7 Pilihan Camilan untuk Ibu Menyusui agar ASI Semakin Lancar

Published date

Bagi ibu menyusui, tentu berharap agar ASI miliknya dapat keluar dengan lancar agar bisa memberikan ASI eksklusif kepada Si Buah Hati. Namun, terkadang ibu bisa mengalami ASI yang tidak lancar.

Hal ini tentu tidak diinginkan oleh ibu menyusui karena bisa berdampak pada kurangnya asupan nutrisi untuk bayinya yang dapat mengganggu pertumbuhan Si Buah Hati.

Lantas apa sih yang menjadi penyebab ASI tidak lancar? Adakah cemilan ibu menyusui yang dapat membantu Bunda untuk memperlancar ASI? Yuk, Bunda ikuti ulasan berikut ini!

Penyebab ASI Tidak Lancar

ASI yang kurang lancar tak jarang menjadi masalah bagi ibu yang baru melahirkan. Ada sejumlah hal yang diketahui sering menyebabkan pasokan ASI kurang atau rendah. Berikut di antaranya:

1. Kondisi Kesehatan

Ibu yang mengalami masalah hormonal, darah tinggi, anemia dan diabetes dapat memengaruhi produksi ASI. Pengobatan khusus, konsumsi obat suplemen herbal, atau KB hormonal seperti pil, plester atau suntik juga berpengaruh. 

2. Faktor Emosional

Kecemasan, stres, hingga rasa malu dapat menyebabkan produksi ASI menurun. Menyiapkan lingkungan yang nyaman untuk menyusui dapat menjadi solusi masalah ini. 

Baca Juga: Kenapa Ibu Hamil Susah Tidur? Ini Penjelasannya!

3. Jarang Memberi ASI

ASI seret bisa juga terjadi bila Bunda terpisah dengan anak, sehingga kegiatan menyusui menjadi terganggu. Hal ini tak lepas dari terganggunya siklus produksi ASI. Menghentikan waktu menyusui sebelum Si Buah Hati berhenti juga dapat mengganggu siklus produksi ASI.

4. Rokok dan Alkohol

Konsumsi rokok dan alkohol di masa menyusui dapat berpengaruh pada produksi ASI apabila dilakukan secara berlebihan.

Pentingnya Cemilan Ibu Menyusui

Memiliki ASI yang sehat dan lancar tentu dapat membantu Bunda dalam memberikan ASI eksklusif selama enam bulan untuk Si Buah Hati. Oleh karena itu, konsumsi cemilan sehat ibu menyusui direkomendasikan untuk membantu melancarkan ASI.

Faktanya, ibu hamil membutuhkan tambahan sekitar 500 kalori dalam sehari selama menyusui. Tambahan kalori diperlukan untuk menambah energi dan mengatasi rasa lapar atau haus saat ASI keluar.

Secara umum, ibu menyusui perlu mengonsumsi makanan yang terdiri dari karbohidrat, protein lemak, sayur dan buah-buahan dengan proporsi seimbang. Namun Bunda juga dapat menjadikan camilan sebagai alternatif asupan.

Berikut sejumlah cemilan ibu menyusui yang dapat menjadi pilihan Bunda. 

1. Cemilan Mengandung Jahe

Jahe tidak hanya digunakan untuk masakan atau jamu, namun ternyata juga bagus sebagai cemilan untuk ibu menyusui. Merujuk penelitian Breastfeeding Medicine, jahe dapat membantu produksi ASI saat sedang seret atau tidak lancar.

Bunda tak perlu mengonsumsi jahe dalam jumlah banyak. Cukup tambahkan jahe dalam berbagai makanan dan minuman. Hal itu seperti teh susu jahe yang cocok menjadi camilan pelancar ASI saat Bunda sedang santai.

2. Telur Rebus

Alternatif cemilan sehat untuk ibu menyusui lainnya adalah telur rebus. Telur rebus dapat menjadi pilihan camilan pelancar ASI yang mengenyangkan. Merujuk Sanford Health, telur tinggi kandungan protein, kolin, lutein, vitamin B12, vitamin D, riboflavin, dan asam folat.

Kandungan tersebut krusial dalam peningkatan hormon prolaktin yang penting untuk produksi ASI. Bunda dapat mengonsumsi telur rebus pada pagi hari untuk menu sarapan atau camilan bersama sayuran lain.

3. Kacang-kacangan

Bunda dapat mengonsumsi kacang-kacangan sebagai cemilan untuk menopang produksi ASI. Ini karena kacang mengandung protein, zat besi, dan serat yang baik untuk melancarkan ASI. Selain itu konsumsi camilan jenis ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan.

Secara umum, berbagai jenis kacang-kacangan dapat menjadi camilan pelancar ASI. Hal itu seperti almond, kacang polong bahkan saus kacang juga bermanfaat untuk produksi ASI.

4. Produk Olahan Susu

Produk olahan susu seperti yoghurt, keju dan susu dapat menjadi pilihan selanjutnya. Selain mengandung lemak yang dibutuhkan tubuh, produk olahan susu bakal mencukupi kebutuhan kalsium hingga protein ibu menyusui. 

5. Alpukat

Butuh cemilan untuk ibu menyusui agar cepat gemuk? Olahan alpukat seperti jus alpukat hingga alpukat smooties bisa jadi cemilan sehat untuk Bunda. Selain mengandung lemak sehat, alpukat mengandung omega-3, omega-6, dan omega-9, hingga asam folat yang bagus untuk meningkatkan produksi ASI serta menunjang pertumbuhan bayi. 

6. Oatmeal

Oatmeal dapat menjadi pilihan camilan sehat lain untuk ASI booster. Dalam satu mangkuk oatmeal, Bunda dapat tambahkan topping padat nutrisi seperti kenari, buah segar, dan chia seeds.

Oatmeal bisa dibilang camilan yang mengenyangkan karena sumber serat. Selain itu, oatmeal sebagai cemilan juga mengandung tinggi antioksidan, vitamin, dan mineral.

7. Dark Chocolate

Apakah Bunda penggemar cokelat? Jika iya, kabar baik karena cokelat ternyata menjadi salah satu super food bagi ibu menyusui. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, Bunda dapat memilih dark chocolate daripada milk chocolate.

Hal ini karena dark chocolate lebih kaya akan antioksidan, mineral dan vitamin yang dapat meningkatkan energi dan mood Bunda. Kalau mood Bunda baik, ASI tentu akan lebih lancar. Cokelat jenis ini juga memiliki kandungan gula rendah dan bebas pemanis buatan.

Itulah Bunda sejumlah pilihan cemilan ibu menyusui untuk melancarkan produksi ASI. Bunda dapat menyesuaikannya dengan lidah dan keterjangkauan untuk mendapatkannya. Semoga bermanfaat ya Bunda!

Image Article
7 Pilihan Cemilan Ibu Menyusui Agar ASI Semakin Lancar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apa Saja Pantangan Ibu Hamil?

Published date

Bunda yang tengah menjalani program kehamilan atau masih awam menimang momongan mungkin diliputi perasaan gembira sekaligus was-was ketika mendapati dua garis biru pada test pack. Hal itu wajar.

Sepanjang kehamilan, Bunda tentunya ingin mempersiapkan segala sesuatu yang terbaik untuk menyambut kehadiran calon Si Buah Hati. Namun dalam perjalanannya, Bunda terkadang diliputi banyak pertanyaan mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama mengandung.

Salah satu yang sering ditanyakan adalah seputar pantangan ibu hamil, termasuk makanan, aktivitas, atau mitos seputar kehamilan. Nah, untuk menambah bekal pengetahuan Bunda, yuk cari tahu mitos dan faktanya lewat artikel berikut ini.

Adakah Pantangan untuk Ibu Hamil?

Perlu Bunda ketahui, memang ada beberapa pantangan untuk para bumil agar kehamilan tetap terjaga dan calon buah hati di dalam kandungan bisa tumbuh dengan optimal. Tapi, bukan berarti Bunda tidak boleh melakukan segalanya demi berhati-hati menjaga kandungan. 

Bunda tanpa masalah kesehatan atau kehamilannya tidak berisiko, sebenarnya tetap bisa beraktivitas dengan normal, kok. Namun, Bunda disarankan tetap melakukan penyesuaian dalam hal pola makan dan minum, konsumsi obat, penggunaan skincare, aktivitas fisik, sampai gaya hidup.

Mitos dan Fakta Pantangan Ibu Hamil

Bunda mungkin pernah mendengar ibu hamil enggak boleh makan pedas, tidak boleh mandi sore, harus minum banyak air kelapa biar kulit Si Buah Hati bersih, atau jangan terlalu banyak beraktivitas?

Lantas hal apa yang sebenarnya hanya mitos dan mana yang merupakan fakta? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan beberapa mitos dan fakta pantangan untuk ibu hamil berikut ini:

1. Ibu hamil tidak boleh makan pedas

Cabai dan makanan pedas kerap disebut sebagai pantangan makanan ibu hamil. Jangan dipercaya lagi karena hal itu cuma mitos ya, Bunda. 

Larangan makanan pedas untuk ibu hamil karena dikhawatirkan bisa menimbulkan kontraksi sama sekali tidak memiliki dasar ilmiah. 

Tapi, jika alasannya adalah agar ibu hamil tidak sakit perut, diare, atau terkena gangguan lambung, hal itu boleh jadi benar. Namun, umumnya cabai atau makanan pedas tidak masalah dikonsumsi selama tidak berlebihan.

2. Minum air kelapa saat hamil bikin kulit bayi putih

Selain soal pantangan makan cabai, ada juga petuah yang menganjurkan ibu hamil untuk banyak minum air kelapa agar kulit calon Si Buah Hati lebih bersih dan putih. Ternyata, hal itu juga mitos lho, Bunda.

Untuk diketahui, warna kulit bayi  banyak dipengaruhi faktor genetik dari orang tuanya. Jadi, bukan karena makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan.

3. Ibu hamil tidak boleh minum kopi

Ibu hamil setelah trimester pertama yang tidak punya masalah kesehatan tertentu sebenarnya juga boleh saja minum kopi, teh, atau asupan berkafein lainnya. Tapi dengan catatan, jumlahnya jangan berlebihan. 

Batas amannya maksimal secangkir atau di bawah 200 miligram kafein per hari saja ya, Bunda. 

Ibu hamil yang mengonsumsi lebih dari 300 miligram kafein sehari dapat lebih berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

4. Fakta pantangan makanan bagi ibu hamil

Untuk menjaga kesehatan diri dan janin dalam kandungan, ibu hamil perlu mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang. Contohnya, kacang-kacangan, hati, susu, ikan, ayam, telur, daging merah tanpa lemak, serta jangan lupa lengkapi dengan sayur dan buah.

Bunda yang sedang mengandung sebaiknya juga sebaiknya menghindari makanan mentah dan setengah matang, makanan kalengan, makanan instan, susu yang tidak dipasteurisasi, sayuran mentah seperti lalapan dan salad. Hal ini dikarenakan mengonsumsi produk mentah dapat meningkatkan potensi risiko kontaminasi bakteri atau parasit yang bisa membahayakan kesehatan Bunda dan janin. Oleh karena itu, penting untuk Bunda memasak makanan hingga matang terlebih dahulu, sehingga lebih aman dikonsumsi selama kehamilan

Baca Juga: Kenapa Ibu Hamil Susah Tidur? Ini Penjelasannya!

5. Ibu hamil dilarang melakukan olahraga berlebihan

Ibu hamil dalam kondisi sehat dianjurkan tetap menjaga kebugaran dengan rutin olahraga. Tapi, jenis olahraganya disarankan yang minim risiko, seperti jalan kaki dan yoga pranatal.

Hindari olahraga berlebihan dengan intensitas tinggi, serta olahraga berisiko seperti tenis, basket, naik gunung, atau angkat beban. Jika Bunda ingin melakukan olahraga berat seperti ini, tunggu sampai Si Buah Hati lahir, ya.

6. Ibu hamil jangan sembarangan pakai skincare

Pemakaian sejumlah skincare atau produk perawatan kulit saat hamil sebaiknya juga dikonsultasikan ke dokter. Pasalnya, ada beberapa bahan aktif seperti retinol, formaldehida, hidrokuinon atau merkuri yang disebut ahli bisa berdampak pada janin di dalam kandungan.

Apabila Bunda punya problem kulit atau perlu produk perawatan kulit, coba minta saran atau rekomendasi dari dokter yang menangani untuk antisipasi agar lebih aman.

7. Fakta ibu hamil jangan sembarangan minum obat

Fakta seputar pantangan ibu hamil yang perlu diperhatikan lainnya adalah minum obat dan suplemen kesehatan tanpa rekomendasi dokter.

Beberapa obat dan suplemen yang dikonsumsi saat hamil bisa menembus ke plasenta dan memengaruhi janin di dalam kandungan, lho Bunda. 

Jadi, pastikan Bunda selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi segala jenis obat dan suplemen kesehatan, ya.

Itulah penjelasan beberapa mitos maupun fakta seputar pantangan ibu hamil yang perlu Bunda ketahui. Selalu perhatikan asupan makanan minuman selama masa kehamilan dan hindari aktivitas yang berlebihan agar ibu hamil dan juga janin tetap sehat hingga tiba waktu persalinan.

Image Article
Pantangan Ibu Hamil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bagaimana Cara Mengajari Anak Belajar Tanpa Emosi? Ini Triknya!

Published date

Bunda, sebagai orang tua pasti selalu menginginkan dan siap memberikan yang terbaik untuk Si Buah Hati. Termasuk saat mendidik dan mengajarkan hal baru kepada anak. Saat anak dapat memahami dengan cepat atau menuruti perintah orang tua dengan baik, pasti Bunda merasa senang dan bangga.

Namun terkadang, ada saat di mana proses mendidik anak tidak berjalan lancar. Entah karena Si Buah Hati yang sulit memahami atau orang tua yang kehabisan kesabaran hingga berujung emosi. Padahal, selalu ada cara mendidik anak tanpa emosi. Bagaimana triknya? Yuk, simak bersama, Bunda!

Dampak Emosi Orang Tua Terhadap Anak

Bunda, sebagai manusia, tentu kita akan selalu dipenuhi dengan perasaan emosi. Tidak hanya emosi negatif seperti amarah, namun juga emosi positif, seperti bahagia dan kasih sayang.

Bila orang tua mendidik anak dengan emosi positif, seperti keceriaan dan kasih sayang tentu bukanlah sebuah masalah. Namun, jika yang meluap adalah emosi negatif, seperti rasa kesal dan amarah, sebaiknya Bunda berhenti sejenak.

Mengapa orang tua tidak boleh sampai meluapkan emosi negatif dalam mendidik anak? Karena dampak emosi ini terhadap anak bisa sangat buruk. 

Yuk kita bedah lebih lanjut tentang emosi negatif ini

Amarah Bunda bisa membuat Si Buah Hati menyalahkan dirinya sendiri. Anak mungkin akan menjadi stres dan itu dapat berdampak pada perkembangan otaknya. Selain itu, jika anak kerap mendapat perlakukan emosi negatif dari orang di sekelilingnya, ia akan tumbuh dengan risiko penyakit mental di kemudian hari.

Jika anak mendapat kekerasan verbal dari orang tua yang emosi, ia dapat berpikir bahwa hal itu adalah kesalahannya dan membuat anak kehilangan rasa percaya diri. Lebih buruknya, tumbuh perasaan tidak berharga di dalam diri anak.

Anak juga dapat merespon emosi negatif orang tua dengan perilaku negatif lainnya, seperti bertindak kasar dan agresif. Si Buah Hati juga bisa jatuh sakit, menarik diri dari orang lain, dan sulit tidur.

Dampak lebih buruk bisa dialami anak, apabila emosi orang tua sudah mengarah pada kekerasan fisik. Anak bisa merasa terguncang, cedera, cacat, bahkan meninggal.

Bahkan jika anak selamat dari kekerasan fisik di keluarga, ia bisa menjadi antisosial, agresif, merasa rendah diri, mengalami gangguan mental, atau terjebak dalam hubungan negatif.

Tips Cara Mendidik Anak Tanpa Emosi yang Negatif

Merasa kesal atau marah terhadap anak terkadang memang tidak dapat dihindari. Namun setelah mengetahui dampak buruk emosi negatif terhadap anak, maka tidak ada cara selain Bunda harus meregulasi emosi dan berusaha mendidik anak tanpa emosi negatif ini.

Berikut beberapa tips cara mendidik anak tanpa emosi negatif:

1. Kenali tanda-tanda munculnya emosi

Saat emosi mulai meluap, tubuh kita akan menunjukkan tanda-tanda tertentu, seperti detak jantung lebih cepat, perut bergejolak, otot terasa tegang, napas makin cepat, wajah berkeringat, rahang mengatup, telapak tangan mengepal, bahu tegang, suara meninggi, dan bicara semakin cepat.

Bila tanda-tanda emosi itu muncul, kenali dan segera berhenti untuk mencegah emosi meluap. Ini bisa menjadi cara agar tidak emosi saat mendidik anak.

2. Luangkan waktu berbicara dengan anak

Membangun hubungan baik dengan anak salah satunya bisa dilakukan dengan rutin meluangkan waktu bersama Si Buah Hati. Jauhkan hal yang bisa mendistraksi seperti ponsel atau layar televisi dan ajak anak berbicara dari hati ke hati. Posisikan tubuh Bunda hingga setinggi anak dan kedua mata sejajar.

3. Ingat hal positif dari anak

Tips mendidik anak tanpa emosi selanjutnya, ingatlah hal positif dari anak. Terkadang orang tua lebih mengingat kesalahan atau kelakuan buruk dari anak dibandingkan kebaikannya. Mulai sekarang, cobalah untuk membuang pikiran buruk tentang anak dan lebih fokus pada kebaikan Si Buah Hati. Jangan ragu untuk memberikan pujian saat anak melakukan hal positif.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Sistem Imun dari Flu 

4. Buat ekspektasi yang jelas

Tak jarang emosi muncul saat harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Untuk itu, mulailah membuat batasan ekspektasi yang jelas. Alih-alih melarang agar tidak berbuat kesalahan, cobalah mengungkapkan apa yang Bunda ingin Si Buah Hati lakukan. Hentikan berkata, "Jangan membuang-buang makanan" dan mulai berkata, "Habiskan makanannya ya" dengan lembut.

5. Jadilah contoh yang baik untuk anak

Berikan contoh bahwa Bunda bisa mengendalikan emosi saat merasa marah pada anak. Saat tiba-tiba Bunda merasa kesal karena anak, biarkan Si Buah Hati tahu bahwa Bunda sedang merasa kesal dan sedang mencoba untuk mengatasinya. Ini akan mengajarkan anak bahwa tidak apa-apa merasa marah, namun yang lebih penting adalah bagaimana bisa mengendalikannya.

6. Tetap berpikir logis

Emosi sering kali membuat kita tidak bisa berpikir menggunakan logika. Cobalah untuk tetap tenang dan jangan biarkan pikiran turut dikendalikan emosi. Jadilah orang dewasa di hadapan anak-anak. Saat merasa kesal pada anak, biasanya anak tidak secara sengaja membuat orang tua marah sehingga sebagai orang tua seharusnya tidak mudah terbawa emosi karena tingkah anak-anak.

7. Gunakan konsekuensi yang tenang

Ketika anak berbuat hal buruk yang sampai membuat orang tua kesal, cobalah untuk memberikan konsekuensi yang tenang dan bukan berupa kekerasan atau kemarahan. Jelaskan kepada anak bahwa tindakannya bisa berakibat pada hal yang buruk, baik kepada dirinya maupun orang lain sehingga anak dapat belajar dari kesalahannya dan mengajarkan anak tentang tanggung jawab.

Itulah beberapa tips untuk cara mendidik anak tanpa emosi yang negatif. Ingatlah selalu bahwa emosi negatif dalam mendidik anak hanya akan membawa dampak buruk, tidak hanya kepada anak tetapi juga orang tua.

Selain itu, jangan lupa untuk pastikan kebutuhan gizi Si Buah Hati terpenuhi. Bunda bisa memberi Si Buah Hati susu pertumbuhan, seperti susu DANCOW 1+ Imunutri yang diformulasi khusus untuk anak usia 1-3 tahun.

Susu DANCOW 1+ Imunutri tinggi vitamin A, C, D, dan E. Juga mineral selenium, zink, tembaga, dan kalsium. Susu Dancow 1+ juga tinggi protein dan mengandung DHA, Omega 3 dan 6, serta zat besi untuk dukung perkembangan kognitif si Buah Hati.

Image Article
cara mendidik anak tanpa emosi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun Agar Cerdas. Yuk, Simak!

Published date

Setiap orang tua pasti bangga memiliki anak yang cerdas. Dalam hal ini, orang tua memiliki peranan penting untuk mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan maksimal.

Dukungan orang tua sangat penting selama masa pertumbuhan Si Buah Hati, termasuk dalam mendidik anak agar mempunyai pemikiran yang cerdas di usia 2 tahun.

Lantas, bagaimanakah cara mendidik anak usia 2 tahun agar cerdas sejak dini? Hal apa saja yang perlu Bunda ajarkan sejak dini kepada Si Buah Hati?

Perkembangan Kecerdasan Anak Usia 2 Tahun

Sel-sel otak terbentuk sejak bayi masih janin, yakni sejak usia kandungan 3-4 bulan. Kemudian jumlah sel otak akan bertambah dengan cepat hingga mencapai miliaran sel saat anak berusia 3 tahun.

Sejak sebelum dilahirkan hingga berusia 4 tahun, otak anak tumbuh secara eksplosif. Usai dilahirkan, otak anak terus bertumbuh dan akan mencapai 90 persen ukuran dewasa bahkan sebelum Si Buah Hati menginjak usia prasekolah. Periode perkembangan otak ini pun menjadi kesempatan ideal anak untuk belajar.

Di usia 2 tahun, kemampuan belajar anak terus meningkat. Si Buah Hati semakin memahami bahasa, tindakan, juga konsep. Anak juga mulai dapat memikirkan dan menemukan cara mengatasi masalah tanpa memanipulasi objek secara fisik.

Menurut penelitian, kecerdasan anak berasal dari genetik dan faktor lainnya, termasuk lingkungan anak. Faktor yang bisa dikontrol oleh orang tua ini memiliki peranan penting dalam perkembangan kecerdasan anak.

Karenanya, alih-alih menggunakan cara mengajar yang serius dan membuat anak mudah bosan, Bunda bisa mencoba cara mendidik anak biar cerdas yang seru, salah satunya bermain.

Tips Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun Agar Cerdas

Berikut ini beberapa tips mendidik anak agar cerdas dengan cara menyenangkan yang bisa Bunda praktikkan di rumah.

1. Menjadi contoh yang baik

Orang tua perlu memenuhi kebutuhan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman kepada anak, selain itu juga perlu menumbuhkan sikap saling menghargai, toleransi, kerja sama, dan tanggung jawab. Orang tua juga harus mengajarkan cara menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan secara bijak.

Tak hanya itu, orang tua juga bisa mencontohkan cara mengelola emosi dengan baik, karena anak akan melihat dan belajar dari orang tuanya dalam menyalurkan emosi.

2. Ajak anak membaca buku

Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya. Salah satu cara mendidik anak biar cerdas bisa dilakukan dengan sering membacakan buku untuk Si Buah Hati sejak dini.

Membaca akan membantu anak mengembangkan keterampilan berbahasa dan mendengarkan, membangun kosa kata, serta meningkatkan keterampilan kognitif.

Sebuah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara membaca dan kecerdasan. Membaca bisa membuat anak menjadi lebih pintar.

3. Bermain

Cara mendidik anak usia dini agar cerdas selanjutnya bisa dilakukan dengan bermain. Bermain akan mendukung perkembangan kognitif, keterampilan, sosial, dan emosional anak.

Cara mendidik anak usia 2 tahun agar cerdas dalam berbahasa verbal, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati bercakap-cakap atau bernyanyi lagu anak-anak.

Selain itu, bisa dengan bermain angka, menghitung mainan, merangkai sesuatu, atau mengelompokkan benda.

Anak yang memiliki potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus-menerus sejak dini dengan cara menyenangkan dan bervariasi, akan membuatnya memiliki beragam kecerdasan.

4. Melakukan aktivitas fisik

Mendidik anak agar cerdas juga bisa dilakukan dengan membuatnya tetap aktif. Balita disarankan tetap aktif secara fisik setiap hari minimal 180 menit. Bunda bisa mengajak Si Buah Hati bermain melompat, berlari, bersepeda, bermain air, kejar-kejaran, atau bermain bola.

Selain melatih tubuh dan pikiran, aktivitas fisik bisa membantu anak mengurangi risiko obesitas dan penyakit tidak menular lainnya di kemudian hari. Aktivitas fisik yang dilakukan sejak Si Buah Hati berusia dini akan membentuk gaya hidup aktif saat beranjak dewasa.

5. Memberikan rasa percaya

Untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri dan perkembangan otak anak, orang tua bisa menaruh rasa percaya penuh kepada anak. Kecerdasan dan kreativitas akan tumbuh saat dirinya merasa dicintai dan dipercaya.

Bunda bisa memberikan rasa percaya bahwa anak akan berhasil. Kreativitas dan kecerdasan anak akan berkembang apabila orang tua bisa mendengarkan dan menghargai pendapat anak, serta mendorong anak berani mengungkapkannya.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Sistem Imun Anak

6. Bermain di luar rumah

Mempelajari alat musik bermanfaat meningkatkan otak dan secara langsung meningkatkan keterampilan matematika dan spasial anak. Penelitian juga menunjukkan kaitan bermain alat musik dengan peningkatan fungsi otak.

7. Rutinitas waktu tidur yang baik

Tidur yang cukup memberikan peran penting dalam perkembangan kognitif anak. Hasil penelitian menunjukkan korelasi antara kecerdasan dan rutinitas tidur. Pastikan Si Buah Hati memperoleh waktu tidur yang disarankan untuk anak berusia 2 tahun yakni 10-13 jam per hari.

8. Nutrisi yang cukup

Kecerdasan memiliki kaitan erat dengan ketercukupan kebutuhan gizi. Makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh turut mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Ada beberapa gizi penting yang secara spesifik mendukung pertumbuhan otak dan perkembangan kecerdasan anak, seperti asam lemak omega 3 dan 6, vitamin D, DHA, dan zat besi.

Karenanya, Bunda bisa memberikan makanan yang mengandung gizi penting di atas kepada Si Buah Hati yang berusia 2 tahun agar tumbuh cerdas.

Selain asupan makanan minuman sehari-hari, Bunda juga bisa memberi Si Buah Hati susu pertumbuhan, seperti susu DANCOW 3+ Imunutri yang diformulasi khusus untuk Anak Indonesia.

Susu DANCOW 3+ Imunutri mengandung DHA, Omega 3 dan 6. DHA mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak anak, juga untuk perkembangan mata dan kognitif yang optimal. Selain itu, Dancow 3+ Imunutri memiliki kandungan vitamin A, C, E, zink, tembaga, dan selenium yang dibutuhkan Si Buah Hati.

Demikian ulasan seputar cara mendidik anak usia 2 tahun agar cerdas serta tips dan penjelasannya. Jangan lupa juga untuk memenuhi kebutuhan gizi harian Si Buah Hati dengan susu DANCOW 3+ Imunutri.

Image Article
cara mendidik anak usia 2 tahun agar cerdas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tipe Pola Asuh Anak Usia 2-3 Tahun yang Perlu Bunda Ketahui

Published date

Memasuki usia toddler, anak mulai semakin aktif bergerak. Si Buah Hati biasanya sudah bisa berjalan dan menjangkau lebih banyak tempat. Anak selalu bergerak seolah tak pernah lelah. Selain aktif dan penuh rasa ingin tahu, anak balita usia 2-3 tahun juga bisa menjadi sangat emosional.

Saat Si Buah Hati terus tumbuh dan berkembang, kebutuhan dan aktivitasnya pun ikut berubah. Karena itu, Bunda perlu menerapkan pola asuh anak usia 2-3 tahun yang tepat karena ini merupakan usia kritis bagi perkembangannya.

Pada masa ini, Si Buah Hati akan mengalami perkembangan pesat dalam berbagai aspek, mulai dari fisik, motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Tipe pola asuh anak usia dini yang tepat dapat membantunya tumbuh dan berkembang secara optimal. 

Memahami Perkembangan Anak Usia 2-3 Tahun

Sebelum membahas tentang pola asuh anak usia 2-3 tahun, perlu Bunda pahami bahwa di masa ini anak mengalami perkembangan dalam berbagai aspek. Untuk lebih jelasnya, berikut ini perkembangan anak di usia 2-3 tahun yang perlu Bunda ketahui:

1. Perkembangan fisik

  • Menendang bola
  • Berjalan
  • Menaiki beberapa anak tangga dengan atau tanpa bantuan
  • Makan dengan sendok
  • Memanjat sesuatu.

2. Perkembangan otak

  • Mulai mengurutkan bentuk dan warna
  • Dapat menemukan hal-hal yang tersembunyi di bawah banyak lapisan
  • Melengkapi kalimat di buku yang sudah dikenal
  • Memainkan permainan khayalan sederhana
  • Membangun menara dengan empat blok atau lebih
  • Dapat mengikuti instruksi dua langkah
  • Mungkin mulai mengembangkan tangan dominan

3. Milestone kognitif

  • Memegang sesuatu di satu tangan sambil menggunakan tangan lainnya.
  • Mencoba menggunakan saklar atau tombol pada kamera mainan
  • Bermain dengan lebih dari satu mainan pada saat bersama, seperti meletakkan makanan mainan pada piring mainan

4. Milestone bahasa atau komunikasi

  • Bisa mengucapkan dua kata atau lebih seperti, “Mau susu”
  • Memahami pertanyaan yang dilontarkan Bunda, misalnya saat Bunda sedang membacakan buku kemudian bertanya, “Di mana ya beruangnya?”
  • Mampu menunjukkan setidaknya dua bagian tubuh
  • Menggunakan lebih banyak isyarat selain melambaikan tangan dan menunjuk. Misalnya, memberi ciuman atau mengangguk

5. Milestone sosial emosional

Di usia 2-3 tahun, Si Buah Hati akan mulai mengalami banyak emosi dan belajar tentang perasaan orang lain. Tantrum di usia ini adalah hal yang biasa terjadi karena anak tidak selalu bisa mengkomunikasikan perasaan atau hal yang diinginkan.

Anak masih belum bisa selalu mengungkapkan emosi yang kuat seperti frustasi, marah, malu, atau perasaan bersalah.

Si Buah Hati juga mulai memahami bagaimana perilakunya memengaruhi Bunda, maupun sebaliknya.

Anak mungkin tidak akan lagi terlalu kesal saat ditinggalkan orang tua sejenak, namun akan tetap ingin mendapat banyak perhatian. Anak mungkin menempel pada Bunda di saat merasa lelah, ketakutan, atau hanya ingin dipeluk. 

Baca Juga: Cara Meningkatkan Sistem Imun Anak dari Flu

Tipe Pola Asuh Anak 2-3 Tahun dan Dampaknya

Bunda, dalam memilih pola asuh anak 2 tahun harus benar-benar diperhatikan. Karena, tipe atau jenis pola asuh anak usia dini dapat mempengaruhi segalanya, mulai dari harga diri anak hingga prestasi akademisnya.

Untuk itu, penting bagi Bunda memastikan gaya pengasuhan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat. Karena cara orang tua berinteraksi dengan Si Buah Hati dan bagaimana cara mendisiplinkan anak akan berpengaruh di sepanjang sisa hidupnya.

Para peneliti telah mengidentifikasi empat tipe utama gaya pengasuhan yang mengambil pendekatan unik dalam membesarkan anak, yakni otoriter, otoritatif, permisif, dan tidak terlibat.

1. Otoriter

Orang tua dengan gaya otoriter memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap anak-anaknya, namun hanya memberikan sedikit masukan dan pengasuhan. Orang tua tidak menjelaskan alasan mengapa mereka menerapkan peraturan ketat dan menegur anak jika mempertanyakan peraturan yang telah mereka buat.

Saat anak melakukan kesalahan, cenderung dihukum dengan keras dan umpan balik yang diberikan negatif.

Hasil yang diharapkan dari orang tua dengan pola asuh ini agar anak disiplin, penurut, dan menjadi yang terbaik dalam kehidupannya. Namun, sayangnya orang tua yang bersikap terlalu keras pada anak bisa berdampak pada perilaku atau mental anak di masa depan.

2. Otoritatif

Pola asuh otoritatif atau demokratis adalah pola asuh yang dilakukan dengan mendukung keinginan anak, tetapi tetap memberi batasan yang tegas. Orang tua membentuk sikap anak dengan menjalankan peraturan namun tetap memberi ruang berdiskusi untuk bertukar pikiran dengan Si Buah Hati.

3. Permisif

Pola asuh berikutnya yakni, pola asuh permisif. Jenis pola asuh ini berkebalikan dengan pola asuh otoriter. Orang tua dengan pola asuh permisif sangat penyayang, tetapi juga hanya memberikan  aturan, jarang mendisiplinkan anak.

Orang tua permisif tidak menuntut anak untuk berperilaku dewasa dan lebih menempatkan dirinya seperti seorang teman dibandingkan sosok orang tua.

Dampak pola asuh ini anak bisa memiliki prestasi rendah di banyak bidang karena orang tua tidak pernah berekspektasi sehingga anak-anak tidak punya hal yang diperjuangkan. Selain itu, anak juga bisa membuat keputusan buruk, lebih agresif, dan kurang pengertian.

4. Tidak terlibat

Pola asuh yang tidak terlibat terkadang disebut sebagai pola asuh yang mengabaikan. 

Orang tua tidak memberikan banyak tuntutan dan sering bersikap tak acuh, meremehkan, bahkan mengabaikan.

Cara Mendisiplinkan Anak Usia 2-3 tahun

Kita perlu mengkombinasikan tipe-tipe parenting. Metode pendisiplinan di masa lalu umumnya hukuman fisik seperti memukul. Saat ini, banyak orang tua lebih memilih menggunakan metode yang lebih lembut dan positif untuk mendisiplinkan anak.

Para ahli mengatakan, metode ini tepat karena metode disiplin, lebih lembut, dan positif berdampak efektif untuk balita. Selain itu, metode ini membantu orang tua dan anak dalam hal emosi, komunikasi, dan harga diri.

Banyak pakar pengasuhan anak menyebut, cara terbaik mendisiplinkan anak 2-3 tahun adalah dengan mulai menetapkan aturan untuk melindungi Si Buah Hati.

Hal ini termasuk menghentikan Si Buah Hati dari perilaku agresif seperti memukul, berbahaya seperti lari ke arah jalan, dan hal tidak pantas seperti membuang makanan. 

Mendisiplinkan balita juga berarti menindaklanjuti konsekuensi ketika anak melanggar peraturan.

Untuk memaksimalkan proses belajar anak, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati camilan atau minuman bergizi seperti susu DANCOW 1+ Imunutri, yang diformulasikan khusus untuk anak usia 1-3 tahun.

DANCOW 1+ Imunutri kaya akan vitamin A, C, D, E dan tinggi protein dan kalsium. Juga dilengkapi dengan DHA, Omega 3 dan 6, serta zat besi yang bantu optimalkan proses belajar Si Buah Hati.

Demikian Bunda, informasi seputar pola asuh anak di usia dini. Dengan memilih pola asuh anak usia 2-3 tahun yang tepat, diharapkan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, tidak hanya secara fisik namun juga mental.

Image Article
Tipe Pola Asuh Anak Usia 2-3 Tahun yang Perlu Bunda Ketahui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Perlukah Asupan Tinggi Protein untuk Si Buah Hati?

Published date

Bunda, apakah Si Buah Hati kurang suka makan daging, ikan, atau tempe yang merupakan sumber protein? Ketercukupan protein bagi anak-anak sering kali menjadi perhatian orang tua, khususnya ketika Si Buah Hati adalah picky eater.

Namun, Bunda tidak perlu risau. Ada banyak sumber protein dalam berbagai bentuk makanan yang bisa diolah menjadi menu pilihan. Bahkan, ada juga susu yang tinggi protein dan bisa mendukung kebutuhan protein Si Buah Hati.

Susu yang memiliki protein tinggi bisa menjadi pilihan Bunda untuk menjaga kebutuhan protein Si Buah Hati tetap terpenuhi karena susu cenderung mudah dikonsumsi dan disukai anak-anak.

Manfaat Protein Bagi Tubuh

Seperti diketahui, protein merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan untuk membangun jaringan tubuh, termasuk otot, tulang, dan organ vital. Bahkan, bahan penyusun protein, yang dikenal sebagai asam amino, menyusun hampir setiap sel dalam tubuh.

Protein juga berguna dalam pengangkutan molekul lain ke seluruh tubuh. Protein khusus bertindak sebagai antibodi yang melawan penyakit dan berfungsi sebagai pembawa pesan dalam berbagai fungsi biologis.

Selain itu, protein menjadi zat yang lebih lama dicerna tubuh ketimbang karbohidrat sehingga menjaga kadar gula darah lebih stabil.

Dampak kekurangan protein dapat menghambat pertumbuhan anak. Selain itu, beberapa kasus kekurangan protein menunjukkan adanya peningkatan nafsu makan berlebihan yang dapat memicu obesitas.

Kebutuhan Protein Anak Usia 1-3 Tahun

Bunda, anak usia 1-3 tahun biasanya sedang aktif-aktifnya mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Oleh karenanya, mereka membutuhkan energi yang cukup untuk mendukung aktivitas fisiknya. Energi tersebut salah satunya bisa didapat dari protein.

Lalu, berapa banyak asupan protein yang dibutuhkan anak usia 1-3 tahun? Menurut Peraturan Menkes Nomor 28 Tahun 2019, angka kecukupan gizi protein yang dianjurkan untuk anak usia 1-3 tahun adalah 20 gram per hari.

Jika Si Buah Hati masih mendapatkan ASI, kebutuhan protein dari makanan padat relatif lebih sedikit. Namun, anak pada usia 1-3 tahun tentu sudah harus mendapatkan makanan solid sebagai sumber gizinya.

Beberapa sumber protein yang dapat Bunda gunakan untuk memenuhi kebutuhan harian Si Buah Hati, yakni satu butir telur atau 4 sendok makan daging giling tanpa lemak. Sumber protein lainnya adalah susu sapi, juga keju.

Susu bisa menjadi salah satu sumber protein yang mudah dikonsumsi anak dan mengandung kadar protein yang tinggi, yakni sekitar 8 gram protein dalam setiap gelas susu.

Lalu, susu apa yang tinggi protein? Bunda bisa memberikan susu sapi setiap hari dan susu rendah lemak atau tanpa lemak untuk anak usia di atas 2 tahun. Susu sapi merupakan jenis protein hewani yang mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.

Baca Juga: Manfaat Susu DANCOW 1+ untuk Pertumbuhan Anak

Manfaat Konsumsi Susu yang Tinggi Protein

Susu tinggi protein merupakan salah satu sumber pangan yang mudah didapatkan, aman, dan berguna mencukupi kebutuhan protein harian.

Konsumsi susu tinggi protein, khususnya pada anak usia usia 1-3 tahun, dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:

1. Pertumbuhan yang Optimal

Sebagai bahan dasar pembentukan jaringan tubuh, termasuk otot dan tulang, protein dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Saat dewasa, tingginya konsumsi susu dan produk susu dikaitkan dengan massa otot tubuh yang lebih besar dan kinerja fisik yang lebih baik. Susu juga terbukti meningkatkan perbaikan otot pada atlet.

2. Penguatan Sistem Imun

Produk olahan susu, termasuk susu yang tinggi protein, berperan penting dalam membangun sistem kekebalan tubuh. 

Selain protein, susu juga mengandung vitamin D yang menjadi salah satu nutrisi yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

3. Energi untuk Aktivitas Fisik

Susu yang tinggi protein dapat memberikan energi yang cukup untuk mendukung aktivitas sehari-hari.

Meskipun karbohidrat merupakan nutrisi utama dalam penyuplai energi, protein juga dapat menjadi sumber energi jika tubuh tidak menerima cukup nutrisi dari makanan, sumber lemak akan habis, dan glukosa tidak tersedia.

Walaupun protein bukan sumber energi langsung, dalam banyak kasus protein dapat membantu meningkatkan energi dengan menyediakan asam amino yang diperlukan tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.

4. Mendukung Kesehatan Tulang

Protein dapat berdampak positif pada kesehatan tulang dengan meningkatkan massa otot, meningkatkan penyerapan kalsium, menekan hormon paratiroid, dan meningkatkan produksi faktor pertumbuhan, seperti insulin IGF-1.

Selain mengandung protein, susu juga memiliki kalsium dan vitamin D yang penting untuk kesehatan tulang. Kalsium adalah mineral yang dibutuhkan untuk membangun dan menjaga kekuatan tulang, sedangkan vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium.

5. Melindungi Kesehatan Kognitif dan Fungsi Otak 

Asupan protein yang cukup dapat membantu melindungi kesehatan kognitif. Para peneliti menemukan, konsumsi protein, terutama dari sumber nabati, dikaitkan dengan berkurangnya risiko penurunan kognitif.

Penelitian tersebut menyoroti potensi manfaat kognitif dari makanan kaya protein, terutama makanan nabati.

Meskipun belum ada studi yang menyatakan hubungan kausalitas asupan protein dapat melindungi otak dari penurunan fungsi kognitif, protein diketahui menjadi penyusun sel tubuh, termasuk produksi bahan kimia penting di otak.

Melihat pentingnya peran protein bagi tubuh, tentu Bunda tidak ingin Si Buah Hati mengalami kekurangan gizi ini. Selain dari asupan makanan sehari-hari, Bunda bisa lho, memberikan Si Buah Hati susu pertumbuhan yang tinggi protein, seperti susu DANCOW 1+ Imunutri.

Susu DANCOW 1+ Imunutri diformulasikan untuk anak usia 1-3 tahun. Memiliki kandungan tinggi vitamin A, C, D, dan E. Juga mineral selenium, zink, tembaga, dan kalsium. Susu Dancow 1+ tinggi protein dan mengandung DHA, Omega 3 dan 6, serta zat besi.

Bunda, susu sangat penting dalam menu sehari-hari Si Buah Hati. Dengan susu yang tinggi protein, Bunda dapat membantu mencukupi kebutuhan protein Si Buah Hati dengan aman, mudah, dan mendukung tumbuh kembangnya.

Image Article
Perlukah Konsumsi yang Tinggi Protein?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Intip 5 Cara Belajar Membaca Anak TK Ini!

Published date

Membaca adalah salah satu kemampuan penting yang perlu dikuasai anak-anak. Semakin dini anak belajar membaca, semakin baik persiapan untuk memasuki dunia pendidikan formal. Tapi bagaimana cara belajar membaca anak TK yang menyenangkan? Berikut penjelasannya, ya Bunda.

Pentingnya Belajar Membaca untuk Anak TK

Membaca adalah  hal mendasar yang harus dikuasai oleh anak. Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati membaca sejak usianya memasuki 3 tahun.

Kemampuan membaca untuk anak TK sangat penting karena sangat membantu tumbuh kembangnya. Misalnya, melalui aktivitas ini Si Buah Hati dapat mempelajari bunyi dan kata-kata baru.

Anak juga mulai memahami bagaimana suara bersatu untuk membentuk kata-kata dan apa arti kata-kata tersebut.

Membaca adalah kunci utama untuk belajar. Menanamkan kecintaan membaca untuk anak TK adalah langkah krusial untuk membuka pintu pembelajaran sepanjang hayat.

Menanamkan kecintaan membaca sejak dini memberi awal yang baik untuk memperluas kosakata dan membangun kemandirian serta percaya diri si Buah Hati. Anak belajar memahami dunia dan orang-orang di sekitarnya, serta membangun keterampilan sosial emosional dan imajinasi.

Kemampuan membaca merupakan salah satu faktor penunjang utama keberhasilan akademik seorang anak. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkannya sejak dini, karena masa kanak-kanak merupakan periode emas bagi perkembangan kemampuan membaca yang optimal.

Membaca adalah salah satu aspek kemampuan yang harus dikembangkan saat anak memasuki usia TK. Dengan membiasakan membaca sejak dini, anak akan memperoleh informasi lebih banyak.

Maka cara belajar membaca untuk anak TK memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangannya.

Baca Juga: Cara Tepat Meningkatkan Sistem Imunitas Anak

Tips Mengajarkan Cara Belajar Membaca Anak TK

Sebagai salah satu keterampilan fundamental, membaca perlu diajarkan sejak dini. Namun, mengajari anak TK belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri. 

Banyak orang tua berusaha mengajari anaknya yang usia TK membaca dengan mengadopsi pola-pola pembelajaran di Sekolah Dasar. Padahal, cara ini  justru menyulitkan Si Buah Hati karena mungkin akan merasa bosan saat belajar. Lalu bagaimana cara cepat belajar membaca anak TK yang efektif? Berikut tips yang bisa Bunda praktikkan:

1. Bacakan Buku untuk Anak

Cara belajar membaca anak TK yang efektif adalah membacakan buku. Orang tua dapat membacakan buku cerita kepada anak.  Dari pengalaman ini anak akan mendapatkan kesan bermakna yang muncul saat dibacakan buku.

Bahkan, riset membuktikan anak mempunyai wawasan yang lebih luas untuk menambah pengetahuan dan cara berpikir untuk menerapkan banyak kosakata dengan dibacakan buku.

2. Gunakan Media Gambar

Tips kedua adalah dengan menggunakan media gambar. Bunda bisa mengajak Si Buah Hati melakukan permainan mencocokkan gambar dengan kata. Cara belajar membaca anak TK tanpa mengeja ini lebih efektif karena merangsang kreativitas, serta menciptakan suasana pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.

Bunda juga bisa memasang gambar atau poster di dinding rumah dengan berbagai bentuk huruf. Lalu hias gambar atau poster tersebut dengan bentuk menarik dan warna mencolok agar menarik perhatian Si Buah Hati. Secara tak langsung, anak akan selalu melihat, mengingat, dan membaca gambar yang terpasang.

3. Gunakan Multimedia Interaktif

Multimedia interaktif adalah media yang memanfaatkan komputer untuk membuat dan menggabungkan bagian tulisan, gambar, suara, video, dan animasi.

Media ini dianggap lebih efektif dan menarik untuk membantu anak belajar membaca karena mengandung berbagai jenis media sehingga proses belajar menjadi tidak monoton.

Penelitian membuktikan, media interaktif yang didukung dengan visual, audio, dan audio-visual, membuat anak lebih antusias belajar. Karena itu, media ini membantu meningkatkan kemampuan membaca anak.

4. Jadikan rutinitas

Bunda juga bisa membuat kegiatan membaca sebagai rutinitas harian untuk meningkatkan kemampuan membaca Si Buah Hati. Usahakan untuk membaca minimal satu buku setiap hari. Untuk membangun rutinitas, ciptakan ruang baca khusus yang menyimpan buku-buku dan tempat duduk yang nyaman.

5. Belajar dengan Bernyanyi

Menyanyi bisa menjadi cara belajar membaca anak TK yang menyenangkan. Umumnya, anak-anak suka musik, lagu, dan nyanyian. Karena itu, metode belajar dengan bernyanyi bisa menjadi cara belajar membaca yang menyenangkan.

Bernyanyi membantu anak menyerap, meningkatkan dan mengucapkan kata-kata. Ketika anak menyanyikan lirik penting dalam lagu, tanpa sadar akan belajar membedakan bunyi huruf, kata, dan kalimat.

Untuk memaksimalkan proses belajar anak, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati camilan atau minuman bergizi seperti susu DANCOW 3+ Imunutri, yang diformulasikan untuk anak usia prasekolah (3-5 tahun).

DANCOW 3+ Imunutri kaya akan vitamin dan kalsium. Juga dilengkapi dengan DHA, Omega 3 dan 6, serta zat besi yang bantu maksimalkan proses belajar anak.

Nah, itulah 5 cara belajar membaca anak TK yang bisa Bunda coba di rumah. Mengajari anak TK membaca memang butuh proses dan kesabaran. Bunda juga perlu mencoba berbagai cara agar anak tidak bosan saat belajar.

Image Article
Bunda, Intip 5 Cara Belajar Membaca Anak TK Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berapa Berat Badan Bayi 8 Bulan?

Published date

Bertambahnya berat badan bayi sesuai usia merupakan salah satu indikator perkembangan yang sehat. Untuk itu, Bunda perlu mengecek berat badan Si Buah Hati setiap bulan, termasuk saat memasuki usia 8 bulan.

Berapakah berat badan bayi 8 bulan yang ideal? Dan adakah cemilan bayi 8 bulan penambah berat badan? Simak penjelasannya dalam artikel berikut ini, ya Bunda.

Berat Badan Ideal untuk Bayi 8 Bulan

Berat badan menjadi salah satu indikator perkembangan fisik bayi. Setiap bayi memang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan berbeda-beda. Namun, Bunda dapat melihat grafik pertumbuhan untuk mengetahui panduan tentang rata-rata berat badan bayi.

Perlu Bunda ketahui, bayi mengalami pertumbuhan dan pertambahan berat badan paling cepat dalam 6 bulan pertama kehidupannya. Pada usia 4-6 bulan, berat badan bayi bisa bertambah sekitar 4-7 ons atau 113-200 gram per minggu. Pada usia 6-18 bulan, pertambahan berat badan bayi akan sedikit melambat, yakni dengan rata-rata 3-5 ons atau 85-140 gram per minggu.

Untuk mengetahui berat badan ideal bayi usia 8 bulan, Bunda dapat melihat grafik pertumbuhan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Grafik yang dirilis WHO pada 2006 menjadi acuan standar internasional terbaru untuk pertumbuhan anak usia 0-59 bulan. Grafik itu dibuat berdasarkan penelitian WHO di enam negara, termasuk Amerika Serikat, yang memiliki lingkungan optimal dalam mendukung pertumbuhan anak. 

Berdasarkan grafik pertumbuhan WHO, rata-rata berat badan bayi 8 bulan laki-laki yang ideal adalah 8,6 kg. Sementara, berat badan bayi perempuan 8 bulan yang ideal adalah pada rata-rata 7,9 kg.

Di sisi lain, menurut Standar Antropometri Anak yang disusun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia, berat badan normal anak menurut usia adalah di kisaran zona -2SD hingga +1SD, seperti yang ditunjukkan pada tabel Standar Berat Badan menurut Umur 0-12 Bulan di bawah ini. Tabel tersebut dibagi berdasarkan gender anak, laki-laki dan anak perempuan.

Tabel 1. Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Laki-Laki Umur 0-12 Bulan

Berat Badan Anak Laki-laki Umur 0-12 Bulan

 

Tabel 2. Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Perempuan Umur 0-12 Bulan

Berat Badan Anak Perempuan Umur 0-12 Bulan

Misal, berat badan bayi 8 bulan laki-laki yang normal menurut Standar Antropometri Anak Kemenkes, yaitu 6,9 kg hingga 9,6 kg. Adapun berat badan bayi perempuan 8 bulan sebaiknya berada pada kisaran 6,3 kg sampai dengan 9 kg. 

Untuk memastikan pertumbuhan sesuai dengan acuan, bawalah anak secara teratur ke layanan kesehatan.

Baca Juga: Manfaat Susu DANCOW untuk Penuhi Nutrisi Anak

Tips Menambah Berat Badan Bayi 8 Bulan

Untuk memastikan Si Buah Hati tumbuh dengan optimal dan memiliki berat badan ideal sesuai usianya, Bunda harus mencukupi kebutuhan gizi hariannya. Bunda juga bisa memberikan cemilan bayi 8 bulan penambah berat badan agar Si Buah Hati mencapai bobot ideal.

Berikut ini beberapa tips pemberian makan untuk bayi 8 bulan agar mencapai berat badan ideal:

Berikan makanan sumber karbohidrat

Agar Si Buah Hati mencapai berat badan ideal, Bunda dapat memberikan cemilan karbohidrat bertepung sebagai sumber kalori dalam menu makanannya. Ada beberapa jenis karbohidrat bertepung yang bisa Bunda pilih, seperti kentang, roti, atau nasi.

Tingkatkan asupan kalori dengan lemak sehat

Selain karbohidrat, Bunda juga dapat memberikan lemak sehat sebagai tambahan asupan kalori bagi Si Buah Hati. Misalnya, Bunda dapat menambahkan keju parut pada makanan bayi atau membuat bubur dengan campuran susu. 

Berikan minuman sehat tinggi kalori

Untuk mengejar pertambahan berat badan Si Buah Hati, Bunda juga bisa memberikan minuman tinggi kalori, seperti milkshakes atau smoothies. Minuman berkalori tinggi ini bisa Bunda berikan di sela-sela jam makan Si Buah Hati.   Namun Bunda juga harus memperhatikan asupan gulanya, agar tidak terlalu berlebihan.

Berikan masakan rumah (homemade) finger food 

Bayi berusia 8 bulan juga sudah bisa mulai diperkenalkan dengan homemade finger food atau camilan yang bisa digenggam yang Bunda masak di rumah. Selain Bunda bisa memastikan sumber proteinnya, juga memberi stimulasi sensorik dimana anak belajar menggenggam. 

Beberapa jenis homemade finger food baik diberikan dalam menu makan utama, misalnya dari sumber protein daging ayam dapat dibuat menjadi naget ayam, sosis ayam, sosis gulung telur, roti celup telur, omelet, wafel kentang. Bunda tetap harus memperhatikan kemampuan anak mengkonsumsi makanan dan teksur makanannya.

Selain itu, ada juga beberapa finger food yang bisa menaikkan berat badan, tetapi sebaiknya hanya diberikan di sela-sela waktu makan dalam beberapa hari sekali, seperti roti bakar dengan olesan butter/margarin dan selai kacang atau keju, pizza, potongan alpukat, puff sayur atau buah, kue beras, biskuit  serta kue dan pastry.

Berikan makanan tinggi protein

Meningkatkan asupan energi dan protein adalah cara terbaik untuk menaikkan berat badan bayi. Agar Si Buah Hati mencapai berat badan ideal, Bunda bisa memberikan makanan tinggi protein, seperti produk susu (susu, yoghurt, dan keju), daging sapi, ikan, dan ayam, serta telur dan kacang-kacangan (pastikan teksturnya sesuai).

Demikian penjelasan untuk berat badan bayi 8 bulan yang ideal dan beberapa tips pemberian makanan untuk menaikkan berat badan Si Buah Hati. Jika perlu, Bunda bisa memberikan cemilan bayi 8 bulan penambah berat badan yang kaya nutrisi dan sehat agar Si Buah Hati mencapai berat badan idealnya.

Image Article
Berapa Berat Badan Bayi 8 Bulan?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kalsium untuk Anak: Kenapa Penting untuk Si Kecil?

Published date

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah, kalsium menjadi salah satu mineral penting yang harus dipenuhi dalam tubuh. Kalsium merupakan mineral yang berperan penting dalam pembentukan tulang dan gigi yang kuat, menjaga fungsi otot, pembekuan darah, dan transmisi sinyal saraf. Selain makanan bergizi seimbang, manfaat kalsium untuk optimalkan pertumbuhan anak juga bisa didapatkan dengan pemberian susu yang sesuai dengan kebutuhan anak usia sekolah secara rutin.

Pentingnya Kalsium Untuk Anak 

Sumber dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa kalsium juga memiliki pengaruh yang baik bagi kesehatan tubuh, diantaranya adalah untuk membangun dan meningkatkan kepadatan tulang, menjaga kesehatan gigi, melancarkan peredarah darah, menjaga kesehatan jantung, menjaga tekanan darah, menurunkan risiko penyakit kanker, mencegah munculnya penyakit batu ginjal, dan membantu membawa pesan dari otak ke seluruh tubuh.

Tak hanya berlaku bagi orang dewasa, manfaat ini juga bisa dirasakan oleh Si Buah Hati yang berada di usia sekolah jika kebutuhan kalsium hariannya dapat dipenuhi dengan baik. Kekurangan kalsium pada masa anak-anak dapat berdampak serius pada kesehatan, menghambat pertumbuhan, dan meningkatkan risiko osteoporosis di kemudian hari. 

Kebutuhan Kalsium Anak Usia Sekolah

Kebiutuhan kalsium untuk anak usia sekolah menurut Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebesar 1000–1200 miligram setiap harinya. Beberapa makanan tinggi kalsium untuk tumbuh kembang anak yang bisa Bunda berikan antara lain:

1. Sayuran berdaun hijau gelap

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan warna yang terkandung dalam sayuran bukanlah pigmen biasa yang hanya memberikan warna, tetapi juga mengandung berbagai zat lainnya yang dapat memberikan dampak baik bagi tubuh. Pada kangkung dan brokoli, warna hijau dihasilkan dari pigmen yang bernama klorofil, yang mengandung antioksidan tinggi dan berfungsi untuk melawan radikal bebas dan mencegah kerusakan pada sel-sel tubuh. 

Semakin gelap warna hijau pada sayuran, maka semakin banyak zat gizi yang terkandung di dalamnya. Selain rendah kalori, sayuran berdaun hijau gelap juga kaya akan vitamin A, B, C, K, kalium, dan serat. Kandungan zat besi di dalam sayuran berdaun hijau juga baik untuk membantu mencegah anemia pada Si Buah Hati. 

2. Kacang polong dan lentil

Melansir dari Healthline.com, kacang polong dan lentil merupakan sumber vitamin B, zat besi, magnesium, kalium, dan seng yang sangat baik. Bahkan, lentil juga merupakan sumber protein dan serat nabati yang baik dikonsumsi secara rutin oleh Si Buah Hati.

Baca Juga: Manfaat Susu Tinggi Protein dan Kalsium

3. Ikan seperti salmon dan sarden

Makanan yang mengandung kalsium tinggi untuk anak selanjutnya adalah ikan, seperti salmon dan sarden. Ikan salmon merupakan sumber asam lemak omega 3, sejenis lemak sehat untuk jantung yang dapat mengurangi peradangan dan mendukung kesehatan otak. Selain itu, ikan salmon juga kaya akan vitamin B12 yang diperlukan untuk memproduksi sel darah merah dan mengatur kesehatan sistem saraf pusat.

4. Tempe dan tahu 

Kebutuhan kalsium untuk anak juga bisa dipenuhi dengan pemberian tempe dan tahu sebagai asupan makanan sehari-hari. Tempe dan tahu merupakan dua sumber protein nabati yang bisa digunakan sebagai pengganti daging. Tempe mengandung lebih banyak tembaga, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B6, fosfor, dan magnesium jika dibandingkan dengan tahu. Sementara itu, tahu kaya akan kalsium, selenium, dan vitamin B1.

5. Jus  

Jus nanas dan jeruk mengandung kalium dan magnesium dalam jumlah yang signifikan, serta menjadi sumber beberapa vitamin dan mineral. Misalnya jus jeruk adalah sumber vitamin C dan folat, jus nanas merupakan sumber mangan, vitamin C dan vitamin B. 

Selain makanan bergizi, Bunda bisa melengkapi kebutuhan kalsium untuk anak usia sekolah dengan memberikan DANCOW FortiGro setidaknya dua kali sehari, di pagi dan malam hari sebelum tidur. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral dapat mendukung proses belajar, dan menudukung tumbuh kembang anak agar berjalan optimal.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Image Article
Kalsium untuk Anak: Kenapa Penting untuk Si Kecil?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pahami Tabel Gizi Anak untuk Pertumbuhan Si Buah Hati

Published date

bagi setiap orang tua. Salah satu caranya adalah dengan memahami tabel gizi anak untuk mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan kesehatan tubuh Si Buah Hati secara menyeluruh.

Sayangnya, memahami tabel kebutuhan gizi anak sesuai usia juga bisa menjadi hal yang cukup rumit bagi beberapa orang, apalagi dengan banyaknya angka dan istilah yang membingungkan. Untuk memastikan status gizi anak dan mempermudah Bunda dalam memahami kebutuhan gizi harian yang harus dipenuhi untuk mendukung pertumbuhan Si Buah Hati, yuk simak penjelasannya berikut ini!

Tabel Gizi Anak Usia Sekolah

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa tabel gizi anak merupakan salah satu alat bantu yang bisa mempermudah orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati. Dari tabel ini, Bunda bisa mengetahui apa saja gizi yang harus dipenuhi, mulai dari energi, protein, lemak, dan karbohidrat yang berperan penting dalam membantu pertumbuhan dan proses belajar anak usia sekolah.

Beberapa indikator lainnya yang juga dicantumkan dalam tabel gizi anak antara lain tinggi badan, berat badan, serta ukuran tulang dan gigi. Berikut ini penjelasan dari tabel kebutuhan gizi anak sesuai usia sekolah yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

1. Anak usia 7–9 tahun

Pada umumnya memiliki berat badan 25 kg dan tinggi badan 120 cm. Kalori yang dibutuhkan anak usia ini adalah sebesar 1800 kkal, dengan kebutuhan gizi sebagai berikut:

  • Protein: 40–45 gram 

  • Lemak: 55 gram

  • Karbohidrat: 250 gram

  • Serat: 23 gram

  • Air: 1650 ml

2. Anak laki-laki usia 10–12 tahun 

Anak usia ini setidaknya memiliki berat badan sebesar 35 kg dan tinggi badan 138 cm. Kebutuhan kalori harian yang harus dipenuhi adalah sebesar 2050 kkal dengan kebutuhan gizi sebagai berikut: 

  • Protein: 50 gram 

  • Lemak: 65 gram

  • Karbohidrat: 300 gram

  • Serat: 28 gram

  • Air: 1850 ml 

Baca Juga: Tips Penuhi Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

3. Anak perempuan usia 10–12  tahun 

Pada usia ini, anak-anak memiliki berat badan setidaknya 38 kg dengan tinggi badan 145 cm. Pada usia ini, kebutuhan kalori hariannya sebesar 1900 kkal dengan kebutuhan gizi sebagai berikut:

  • Protein: 55 gram 

  • Lemak: 65 gram

  • Karbohidrat: 280 gram

  • Serat: 27 gram

  • Air: 1850 ml  

Usia/Jenis Zat Gizi 

Protein 

Lemak

Karbohidrat

Serat

Air

Usia 7 –9 tahun

40–45 gram 

55 gram

250 gram

23 gram

1650 ml

Laki-laki usia 10–12 tahun

50 gram

65 gram

300 gram

28 gram

1850 ml

Perempuan usia 10–12 tahun 

55 gram

65 gram

280 gram

27 gram

1850 ml

 

Pentingnya Memahami Tabel Gizi Anak untuk Dukung Tumbuh Kembangnya

Memahami tabel kebutuhan gizi anak sesuai usia membantu orang tua untuk memastikan bahwa anak-anaknya mendapatkan asupan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan harian. Tak hanya membantu mencegah terjadinya kekurangan gizi, tetapi juga membantu pencegahan kelebihan gizi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas pada anak-anak usia sekolah.

Memahami status gizi anak juga memungkinkan orang tua untuk memberikan makanan yang lebih bijak, mampu mengatur porsi makan yang baik, dan memahami jenis makanan yang dapat mendukung fungsi tubuh dan perkembangan otak anak usia sekolah. Dengan memahami tabel gizi anak orang tua juga membantu mempersiapkan masa depan anak yang lebih baik.

Tips Penggunaan Tabel Gizi Anak Dalam Menyusun Menu Makan Si Buah Hati

Agar tetap sehat dan dapat mempertahankan berat badan yang sehat, Si Buah Hati juga tetap harus aktif secara fisik dan makan dengan jumlah gizi yang tepat untuk menyeimbangkan energi yang mereka gunakan. Berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda simak:

  1. Menyediakan makanan dari 5 kelompok makanan seperti buah, sayuran, biji-bijian, daging tanpa lemak, dan susu.
  2. Sesuaikan takaran porsi makanan sesuai dengan kebutuhan harian anak menurut usianya.
  3. Membatasi asupan makanan yang mengandung lemak jenuh, garam tambahan, atau gula tambahan. 
  4. Mencukupi kebutuhan air minum.

Selain makanan bergizi, Bunda bisa melengkapi kebutuhan gizi harian Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW FortiGro setidaknya dua kali sehari, di pagi hari dan malam sebelum tidur. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral dapat mendukung proses belajar, terutama dalam meningkatkan semangatnya untuk belajar.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Image Article
Pahami Tabel Gizi Anak untuk Membantu Pertumbuhan Si Buah Hati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off