Ketika Si Buah Hati Belajar Bahasa Kedua Sejak Dini
03-11-2020
Bunda, pada usia 1 tahun biasanya Si Buah Hati sudah mulai bisa berkata-kata. Mungkin baru satu-dua kata yang dikuasainya, namun Bunda sudah terlanjur gemas ingin buru-buru mengajarkan bahasa kedua pada Si Buah Hati. Baik itu bahasa asing maupun daerah. Terutama bila Ayah dan Bunda memiliki latar belakang berbeda suku atau bahkan negara.
Sebenarnya, kapan waktu terbaik untuk memperkenalkan bahasa kedua pada Si Buah Hati? Apakah Bunda dan Ayah bisa mengajarkan bahasa kedua sedini mungkin pada Si Buah Hati? Atau sebaiknya Si Buah Hati memantapkan dulu bahasa ibu sebelum mengenal bahasa kedua?
Ahli psikolinguistik Soenjono Dardjowidjojo mengatakan, Si Buah Hati yang baru lahir akan dapat menguasai bahasa mana saja yang disuguhkan kepadanya dengan keakuratan seperti penutur asli. Jika Si Buah Hati berada pada lingkungan yang menggunakan lebih dari satu bahasa, secara otomatis anak tersebut menjadi bilingual atau bahkan multilingual. Sebab pada 1000 hari pertama kehidupannya, Si Buah Hati dapat belajar apa saja.
Baca juga: Agar Daya Ingat Si Buah Hati Optimal di Masa Sekolah
Sementara menurut penelitian mahasiswa pascasarjana Universitas Udayana, Ni Luh Putu Sri Adnyan, berjudul Perkembangan Bunyi Bahasa Anak Bilingual, Si Buah Hati yang terbiasa mendengar dua bahasa berbeda akan mudah menyerap dan menyimpannya dalam memori. Hal ini ia buktikan dengan meneliti perkembangan bahasa Putu Lila yang sejak lahir kerap mendengarkan bahasa Jerman dari sang Ayah, dan Indonesia dari Bundanya.
Ni Luh menemukan bila hingga usia 2,5 tahun, Lila belum bisa membedakan dua sistem bahasa yang berbeda. Si Buah Hati Lila seringkali menggunakan bahasa Indonesia untuk menjawab pertanyaan bahasa Jerman, begitu pula sebaliknya. Hal itu juga menunjukkan bahwa Lila memahami pertanyaan dalam dua bahasa dan menjawabnya dengan tepat walaupun memakai bahasa yang berbeda.
"Si Buah Hati yang berbahasa bilingual memiliki pengetahuan tentang dua budaya dan bisa berkomunikasi dengan lebih banyak orang. Selain itu, mereka akan mendapat keuntungan dalam keterampilan berpikir," tulis Ni Luh.