Cara Mengajarkan Membaca untuk Si Buah Hati Agar Makin Siap Bersekolah

Published date

Mengajarkan Si Buah Hati untuk membaca sejak dini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan mereka agar dapat memasuki dunia sekolah dengan lebih siap dan percaya diri. Meski pada dasarnya setiap anak akan belajar membaca sesuai dengan kecepatannya sendiri, penting sekali bagi Bunda untuk memahami kapan Si Buah Hati merasa siap sehingga tahu cara terbaik mengajarkan anak membaca. 

Sebab, membaca bukan hanya menjadi keterampilan dasar yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran, tetapi juga mampu membuka jendela pengetahuan yang luas bagi Si Buah Hati ketika mereka dewasa nanti. 

Tanda-tanda Si Buah Hati Siap Belajar Membaca

Langkah awal mengajarkan anak membaca adalah dengan memahami kapan ia siap untuk mulai belajar. Perlu diketahui bahwa setiap anak memiliki ciri khas dan kemampuan yang berbeda sehingga kesiapan belajar pada setiap anak juga akan berbeda satu sama lain. Beberapa hal yang menandakan seorang anak sudah siap untuk belajar membaca antara lain sebagai berikut.

  1. Si Buah Hati menunjukkan ketertarikan untuk belajar membaca. Mereka cenderung suka berpura-pura membaca buku cerita, majalah, atau berbagai tulisan yang mereka jumpai di mana pun.
  2. Si Buah Hati senang untuk berpura-pura menulis. Dalam hal ini, mereka seringkali menggunakan pensil warna atau krayon seolah-olah sedang menulis (meski pada kenyataannya hanyalah coretan saja). 
  3. Tertarik pada kata-kata dan huruf. Si Buah Hati mulai mengenali beberapa huruf kecil yang mereka pelajari melalui buku, poster, video atau lagu yang seringkali ditonton.
  4. Si Buah Hati mulai menyadari adanya keterkaitan antara tulisan dengan suara yang dihasilkan dari cara pengucapannya. 
  5. Mampu mengidentifikasi bunyi awal dan akhir dalam sebuah kata.

Cara Mengajarkan Membaca

Berikut cara terbaik mengajarkan anak  membaca yang bisa Bunda terapkan pada kesehariannya: 

1. Mulai dari hal yang disukai Si Buah Hati

Umumnya, Si Buah Hati cenderung lebih suka untuk membaca sesuatu yang menarik minatnya, seperti buku cerita bergambar, komik, atau bacaan lainnya. Selain membantu meningkatkan kosakata, memberikan ia buku yang menarik juga dapat menunjukkan bahwa membaca buku juga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Bila perlu, ajak mereka untuk ke perpustakaan untuk memilih buku bacaan favoritnya.

2. Ajak Si Buah Hati untuk bermain dengan kata-kata dan suara

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati untuk bernyanyi, membaca, dan membuat sajak bersama. Tarik perhatian pada kata-kata yang memiliki bunyi yang sama, misalnya kata ‘ayam’ dan ‘bayam’ yang keduanya diakhiri dengan bunyi yang sama.

3. Mengenal huruf dan menuliskannya

Belajar mengenali huruf dan kata-kata yang sudah dikenalnya, seperti namanya, dan ajak mereka untuk menuliskannya. Untuk yang satu ini, Bunda bisa memanfaatkan poster alfabet yang ditempel di ruang belajar atau bisa juga melalui video musik agar mereka tidak mudah bosan.

Baca Juga: Cara Belajar Menyenangkan

4. Membaca bersama dan jadikan sebuah rutinitas

Membaca bersama dengan suara yang keras untuk membantu anak dalam membangun kosakata dan menghubungkan suara dengan huruf di setiap bacaan yang mereka jumpai. Pastikan untuk menjadikan momen membaca sebagai salah satu rutinitas harian agar mereka semakin cinta membaca ya, Bunda.

5. Menjadi pendengar setia saat Si Buah Hati membaca dan bercerita

Ajak Si Buah Hati untuk berdiskusi tentang cerita-cerita tersebut dan tanyakan bagian mana yang menjadi favoritnya. Untuk melatih kemampuan menulisnya, Bunda bisa meminta ia untuk menuliskan nama-nama tokoh yang dijumpai dalam buku bacaannya. 

6. Memberikan pujian

Cara mengajarkan membaca yang juga tak kalah pentingnya adalah dengan memberikan pujian untuk setiap pencapaian yang berhasil diraih oleh Si Buah Hati. Tujuannya adalah untuk memotivasi mereka agar belajar membaca dan menulis lebih giat lagi. Misalnya saat mereka berhasil membaca satu buku cerita hingga selesai, mampu menuliskan nama tokoh favorit dalam cerita, atau saat mereka sukses menuliskan huruf dari A–Z   tanpa bantuan dari Bunda. 

Beberapa hal di atas juga bisa diterapkan sebagai cara mengajarkan anak SD membaca, agar lebih percaya diri dan mampu bersaing dengan teman seusianya di bangku sekolah. Nah, agar proses belajarnya semakin optimal, pastikan untuk memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik ya, Bunda.

Berikan makanan bergizi seimbang setiap harinya dan juga susu untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tubuhnya. Rekomendasi susu yang bisa berikan adalah DANCOW FortiGro yang hadir dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun . Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan boks)
  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, dalam perjalanan, maupun untuk menemani Si Buah Hati belajar membaca. 

Image Article
cara mengajarkan anak sd membaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pilihan Camilan Anak SD yang Sehat untuk Dukung Proses Belajarnya

Published date

Tak hanya menyenangkan bagi Si Buah Hati, pemberian camilan juga menjadi kesempatan yang bagus bagi orang tua untuk menyelipkan nutrisi tambahan ke dalam makanan Si Buah Hati. Alih-alih memberikan cemilan anak SD yang belum tentu terjaga kesehatan dan kebersihannya, Bunda bisa memberikan real food (makanan utuh), yaitu makanan yang tidak diproses atau minim proses untuk memberikan energi dan nutrisi kepada Si Buah Hati dengan cara membuat sendiri aneka kreasi cemilan anak SD yang sehat dan higienis di rumah. Yuk, simak resepnya di sini!

Pentingnya Memilih Camilan Sehat untuk Anak SD 

Sebelum mengetahui kreasi camilan anak SD, perlu dipahami bahwa memberikan cemilan anak SD bukanlah hal yang bisa dilakukan secara sembarangan oleh setiap orang tua. Tak hanya memerhatikan rasa dan kebersihan, penting juga untuk memberikan makanan ringan yang sehat untuk mendukung proses belajarnya. Camilan sehat memberikan banyak manfaat bagi Si Buah Hati, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Membantu mengatasi rasa lapar anak dan meningkatkan nutrisi di sela pemberian makanan utamanya. 

  • Memberikan energi tambahan untuk mendukung aktivitas hariannya. 

  • Membantu mencegah makan secara berlebihan.

Bahaya Konsumsi Camilan yang Tidak Sehat

Pilihan cemilan anak SD yang sehat adalah yang rendah gula, lemak, dan garam. Beberapa contohnya adalah buah dan sayuran segar, biji-bijian, makanan berprotein, dan juga susu. Sebaliknya, mengonsumsi camilan yang tidak sehat bisa memberikan dampak yang kurang baik bagi tubuh. Contohnya cepat saji yang kurang nutrisi, vitamin dan mineral, serta memiliki kandungan garam, gula, dan lemak yang tinggi. 

Kandungan inilah yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan tingkat energi, kesulitan tidur, kesulitan konsentrasi, dan kerusakan gigi pada Si Buah Hati. Lebih berbahaya lagi, mengonsumsi berbagai pilihan camilan anak SD yang tidak sehat secara terus-menerus juga dapat meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang seperti obesitas dan penyakit kronis yang membahayakan.

Baca Juga: Ide Menu Sarapan Sehat

Contoh Camilan Sehat untuk Anak SD 

Untuk memastikan Si Buah Hati mendapatkan asupan gizi yang cukup, berikut ini beberapa resep camilan anak SD yang bisa Bunda buat di rumah:

1. Puding dan vla 

Agar-agar dengan siraman saus cokelat merupakan salah satu camilan yang disukai oleh anak karena rasanya yang manis, tekstur yang kenyal, serta rasanya yang nikmat. Bunda bisa membuat kreasi puding dengan vla sendiri di rumah untuk kemudian dijadikan bekal anak sekolah. Pilih puding dengan varian rasa yang disukai oleh Si Buah Hati, lalu ajak ia untuk ikut membuatnya. Pasti akan sangat menyenangkan!

2. Yoghurt

Yogurt juga bisa menjadi camilan yang sangat baik untuk anak karena merupakan sumber protein dan kalsium untuk mendukung pertumbuhan tulang Si Buah Hati. Selain itu, beberapa yogurt juga mengandung bakteri hidup yang bermanfaat bagi sistem pencernaan. Agar tetap sehat, pilih yogurt tawar tanpa lemak dan mempermanisnya dengan menambahkan potongan buah segar dan sedikit madu.

3. Smoothies

Selain menyegarkan, smoothies juga bisa menjadi kreasi cemilan anak SD yang sangat mudah untuk dibuat di rumah. Caranya cukup dengan memilih buah favorit anak, lalu blender dengan tambahan susu, es batu, dan tambahan madu untuk memberikan rasa manis di dalamnya. Si Buah Hati pasti suka!

4. Pancake

Selanjutnya ada pancake yang juga bisa Bunda buat di rumah dengan menambahkan susu sebagai salah satu bahannya. Agar lebih menarik, gunakan wajan khusus pancake dengan bentuk yang lucu. Setelah pancake jadi, sajikan dengan celupan madu atau selai dengan rasa favorit Si Buah Hati. Jangan lupa tambahkan potongan buah segar agar kebutuhan vitaminnya terpenuhi ya, Bunda.

5. Susu favorit Si Buah Hati

Ide cemilan anak SD selanjutnya adalah susu DANCOW FortiGro UHT yang bisa Bunda berikan di sela waktu belajar, ketika bersantai, maupun sebagai bekal sekolahnya. Satu kotak DANCOW FortiGro UHT mengandung sumber Vitamin B1, B3, B6, D, dan Biotin serta kebaikan susu yang praktis dikonsumsi Si Buah Hati kapan saja untuk dukung proses belajarnya. Agar lebih nikmat, bisa juga dinikmati dalam kondisi dingin, ya Bunda.

DANCOW UHT hadir dalam tiga varian rasa favorit anak, yaitu Cokelat, Vanila, dan Stroberi. DANCOW UHT kini menggunakan sedotan kertas agar lebih ramah lingkungan. Praktis, lezat, dan pastinya sangat cocok dijadikan sebagai pilihan cemilan anak SD yang sehat dan baik untuk mendukung proses belajar Si Buah Hati. Selamat mencoba, Bunda!

Image Article
resep camilan anak sd
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Sopan Santun yang Diajarkan Saat Makan Bersama

Published date

Makan bersama keluarga merupakan sebuah kesempatan untuk berkumpul secara rutin dan menstimulasi ikatan yang kuat antara anggota keluarga. Untuk Si Buah Hati, kegiatan tersebut juga dapat memberinya perlindungan dan tempat tersendiri di dalam keluarga seperti yang dimuat dalam laman resmi milik University of Florida.

Melalui acara makan malam bersama, Bunda juga dapat mengajarkan sopan santun di meja makan atau table manner pada tahapan usia dini. Kebiasaan baik ini dapat membentuk karakter, sehingga mengalami tumbuh kembang menjadi orang dewasa yang berperilaku baik.

Berikut beberapa sopan santun sederhana yang dapat Bunda ajarkan kepada Si Buah Hati ketika makan bersama.

1. Gunakan Alat Makan

Dukung stimulasi Si Buah Hati untuk menggunakan alat makan yang sesuai. Jangan memegang makanan menggunakan jari, kecuali makanan tersebut memang ditujukan untuk dipegang menggunakan tangan. Kebiasaan ini juga dapat melatih kemampuan psikomotorik dan atensi.

2. Memasukkan Makanan ke Dalam Mulut

Jangan memasukan makanan terlalu banyak ke dalam mulut, selain tidak enak dilihat, hal tersebut juga dapat membuat Si Buah Hati tersedak. Ingatkan juga untuk mengunyah makanan dengan mulut tertutup dan tidak berbicara dengan mulut penuh makanan. 

Ajarkan untuk makan dengan perlahan tanpa terburu-buru untuk mengecap rasa dan mendapatkan nutrisi yang terkandung di dalamnya.

3. Sopan Santun Berbahasa

Latih Si Buah Hati untuk selalu mengucapkan terima kasih setiap kali makanan disajikan, maaf untuk menyela suatu pembicaraan, atau permisi untuk meminta ijin dan ketika meminta sesuatu yang tidak dapat diraih. Kemampuan bahasa ini merupakan sopan santun dasar yang wajib dikuasai oleh anak-anak.

Pujilah aksi cerdasnya ketika menunjukan sopan santun di meja makan, baik di rumah maupun di luar. Hal yang paling penting adalah jadilah panutan yang baik, karena anak-anak selalu memperhatikan orang tuanya dan meniru apa yang mereka lakukan.

Mengajari Si Buah Hati sopan santun bukanlah untuk mengesankan orang lain, melainkan memupuk rasa percaya diri, kepedulian terhadap sekitar, dan tenggang rasa, yang diharapkan dapat menjadi bekal di masa depan.

Bunda bisa mendukung perkembangan Si Buah Hati dengan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Makan Bersama, Langkah Mudah Kenalkan Si Kecil Table Manner
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Menyapih Anak Umur Berapa? Simak Penjelasannya Di Sini

Published date

Bunda pasti setuju bahwa Air Susu Ibu atau ASI adalah asupan terbaik untuk Si Buah Hati. Terutama ASI eksklusif sampai Si Buah Hati berusia 6 bulan. Tapi seiring pertumbuhannya, kebutuhan gizi hariannya turut bertambah dan tak lagi tercukupi oleh ASI.

Memasuki usia toddler (12-36 bulan), Si Buah Hati akan semakin aktif bereksplorasi dan tentu memerlukan berbagai makanan bergizi sebagai sumber gizi hariannya. Ditambah lagi produksi ASI Bunda mulai menurun. Mungkin Bunda akan mulai mempertimbangkan untuk menyapih Si Buah Hati.

Namun terkadang timbul keraguan saat hendak menyapih Si Buah Hati. Pertanyaan yang kerap muncul adalah menyapih anak umur berapa, bagaimana cara menyapih yang efektif, atau kekhawatiran berkurangnya ikatan Bunda dan Si Buah Hati.

Daripada bingung, yuk Bunda cari jawaban dan penjelasannya di artikel ini!

Menyapih Anak Umur Berapa?

Salah satu yang sering menjadi pertanyaan Bunda adalah menyapih anak umur berapa. Sebenarnya, tidak ada jawaban pasti untuk mengetahui umur berapa menyapih anak. Namun Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan proses penyapihan dilakukan setelah anak berusia 2 tahun.

Lantas, apakah Si Buah Hati sudah tidak boleh menyusu setelah berusia 2 tahun? Faktanya, menyusui anak lebih dari 2 tahun tetap boleh dilakukan dan bahkan memberikan keuntungan tersendiri, seperti menambah kecukupan gizi, meningkatkan imunitas, memberikan kenyamanan pada Si Buah Hati, serta mempererat hubungan Bunda dengan Si Buah Hati.

Baca Juga: 7 Langkah Menyapih Si Buah Hati agar Bebas Drama

Tips Efektif Menyapih Anak

Setelah memahami menyapih anak sebaiknya umur berapa, Bunda mungkin berpikir cara yang efektif untuk menyapih Si Buah Hati. Berikut ini beberapa tips yang mungkin bermanfaat:

Lewatkan waktu menyusui

Tips pertama adalah melewatkan waktu menyusui. Misalnya, jika biasanya Bunda menyusui Si Buah Hati tiga kali sehari pada pagi, siang, dan malam, maka Bunda bisa mulai melewatkan waktu menyusui di siang hari. Setelah Si Buah Hati terbiasa bisa dilanjutkan dengan melewatkan waktu menyusui di pagi atau malam hari.

Mempersingkat waktu menyusui

Selain melewatkan waktu menyusui, cara lainnya adalah mempersingkat waktu Bunda menyusui Si Buah Hati. Setelah perlahan mengurangi dan mempersingkat waktu menyusui, produksi ASI Bunda akan berkurang secara bertahap dan mencegah pembengkakan.

Beri distraksi

Alihkan perhatian Si Buah Hati pada waktu ia biasa menyusu dengan hal lain yang disukainya. Bisa dengan camilan atau mainan favorit Si Buah Hati. Bisa juga dengan mengajaknya berjalan-jalan.

Kenalkan cara minum susu dengan gelas

Cobalah mulai mengenalkan Si Buah Hati dengan memberinya susu dalam gelas. Perlahan ganti waktu menyusui Si Buah Hati dengan segelas susu pertumbuhan yang bergizi. Cara ini dapat mengurangi kebiasaan menyusu Si Buah Hati dengan tetap menjaga asupan gizinya.

Lakukan secara bertahap

Tips terakhir yang tidak kalah penting adalah lakukan proses penyapihan secara bertahap. Jangan langsung menghentikan pemberian ASI kepada Si Buah Hati.

Menjaga Ikatan Bunda dengan Si Buah Hati

Menyapih Si Buah Hati bisa menjadi tantangan tersendiri untuk Bunda. Di satu sisi, mungkin Bunda tidak ingin melepas momen bonding bersama Si Buah Hati saat menyusui. Namun, menyapih bukan berarti kehilangan momen tersebut, melainkan awal mempererat ikatan dengan cara yang berbeda.

Pada tahap perkembangan anak di usia toddler, kehangatan dengan Si Buah Hati dapat diciptakan lewat berbagai aktivitas bersama. Berikut ini beberapa aktivitas agar masa penyapihan lebih menyenangkan.

1. Memijat Si Buah Hati dengan Lembut

Menurut Dr. Ann Critz, spesialis tumbuh kembang anak dari Emory University School of Medicine, menyentuh Si Buah Hati sesering mungkin dapat mempererat bonding antara Bunda dan buah hati. Pijatan lembut Bunda akan membuat Si Buah Hati merasa nyaman dan membantu tubuhnya berkembang optimal.

2. Membacakan Buku Cerita

Aktivitas membaca buku cerita bersama juga dapat menjadi momen spesial antara Bunda dan Si Buah Hati. Membaca akan membantu Si Buah Hati mengenal suara, kata-kata, dan bahasa. Aktivitas membaca juga dapat meningkatkan kinerja otak serta merangsang rasa ingin tahu.

3. Sering Mengajak Si Buah Hati Mengobrol

Berbagi cerita dapat membantu Bunda dan Si Buah Hati saling memahami. Sesingkat apapun waktu Bunda bersama Si Buah Hati akan membantu mempererat hubungan keduanya. Bunda dapat menstimulasi Si Buah Hati bercerita dengan menanyakan hal menarik yang ia temukan setiap hari.

4. Jalan-jalan Berdua dengan Si Buah Hati

Cara ini cukup efektif untuk menumbuhkan ikatan antara Bunda dan Si Buah Hati saat masa penyapihan. Buatlah agenda jalan-jalan dengan destinasi yang ramah anak. Bunda bisa melakukannya di akhir pekan.

5. Buat Momen Minum Susu Lebih Hangat

Saat masa penyapihan, Bunda bisa tetap membuat momen minum susu Si Buah Hati menjadi lebih hangat. Usap rambutnya dan beri pelukan kepada Si Buah Hati saat ia berhasil menghabiskan susunya.

Menyapih merupakan tahapan yang harus dilalui Si Buah Hati. Bunda bisa mendukung tumbuh kembang selama masa penyapihan dengan memenuhi kebutuhan gizinya dan dukung Si Buah Hati tetap bebas bereksplorasi.

DANCOW hadir sebagai pilihan susu pertumbuhan yang mendukung kebutuhan gizi Si Buah Hati sesuai tahapan usianya. Untuk Si Buah Hati usia toddler (1-3 tahun), Bunda bisa berikan DANCOW 1+ Imunutri.

Susu pertumbuhan DANCOW 1+ Imunutri diformulasikan khusus untuk bantu dukung daya tahan tubuh anak usia 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, DHA, omega 3 & 6, serat pangan inulin, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

DANCOW 1+ Imunutri tersedia dalam tiga pilihan rasa, yakni Madu (200 gram-1000 gram), Vanila (200 gram-1000 gram), dan Cokelat (800 gram).

Bagaimana Bunda? Tentu sudah lebih paham tentang bagaimana menyapih Si Buah Hati dan semoga sudah tidak bingung lagi akan menyapih anak umur berapa? Semoga Bunda dan Si Buah Hati sehat selalu ya!

Image Article
Bagaimana Cara Tetap Kompak dengan Si Kecil di Masa Penyapihan?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Parenting Anak Usia 6 Tahun untuk Kemandirian dan Kreativitas

Published date

Bagi orang tua, parenting anak usia 6 tahun merupakan momen yang penuh tantangan sekaligus sangat menyenangkan. Sebab pada usia ini anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dan memiliki kemampuan untuk berpikir lebih kompleks. Kondisi inilah yang mendorong anak untuk mengeksplorasi segala sesuatu tentang dunia di sekitar mereka dengan lebih mandiri dan kreatif. Oleh karena itu, penting sekali untuk menerapkan cara merawat anak usia 6 tahun yang tepat untuk mendukung tumbuh kembangnya agar berjalan optimal.

Tahapan Perkembangan Anak Usia 6 Tahun

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, membangun kemandirian dan kreativitas anak merupakan salah satu tugas penting bagi setiap orang tua. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan anaknya agar dapat hidup mandiri saat dewasa nanti. Sebelum memahami bagaimana cara mendidik anak SD usia 6 tahun agar cerdas, mandiri, dan kreatif, penting juga untuk mengetahui tahapan perkembangan anak pada anak usia dini.

1. Perkembangan motorik dan fisik

Di usia 6 tahun Si Buah Hati mampu mengendalikan otot tangan, bahu dan pergelangan tangan hampir mencapai tingkat kesempurnaan seperti orang dewasa. Keterampilan ini meliputi keterampilan untuk makan, berpakaian, merawat diri sendiri, menulis, menangkap dan melampar bola, serta membantu melakukan pekerjaan rumah. Perkembangan motorik pada kaki juga pada dasarnya akan semakin meningkat. Beberapa keterampilan yang terlihat meliputi berlari, melompat tinggi, meluncur, melompat jauh, mendaki, berenang, mengendarai sepeda roda tiga atau roda dua.

2. Perkembangan sosial-emosional

Memasuki usia sekolah, Si Buah Hati mulai belajar mandiri namun ada kalanya mereka akan merasa cemas karena mulai berpisah dari orang tuanya. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi saat-saat yang membuat frustrasi, seperti ketika kesulitan menguasai keterampilan baru di sekolah atau ketika mereka kalah dalam permainan bersama teman. Tak hanya itu saja, pada usia ini Si Buah Hati ini juga rentan terhadap kecemburuan, termasuk persaingan antar saudara maupun teman. Oleh karena itu, anak usia 6 tahun masih membutuhkan bimbingan orang tuanya dalam mengelola emosi yang dimilikinya.

3. Perkembangan kognitif

Pada usia 6 tahun, daya ingat Si Buah Hati akan semakin meningkat, mampu melihat hubungan sebab-akibat, dapat mengelompokkan benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna, mampu mengerjakan soal matematika sederhana, dan semakin mulai dapat berpikir secara kompleks. 

4. Perkembangan bahasa-komunikasi

Anak usia 6 tahun juga sedang melalui tahap awal perkembangan bahasa. Di tahapan ini, Si Buah Hati belajar menyampaikan pendapat, mengekspresikan perasaan, dan menceritakan pengalamannya melalui kata-kata. Pengucapan anak di usia ini sudah baik dan mudah dimengerti orang dewasa, sehingga mereka juga sudah bisa terlibat dalam obrolan sehari-hari. Tak jarang juga anak usia 6 tahun yang sudah bisa membaca buku untuk anak seusianya dan menceritakan kembali sesuatu yang mereka baca atau tonton di televisi.

Baca Juga: Cara Mengembangkan Kreativitas Anak SD

Tips Parenting Anak Usia 6 Tahun agar Mandiri dan Kreatif

Bunda tidak perlu bingung, berikut ini beberapa cara mendidik anak sd usia 6 tahun agar cerdas, mandiri, dan kreatif yang bisa diterapkan:

1. Ciptakan rutinitas dalam kehidupan sehari-hari

Sama seperti orang dewasa, menetapkan rutinitas yang konsisten setiap harinya juga sangat penting untuk memupuk kemandirian anak usia sekolah. Dengan adanya rutinitas yang sama dan diketahui oleh anak, mereka akan lebih siap dan terbiasa untuk melakukannya. 

Tak perlu rutinitas yang terlalu rumit, Bunda bisa memulainya dengan menerapkan kebiasaan seperti menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, menyiapkan seragam sekolah di pagi hari, menyiapkan peralatan sekolah, belajar, dan berbagai hal lainnya. Biarkan anak melakukannya sendiri, dengan begini mereka akan merasa bahwa orang tuanya percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya. 

2. Biarkan Si Buah Hati menentukan pilihannya sendiri

Cara mendidik anak SD usia 6 tahun agar cerdas dan mandiri selanjutnya adalah dengan membiarkan Si Buah Hati untuk memilih, namun tetap dibawah pengawasan Bunda. Misalnya dengan melibatkan mereka dalam memutuskan berbagai hal sendiri seperti pakaian yang akan dipakai, mainan yang akan dipilih, atau mata pelajaran apa yang akan mereka pelajari saat belajar di rumah. Pastikan untuk memberikan pujian saat mereka mampu mempertanggungjawabkan pilihannya ya, Bunda.

3. Berikan kesempatan bagi anak untuk memberikan bantuannya

Pada dasarnya, anak senang untuk memberikan bantuan. Tak hanya membantu memupuk kemandirian, hal ini juga bisa dijadikan sebagai cara bagi orang tua untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki rasa percaya yang tinggi pada kemampuan anaknya, sehingga anak menjadi lebih percaya diri. 

Bunda bisa mulai melibatkan Si Buah Hati dalam mengerjakan rutinitas harian, misalnya membantu memecahkan telur saat membuat kue, mencuci bahan masakan sebelum memasak, atau mengajaknya untuk belanja bulanan di supermarket.

4. Berikan tugas sederhana di rumah

Selain pekerjaan sekolah, cara merawat anak usia 6 tahun agar mandiri juga bisa dilakukan dengan memberikan tugas sederhana di rumah. Misalnya mencuci piring setelah makan, menyapu, atau membersihkan kamar tidurnya. Kemampuan inilah yang akan membantu Si Buah Hati hidup mandiri saat dewasa nanti.

5. Biarkan anak untuk memecahkan masalah

Membiarkan Si Buah Hati melakukan tugas yang menantang namun masih dalam batas kemampuannya dengan sedikit bantuan mampu membantu mereka belajar untuk memecahkan masalah dan bertahan dalam situasi menantang. Misalnya dengan membiarkan mereka mengikat tali sepatunya sendiri, mengancingkan seragam sekolah, atau membersihkan kamar tidurnya. Setelah mereka berhasil melaluinya, berikan pujian atas usaha yang dilakukannya ya, Bunda.

6. Biarkan anak bereksplorasi

Tips parenting anak usia 6 tahun agar cerdas dan kreatif juga bisa dilakukan dengan membebaskan anak untuk mengekspresikan diri melalui berbagai hal, mulai dari mewarnai, menyusun puzzle, atau membuat kerajinan tangan. Berikan komentar dan pujian atas usaha dan juga hasil karyanya, sehingga Si Buah Hati merasa dihargai, memiliki harga diri yang tinggi, dan tumbuh sebagai anak yang percaya diri.

Tak cukup hanya dengan beberapa hal di atas, parenting anak usia 6 tahun yang paling penting adalah memenuhi kebutuhan gizi harian anak dengan baik sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi  dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2019 yang sudah ditentukan untuk anak usia sekolah. Selain makanan bergizi seimbang seperti sayur, protein, dan buah-buahan yang kaya akan vitamin serta mineral, Bunda juga bisa melengkapinya dengan memberikan DANCOW FortiGro dua kali setiap harinya pada pagi dan malam hari sebelum tidur. 

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun . Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan zat besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti tinggi vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan box)
  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti tinggi  zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan. Dengan begini, momen parenting anak usia 6 tahun akan terasa jadi lebih menyenangkan, Bunda. Selamat mencoba!

Image Article
tips parenting anak usia 6 tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Manfaat waktu tidur anak

Published date

Waktu tidur anak merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan dan perkembangan optimal pada tahap pertumbuhan. Kualitas dan jumlah tidur yang cukup akan memberikan dampak positif terhadap kognisi, emosi, dan kesejahteraan umum anak-anak. 

Manfaat dari waktu tidur anak yang lebih awal dan rutinitas tidur yang teratur lebih dari sekadar memastikan Si Buah Hati mendapat tidur yang cukup. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas waktu tidur yang konsisten berkaitan dengan tidur yang sehat pada anak kecil. 

Misalnya, batita yang melakukan rutinitas yang sama setiap malam cenderung memiliki waktu tidur lebih awal, tertidur lebih cepat, dan terbangun lebih sedikit di malam hari. Namun, manfaatnya mungkin tidak hanya itu saja. 

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa mengikuti rutinitas waktu tidur anak, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, dapat membantu meningkatkan keterampilan bahasa, membaca, dan menulis, serta berdampak positif pada cara mereka mengelola emosi. Kemajuan dalam perkembangan ini akan dapat membentuk ikatan orang tua-anak yang lebih kuat dan menghasilkan lingkungan keluarga yang lebih bahagia. 

Menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM), anak usia prasekolah (3-5 tahun) membutuhkan tidur selama 10-13 jam per malam, sementara anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) membutuhkan tidur selama 9-12 jam per malam. Setiap anak memiliki kebutuhan tidur yang berbeda, namun memenuhi durasi tidur yang direkomendasikan akan memberikan dukungan penting bagi perkembangan mereka.

Baca Juga: Kualitas Tidur Bantu Tingkatkan Kecerdasan Anak

Efek jangka panjang 

Selain berdampak pada komunikasi dan perilaku, kurang tidur juga dapat menimbulkan dampak fisik dalam jangka panjang. Sebuah studi penelitian terhadap hampir 1000 anak mengeksplorasi apakah anak-anak usia prasekolah yang memiliki waktu tidur anak yang lebih awal memiliki risiko lebih rendah terkena obesitas pada masa remaja.

Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak kecil yang tidur lebih awal pada hari kerja (atau sebelum jam 8 malam) memiliki kemungkinan setengah kali lebih kecil untuk mengalami obesitas dibandingkan anak-anak yang memiliki waktu tidur terlambat saat mereka sudah remaja.

Penelitian baru, yang dilakukan pada anak-anak berusia antara tiga dan lima tahun, meneliti dampak rutinitas sebelum tidur. Para peneliti mengukur konsep anak tentang warna, angka, huruf, ukuran, dan bentuk sebagai cara untuk menilai kesiapan sekolah. Rutinitas waktu tidur yang optimal (yang mencakup konsistensi, menyikat gigi, membaca buku, dan menghindari camilan dan minuman sebelum tidur) pada anak-anak prasekolah dikaitkan dengan skor kesiapan sekolah yang lebih tinggi, serta kesehatan gigi yang lebih baik. 

Adapun pengaruh teknologi terhadap waktu tidur anak juga perlu diperhatikan. Penggunaan gadget dan paparan cahaya biru dari layar elektronik dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur siklus tidur. Disarankan untuk menghindari penggunaan gadget pada waktu tidur anak atau setidaknya membatasi waktu penggunaan mereka sebelum tidur.

Mengikuti rutinitas waktu tidur anak yang teratur pada waktu yang sama setiap malam—misalnya memandikan balita, memakaikan piyamanya, membantunya menyikat gigi, dan membaca cerita bersama—juga dikaitkan dengan peningkatan kesehatan secara keseluruhan. Jadi, jika Bunda belum menerapkan rutinitas tidur sebelum tidur, sekaranglah saatnya untuk melakukannya. 

Image Article
Manfaat waktu tidur anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Waktu makan keluarga penting

Published date

Duduk dengan keluarga dan makan bersama adalah salah satu kebahagiaan dalam hidup yang sederhana. Ini adalah kesempatan bagi batita Bunda untuk belajar bagaimana waktu makan bisa menjadi pengalaman bersama yang menyenangkan, penuh percakapan dan tawa. Dan manfaatnya tidak hanya sampai di situ. Makan bersama keluarga adalah bagian penting dalam membantu batita Bunda belajar menyukai berbagai makanan bergizi. Jika seluruh keluarga sebagai panutan, batita Bunda akan terdorong untuk mencoba, dan menikmati, makanan sehat dan seimbang seperti yang Bunda makan.

Meskipun kehadiran batita di meja makan kadang-kadang dapat membawa tantangan, menikmati makanan bersama dapat membantu keluarga tetap terhubung, dan juga dapat mengajarkan anak-anak kebiasaan makan yang sehat seumur hidup.

Duduklah di meja 

Saat anak Bunda semakin mahir untuk makan sendiri, inilah saat yang tepat untuk melanjutkan kebiasaan makan bersama sebagai satu keluarga sesering mungkin. Cobalah untuk membuat waktu makan konsisten dan libatkan anak Bunda sebanyak mungkin—mungkin dengan meminta dia membantu “menata” meja. Ini mungkin berarti meletakkan cangkir dan peralatan makannya sendiri di atas meja. Ikut serta dalam menyiapkan makanan secara rutin akan membantu batita Bunda terbiasa dengan rutinitas tersebut.

Batita Bunda dapat duduk satu meja bersama Bunda, namun tidak terlalu lama. Pastikan dia duduk dalam posisi yang nyaman dan dapat melihat anggota keluarga lainnya. Hindari gadget dan gangguan lainnya.

Saat menawarkan anak Bunda makanan bergizi dengan tekstur yang sesuai dengan usianya, lakukan yang terbaik untuk menjadi teladan dalam pola makan sehat. Tunjukkan padanya betapa Bunda menikmati makanan yang sama yang dia makan, dan bersemangatlah untuk mencoba rasa baru.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Menyemangati dengan lembut

Jika anak Bunda enggan mencoba makanan baru, teruslah menawarkannya dan memberikan semangat tanpa memaksanya. Sebuah penelitian baru-baru ini mengamati cara orang tua mendesak, atau mendorong, batita mereka untuk mencoba makanan baru. Hasilnya menunjukkan bahwa kata-kata penyemangat, jika digunakan dalam jumlah sedang, dapat membantu memperkenalkan makanan baru kepada batita.

“Rata-rata, dibutuhkan sekitar 2,5 dorongan sebelum seorang anak mau mencoba makanan baru, jadi sedikit upaya pun pasti ada gunanya,” kata Lisa Fries, PhD, Spesialis Ilmu Perilaku di Nestlé Research di Swiss. “Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang paling banyak makan sayur memiliki orang tua yang menggunakan kata-kata penyemangat daripada imbalan atau tekanan yang tidak semestinya. Kata-kata penyemangat mencakup mengapa anak harus mencicipi makanan tersebut, manfaat kesehatannya (“akan membuat kamu besar dan kuat”), atau perbandingannya dengan makanan yang sudah dikenalnya (“seperti kismis besar”).”

Efek pada berat badan 

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang ikut makan bersama keluarga memiliki risiko kelebihan berat badan yang lebih kecil. Hal ini memerlukan perencanaan, kesabaran, dan ketekunan, dan hasil dari pertumbuhannya yang sehat sepadan dengan usaha yang dilakukan.

Mempraktikkan pemberian makan yang responsif—menciptakan lingkungan yang hangat dan positif untuk makan bersama keluarga, memperhatikan tBunda-tBunda lapar dan kenyang pada anak Bunda, dan menjadi teladan dalam memilih makanan yang bervariasi dan bergizi—juga akan membantunya menuju pola makan mandiri yang sehat.

Image Article
Waktu Makan Keluarga: Mengapa Makan Bersama Penting
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tingkatkan keyakinan Bunda untuk memberikan ASI

Published date

Seperti semua keterampilan baru dalam hidup, pemberian ASI memerlukan sedikit persiapan, kesabaran, dan latihan. Saat Bunda memulai, akan sangat bermanfaat jika Bunda berbicara dengan ibu menyusui dan pakar laktasi lainnya untuk mendapatkan tips, trik, dan saran.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Jadi sebelum si kecil lahir, luangkan waktu untuk bersiap:

  • Ikuti kelas pemberian ASI selama kehamilan. Selain mempelajari teknik-tekniknya, Bunda juga bisa bertemu dengan calon ibu di daerah lain yang dapat Bunda temui begitu bayi Bunda lahir dan saling membantu dalam mempraktikkan teori pemberian ASI Bunda.

  • Hubungi saudara atau teman dekat yang pernah atau sedang menyusui bayinya.

  • Bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Bunda tentang rencana Bunda untuk memberikan ASI secara eksklusif.

  • Diskusikan niat Bunda untuk memberikan ASI dengan keluarga dan bantuan apa yang dapat mereka berikan. 

  • Carilah konsultan laktasi di daerah Bunda dan catat perincian mengenai kontak mereka.

  • Cari tahu apakah ada kelompok pendukung ASI yang biasa berkumpul di wilayah Bunda. Meskipun tidak mengalami masalah apa pun, akan bermanfaat jika Bunda keluar dan menjumpai orang-orang yang baru pertama kali menyusui dan berbagi pengalaman.

  • Teliti peralatan apa saja yang menurut Bunda diperlukan, misalkan bantalan menyusui yang dapat membantu Bunda merasa nyaman saat menyusui. Pompa ASI akan berguna jika Bunda berencana memerah ASI.

Dengan berpikir ke depan selama kehamilan, Bunda akan membangun kepercayaan diri untuk memberikan si kecil ASI saat ia lahir. “Penelitian menunjukkan bahwa semakin percaya diri Bunda dalam memberikan ASI, semakin besar kemungkinan Bunda untuk terus melakukannya lebih lama,” kata Dr. Evelyn Spivey-Krobath PhD, ilmuwan nutrisi di Nestlé Nutrition. Jadi mulailah sekarang untuk belajar tentang pemberian ASI dan persiapan menyusui bayi Bunda!

Image Article
Bersiap memberikan ASI
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Screen time untuk bayi: batasi dan buat mereka bermain!

Published date

Beberapa orang tua percaya bahwa menonton layar dapat bersifat edukasi, sementara yang lain menggunakan layar untuk hiburan atau sebagai pengasuh elektronik. Namun penggunaan media dengan layar bergerak membuat bayi tidak aktif dan tidak bermain. Ini juga dapat mengganggu tidur bayi Bunda. 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2017 menemukan hubungan antara screen time untuk bayi yang lebih muda dari 18 bulan dengan keterlambatan perkembangan bahasa, motorik, dan kognitif. Penelitian ini melibatkan 2.441 anak, dengan hasil penelitian setiap peningkatan 30 menit screen time untuk bayi per hari terkait dengan peningkatan risiko terjadinya keterlambatan dalam perkembangan bahasa, motorik, dan kognitif.

Apa pedomannya? 

Departemen kesehatan di AS, Kanada, dan Australia merekomendasikan penggunaan screen time untuk bayi secara terbatas atau tidak sama sekali untuk anak-anak di bawah usia dua tahun. Pada satu penelitian didapatkan bahwa:

  • 90% orang tua secara keliru mengizinkan anak-anak mereka yang berusia di bawah dua tahun menonton televisi atau menggunakan perangkat elektronik lainnya,

  • beberapa dari anak-anak ini menonton layar selama dua jam atau lebih setiap hari,

  • 40% anak usia tiga bulan rutin menonton video atau televisi.

Sejak awal kelahirannya, bermain secara sederhana dan aktif jauh lebih bermanfaat daripada menatap layar bagi bayi Bunda. Bunda tidak memerlukan mainan atau peralatan mahal untuk mendorong Si Buah Hati untuk aktif bergerak. Luangkan waktu-waktu singkat untuk bermain dan berinteraksi dengan bayi Bunda setiap hari.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang 

Permainan alternatif yang menarik untuk mengurangi screen time untuk bayi

Berikut adalah beberapa permainan alternatif yang menarik yang dapat Bunda lakukan bersama Si Buah Hati mengurangi screen time untuk bayi: 

  • Permainan Balok: Bayi dapat menggunakan blok konstruksi berwarna-warni untuk belajar mengenal bentuk dan mencoba membangun menara atau struktur sederhana. Ini dapat merangsang kreativitas motorik mereka.

  • Buku Bergambar dan Dongeng: Bayi dapat menikmati waktu bersama orang tua dengan membaca buku bergambar. Dongeng juga bisa menjadi cara yang bagus untuk mengembangkan kemampuan bahasa bayi.

  • Mainan Musikal: Memperkenalkan mainan musikal seperti lonceng atau xylophone dapat membantu bayi memahami konsep musik dan meningkatkan koordinasi motorik mereka.

  • Main Pasir atau Lumpur: Aktivitas sensorik seperti bermain pasir atau lumpur dapat merangsang indera bayi dan membantu perkembangan motorik mereka.

  • Mainan yang Melibatkan Gerakan: Mainan yang mendorong gerakan tubuh seperti bola mainan dapat membantu mengurangi screen time untuk bayi dan membangun kekuatan serta koordinasi motoriknya.

Image Article
Screen time untuk bayi: batasi dan buat mereka bermain!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengapa screen time bayi yang berlebihan itu buruk?

Published date

Dalam bentuk ponsel cerdas, tablet, TV, permainan konsol, dan komputer, layar ada di mana-mana dalam kehidupan kita, dan teknologi layar sentuh memudahkan bagi siapa saja untuk menggunakannya bahkan bayi sekalipun. 

Bunda mungkin berpikir bahwa screen time pada bayi adalah hal yang perlu dikhawatirkan. Penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak menonton TV atau waktu menatap layar dapat menyebabkan berkurangnya waktu yang dihabiskan untuk beraktivitas, dan pada akhirnya menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat di masa kanak-kanak. 

Oleh karena itu, asosiasi tenaga kesehatan, termasuk American Academy of Pediatrics, menyarankan untuk tidak menggunakan media oleh anak-anak di bawah usia dua tahun. Mungkin yang terbaik adalah bertindak sekarang untuk membatasi screen time bayi dan mendorong kebiasaan sehat dan aktif yang dapat bertahan hingga masa kanak-kanak dan seterusnya. 

Selain itu, pada penelitian yang dilakukan Academy of Pediatrics pada tahun 2016 juga   menemukan bahwa screen time bayi yang berlebihan dapat menimbulkan peningkatan risiko obesitas, gangguan tidur, dan keterlambatan perkembangan bahasa dan motorik.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang 

Habiskan waktu berkualitas untuk aktif

Screen time bayi dapat mengganggu jumlah waktu yang dihabiskan mereka untuk berinteraksi dengan orang tuanya dan bergerak. Jika Bunda sering melihat layar, kemungkinan besar bayi Bunda juga akan melakukan hal yang sama. Waktu menatap layar dapat menggantikan waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas bersama. 

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, penyedia penitipan anak percaya bahwa bayi memerlukan aktivitas kurang dari satu jam setiap hari, padahal pedomannya adalah aktivitas harian minimal 90 menit. Memiliki rutinitas harian yang mencakup waktu bermain interaktif akan mendorong perkembangan fisik bayi Bunda, membangun otot, dan meningkatkan koordinasi—keterampilan yang diperlukan untuk merangkak, berdiri dan berjalan pada waktunya. Membangun aktivitas setiap hari tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu menciptakan kebiasaan sehat untuk masa depan.

Meskipun screen time bayi tidak dapat dihindari sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari efek negatifnya. Beberapa tips yang bisa Bunda lakukan adalah:

  • Membatasi screen time bayi sesuai dengan rekomendasi resmi

  • Memilih konten yang mendidik dan sesuai untuk usia bayi

  • Tetap interaktif dengan bermain dan berbicara dengan bayi

  • Membatasi screen time sebelum tidur untuk mencegah gangguan tidur

Orang tua yang kurang tidur mungkin juga tertarik untuk mengetahui bahwa menonton layar dapat memengaruhi tidur malam dan tidur siang bayi Bunda, karena menyebabkan dia membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur dan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur. Jadi matikan layar untuk tidur yang lebih nyenyak—untuk Bunda dan bayi Bunda.

Image Article
Mengapa Screen Time Berlebihan pada Bayi Akan Berdampak Buruk?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off