7 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Menyusui

Published date

Bunda tentu pernah mendengar, zat besi adalah salah satu nutrisi penting untuk kesehatan, termasuk untuk ibu menyusui. Tapi, tahukah Bunda betapa pentingnya zat gizi ini?

Nah, untuk menambah bekal pengetahuan Bunda, yuk ketahui manfaatnya sampai jenis-jenis makanan yang mengandung zat besi untuk ibu menyusui. 

Dengan begitu, Bunda bisa mencukupi kebutuhan energi dengan asupan berkualitas, sekaligus mampu memberikan ASI optimal untuk menunjang tumbuh kembang Si Buah Hati. 

Apa Manfaat Zat Besi untuk Ibu Menyusui?

Perlu Bunda ketahui, zat besi adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin bertugas membawa oksigen ke dalam sel darah merah agar bisa dialirkan ke seluruh tubuh.

Kekurangan hemoglobin bisa menyebabkan anemia. Hal ini tentunya bisa mengganggu kesehatan Bunda, sekaligus Si Buah Hati yang sedang disusui.

Perlu diingat juga, Ibu menyusui termasuk kelompok yang rentan anemia, terutama saat Bunda baru melahirkan dan banyak kehilangan darah atau mengalami pendarahan. 

Selain itu, selama menyusui, Bunda juga dianjurkan mencukupi kebutuhan zat besi untuk kebutuhan diri sendiri sekaligus menunjang produksi ASI.

Apabila Bunda kekurangan zat besi, maka mineral esensial untuk memproduksi ASI ini akan diambil dari persediaan atau cadangan zat besi yang ada di tubuh Bunda.

Ada beberapa tanda-tanda anemia, di antaranya badan sering lemas, lesu, sesak napas, kulit pucat, pusing, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, atau tangan dan kaki dingin.

Jika tidak diobati, anemia bisa menimbulkan masalah kesehatan, seperti kelelahan kronis sampai masalah jantung.

Mengingat zat besi ini ternyata fungsinya penting untuk ibu menyusui,  ketahui juga berapa kebutuhan per hari dan cara mencukupinya.

Berapa Kebutuhan Zat Besi Ibu Menyusui?

Kebutuhan zat besi untuk ibu menyusui tidak setinggi ibu hamil, tapi setara dengan para wanita pada umumnya.

Hal ini disebabkan, selama menyusui, Bunda masih menghasilkan hormon prolaktin yang dapat menghambat menstruasi. Oleh karena itu, zat besi wanita saat menyusui diasumsikan tidak hilang selama menstruasi.

Jadi, kebutuhan zat besi untuk ibu menyusui dalam kondisi sehat tanpa masalah kesehatan bisa sama dengan wanita dewasa yakni 18 miligram per hari.

Tapi, Bunda yang mengalami pendarahan atau punya riwayat anemia ada baiknya tetap berkonsultasi dengan dokter. Karena, kemungkinan perlu asupan zat besi lebih banyak dibandingkan ibu menyusui tanpa masalah kesehatan tertentu.

Tips Memenuhi Zat Besi Ibu Menyusui

Cara memenuhi kebutuhan zat besi untuk ibu menyusui sebenarnya tidak terlalu rumit. Pastikan Bunda mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta memasukkan beberapa makanan yang mengandung zat besi untuk ibu menyusui.

Ada dua jenis zat besi dari sumber alami atau makanan, yakni zat besi heme yang berasal dari protein hewani, serta non-heme berasal dari makanan nabati. Tubuh manusia cenderung lebih mudah menyerap zat besi heme ketimbang non-heme.

Selain makanan mengandung zat besi, Bunda juga perlu mengonsumsi makanan kaya vitamin C yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh. 

Bunda menyusui sebaiknya tidak sembarangan minum suplemen zat besi tanpa rekomendasi dokter. Pasalnya, kelebihan zat besi bisa menimbulkan masalah negatif 

Agar lebih aman, pastikan Bunda mencukupi kebutuhan zat gizi ini dari sumber alami seperti makanan.

Baca Juga: Tanda-tanda Melahirkan yang Perlu Dipahami

Jenis Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Menyusui

Bunda, ada beberapa jenis makanan kaya zat besi untuk ibu menyusui yang bisa dipilih untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ini. Berikut beberapa di antaranya:

1. Hati Ayam

Hati ayam kaya gizi dan bisa menjadi alternatif makanan penambah darah untuk ibu menyusui yang sedang anemia. Satu porsi atau 100 gram hati ayam mengandung 6,5 miligram zat besi heme, atau bisa menambah 36 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui. Tak hanya zat besi, asupan ini juga tinggi protein, kaya vitamin B, tembaga, selenium, vitamin A, dan kolin.

2. Daging merah 

Segala jenis daging merah, seperti daging sapi, kambing, atau domba juga termasuk makanan tinggi zat besi untuk ibu menyusui. 

Setiap 100 gram daging merah mengandung 2,7 miligram zat besi heme. Jumlah ini dapat mencukupi 15 persen kebutuhan zat besi per hari para busui. Tak hanya zat besi, daging merah juga kaya akan protein, zinc, selenium, dan vitamin B. 

3. Ikan

Kandungan zat besi ikan bervariasi. Paling tinggi berasal dari ikan tuna, tenggiri, kembung, dan sarden. Setiap 85 gram ikan tuna mengandung 1,4 miligram zat besi, atau 8 persen kebutuhan mineral ini bagi ibu menyusui.

4. Kerang

Segala jenis kerang, termasuk tiram dan remis, merupakan makanan tinggi zat besi untuk ibu menyusui. Kandungan zat besi kerang bisa bervariasi. Sebagai gambaran, 100 gram kerang mengandung 3 miligram zat besi. Jumlah ini mencukupi 17 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui.

5. Kacang-kacangan

Beberapa jenis kacang seperti buncis, lentil, kacang polong, atau kedelai adalah makanan kaya zat besi untuk ibu menyusui, terutama yang sedang mengurangi asupan protein hewani.

Kandungan zat besinya bisa bervariasi. Tapi, yang paling banyak dari lentil. Satu porsi atau secangkir kacang ini bisa menambah 6,6 miligram zat besi, atau bisa mencukupi 37 persen kebutuhan zat besi per hari. Untuk memaksimalkan penyerapannya, Bunda bisa mengimbangi konsumsi kacang-kacangan dengan makanan tinggi vitamin C.

6. Tahu dan tempe

Tahu dan tempe adalah makanan olahan kedelai yang cukup mudah didapatkan dan harganya relatif murah. Makanan ini juga mengandung zat besi yang tinggi. Satu porsi atau 126 gram tahu dan tempe bisa menambah 3,4 milligram zat besi, atau mencukupi 19 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui.

7. Bayam

Bayam adalah sayuran yang kaya zat besi. Makan 100 gram bayam bisa menambah 2,7 miligram zat besi ke dalam tubuh ibu menyusui. Jumlah ini setara 15 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui. Perlu diingat, jenis zat besi dalam bayam adalah non-heme, yang relatif lebih sulit diserap tubuh, sehingga jangan lupa tambahkan zat besi heme yang berasal dari protein hewani.

Itulah beberapa makanan yang mengandung zat besi untuk ibu menyusui. Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi Bunda ya.

Image Article
7 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Menyusui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Adakah Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan?

Published date

Bunda tentu sering mendapatkan pantangan untuk mengonsumsi sejumlah makanan selama proses kehamilan. Hal itu tentu tak lepas agar pertumbuhan Si Buah Hati lebih sehat dan optimal. Namun usai melahirkan, bukan berarti Bunda bebas makan apa saja lho!

Ada sejumlah makanan yang dilarang setelah melahirkan normal yang perlu dipahami saat proses menyusui. Lalu apa saja pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari? Lalu makanan apa saja yang baik dikonsumsi setelah kelahiran? Berikut ulasannya.

Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan Normal

Semua makanan pada dasarnya aman dikonsumsi ibu menyusui. Namun, memperhatikan kandungan gizi dalam makanan usai melahirkan tentu penting karena akan mempengaruhi proses pemulihan Bunda dan juga ASI yang diminum Si Buah Hati. 

Ada sejumlah makanan yang dilarang setelah melahirkan normal, khususnya jika dikonsumsi secara berlebihan, karena dapat mempersulit Bunda melewati masa nifas. Bahkan, sejumlah makanan ini juga berpotensi mengganggu kesehatan bayi. Yuk simak infonya berikut ini. 

1. Makanan terlalu Pedas

Hobi mengkonsumsi makanan pedas dan beraroma kuat? Jika ya, Bunda agaknya perlu menahan dulu kebiasaan tersebut selama masa menyusui, setidaknya 40 hari pasca melahirkan. Hal ini bukan karena makanan pedas akan mengubah rasa ASI menjadi pedas.

Namun, konsumsi makanan pedas usai melahirkan akan membuat Bunda lebih berpotensi mengalami masalah pencernaan sehingga mengganggu saat merawat bayi. Makanan beraroma terlalu kuat seperti bawang, merica dan bumbu kari yang berlebihan juga sebaiknya dihindari. 

2. Ikan Bermerkuri

Konsumsi ikan, terutama ikan laut, sebenarnya sangat baik bagi ibu menyusui karena menjadi sumber protein dan asam lemak omega-3. Konsumsi ikan juga dapat mengoptimalkan perkembangan otak bayi. Yang dikuatirkan, sebagian besar makanan laut mengandung merkuri atau kontaminan lain.

Paparan merkuri berlebih dapat mempengaruhi ASI dan dikuatirkan dapat menimbulkan risiko bagi perkembangan sistem saraf bayi. Untuk mengantisipasi hal itu, Bunda perlu mengetahui ikan yang disarankan tidak boleh dimakan setelah melahirkan seperti ikan todak, king mackerel, hiu dan tilefish. Ikan-ikan besar yang lama di dalam laut juga biasanya mengandung merkuri tinggi. 

3. Buah terlalu Tinggi Asam secara berlebihan

Ternyata tak selamanya konsumsi buah-buahan baik bagi tubuh lho. Ada beberapa jenis buah yang perlu dihindari ibu menyusui. Lalu, apa buah yang tidak boleh dimakan pasca melahirkan? Sejumlah buah yang memiliki sifat asam seperti kiwi, jeruk, nanas hingga ceri perlu dihindari untuk mencegah gangguan pencernaan.

Baca Juga: Jangan Panik, Ini Tanda-tanda Melahirkan yang Perlu Diketahui!

4. Minuman Berkafein berlebihan

Makanan atau minuman berkafein seperti kopi, teh, atau cokelat sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan selama masa menyusui. Sebab, kandungan kafein yang masuk ke dalam tubuh bayi lewat ASI dapat mengganggu tidurnya di malam hari. Meski begitu dalam jumlah yang tidak berlebihan, minum kopi masih bisa dilakukan kok, Bunda.

5. Makanan Berminyak berlebihan

Makanan berminyak seperti gorengan dapat mempercepat kenaikan berat badan sehingga menurunkan kebugaran Bunda. Tubuh yang kurang fit usai melahirkan tentu akan membuat Bunda kerepotan saat menyusui. Selain itu, makanan berminyak lebih sulit dicerna sehingga dapat menyebabkan masalah pada saluran pencernaan.

6. Alkohol

Konsumsi alkohol sangat tidak sehat bagi ibu menyusui karena bisa merusak kandungan ASI. Hal ini berisiko menghambat perkembangan kognitif Si Buah Hati serta mengganggu pola tidur. Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat menurunkan produksi ASI.

Makanan yang Baik Dikonsumsi Setelah Melahirkan

Makanan yang tepat dapat membantu tubuh Bunda menyembuhkan dirinya sendiri dan mendapatkan kembali kekuatan dan energi. Berikut sejumlah makanan yang baik dikonsumsi setelah melahirkan.

1. Sereal

Serealia seperti gandum dan oatmeal cocok menjadi pilihan sarapan yang ideal ibu menyusui. Sereal mengandung serat tinggi yang dapat membantu konstipasi setelah persalinan. Banyak sereal di pasaran yang diperkaya vitamin dan mineral penting, mendukung kebutuhan nutrisi harian. Bunda juga dapat membuat resep oatmeal sederhana dengan buah-buahan, susu, dan kacang-kacangan.

2. Sayuran

Konsumsi sayuran hijau dapat menjadi sumber vitamin dan mineral penting. Sayuran seperti bayam, brokoli, dan lobak sangat kaya akan vitamin A dan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayi. Memasukkan lebih banyak sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan sayuran musiman seperti labu runcing (parwal), labu apel (tinda), dan batang teratai ke dalam makanan sangat disarankan.

3. Susu Rendah Lemak

Memasukkan produk susu rendah lemak seperti susu, keju, atau yogurt ke dalam makanan ibu menyusui tak kalah penting. Produk ini kaya akan kalsium, protein, dan vitamin B, yang penting untuk pemulihan Bunda dan perkembangan tulang bayi.

4. Daging Merah Tanpa Lemak

Konsumsi daging merah tanpa lemak dapat memberikan nutrisi penting seperti protein, zat besi, zink, dan vitamin B12. Deretan nutrisi ini dapat membantu melawan terkurasnya energi yang dialami Bunda selama menyusui.

Itu dia sejumlah makanan yang dilarang setelah melahirkanbagi ibu menyusui. Selain menghindari makanan tersebut, penting bagi Bunda untuk memperhatikan makanan yang baik dikonsumsi saat menyusui. Tentu dengan memperhatikan asupan gizi dan nutrisinya sehingga dapat menjaga produksi ASI selama masa laktasi.  Untuk lebih lanjut, Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi ya Bunda.

Image Article
Adakah Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini 7 Nutrisi untuk Ibu Hamil yang Utama Dipenuhi

Published date

Bunda, selain mempersiapkan diri secara mental dan emosional untuk hamil, menjaga asupan nutrisi juga penting untuk kesehatan kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi. 

Nutrisi untuk ibu hamil yang tepat dan seimbang dapat mendukung pertumbuhan janin, termasuk fungsi kognitif dan sistem kekebalan tubuh Si Buah Hati.

Selain itu, asupan nutrisi yang sehat dan seimbang dapat menurunkan risiko kehamilan dan mendukung kesehatan Buah Hati dalam jangka panjang. Ibu hamil harus mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan dari beraneka ragam makanan secara seimbang dan diantaranya ada beberapa nutrisi yang sangat penting untuk terpenuhi.

7 Nutrisi untuk Ibu Hamil yang Utama  Dipenuhi Setiap Hari

Secara umum, nutrisi seimbang merupakan susunan makanan bernutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk kegiatan sehari-hari. Lantas, apa saja nutrisi yang baik untuk ibu hamil? Simak penjelasan berikut!

1. Folat dan Asam Folat

Folat adalah vitamin B yang berguna mencegah cacat tabung saraf pada bayi, yaitu kelainan serius yang terjadi pada otak, tulang belakang, dan/atau sumsum tulang belakang. 

Sementara itu, asam folat merupakan bentuk sintetis dari folat yang biasanya ditemukan dalam suplemen dan makanan bergizi.

Rekomendasi jumlah asupan folat untuk ibu hamil menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) yaitu sekitar 600-800 mikrogram selama kehamilan. 

Contoh makanan yang kaya akan folat, yakni sayuran berdaun (misalnya bayam), lobak cina, kacang kering, kacang polong, sereal, biji bunga matahari, kentang, tomat, dan jeruk.

Mengingat susahnya mendapatkan asupan folat hanya dari makanan saja, untuk itu direkomendasikan mengkonsumsi vitamin suplemen. Ibu hamil yang memiliki risiko cacat tabung saraf juga direkomendasikan mengonsumsi folat dengan dosis lebih tinggi  tentunya melalui pengawasan  dokter .

2. Protein

Protein adalah blok pembangun sel dan jaringan dalam tubuh. Oleh karenanya, kebutuhan protein meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi selama kehamilan. 

Penelitian menunjukkan, asupan protein dapat mempengaruhi berat badan Si Buah Hati ketika lahir. Suplementasi energi/protein seimbang juga menunjukkan efek positif pada berat badan bayi saat lahir dan mengurangi risiko bayi bayi kecil masa kehamilan (KMK).

Makanan yang mengandung nutrisi untuk ibu hamil dengan protein yang baik, seperti daging tanpa lemak, ikan, unggas, telur, susu, yogurt, kacang-kacangan, dan produk kedelai. Khusus untuk ibu hamil, telur dan ikan dianjurkan untuk dimasak hingga matang.

3. Zat Besi

Zat besi adalah mineral penting yang memproduksi sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh sehingga kebutuhan untuk ibu hamil dan bayi meningkat.

Zat besi juga membawa oksigen ke otot, membantu otot berfungsi, hingga membantu meningkatkan ketahanan Bunda terhadap stres dan penyakit.

Manfaat zat besi lainnya adalah membantu Anda menghindari gejala kelelahan, kelemahan, suasana hati yang buruk, dan depresi.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, termasuk memengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan bayi. Selama kehamilan, tubuh juga lebih baik dalam menyerap zat besi sehingga kebutuhannya menjadi lebih banyak.

Asupan nutrisi untuk ibu hamil dengan sumber zat besi yang baik, seperti daging merah, ikan, ayam, telur, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Selain itu, selama hamil ibu diwajibkan mengkonsumsi minimal 90 tablet tambah darah. 

Baca Juga: Kandungan Susu untuk Kecerdasan Otak Anak

4. Kalsium

Bunda dan Si Buah Hati membutuhkan kalsium untuk mendukung kekuatan tulang dan gigi. Kalsium juga mendukung sistem sirkulasi darah, otot, dan saraf berjalan normal.

Konsumsi kalsium yang cukup juga dapat membantu mencegah penurunan kepadatan tulang pada ibu hamil. Kekurangan kalsium pada ibu hamil juga dapat menyebabkan hipertensi dan kram.

Setiap hari, ibu hamil membutuhkan 1.000 miligram (mg) kalsium, sedangkan ibu hamil pada usia remaja membutuhkan 1,300 miligram. 

Susu dan produk susu, seperti yogurt dan keju, adalah sumber kalsium yang baik, bersama dengan sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan sereal yang diperkaya mineral.

5. Lemak

Nutrisi untuk ibu hamil  berikutnya adalah lemak berkualitas atau lemak tak jenuh untuk perkembangan janin dan pertumbuhan bayi.

Dalam hal ini, ketimbang meningkatkan asupan lemak total, Bunda dianjurkan meningkatkan proporsi lemak tak jenuh ganda, seperti asupan asam docosahexaenoic (DHA, dari seri n-3) yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak dan retina.

Bunda disarankan untuk mengonsumsi lemak berkualitas dari berbagai sumber, seperti ikan berlemak (salmon, sarden, atau tuna), biji-bijian, dan minyak ikan.

6. Vitamin D

Vitamin D berguna mendorong penyerapan kalsium dari usus dan dengan sehingga memungkinkan mineralisasi tulang yang baik untuk pertumbuhan. 

Kekurangan vitamin D sering terjadi pada kehamilan. Defisiensi vitamin D yang parah dikaitkan dengan rakitis dan patah tulang bawaan. Selain itu, vitamin D juga berperan dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh bayi.

Paparan sinar matahari adalah sumber alami vitamin D. Namun, nutrisi untuk ibu hamil ini juga dapat ditemukan dalam susu, jus jeruk yang diperkaya, sereal, hingga ikan.

7. Serat

Asupan serat yang lebih tinggi selama kehamilan dapat bermanfaat dalam meningkatkan peningkatan keragaman mikrobiota usus, menurunkan risiko intoleransi glukosa dan pre-eklampsia, hingga mencapai penambahan berat badan kehamilan yang sesuai.

Selain itu, makanan tinggi serat juga dapat membantu mengatasi sembelit yang umum terjadi selama kehamilan. 

Sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan adalah sumber serat yang baik yang dapat membantu menjaga pencernaan ibu hamil tetap sehat.

Itulah tujuh nutrisi untuk ibu hamil yang perlu Bunda ketahui. Jangan lupa selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan individu. Selamat menjadi calon ibu dan terima kasih telah memberikan yang terbaik bagi tubuh Bunda sendiri dan Si Buah Hati yang sedang tumbuh.

Image Article
Ini 7 Nutrisi untuk Ibu Hamil yang Wajib Dipenuhi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bantu Optimalkan Nutrisi untuk Otak Si Buah Hati dengan Makanan

Published date

Tahun-tahun awal kehidupan adalah masa penting untuk kesehatan dan perkembangan Si Buah Hati di masa depan. Sebab, otak berkembang sangat cepat sejak sebelum lahir dan berlanjut hingga awal masa kanak-kanak.

Meski otak terus berkembang dan berubah hingga dewasa, 8 tahun pertama merupakan pondasi untuk membangun kemampuan berpikir, kesehatan, dan kehidupannya kelak. Nah Bunda, selain gen ada banyak faktor yang memengaruhi seberapa baik perkembangan otak, seperti:

  • Nutrisi untuk otak yang tepat dimulai sejak kehamilan

  • Paparan asap rokok, alkohol atau infeksi virus

  • Pengalaman anak dengan orang lain.

Nutrisi untuk otak yang optimal sangat diperlukan untuk mendukung proses ini dan membantu Si Buah Hati mencapai potensinya.

Lantas, makanan bernutrisi seperti apa yang bisa mengoptimalkan perkembangan otak? Mari kita ulas dalam artikel ini, Bunda. 

Kebutuhan Nutrisi yang Harus Dipenuhi untuk Optimalkan Perkembangan Otak Anak

Perkembangan otak dimulai jauh sebelum seorang anak dapat berjalan dan berbicara. Sel-sel otak berkembang dengan cepat seiring perkembangan Si Buah Hati sejak dalam kandungan.

Otak berkembang selama bayi dan terus berkembang dengan cepat di usia 1-3 tahun untuk meningkatkan kemampuan kognitif, menafsirkan dan menyampaikan informasi, serta melakukan sesuatu yang kompleks.

Selama periode puncak pertumbuhan ini, nutrisi memegang peran penting untuk perkembangan otak Si Buah Hati. Pada dasarnya, semua nutrisi mempunyai peranan untuk perkembangan dan fungsi otak. Namun, ahli mencatat ada beberapa nutrisi untuk otak yang memiliki peran lebih besar dalam perkembangan awal otak, yakni:

  • Kolin

  • Asam Folat

  • Yodium

  • Zat besi

  • Asam lemak tak jenuh seperti omega 3

  • Protein

  • Vitamin A, D, B6, dan B12

  • Zink

Baca Juga: Kandungan Susu untuk Kecerdasan Otak Anak

Jenis Makanan yang Kaya Nutrisi untuk Otak

Makanan seperti ikan berlemak, blueberry, dan brokoli mengandung nutrisi yang dapat mendukung kesehatan dan fungsi otak, termasuk daya ingat. 

Catat Bunda, berikut ini adalah beberapa jenis makanan untuk kecerdasan otak yang dapat menjadi pilihan Bunda untuk diberikan kepada si Buah Hati:

1. Ikan berlemak

Tahukah Bunda, sekitar 50-60 persen otak terbuat dari lemak. Lebih dari separuh lemak pada otak terdiri dari asam lemak Omega 3.

Ikan berlemak bisa dimasukkan ke dalam menu resep makanan untuk mendukung otak cerdas. Sebab, ikan berlemak kaya akan asam lemak omega 3. Omega-3  berfungsi untuk membangun sel-sel otak dan saraf. Selain itu, Omega-3 penting untuk daya ingat dan kemampuan belajar.

Apa saja jenis ikan berlemak?

  • Ikan salmon

  • Ikan trout

  • Ikan herring

  • Ikan sarden

  • Ikan tuna albacore.

2. Blueberry

Blueberry memberikan banyak manfaat kesehatan, termasuk nutrisi untuk otak Si Buah Hati.

Blueberry dan buah beri lain yang berwarna gelap mengandung antosianin, yaitu senyawa tanaman yang punya efek anti-inflamasi dan antioksidan.

Kabar baiknya, riset membuktikan beberapa antioksidan dalam blueberry ditemukan terakumulasi di otak dan membantu meningkatkan komunikasi antar sel otak.

Buat Bunda yang mencari resep MPASI untuk nutrisi otak, bisa tambahkan blueberry untuk camilan Si Buah Hati atau tambahkan ke smoothie.

3. Brokoli

Brokoli kaya akan antioksidan juga vitamin K. Vitamin K adalah vitamin larut lemak yang esensial untuk membentuk sphingolipid pada sel otak. Selain itu, brokoli juga memiliki kandungan sulforaphane yang bermanfaat sebagai antiinflamasi dan antioksidan yang dapat membantu melindungi otak dari kerusakan. Hal-hal tersebut menjadikan brokoli sebagai salah satu bahan makanan yang baik dalam resep makanan si Buah Hati untuk kecerdasan  otak.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Motorik Kasar dan Halus Anak

4. Kacang-kacangan, terutama kenari

Kacang-kacangan seperti kenari merupakan sumber nutrisi yang baik untuk otak si Kecil karena tinggi protein dan lemak sehat, terutama asam lemak Omega 3. Protein berkontribusi untuk pertumbuhan otak Si Buah Hati dan perkembangan memori jangka panjangnya, lho Bunda.

Kacang kenari, dibandingkan jenis kacang lain mengandung lebih banyak polifenol. Baik asam lemak Omega 3 dan polifenol merupakan nutrisi untuk otak, zat gizi tersebut dapat menghambat penurunan kognitif.  Hal ini menjadikan kacang kenari sebagai salah satu makanan untuk kecerdasan otak si Buah Hati.

5. Telur

Salah satu bahan makanan yang paling sering ada di rumah Bunda mungkin telur. Selain bergizi, telur juga gampang diolah dan disukai anak-anak. Nah, tahukah Bunda, telur juga bisa menjadi bahan untuk resep MPASI untuk kecerdasan otak lho!

Telur mengandung kolin, vitamin B12, dan protein yang penting untuk otak. Kolin punya peran penting untuk perkembangan otak normal dan dapat meningkatkan fungsi kognitif. 

Dua butir telur utuh sehari menyediakan kolin yang dibutuhkan anak-anak berusia 8 tahun ke bawah.

Saat Si Buah Hati menginjak usia 1 tahun ke atas, Bunda juga bisa memberikan asupan nutrisi tambahan dengan susu pertumbuhan DANCOW 1+ yang diformulasi untuk anak Indonesia usia 1-3 tahun. DANCOW 1+ dengan 0 gram sukrosa, tinggi protein, minyak ikan, omega 3 & 6, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Jadi, si Buah Hati mendapat nutrisi untuk otak baik dari makanan juga minumannya.

Image Article
Bantu Optimalkan Nutrisi untuk Otak Si Buah Hati dengan Makanan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Simak 7 Manfaat Zat Besi untuk Bayi dan Anak!

Published date

Bunda, memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati sangat penting agar ia dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Salah satu gizi yang penting bagi anak sejak usia bayi adalah zat besi.

Zat besi dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh serta memberi warna merah pada sel darah. Selain fungsi zat besi tersebut, ada manfaat zat besi untuk bayi, yakni mendorong perkembangan otak dan sistem saraf.

Lalu, bagaimana jika kebutuhan zat besi pada bayi tidak tercukupi? Dan apa manfaat zat besi untuk bayi lainnya?

Dampak Kekurangan Zat Besi pada Bayi dan Anak

Saat anak mengalami kekurangan zat besi atau kadar zat besi dalam darah terlalu rendah, maka bisa menyebabkan anemia defisiensi besi, yang membuat ukuran sel darah merah mengecil dan mengandung lebih sedikit hemoglobin.

Anemia defisiensi zat besi dapat dialami terutama anak usia bayi dan anak karena kebutuhan zat besi yang tinggi untuk mengimbangi pertumbuhan tubuh yang sedang pesat.

Kekurangan zat besi menjadi penyebab utama anemia defisiensi besi, termasuk pada bayi.

Data dari WHO, prevalensi atau angka kejadian anemia pada anak-anak usia 6-59 bulan mencapai 39,8 persen atau sekitar 269 juta anak pada tahun 2019.

Sementara, hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes tahun 2018 menyebutkan, 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia mengalami anemia.

Memenuhi Kebutuhan Zat Besi pada Bayi dan Anak 

Anemia dapat terjadi karena beberapa hal dan kekurangan zat besi menjadi penyebab anemia yang paling sering terjadi, sehingga penting bagi Bunda untuk memastikan pemenuhan zat besi Si Buah Hati.

Setiap bayi lahir dengan cadangan zat besi di dalam tubuhnya. Selain itu, hingga usia 6 bulan, kebutuhan zat besi Si Buah Hati juga dapat tercukupi melalui ASI. Namun memasuki usia 7 bulan, kebutuhan zat besi bayi semakin bertambah sehingga tidak lagi bisa terpenuhi dari ASI dan membutuhkan asupan tambahan dari MPASI.

Kebutuhan zat besi untuk anak bayi usia 7-12 bulan adalah 11 mg per hari. Anak batita (1-3 tahun) membutuhkan zat besi 7 mg per hari, kemudian anak usia 4-8 tahun membutuhkan asupan zat besi 10 mg per hari.

Bunda dapat memenuhi kebutuhan zat besi Si Buah Hati dengan memberinya makanan sumber zat besi, seperti daging merah, ayam, ikan, bayam, dan brokoli. Berikan juga makanan kaya vitamin C yang dapat membantu tubuh menyerap zat besi lebih baik, seperti tomat, jeruk, dan stroberi.

Untuk anak usia 1-5 tahun, batasi pemberian susu tidak lebih dari 700 ml per hari. Selain itu, beri jeda waktu antara susu dengan pemberian makanan kaya zat besi, karena kalsium dan kasein dalam susu dapat menghambat proses penyerapan zat besi oleh tubuh.

Baca Juga: Jadwal dan Takaran Tepat Memberikan DANCOW 1+

Apa Saja Manfaat Zat Besi untuk Bayi dan Anak?

Demi lebih meyakinkan Bunda perlunya memenuhi kebutuhan zat besi Si Buah Hati, berikut ini 7 manfaat zat besi untuk bayi:

1. Mendukung perkembangan otak dan kemampuan kognitif

Seperti telah dijelaskan di atas, zat besi membantu perkembangan otak sekaligus mendorong kemampuan kognitif Si Buah Hati. Zat besi penting untuk berfungsinya semua sel dan organ di dalam tubuh, termasuk perkembangan otak. Sebaliknya, kekurangan zat besi, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan anak, dapat meningkatkan risiko penurunan kemampuan kognitif hingga gangguan perilaku anak secara permanen.

2. Membangun sistem kekebalan tubuh

Salah satu manfaat vitamin zat besi untuk bayi adalah membantu pertumbuhan dan fungsi sel imun sehingga tubuh memiliki sistem kekebalan yang baik. Dengan sistem imunitas yang bekerja optimal, Si Buah Hati akan lebih kuat menghadapi serangan bakteri dan kuman penyebab penyakit.

3. Membantu produksi sel darah merah dan mencegah anemia defisiensi zat besi

Salah satu peran utama zat besi bagi tubuh adalah membantu pembentukan hemoglobin yang berfungsi memberi warna pada sel darah merah. Saat tubuh mengalami kekurangan zat besi, produksi hemoglobin akan menurun dan berdampak pada sel darah merah yang lebih kecil dan berwarna pucat.

4. Membantu mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh

Zat besi bermanfaat dalam membantu peredaran oksigen ke seluruh tubuh melalui proses pembentukan hemoglobin, yang berfungsi mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh melalui darah.

5. Membantu perkembangan motorik

Tubuh membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Melalui oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah, tubuh akan memiliki cukup energi untuk bergerak dan beraktivitas. Hal ini tentu tidak lepas dari peran zat besi yang membantu pembentukan hemoglobin dalam tubuh. Dengan aktif bergerak, kemampuan motorik Si Buah Hati juga akan berkembang.

6. Mendorong pertumbuhan fisik anak

Pembentukan otot dan jaringan tubuh lainnya juga terpengaruh asupan zat besi dalam tubuh. Dengan energi yang dihasilkan dari oksigen, sel tubuh dapat berfungsi dengan baik, termasuk dalam membentuk jaringan tubuh baru yang membangun fisik anak.

Kebutuhan zat besi Si Buah Hati tidak berhenti saat masih bayi. Menginjak usia 1 tahun, anak tetap memerlukan asupan zat besi. Bunda bisa memenuhi kebutuhan zat besi Si Buah Hati yang telah mendapatkan makanan padat dari makanan sehari-harinya, seperti daging merah, ikan, bayam, brokoli, dan susu. 

Penuhi kebutuhan gizi anak, terutama zat besi sejak dini dan dapatkan manfaat zat besi untuk bayi agar Si Buah Hati tumbuh sehat dan optimal.

Image Article
Bunda, Simak 7 Manfaat Zat Besi untuk Bayi Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Memahami Ciri Anak Kekurangan Zat Besi

Published date

Defisiensi zat besi adalah defisiensi nutrisi yang paling umum terjadi di dunia. Data epidemiologi menunjukkan bahwa kekurangan zat besi lebih banyak terjadi pada bayi, anak prasekolah, dan remaja.

Defisiensi zat besi bisa menyebabkan gejala yang berhubungan dengan anemia, yang dapat mengganggu perkembangan saraf, perkembangan kognitif, hingga menyebabkan masalah kulit, rambut, kuku, dan pencernaan.

Dikarenakan dampaknya yang besar, orangtua perlu memahami ciri anak kekurangan zat besi agar bisa segera tertangani dengan baik dan tidak menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari.

Sebagian besar gejala kekurangan zat besi pada anak tidak muncul hingga terjadinya anemia defisiensi besi. Lantas, apa ciri-ciri anak kekurangan zat besi?

Pentingnya Zat Besi untuk Tumbuh Kembang Anak

Zat besi memiliki peran vital dalam tubuh, yakni membantu membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, serta membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen. 

Lebih jelasnya, tubuh membutuhkan zat besi untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin inilah yang mengikat oksigen dalam darah dan mengedarkannya ke seluruh sel tubuh. Oksigen sendiri dibutuhkan seluruh sel tubuh agar bisa bekerja secara optimal.

Selain itu, tubuh juga membutuhkan zat besi untuk memproduksi hormon. Nutrisi ini juga berperan penting dalam fungsi metabolisme tubuh.

Itulah mengapa memenuhi kebutuhan zat besi sangat penting bagi anak. Zat besi sendiri membantu proses mielinisasi syaraf di otak  sejak awal kehidupan anak .  dna berperan untuk pertumbuhan dan fungsi kekebalan tubuh.

Seperti yang dijelaskan di atas, anak-anak yang mengalami kekurangan zat besi dapat mengalami gangguan tumbuh kembang.

Ciri Anak Kekurangan Zat Besi

Jika Bunda bertanya apa ciri dari anak kekurangan zat besi, maka jawabannya adalah kekurangan zat besi biasanya tidak langsung menunjukkan gejala tertentu. Kekurangan zat besi pada anak biasanya berkembang secara perlahan dan tidak banyak menimbulkan gejala. Baru setelah kadar zat besi sangat rendah muncul beberapa gejala.

Ciri-ciri anak kekurangan zat besi  yang sudah sampai mengalami anemia defisiensi besi paling umum meliputi kulit pucat, mudah lelah, sakit kepala, detak jantung cepat, lidah sakit, menurunnya nafsu makan, hingga limpa membesar.

Selain itu, ciri-ciri kekurangan zat besi pada anak juga bisa berupa munculnya keinginan memakan benda yang bukan makanan seperti tanah, es batu, rambut, dan lain sebagainya. Gangguan makan ini disebut dengan istilah pica.

Anak-anak dengan anemia berat mungkin memiliki  gejala tambahan berupa sesak napas, tangan dan kaki bengkak, sakit kepala, hingga bisa pingsan.

Baca Juga: 4 Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak

Bahaya Anemia Defisiensi Besi pada Anak

Anemia defisiensi zat besi biasanya didiagnosis melalui tes darah. Bunda yang menemukan ciri anak kekurangan zat besi, sebaiknya segera mencari pertolongan medis agar kondisinya tidak menjadi parah.

Anemia defisiensi zat besi berbahaya karena bisa menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak. Hal yang paling mengkhawatirkan dari anemia defisiensi besi adalah gangguan perilaku, kognitif, dan kemampuan psikomotor.

Anemia defisiensi zat besi yang tidak diobati bisa meningkatkan risiko terkena penyakit dan infeksi. Sebab kekurangan zat besi mempengaruhi fungsi sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, anemia defisiensi zat besi bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang mempengaruhi jantung atau paru-paru, seperti gagal jantung.

Perawatan anemia defisiensi tergantung pada gejala, usia, kondisi kesehatan, dan tingkat keparahannya.

Seseorang yang mengalami anemia parah kemungkinan membutuhkan zat besi melalui jalur intravena atau bahkan transfusi darah.

Cara Mengatasi Anemia Defisiensi Zat Besi pada Anak

Setidaknya ada dua cara mengatasi anemia defisiensi besi pada anak yang bisa dilakukan sebagai berikut:  

1. Suplementasi zat besi

Sirup atau pil zat besi yang dikonsumsi selama beberapa bulan bisa membantu meningkatkan kadar zat besi dalam darah. Meski begitu, suplemen zat besi bisa mengiritasi lambung dan mengubah warna feses menjadi kehitaman. Sebaiknya, suplemen zat besi diminum saat perut kosong untuk memaksimalkan penyerapannya. 

2. Pola makan

Mengonsumsi makanan sehat yang  kaya zat besi bisa membantu mengatasi anemia defisiensi zat besi.

Ada beberapa makanan yang menjadi sumber utama zat besi seperti  daging, unggas, ikan, susu fortifikasi, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tahu, dan kuning telur. Selain itu, makanan dan minuman yang mengandung vitamin C juga baik untuk membantu proses penyerapan zat besi. 

Sementara itu, Bunda harus membatasi pemberian teh  karena mengandung anti-nutrisi yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Bunda bisa memberikan minuman tersebut pada waktu di luar jam makan utama.

Selain memberikan asupan sumber zat besi, Bunda juga bisa bantu lengkapi kebutuhan gizi harian anak dengan memberikannya susu yang difortifikasi dengan zat besi, seperti DANCOW 1+ Imunutri. 

DANCOW 1+ Imunutri tinggi kalsium, vitamin A, E, C, Zink, protein, Vitamin D, dan mengandung DHA, Omega 3 & 6, Zat Besi. Kombinasi unik DHA dan Zat Besi dukung pertumbuhan Si Buah Hati.

Cukupi asupan zat besi melalui makanan untuk Si Buah Hati agar Bunda tidak menemukan ciri anak kekurangan zat besi, ya.

Ketika memasuki usia di atas 1 tahun, kemampuan bahasa Si Buah Hati semakin berkembang. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk membimbing Si Buah Hati agar perkembangan bahasanya optimal. Yuk Bunda, belajar “Bahasa Bocil” bersama DANCOW untuk dukung Si Buah Hati tumbuh cerdas.

Image Article
Pentingnya Memahami Ciri Anak Kekurangan Zat Besi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Mengatur Menu untuk Penuhi Asupan Anak Saat Puasa

Published date

Bagi umat muslim, puasa selama bulan Ramadan merupakan rukun Islam keempat yang wajib dijalankan bagi yang mampu secara fisik dan sudah baligh. Puasa adalah menahan lapar dan haus sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Meski anak-anak yang belum baligh belum diwajibkan untuk berpuasa, namun Bunda dan Ayah bisa mulai memperkenalkan makna puasa sejak dini pada Si Buah Hati dan memperhatikan asupan gizi anak saat puasa.

Perhatikan Asupan Gizi Seimbang dari Makanan dan Minuman

Langkah pertama yang bisa Bunda lakukan untuk mempersiapkan Si Buah Hati belajar berpuasa adalah memastikan kebutuhan gizi terpenuhi dengan sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pastikan makanan dan minuman Si Buah Hati mengandung cukup zat gizi, mulai karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air putih. 

Perhatikan juga apakah tinggi dan berat badannya sudah sesuai dengan usia Si Buah Hati saat ini. Hal ini dilakukan agar Si Buah Hati dapat tetap aktif saat belajar berpuasa dan tidak mudah sakit akibat daya tahan tubuh yang menurun.

Selain itu, asupan makanan bergizi selama berpuasa juga membantu proses tumbuh kembang Si Buah Hati tetap dapat berjalan dengan optimal serta mencegah timbulnya risiko penyakit seperti diabetes, anemia, berat badan yang tidak sehat, dan gangguan kardiovaskular pada anak-anak.

Cara Menjaga Kesehatan Si Buah Hati saat Berpuasa

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa kunci utama dalam menjaga kesehatan anak saat berpuasa adalah pemenuhan kebutuhan gizi dengan baik selama bulan Ramadan. Penurunan asupan gizi Si Buah Hati saat puasa harus diimbangi dengan pemberian makanan bergizi seimbang saat sahur dan berbuka puasa.

Tak hanya makanan bergizi, kebutuhan nutrisi anak puasa juga harus dipenuhi dengan memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya setiap harinya, baik melalui air mineral, sayur dan buah-buahan yang tinggi kadar airnya, dan susu. Tujuannya adalah untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan pasokan oksigen ke seluruh tubuh selama berpuasa. 

Baca Juga: Yuk, Buka Puasa dengan Menu Sehat Menyegarkan!

Jenis-jenis Zat Gizi yang dibutuhkan Si BUAH Dsaat berpuasa

Agar Si Buah Hati dapat belajar berpuasa dengan nyaman, berikut ini beberapa kandungan gizi yang dibutuhkan oleh toddler dan prasekolah selama bulan Ramadan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam tubuh. Selama menjalankan puasa pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau nasi hitam, kentang, jagung atau ubi, atau konsumsi nasi putih secukupnya.

2. Protein

Bunda  bisa memberikan protein, baik jenis hewani atau nabati, misal ikan, ayam, telur, daging, dan susu. Untuk protein nabati bisa dari tempe, tahu, dan kacang hijau. 

3. Lemak

Kebutuhan lemak adalah untuk menghasilkan energi hingga penyerapan vitamin. Tapi pastikan untuk mengonsumsi lemak sehat, seperti minyak zaitun, alpukat, telur, dan kacang. 

4. Vitamin, Mineral, Serat, Cairan

Selain zat gizi makro nutrisi di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah asupan vitamin, mineral, serat, dari sayuran dan buah. Pastikan juga cukup menghidrasi tubuh dengan air putih, buah, dan susu. 

Salah satu mineral yang dibutuhkan Si Buah Hati adalah zat besi. Memenuhi kebutuhan zat besi yang dibutuhkan anak saat puasa pada toddler dapat mencegah risiko anemia, meningkatkan fungsi otak, dan menjaga kesehatan otot tubuhnya. Sumber zat besi yang bisa dikonsumsi antara lain daging merah, susu, sayuran hijau, telur, dan kacang-kacangan.

Tips Meyusun Menu Sehat untuk Asupan Gizi Anak saat Puasa

Agar gizi Si Buah Hati terpenuhi selama bulan Ramadan, simak tips menyusun menu sehat menurut Stanford Medicine berikut ini.

  1. Memberikan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, oatmeal, dan sereal.
  2. Pastikan dalam piring makan Si Buah Hati tersedia sayuran yang beraneka warna untuk menarik selera makan sekaligus memenuhi kebutuhan seratnya dengan baik.
  3. Sediakan lauk yang mengandung protein, seperti daging, telur, tahu, atau tempe.
  4. Sediakan buah-buahan saat sahur dan berbuka puasa, seperti kurma, jeruk, semangka, dan pisang.
  5. Sediakan susu untuk melengkapi kebutuhan gizinya, seperti DANCOW 3+ Imunutri. 

DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram sukrosa, tinggi vitamin A, C, E, Zink, tinggi Kalsium & Vitamin D, Omega 3 & 6 serta kombinasi DHA dan Zat Besi, untuk mendukung pertumbuhan Si Buah Hati. Bunda bisa berikan segelas susu saat sahur dan sebelum tidur.

Image Article
Tips Mengatur Menu untuk Penuhi Asupan Anak Saat Puasa
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Minuman Berbuka Puasa yang Sehat untuk Keluarga di Rumah

Published date

Bunda, momen berbuka puasa tentu menjadi salah satu momen favorit bagi seluruh anggota keluarga, terutama Si Buah Hati, ya? Pasalnya, di saat inilah mereka bisa memuaskan dahaganya dengan menikmati minuman berbuka puasa favoritnya. Tak boleh sembarangan, berikut ini pilihan jenis minuman buka puasa yang segar dan pastinya tetap menyehatkan untuk anak-anak dan semua anggota keluarga di rumah yang bisa Bunda nikmati di rumah.

Pentingnya Memilih Minuman untuk Berbuka Puasa yang Menyehatkan

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selama berpuasa, pemenuhan gizi seimbang bisa didapatkan melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi antara waktu berbuka hingga sahur. Minuman atau cairan yang masuk ke tubuh juga bermanfaat untuk mencegah dehidrasi, mengoptimalkan fungsi organ tubuh, hingga dapat membantu meningkatkan imun tubuh.

Jenis minuman untuk berbuka puasa juga mempengaruhi jumlah kalori, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh, termasuk bagi Si Buah Hati. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tetap memberikan minuman berbuka puasa yang menyehatkan. 

Baca Juga: Tips Puasa untuk Anak dan Cara Menjaga Kesehatannya

Pilihan Minuman Berbuka Puasa untuk Keluarga 

Jenis makanan atau minuman yang disukai untuk berbuka puasa biasanya adalah makanan dan minuman manis. Sayangnya, tidak semua jenis minuman buka puasa ini mengandung gizi yang dibutuhkan oleh Si Buah Hati, terutama saat berpuasa di bulan Ramadan. Alih-alih memberikan minuman tinggi gula saat berbuka puasa, berikut ini beberapa pilihan minuman berbuka puasa yang praktis untuk membantu memenuhi kebutuhan cairan, vitamin, dan mineral bagi Si Buah Hati dan anggota keluarga di rumah.

1. Air mineral

Dibandingkan dengan orang dewasa, kebutuhan air minum pada anak-anak jauh lebih besar karena sedang mengalami pertumbuhan dan memiliki tinkat metabolisme yang lebih tinggi. Oleh karena itu pastikan Si Buah Hati untuk minum 8–12 gelas air mineral tiap hari di antara waktu buka puasa dan sahur. 

Air mineral berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan meningkatkan fungsi organ tubuh. Tak hanya itu saja, minum air yang cukup juga dapat memberikan dampak yang baik bagi tubuh, diantaranya adalah untuk mengurangi risiko gigi berlubang, mencegah dehidrasi, mencegah sembelit, dan meningkatkan fungsi otak pada anak-anak.

2. Air kelapa

Sama-sama mengandung kalori dan gula, namun air kelapa merupakan pilihan yang lebih sehat jika dibandingan dengan minuman manis seperti soda atau minuman tinggi gula lainnya untuk berbuka puasa. Sebab air kelapa mengandung beberapa nutrisi dan elektrolit seperti vitamin C, magnesium, kalsium, natrium, dan kalium yang baik untuk tumbuh kembang anak-anak. Jika Bunda berencana untuk memberikan air kelapa pada Si Buah Hati, pastikan untuk tidak menambahkan gula atau pemanis buatan, ya!

3. Infused water

Bosan dengan air mineral biasa? Tak perlu bingung, sebab Bunda bisa menambahkan potongan jeruk lemon, daun mint, dan es batu ke dalamnya. Ajak Si Buah Hati untuk ikut terlibat dalam proses pembuatannya agar mereka bersemangat untuk meminumnya saat berbuka puasa.

4. Jus buah

Jenis minuman buka puasa yang juga menyehatkan bagi anak-anak dan keluarga adalah jus buah. Selain dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang selama berpuasa, jus buah segar dengan tidak menambahkan banyak gula juga dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin serta mineral dalam tubuh. Agar lebih menyenangkan, coba tanyakan pada Si Buah Hati mengenai pilihan buah yang ingin mereka jadikan jus. Pasti seru!

5. Susu

Pilihan minuman lainnnya untuk buka puasa adalah susu, karena bisa dijadikan sebagai minuman berbuka puasa yang praktis. Selain memiliki rasa yang lezat dan disukai anak-anak, susu juga dilengkapi dengan kandungan vitamin serta mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein, kalsium, dan zat besi. Agar lebih nikmat, sediakan susu dengan rasa favorit Si Buah Hati dan nikmati dalam kondisi dingin saat berbuka puasa.

Selain pilihan minuman sehat untuk berbuka, Bunda juga bisa memberikan susu DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box). 

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D. 

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT bisa menjadi minuman berbuka puasa yang praktis saat berada di perjalanan atau di luar rumah.

Image Article
Pilihan Minuman Berbuka Puasa yang Sehat untuk Keluarga di Rumah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Menghindari Dehidrasa Saat Puasa yang Bisa Bunda Lakukan

Published date

Puasa Ramadan adalah tentang bagaimana para umat muslim menahan rasa lapar dan haus mulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Sebagai salah satu rukun Islam, puasa merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh umat muslim, terutama yang sudah memasuki usia baligh. Meski begitu, anak-anak yang belum mencapai usia baligh tetap diharapkan dapat belajar berpuasa, meski hanya dimulai dengan berpuasa setengah hari atau beberapa jam saja.

Tinggal di daerah tropis dengan paparan matahari yang cukup terik membuat aktivitas puasa menjadi lebih berat, terutama dalam menahan rasa haus. Tak hanya dirasakan oleh orang dewasa, dehidrasi saat puasa juga banyak dialami oleh Si Buah Hati yang sedang belajar berpuasa.

Penyebab Dehidrasi

Agar tidak dehidrasi saat puasa, berikut ini beberapa penyebab dehidrasi seperti yang dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang bisa Bunda simak.

  1. Melakukan aktivitas di luar ruangan dalam waktu yang lama. Saat tubuh terpapar panas matahari, maka tubuh berusaha menormalkan suhu dengan mengeluarkan keringat yang berlebihan. Kondisi inilah yang menyebabkan cairan tubuh berkurang banyak, sehingga memicu dehidrasi.
  2. Mengalami diare atau demam saat berpuasa.
  3. Kurangnya asupan cairan saat sahur dan berbuka puasa selama bulan Ramadan.

Selain rasa haus, orang-orang yang mengalami dehidrasi saat puasa biasanya mengalami beberapa gejala seperti mulut yang sangat kering, kulit kering dan berkerut, merasa letih dan lesu, konsentrasi menurun, sering mengantuk dan terlalu banyak tidur selama puasa, dan sulit atau jarang buang air kecil.

Baca Juga: 7 Cara Menjelaskan Puasa pada Anak

Tips untuk Mencegah Dehidrasi di Bulan Ramadan

Setelah mengetahui beberapa penyebabnya, berikut ini cara agar tidak dehidrasi saat puasa yang bisa Bunda terapkan dan ajarkan pada Si Buah Hati yang sedang belajar berpuasa.

1. Konsumsi air putih secara cukup antara waktu berbuka dan sahur

Untuk mencegah dehidrasi atau rasa haus yang berlebihan selama berpuasa, usahakan untuk minum air dalam jumlah cukup sekitar 8–12 gelas tiap hari. 

2. Mengonsumsi makanan yang tinggi kadar airnya

Selain minum air mineral, disarankan juga untuk mengonsumsi sup sebagai salah satu menu selama bulan Ramadan, baik saat sahur maupun berbuka puasa karena merupakan sumber cairan yang baik bagi tubuh. Tak hanya sup, buah-buahan seperti semangka dan anggur serta sayuran seperti tomat dan mentimun juga dikenal memiliki kandungan air yang tinggi dan dapat membantu mengurangi rasa haus saat berpuasa.

3. Hindari penggunaan garam yang berlebihan

Penggunaan garam yang berlebihan pada menu sahur dan berbuka dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh, sehingga anak-anak lebih mudah merasa haus saat berpuasa.

4. Membatasi makanan manis

Agar tidak dehidrasi saat puasa, batasi juga konsumsi makanan manis baik saat sahur maupun berbuka puasa. Alih-alih mengonsumsi teh manis, donat, cokelat, soda, atau makanan tinggi gula lainnya, Bunda bisa menyediakan buah kurma saat berbuka puasa. Anak-anak masih tetap bisa makan kolak, namun dalam porsi kecil saja.

5. Hindari konsumsi kafein berlebihan

Hindari konsumsi minuman yang mengandung kafein seperti teh dan kopi saat sahur. Ini karena kafein merupakan diuretik alami yang membuat kita seringkali buang air kecil, sehingga dapat memicu rasa haus saat berpuasa.

6. Batasi kegiatan di luar rumah

Saat Si Buah Hati belajar berpuasa, sebaiknya batasi kegiatan di luar rumah, terutama saat siang hari. Sebab paparan sinar matahari berlebihan dapat membuat anak-anak lebih mudah merasa haus dan mengalami dehidrasi. Sebaliknya, coba ajak anak untuk memanfaatkan waktu di siang hari dengan melakukan berbagai hal menyenangkan seperti membuat prakarya, membaca buku, menyiapkan hidangan berbuka puasa, atau tidur siang.

Selain tips di atas, cara mengatasi dehidrasi saat puasa pada anak-anak yang juga tak kalah efektif adalah dengan memberikan susuBunda dapat memberikan DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur. 

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box). 

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D. 

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati yang praktis dikonsumsi anak saat berbuka puasa di luar rumah atau saat dalam perjalanan. 

Semoga dengan penjelasan mengenai penyebab dan cara mencegah dehidrasi saat puasa di atas bisa membantu Bunda dalam mengajarkan makna berpuasa pada Si Buah Hati dengan lebih baik, ya. Selamat berpuasa!

Image Article
Cara Menghindari Dehidrasa Saat Puasa yang Bisa Bunda Lakukan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Penuhi Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh di Bulan Ramadan

Published date

Berpuasa di bulan Ramadan dilakukan dengan tidak mengonsumsi makanan dan minuman sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Dalam kondisi tersebut, orang yang berpuasa dianjurkan untuk menyantap asupan makanan bergizi, baik saat berbuka, setelah salat tarawih atau sahur.

Hal tersebut agar nutrisi yang dibutuhkan tubuh bisa tercukupi selama menjalankan puasa, terlebih bagi anak sekolah yang sudah mulai ikut puasa atau belajar puasa. Lantas, apa saja nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh selama berpuasa? Simak penjelasannya berikut ini.

Pentingnya Penuhi Asupan Nutrisi saat Bulan Ramadan

Memahami apa saja zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh selama berpuasa adalah hal yang sangat penting, terutama jika Si Buah Hati sedang belajar berpuasa. Meski tidak setiap anak sanggup untuk berpuasa penuh, namun mereka tetap harus menahan lapar dan haus dalam waktu yang lebih lama dari biasanya, sehingga tubuh tidak mendapatkan asupan kalori dan cairan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa selain bernilai ibadah, puasa juga baik untuk menjaga Kesehatan dan fungsi tubuh. Hal tersebut karena memberikan Agar kedua tujuan ini dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan pengaturan pola makan yang baik. Jika biasanya anak-anak makan tiga kali sehari, maka lain halnya selama bulan Ramadan yang hanya dua kali sehari, yaitu saat sahur dan berbuka puasa.

Oleh karena itu, Bunda memastikan asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi bergizi seimbang agar Si Buah Hati bisa berpuasa dengan tubuh yang tetap fit dan bersemangat beraktivitas, serta belajar.

Baca Juga: Tips Puasa untuk Anak dan Cara Jaga Kesehatannya

Dampak Ketidakseimbangan Asupan Nutrisi selama Berpuasa

Kurangnya pemahaman orang tua terhadap nutrisi yang dibutuhkan tubuh anak selama berpuasa dapat menyebabkan asupan serat, vitamin, dan mineralnya menjadi tidak memadai.

Ada beberapa masalah umum yang terjadi akibat asupan untuk tubuh anak tidak terpenuhi dengan baik sebagai berikut:

1. Menurunnya sistem pencernaan dan kekebalan tubuh Si Buah Hati

Hal ini terjadi karena kurangnya asupan serat yang berperan dalam menjaga sistem pencernaan dan meningkatkan kekebalan tubuh Si Buah Hati. Biasanya karena tidak mendapatkan asupan sayur dan buah-buahan yang cukup selama bulan Ramadan. Selain sering mengalami sembelit, anak-anak juga akan lebih mudah merasa lapar dan haus selama berpuasa.

2. Kekurangan zat besi

Zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Minimnya asupan zat besi dalam tubuh menyebabkan energi menurun, termasuk saat berpuasa. Hal inilah yang dapat membuat anak-anak merasa lebih mudah lapar dan lelah saat berpuasa. Tak hanya itu saja, kekurangan zat besi juga dapat mengganggu konsentrasi anak menurun selama sekolah akibat kurangnya pasokan oksigen ke otak.

3. Kekurangan kalsium

Pada anak-anak usia sekolah, kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang yang sehat. Asupan kalsium yang tidak memadai selama berpuasa dapat menyebabkan osteoporosis atau tulang yang lemah saat mereka dewasa nanti.

4. Berat badan yang tidak ideal

Gizi yang tidak seimbang pada anak-anak juga dapat menyebabkan berat badan yang tidak sesuai dengan usianya. Biasanya hal ini terjadi akibat mengonsumsi camilan atau makanan tidak sehat seperti junk food, minuman manis, gorengan, dan makanan olahan yang berlebihan saat berbuka puasa.

Tips Menjaga Asupan Nutrisi Tetap Terpenuhi Selama Puasa

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa menjaga asupan nutrisi untuk tubuh anak tetap terpenuhi dengan baik selama bulan puasa dapat diatur melalui tiga kali waktu makan, yaitu saat sahur, berbuka, dan makan malam setelah salat tarawih sebagai berikut.

1. Makan sahur

  • Membangunkan Si Buah Hati dan mengajaknya untuk minum satu gelas air mineral.
  • Memberikan makanan bergizi seimbang, yaitu yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, dan lemak sehat.
  • Khusus untuk anak-anak masih diperbolehkan makan nasi putih dalam porsi kecil, namun pastikan dilengkapi dengan lauk untuk memenuhi kebutuhan proteinnya.
  • Berikan sayur untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan serat agar perut terasa kenyang lebih lama.
  • Bila perlu, berikan satu porsi buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, serat, dan cairan tubuh.
  • Memberikan satu gelas susu untuk melengkapi kebutuhan gizi dan cairan tubuh.

2. Berbuka puasa

  • Mengawali buka puasa dengan buah-buahan yang manis, seperti kurma, buah potong, dan teh manis secukupnya.
  • Makan makanan bergizi seimbang, berupa nasi, lauk protein, dan sayuran hijau.
  • Minum segelas air mineral.

3. Makan malam setelah tarawih

Makanan yang disantap setelah salat tarawih bukanlah makanan berat, melainkan makanan pelengkap berbuka puasa yang bisa berupa buah-buahan dan susu untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, serta cairan dalam tubuh.

Khusus untuk anak usia sekolah yang sedang belajar puasa, Bunda bisa memberikan susu DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box).

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D.

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak saat berbuka puasa di jalan.   

Image Article
Pentingnya Penuhi Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh di Bulan Ramadan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off