Memahami Karakteristik Anak SD dan Cara Membentuknya
12-07-2024
Masa perkembangan anak usia sekolah dasar (SD) merupakan salah satu tahapan krusial yang harus diperhatikan oleh orang tua, terutama dalam membentuk karakternya. Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk menyediakan lingkungan yang sesuai agar proses belajar dan pembentukan karakter Si Buah Hati berjalan dengan optimal. Lantas, apa saja karakteristik anak SD yang terlihat dan bagaimana cara membentuknya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Pentingnya Pembentukan Karakter Anak SD
Melansir dari Jurnal Kependidikan berjudul Perkembangan Anak-anak Selama Masa Sekolah Dasar (6—7 Tahun) yang disusun oleh Fatmaridha Sabani, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, masa perkembangan karakter anak usia dini merupakan masa perkembangan anak yang pendek namun sangat penting dalam kehidupan Si Buah Hati.
Karakteristik anak sekolah dasar yang terlihat adalah kemampuan mereka dalam mengontrol tubuh dan keseimbangannya, sedangkan perkembangan kecerdasannya ditunjukkan dengan kemampuan anak-anak dalam mengelompokkan obyek, memiliki minat yang tinggi terhadap angka dan tulisan, meningkatkan perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami hubungan sebab akibat, dan memiliki pemahaman soal ruang dan waktu. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mendorong seluruh potensi yang dimiliki anak agar dapat berkembang secara optimal.
Tak hanya membantunya berhasil dalam dunia akademik dan bermanfaat bagi kehidupan pribadi anak-anak, membangun karakteristik anak SD sejak dini juga dapat mengajarkan anak untuk dapat bersosialisasi dengan baik sekaligus membantu mempersiapkan Si Buah Hati untuk dapat menghadapi dunia kerja saat mereka dewasa kelak.
Peran Sekolah dan Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak SD
Baik sekolah maupun keluarga, keduanya memiliki peranan penting dalam membentuk karakteristik siswa SD. Harvard Health Publishing menjelaskan beberapa cara membentuk karakter anak SD yang bisa dilakukan baik oleh orang tua maupun tenaga pendidik di sekolah berikut ini.
1. Memberikan kesempatan pada anak-anak untuk merasakan menjadi "anak yang sudah besar"
Tujuannya adalah untuk membentuk karakteristik anak SD yang berani, percaya diri, dan memiliki semangat juang tinggi. Cara yang bisa dilakukan misalnya dengan membiarkannya anak-anak untuk menyiapkan seragam sekolah sendiri, menyiapkan makanan ringan di rumah, menjawab pertanyaan di kelas, atau memesan makanan saat berada di restoran.
Hindari untuk terlalu sering memberikan peringatan atau sanksi, sebab hal ini justru dapat membuatnya jadi anak pemberontak dan malas untuk memberikan respons ya, Bunda.
2. Memberikan tugas pada Si Buah Hati untuk melakukan pekerjaan rumah tangga
Bunda juga bisa mulai membiasakan anak-anak untuk ikut menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, atau mencuci piring. Kegiatan ini dipercaya dapat mendorong mereka untuk percaya bahwa mereka mampu dan bisa diandalkan. Sehingga saat dewasa nanti mereka terbiasa untuk melakukan pekerjaan rumah dan dapat mengurus dirinya sendiri.
3. Memberikan uang saku
Memberikan uang saku dapat membantu anak-anak untuk belajar mengelola uang yang mereka miliki. Alih-alih memberikannya secara cuma-cuma, cobalah untuk memberikan tantangan untuk mendapatkannya. Misalnya dengan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan baik atau rutin membersihkan kamar tidurnya.
Baca Juga: Tips Penuhi Kebutuhan Gizi dan Nutrisi Anak Sekolah
4. Memberikan pujian atas usaha dan proses yang dilalui Si Buah Hati
Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh Si Buah Hati bisa membuatnya merasa dihargai dan termotivasi untuk melakukan banyak hal baik lainnya. Misalnya saat anak-anak berhasil mencuci piring, berikan pujian seperti “Wah, keren banget kamu bisa cuci piring sampai bersih. Bunda senang sekali karena kamu sudah bantu cuci piring. Pastikan tidak ada busa yang tertinggal, ya.”
5. Hindari membandingkan anak-anak dengan orang lain
Hindari membandingkannya dengan orang lain dan biarkan mereka mengembangkannya minat yang disukainya. Sebab pada dasarnya setiap anak memiliki karakternya masing-masing, sehingga minat dan bakatnya pun akan berbeda dengan anak seusianya.
6. Menjadi pendengar yang baik
Berikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk mengeluarkan pendapat dan mengungkapkan perasaannya dengan baik. Berikan dukungan dan dorongan positif karena mereka juga membutuhkan waktu untuk belajar menjadi anak yang mandiri dan berani.
Tantangan Umum yang Dihadapi Dalam Pembentukan Karakter Anak SD
Bagi orang tua, membentuk karakteristik anak sekolah dasar tentu bukanlah hal yang mudah, sebab pastinya akan ada berbagai tantangan yang harus dihadapi. Di zaman yang serba canggih dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, paparan media digital dan lingkungan sosial merupakan dua faktor besar yang dapat memengaruhi perkembangan anak. Pasalnya, anak-anak tumbuh besar dengan media digital mulai dari televisi, media sosial, video game, dan masih banyak lagi.
1. Paparan media
Melansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, media dapat memengaruhi cara anak-anak merasakan, belajar, berpikir, berkata, dan berperilaku. Teknologi media membantu siswa dalam mengerjakan tugas dan berkomunikasi lebih efisien. Tapi tak bisa dipungkiri juga bahwa penggunaan media digital yang berlebihan pada anak-anak juga dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi kehidupan mereka, termasuk dalam pembentukan karakter anak. Beberapa efek negatifnya antara lain:
Anak-anak yang terlalu banyak terpapar media cenderung akan tertidur lebih larut di malam hari, sehingga mereka dapat kehilangan waktu tidur yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang.
Paparan cahaya dari layar gadget juga dapat memberikan efek yang kurang baik bagi kesehatan mata dan otak anak.
Memicu obesitas, sebab anak-anak yang menggunakan media atau gadget dalam waktu yang lama cenderung tidak aktif dengan permainan fisik yang sehat.
Kurangnya interaksi sosial akibat paparan media yang berlebihan dapat membuat anak-anak mengalami keterlambatan dalam hal perhatian, pemikiran, bahasa, dan kemampuan sosialnya.
Memengaruhi prestasi akademis di sekolah.
Memicu masalah perilaku pada anak-anak, sebab banyak konten kekerasan maupun konten lain yang tidak sesuai dengan usia anak-anak yang dapat diakses dengan mudah di media.
Memicu perilaku aditif dan meningkatkan risiko depresi pada anak-anak, terutama dalam menggunakan internet yang bermasalah. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak yang sudah kecanduan dengan permainan atau video game online.
Memicu perilaku berisiko, seperti penggunaan narkoba, perilaku seksual, melukai diri sendiri, gangguan makan, dan masih banyak lainnya akibat penggunaan media yang berlebihan hingga melupakan kehidupan nyatanya.
Meningkatkan risiko bullying (perundungan) di dunia maya atau cyberbullying yang dapat menyebabkan masalah sosial, akademis, dan memengaruhi kesehatan baik jangka pendek maupun panjang.
2. Perundungan atau bullying
Selain cyberbullying, tantangan lain yang juga mungkin dihadapi dalam pembentukan karakteristik anak sekolah dasar adalah adanya penindasan di dunia nyata yang berasal dari lingkungan sosialnya, misal di sekolah, lingkungan bermain, maupun keluarga sendiri. Alih-alih langsung memarahi dan menyalahkan Si Buah Hati saat melakukan kesalahan, cobalah untuk memahami alasan di balik perilaku mereka.
Biasanya, anak-anak menggertak karena mereka kesulitan mengelola emosi yang kuat seperti kemarahan, frustrasi, atau rasa tidak aman. Dalam kondisi ini, anak-anak belum belajar cara-cara kooperatif untuk menyelesaikan konflik dan memahami perbedaan. Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk memberikan pemahaman pada Buah Hati bahwa perundungan merupakan hal yang tidak diperbolehkan dengan melakukan beberapa hal berikut ini.
Tanggapi perundungan dengan serius. Pastikan Si Buah Hati memahami bahwa Bunda tidak akan mentolerir perundungan di rumah atau di mana pun.
Tetapkan aturan tentang perundungan yang harus dipatuhi dan akan ada konsekuensi bagi yang melanggarnya.
Ajarkan anak-anak untuk memperlakukan orang lain dengan hormat dan baik. Ajarkan anak-anak bahwa mengejek perbedaan seperti ras, agama, penampilan, kebutuhan khusus, jenis kelamin, status ekonomi adalah hal yang salah.
Cobalah untuk menanamkan rasa empati pada Si Buah Hati dengan melibatkan mereka dalam komunitas atau anak-anak lain di sekitarnya.
Pelajari tentang kehidupan sosial anak-anak baik di sekolah atau di mana pun perundungan terjadi. Bicaralah dengan orang tua dari teman dan teman Si Buah Hati, guru, konselor bimbingan, dan kepala sekolah.
Tips dalam Menghadapi Tantangan Karakteristik Anak SD
Melihat dari beberapa tantangan umum dalam membangun karakteristik anak SD di atas, berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda terapkan untuk menghadapi tantangan karakteristik anak SD:
- Mendorong Fokus melalui Aktivitas Menarik: Salah satu karakteristik anak SD adalah sering kali kesulitan mempertahankan fokus dalam waktu lama. Membuat aktivitas belajar menjadi lebih menarik dan bervariasi, seperti menggunakan permainan edukatif atau visual yang menarik, bisa membantu mereka lebih fokus.
- Mengajarkan Pengelolaan Emosi dengan Empati: Pada usia ini, Si Buah Hati mulai merasakan berbagai emosi yang mungkin sulit mereka pahami. Membantu mereka mengenali dan mengekspresikan perasaan dengan kata-kata, serta memberikan contoh cara merespons situasi dengan tenang, bisa memperkuat kemampuan regulasi emosi mereka. Menggunakan metode seperti "time-out" yang positif untuk menenangkan diri juga bisa efektif.
- Membangun Kemampuan Sosial Melalui Interaksi yang Positif: Anak SD juga menghadapi tantangan dalam membangun hubungan sosial yang sehat dengan teman sebayanya. Orang tua dan guru dapat mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, empati, dan berbagi. Mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan kelompok atau diskusi kelas juga membantu mereka lebih percaya diri dalam bersosialisasi.
- Memberikan Rutin dan Struktur yang Konsisten: Rutinitas yang jelas membantu anak memahami apa yang diharapkan dari mereka. Membuat jadwal harian yang mencakup waktu belajar, bermain, dan istirahat dapat membantu mereka merasa lebih aman dan teratur.
- Mengapresiasi Pencapaian Kecil: Menghargai usaha dan pencapaian kecil Si Buah Hati, baik akademis maupun personal, memberikan motivasi dan membangun kepercayaan diri mereka. Hal ini juga mengajarkan mereka untuk menghargai proses, bukan hanya hasil akhir.
Tak cukup hanya dengan beberapa hal di atas, pastikan juga untuk melengkapi asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya makanan bergizi dan juga melengkapinya dengan susu DANCOW FortiGro setidaknya dua gelas setiap harinya, pada pagi dan malam hari sebelum tidur. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6—12 tahun. Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya.
DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan Zat Besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati.
Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:
- Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Tinggi Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant & Cokelat kemasan box)
- Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti Tinggi Zat besi, Zink, Vitamin A, C, & D
- Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti Protein dan Kalsium.
Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan pilihan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan. Setelah membaca penjelasan di atas, semoga cara membentuk karakter anak SD yang Bunda dan keluarga terapkan di rumah dapat memberikan hasil yang optimal, ya!