuk mengekspresikan emosinya tanpa harus merasa dihakimi.

3. Berbicara dengan Jelas

Saat berkomunikasi dengan Si Buah Hati, pastikan untuk menggunakan bahasa dan kalimat yang mudah mereka pahami. Hindari kata-kata atau kalimat yang berpotensi melukai hatinya. Menggunakan bahasa yang baik tak hanya dapat memberikan contoh positif bagi Si Buah Hati, tetapi juga bisa membuat mereka merasa dihargai dan dicintai orang tuanya.

4. Hindari ‘Menyuap’ Si Buah Hati

Menawarkan hadiah untuk membuat Si Buah Hati tidak rewel mungkin bisa membuat Bunda merasa memiliki control sepenuhnya atas anak, namun hal ini juga bisa menyebabkan ketidakpercayaan antara Bunda dan Si Buah Hati. Oleh karena itu, cobalah untuk menetapkan harapan yang jelas dan realistis atas apa yang Bunda ingin Si Buah Hati lakukan, berikan pujian atas perilaku baiknya, dan gunakan konsekuensi untuk mendorong perilaku yang lebih baik ketika diperlukan.

5. Bantu SI Buah Hati Mengekspresikan Perasaannya

Penting bagi anak-anak untuk belajar menyebutkan perasaannya agar kecerdasan emosionalnya dapat terlatih. Saat Si Buah Hati mengekspresikan perasaannya secara verbal, dengarkanlah dengan penuh perhatian dan empati, cobalah untuk memandang dari sudut pandang mereka. Namun jika mereka menyampaikan perasaannya melalui amukan atau tertawa, bantu jelaskan berbagai macam perasaan seperti bahagia, sedih, santai, terluka, takut, lapar, mengantuk, marah, dan masih banyak lagi.

6. Bersenang-senang Bersama

Cara memperkuat hubungan dan komunikasi antara orang tua dan anak selanjutnya adalah dengan bersenang-senang bersama dan menikmati percakapan ringan setiap harinya. Bunda bisa mengajak Si Buah Hati berdiskusi mengenai banyak hal, mulai dari minat, musik, buku favorit, atau sekedar bercanda bersama. Namun satu hal yang harus diingat adalah untuk tertawa bersama Si Buah Hati, bukan menertawakan mereka karena hal tersebut bisa melukai hatinya.

7. Memberikan Contoh yang Baik

Peran orang tua dalam mendidik anak adalah dengan menjadi contoh yang baik, sebab anak-anak selalu melihat dan mencontoh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pertimbangkan contoh apa yang ingin Bunda dan Ayah berikan. Jika ingin Si Buah Hati tumbuh sebagai pribadi yang sopan, percaya diri, mandiri, dan kreatif, maka sebaiknya berikanlah contoh yang sesuai dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

Pentingnya Dukungan Emosional dalam Perkembangan Potensi Anak

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali, memahami, mengatur, dan mengelola emosi dirinya sendiri dan mampu memahami perasaan orang lain. Hal ini sangatlah penting dalam kehidupan agar setiap orang mampu mengatasi konflik dengan baik, termasuk pada Si Buah Hati.

Dalam hal ini, peranan keluarga sangat penting dalam membentuk kecerdasan emosional pada Si Buah Hati, sebab mereka meniru perilaku kedua orang tuanya dan mempelajari bagaimana cara mengelola emosi dengan baik. Seorang anak yang memiliki kecerdasan emosional cenderung mampu untuk mengelola emosi negatif dalam dirinya, lebih terbuka untuk menceritakan emosinya kepada orang yang mereka percayai, dan mampu memahami emosi orang-orang di sekelilingnya.

Peran orang tua dalam tumbuh kembang anak yang juga sangat penting untuk dilakukan adalah memenuhi kebutuhan gizi hariannya dengan baik. Pemberian makanan bergizi seimbang, penerapan pola hidup sehat dalam keluarga, dan pemberian dua gelas susu setiap harinya dapat membantu Si Buah Hati semakin siap untuk mengembangkan potensinya. Salah satu pilihan susu yang bisa Bunda jadikan pertimbangan adalah DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. DANCOW FortiGro yang tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream, DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

-    Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Tinggi Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant & Cokelat kemasan box)
-    Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti Tinggi Zat besi, Zink, Vitamin A, C, & D
-    Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti Protein dan Kalsium.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.

Tak hanya untuk anak-anak usia sekolah, kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini juga dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Yuk, dukung kreativitas Si Buah Hati dan lengkapi persediaan DANCOW FortiGro di rumah sekarang juga!

Image Article
3 Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Menggali Potensi Diri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pengaruh Kurangnya Vitamin DHA untuk Anak Usia Sekolah

Published date

Dalam kehidupan sehari-hari, vitamin DHA untuk anak usia sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Pasalnya, pada masa ini anak-anak sedang berada dalam tahap pertumbuhan yang cukup pesat, baik secara fisik dan mental, sehingga kebutuhan gizinya harus dipenuhi dengan baik.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menjelaskan bahwa kurangnya asupan vitamin DHA untuk anak dapat menghambat perkembangan otak dan mengganggu fungsi penglihatan Si Buah Hati. Oleh karena itu, orang tua perlu menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan vitamin dan DHA yang memadai untuk mendukung proses belajar dan tumbuh kembang anak agar berjalan optimal.

Tanda-tanda Anak Kekurangan DHA

DHA merupakan komponen penting dalam membran sel tubuh yang dibutuhkan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan parau-paru, jantung, dan endokrin (jaringan yang memproduksi dan melepas hormon) agar dapt bekerja dengan optimal. Saat kebutuhan vitamin DHA untuk anak tidak terpenuhi dengan baik, maka kondisi ini dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi tubuh, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Sulit Konsentrasi dan Daya Ingat Lemah 

Seperti yang kita ketahui, DHA berkaitan erat dengan perkembangan otak manusia dan sudah ada sejak janin di dalam kandungan. Asupan vitamin DHA untuk anak yang kurang memadai pada anak-anak usia sekolah dapat memberikan dampak negatif bagi mereka, mulai dari kesulitan berkonsentrasi, anak-anak memiliki daya ingat yang lemah, dan kesulitan untuk memahami materi belajar dengan optimal.

2. Kulit kering dan mudah iritasi

Bagi tubuh manusia, DHA mampu membantu menjaga kelembapan kulit tubuh yang dapat mencegah kulit kering dan mengalami iritasi. Saat seorang anak kekurangan DHA, maka ia cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kulit, seperti iritasi dan kulit kering yang memicu Si Buah Hati untuk menggaruknya dengan kasar akibat sensasi rasa gatal yang ditimbulkan. Kekurangan DHA juga dapat memicu timbulnya jerawat pada kulit tubuh.

3. Cenderung Lebih Mudah Mengalami Stres

Pada dasarnya, asam lemak Omega 3 merupakan komponen penting yang terdapat dalam otak dan memiliki efek pelindung saraf serta anti-inflamasi. Bahkan, asupan lemak Omega 3 yang memadai dapat membantu mengobati penyakit neurodegeneratif dan gangguan otak. Sebaliknya, seorang anak yang kekurangan DHA akan cenderung lebih mudah mengalami stress, depresi, dan kesulitan untuk mengontrol emosinya saat melakukan rutinitas hariannya.

4. Mata Kering

Asam lemak Omega 3 memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan mata. Saat seorang anak kekurangan DHA, maka ia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gejala mata kering dan cukup sering mengalami iritasi mata yang tidak biasa.

Baca Juga: Pilihan Susu untuk Anak Sekolah

Dampak Negatif Kekurangan DHA terhadap Konsentrasi dan Kemampuan Belajar

Selama masa bayi dan pertumbuhan anak-anak, DHA memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan fungsi jaringan otak. DHA perlu terakumulasi dalam sistem saraf pusat agar mata dan otak Si Buah Hati dapat berkembang secara normal dan optimal. Selain penting untuk mendukung proses belajar di sekolah, hal ini juga baik untuk melatih Buah Hati dalam membuat perencanaan, pemecahan masalah, perkembangan sosial, emosional, dan perilakunya.

Seorang anak yang kebutuhan vitamin DHA untuk anak tidak dicukupi dengan baik cenderung mengalami kesulitan dalam proses belajar (sulit menyerap materi belajar), mengalami ADHD atau sulit berkonsentrasi, dan beberapa gangguan lainnya seperti gangguan penglihatan. Hal inilah yang akhirnya Si Buah Hati kesulitan dalam mencapai prestasi akademik yang diinginkan dan proses tumbuh kembangnya tidak sesuai dengan anak seusianya.

Cara Mengatasi Kekurangan DHA dengan Asupan Nutrisi yang Tepat

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan bahwa pada dasarnya DHA sudah terakumulasi dalam otak janin selama masa kehamilan dan akan berlanjut untuk mengoptimalkan perkembangan otak bayi setelah lahir.

Kebutuhan harian vitamin DHA untuk anak akan sangat berbeda sesuai usianya. Jika anak-anak usia 2—4 tahun membutuhkan 100—150 mg DHA per hari, maka lain halnya dengan anak-anak usia sekolah yang membutuhkan sekitar 250—500 mg DHA setiap harinya. Meski tubuh manusia dapat memproduksi DHA sendiri, sayangnya jumlahnya tidak memadai untuk mendukung tumbuh kembang secara optimal.

Oleh karena itu, cara mengatasi kekurangan DHA yang paling tepat adalah dengan memberikan makanan bergizi sumber DHA seperti ikan laut (salmon, kerang, tiram, makarel), daging dari hewan yang diberi makan rumput, telur, dan susu yang diperkaya Omega 3.

Selain makanan sumber DHA, berikut ini beberapa jenis vitamin yang baik dikonsumsi oleh anak-anak usia sekolah:

-    Vitamin A untuk menjaga kesehatan mata, kulit, dan meningkatkan sistem imun tubuh.
-    Vitamin B untuk meningkatkan kesehatan metabolisme tubuh. Ada 8 jenis vitamin B yang harus dipenuhi, yaitu Vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3 (niacin), vitamin B5 (pantothenic acid), vitamin B6, vitamin B7 (biotin), vitamin B9 (asam folat), dan vitamin B12.
-    Vitamin C untuk memproduksi kolagen sebagai salah satu protein yang berperan dalam menjaga kesehatan kulit, penyembuhan luka, dan memperkuart pembuluh darah. Selain itu, vitamin C juga berperan sebagai zat kimia otak yang berfungsi mengirim sinyal antar saraf.
-    Vitamin D yang berfungsi membantu penyerapan kalsium untuk mendukung pertumbuhan tulang dan kesehatan gigi anak-anak usia sekolah. Tak hanya itu saja, vitamin D juga dapat membantu meningkatkan sistem imun dalam melawan infeksi. 
-    Vitamin E yang berperan sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan sekaligus meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Jika Bunda sedang mencari susu yang diperkaya Omega 3, vitamin, serta mineral yang baik untuk mendukung proses belajar Si Buah Hati, DANCOW FortiGro bisa dijadikan pilihan.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan Zat Besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati.

DHA adalah asam lemak esensial penting untuk perkembangan otak, sementara Zat Besi berperan membawa oksigen dalam darah untuk menjaga konsentrasi dan daya tahan tubuh. Sayangnya, anak usia 6—8 tahun hanya mencukupi 67,2% kebutuhan zat besi harian mereka. DANCOW FortiGro hadir untuk bantu melengkapi 30% kebutuhan Zat Besi harian dengan mengonsumsinya sebanyak dua kali sehari, pada pagi dan malam hari sebelum tidur.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Tinggi Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant & Cokelat kemasan box)
  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti Tinggi Zat besi, Zink, Vitamin A, C, & D
  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti Protein dan Kalsium.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.

Image Article
Pengaruh Kurangnya Vitamin DHA untuk Anak Usia Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Mengenalkan Macam-macam Emosi Pada Anak

Published date

Bunda mungkin penasaran, kenapa sih pengenalan emosi ke anak penting? Mungkin selama ini Bunda masih menganggap jika anak marah, menangis atau berteriak itu hal yang wajar. Namun ternyata orangtua perlu membantu Si Buah Hati untuk mengenali emosi dan meluapkannya dengan tepat.

Ibaratnya, orang dewasa saja bisa kesal jika merasa tidak dimengerti, apalagi anak yang belum tahu cara mengenali perasaannya sendiri. Inilah pentingnya mengenalkan macam-macam emosi pada anak. Supaya Si Buah Hati dapat mengungkapkan perasaan, Bunda bisa mengenalkan jenis perasaan dan emosi yang tepat.

Lalu, bagaimana cara mengenalkan emosi pada anak? Apa manfaat mengenalkan emosi pada anak? Yuk simak artikel berikut ini!

Pentingnya Mengenalkan Macam-macam Emosi pada Anak

Pengelolaan emosi adalah suatu proses merubah pengalaman emosional, ekspresi, reaksi fisiologi, dan situasi yang memunculkan emosi tersebut. Hal itu untuk menghasilkan respons yang sesuai dengan tuntutan yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan.1

Banyak orang tua salah mengartikan tangisan dan emosi Si Buah Hati. Tak sedikit yang justru meminta anak untuk tidak mengekspresikan emosinya atau keliru dalam membantu anak mengelola emosi. Jika hal ini dilakukan, anak jadi tidak mampu mengenali emosi yang dirasakan dan kerap keliru mengekspresikannya.

Hal ini berakibat anak gagal mengerti apa yang dirasakan dan tidak mampu mengontrol dan mengekspresikan emosinya dengan pas. Emosi biasanya ditunjukkan anak dalam perilaku terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami.

Sederhananya, emosi merupakan perasaan yang dirasakan seperti rasa senang, marah, sedih, takut, marah, jijik, jengkel dan lain sebagainya. Pada anak usia dini, kemampuan mengelola emosi bertujuan untuk dapat mengenali, memahami, mengekspresikan, dan mengendalikan beragam emosi yang dirasakan dengan baik dan benar.

Lalu apa pentingnya mengenalkan macam-macam emosi pada anak? Anak yang paham emosinya akan lebih mampu mengendalikan cara mengekspresikannya serta punya kepekaan terhadap perasaan orang lain. Dengan demikian, anak dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan.2

Baca Juga: Apa Saja Kandungan Nutrisi DANCOW 1+? Cek di Sini!

Cara Mengenalkan Emosi pada Anak

Saat berusia dua tahun, anak sejatinya sudah bisa dikenalkan dengan jenis perasaan dasar seperti senang, sedih, takut atau marah. Bunda juga dapat menerangkan perasaan yang lebih rumit seperti malu atau kecewa seiring bertambahnya usia.

Sebuah riset Sociology of Development menunjukkan anak yang memahami emosi cenderung tidak bertindak dengan menggunakan amarah, agresif, dan membangkang untuk mengekspresikan diri.3 Berikut tips mengenalkan emosi pada anak yang mudah dipahami.

1. Bicara tentang Perasaan

Bunda bisa menunjukkan kepada anak bagaimana menggunakan kata-kata perasaan dalam kosakata sehari-hari mereka. Bunda dapat mencontohkan bagaimana mengungkapkan perasaan dengan mengambil kesempatan untuk membagikan perasaan sendiri. Seperti, “Bunda merasa sedih karena kamu tidak mau berbagi mainan dengan temanmu. Bunda yakin dia juga sedih.”

2. Diskusi lewat Buku atau Acara TV

Ajari anak usia 1-3 tahun dengan perasaan dasar seperti senang, marah, sedih, dan takut. Anak-anak yang lebih besar bisa belajar emosi yang lebih kompleks seperti rasa frustrasi, kecewa, dan gugup.

Bunda juga bisa membantu anak-anak belajar tentang emosi lewat karakter dalam buku atau acara TV. Bunda bisa mengawalinya dengan bertanya, "Kira-kira, apa yang dirasakan tokoh itu ya?"

Hal ini secara tidak langsung dapat mengajarkan empati pada SI Buah Hati. Anak berpikir bahwa dunia berputar di sekitar mereka, sehingga dapat menjadi pengalaman yang membuka mata bagi mereka untuk mengetahui bahwa orang lain juga punya perasaan.4

3. Pakai Emoji

Ketika anak sedang kesal dan menggerutu tidak jelas, janganlah memarahinya. Anak masih dalam tahap awal belajar menghubungkan sensasi tubuh dan pikiran dengan kosa kata perasaan. Alih-alih menjelaskan dengan bahasa orang dewasa, Bunda dapat membuat bagan perasaan dengan emoji yang disukai anak-anak.

Hal itu dapat mengajarkan anak bagimana mengenali ekspresi wajah yang berkolerasi dengan perasaan. Jika anak tidak dapat menyebutkan nama perasaan yang mereka alami, mereka dapat memilih ekspresi yang cocok dengan perasaan tersebut.5

4. Manfaatkan Makan Malam

Bunda dapat membuat kebiasaan untuk saling bercerita di sela makan malam. Dengan cara itu, Si Buah Hati dapat didorong untuk bercerita tentang apa yang membuat mereka marah dan senang pada hari itu. Bunda dapat menyampaikan perasaan apa yang dirasakan setiap hari, seperti perasaan bahagia dan lain sebagainya.

Jika anak sulit diajak ngobrol saat makan malam, ruang cerita bisa dilakukan menjelang tidur saat Bunda meninabobokan anak.

5. Permainan Mengenali Perasaan

Mau hal yang lebih mengasyikkan? Bunda dapat membuat permainan “tebak perasaan” bersama Si Buah Hati. Bunda dapat bergantian membuat ekspresi wajah dan masing-masing harus menebak perasaan apa yang sedang ditunjukkan.

Ini akan membantu pada dua tingkat. Pertama, ini membantu anak menyesuaikan ekspresi wajah dengan berbagai emosi. Kedua, ini membantu mereka menyesuaikan ekspresi wajah mereka dengan emosi juga. Mainkan permainan di dekat cermin, sehingga anak dapat melihat secara visual berbagai ekspresi mereka.6

Kecerdasan bukan saja pintar akademis, namun apabila si Buah Hati cerdas emosional. Sehingga, penting mengenalkan macam-macam emosi pada anak. Jika Si Buah Hati sudah dapat mengenali dan mengungkapkan perasaannya sendiri, komunikasi Bunda dengan anak tentu bakal lebih lancar.

Selain itu, Bunda juga bisa memberikan DANCOW 1+ Imunutri sebagai tambahan asupan gizi Si Buah Hati. DANCOW 1+ Imunutri memiliki kandungan DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6 yang diformulasikan khusus untuk anak usia 1-3 tahun agar tumbuh cerdas.
 

 

Sumber:

  1. Melatih Pengelolaan Emosi Pada Anak - Kemkes RI. Retrieved May 29 2024 from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3125/melatih-pengelolaan-emosi-pada-anak
  2. Membantu Anak Mengenali Perasaan Dan Mengelola Emosi - PAUDPEDIA. Retrieved May 29 2024 from https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/membantu-anak-mengenali-perasaan-dan-mengelola-emosi?do=MTY1NC0yMTViYzE1MA==&ix=NDctNGJkMWM0YjQ=
  3. Dunsmore, J. C., Booker, J. A., & Ollendick, T. H. (2013). Parental Emotion Coaching and Child Emotion Regulation as Protective Factors for Children with Oppositional Defiant Disorder. Social development (Oxford, England), 22(3), 10.1111/j.1467-9507.2011.00652.x. https://doi.org/10.1111/j.1467-9507.2011.00652.x
  4. How to Teach Kids About Their Feelings - Verywell Family. Retrieved May 29 2024 from https://www.verywellfamily.com/how-to-teach-kids-about-feelings-1095012
  5. 4 Big Emotions to Talk About With Little Kids - Parents. Retrieved May 29 2024 from https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/intellectual/list-of-emotions-to-talk-about-with-kids/
  6. A Step by Step Guide to Help Toddlers Express Their Feelings - AT: Parenting Survival for All Ages. Retrieved May 29 2024 from https://www.anxioustoddlers.com/teach-your-toddler-to-express-feelings/
Image Article
Pentingnya Mengenalkan Macam-macam Emosi Pada Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ciri-Ciri Anak Pintar: Apa yang Perlu Bunda Perhatikan?

Published date

Bunda, sebagai orang tua tentu ingin Si Buah Hati tumbuh menjadi anak yang pintar. Tidak hanya dapat belajar dengan baik di sekolah, namun juga demi masa depan Si Buah Hati yang lebih baik.

Karenanya, tidak ada salahnya Bunda mengetahui apa saja sih ciri-ciri anak pintar? Cari tahu juga cara mendukung anak pintar agar dapat berkembang optimal dan sesuai harapan.

Memahami Definisi Anak Pintar

Anak pintar kerap disebut memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Kecerdasan sendiri merupakan kemampuan umum dalam memproses informasi, mempelajari, memahami, dan mencari solusi. Kecerdasan seseorang dapat turut mempengaruhi perilakunya sehari-hari.1

Lalu, faktor apa yang membuat anak pintar? Dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kepintaran atau kecerdasan seseorang yaitu faktor genetik atau keturunan, serta faktor lingkungan.

Hasil penelitian banyak yang menunjukkan kaitan komponen genetik dengan kecerdasan seseorang. Ada banyak komponen genetik yang berkontribusi pada kecerdasan, termasuk daya ingat dan kemampuan verbal.

Kecerdasan juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Hal-hal seperti lingkungan tempat tinggal, pola asuh, pendidikan, ketersediaan sarana belajar, hingga layanan kesehatan dan asupan gizi dapat berkontribusi terhadap kepintaran anak selama masa tumbuh kembangnya.

Meski masih menjadi perdebatan mana yang lebih berpengaruh antara genetik dan lingkungan, kedua faktor tersebut tidak bisa dipisahkan dari kepintaran seseorang.2

Baca Juga: Ciri-ciri Anak Pintar dan Cerdas

Mengenali Ciri-ciri Anak Pintar

Setelah memahami definisi dan faktor yang membentuk kepintaran anak, selanjutnya Bunda perlu mengenali apa saja ciri-ciri anak pintar.

Dengan mengenali ciri-ciri atau tanda anak pintar, Bunda bisa mengambil langkah yang tepat untuk mendukung potensi Si Buah Hati.
Beberapa tanda anak pintar yang perlu Bunda perhatikan, di antaranya:

1. Memiliki minat belajar yang tinggi

Anak pintar cenderung bersemangat untuk belajar. Tidak hanya itu, anak juga akan mengeksplorasi materi secara lebih mendalam.

2. Lebih cepat menguasai hal baru

Jika Si Buah Hati mampu mempelajari dan menguasai hal baru dengan lebih cepat kemungkinan merupakan anak yang pintar. Anak mungkin mampu memproses informasi baru dan kompleks dengan lebih cepat.3

3. Mampu berpikir kreatif dan berimajinasi

Anak pintar umumnya memiliki ide-ide yang kreatif. Selain itu, memiliki imajinasi yang tinggi dan mampu menjelaskannya dengan baik.

4. Lebih aktif

Anak pintar juga cenderung lebih aktif dibandingkan teman sebayanya. Tidak hanya aktif bergerak seperti saat bermain, namun juga aktif mencari tahu hal yang tidak diketahuinya, seperti dengan bertanya kepada orang dewasa.

5. Lebih fokus dan daya konsentrasi tinggi

Berbeda dengan anak pada umumnya yang mudah teralihkan, anak pintar cenderung lebih fokus saat mengerjakan sesuatu dan mampu berkonsentrasi lebih lama. Sehingga tidak mudah terganggu atau teralihkan pada hal lain.

6. Lebih sensitif dan peka

Anak-anak biasanya belum terlalu peka terhadap perasaan orang lain. Namun berbeda dengan anak pintar yang lebih sensitif dan dapat berempati. Hal ini juga membuat anak lebih peka dan mudah merasa sakit hati sehingga perlu mendapat dukungan emosional.4

7. Kemampuan mengatasi masalah dengan lebih baik

Saat dihadapkan pada suatu masalah, anak pintar akan dapat memikirkan solusi untuk permasalahan tersebut dengan lebih baik.5

Cara Mendidik Anak Pintar

Peran Bunda sebagai orang tua adalah mendukung Si Buah Hati agar dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Untuk mendidik anak pintar, beberapa cara yang dapat Bunda lakukan, di antaranya:

●    Berikan kasih sayang yang melimpah kepada anak dalam setiap tindakan. Orang tua merupakan sandaran bagi anak dan harus bisa diandalkan.
●    Mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Mendidik anak pintar harus siap dengan segala pertanyaannya. Tanggapi dan beri perhatian pada setiap rasa ingin tahu anak.
●    Berikan anak waktu untuk bermain. Karena bermain adalah dunia anak dan cara anak untuk belajar dan berkembang.
●    Berikan stimulasi yang tepat untuk anak.6 Menyediakan buku bacaan atau membacakan dongeng bisa menjadi cara stimulasi anak agar pintar. Mengajari anak bersepeda juga bisa menjadi stimulasi motorik agar anak cerdas. Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus-menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka ia akan mempunyai kecerdasan yang majemuk.
●    Memperhatikan asupan gizi anak. Berikan makanan dan minuman bergizi seimbang setiap hari untuk mendukung tumbuh kembangnya. Selain itu, pastikan anak cukup beristirahat dan tetap aktif bergerak.7

Selain asupan makanan dan minuman bergizi setiap hari, Bunda juga dapat memberikan susu pertumbuhan sebagai pelengkap gizi anak, seperti susu DANCOW 5+ Imunutri.

Susu DANCOW 5+ Imunutri diformulasikan untuk anak usia prasekolah 5-6 tahun. Dengan kandungan gizi penting, seperti vitamin A, C, E, serta vitamin D, juga diperkaya kalsium, zat besi, zink, DHA, dan Omega 3 & 6 yang akan bantu Si Buah Hati tumbuh cerdas.
Setelah mengetahui ciri-ciri anak pintar dan cara mendidiknya, semoga informasi yang diberikan dapat membantu Bunda mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati ya!

 

 

Sumber:

  1. What Makes Kids Intelligent? - Web MD. Retrieved May 27 2024 from https://www.webmd.com/baby/features/what-makes-kids-intelligent
  2. Is intelligence determined by genetics? - Medline Plus. Retrieved May 27 2024 from https://medlineplus.gov/genetics/understanding/traits/intelligence/
  3. What Are Signs of Genius? - Web MD. Retrieved May 27 2024 from https://www.webmd.com/balance/what-are-signs-of-genius
  4. Gifted kids: Signs to look for - Baby Center. Retrieved May 27 2024 from https://www.babycenter.com/child/gifted-children/how-to-tell-if-your-preschooler-is-gifted_65003
  5. What Are Signs of Genius? - Web MD. Retrieved May 27 2024 from https://www.webmd.com/balance/what-are-signs-of-genius
  6. Pentingnya Stimulasi Bermain untuk Merangsang Kecerdasan Multipel. IDAI. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-stimulasi-bermain-untuk-merangsang-kecerdasan-multipel
  7. How to Raise Intelligent Kids - Psychology Today. Retrieved May 27 2024 from https://www.psychologytoday.com/us/blog/going-beyond-intelligence/202107/how-raise-intelligent-kids
Image Article
Ciri-Ciri Anak Pintar_Apa yang Perlu Bunda Perhatikan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Perkembangan Bayi 10 Bulan: Apa Saja yang Perlu Bunda Ketahui?

Published date

Bunda, menginjak usia 10 bulan, Si Buah Hati mungkin sudah bisa merangkak atau bahkan berdiri. Genggaman tangannya juga sudah kuat, termasuk ketika melempar mainannya.

Lebih menariknya, anak pada usia ini akan memperlihatkan kepribadiannya, seperti menunjukkan suka atau tidak suka dengan suara dan wajahnya.

Lalu, apa saja perkembangan bayi 10 bulan, mulai dari perkembangan fisik, motorik, sampai kemampuan Bahasa? Semua aspek ini penting untuk dipantau. Yuk, kita bahas satu per satu agar Bunda lebih siap dalam mendukung pertumbuhan Si Buah Hati.

Perkembangan Bayi 10 Bulan

Bayi usia 10 bulan sedang asik-asiknya bereksplorasi dengan kemampuan motorik, kognitif, emosional, hingga bahasa. Berikut adalah milestones bayi 10 bulan yang Bunda perlu perhatikan.

Perkembangan Fisik

Pada usia 10 bulan, perkembangan fisik si Buah Hati biasanya akan mulai melambat meskipun sudah tumbuh signifikan hingga bertambah dua kali lipat dari saat mereka lahir.1

Perlambatan itu disebabkan karena Si Buah Hati semakin banyak bergerak, pernah mengalami sakit, hingga asupan nutrisi dari makanan padat yang diperlukan mungkin belum mencukupi kebutuhan gizinya yang sekarang bertambah.

Menurut Standar Antropometri Anak Kemenkes RI, berat bayi pada usia ini biasanya sekitar 8,2-10,2 kg untuk bayi laki-laki dan 7,5-9,6 kg untuk perempuan.2

Kemudian, tinggi badan bayi pada usia 10 bulan sekitar 71-75,6 cm untuk bayi laki-laki dan 69-73,9 cm untuk perempuan.

Dari penampakan fisik, mereka akan tampak seperti balita ketimbang bayi, terutama saat berdiri. Selain itu, gigi pertama mereka juga akan mulai tumbuh.

Perkembangan Motorik

Perkembangan bayi 8 bulan sampai 12 bulan juga ditandai dengan keterampilan menggerakkan anggota tubuh atau biasa disebut kemampuan motorik.

Pada usia ini, Si Buah Hati bisa merangkak, beranjak dari posisi duduk ke berdiri, jongkok sambil berpegangan atau duduk kembali, dan berjalan berkeliling sambil berpegangan pada furnitur sekitar rumah.3

Dalam waktu tidak lama, Si Buah Hati juga akan mulai mengambil langkah pertamanya tanpa berpegangan.

Untuk kemampuan motorik halus, si Buah Hati sudah bisa mengambil benda menggunakan jari dan telunjuknya serta menggenggam mainan dan melemparkannya.

Baca Juga: Jadwal dan Takaran Tepat Memberikan DANCOW 1+

Perkembangan Sosial dan Emosional

Pada usia 10 bulan, si Buah Hati akan menunjukkan kepribadiannya, seperti tersenyum pada semua orang yang ia temui atau mungkin bersembunyi dengan malu-malu.4

Si Buah Hati juga akan mengulangi suara, memberi isyarat untuk meminta perhatian, bahkan mungkin melambaikan tangan saat ada orang yang mendatanginya.

Hal itu terjadi karena si Buah Hati sering meniru tindakan dan ekspresi orang dewasa di sekitarnya.

Wajahnya juga lebih ekspresif, seperti tersenyum, tertawa, atau menangis untuk menunjukkan kebutuhannya.

Perkembangan Bahasa

Perkembangan bayi 10 bulan ditandai dengan kemampuan meniru yang semakin jelas, termasuk dalam menirukan suara.

Celotehan si Buah Hati juga berkembang menjadi kata-kata, seperti "papa" dan "mama" atau seruan tertentu, seperti "uh-oh!".

Selain sering mengoceh dan membuat suara-suara, si Buah Hati sudah bisa merespons permintaan verbal sederhana.

Mereka juga menjadi terampil dalam melakukan gerakan, seperti menggelengkan kepala atau melambaikan tangan untuk mengucapkan selamat tinggal.5

Si Buah Hati juga mungkin mengenali kata “tidak” atau “ayo” hingga merespons ketika dipanggil.

Apa yang Normal dan Perlu Diperhatikan?

Bunda, setiap bayi berkembang dengan kecepatan yang berbeda sehingga tidak perlu khawatir jika Si Buah Hati belum mencapai beberapa milestones di atas.

Namun, ada beberapa tanda yang perlu Bunda perhatikan dan mungkin konsultasikan dengan dokter anak.

Tidak Merangkak

Beberapa bayi diketahui tidak pernah merangkak sama sekali dan sering kali hal ini bukan merupakan tanda keterlambatan merangkak untuk dikhawatirkan.

Jika mereka bisa berdiri dengan berpegangan pada kursi, berpindah dari perabot ke perabot lain, hingga berpindah atau bergeser dengan pantat, perkembangan motorik kasar si Buah Hati dianggap normal.

Namun, jika si Buah Hati menunjukkan tanda-tanda keterlambatan di area lain dalam perkembangan motorik kasar dan fisik, mungkin ada alasan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.6

Tidak Menunjukkan Emosi

Bayi umumnya bisa sangat emosional. Namun, Bunda perlu memperhatikan jika ada reaksi emosi ekstrem dari si Buah Hati, misalnya tampak sangat cemas sepanjang waktu.

Begitu pula ketika mereka sangat takut dengan situasi baru dan enggan mencoba apa pun di luar zona nyaman. Tanda lainnya, seperti cepat marah, menangis dalam berbagai situasi yang berbeda, tampak lesu dan tidak termotivasi untuk mencoba hal baru.7

Tidak Merespons Kata-Kata atau Berceloteh

Bayi umumnya mengucapkan kata-kata pertama pada usia 9-12 bulan. Kemudian, perkembangan bicara yang masih wajar pada usia 11-14 bulan.

Jika pada usia ini bayi belum menunjukkan respons terhadap kata-kata, Bunda perlu memperhatikan tanda-tanda serius, seperti tidak menanggapi nama, tidak memberi isyarat untuk berkomunikasi, tidak mendengar atau memahami pembicaraan ketika diajak bicara, keterampilan berbicara atau bahasa yang diperoleh sebelumnya hilang, tidak dapat meniru suara dan mengoceh.

Cara Mendukung Perkembangan Bayi 8-10 Bulan

Jika merasa ada yang tidak biasa dengan perkembangan Si Buah Hati, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter anak. Untuk mendukung perkembangannya, berikut beberapa cara yang bisa dicoba, termasuk stimulasi bayi 8 bulan agar cerdas.

Aktivitas Motorik

Ada banyak cara mendukung stimulasi motorik bayi 8 bulan agar cerdas, baik untuk motorik kasar maupun halus.

Bunda bisa memberikan banyak waktu bermain di lantai untuk mendorong merangkak dan bergerak, membiarkan mereka makan sendiri, hingga bermain cilukba.8

Stimulasi Kognitif

Bunda mungkin penasaran apa tanda bayi cerdas usia 8 bulan hingga 10 bulan yang dapat Bunda dukung perkembangannya. Bunda bisa mengamati tanda-tanda kecerdasan berikut, apakah si Buah Hati memiliki tingkat fokus yang tinggi, tertarik ketika dibacakan buku, mencapai tahap perkembangan lebih awal, rasa ingin tahu tinggi, hingga mampu menyelesaikan masalah saat bermain.9

Beberapa cara menstimulasi perkembangan kognitif anak, bisa dengan melatih kemampuan penglihatan dengan belajar membandingkan ukuran benda, melatih kemampuan fisik dengan banyak bermain bersama secara fisik, hingga melatih perbedaan tekstur, bahasa, dan angka.10

Stimulasi Bahasa

Ada banyak cara untuk menstimulasi perkembangan bayi 10 bulan, khususnya kemampuan bahasa, seperti membacakan buku cerita sederhana setiap hari dan mengajak bicara si Buah hati.

Bunda juga bisa mengajaknya bermain, seperti mengajaknya meniru suara, mengulangi dan membenarkan ucapannya, hingga merespons ucapan atau ketertarikan si Buah Hati pada sesuatu.11

Interaksi Sosial 

Meluangkan waktu bermain bersama si Buah Hati bisa melatih kemampuan sosial-emosional, seperti bermain mencari perbedaan atau menari bersama hingga keluar rumah untuk melihat lingkungan sekitarnya dan bertemu orang-orang baru.

Itulah penjelasan perkembangan bayi 10 bulan yang Bunda perlu perhatikan. Jangan lupa selalu berkonsultasi dengan dokter anak jika ada kekhawatiran. Semoga Bunda dapat membantu Si Buah Hati tumbuh dengan bahagia dan sehat!

 

 

Sumber:

  1. Your baby's growth and development — 10 months old - Pregnancy, Birth, Baby. Retrieved at 27/5/2024), from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/babys-growth-and-development-10-months-old#
  2. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660894423_735923
  3. Baby Development: Your 10-Month-Old - WebMD. Retrieved 27/5/2024 from https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-development-10-month-old
  4. Your 10 month old's development - Baby Centre. Retrieved 27/5/2024 from https://www.babycentre.co.uk/a714/your-10-month-olds-development
  5. Infant development: Milestones from 10 to 12 months - Mayo Clinic. Retrieved 27/4/2024 from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/infant-development/art-20047380
  6. Why Does my Baby Have a Crawling Delay? - FDNA Health. Retrieved 27/4/2024 from https://fdna.health/knowledge-base/why-does-my-baby-have-a-crawling-delay/
  7. Warning signs of emotional development problems - Baby Centre. Retrieved 27/4/2024 from https://www.babycentre.co.uk/a25014671/warning-signs-of-emotional-development-problems
  8. Learning, Play, and Your 8- to 12-Month-Old - Kids Health. Retrieved 27/4/2024 from https://kidshealth.org/en/parents/learn812m.html
  9. 18 Signs of Intelligent Baby - Parenting First Cry. Retrieved 27/4/2024 from  https://parenting.firstcry.com/articles/15-signs-of-intelligent-baby/
  10. 50 Simple Ways to Make Your Baby Smarter - Parents. Retrieved 27/4/2024 from  https://www.parents.com/baby/development/intellectual/50-simple-ways-to-make-your-baby-smarter-0/
  11. Language and play: babies - Raising Children. Retrieved 27/4/2024 from https://raisingchildren.net.au/babies/play-learning/play-baby-development/talking-play-babies
Image Article
Perkembangan Bayi 10 Bulan_Apa Saja yang Perlu Bunda Ketahui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Anak Cerdas Memiliki Kemampuan Konsentrasi Tinggi? Ini Penjelasannya!

Published date

Hingga saat ini, pertanyaan mengenai apakah anak cerdas memiliki kemampuan konsentrasi yang tinggi seringkali menjadi bahan diskusi di kalangan orang tua. Sebagian orang berpendapat bahwa kecerdasan Si Buah Hati secara langsung berkaitan dengan kemampuannya untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu yang panjang. Namun ada juga yang beranggapan bahwa kecerdasan Si Buah Hati diturunkan dari kedua orang tuanya. Lantas, apakah anggapan ini benar adanya? Simak penjelasannya berikut ini.

Hubungan Antara Kecerdasan dan Kemampuan Konsentrasi Tinggi

Sebelum memahami lebih lanjut mengenai hubungan kecerdasan anak dan konsentrasi tinggi, penting untuk mengetahui berbagai faktor yang memengaruhi kecerdasan dari Si Buah Hati. Pada dasarnya kecerdasan atau IQ (intelligence quotion) ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan.

Menurut informasi dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kecerdasan dan kemampuan konsentrasi adalah dua aspek kognitif yang sering dianggap saling berhubungan. Kecerdasan, yang mencakup kemampuan untuk memecahkan masalah, berpikir kritis, dan memahami konsep kompleks, memang dapat mendukung kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi. Ciri anak cerdas dengan konsentrasi tinggi antara lain sebagai berikut:

  1. Memiliki ingatan yang tajam, baik ingatan jangka pendek maupun jangka panjang.
  2. Memiliki respon yang baik terhadap lingkungan sekitarnya. Misalnya dengan cepat menolong saat melihat temannya terjatuh saat main bersama di sekolah.
  3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Si Buah Hati cenderung mampu untuk berkomunikasi dua arah dengan orang lain.
  4. Mencapai milestone lebih awal dibanding anak seusianya. Misalnya lebih cepat duduk, berjalan, berdiri, membaca, dan kemampuan lainnya.
  5. Memiliki kemampuan untuk memahami sesuatu dengan cepat.
  6. Cenderung suka menyendiri, sibuk dengan kegiatannya, dan kreatif.
  7. Memiliki sifat keras kepala, namun disertai dengan beberapa sifat lain seperti percaya diri, keberanian yang baik, dan selalu tertarik untuk mencoba hal baru.
  8. Memiliki kemampuan untuk fokus terhadap suatu hal sejak dini.
  9. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
  10. Karakteristik anak cerdas selanjutnya adalah memiliki minat yang kuat dan jeli terhadap suatu hal yang belum tentu dipahami oleh anak seusianya, bahkan orang dewasa.

Baca Juga: Ide Menu Sarapan Anak

Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsentrasi

Pada umumnya, tingkat konsentrasi pada Si Buah Hati akan sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa faktor yang memengaruhi tingkat konsentrasi Si Buah Hati:

1. Kecemasan atau stres pada anak

Kondisi ini biasanya terjadi karena Si Buah Hati melakukan banyak tugas atau fokus pada banyak hal sekaligus. Saat kecemasannya meningkat, maka mereka akan merasa kesulitan untuk fokus. Beberapa tanda Si Buah Hati mengalami gejala kecemasan atau stres antara lain:

  • Malas untuk sekolah

  • Sulit berkonsentrasi saat menyelesaikan tugas sekolah

  • Terjadi perubahan perilaku jangka pendek, misalnya perubahan suasana hati atau bertingkah tidak seperti biasanya

  • Menghabiskan banyak waktu sendirian

2. Pola makan sehari-hari

Apa yang dikonsumsi oleh Si Buah Hati setiap harinya memberikan dampak yang sangat besar terhadap konsentrasi belajar yang mereka miliki. Pola makan yang tidak sehat dan seimbang serta jarang melakukan aktivitas fisik membuat anak merasa kesulitan untuk fokus pada apa yang mereka kerjakan. Sebaliknya, rutin mengonsumsi makanan dan minuman bergizi terutama yang kaya akan DHA, zat besi, dan omega 3 bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh yang dapat mendukung proses belajarnya.

3. Gangguan eksternal

Lingkungan di sekitar Si Buah Hati, mulai dari gawai, ruang belajar yang berantakan, ruangan kelas yang berisik, dan teman sekelas yang cukup cerewet juga bisa memengaruhi konsentrasi belajar anak SD.

4. Kelelahan

Rasa lelah yang berlebihan juga bisa memengaruhi konsentrasi anak sekolah. Umumnya, kondisi ini banyak dialami oleh Si Buah Hati yang memiliki banyak aktivitas, sehingga hanya memiliki sedikit waktu istirahat setiap harinya.

5. Rasa bosan dan kurangnya tantangan

Bagi beberapa anak, mata pelajaran yang mereka dapatkan di sekolah tidak cukup menantang, sehingga dapat menyebabkan hilangnya minat untuk mempelajarinya lebih lanjut. Umumnya kondisi ini banyak dialami oleh Si Buah Hati yang memiliki kemampuan dalam memahami konsep lebih cepat dibanding anak lainnya, sering mendapatkan nilai yang tinggi, mudah memahami materi namun tetap mendapatkan nilai yang lebih rendah dibanding temannya, dan pada anak yang tidak menaruh minat untuk bersekolah.

Cara Tingkatkan Kemampuan Konsentrasi Anak

Setelah memahami hubungan kecerdasan anak dan konsentrasi tinggi, berikut ini beberapa cara mengoptimalkan kemampuan konsentrasi anak yang bisa Bunda simak:

  1. Menciptakan lingkungan belajar yang tenang dan nyaman. Jauhkan anak dari gawai, televisi, video game, atau mainan yang dapat mengganggunya selama belajar.
  2. Menjelaskan pentingnya untuk memberikan perhatian yang penuh ketika mengerjakan sesuatu. Daya fokus inilah yang mampu membantu mereka untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan.
  3. Menjadi pendengar yang baik dan aktif bagi Si Buah Hati. Cobalah untuk mempertahankan kontak mata, mengangguk setuju, dan ajukan pertanyaan lanjutan untuk menunjukkan bahwa Bunda terlibat sepenuhnya dalam percakapan dan benar-benar peduli dengan apa yang mereka katakan.
  4. Libatkan Si Buah Hati dalam kegiatan yang membutuhkan fokus dan konsentrasi. Beberapa permainan yang bisa dilakukan antara lain teka-teki, membaca, atau membuat kerajinan tangan. Aktivitas inilah yang dapat membantu Si Buah Hati mengembangkan keterampilan yang lebih baik.
  5. Mengakui dan memuji Si Buah Hati ketika mereka menunjukkan perilaku penuh perhatian. 

Pentingnya Asupan Gizi yang Tepat dan Seimbang untuk Dukung Konsentrasi

Anak usia sekolah membutuhkan konsentrasi yang cukup untuk dapat menyerap dan memperhatikan pelajaran dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memberikan menu sarapan bergizi yang mengandung nutrisi lengkap termasuk karbohidrat dan protein setiap paginya. Sarapan inilah yang menjadi sumber energi pertama yang dibutuhkan Si Buah Hati untuk mulai beraktivitas, sehingga tingkat fokus dan perhatiannya lebih tinggi.

Selain makanan bergizi, Bunda juga bisa memberikan susu untuk melengkapi kebutuhan gizi harian Si Buah Hati. Sebagai rekomendasinya, berikan DANCOW FortiGro dengan kombinasi unik DHA dan zat besi untuk bantu Si Buah Hati siap belajar.  

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan boks)
  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah atau pun dalam perjalanan.

Image Article
anak cerdas memiliki kemampuan konsentrasi yang tinggi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off