Ketika Bunda Membiarkan Si Buah Hati Bereksplorasi
03-11-2020
Saya termasuk ibu yang cukup paranoid kalau Si Buah Hati bermain di tempat yang kerap dianggap sebagai sarang virus, bakteri, atau kuman," kata Febri, Bunda dari anak usia prasekolah, dan sedang mengandung anak keduanya.
Misalnya, Si Buah Hati bermain pasir di pantai, tempat bermain umum, dan sebagainya. Febri langsung was-was semua itu akan berdampak terhadap kesehatan Si Buah Hati. Apalagi sebagai ibu bekerja, Febri terpaksa mengorbankan sejumlah hal dalam pekerjaannya jika Si Buah Hati sakit. "Tapi di sisi lain, saya paham, bermain dengan tekstur, seperti pasir atau tanah, penting untuk melatih motorik anak,” aku Febri.
Dilema yang dihadapi Febri bukan hal yang jarang ditemui. Kebanyakan Bunda di area perkotaan, terutama yang kerap mendapat informasi dari berbagai media, akan berusaha menjauhkan anak dari segala hal yang bisa menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Padahal ada kondisi-kondisi tertentu, saat anak bermain di lokasi seperti area pasir di pantai, memiliki manfaat untuk perkembangan pengetahuan anak.
Apalagi anak-anak usia prasekolah umumnya mulai ingin mengeksplorasi banyak hal. Kala itu, rasa ingin tahunya sedang membuncah. Kebanyakan di antara mereka suka bermain bongkar-pasang, menjalin pertemanan, bereksplorasi di mana pun, dan mencoba banyak hal baru.
Akan sangat disayangkan bila Si Buah Hati kehilangan kesempatan untuk belajar dan berteman karena terbatas rasa takut akan masalah kesehatan. Padahal kekhawatiran Bunda itu bisa diantisipasi dengan perlindungan atau pengawasan tepat terhadap Si Buah Hati.
Menurut Dr Soedjatmiko dalam artikel berjudul Pentingnya Stimulasi Bermain untuk Merangsang Kecerdasan Multipel yang dipublikasikan di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sel-sel otak anak terbentuk sejak dalam kandungan, sekitar usia 3-4 bulan dalam kandungan hingga usia 3 tahun. Kualitas perkembangannya tergantung stimulasi yang dilakukan oleh lingkungan. Semakin bervariasi stimulasinya, makin baik untuk perkembangan otak anak.
Oleh karena itu, Bunda harus selalu merangsang semua sistem indera Si Buah Hati. Mulai dari pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, dan pengecapan. Juga menstimulasi gerak kasar dan halus kaki, tangan serta jari-jari, mengajak berkomunikasi, merangsang perasaan dan pikiran Si Buah Hati dengan suasana bermain dan kasih sayang.
Salah satu dari delapan kecerdasan multipel adalah kecerdasan naturalis. Merangsang kecerdasan naturalis bisa Bunda lakukan dengan mengajak Si Buah Hati menanam biji-bijian hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang, dan sebagainya. Artinya, Si Buah Hati harus memperoleh kesempatan mengenal hal-hal terkait alam, yang mediumnya kebanyakan kerap dinilai tidak higienis.
Menurut Dr Soedjatmiko, kreativitas anak akan berkembang jika orang tua selalu bersikap otoritatif atau demokratik. Yaitu mendengarkan dan menghargai pendapat Si Buah Hati, serta mendorongnya berani mengungkapkan pikiran serta perasaannya.
Keluarga, lanjut Dr Soedjatmiko, harus merangsang anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai benda atau kejadian di sekeliling, yang mereka dengar, lihat, rasakan atau mereka pikirkan dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami pentingnya stimulasi kecerdasan, bereksplorasi, dan mengenali banyak hal, Febri sempat mencoba menguatkan diri dan mengambil jalan tengah terbaik yang bisa dipilih. Meski khawatir, ia berpendapat bila Si Buah Hati juga perlu mengeksplorasi dirinya dengan bermain di tempat yang edukatif dan membuatnya senang. "Saya lihat dia enjoy belajar dan mengeksplorasi hal baru, yang artinya merangsang keingintahuannya," kata Febri. "Saya rasa itu penting."
Febri sendiri mencoba melakukan antisipasi dengan memastikan Si Buah Hati sudah mendapat asupan cukup, seperti tidak melewati jam makan atau minum susu, memberlakukan pengawasan ekstra agar anak tidak melakukan hal yang berbahaya, mencuci tangan dan mandi dengan bersih, serta minum vitamin jika perlu.
"Karena sebenarnya, di tempat-tempat yang tak terlalu higienis, seperti pasir di pantai, asal antisipatif dan diawasi, bisa jadi sarana belajar yang baik untuk Si Buah Hati,” ujarnya.
Untuk mendukung Si Buah Hati bereksplorasi, Bunda bisa memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.