Adakah Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi?
22-10-2024
Menjalani peran sebagai orang tua pastinya selalu ingin yang terbaik bagi Si Buah Hati, termasuk dalam hal prestasi akademiknya di sekolah. Namun, masih banyak orang tua yang bertanya-tanya apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi anak? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Jenis Pola Asuh dan Dampaknya Terhadap Prestasi Anak
Anak yang mendapatkan pola asuh kurang baik dari orang tua cenderung memiliki prestasi belajar yang kurang baik, anak menjadi kurang bertanggung jawab, dan bersikap acuh terhadap tugas yang diberikan. Berikut ini empat jenis pola asuh menurut Jean Piaget seperti yang dilansir dari laman situs American Psychological Association.
1. Pola asuh permisif
Pola asuh gaya permisif akan memposisikan Bunda sebagai teman bagi Si Buah Hati. Umumnya orang tua permisif cenderung hangat, mengayomi anak-anaknya, dan memiliki tuntutan yang sangat rendah. Mereka akan memberikan kebebasan bagi anaknya untuk membuat keputusan sendiri dalam hidupnya dan menahan diri untuk tidak ikut campur kecuali anak-anak yang memintanya.
Positifnya, anak terlatih untuk membuat keputusan sendiri, memiliki harga diri yang baik, serta memiliki keterampilan sosial yang baik. Sayangnya, pola asuh ini bisa memicu masalah kesehatan seperti obesitas akibat anak bisa mengonsumsi berbagai makanan sesuka hati tanpa ada batasan dari orang tua.
Selain masalah kesehatan, anak-anak yang mendapatkan pola pengasuhan permisif juga cenderung lebih impulsif, banyak menuntut, egois, kurang bisa mengatur diri sendiri. Tuntutan orang tua yang sangat rendah membuat anak-anak menjadi kurang disiplin, sehingga mereka cenderung lebih sering melakukan kebiasaan negatif, seperti bebas menentukan waktu tidur, waktu bermain, makan, dan mengerjakan pekerjaan rumah.
2. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh ini disebut sebagai pola asuh anak paling ideal karena daya tanggap dan tuntutan sama-sama tinggi. Orang tua memiliki hubungan yang dekat dengan Si Buah Hati dan mendukung setiap hal positif yang mereka lakukan. Selain itu, orang tua juga selalu memberi penjelasan terlebih dahulu tentang dasar dari penerapan aturan serta menjelaskan sebab-akibat dari setiap perbuatan yang mungkin dilakukan oleh anak-anaknya.
Pola pengasuhan ini akan menghasilkan anak-anak yang bahagia, cakap, percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, mampu mengelola emosinya dengan baik. Hubungan pola asuh dan anak berprestasi dapat terlihat dari pola asuh yang satu ini, karena anak-anak cenderung memiliki prestasi akademik yang baik di sekolah. Hal ini dapat terjadi karena pola asuh otoritatif memberi rasa aman dan nyaman bagi anak, serta mengurangi konflik antara orang tua dan anak.
3. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter cenderung menerapkan komunikasi satu arah, di mana orang tua menetapkan aturan sangat ketat dan harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa ada ruang untuk bernegosiasi. Orang tua menuntut anak untuk menjunjung tinggi standar-standar yang sudah ditentukan tanpa melakukan kesalahan. Saat anak-anaknya melakukan kesalahan, maka mereka akan mendapatkan hukuman yang cukup keras, baik berupa kekerasan verbal maupun fisik. Tak heran jika orang tua dengan pola asuh otoriter juga disebut dengan strict parents.
Si Buah Hati yang tumbuh dengan orang tua yang otoriter biasanya akan menjadi anak yang paling berperilaku baik di rumah. Hal ini karena mereka sadar akan konsekuensi yang didapatkan dari setiap perilakunya. Selain itu, mereka juga mampu mematuhi instruksi yang tepat untuk mencapai tujuan tertentu.
Sayangnya, pola asuh otoriter juga dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan mental anak. Si Buah Hati akan tumbuh dengan tingkat agresi yang tinggi karena kesulitan mengontrol emosinya, pemalu, tidak memiliki kemampuan bersosialisasi, tidak mampu membuat keputusannya sendiri, memiliki harga diri yang rendah, dan membuat mereka untuk memberontak terhadap figur otoritas saat tumbuh dewasa nanti.
Baca Juga: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak
4. Pola Asuh Abai
Pola asuh abai dinilai sebagai pola asuh yang paling tidak ideal karena membuat Si Buah Hati untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Orang tua benar-benar lepas tangan dalam mengasuh, jarang berkomunikasi dengan anaknya, dan tidak memberi perhatian serta panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Hal ini membuat Si Buah Haticenderung tumbuh sebagai pribadi yang lebih tangguh dan mandiri dibanding anak-anak dari jenis pengasuhan lainnya. Sayangnya, mereka mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang buruk. Si Buah Hati juga dapat tumbuh sebagai individu dengan penghargaan diri rendah, memiliki kontrol diri yang rendah, rentan mengalami masalah mental, tidak bahagia, dan tidak memiliki prestasi akademis di sekolah.
Hubungan Pola Asuh dan Prestasi Belajar Anak
Si Buah Hati yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang hangat, nyaman, aman, dan harmonis cenderung dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini karena mereka mendapatkan perhatian, kasih sayang, rasa cinta, dan pendampingan dari kedua orang tuanya tanpa merasa dihakimi yang membuatnya tertekan.
Tak hanya itu saja, para Bunda yang menerapkan pola asuh yang baik juga selalu memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan baik. Pemberian gizi yang memadai mampu meningkatkan kesehatan dan fungsi otak bagi Si Buah Hati untuk dapat belajar dengan nyaman. Dengan begini, Si Buah Hati pun bisa mendapatkan prestasi akademik yang diinginkan di sekolah.
Selain pola asuh yang tepat, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor internal seperti kecerdasan, minat belajar anak, ketekunan, dan kebiasaan belajar yang memotivasinya untuk bersaing dengan teman seusianya. Tak lupa juga lingkungan sekolah yang kondusif juga memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pencapaian prestasi akademik Si Buah Hati.
Tips Menerapkan Pola Asuh yang Mendukung Kesuksesan Anak
Bunda, setiap anak tentunya memiliki keunikan dan karakteristiknya masing-masing. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus menyesuaikan pola asuh untuk dapat mendukung mereka agar tumbuh dan berkembang secara optimal, dan pastinya mendapatkan prestasi yang berguna bagi masa depannya. Perlu kerjasama yang baik antara Bunda dan Ayah dalam menerapkan pola asuh terhadap Si Buah Hati. Berikut ini beberapa tips pengasuhan yang dapat mendukung kesuksesan Si Buah Hati.
- Bunda dan Ayah harus kompak dalam berdiskusi mengenai tumbuh kembang Si Buah Hati dan menetapkan nilai-nilai dalam keluarga bersama-sama.
- Memberikan contoh yang baik pada Si Buah Hati. Berikan pujian dan apresiasi atas pencapaian yang dimiliki oleh Si Buah Hati. Tak hanya itu saja, Bunda juga bisa menjelaskan mengenai konsekuensi yang harus diterima Si Buah Hati saat mereka melakukan kesalahan. Konsekuensi ini bukanlah hukuman yang keras, melainkan hal yang sudah disepakati bersama. Misalnya tidak boleh bermain gadget saat akhir pekan jika mereka menolak untuk tidur siang atau berbuat yang tidak semestinya.
- Melakukan komunikasi yang efektif, di mana orang tua berusaha menjadi pendengar yang baik dan responsif terhadap Si Buah Hati. Bunda dan Ayah juga membebaskan Si Buah Hati untuk mengekspresikan perasaannya dengan caranya sendiri.
- Membuat jadwal harian yang harus dipatuhi oleh Si Buah Hati untuk melatih kedisiplinannya.
- Orang tua harus konsisten terhadap aturan yang sudah dibuat bersama dalam keluarga.
- Berikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk mencoba berbagai hal baru dalam hidupnya.
- Mengajarkan Si Buah Hati mengenai sopan santun dan berbagi terhadap sesama.
Untuk mendukung kesuksesan Si Buah Hati di masa depan, pastikan untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan baik sejak dini ya, Bunda. Berikan makanan bergizi dan juga susu sebagai pelengkap sebanyak dua gelas setiap harinya.
Khusus untuk anak-anak usia sekolah, Bunda bisa memberikan DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan Zat Besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati.
DANCOW FortiGro mengandung berbagai vitamin dan mineral sebagai berikut:
- Tinggi Zink, Tinggi Vitamin A, C, D yang berperan dalam mendukung daya tahan tubuh
- DHA, Tinggi Zat Besi, Omega 6, Vitamin B1, B2, B6 dan B12 yang berperan dalam membantu proses belajar
- Tinggi Kalsium dan Protein yang dapat membantu proses pertumbuhan
Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan.
Tak hanya untuk anak-anak usia sekolah, kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini juga dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi.