Manfaat dan Kandungan Kalori Susu Full Cream

Published date

Dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah, banyak orang tua yang menjadikan susu full cream sebagai pilihan utama mereka sebagai sumber nutrisi penting bagi Si Buah Hati. Selain kaya akan nutrisi, kandungan kalori susu full cream juga sangat baik untuk menunjang aktivitas sekaligus memenuhi kebutuhan kalori harian anak sekolah. Apakah Bunda salah satunya?

Apa Itu Susu Full Cream?

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai manfaat susu full cream untuk tumbuh kembang anak, penting bagi orang tua untuk memahami apa itu susu full cream dan yang membedakannya dengan jenis susu lainnya. Mayo Clinic menjelaskan susu full cream sebagai produk susu yang masih mempertahankan kandungan lemak di dalamnya. Kandungan lemak ini memiliki peran penting untuk meningkatkan berat badan anak-anak usia sekolah. 

Selain lemak, susu full cream juga mengandung protein dan kalsium lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu lainnya. Maka tak heran kalau pada akhirnya susu full cream banyak dijadikan pilihan sebagai susu untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak.

Komposisi Gizi Susu full cream

Tak hanya mengandung lemak yang baik untuk mendukung proses pertumbuhan anak-anak, susu full cream untuk gizi anak juga mengandung komposisi gizi yang penting untuk mendukung proses tumbuh kembang Si Buah Hati sebagai berikut:

  1. Protein yang berperan dalam membentuk otot, memproduksi hormon dan sel, meningkatkan metabolisme, menjaga daya tahan tubuh, menjadi sumber energi, memperkuat kulit dan tulang, serta mengantarkan gizi ke bagian-bagian dalam tubuh. Kebutuhan protein anak usia 4 hingga 9 tahun adalah 19 gram per hari dan usia 9 hingga 13 adalah 34 gram.
  2. Kalsium yang penting untuk menjaga kepadatan tulang dan gigi sekaligus membantu kontraksi otot, stimulasi saraf, dan menjaga tekanan darah. Tulang kita menyimpan kalsium, sehingga jika bagian lain kekurangan kalsium, maka tulang akan memberikannya. Agar tubuh dapat menyerap kalsium dengan baik, maka dibutuhkan vitamin D yang cukup. Kebutuhan kalsium harian anak-anak adalah 1.000 mg untuk usia 4-8 tahun dan 1.300 mg untuk usia 9-13 tahun.
  3.  Zat Besi sebagai komponen penting yang berperan dalam menjaga metabolisme, termasuk penyimpanan oksigen dan mengantarkannya ke bagian tubuh yang membutuhkan. Asupan zat besi yang cukup juga dapat mencegah anemia. Kebutuhan zat besi harian anak-anak adalah 10 mg untuk usia 4 hingga 8 tahun dan 8 mg untuk usia 9 hingga 13 tahun.
  4. Zink yang berguna untuk menjaga imunitas dan fungsi sistem saraf. Kebutuhan zink harian anak-anak adalah 5 mg untuk usia 4 hingga 8 tahun dan 8 mg untuk usia 9 hingga 13 tahun.

Baca Juga: Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Kandungan Kalori Susu Full Cream dan Manfaatnya Bagi Anak Usia Sekolah

Melansir dari laman Healthline.com, kalori susu full cream adalah sebesar 152 kkal. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan jenis susu lain seperti susu low fat maupun skim milk karena mempertahankan kandungan lemak (3,25 persen) di dalamnya.

Selain membantu meningkatkan berat badan dan memenuhi gizi harian anak usia sekolah, berikut ini manfaat yang bisa didapatkan jika Si Buah Hati mengonsumsi susu full cream secara rutin setiap harinya.

  • Memulihkan otot setelah berolahraga atau melakukan aktivitas harian.

  • Membantu memenuhi kebutuhan vitamin D bagi tubuh.

  • Membuat perut terasa kenyang lebih lama, sehingga bisa mencegah anak-anak makan berlebihan.

  • Susu mengandung keempat vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Vitamin yang larut dalam lemak berbeda dengan vitamin yang larut dalam air, karena vitamin ini membutuhkan lemak agar dapat diserap dan digunakan dengan baik oleh tubuh.

Saat ini, Bunda tak perlu bingung memilih susu full cream untuk tumbuh kembang anak, sebab saat ini ada DANCOW FortiGro Full Cream yang mengandung vitamin dan mineral untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas Si Buah Hati.

DANCOW FortiGro Full Cream adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi seperti:

  • Tinggi zat besi, yang berperan dalam mendukung proses belajar Si Buah Hati. 

  • Tinggi zink, yang berguna untuk mendukung daya tahan tubuh. 

  • Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Image Article
Manfaat dan Kandungan Kalori Susu Full Cream: Apa yang Perlu Bunda Ketahui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Perlukah Konsumsi Susu Anak Tinggi Kalori? Ini Penjelasannya!

Published date

Dalam kehidupan sehari-hari, susu menjadi salah satu minuman sehat yang banyak diberikan orang tua kepada anaknya, termasuk jenis susu anak tinggi kalori. Pada umumnya, hal ini dilakukan karena mereka merasa resah ketika melihat anaknya memiliki tubuh yang kurus dan berat badannya tidak sesuai dengan perkembangan usia Si Buah Hati. Apakah Bunda pernah mengalaminya?

Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah

Kebutuhan kalori anak usia sekolah menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebesar 1800 kkal–2050 kkal setiap harinya. Semakin bertambah usia dan aktivitasnya, maka semakin besar kebutuhan kalori harian yang dibutuhkannya. Kebutuhan kalori ini bisa berasal dari makanan dan minuman bergizi yang mereka dapatkan setiap harinya, termasuk susu. 

Melansir penjelasan dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, susu merupakan sumber protein hewani yang bisa menjadi salah satu pilihan untuk melengkapi kebutuhan gizi Buah Hati. 

Kandungan kalori dalam susu sebesar 100 kalori (250 ml susu). Kandungan gizi susu juga kaya akan kalsium, kalium, fosfor, magnesium, seng, dan yodium, serta vitamin A, D, vitamin B kompleks, khususnya B2 atau riboflavin, sehingga baik dikonsumsi oleh anak-anak. Meski begitu, susu hanyalah menu pelengkap, sehingga harus diimbangi dengan pemberian makanan bergizi dan bervariasi setiap harinya.

Lantas, Bagaimana dengan Susu Anak Tinggi Kalori?

Tak boleh sembarangan, pemberian susu tinggi kalori untuk anak usia sekolah juga sebaiknya dilakukan dengan mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter sesuai kebutuhan kalori hariannyanya. Untuk memenuhi kebutuhan kalori harian, Bunda bisa memberikan menu dengan gizi seimbang, mulai dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah-buahan, dan dilengkapi dengan memberikan susu. 

Baca Juga: Susu Tinggi Protein dan Kalsium

Manfaat Susu Tinggi Kalori untuk Anak

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manfaat utama dari susu tinggi kalori untuk tumbuh kembang anak adalah untuk meningkatkan berat badan agar sesuai dengan pertumbuhan anak seusianya. Tak hanya itu saja, kandungan kalsium dalam susu juga memiliki peran penting lainnya dalam meningkatkan kekuatan gigi dan kepadatan tulang Si Buah Hati.

Kandungan kalsium pada susu juga memiliki pengaruh yang baik bagi kesehatan tubuh, diantaranya adalah untuk melancarkan peredarah darah, menjaga kesehatan jantung, menjaga tekanan darah, menurunkan risiko penyakit kanker, mencegah munculnya penyakit batu ginjal, dan membantu membawa pesan dari otak ke seluruh tubuh baik untuk orang dewasa maupun anak-anak usia sekolah.

Kapan Si Buah Hatu Membutuhkan Susu Tinggi Kalori?

Untuk mengetahui kapan seharusnya orang tua memberikan susu tinggi kalori untuk anak usia sekolah, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan memeriksa apakah berat badan Si Buah Hati sudah sesuai dengan usia pertumbuhannya atau belum. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), berat badan anak usia sekolah (6–12 tahun) adalah sebagai berikut:

1. Anak perempuan

  • Usia 6 tahun             : 20 kg
  • Usia 7 tahun             : 22 kg
  • Usia 8 tahun             : 25 kg
  • Usia 9 tahun             : 29 kg
  • Usia 10 tahun            : 33 kg
  • Usia 11 tahun            : 37 kg
  • Usia 12 tahun            : 41 kg 

2. Anak laki-laki

  • Usia 6 tahun             : 20 kg
  • Usia 7 tahun             : 23 kg
  • Usia 8 tahun             : 25 kg
  • Usia 9 tahun             : 28 kg
  • Usia 10 tahun            : 32 kg
  • Usia 11 tahun            : 36 kg
  • Usia 12 tahun            : 40 kg

Setelah mengobservasi berat badan anak dan mengonsultasikannya pada dokter, cara memilih susu anak tinggi kalori yang bisa Bunda lakukan adalah dengan memerhatikan beberapa hal seperti:

  1. Memastikan apakah Si Buah Hati alergi terhadap susu sapi atau tidak.
  2. Memilih susu anak tinggi kalori dengan rasa yang disukai.
  3. Menyesuaikan jenis susu dengan usia Si Buah Hati.
  4. Pastikan susu yang dipilih belum kedaluwarsa.

Salah satu rekomendasi susu yang juga bisa Bunda berikan untuk mendukung proses belajar anak usia sekolah adalah DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral dapat mendukung proses belajar dan perkembangaan karakter Si Buah Hati.

Pastikan untuk selalu memberikan makanan bergizi seimbang dan melengkapinya dengan susu DANCOW FortiGro yang bisa dikonsumsi dua kali sehari, yaitu di pagi hari dan malam sebelum tidur. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan. 

Image Article
Perlukah Konsumsi Susu Anak Tinggi Kalori? Ini Penjelasannya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Memahami Karakteristik Anak SD dan Cara Membentuknya

Published date

Masa perkembangan anak usia sekolah dasar (SD) merupakan salah satu tahapan krusial yang harus diperhatikan oleh orang tua, terutama dalam membentuk karakternya. Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk menyediakan lingkungan yang sesuai agar proses belajar dan pembentukan karakter Si Buah Hati berjalan dengan optimal. Lantas, apa saja karakteristik anak SD yang terlihat dan bagaimana cara membentuknya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Pentingnya Pembentukan Karakter Anak SD

Melansir dari Jurnal Kependidikan berjudul Perkembangan Anak-anak Selama Masa Sekolah Dasar (6—7 Tahun) yang disusun oleh Fatmaridha Sabani, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, masa perkembangan karakter anak usia dini merupakan masa perkembangan anak yang pendek namun sangat penting dalam kehidupan Si Buah Hati.

Karakteristik anak sekolah dasar yang terlihat adalah kemampuan mereka dalam mengontrol tubuh dan keseimbangannya, sedangkan perkembangan kecerdasannya ditunjukkan dengan kemampuan anak-anak dalam mengelompokkan obyek, memiliki minat yang tinggi terhadap angka dan tulisan, meningkatkan perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami hubungan sebab akibat, dan memiliki pemahaman soal ruang dan waktu. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mendorong seluruh potensi yang dimiliki anak agar dapat berkembang secara optimal.

Tak hanya membantunya berhasil dalam dunia akademik dan bermanfaat bagi kehidupan pribadi anak-anak, membangun karakteristik anak SD sejak dini juga dapat mengajarkan anak untuk dapat bersosialisasi dengan baik sekaligus membantu mempersiapkan Si Buah Hati untuk dapat menghadapi dunia kerja saat mereka dewasa kelak. 

Peran Sekolah dan Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak SD

Baik sekolah maupun keluarga, keduanya memiliki peranan penting dalam membentuk karakteristik siswa SD. Harvard Health Publishing menjelaskan beberapa cara membentuk karakter anak SD yang bisa dilakukan baik oleh orang tua maupun tenaga pendidik di sekolah berikut ini.

1. Memberikan kesempatan pada anak-anak untuk merasakan menjadi "anak yang sudah besar"

Tujuannya adalah untuk membentuk karakteristik anak SD yang berani, percaya diri, dan memiliki semangat juang tinggi. Cara yang bisa dilakukan misalnya dengan membiarkannya anak-anak untuk menyiapkan seragam sekolah sendiri, menyiapkan makanan ringan di rumah, menjawab pertanyaan di kelas, atau memesan makanan saat berada di restoran.

Hindari untuk terlalu sering memberikan peringatan atau sanksi, sebab hal ini justru dapat membuatnya jadi anak pemberontak dan malas untuk memberikan respons ya, Bunda.

2. Memberikan tugas pada Si Buah Hati untuk melakukan pekerjaan rumah tangga

Bunda juga bisa mulai membiasakan anak-anak untuk ikut menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, atau mencuci piring. Kegiatan ini dipercaya dapat mendorong mereka untuk percaya bahwa mereka mampu dan bisa diandalkan. Sehingga saat dewasa nanti mereka terbiasa untuk melakukan pekerjaan rumah dan dapat mengurus dirinya sendiri.

3. Memberikan uang saku

Memberikan uang saku dapat membantu anak-anak untuk belajar mengelola uang yang mereka miliki. Alih-alih memberikannya secara cuma-cuma, cobalah untuk memberikan tantangan untuk mendapatkannya. Misalnya dengan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan baik atau rutin membersihkan kamar tidurnya.

Baca Juga: Tips Penuhi Kebutuhan Gizi dan Nutrisi Anak Sekolah

4. Memberikan pujian atas usaha dan proses yang dilalui Si Buah Hati

Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh Si Buah Hati bisa membuatnya merasa dihargai dan termotivasi untuk melakukan banyak hal baik lainnya. Misalnya saat anak-anak berhasil mencuci piring, berikan pujian seperti “Wah, keren banget kamu bisa cuci piring sampai bersih. Bunda senang sekali karena kamu sudah bantu cuci piring. Pastikan tidak ada busa yang tertinggal, ya.”

5. Hindari membandingkan anak-anak dengan orang lain

Hindari membandingkannya dengan orang lain dan biarkan mereka mengembangkannya minat yang disukainya. Sebab pada dasarnya setiap anak memiliki karakternya masing-masing, sehingga minat dan bakatnya pun akan berbeda dengan anak seusianya. 

6. Menjadi pendengar yang baik

Berikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk mengeluarkan pendapat dan mengungkapkan perasaannya dengan baik. Berikan dukungan dan dorongan positif karena mereka juga membutuhkan waktu untuk belajar menjadi anak yang mandiri dan berani. 

Tantangan Umum yang Dihadapi Dalam Pembentukan Karakter Anak SD 

Bagi orang tua, membentuk karakteristik anak sekolah dasar tentu bukanlah hal yang mudah, sebab pastinya akan ada berbagai tantangan yang harus dihadapi. Di zaman yang serba canggih dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, paparan media digital dan lingkungan sosial merupakan dua faktor besar yang dapat memengaruhi perkembangan anak. Pasalnya, anak-anak tumbuh besar dengan media digital mulai dari televisi, media sosial, video game, dan masih banyak lagi. 

1. Paparan media 

Melansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, media dapat memengaruhi cara anak-anak merasakan, belajar, berpikir, berkata, dan berperilaku. Teknologi media membantu siswa dalam mengerjakan tugas dan berkomunikasi lebih efisien. Tapi tak bisa dipungkiri juga bahwa penggunaan media digital yang berlebihan pada anak-anak juga dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi kehidupan mereka, termasuk dalam pembentukan karakter anak. Beberapa efek negatifnya antara lain:

  • Anak-anak yang terlalu banyak terpapar media cenderung akan tertidur lebih larut di malam hari, sehingga mereka dapat kehilangan waktu tidur yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang. 

  • Paparan cahaya dari layar gadget juga dapat memberikan efek yang kurang baik bagi kesehatan mata dan otak anak.

  • Memicu obesitas, sebab anak-anak yang menggunakan media atau gadget dalam waktu yang lama cenderung tidak aktif dengan permainan fisik yang sehat.

  • Kurangnya interaksi sosial akibat paparan media yang berlebihan dapat membuat anak-anak mengalami keterlambatan dalam hal perhatian, pemikiran, bahasa, dan kemampuan sosialnya.

  • Memengaruhi prestasi akademis di sekolah.

  • Memicu masalah perilaku pada anak-anak, sebab banyak konten kekerasan maupun konten lain yang tidak sesuai dengan usia anak-anak yang dapat diakses dengan mudah di media.

  • Memicu perilaku aditif dan meningkatkan risiko depresi pada anak-anak, terutama dalam menggunakan internet yang bermasalah. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak yang sudah kecanduan dengan permainan atau video game online.

  • Memicu perilaku berisiko, seperti penggunaan narkoba, perilaku seksual, melukai diri sendiri, gangguan makan, dan masih banyak lainnya akibat penggunaan media yang berlebihan hingga melupakan kehidupan nyatanya.

  • Meningkatkan risiko bullying (perundungan) di dunia maya atau cyberbullying yang dapat menyebabkan masalah sosial, akademis, dan memengaruhi kesehatan baik jangka pendek maupun panjang.

2. Perundungan atau bullying

Selain cyberbullying, tantangan lain yang juga mungkin dihadapi dalam pembentukan karakteristik anak sekolah dasar adalah adanya penindasan di dunia nyata yang berasal dari lingkungan sosialnya, misal di sekolah, lingkungan bermain, maupun keluarga sendiri. Alih-alih langsung memarahi dan menyalahkan Si Buah Hati saat melakukan kesalahan, cobalah untuk memahami alasan di balik perilaku mereka. 

Biasanya, anak-anak menggertak karena mereka kesulitan mengelola emosi yang kuat seperti kemarahan, frustrasi, atau rasa tidak aman. Dalam kondisi ini, anak-anak belum belajar cara-cara kooperatif untuk menyelesaikan konflik dan memahami perbedaan. Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk memberikan pemahaman pada Buah Hati bahwa perundungan merupakan hal yang tidak diperbolehkan dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

  1. Tanggapi perundungan dengan serius. Pastikan Si Buah Hati memahami bahwa Bunda tidak akan mentolerir perundungan di rumah atau di mana pun.

  2. Tetapkan aturan tentang perundungan yang harus dipatuhi dan akan ada konsekuensi bagi yang melanggarnya.

  3. Ajarkan anak-anak untuk memperlakukan orang lain dengan hormat dan baik. Ajarkan anak-anak bahwa mengejek perbedaan seperti ras, agama, penampilan, kebutuhan khusus, jenis kelamin, status ekonomi adalah hal yang salah.

  4. Cobalah untuk menanamkan rasa empati pada Si Buah Hati dengan melibatkan mereka dalam komunitas atau anak-anak lain di sekitarnya.

  5. Pelajari tentang kehidupan sosial anak-anak baik di sekolah atau di mana pun perundungan terjadi. Bicaralah dengan orang tua dari teman dan teman Si Buah Hati, guru, konselor bimbingan, dan kepala sekolah.

Tips dalam Menghadapi Tantangan Karakteristik Anak SD

Melihat dari beberapa tantangan umum dalam membangun karakteristik anak SD di atas, berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda terapkan untuk menghadapi tantangan karakteristik anak SD:

  1. Mendorong Fokus melalui Aktivitas Menarik: Salah satu karakteristik anak SD adalah sering kali kesulitan mempertahankan fokus dalam waktu lama. Membuat aktivitas belajar menjadi lebih menarik dan bervariasi, seperti menggunakan permainan edukatif atau visual yang menarik, bisa membantu mereka lebih fokus.
     
  2. Mengajarkan Pengelolaan Emosi dengan Empati: Pada usia ini, Si Buah Hati mulai merasakan berbagai emosi yang mungkin sulit mereka pahami. Membantu mereka mengenali dan mengekspresikan perasaan dengan kata-kata, serta memberikan contoh cara merespons situasi dengan tenang, bisa memperkuat kemampuan regulasi emosi mereka. Menggunakan metode seperti "time-out" yang positif untuk menenangkan diri juga bisa efektif.
     
  3. Membangun Kemampuan Sosial Melalui Interaksi yang Positif: Anak SD juga menghadapi tantangan dalam membangun hubungan sosial yang sehat dengan teman sebayanya. Orang tua dan guru dapat mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, empati, dan berbagi. Mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan kelompok atau diskusi kelas juga membantu mereka lebih percaya diri dalam bersosialisasi.
     
  4. Memberikan Rutin dan Struktur yang Konsisten: Rutinitas yang jelas membantu anak memahami apa yang diharapkan dari mereka. Membuat jadwal harian yang mencakup waktu belajar, bermain, dan istirahat dapat membantu mereka merasa lebih aman dan teratur.
     
  5. Mengapresiasi Pencapaian Kecil: Menghargai usaha dan pencapaian kecil Si Buah Hati, baik akademis maupun personal, memberikan motivasi dan membangun kepercayaan diri mereka. Hal ini juga mengajarkan mereka untuk menghargai proses, bukan hanya hasil akhir.

Tak cukup hanya dengan beberapa hal di atas, pastikan juga untuk melengkapi asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya makanan bergizi dan juga melengkapinya dengan susu DANCOW FortiGro setidaknya dua gelas setiap harinya, pada pagi dan malam hari sebelum tidur. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya.

DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan Zat Besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  1. Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Tinggi Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant & Cokelat kemasan box)
  2. Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti Tinggi Zat besi, Zink, Vitamin A, C, & D
  3. Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti Protein dan Kalsium.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro  dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan. Setelah membaca penjelasan di atas, semoga cara membentuk karakter anak SD yang Bunda dan keluarga terapkan di rumah dapat memberikan hasil yang optimal, ya!

Image Article
Memahami Karakteristik Anak SD dan Cara Membentuknya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Manfaat Konsumsi Susu Tinggi Zat Besi untuk Si Buah Hati

Published date

Pentingkah susu tinggi zat besi untuk tumbuh kembang anak? Seperti yang kita tahu, masa kanak-kanak adalah periode penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Di masa ini, asupan nutrisi yang tepat menjadi kunci pertumbuhan optimalnya. Salah satu nutrisi penting yang tak boleh dilewatkan adalah zat besi.

Zat besi berperan penting dalam membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Selain itu, zat besi juga membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen.

Anak yang kekurangan zat besi dapat terganggu imunitas nya, dan kemungkinan mengalami infeksi menjadi lebih sering  seperti infeksi pernafasan dan diare. Akibat lebih sering mengalami infeksi, berat badan anak menjadi terganggu. Akhirnya, semua efek ini akan mengganggu perkembangannya.

Pentingnya Asupan Zat Besi untuk Anak 1-3 Tahun

Zat besi sangat penting untuk pertumbuhan pesat balita. Itu sebabnya penting memastikan asupan  makanan dan susu tinggi zat besi untuk anak.

Kekurangan zat besi dapat menghambat kemampuan anak untuk beraktivitas dengan baik. Sayangnya, kebanyakan gejala kekurangan zat besi pada anak baru muncul ketika sudah mengalami anemia defisiensi besi.

Dampak kekurangan zat besi pada anak biasanya muncul secara perlahan hingga banyak orang tua tidak menyadarinya. Ketika semakin memburuk, gejala menjadi lebih terlihat seperti anak menjadi pucat dan lemah, makan lebih sedikit, dan mudah lelah.

Kekurangan zat besi pada anak juga bisa mengakibatkan defisit kognitif permanen yang terkait gangguan struktural dan metabolisme pada sistem saraf pusat, gangguan metabolisme, keterbelakangan pertumbuhan, gangguan respon imun, kelainan psikologis, dan keterlambatan perkembangan perilaku.

Saat asupan zat besinya tidak mencukupi, biasanya akan akan menunjukan gejala berikut:

  • Pertambahan berat badan yang lambat.

  • Kulit pucat.

  • Tidak nafsu makan.

  • Mudah rewel.

Anak yang kekurangan zat besi mungkin kurang aktif secara fisik dan perkembangannya mungkin lebih lambat. Jika dibiarkan hingga dewasa, hal ini akan mempengaruhi prestasi anak di sekolah, menyebabkan masalah konsentrasi, rentang perhatian yang lebih pendek, dan kinerja akademis yang buruk.

Berapakah Kebutuhan Zat Besi Anak Usia 1-3 Tahun?

Semua anak membutuhkan zat besi. Gizi ini penting pada semua tahap perkembangan anak. Bayi yang hanya diberi ASI, susu formula saja, atau campuran ASI dan susu formula memiliki kebutuhan zat besi yang berbeda.

Kebutuhan harian anak akan zat besi berbeda-beda juga tergantung usia. Untuk anak usia 1 hingga 3 tahun, disarankan untuk mengonsumsi 7 mg zat besi setiap hari. 

Bayi yang lahir prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah tentu membutuhkan zat besi lebih banyak dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Bayi yang lahir cukup bulan dilahirkan dengan cadangan zat besi yang berasal dari darah ibunya saat masih dalam kandungan.

Selama 6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI akan mendapatkan apa yang dibutuhkannya dari ASI, termasuk zat besi.

Namun, menunggu terlalu lama setelah Si Buah Hati berusia 6 bulan untuk mengenalkan makanan lain akan meningkatkan risiko anak mengalami kekurangan zat besi.

Jika Bunda tidak bisa menyusui, berikan Si Buah Hati susu tinggi zat besi untuk anak usia dini. Pastikan formulanya harus berbahan dasar susu sapi.

Jika bayi sudah mulai diperkenalkan makanan padat, umumnya pada usia 6 bulan, Bunda bisa mulai memberikan MPASI yang mengandung zat besi tambahan.

MPASI yang mengandung zat besi tinggi contohnya daging atau kacang yang dihaluskan, dan bubur bayi dengan tambahan zat besi. Ketika usia Si Buah Hati kian bertambah, Bunda bisa mulai memberikan daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan, dan bayam untuk memenuhi kebutuhan zat besinya.

Baca Juga: Cara Penuhi Kebutuhan Gizi Zat Besi Harian Anak

Manfaat Konsumsi Susu Tinggi Zat Besi untuk Anak Usia 1-3 Tahun

Susu adalah bahan pangan yang bermanfaat bagi pertumbuhan anak karena mengandung sumber energi lengkap dan merupakan sumber gizi protein, kalsium, fosfor, dan vitamin A yang tinggi.

Karena itu, pedoman nutrisi di sebagian besar negara merekomendasikan konsumsi susu setiap hari sebagai salah satu komponen pola makan sehat.

Mengingat manfaat susu tinggi zat besi untuk tumbuh kembang anak, kini semakin banyak produk susu dengan kandungan zat besi tinggi yang dipasarkan secara luas.

Karena itu, pemberian susu tinggi zat besi untuk anak dianggap sebagai cara yang efektif untuk mencukupi kebutuhan gizi Si Buah Hati.

Penelitian membuktikan bahwa anak yang mengonsumsi susu tinggi zat besi lebih rendah kemungkinannya mengalami defisiensi zat besi dan anemia.

Riset lain juga menemukan bahwa asupan susu yang difortifikasi dengan zat besi selama 4 bulan pada anak usia 1-3 tahun lebih efektif dalam menjaga status gizi zat besi dibandingkan susu sapi biasa yang tidak terfortifikasi zat besi.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati, Bunda bisa berikan ia susu pertumbuhan, seperti susu Dancow 1+ Imunutri mulai usia 1 tahun.

Tak hanya tinggi zat besi, susu Dancow 1+ Imunutri juga kaya akan kalsium, vitamin A, C, D, dan E, zink, tembaga, dan selenium. Juga mengandung DHA serta Omega 3 & 6 yang bagus untuk tumbuh kembang Si Buah Hati agar bebas berekspresi.

Cara penyajian susu Dancow 1+ Imunutri cukup mudah. Bunda hanya perlu menyeduh 3 sendok makan bubuk susu tinggi zat besi Dancow 1+ Imunutri dan larutkan menggunakan 190 ml air matang. Dancow 1+ Imunutri tersedia dalam dua varian rasa berbeda, yaitu vanila dan madu, yang pasti disukai Si Buah Hati.

Image Article
Manfaat Konsumsi Susu Tinggi Zat Besi untuk Si Buah Hati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bagaimana Cara Memilih Susu untuk Anak TK?

Published date

Seiring bertambahnya usia, anak akan terus bertumbuh dan berkembang. Terkadang tanpa orang tua sadari, Si Buah Hati sudah mulai menginjak usia bersekolah.

Di Indonesia, sebelum memasuki Sekolah Dasar (SD), biasanya orang tua akan mendaftarkan buah hatinya ke Taman Kanak-kanak (TK), di mana anak akan mulai mengenal bersosialisasi dan belajar hal baru. Tentunya kebutuhan gizinya juga bertambah.

Selain melalui makanan sehari-hari, Bunda bisa memenuhi tambahan gizi Si Buah Hati dengan memberinya asupan susu pertumbuhan. Lalu, bagaimana cara memilih susu untuk anak TK yang tepat?

Memahami Kondisi Anak Usia TK

Anak usia TK bisa dibilang termasuk usia prasekolah, yakni anak usia 5-7 tahun, sebelum mulai memasuki usia sekolah pada 7-10 tahun.

Di usia ini, anak akan mulai mengenal dunia di luar lingkungan keluarganya, belajar dengan cepat, dan semakin aktif bergerak. Rasa ingin tahu yang semakin besar juga akan mendorong Si Buah Hati mengeksplorasi hal-hal di sekitarnya.

Anak usia TK juga akan mulai berinteraksi dengan orang selain keluarga, lebih banyak bertemu anak seusianya, dan menjalin pertemanan.

Secara kognitif, anak usia TK akan menjadi lebih banyak bertanya seputar hal di sekelilingnya. Si Buah Hati juga akan mulai mempertanyakan alasan dari berbagai hal, seperti kenapa harus mandi, atau mengapa perlu makan sayuran.

Bunda mungkin harus mulai menjelaskan dengan sabar jawaban secara sederhana setiap pertanyaan yang dilontarkan Si Buah Hati.

Namun penting untuk diingat, jangan memaksakan anak belajar karena hal itu hanya akan membuatnya semakin menolak belajar saat sekolah.

Di sisi lain, usia ini menjadi momentum yang baik untuk memberikan peluang belajar hal baru seluas mungkin kepada anak.

Lantas, bagaimana kebutuhan gizinya? Adakah perbedaan kebutuhan gizi anak usia TK dengan anak balita?

Kebutuhan Gizi Anak Usia TK

Seiring bertambahnya aktivitas Si Buah Hati setelah memasuki usia prasekolah, tentu kebutuhan energi dan gizinya juga meningkat.

Kebutuhan gizi anak usia TK (4-6 tahun) menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang ditetapkan Menteri Kesehatan, yaitu:

  • Energi 1400 kkal per hari

  • Protein 25 gram per hari

  • Karbohidrat 220 gram per hari

  • Lemak 50 gram per hari

  • Air 1450 ml per hari

Selain itu, Si Buah Hati di usia TK juga tetap membutuhkan berbagai gizi mikro, aneka vitamin dan mineral lengkap, seperti vitamin A, D, E, K, kalsium, zat besi, dsb, dalam jumlah yang lebih dibandingkan saat usia balita.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan asupan makanan dan minuman bergizi setiap hari.

Dengan makanan sehat yang beragam, anak akan mendapatkan gizi seimbang yang dibutuhkan untuk ia tumbuh dan berkembang. Berikan Si Buah Hati makanan sehat seperti sayuran dan buah segar, daging merah, ayam, telur, ikan, tahu, kacang-kacangan, juga susu dan produk olahan susu, seperti keju.

Untuk minuman, pilihan terbaik bagi anak usia prasekolah adalah air dan juga susu. Kegunaan susu untuk anak TK bagus untuk pertumbuhan tulang dan gigi karena mengandung kalsium . Susu untuk anak TK juga menjadi sumber energi yang baik untuk membantunya beraktivitas dengan bebas.

Sebaiknya, batasi memberikan Si Buah Hati minuman manis yang mengandung gula tambahan sukrosa, seperti soda dan jus kemasan. Konsumsi gula yang berlebihan dapat menimbulkan resiko karies gigi dan kelebihan berat badan

Sebagai gantinya, berikan susu yang kaya kalsium dan vitamin D. Bisa juga dengan memberikan jus buah yang diperas sendiri dan tanpa gula tambahan sukrosa. Ibu dapat mengecek  kandungan gula di label kemasan agar konsumsi gulanya terpantau .

Baca Juga: Mengasah Kecerdasan Spiritual Anak Sejak Dini

Kandungan Gizi yang Penting Dalam Susu untuk Anak TK

Setelah tahu kebaikan dan manfaat susu, selanjutnya Bunda perlu mengetahui cara memilih susu yang bagus untuk anak TK. Salah satunya dengan mencari tahu kandungan gizi di dalam susu.

Pilih susu untuk anak sekolah TK yang memiliki kandungan gizi penting dan dibutuhkan Si Buah Hati, di antaranya:

1. Protein

Susu merupakan sumber yang kaya protein, dengan satu gelas susu dapat mengandung 8 gram protein. Zat gizi protein dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang, memperbaiki sel, hingga mengatur sistem imunitas.

Susu juga memiliki protein yang lengkap, termasuk 9 asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi optimal.

2. Kalsium

Susu merupakan sumber tinggi kalsium yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang dan gigi kuat. Rutin mengonsumsi susu sejak dini dapat mengurangi risiko penyakit tulang seperti osteoporosis di usia senja.

3. Zat Besi

Mineral zat besi dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan hemoglobin yang berfungsi membantu sel darah mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.

4. Zink

Zink termasuk nutrisi mikro yang penting bagi tubuh. Bermanfaat untuk memperkuat daya tahan dan membantu penyembuhan luka.

5. DHA

DHA atau Docosahexaenoic acid, merupakan jenis asam lemak esensial Omega 3 yang baik untuk kesehatan tubuh. Bermanfaat mulai dari kesehatan otak hingga jantung.

6. Omega 3 & 6

Keduanya merupakan asam lemak esensial yang tidak dapat dihasilkan tubuh dan memiliki banyak manfaat. Omega 3 baik untuk otak, jantung, dan sistem metabolisme, sementara Omega 6 memberi energi pada tubuh.

Selain memperhatikan kandungan gizinya, dalam memilih susu untuk anak prasekolah, Bunda juga bisa melihat fungsi bermacam zat gizi pada kemasan produk susu. Jika Bunda sedang mencari susu yang  ditujukan untuk anak usia 5-6 tahun, Bunda dapat memilih susu Dancow 5+ Imunutri.

Susu Dancow 5+ Imunutri diformulasikan untuk anak Indonesia usia prasekolah. Memiliki kandungan tinggi vitamin A, C, E, D, B6, dan B12. Serta mengandung mineral penting untuk pertumbuhan, seperti kalsium, zink, dan zat besi. Juga diperkaya DHA dan Omega 3 & 6.

Susu Dancow 5+ Imunutri cocok sebagai pilihan susu untuk anak TK yang dapat membantu perkembangan Si Buah Hati agar tumbuh percaya diri dan bebas bereksplorasi.

Image Article
Bagaimana Cara Memilih Susu untuk Anak TK?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apa Manfaat Zat Besi untuk Ibu Hamil? Ini Penjelasannya

Published date

Kehamilan menjadi masa penting bagi pertumbuhan janin. Karenanya, ibu hamil wajib memperhatikan kebutuhan gizinya, termasuk salah satunya kecukupan zat besi.

Ada banyak manfaat zat besi untuk ibu hamil yang juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya.

Selama masa kehamilan, Bunda wajib memastikan asupan zat besi tercukupi. Ibu hamil paling rentan mengalami kekurangan zat besi, sebab volume darah dalam tubuh saat hamil akan meningkat sebesar 30-50 persen.

Komponen darah yang bertambah saat hamil  tersebut adalah plasma darah, yang membuat kebutuhan akan zat besi turut meningkat.

Dalam hal ini, zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.

Kebutuhan zat besi akan mulai meningkat saat kehamilan menginjak trimester kedua, dan terus meningkat sepanjang sisa kehamilan. Sementara bagi janin, kebutuhan zat besi juga akan terus bertambah sebanding dengan beratnya.

Lalu, apa saja sih manfaat zat besi untuk ibu hamil? Apakah zat besi juga bermanfaat untuk janin di dalam kandungan?

Berbagai Manfaat Zat Besi untuk Ibu Hamil

Ada berbagai manfaat dari zat besi bagi ibu hamil dan juga janin yang dikandungnya. Beberapa di antaranya, yaitu:

1. Mendukung pertumbuhan janin dan plasenta

Manfaat zat besi untuk ibu hamil dan janin yang pertama yakni menyuplai pertumbuhan janin dan plasenta.

Plasenta atau ari-ari bayi ini berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan makanan ke janin, melindungi janin dari infeksi bakteri, memproduksi hormon pendukung kehamilan, dan menyalurkan antibodi dari ibu ke janin.

2. Membentuk sel dan jaringan baru

Kegunaan zat besi untuk ibu hamil juga penting dalam proses pembentukan sel dan jaringan baru, termasuk jaringan otak pada janin. Perkembangan sel-sel otak janin mulai terbentuk saat kehamilan sekitar 5 minggu.

3. Meningkatkan stamina ibu hamil

Selain itu, fungsi zat besi untuk ibu hamil bisa meningkatkan stamina sehingga tubuh tidak mudah lelah dan lemah saat beraktivitas. Selama kehamilan ibu hamil harus tetap aktif, agar tubuh bugar dan kesehatan terjaga.

4. Mencegah anemia defisiensi besi pada ibu hamil

Ibu hamil rentan mengalami anemia karena kebutuhan zat besinya meningkat. Tambahan asupan zat besi selama masa kehamilan akan membantu ibu hamil terhindar dari anemia yang dapat membahayakan janin.

Baca Juga: Tanda-tanda Melahirkan yang Perlu Ibu Ketahui

Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil

Selama periode kehamilan, kebutuhan zat besi pada ibu hamil sekitar 800 mg, terdiri dari 300 mg zat besi yang dibutuhkan untuk janin dan 500 gram untuk menambah masa hemoglobin maternal.

Per hari, ibu hamil membutuhkan zat besi sebanyak 27 mg. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, ibu hamil harus memiliki pola makan sehat yang bervariasi dan kaya zat besi.

Makanan Kaya Zat Besi untuk Ibu Hamil

Guna mendukung kebutuhan zat besi yang meningkat selama masa kehamilan, ibu hamil disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan kaya akan kandungan zat gizi tersebut. 

Beberapa jenis makanan kaya zat besi seperti telur, ayam, daging sapi, hati ayam, ikan, sayuran hijau, biji-bijian, kacang-kacangan, dan buah berwarna merah atau kuning.

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh, ibu hamil bisa mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan vitamin C tinggi seperti jeruk, tomat, stroberi.

Sebaliknya, batasi atau hindari konsumsi makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Beberapa makanan dan minuman yang menghalangi penyerapan zat besi dalam tubuh, seperti kopi, teh, susu, biji-bijian, dan produk susu.

Tips Memenuhi Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil

Apabila diasumsikan ibu hamil makan sebanyak tiga kali per hari, dengan perhitungan kalori sebesar 1000 - 2500 kkal, maka  diperkirakan asupan zat besi  sehari sebesar 10 - 15 mg.

Meski begitu, hanya 1 - 2 mg dari jumlah tersebut yang akan diserap oleh tubuh, sehingga dibutuhkan suplementasi zat besi untuk melengkapi peningkatan kebutuhan zat besi pada ibu hamil atau sebagaimana yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.

Satu tablet zat besi memiliki kandungan 60 mg zat besi. Ibu hamil yang mengonsumsi satu tablet zat besi setiap harinya, diharapkan jumlah zat besi yang bisa diserap tubuh sekitar 6-8 mg.

Dalam 90 hari ibu hamil mengonsumsi suplementasi zat besi, maka terpenuhi sekitar 720 mg zat besi dari suplementasi ditambah 180 mg dari asupan harian dengan asumsi kandungan zat besi diserap maksimal.

Untuk itu, ibu hamil berdasarkan konsultasi dengan tenaga kesehatan dapat mengonsumsi satu tablet tambah darah (TTD) per hari minimal 90 hari selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi zat besi saat kehamilan.

Ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya, karena kekurangan zat besi pada ibu hamil bisa menyebabkan risiko yang lebih tinggi pada janin.

Ibu hamil yang kekurangan zat besi berisiko melahirkan bayi tidak cukup umur atau prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, pendarahan saat melahirkan, dan depresi postpartum.

Kekurangan zat besi sejak bayi dalam kandungan juga menjadi salah satu resiko terhadap  kejadian stunting. Stunting adalah kondisi saat tinggi badan anak lebih pendek daripada standar usianya, akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang.

Demikian ulasan mengenai manfaat zat besi untuk ibu hamil dan tips memenuhi kecukupannya. Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter terkait kebutuhan zat besi masing-masing, karena biasanya akan ada tes pemeriksaan lebih lanjut yang direkomendasikan oleh dokter.

Image Article
Apa Manfaat Zat Besi untuk Ibu Hamil? Ini Penjelasannya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Menyusui

Published date

Bunda tentu pernah mendengar, zat besi adalah salah satu nutrisi penting untuk kesehatan, termasuk untuk ibu menyusui. Tapi, tahukah Bunda betapa pentingnya zat gizi ini?

Nah, untuk menambah bekal pengetahuan Bunda, yuk ketahui manfaatnya sampai jenis-jenis makanan yang mengandung zat besi untuk ibu menyusui. 

Dengan begitu, Bunda bisa mencukupi kebutuhan energi dengan asupan berkualitas, sekaligus mampu memberikan ASI optimal untuk menunjang tumbuh kembang Si Buah Hati. 

Apa Manfaat Zat Besi untuk Ibu Menyusui?

Perlu Bunda ketahui, zat besi adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin bertugas membawa oksigen ke dalam sel darah merah agar bisa dialirkan ke seluruh tubuh.

Kekurangan hemoglobin bisa menyebabkan anemia. Hal ini tentunya bisa mengganggu kesehatan Bunda, sekaligus Si Buah Hati yang sedang disusui.

Perlu diingat juga, Ibu menyusui termasuk kelompok yang rentan anemia, terutama saat Bunda baru melahirkan dan banyak kehilangan darah atau mengalami pendarahan. 

Selain itu, selama menyusui, Bunda juga dianjurkan mencukupi kebutuhan zat besi untuk kebutuhan diri sendiri sekaligus menunjang produksi ASI.

Apabila Bunda kekurangan zat besi, maka mineral esensial untuk memproduksi ASI ini akan diambil dari persediaan atau cadangan zat besi yang ada di tubuh Bunda.

Ada beberapa tanda-tanda anemia, di antaranya badan sering lemas, lesu, sesak napas, kulit pucat, pusing, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, atau tangan dan kaki dingin.

Jika tidak diobati, anemia bisa menimbulkan masalah kesehatan, seperti kelelahan kronis sampai masalah jantung.

Mengingat zat besi ini ternyata fungsinya penting untuk ibu menyusui,  ketahui juga berapa kebutuhan per hari dan cara mencukupinya.

Berapa Kebutuhan Zat Besi Ibu Menyusui?

Kebutuhan zat besi untuk ibu menyusui tidak setinggi ibu hamil, tapi setara dengan para wanita pada umumnya.

Hal ini disebabkan, selama menyusui, Bunda masih menghasilkan hormon prolaktin yang dapat menghambat menstruasi. Oleh karena itu, zat besi wanita saat menyusui diasumsikan tidak hilang selama menstruasi.

Jadi, kebutuhan zat besi untuk ibu menyusui dalam kondisi sehat tanpa masalah kesehatan bisa sama dengan wanita dewasa yakni 18 miligram per hari.

Tapi, Bunda yang mengalami pendarahan atau punya riwayat anemia ada baiknya tetap berkonsultasi dengan dokter. Karena, kemungkinan perlu asupan zat besi lebih banyak dibandingkan ibu menyusui tanpa masalah kesehatan tertentu.

Tips Memenuhi Zat Besi Ibu Menyusui

Cara memenuhi kebutuhan zat besi untuk ibu menyusui sebenarnya tidak terlalu rumit. Pastikan Bunda mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta memasukkan beberapa makanan yang mengandung zat besi untuk ibu menyusui.

Ada dua jenis zat besi dari sumber alami atau makanan, yakni zat besi heme yang berasal dari protein hewani, serta non-heme berasal dari makanan nabati. Tubuh manusia cenderung lebih mudah menyerap zat besi heme ketimbang non-heme.

Selain makanan mengandung zat besi, Bunda juga perlu mengonsumsi makanan kaya vitamin C yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh. 

Bunda menyusui sebaiknya tidak sembarangan minum suplemen zat besi tanpa rekomendasi dokter. Pasalnya, kelebihan zat besi bisa menimbulkan masalah negatif 

Agar lebih aman, pastikan Bunda mencukupi kebutuhan zat gizi ini dari sumber alami seperti makanan.

Baca Juga: Tanda-tanda Melahirkan yang Perlu Dipahami

Jenis Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Menyusui

Bunda, ada beberapa jenis makanan kaya zat besi untuk ibu menyusui yang bisa dipilih untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ini. Berikut beberapa di antaranya:

1. Hati Ayam

Hati ayam kaya gizi dan bisa menjadi alternatif makanan penambah darah untuk ibu menyusui yang sedang anemia. Satu porsi atau 100 gram hati ayam mengandung 6,5 miligram zat besi heme, atau bisa menambah 36 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui. Tak hanya zat besi, asupan ini juga tinggi protein, kaya vitamin B, tembaga, selenium, vitamin A, dan kolin.

2. Daging merah 

Segala jenis daging merah, seperti daging sapi, kambing, atau domba juga termasuk makanan tinggi zat besi untuk ibu menyusui. 

Setiap 100 gram daging merah mengandung 2,7 miligram zat besi heme. Jumlah ini dapat mencukupi 15 persen kebutuhan zat besi per hari para busui. Tak hanya zat besi, daging merah juga kaya akan protein, zinc, selenium, dan vitamin B. 

3. Ikan

Kandungan zat besi ikan bervariasi. Paling tinggi berasal dari ikan tuna, tenggiri, kembung, dan sarden. Setiap 85 gram ikan tuna mengandung 1,4 miligram zat besi, atau 8 persen kebutuhan mineral ini bagi ibu menyusui.

4. Kerang

Segala jenis kerang, termasuk tiram dan remis, merupakan makanan tinggi zat besi untuk ibu menyusui. Kandungan zat besi kerang bisa bervariasi. Sebagai gambaran, 100 gram kerang mengandung 3 miligram zat besi. Jumlah ini mencukupi 17 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui.

5. Kacang-kacangan

Beberapa jenis kacang seperti buncis, lentil, kacang polong, atau kedelai adalah makanan kaya zat besi untuk ibu menyusui, terutama yang sedang mengurangi asupan protein hewani.

Kandungan zat besinya bisa bervariasi. Tapi, yang paling banyak dari lentil. Satu porsi atau secangkir kacang ini bisa menambah 6,6 miligram zat besi, atau bisa mencukupi 37 persen kebutuhan zat besi per hari. Untuk memaksimalkan penyerapannya, Bunda bisa mengimbangi konsumsi kacang-kacangan dengan makanan tinggi vitamin C.

6. Tahu dan tempe

Tahu dan tempe adalah makanan olahan kedelai yang cukup mudah didapatkan dan harganya relatif murah. Makanan ini juga mengandung zat besi yang tinggi. Satu porsi atau 126 gram tahu dan tempe bisa menambah 3,4 milligram zat besi, atau mencukupi 19 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui.

7. Bayam

Bayam adalah sayuran yang kaya zat besi. Makan 100 gram bayam bisa menambah 2,7 miligram zat besi ke dalam tubuh ibu menyusui. Jumlah ini setara 15 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui. Perlu diingat, jenis zat besi dalam bayam adalah non-heme, yang relatif lebih sulit diserap tubuh, sehingga jangan lupa tambahkan zat besi heme yang berasal dari protein hewani.

Itulah beberapa makanan yang mengandung zat besi untuk ibu menyusui. Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi Bunda ya.

Image Article
7 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Menyusui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Perlengkapan Bersalin yang Perlu Bunda Siapkan

Published date

Saat hari perkiraan lahir (HPL) semakin dekat, tidak jarang Bunda dihinggapi rasa cemas dan khawatir. Namun, Bunda bisa mengikis kecemasan itu dengan melakukan persiapan matang sebelum melahirkan, termasuk menyiapkan perlengkapan bersalin.

Apa saja perlengkapan yang harus dibawa saat lahiran? Simak penjelasannya di artikel berikut ini ya, Bunda!

Pentingnya Persiapan Matang Sebelum Persalinan

Persalinan adalah proses yang panjang dan cukup melelahkan. Itulah mengapa Bunda perlu melakukan persiapan matang agar memiliki kondisi fisik dan mental yang prima saat melahirkan.

Agar lebih siap secara fisik dan mental menghadapi persalinan, Bunda bisa berolahraga untuk menjaga kebugaran, mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi, cukup beristirahat, serta mengikuti kelas kehamilan, kelas melahirkan, atau kelas parenting.

Selain persiapan fisik dan mental, Bunda pun perlu mempersiapkan perlengkapan bersalin yang harus dibawa ke rumah sakit. Dengan tas bersalin yang sudah lengkap dan siap dibawa ke rumah sakit sewaktu-waktu, Bunda bisa lebih tenang menyambut hari kelahiran Si Buah Hati.

Bunda kemungkinan akan menginap di rumah sakit untuk beberapa hari selama bersalin dan pascamelahirkan. Jika melewati persalinan normal, Bunda harus tinggal di rumah sakit setidaknya selama 24 jam.

Sementara itu, apabila perlu menjalani persalinan caesar, Bunda mungkin harus menginap di rumah sakit selama dua hingga empat hari atau bahkan lebih lama.

Oleh karena itu, tentu ada banyak barang dan perlengkapan yang Bunda dan Si Buah Hati butuhkan selama menginap di rumah sakit.

Agar lebih tenang menghadapi persalinan, Bunda bisa mengemas perlengkapan lahiran yang harus dibawa, setidaknya tiga pekan sebelum HPL. Dengan begitu, Bunda bisa langsung berangkat ke rumah sakit saat sewaktu-waktu mengalami kontraksi yang semakin intens atau terjadi kejadian tidak terduga lainnya.

Perlengkapan Bersalin yang Harus Disiapkan

Ada banyak perlengkapan lahiran yang harus dibawa saat akan bersalin, mulai dari pakaian ganti dan barang-barang kebutuhan Bunda hingga peralatan bayi. Berikut ini beberapa perlengkapan yang mungkin akan diperlukan saat tiba waktu persalinan:

1. Baju ganti

Lantaran akan menginap di rumah sakit selama beberapa hari, Bunda tentu memerlukan beberapa baju ganti yang nyaman. Bunda bisa membawa dua atau tiga baju ganti.

Pilihlah pakaian longgar, seperti baju tidur atau daster, yang nyaman dikenakan saat proses persalinan maupun menyusui. Bawa juga satu stel baju yang akan dikenakan saat pulang dari rumah sakit ya, Bunda.

2. Pakaian dalam dan pembalut

Bunda bisa membawa lima hingga enam pasang pakaian dalam untuk dipakai pasca melahirkan. Selain itu, bawa juga bra menyusui dengan bahan katun lembut agar lebih nyaman dipakai.

Bila perlu, Bunda juga dapat membawa breast pads atau bantalan payudara untuk mencegah air susu ibu (ASI) merembes ke baju. Jangan lupa juga bawa dua paket pembalut ekstra besar atau pembalut nifas.

3. Peralatan mandi dan kosmetik

Siapkan tas kecil atau pouch berisi peralatan mandi, seperti sabun, sampo, kondisioner, sikat gigi, pasta gigi, dan sabun muka. Bunda juga bisa membawa beberapa kosmetik dan skincare, seperti pelembab wajah, body lotion, lipstik, dan bedak, agar bisa tampil lebih segar pascabersalin.

4. Handuk

Bawa serta handuk bersih untuk Bunda dan Si Buah Hati dalam tas bersalin berisi perlengkapan melahirkan yang harus dibawa.

5. Buku atau pemutar musik

Bunda juga bisa membawa barang-barang yang dapat membantu meredakan stres dan membuat lebih rileks saat menjalani persalinan, seperti buku, majalah, atau handphone dan pemutar musik.

Baca Juga: Ini Tanda-tanda Melahirkan yang Perlu Dipahami

6. Minuman dan camilan sehat

Saat menjalani proses persalinan, Bunda akan membutuhkan energi yang cukup banyak. Oleh karena itu, Bunda bisa membawa minuman dan camilan sehat serta bernutrisi sebagai asupan energi. Bawalah kacang-kacangan, seperti almond atau kacang mede, dark chocolate, roti isi, sari kacang hijau, atau susu.

7. Berkas identitas diri dan asuransi

Jangan lupa memastikan berkas identitas diri dan kartu asuransi telah dibawa dalam tas bersalin Bunda. Berkas-berkas ini akan dibutuhkan untuk keperluan pendaftaran administrasi di rumah sakit.

8. Pakaian dan selimut bayi

Meskipun di sejumlah rumah sakit sudah menyediakan pakaian dan selimut bayi, tidak ada salahnya Bunda juga turut mengemas perlengkapan Si Buah Hati  dalam tas bersalin. Perlengkapan bayi yang harus dibawa saat lahiran meliputi beberapa baju dan popok, selimut, kaus kaki dan sarung tangan, topi, serta pakaian panjang nan hangat untuk dikenakan saat pulang ke rumah.

9. Diaper dan tisu basah

Perlengkapan bayi saat lahiran yang juga perlu dibawa adalah diaper dan tisu basah. Selain itu, Bunda juga bisa membawa sabun dan sampo bayi, minyak telon, serta produk perawatan kulit bayi lainnya.

Itulah perlengkapan bersalin yang perlu disiapkan sebelum tiba hari persalinan. Dengan persiapan yang matang, diharapkan Bunda akan dapat menjalani persalinan dengan lebih tenang, nyaman, dan lebih siap menyambut kehadiran Si Buah Hati.

Image Article
Perlengkapan Bersalin yang Perlu Bunda Siapkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Adakah Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan?

Published date

Bunda tentu sering mendapatkan pantangan untuk mengonsumsi sejumlah makanan selama proses kehamilan. Hal itu tentu tak lepas agar pertumbuhan Si Buah Hati lebih sehat dan optimal. Namun usai melahirkan, bukan berarti Bunda bebas makan apa saja lho!

Ada sejumlah makanan yang dilarang setelah melahirkan normal yang perlu dipahami saat proses menyusui. Lalu apa saja pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari? Lalu makanan apa saja yang baik dikonsumsi setelah kelahiran? Berikut ulasannya.

Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan Normal

Semua makanan pada dasarnya aman dikonsumsi ibu menyusui. Namun, memperhatikan kandungan gizi dalam makanan usai melahirkan tentu penting karena akan mempengaruhi proses pemulihan Bunda dan juga ASI yang diminum Si Buah Hati. 

Ada sejumlah makanan yang dilarang setelah melahirkan normal, khususnya jika dikonsumsi secara berlebihan, karena dapat mempersulit Bunda melewati masa nifas. Bahkan, sejumlah makanan ini juga berpotensi mengganggu kesehatan bayi. Yuk simak infonya berikut ini. 

1. Makanan terlalu Pedas

Hobi mengkonsumsi makanan pedas dan beraroma kuat? Jika ya, Bunda agaknya perlu menahan dulu kebiasaan tersebut selama masa menyusui, setidaknya 40 hari pasca melahirkan. Hal ini bukan karena makanan pedas akan mengubah rasa ASI menjadi pedas.

Namun, konsumsi makanan pedas usai melahirkan akan membuat Bunda lebih berpotensi mengalami masalah pencernaan sehingga mengganggu saat merawat bayi. Makanan beraroma terlalu kuat seperti bawang, merica dan bumbu kari yang berlebihan juga sebaiknya dihindari. 

2. Ikan Bermerkuri

Konsumsi ikan, terutama ikan laut, sebenarnya sangat baik bagi ibu menyusui karena menjadi sumber protein dan asam lemak omega-3. Konsumsi ikan juga dapat mengoptimalkan perkembangan otak bayi. Yang dikuatirkan, sebagian besar makanan laut mengandung merkuri atau kontaminan lain.

Paparan merkuri berlebih dapat mempengaruhi ASI dan dikuatirkan dapat menimbulkan risiko bagi perkembangan sistem saraf bayi. Untuk mengantisipasi hal itu, Bunda perlu mengetahui ikan yang disarankan tidak boleh dimakan setelah melahirkan seperti ikan todak, king mackerel, hiu dan tilefish. Ikan-ikan besar yang lama di dalam laut juga biasanya mengandung merkuri tinggi. 

3. Buah terlalu Tinggi Asam secara berlebihan

Ternyata tak selamanya konsumsi buah-buahan baik bagi tubuh lho. Ada beberapa jenis buah yang perlu dihindari ibu menyusui. Lalu, apa buah yang tidak boleh dimakan pasca melahirkan? Sejumlah buah yang memiliki sifat asam seperti kiwi, jeruk, nanas hingga ceri perlu dihindari untuk mencegah gangguan pencernaan.

Baca Juga: Jangan Panik, Ini Tanda-tanda Melahirkan yang Perlu Diketahui!

4. Minuman Berkafein berlebihan

Makanan atau minuman berkafein seperti kopi, teh, atau cokelat sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan selama masa menyusui. Sebab, kandungan kafein yang masuk ke dalam tubuh bayi lewat ASI dapat mengganggu tidurnya di malam hari. Meski begitu dalam jumlah yang tidak berlebihan, minum kopi masih bisa dilakukan kok, Bunda.

5. Makanan Berminyak berlebihan

Makanan berminyak seperti gorengan dapat mempercepat kenaikan berat badan sehingga menurunkan kebugaran Bunda. Tubuh yang kurang fit usai melahirkan tentu akan membuat Bunda kerepotan saat menyusui. Selain itu, makanan berminyak lebih sulit dicerna sehingga dapat menyebabkan masalah pada saluran pencernaan.

6. Alkohol

Konsumsi alkohol sangat tidak sehat bagi ibu menyusui karena bisa merusak kandungan ASI. Hal ini berisiko menghambat perkembangan kognitif Si Buah Hati serta mengganggu pola tidur. Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat menurunkan produksi ASI.

Makanan yang Baik Dikonsumsi Setelah Melahirkan

Makanan yang tepat dapat membantu tubuh Bunda menyembuhkan dirinya sendiri dan mendapatkan kembali kekuatan dan energi. Berikut sejumlah makanan yang baik dikonsumsi setelah melahirkan.

1. Sereal

Serealia seperti gandum dan oatmeal cocok menjadi pilihan sarapan yang ideal ibu menyusui. Sereal mengandung serat tinggi yang dapat membantu konstipasi setelah persalinan. Banyak sereal di pasaran yang diperkaya vitamin dan mineral penting, mendukung kebutuhan nutrisi harian. Bunda juga dapat membuat resep oatmeal sederhana dengan buah-buahan, susu, dan kacang-kacangan.

2. Sayuran

Konsumsi sayuran hijau dapat menjadi sumber vitamin dan mineral penting. Sayuran seperti bayam, brokoli, dan lobak sangat kaya akan vitamin A dan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayi. Memasukkan lebih banyak sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan sayuran musiman seperti labu runcing (parwal), labu apel (tinda), dan batang teratai ke dalam makanan sangat disarankan.

3. Susu Rendah Lemak

Memasukkan produk susu rendah lemak seperti susu, keju, atau yogurt ke dalam makanan ibu menyusui tak kalah penting. Produk ini kaya akan kalsium, protein, dan vitamin B, yang penting untuk pemulihan Bunda dan perkembangan tulang bayi.

4. Daging Merah Tanpa Lemak

Konsumsi daging merah tanpa lemak dapat memberikan nutrisi penting seperti protein, zat besi, zink, dan vitamin B12. Deretan nutrisi ini dapat membantu melawan terkurasnya energi yang dialami Bunda selama menyusui.

Itu dia sejumlah makanan yang dilarang setelah melahirkanbagi ibu menyusui. Selain menghindari makanan tersebut, penting bagi Bunda untuk memperhatikan makanan yang baik dikonsumsi saat menyusui. Tentu dengan memperhatikan asupan gizi dan nutrisinya sehingga dapat menjaga produksi ASI selama masa laktasi.  Untuk lebih lanjut, Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi ya Bunda.

Image Article
Adakah Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Kenali Gerakan Bayi Menjelang Persalinan Ini, Yuk!

Published date

Menjelang momen spesial persalinan, Bunda pasti ingin mengetahui bagaimana kondisi calon Si Buah Hati di dalam perut. Salah satu cara untuk merasakan kehadirannya adalah dengan memperhatikan gerakan bayi.

Gerakan bayi menjelang persalinan bukan hanya tanda kehidupan, tapi juga indikator penting tentang kesehatan dan kesiapan bayi untuk dilahirkan. Bayi akan terus bergerak hingga persalinan dimulai dan gerakan ini akan terus berlanjut hingga awal persalinan.

Jika gerakan bayi saat menjelang persalinan berkurang, Bunda dapat mengecek ke tenaga kesehatan .

Tanda dan Gerakan Bayi Menjelang Persalinan

Ada beberapa tanda yang bisa menjadi petunjuk bahwa Si Buah Hati segera lahir. Hal ini bisa berupa nyeri pinggang, penurunan berat badan, diare – dan tentu saja, air ketuban pecah.

Namun proses persalinan setiap ibu hamil akan berbeda-beda. Apa yang Bunda alami di jam-jam terakhir kehamilan mungkin berbeda dengan yang dialami oleh ibu hamil lainnya.

Meski demikian, ada beberapa tanda umum yang bisa menjadi patokan bahwa bayi dalam perut akan segera lahir. Berikut beberapa tanda yang mungkin menandakan persalinan akan segera dimulai:

  • Keluarnya lendir bercampur darah (bloody show): Lendir kental berwarna merah muda atau kecoklatan yang keluar dari vagina.

  • Pecahnya ketuban: Keluarnya cairan bening atau sedikit keruh dalam jumlah banyak dari vagina.

  • Mulai merasakan kontraksi: Kontraksi rahim yang terasa kencang dan mengencang secara bertahap.

Selain tanda di atas, gerakan bayi menjelang persalinan dalam perut juga bisa menjadi tanda bahwa Bunda akan segera bertemu Si Buah Hati.

Gerakan janin menjelang persalinan menjadi semakin aktif. Seiring bertambahnya usia kehamilan, gerakan janin akan semakin jelas dan kuat. Bunda akan merasakan tendangan, pukulan, dan bahkan putaran yang semakin jelas, kuat, dan bersemangat.

Karena itu, cobalah untuk menghitung gerakan janin secara rutin, buat catatan, dan laporkan kepada tenaga kesehatan jika terjadi penurunan gerakan pada janin kurang dari biasanya. Hal ini akan membantu mengurangi risiko kejadian kematian prenatal.

Baca Juga: Kenapa Ibu Hamil Susah Tidur? Simak Penjelasannya di Sini!

Bunda bisa mencatat jumlah tendangan bayi dalam perut sejak sekitar enam bulan kehamilan sebagai cara untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja. Setiap hari, catat berapa lama waktu yang dibutuhkan bayi Anda untuk melakukan 10 tendangan, desir, atau berguling. 

Bunda akan merasakan setidaknya 10 gerakan dalam waktu dua jam, tetapi Bunda mungkin akan merasakan banyak gerakan dalam waktu yang jauh lebih singkat. Sebagai alternatif, hitung berapa lama bayi Anda melakukan tiga gerakan. Bunda akan merasakan setidaknya tiga gerakan dalam setengah jam.

Bagaimana jika gerakan bayi justru berkurang menjelang persalinan? Apakah menjelang persalinan gerakan bayi berkurang perlu diwaspadai?

Apabila menjelang persalinan gerakan bayi berkurang, hal ini perlu diwaspadai. Perubahan pola pergerakan bisa menjadi tanda bayi sedang dalam masalah. Saat bayi bergerak ke posisi yang benar menjelang persalinan, maka biasanya Bunda akan mengalami nyeri punggung bagian bawah.

Lalu, apakah gerakan bayi masih aktif menjelang persalinan merupakan pertanda bagus? Sebelum persalinan dimulai, bayi biasanya akan bergerak mencari posisi yang nyaman untuk bisa  keluar melalui jalan lahir dengan kepala terlebih dahulu. Posisi ini disebut presentasi cephalic (kepala). Namun, ada beberapa posisi lain yang mungkin dipilih bayi sebelum persalinan dimulai.

Terkadang, bayi tidak berada di posisi ideal sebelum dilahirkan. Ada beberapa posisi janin yang bisa saja terjadi dan beberapa posisi ini dapat menimbulkan komplikasi selama persalinan.

Berikut beberapa kemungkinan posisi janin:

1. Occiput Anterior (Cephalic)

Ini adalah posisi terbaik untuk persalinan normal. Kepala janin berada di bawah, menghadap tulang belakang ibu (ke belakang), dagu janin terlipat ke arah dada, dan janin sedikit miring, dengan bagian belakang kepalanya menghadap kanan atau kiri.

2. Occiput Posterior (Cephalic)

Kepala janin di bawah tetapi menghadap ke atas (posisi "sunny side up"). Janin mungkin sedikit ke kiri (occiput posterior kiri) atau kanan (occiput posterior kanan). Dalam posisi ini, persalinan pervaginam masih mungkin dilakukan.

3. Posisi Sungsang (Breech Presentations)

Posisi sungsang terjadi ketika bokong atau kaki bayi berada dalam posisi lahir terlebih dahulu. Posisi sungsang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk dilakukan persalinan Caesar (C-section) untuk melindungi Bunda dan si kecil saat proses persalinan.

Perbedaan Gerakan Bayi dan Kontraksi

Kontraksi juga menjadi tanda utama bahwa bayi segera lahir. Mendekati persalinan, kontraksi akan semakin kuat. Kontraksi akan terjadi secara konsisten setiap beberapa menit, menjadi lebih menyakitkan dan dengan interval yang lebih pendek.

Hal ini mirip gerakan bayi menjelang persalinan. Umumnya, gerakan bayi jelang persalinan akan meningkat frekuensi dan intensitasnya. Gerakan janin akan sangat kuat dan bertenaga hingga melibatkan seluruh tubuh janin karena terbatasnya ruang di dalam rahim. Gerakan bisa seperti  peregangan atau terasa seperti ada yang berputar di perut Bunda.

Sementara itu, rahim akan mengencang dan kemudian mengendur saat Bunda mengalami kontraksi. Beberapa kehamilan diikuti kontraksi seperti nyeri haid yang ekstrem. Kontraksi juga cenderung lebih lama, lebih kuat, dan lebih sering seiring mendekati waktu persalinan. Kontraksi tersebut mendorong bayi ke bawah dan membuka pintu masuk ke rahim (leher rahim) agar siap untuk dilewati oleh bayi.

Gerakan janin menjelang persalinan juga bisa meniru kontraksi. Bunda bisa membedakannya dengan meletakkan tangan di bagian atas dan samping rahim. Jika kontraksi, seluruh bagian rahim akan terasa keras dan menempel pada ujung jari yang ditekan. Jika rahim terasa keras di beberapa tempat dan lunak di tempat lain, kemungkinan besar gerakan bayi yang menyebabkan sensasi tersebut.

Nah, itulah tanda dan gerakan janin menjelang persalinan yang harus Bunda kenali. Memahami tanda-tanda ini akan sangat membantu mengurangi risiko komplikasi persalinan. Jadi, Si Buah Hati dapat lahir sehat dan selamat.

Image Article
Bunda, Kenali Gerakan Bayi Menjelang Persalinan Ini, Yuk!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off