Waktu makan keluarga penting
31-07-2024
Duduk dengan keluarga dan makan bersama adalah salah satu kebahagiaan dalam hidup yang sederhana. Ini adalah kesempatan bagi batita Bunda untuk belajar bagaimana waktu makan bisa menjadi pengalaman bersama yang menyenangkan, penuh percakapan dan tawa. Dan manfaatnya tidak hanya sampai di situ. Makan bersama keluarga adalah bagian penting dalam membantu batita Bunda belajar menyukai berbagai makanan bergizi. Jika seluruh keluarga sebagai panutan, batita Bunda akan terdorong untuk mencoba, dan menikmati, makanan sehat dan seimbang seperti yang Bunda makan.
Meskipun kehadiran batita di meja makan kadang-kadang dapat membawa tantangan, menikmati makanan bersama dapat membantu keluarga tetap terhubung, dan juga dapat mengajarkan anak-anak kebiasaan makan yang sehat seumur hidup.
Duduklah di meja
Saat anak Bunda semakin mahir untuk makan sendiri, inilah saat yang tepat untuk melanjutkan kebiasaan makan bersama sebagai satu keluarga sesering mungkin. Cobalah untuk membuat waktu makan konsisten dan libatkan anak Bunda sebanyak mungkin—mungkin dengan meminta dia membantu “menata” meja. Ini mungkin berarti meletakkan cangkir dan peralatan makannya sendiri di atas meja. Ikut serta dalam menyiapkan makanan secara rutin akan membantu batita Bunda terbiasa dengan rutinitas tersebut.
Batita Bunda dapat duduk satu meja bersama Bunda, namun tidak terlalu lama. Pastikan dia duduk dalam posisi yang nyaman dan dapat melihat anggota keluarga lainnya. Hindari gadget dan gangguan lainnya.
Saat menawarkan anak Bunda makanan bergizi dengan tekstur yang sesuai dengan usianya, lakukan yang terbaik untuk menjadi teladan dalam pola makan sehat. Tunjukkan padanya betapa Bunda menikmati makanan yang sama yang dia makan, dan bersemangatlah untuk mencoba rasa baru.
Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang
Menyemangati dengan lembut
Jika anak Bunda enggan mencoba makanan baru, teruslah menawarkannya dan memberikan semangat tanpa memaksanya. Sebuah penelitian baru-baru ini mengamati cara orang tua mendesak, atau mendorong, batita mereka untuk mencoba makanan baru. Hasilnya menunjukkan bahwa kata-kata penyemangat, jika digunakan dalam jumlah sedang, dapat membantu memperkenalkan makanan baru kepada batita.
“Rata-rata, dibutuhkan sekitar 2,5 dorongan sebelum seorang anak mau mencoba makanan baru, jadi sedikit upaya pun pasti ada gunanya,” kata Lisa Fries, PhD, Spesialis Ilmu Perilaku di Nestlé Research di Swiss. “Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang paling banyak makan sayur memiliki orang tua yang menggunakan kata-kata penyemangat daripada imbalan atau tekanan yang tidak semestinya. Kata-kata penyemangat mencakup mengapa anak harus mencicipi makanan tersebut, manfaat kesehatannya (“akan membuat kamu besar dan kuat”), atau perbandingannya dengan makanan yang sudah dikenalnya (“seperti kismis besar”).”
Efek pada berat badan
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang ikut makan bersama keluarga memiliki risiko kelebihan berat badan yang lebih kecil. Hal ini memerlukan perencanaan, kesabaran, dan ketekunan, dan hasil dari pertumbuhannya yang sehat sepadan dengan usaha yang dilakukan.
Mempraktikkan pemberian makan yang responsif—menciptakan lingkungan yang hangat dan positif untuk makan bersama keluarga, memperhatikan tBunda-tBunda lapar dan kenyang pada anak Bunda, dan menjadi teladan dalam memilih makanan yang bervariasi dan bergizi—juga akan membantunya menuju pola makan mandiri yang sehat.