Ketika Bunda Membiarkan Si Buah Hati Bereksplorasi

Published date

Saya termasuk ibu yang cukup paranoid kalau Si Buah Hati bermain di tempat yang kerap dianggap sebagai sarang virus, bakteri, atau kuman," kata Febri, Bunda dari anak usia prasekolah, dan sedang mengandung anak keduanya.

Misalnya, Si Buah Hati bermain pasir di pantai, tempat bermain umum, dan sebagainya. Febri langsung was-was semua itu akan berdampak terhadap kesehatan Si Buah Hati. Apalagi sebagai ibu bekerja, Febri terpaksa mengorbankan sejumlah hal dalam pekerjaannya jika Si Buah Hati sakit. "Tapi di sisi lain, saya paham, bermain dengan tekstur, seperti pasir atau tanah, penting untuk melatih motorik anak,” aku Febri.

Dilema yang dihadapi Febri bukan hal yang jarang ditemui. Kebanyakan Bunda di area perkotaan, terutama yang kerap mendapat informasi dari berbagai media, akan berusaha menjauhkan anak dari segala hal yang bisa menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Padahal ada kondisi-kondisi tertentu, saat anak bermain di lokasi seperti area pasir di pantai, memiliki manfaat untuk perkembangan pengetahuan anak.

Apalagi anak-anak usia prasekolah umumnya mulai ingin mengeksplorasi banyak hal. Kala itu, rasa ingin tahunya sedang membuncah. Kebanyakan di antara mereka suka bermain bongkar-pasang, menjalin pertemanan, bereksplorasi di mana pun, dan mencoba banyak hal baru. 

Akan sangat disayangkan bila Si Buah Hati kehilangan kesempatan untuk belajar dan berteman karena terbatas rasa takut akan masalah kesehatan. Padahal kekhawatiran Bunda itu bisa diantisipasi dengan perlindungan atau pengawasan tepat terhadap Si Buah Hati.

Menurut Dr Soedjatmiko dalam artikel berjudul Pentingnya Stimulasi Bermain untuk Merangsang Kecerdasan Multipel yang dipublikasikan di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sel-sel otak anak terbentuk sejak dalam kandungan, sekitar usia 3-4 bulan dalam kandungan hingga usia 3 tahun. Kualitas perkembangannya tergantung stimulasi yang dilakukan oleh lingkungan. Semakin bervariasi stimulasinya, makin baik untuk perkembangan otak anak.

Oleh karena itu, Bunda harus selalu merangsang semua sistem indera Si Buah Hati. Mulai dari pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, dan pengecapan. Juga menstimulasi gerak kasar dan halus kaki, tangan serta jari-jari, mengajak berkomunikasi, merangsang perasaan dan pikiran Si Buah Hati dengan suasana bermain dan kasih sayang.

Salah satu dari delapan kecerdasan multipel adalah kecerdasan naturalis. Merangsang kecerdasan naturalis bisa Bunda lakukan dengan mengajak Si Buah Hati menanam biji-bijian hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang, dan sebagainya. Artinya, Si Buah Hati harus memperoleh kesempatan mengenal hal-hal terkait alam, yang mediumnya kebanyakan kerap dinilai tidak higienis.

Menurut Dr Soedjatmiko, kreativitas anak akan berkembang jika orang tua selalu bersikap otoritatif atau demokratik. Yaitu mendengarkan dan menghargai pendapat Si Buah Hati, serta mendorongnya berani mengungkapkan pikiran serta perasaannya. 

Keluarga, lanjut Dr Soedjatmiko, harus merangsang anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai benda atau kejadian di sekeliling, yang mereka dengar, lihat, rasakan atau mereka pikirkan dalam kehidupan sehari-hari.

Memahami pentingnya stimulasi kecerdasan, bereksplorasi, dan mengenali banyak hal, Febri sempat mencoba menguatkan diri dan mengambil jalan tengah terbaik yang bisa dipilih. Meski khawatir, ia berpendapat bila Si Buah Hati juga perlu mengeksplorasi dirinya dengan bermain di tempat yang edukatif dan membuatnya senang. "Saya lihat dia enjoy belajar dan mengeksplorasi hal baru, yang artinya merangsang keingintahuannya," kata Febri. "Saya rasa itu penting."

Febri sendiri mencoba melakukan antisipasi dengan memastikan Si Buah Hati sudah mendapat asupan cukup, seperti tidak melewati jam makan atau minum susu, memberlakukan pengawasan ekstra agar anak tidak melakukan hal yang berbahaya, mencuci tangan dan mandi dengan bersih, serta minum vitamin jika perlu. 

"Karena sebenarnya, di tempat-tempat yang tak terlalu higienis, seperti pasir di pantai, asal antisipatif dan diawasi, bisa jadi sarana belajar yang baik untuk Si Buah Hati,” ujarnya.

Untuk mendukung Si Buah Hati bereksplorasi, Bunda bisa memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Ketika Bunda Membiarkan Si Kecil Bereksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips agar Daya Ingat Anak Optimal di Masa Sekolah

Published date

Sebagai orang tua, Bunda pasti ingin otak Si Buah Hati berkembang maksimal dan mampu menyerap segala informasi dengan mudah. Sehingga ia tidak kesulitan dalam mengikuti pelajaran sekolahnya.

Satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses belajar Si Buah Hati adalah kemampuan mengingatnya. Daya ingat sendiri merupakan kemampuan dasar kognitif yang penting dalam perkembangan Si Buah Hati. Proses dasar daya ingat itu meliputi proses encoding (memasukkan informasi), storage (penyimpanan), dan retrieval (menimbulkan kembali).

Dalam perkembangan Si Buah Hati, proses encoding sangat penting. Sebab bila Si Buah Hati kurang konsentrasi, proses memasukkan informasi baru bisa terganggu. Sementara lupa terjadi karena ada hambatan pada proses storagedan retrieval.

Untuk memicu perkembangan otak Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan DANCOW 5+ Nutritods, yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Baca Juga: Rekomendasi Menu Makanan Kaya Vitamin D

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009, Bunda bisa pula memicu stimulasi otak Si Buah Hati dengan mengajaknya melakukan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik, seperti apa yang terjadi jika air ditumpahkan. Juga dapat bermain memecahkan masalah sederhana dengan permainan puzzle, atau mengurutkan benda berdasarkan urutan dari paling kecil ke paling besar maupun sebaliknya. Stimulasi lain bisa Bunda berikan melalui kegiatan mendongeng atau membaca buku dan selipkan pertanyaan kepada Si Buah Hati terkait isi cerita.

Stimulasi pada otak Si Buah Hati ini sangat penting, Bunda. Sebab setiap otak terdiri dari 100 juta sel-sel saraf atau neuron, yang saling terhubung membentuk sinapsis. Sementara informasi yang Si Buah Hati pelajari akan tersimpan dalam sinapsis. Semakin banyak informasi baru yang dipelajari, maka bertambah jumlah neuron yang terhubung dan membentuk sinapsis. Jumlah sinapsis itu berhubungan dengan kemampuan kognitif otak.

Dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia disebutkan bahwa Si Buah Hati yang tumbuh di lingkungan yang miskin stimulasi, walau nutrisinya terpenuhi, akan terpengaruhi perkembangan otaknya. Termasuk ukuran otak dan kemampuan kognitif Si Buah Hati. Karena itu Bunda perlu menstimulasinya sejak usia dini.

Image Article
Agar Daya Ingat Si Kecil Optimal di Masa Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Aktivitas Rangsang Stimulasi Kecerdasan Si Buah Hati

Published date

Pada tahapan usia toddler, anak-anak mengalami perkembangan paling cepat dalam kehidupannya, sehingga menjadi periode paling ideal untuk memberikan stimulasi. 

Mardi Lucich, MD, praktisi kesehatan sekaligus penulis konten kesehatan anak di California Childcare Health Program, menyebutkan walaupun memiliki laju perkembangan yang berbeda-beda, semua menunjukkan kemajuan dalam bidang pertumbuhan fisik, kemampuan kognitif, dan pertumbuhan emosional.

Ayah dan Bunda tidak perlu membeli peralatan khusus atau mengikuti kurikulum yang direncanakan, untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Cukup lakukan empat aktivitas sederhana ini aja, lho.

1. Bermain

Si Buah Hati biasanya mengalami proses belajar yang optimal lewat permainan. Bermain memberikan kesempatan untuk bereksplorasi, mengembangkan daya imajinasi, dan kreativitas yang penting untuk perkembangan kecerdasannya. 

Menurut Stan Tian, praktisi kesehatan juga penulis banyak artikel kesehatan di Health Guidence Organization, bermain juga dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan mengatur tingkat emosi. Ayah dan Bunda tidak harus menyediakan permainan yang rumit dan modern, cukup luangkan waktu dan libatkan diri untuk bermain bersamanya.

2. Membaca Buku

Membaca buku bersama Si Buah Hati biasanya hanya dilakukan sebagai ritual pengantar tidur. memperkenalkan anak-anak sejak dini ke dunia sastra dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan kemampuan bahasa, memperkenalkan seni dan budaya, serta mengajarkan nilai-nilai budi pekerti. 

Walaupun belum bisa mengikuti alur ceritanya, ia akan menyukai gambar-gambar dan suara yang lembut saat membacakan cerita, sehingga menjadi cara yang bagus untuk memperkuat ikatan emosional orang tua-anak.

Baca Juga: Ragam Nutrisi untuk Daya Tahan Tubuh Anak

3. Ajak Mengobrol

Walaupun kemampuan bahasanya masih terbatas, ajak Si Buah Hati berbicara menggunakan suara lembut, berbagai kosakata, dan banyak ekspresi. Lakukan setiap saat Ayah atau Bunda sedang bersamanya, misalnya saat menyuapi makanan, memandikan, atau berjalan-jalan ke taman. 

Melalui kata-kata, cerita, dan bahkan lagu akan merangsang kemampuan berbicaranya, menunjukkan bagaimana harus mengatur emosi atau cara bersikap, dan juga mengajarkan kemampuan penyelesaian masalah.

4. Menyentuh

Menggendong dengan lembut atau berpelukan merupakan salah satu contoh menyentuh Si Buah Hati. Perlu diingat bahwa mandi, mengganti popok, dan memberi makan juga merupakan kesempatan untuk saling bersentuhan dan melakukan kontak mata. 

Sentuhan penting untuk perkembangan Si Buah Hati, karena menjadi cara pertama untuk mengekspresikan cinta Bunda dan Ayah, serta menjadi sumber kenyamanan.

Cara-cara sederhana ini dapat meningkatkan kedekatan orang tua dan Si Buah Hati, sekaligus mengasah kecerdasannya secara optimal.

Untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
4 Aktivitas Simple Rangsang Kecerdasan Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Perbolehkan Si Buah Hati Eksplorasi agar Tumbuh Optimal!

Published date

Eksplorasi merupakan hal penting dalam proses tumbuh kembang Si Buah Hati. Missy Willis M.Ed., pendiri organisasi pendidikan anak The Natural Child Project, menyebutkan bahwa terlalu sering berkata “jangan” atau “tidak” ternyata dapat memberikan dampak bagi Si Buah Hati. 

Salah satunya adalah membatasi rasa ingin tahu anak, karena ia mendapatkan larangan dari orang tuanya untuk bereksplorasi. Alasannya, bisa jadi karena soal keamanan bagi Si Buah Hati, misalnya “jangan lari-lari, nanti jatuh!”. Padahal, akan lebih baik jika Bunda memberikan Si Buah Hati kesempatan bereksplorasi untuk mendukungnya belajar hal baru.

Dampak lain yang bisa terjadi pada Si Buah Hati jika Bunda terlalu sering berkata “jangan” kepadanya adalah perilaku Si Buah Hati yang memberontak. Menurut Palo Alto Medical Foundation, semakin bertambah usia biasanya anak menginginkan sedikit lebih banyak kebebasan dan kemandirian dalam membuat keputusan. 

Jika terlalu sering dilarang atau banyak aturan, maka Si Buah Hati akan cenderung memberontak dan menentang Bunda. Jadi, terapkan aturan yang aman dan sehat, tapi tidak terlalu ribet. Dengan begitu, Bunda dapat memberikan Si Buah Hati ruang untuk tumbuh dan dapat mendukung mendukung rasa percaya diri anak. 

Agar tidak terjadi hal-hal di atas, ajak Si Buah Hati turut serta membuat peraturan. Hal ini bisa membuat Si Buah Hati merasa aturan tersebut adil baginya. Menurut Lehigh University College of Education, tiga hingga lima aturan dalam satu waktu adalah batas peraturan yang boleh diberikan.  

Hindari menumpuk lebih banyak aturan karena justru dapat menghambat tumbuh kembang Si Buah Hati dan menyebabkan masalah perilaku.

Pentingnya Eksplorasi dalam Tumbuh Kembang Si Buah Hati

Menurut para pakar perkembangan anak, fase eksplorasi sangat dibutuhkan oleh Si Buah Hati. Berdasarkan studi yang dilakukan University of Ilinois Extension, pada usia toddler berada di fase sangat aktif. 

Si Buah Hati di usia ini akan menggunakan keterampilan fisik dan verbalnya untuk mengeksplorasi segala sesuatu di sekitarnya.  Seiring pertumbuhannya, Si Buah Hati akan menghabiskan lebih banyak waktu bermain. Ini merupakan cara bagi anak untuk mengasah kemampuan berpikir, belajar empati, dan bersosialisasi dengan lingkungannya.

Jangan sampai, di usia ini Si Buah Hati tidak dapat bebas bereksplorasi karena rasa khawatir Bunda yang berlebihan. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab anak tidak percaya diri. Ketika anak dilarang menyentuh suatu barang misalnya, mereka bisa saja mengasosiasikan objek tersebut dengan rasa takut atau ketidaknyamanan. 

Di sini, ia menjadi kehilangan kesempatan untuk belajar dan memperluas pengetahuannya. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh Bunda untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya?

“Cara terbaik yang sebaiknya dilakukan orang tua adalah dengan ikut terlibat dalam proses eksplorasi. Hal ini lebih baik daripada orang tua menghalangi rasa ingin tahu anak,” jelasnya. Jadi, jangan ragu lagi untuk katakan, “iya boleh” demi tumbuh kembang Si Buah Hati yang optimal. 

Supaya Bunda tidak merasa was-was untuk membolehkan Si Buah Hati bereksplorasi, tentunya kondisi kesehatannya perlu terlindungi. Dukung perlindungan kesehatan anak dengan memberikan asupan makanan bergizi lengkap dan seimbang.

Susu DANCOW 1+ Nutritods merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Dengan tubuh sehat, Si Buah Hati pun dapat terus bereksplorasi untuk mengembangkan rasa ingin tahunya sekaligus membantu meningkatkan rasa percaya diri anak.

 

Image Article
Katakan “Iya Boleh” Agar Si Kecil Tumbuh Optimal!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Menjaga
Quiz Answer 1 B
Membimbing
Quiz Answer 1 C
Melindungi
Quiz Answer 1 D
Semua benar
Quiz Answer 2 A
Pemberontakan pada Si Kecil
Quiz Answer 2 B
Si Kecil menangis
Quiz Answer 2 C
Si Kecil tidur nyenyak
Quiz Answer 2 D
Si kecil senang
Quiz Answer 3 A
5-10 tahun
Quiz Answer 3 B
1-3 tahun
Quiz Answer 3 C
0-5 bulan
Quiz Answer 3 D
13-16 tahun
Quiz 1
Definisi mengasuh anak
Quiz 3
Usia berapa anak menjadi sangat aktif
Quiz 2
Dampak Bunda sering berkata “Jangan” pada Si Kecil
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
A
Kunci Quiz 3
B

Ketika Si Buah Hati Belajar Bahasa Kedua Sejak Dini

Published date

Bunda, pada usia 1 tahun biasanya Si Buah Hati sudah mulai bisa berkata-kata. Mungkin baru satu-dua kata yang dikuasainya, namun Bunda sudah terlanjur gemas ingin buru-buru mengajarkan bahasa kedua pada Si Buah Hati. Baik itu bahasa asing maupun daerah. Terutama bila Ayah dan Bunda memiliki latar belakang berbeda suku atau bahkan negara.

Sebenarnya, kapan waktu terbaik untuk memperkenalkan bahasa kedua pada Si Buah Hati? Apakah Bunda dan Ayah bisa mengajarkan bahasa kedua sedini mungkin pada Si Buah Hati? Atau sebaiknya Si Buah Hati memantapkan dulu bahasa ibu sebelum mengenal bahasa kedua?

Ahli psikolinguistik Soenjono Dardjowidjojo mengatakan, Si Buah Hati yang baru lahir akan dapat menguasai bahasa mana saja yang disuguhkan kepadanya dengan keakuratan seperti penutur asli. Jika Si Buah Hati berada pada lingkungan yang menggunakan lebih dari satu bahasa, secara otomatis anak tersebut menjadi bilingual atau bahkan multilingual. Sebab pada 1000 hari pertama kehidupannya, Si Buah Hati dapat belajar apa saja.

Baca juga: Agar Daya Ingat Si Buah Hati Optimal di Masa Sekolah

Sementara menurut penelitian mahasiswa pascasarjana Universitas Udayana, Ni Luh Putu Sri Adnyan, berjudul Perkembangan Bunyi Bahasa Anak Bilingual, Si Buah Hati yang terbiasa mendengar dua bahasa berbeda akan mudah menyerap dan menyimpannya dalam memori. Hal ini ia buktikan dengan meneliti perkembangan bahasa Putu Lila yang sejak lahir kerap mendengarkan bahasa Jerman dari sang Ayah, dan Indonesia dari Bundanya.

Ni Luh menemukan bila hingga usia 2,5 tahun, Lila belum bisa membedakan dua sistem bahasa yang berbeda. Si Buah Hati Lila seringkali menggunakan bahasa Indonesia untuk menjawab pertanyaan bahasa Jerman, begitu pula sebaliknya. Hal itu juga menunjukkan bahwa Lila memahami pertanyaan dalam dua bahasa dan menjawabnya dengan tepat walaupun memakai bahasa yang berbeda.

"Si Buah Hati yang berbahasa bilingual memiliki pengetahuan tentang dua budaya dan bisa berkomunikasi dengan lebih banyak orang. Selain itu, mereka akan mendapat keuntungan dalam keterampilan berpikir," tulis Ni Luh.

Image Article
Ketika si Kecil Belajar Bahasa Kedua Sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Si Buah Hati Diare? Lakukan 3 Langkah Pertolongan Pertama Ini

Published date

Tahukah Bunda bahwa fakta yang terjadi sampai saat ini diare merupakan salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh Si Buah Hati. Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang menyepelekan saat melihat Si Buah Hati diare.

Buktinya, sampai saat ini angka kematian pada anak yang disebabkan diare masih terbilang tinggi, terlebih untuk negara berkembang seperti Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2016 menyebutkan kalau diare merupakan penyebab kematian pada anak nomor 2 tertinggi di Indonesia. Fakta ini tentu saja memprihatinkan, dan bisa mengingatkan Bunda bahwa tidak bisa menganggap remeh saat Si Buah Hati mengalami diare.

Perlu dipahami, bahwa diare merupakan kondisi di mana Si Buah Hati buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari. Kondisi kotoran Si Buah Hati pun cenderung lembek atau cair. Secara klinis, penyebab diare itu memang macam-macam, seperti yang dijelaskan oleh dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo.

"Tapi yang paling banyak terjadi pada anak-anak itu memang karena infeksi mulai dari infeksi virus, bakteri, parasit. Penyebab lainnya itu dikarenakan malabsorbsi, keracunan, alergi, imunodefisiensi. Termasuk dikarenakan kondisi kebersihan.”

Saat Si Buah Hati mengalami diare, hal pertama yang perlu Bunda perhatikan adalah mengenali lebih dulu, apa penyebabnya. Dan pastikan Si Buah Hati tidak mengalami dehidrasi. “Dehidrasi ini perlu penanganan yang tepat. Untuk itu orangtua juga perlu memahami dan membedakan apakah anak mengalami dehidrasi ringan atau berat," papar dr. Meta.

Seperti yang dijelaskan oleh dr. Meta, ada beberapa gejala yang perlu diketahui saat Si Buah Hati mengalami dehidrasi saat diare. Gejala diare dehidrasi berat, bisa dilihat saat anak mulai lesu atau lunglai. Bahkan, bisa sampai tidak sadar. Mata Si Buah Hati juga terlihat cekung, dan tidak memiliki keinginan untuk minum. "Jika mencubit di daerah perut, kembali dalam keadaan normal sangat lambat," tambah dr. Meta.

Saat Si Buah Hati diare, ada beberapa langkah pertolongan pertama yang bisa Bunda lakukan.

Berikan oralit

Langkah pertama yang bisa Bunda lakukan sebagai pertolongan pertama saat Si Buah Hati diare adalah menjaga agar cairan dalam tubuh cukup. Namun cairan di sini bukan hanya air tetapi juga elektrolit tubuh. Biasanya cairan yang digunakan adalah oralit.

Menurut dr. Meta, pemberian oralit sudah masuk dalam satu program pemerintah untuk menuntaskan diare pada anak. Oralit ini merupakan kombinasi antara garam dengan air putih. Fungsinya membantu tubuh menggantikan cairan yang hilang akibat diare.

Jaga kebersihan makanan dan lingkungan anak

Salah satu langkah penting yang perlu dilakukan adalah memastikan kebersihan makanan dan lingkungan Si Buah Hati. Termasuk melatih Si Buah Hati untuk melakukan kebiasaan hidup bersih, dan mengajarkan cara cuci tangan dengan sabun dengan standar WHO.  Menurut data WHO (2014), mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi 40% resiko diare dan 20% resiko infeksi saluran pernapasan akut, termasuk pneumonia.

Pastikan Si Buah Hati tetap mendapatkan nutrisi yang tercukupi

Salah satu langkah yang Bunda perlu lakukan adalah pastikan agar nutrisi Si Buah Hati dapat terpenuhi yaitu dengan memberikan Si Buah Hati nutrisi lengkap seimbang, termasuk 2 gelas susu setiap harinya.

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Pada prinsipnya, tentu akan lebih baik lagi jika Bunda mencegah anak mengalami diare daripada mengobati.

Image Article
Ketahui langkah pertolongan pertama saat si kecil diare.
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Ya, sering merasa kebingungan
Quiz Answer 1 B
Tidak, saya tidak pernah merasa kebingungan
Quiz Answer 1 C
Biasa saja
Quiz Answer 1 D
Tidak tahu
Quiz Answer 2 A
Makanan
Quiz Answer 2 B
Sistem imun yang sedang lemah
Quiz Answer 2 C
Tangan yang kotor
Quiz Answer 2 D
Semua benar
Quiz Answer 3 A
Ya, sangat penting
Quiz Answer 3 B
Ya, namun banyak hal lain yang juga perlu diperhatikan
Quiz Answer 3 C
Tidak, karena diare dapat disebabkan oleh banyak hal
Quiz Answer 3 D
Tidak, karena kebersihan makanan tidak menjamin Si Kecil terhindar dari diare
Quiz 1
Apakah Bunda pernah merasa bingung, mengenai hal yang harus dibawa untuk persiapan mudik?
Quiz 3
Menurut Bunda, apakah kebersihan makanan sangat penting bagi si Kecil agar terhindar dari diare?
Quiz 2
Menurut Bunda, apa yang menyebabkan Si Kecil diare?
Kunci Quiz 1
A
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
A

Yuk, Latih Kemandirian Si Buah Hati dengan Manfaat Puzzle

Published date

Melatih kemandirian pada Si Buah Hati sebaiknya dilakukan sejak dini. Supaya anak tak merasa terintimidasi, tentu Bunda perlu cari cara lain yang lebih menyenangkan. Bermain merupakan cara yang cukup efektif untuk membantu mengembangkan keterampilan dan melatih perkembangan sosial Si Buah Hati di masa depan. 

Salah satu permainan yang bagus untuk stimulasi adalah puzzle. Manfaat puzzle tentunya salah satunya adalah menstimulasi kecerdasan Si Buah Hati. Apa saja kira-kira permainan anak mandiri itu? Bunda bisa mendapatkan infonya di sini. Yuk, disimak!

1. Bermain Boneka

Menurut Ajeng Raviando, psikolog anak dari klinik konseling bernama Teman Hati Konseling, bermain boneka ternyata memberikan banyak manfaat bagi Si Buah Hati. Salah satunya, bisa membantu melatih sikap mandiri. Sebab saat bermain boneka, biasanya ia meniru Bunda bagaimana cara menyuapi makanan atau memakai pakaian. 

Secara tidak langsung, hal ini bisa mendukung Si Buah Hati belajar makan dan mengenakan pakaiannya sendiri. Selain itu, ia juga belajar tidak tergantung dengan Bunda dalam menjaga dan menyimpan boneka agar tidak rusak.

2. Petak Umpet

Permainan ini mungkin terlihat sepele. Namun Dr. Susan Davis yang merupakan psikolog sekaligus penulis buku Raising Children, mengatakan bahwa petak umpet adalah permainan yang dapat membantu melatih kemandirian Si Buah Hati. 

Saat Bunda sembunyi, ia belajar tidak selalu tergantung dengan Bunda dan mendukungnya untuk percaya dengan kemampuannya. Selain itu, petak umpet juga merupakan salah satu dari permainan tradisional anak yang meningkatkan kemampuan bersosialisasi, bila dilakukan bersama anak seusianya.

3. Slime

Ini bisa jadi permainan alternatif untuk membantu melatih kemandirian Si Buah Hati. Apalagi, kalau Bunda juga melibatkannya untuk membuat slime di rumah. Yuk, ajak Si Buah Hati mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, lalu ajari cara membuatnya dengan perlahan-lahan. 

Mempelajari keterampilan yang baru, dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri Si Buah Hati untuk melakukan suatu hal sendiri.

4. Perahu Kertas

Di lain waktu, Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati membuat perahu dari kertas origami. Dengan cara ini, Bunda bisa mengajarkan keterampilan melipat kertas kepada Si Buah Hati. Menguasai keterampilan melipat kertas, tentu membuat kemampuannya makin bertambah. 

Ini artinya Si Buah Hati makin percaya melakukan hal baru tanpa bantuan Bunda. Supaya ia makin merasa percaya diri, Bunda juga bisa mendukung Si Buah Hati mengajarkan cara membuat perahu kertas ke anak lainnya.

5. Puzzle

Permainan puzzle menurut Gwen Dewar, PhD, founder situs keluarga Parenting Science, dapat mendukung kemampuan Si Buah Hati dalam memecahkan masalahnya secara mandiri. Manfaat puzzle ini memang tak tampak, tetapi lama-kelamaan anak terbiasa memecahkan masalahnya sendiri. 

Selama bermain, Si Buah Hati akan berusaha agar potongan-potongan puzzle terbentuk menjadi sebuah gambar. Jangan lupa manfaat puzzle  yang paling utama adalah melatih fungsi kognitif dan kecerdasan anak. 

Setelah mengetahui  manfaat puzzle dan permainan lainnya, ayo Bunda mengajaknya bermain. Jangan lupa pastikan kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan menyiapkan makanan sehat bergizi seimbang. Susu pertumbuhan DANCOW 5+ Nutritods yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Nah, ternyata melatih Si Buah Hati belajar mandiri bisa dilakukan dengan cara yang seru, ya. Yuk, ajak Si Buah Hati melakukan beberapa permainan anak mandiri di atas. Selamat mencoba!

 

Image Article
 Yuk, Latih Kemandirian Si Kecil dengan Permainan Seru Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Puzzle
Quiz Answer 1 B
Slime
Quiz Answer 1 C
Semua benar
Quiz Answer 1 D
Perahu kertas
Quiz Answer 2 A
Bermain
Quiz Answer 2 B
Tidur
Quiz Answer 2 C
Mandi
Quiz Answer 2 D
Makan
Quiz Answer 3 A
Main puzzle
Quiz Answer 3 B
Main boneka
Quiz Answer 3 C
Main rumah-rumahan
Quiz Answer 3 D
Main mobil-mobilan
Quiz 1
Contoh permainan anak mandiri
Quiz 3
Permainan yang dapat melatih kemampuan memecahkan masalah secara mandiri adalah ...
Quiz 2
Cara asyik mengajarkan anak tentang kemandirian sejak dini adalah ...
Kunci Quiz 1
C
Kunci Quiz 2
A
Kunci Quiz 3
A

Ini Dia Kunci Agar Si Buah Hati Semangat Mengerjakan PR

Published date

PR atau pekerjaan rumah sering kali diberikan oleh guru pada Si Buah Hati untuk mengasah keterampilan dan wawasannya. Tak jarang, semangatnya mengendur ketika harus mengulang pelajarannya di rumah. Pernah mengalami hal seperti ini, Bunda? Lalu bagaimana cara mengatasinya? Tenang, Bunda dapat membantunya tetap semangat belajar dengan menerapkan beberapa tips berikut ini.

Ciptakan Tempat Belajar yang Nyaman

Pilih tempat di bagian rumah yang tenang, pencahayaan ruangan cukup, dan perlengkapan sekolah yang memadai. Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati untuk mendekorasi ruang belajarnya sesuai kesukaannya. Kemudian, Bunda dapat memantau aktivitas Si Buah Hati selama mengerjakan PR sambil memberikan motivasi agar pekerjaan rumahnya cepat selesai. Cara ini juga cukup efektif untuk membantu Si Buah Hati tetap fokus pada tugasnya.

Buat Jadwal Belajar Si Buah Hati

Misalnya, pada sore hari selama satu jam. Tetapkan waktu ini dalam periode tertentu, supaya Si Buah Hati terbiasa memanfaatkan waktu tersebut untuk mengerjakan PR atau belajar apa pun jika sedang tak diberikan PR oleh guru sekolahnya. Tantang Si Buah Hati untuk memperkirakan berapa lama ia dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya, kemudian atur waktu belajar Si Buah Hati sambil memberikan pengertian bahwa Si Buah Hati harus mengikuti aturan durasi waktu tersebut,

Misalnya, Bunda dapat mengatur waktu belajar pada pukul lima hingga enam sore. Baik ada PR maupun tidak, pastikan Si Buah Hati tetap menjadikannya sebagai rutinitas belajar. Dengan demikian, Si Buah Hati pun akan terbiasa untuk belajar, mengingat ada PR atau mengerjakan tugas tanpa disuruh. Pembuatan jadwal belajar ini juga sekaligus menguji pemikiran Si Buah Hati, berikut kemampuannya untuk bertahan dari tekanan mengerjakan pekerjaan rumah.

Baca Juga: Pentingnya Kandungan Susu DANCOW FortiGro untuk Anak Sekolah

Dampingi Si Buah Hati Selama Belajar

Bunda bisa mendampingi Si Buah Hati selama proses belajar, termasuk juga saat mengerjakan PR. Bunda dapat membantu memberikan pemahaman pada Si Buah Hati seputar materi yang belum dikuasainya. Untuk hal ini, Bunda dituntut memiliki kesabaran tingkat tinggi.

Berikan Apresiasi

Ketika Si Buah Hati telah selesai mengerjakan pekerjaan rumah, usahakan untuk memberikan apresiasi yang membuatnya merasa bahagia setelah menyelesaikan tugas. Misalnya, Bunda dapat memberikan tepuk hebat atau tepuk jagoan sebagai hadiah. Atau, Bunda juga bisa memberikan stiker bintang di ruang belajarnya setiap ia selesai mengerjakan PR dengan baik. Bila memungkinkan, Bunda juga boleh menghadiahkan es krim atau kue kesukaan Si Buah Hati sebagai bentuk apresiasi lainnya. Jenis apresiasi ini bisa bervariasi sesuai kreativitas Bunda.

Hindari Si Buah Hati dari Distraksi Saat Belajar

Usahakan tidak ada benda atau hal yang dapat mengganggu proses belajar Si Buah Hati, seperti gadget atau mainan. Pertahankan gangguan seminimal mungkin. Dengan demikian, ia pun bisa lebih fokus selama belajar atau mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Selain berbagai cara di atas, pastikan Bunda selalu mendukung proses belajar Si Buah Hati dengan memberikannya asupan nutrisi yang cukup, dan lengkapi dengan susu DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. DANCOW FortiGro yang mengandung vitamin dan mineral dapat mendukung proses belajar Si Buah Hati.

Berdasarkan penelitian IPSOS tahun 2022 pada ibu-ibu dengan anak usia 5-12 tahun pengguna susu DANCOW FortiGro di Jabodetabek, 9 dari 10 Bunda percaya bahwa DANCOW bantu anak lebih siap belajar. Pasalnya, di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi Si Buah Hati sebagai pendamping di waktu belajarnya. Selamat mencoba, ya!

Image Article
Bunda, Ini Dia Rahasia Si Buah Hati Semangat Mengerjakan PR
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Kriteria Sarapan Sehat bagi Si Buah Hati

Published date

Bagi Si Buah Hati, menyantap sarapan sehat bukan hanya untuk memenuhi gizi harian. Sarapan juga memberinya energi untuk memulai aktivitas di pagi hari dan mendukung konsentrasi saat belajar. Sarapan yang sehat itu seperti apa sih? Simak kriterianya di bawah ini, yuk.

1. Sarapan Sebelum Jam 9 Pagi

Saat tidur malam, tubuh anak tidak mendapat asupan gizi dalam waktu yang lebih panjang. Padahal zat gizi yang ia dapatkan dari makan malamnya sudah mulai dicerna oleh tubuh. Karenanya, sarapan perlu disantap sebelum jam 9 pagi agar tubuh segera mendapat asupan energi lagi. Untuk memenuhi kebutuhan gizi harian tidak bisa dilakukan dalam satu kali makan saja, tetapi dibagi menjadi tiga kali makan setiap 4-6 jam.

2. Menu Sarapan dengan Gizi Seimbang

Sarapan merupakan bagian dari proses pemenuhan gizi harian Si Buah Hati. Karena sarapan yang baik bukan sekedar untuk membuat perut kenyang, Bunda perlu memastikan menu sarapan Si Buah Hati mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup. Jumlah yang cukup di sini, setidaknya memenuhi seperempat kebutuhan gizi harian. Pastikan sayuran dan buah selalu ada di menu sarapannya, ya Bun. Lengkapi juga nutrisinya dengan memberikan segelas susu DANCOW FortiGro yang kelezatannya disukai Si Buah Hati.

3. Sarapan Jangan Tergesa-Gesa

Biasakan Si Buah Hati untuk menyantap sarapan dengan baik dan tidak tergesa-gesa ya, Bunda. Untuk dapat menerapkan hal ini, biasakan Si Buah Hati makan malam sebelum jam 7 malam dan tidur sebelum jam 9 malam agar keesokan harinya bisa bangun dengan segar di pagi hari. Karena Si Buah Hati memerlukan waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri sebelum sarapan dan berangkat ke sekolah.

Image Article
Makan bersama
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kapan Waktu yang Tepat untuk Anak Belajar Puasa?

Published date

Bulan suci Ramadan adalah bulan yang dinanti-nanti umat Muslim seluruh dunia. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga turut antusias untuk ikut merasakan momen ibadah bersama di bulan suci, termasuk belajar puasa.

Banyak aktivitas yang biasanya hanya dilakukan ketika bulan Ramadan tiba seperti sahur, buka puasa, tarawih, hingga berbondong-bondong pergi ke masjid. Aktivitas-aktivitas ini semakin menambah keseruan bulan Ramadan. Di antara segala antusiasme Si Buah Hati akan bulan Ramadan, muncul pertanyaan penting. “Kapankah waktu yang tepat untuk belajar puasa bagi Si Buah Hati?”

Waktu yang Tepat untuk Belajar Puasa

Memang tidak ada ilmu yang pasti untuk menjawab pertanyaan mengenai usia ideal anak belajar puasa. Umumnya, umur berapa anak-anak belajar berpuasa kembali pada preferensi masing-masing orang tua.

Ada orang tua yang ingin anaknya belajar berpuasa sedini mungkin, tak sedikit pula yang takut dan menganggap anaknya belum siap berpuasa di usia terlalu dini karena khawatir akan pertumbuhannya.

Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu Ayah dan Bunda mempertimbangkan kapan sebaiknya Si Buah Hati mulai belajar berpuasa. Yuk, cari tahu di bawah!

1. Saat Buah Hati Sudah Siap

Seperti sudah disebutkan di atas, puasa Ramadan memang banyak diantisipasi oleh anak-anak sebagai momen yang mereka nantikan. Antusiasme ini dapat menjadi tanda bahwa Si Buah Hati memiliki keinginan untuk berpuasa.

Meski demikian, terkadang modal antusias saja tidak cukup. Ada beberapa aspek lain yang perlu jadi pertimbangan. Salah satunya adalah kesiapan. Kesiapan yang dimaksud adalah bahwa ia sudah siap secara fisik yaitu sehat dan tidak sedang sakit, serta siap mental dan psikis di mana Si Buah Hati sudah menunjukkan minat dan keinginan untuk mencoba berpuasa mengikuti teladan Ayah dan Bunda.

2. Mengajarkan Nilai Agama

Meski seorang anak tidak wajib berpuasa sampai masuk usia akil balig atau pubertas, Bunda tak perlu ragu untuk mulai mengenalkannya pada nilai-nilai ibadah saat bulan Ramadan.

Jika Si Buah Hati belajar berpuasa jauh sebelumnya, dengan begitu ia sudah terbiasa dan paham dengan baik makna dan pentingnya berpuasa masa akil balignya tiba.

3. Berpatokan Pada Usia

Meski secara agama seseorang baru diwajibkan berpuasa ketika menginjak masa puber, namun tidak ada salahnya untuk mulai memperkenalkan Si Buah Hati dengan konsep berpuasa wajib di bulan Ramadan.

Untuk itu, sebagai acuan, kisaran usia yang cocok bagi Si Buah Hati untuk belajar berpuasa adalah usia 5-6 tahun, yaitu bersamaan dengan usia Si Buah Hati mulai sekolah. Pasalnya, di usia tersebut biasanya Si Buah Hati sudah bisa mengenali konsep dasar, memiliki minat belajar dan mampu mengendalikan emosi. Dengan demikian, saat belajar berpuasa, Si Buah Hati tidak sekadar menahan rasa lapar dan haus, tapi juga sudah bisa belajar memahami esensi dari puasa itu sendiri.

Umur berapa anak-anak belajar puasa memang tak pasti. Namun yang pasti adalah kebutuhan nutrisinya kapan saja, terutama ketika sedang berpuasa. Pastikan Bunda selalu memberikannya DANCOW FortiGro yang mengandung nutrisi lengkap dengan rasa nikmat.

Baca Juga: 5 Trik Mendukung Anak untuk Puasa Ramadan

Cara Mengatur Waktu Belajar saat Puasa

Saat Si Buah Hati latihan berpuasa, bukan berarti mereka bisa bebas dari kewajibannya untuk tetap belajar dan bersekolah. Sementara untuk jam belajar efektif di rumah saat puasa bisa disesuaikan dengan kondisi fisik Si Buah Hati. Berikut ini beberapa cara yang bisa Bunda lakukan agar momen belajar anak tetap nyaman saat puasa.

1. Mengatur jam tidur di malam hari

Pastikan agar anak tidak tidur terlalu malam. Bila perlu, tentukan jam tidur anak agar ia bisa mendapatkan istirahat yang cukup, sehingga tidak timbul drama saat membangunkannya untuk sahur. Selain itu, istirahat yang cukup juga memungkinkan mereka untuk dapat beraktivitas dengan lebih bersemangat, tidak lemas, dan bebas rasa mengantuk saat berada di sekolah.

2. Memanfaatkan waktu ngabuburit untuk membaca buku pelajaran

Jika biasanya waktu ngabuburit dihabiskan dengan berolahraga atau menonton film favorit, Bunda juga bisa menemani anak untuk belajar. Mulai dari membaca buku pelajaran atau membantunya mengerjakan PR. Hal ini juga bisa jadi salah satu tips puasa saat belajar.

3. Belajar setelah makan malam

Waktu yang tepat untuk belajar selanjutnya adalah setelah makan malam. Dalam kondisi ini, kondisi perut anak sudah diisi dengan makanan bergizi setelah berpuasa hampir 12 jam lamanya. Agar tidak cepat mengantuk dan perut terasa sesak, pastikan agar anak tidak makan secara berlebihan saat berbuka puasa ya, Bunda.

4. Mengonsumsi asupan bergizi

Kurangi mengonsumsi makanan manis dan berminyak saat berbuka puasa, sebaiknya berikan makanan bergizi yang mengandung protein, lemak sehat, serat, serta karbohidrat yang baik untuk mengembalikan energi agar Si Buah Hati tidak mengantuk saat belajar setelah berbuka. Lengkapi juga dengan pemberian susu untuk mendukung tumbuh kembang dan meningkatkan daya pikirnya.

Tips Mengajarkan Anak Berpuasa

Setelah memahami waktu yang tepat untuk anak belajar puasa, berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk membuat Si Buah Hati semakin bersemangat belajar menahan lapar dan haus selama bulan Ramadan:

1. Menjadi contoh yang baik

Children see, children do. Pada dasarnya, anak-anak cenderung meniru kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pastikan untuk menjadi contoh yang baik dalam menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Saat anak-anak melihat langsung kedua orang tuanya berpuasa, maka mereka akan lebih termotivasi untuk mengikutinya.

2. Latihan berpuasa secara bertahap

Tak perlu memaksakan Si Buah Hati untuk langsung puasa penuh, Bunda bisa mengajarkannya untuk berpuasa secara bertahap. Misalnya dengan mulai mengajak mereka berpuasa setengah hari atau beberapa jam sesuai dengan kemampuannya, dengan begini anak-anak tidak merasa terbebani. Percayalah bahwa lama-kelamaan mereka akan lebih siap untuk berpuasa penuh.

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

Selanjutnya, pastikan untuk menciptakan suasana sahur dan berbuka puasa yang menyenangkan. Sebab hal ini jugalah yang bisa membuat mereka lebih bersemangat dalam belajar berpuasa. Bunda bisa melibatkan Si Buah Hati dalam merencanakan menu, memasak, maupun melakukan berbagai kegiatan menyenangkan selama menunggu berbuka puasa.

Tak cukup hanya dengan memahami berapa umur ideal anak puasa, penting juga bagi orang tua untuk memerhatikan kebutuhan gizi Buah Hatinya selama belajar berpuasa. Melansir dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan.

  1. Memberikan makanan bergizi seimbang saat sahur dan berbuka puasa agar kesehatan Si Buah Hati tetap terjaga. Sebagai contoh, pilih DANCOW FortiGro sebagai salah satu bahan untuk mengolah sajian takjil agar jadi lebih nikmat untuk dinikmati bersama keluarga.
  2. Memberikan aneka ragam jenis pangan yang mengandung karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, sayuran, buah, dan air sesuai dengan porsi yang seimbang, dalam jumlah yang cukup. dan dilakukan secara teratur.
  3. Membatasi konsumsi makanan cepat saji dan camilan dengan kandungan gula tinggi, garam, serta lemak yang tidak baik bagi kesehatan Si Buah Hati.
  4. Mengajak Si Buah Hati untuk tetap melakukan aktivitas fisik menjelang waktu berbuka puasa.

Baca Juga: Cara Menjelaskan Puasa Kepada Anak
DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia sekolah 6-12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan nutrisinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas anak. Dengan gizi dan nutrisi yang tepat, energi Si Buah Hati akan tetap bersemangat hingga waktu buka puasa tiba.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung nutrisi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D; kandungan nutrisi untuk dukung proses belajar seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box); serta kandungan nutrisi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kini tersedia dalam 3 macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, Vanila, juga Milkyshake dengan rasa Choco Hazelnut dan Cookies and Cream  dengan rasa yang disukai Si Buah Hati. DANCOW FortiGro UHT praktis dikonsumsi Si Buah Hati Ketika berbuka puasa sebagai sajian takjil.

Fortigro Ramadan

Image Article
Kapan Waktu yang Tepat untuk Anak Belajar Puasa?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off