Pentingnya Memahami Ciri Anak Kekurangan Zat Besi
10-07-2024
Defisiensi zat besi adalah defisiensi nutrisi yang paling umum terjadi di dunia. Data epidemiologi menunjukkan bahwa kekurangan zat besi lebih banyak terjadi pada bayi, anak prasekolah, dan remaja.
Defisiensi zat besi bisa menyebabkan gejala yang berhubungan dengan anemia, yang dapat mengganggu perkembangan saraf, perkembangan kognitif, hingga menyebabkan masalah kulit, rambut, kuku, dan pencernaan.
Dikarenakan dampaknya yang besar, orangtua perlu memahami ciri anak kekurangan zat besi agar bisa segera tertangani dengan baik dan tidak menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari.
Sebagian besar gejala kekurangan zat besi pada anak tidak muncul hingga terjadinya anemia defisiensi besi. Lantas, apa ciri-ciri anak kekurangan zat besi?
Pentingnya Zat Besi untuk Tumbuh Kembang Anak
Zat besi memiliki peran vital dalam tubuh, yakni membantu membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, serta membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen.
Lebih jelasnya, tubuh membutuhkan zat besi untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin inilah yang mengikat oksigen dalam darah dan mengedarkannya ke seluruh sel tubuh. Oksigen sendiri dibutuhkan seluruh sel tubuh agar bisa bekerja secara optimal.
Selain itu, tubuh juga membutuhkan zat besi untuk memproduksi hormon. Nutrisi ini juga berperan penting dalam fungsi metabolisme tubuh.
Itulah mengapa memenuhi kebutuhan zat besi sangat penting bagi anak. Zat besi sendiri membantu proses mielinisasi syaraf di otak sejak awal kehidupan anak . dna berperan untuk pertumbuhan dan fungsi kekebalan tubuh.
Seperti yang dijelaskan di atas, anak-anak yang mengalami kekurangan zat besi dapat mengalami gangguan tumbuh kembang.
Ciri Anak Kekurangan Zat Besi
Jika Bunda bertanya apa ciri dari anak kekurangan zat besi, maka jawabannya adalah kekurangan zat besi biasanya tidak langsung menunjukkan gejala tertentu. Kekurangan zat besi pada anak biasanya berkembang secara perlahan dan tidak banyak menimbulkan gejala. Baru setelah kadar zat besi sangat rendah muncul beberapa gejala.
Ciri-ciri anak kekurangan zat besi yang sudah sampai mengalami anemia defisiensi besi paling umum meliputi kulit pucat, mudah lelah, sakit kepala, detak jantung cepat, lidah sakit, menurunnya nafsu makan, hingga limpa membesar.
Selain itu, ciri-ciri kekurangan zat besi pada anak juga bisa berupa munculnya keinginan memakan benda yang bukan makanan seperti tanah, es batu, rambut, dan lain sebagainya. Gangguan makan ini disebut dengan istilah pica.
Anak-anak dengan anemia berat mungkin memiliki gejala tambahan berupa sesak napas, tangan dan kaki bengkak, sakit kepala, hingga bisa pingsan.
Baca Juga: 4 Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak
Bahaya Anemia Defisiensi Besi pada Anak
Anemia defisiensi zat besi biasanya didiagnosis melalui tes darah. Bunda yang menemukan ciri anak kekurangan zat besi, sebaiknya segera mencari pertolongan medis agar kondisinya tidak menjadi parah.
Anemia defisiensi zat besi berbahaya karena bisa menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak. Hal yang paling mengkhawatirkan dari anemia defisiensi besi adalah gangguan perilaku, kognitif, dan kemampuan psikomotor.
Anemia defisiensi zat besi yang tidak diobati bisa meningkatkan risiko terkena penyakit dan infeksi. Sebab kekurangan zat besi mempengaruhi fungsi sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, anemia defisiensi zat besi bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang mempengaruhi jantung atau paru-paru, seperti gagal jantung.
Perawatan anemia defisiensi tergantung pada gejala, usia, kondisi kesehatan, dan tingkat keparahannya.
Seseorang yang mengalami anemia parah kemungkinan membutuhkan zat besi melalui jalur intravena atau bahkan transfusi darah.
Cara Mengatasi Anemia Defisiensi Zat Besi pada Anak
Setidaknya ada dua cara mengatasi anemia defisiensi besi pada anak yang bisa dilakukan sebagai berikut:
1. Suplementasi zat besi
Sirup atau pil zat besi yang dikonsumsi selama beberapa bulan bisa membantu meningkatkan kadar zat besi dalam darah. Meski begitu, suplemen zat besi bisa mengiritasi lambung dan mengubah warna feses menjadi kehitaman. Sebaiknya, suplemen zat besi diminum saat perut kosong untuk memaksimalkan penyerapannya.
2. Pola makan
Mengonsumsi makanan sehat yang kaya zat besi bisa membantu mengatasi anemia defisiensi zat besi.
Ada beberapa makanan yang menjadi sumber utama zat besi seperti daging, unggas, ikan, susu fortifikasi, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tahu, dan kuning telur. Selain itu, makanan dan minuman yang mengandung vitamin C juga baik untuk membantu proses penyerapan zat besi.
Sementara itu, Bunda harus membatasi pemberian teh karena mengandung anti-nutrisi yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Bunda bisa memberikan minuman tersebut pada waktu di luar jam makan utama.
Selain memberikan asupan sumber zat besi, Bunda juga bisa bantu lengkapi kebutuhan gizi harian anak dengan memberikannya susu yang difortifikasi dengan zat besi, seperti DANCOW 1+ Imunutri.
DANCOW 1+ Imunutri tinggi kalsium, vitamin A, E, C, Zink, protein, Vitamin D, dan mengandung DHA, Omega 3 & 6, Zat Besi. Kombinasi unik DHA dan Zat Besi dukung pertumbuhan Si Buah Hati.
Cukupi asupan zat besi melalui makanan untuk Si Buah Hati agar Bunda tidak menemukan ciri anak kekurangan zat besi, ya.
Ketika memasuki usia di atas 1 tahun, kemampuan bahasa Si Buah Hati semakin berkembang. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk membimbing Si Buah Hati agar perkembangan bahasanya optimal. Yuk Bunda, belajar “Bahasa Bocil” bersama DANCOW untuk dukung Si Buah Hati tumbuh cerdas.