Cara Memilih Susu Tinggi Protein dan Kalsium untuk Si Buah Hati

Published date

Dalam mendukung tumbuh kembang anak agar berjalan lebih optimal, banyak orang tua memberikan susu tinggi protein dan kalsium sebagai pelengkap kebutuhan gizi Si Buah Hati. Hal ini karena kandungan nutrisinya dapat mendukung pembentukan tulang yang kuat dan pertumbuhan otot yang optimal di masa pertumbuhan anak usia sekolah. 

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara memilih susu tinggi protein yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan gizi harian Si Buah Hati, sehingga asupannya dapat terpenuhi dengan baik. Agar tidak salah pilih produk, yuk simak penjelasannya berikut ini!

Pahami Kebutuhan Gizi Anak Sesuai Usianya

Pada anak usia sekolah, kebutuhan kalori yang harus dipenuhi menurut Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebesar 1800–2050 kkal, termasuk asupan kalsium sebesar 1000–1200  miligram dan 50–55 gram protein setiap harinya. Kebutuhan asupan gizi ini bisa berasal dari makanan bergizi seimbang dan juga dilengkapi dengan pemberian susu tinggi protein dan kalisum untuk anak yang sesuai dengan usianya. 

Semakin bertambahnya usia dan aktivitas Si Buah Hati, maka semakin besar pula kebutuhan kalori yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan gizi anak menjadi tugas utama bagi setiap orang tua untuk memastikan Si Buah Hati tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Cek Label Nutrisi Pada Kemasan Susu

Pada dasarnya, label nutrisi yang berisi informasi seputar produk seperti ukuran saji, kalori, dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam kemasan akan sangat berbeda untuk setiap produk makanan atau minuman yang kita jumpai di pasaran. Namun, kita tetap dapat mempelajarinya, sehingga bisa dijadikan juga sebagai cara memilih susu tinggi protein yang tepat. Berikut ini beberapa informasi penting yang biasanya terdapat dalam label nutrisi kemasan susu:

1. Informasi penyajian 

Saat melihat label fakta nutrisi yang terdapat dalam kemasan susu, coba perhatikan jumlah sajian dalam kemasan (sajian per kemasan) dan ukuran sajiannya. Ukuran penyajian distandarisasi untuk memudahkan membandingkan dengan minuman serupa. Informasi ini biasanya diberikan dalam satuan yang sudah dikenal, misalnya jumlah gram (g) untuk menunjukkan jumlah yang biasanya dikonsumsi oleh orang, bukan rekomendasi berapa banyak seseorang harus makan atau minum.

Penting untuk dipahami bahwa semua jumlah nutrisi yang tertera pada label, termasuk jumlah kalori, mengacu pada ukuran penyajian. Perhatikan ukuran porsi, terutama berapa banyak porsi yang ada dalam kemasan makanan. 

2. Kalori

Kalori menunjukkan berapa banyak energi yang didapatkan dari mengonsumsi satu porsi makanan atau minuman. Misalnya, jika seseorang menghabiskan satu kemasan susu dengan jumlah penyajian sebanyak 20 cangkir, sedangkan dalam satu cangkir susu (250 ml) mengandung 150 kalori, maka seseorang akan mengonsumsi 20 porsi atau 3.000 kalori.

Untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat, penting untuk menyeimbangkan jumlah kalori yang dikonsumsi dengan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya. Alih-alih memaksimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati, memberikan susu dengan porsi yang berlebihan justru dapat memicu risiko kelebihan berat badan atau obesitas.

3. Label nutrisi

Bagian ini menunjukkan beberapa nutrisi utama yang berdampak pada kesehatan tubuh, termasuk yang terdapat dalam kandungan susu tinggi protein dan kalsium. Bunda bisa menggunakan label tersebut untuk mendukung kebutuhan gizi anak usia sekolah. Pilihlah produk susu yang mengandung lebih banyak nutrisi yang ingin dioptimalkan dan mengandung sedikit kandungan yang ingin dibatasi untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati.

Beberapa kandungan nutrisi yang harus dikurangi antara lain lemak jenuh, natrium, dan gula tambahan karena dapat memicu penyakit kardiovaskular dan tekanan darah tinggi. Kandungan gula tambahan yang tinggi juga dapat mempersulit pemenuhan kebutuhan nutrisi penting bagi Si Buah Hati.

Kandungan gula pada makanan atau minuman dapat mengandung gula alami dan gula tambahan. Gula alami adalah kandungan gula yang secara alami sudah terkandung pada makanan atau minuman tertentu, seperti buah-buahan dan susu sapi. Sementara gula tambahan adalah gula yang melewati proses pembuatan, seperti sukrosa, dekstrosa, dan juga sirup gula. 

Pada informasi gizi di kemasan produk juga tercantum total gula, mencakup kandungan gula alami dan gula tambahan. Pada anak usia sekolah, batas konsumsi total gula yang dianjurkan adalah sebanyak 6 sendok teh gula (25 gram)..

4. Persen Nilai Harian (%DV)

Persen Nilai Harian (%DV) adalah persentase dari nilai harian untuk setiap zat gizi dalam satu porsi makanan. Nilai harian adalah jumlah referensi (dinyatakan dalam gram, miligram, atau mikrogram) nutrisi yang harus dikonsumsi atau tidak boleh dilebihkan setiap hari. %DV menunjukkan seberapa banyak nutrisi dalam satu porsi makanan berkontribusi pada total diet harian dan membantu menentukan apakah satu porsi makanan tinggi atau rendah nutrisi.

Untuk mempermudah, berikut ini panduan umum untuk % DV:

  • 5% DV atau kurang dari suatu zat gizi per porsi dianggap rendah

  • 20% DV atau lebih dari satu zat gizi per porsi dianggap tinggi

Dari persentase ini, maka sebaiknya pilih produk makanan atau minuman dengan:

  • %DV lebih tinggi untuk serat pangan, vitamin d, kalsium, zat besi, dan kalium

  • % DV lebih rendah untuk lemak jenuh, natrium, dan gula tambahan

Baca Juga: Manfaat Susu DANCOW Full Cream untuk Anak

Cara Memilih Susu yang Sesuai dengan Kebutuhan dan Usia Si Buah Hati

Susu yang baik dikonsumsi anak usia sekolah adalah yang terbuat dari susu sapi. Sebab susu sapi utuh mengandung sekitar 87% air, 13% sisanya merupakan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang baik untuk meningkatkan kepadatan tulang serta mendukung proses tumbuh kembangnya. Berikut ini beberapa cara memilih susu yang bisa disimak:

  1. Sesuaikan dengan kebutuhan anak seusianya. Khusus untuk anak usia sekolah, pilih susu yang dapat mendukung pertumbuhan dan kepadatan tulangnya yang hadir dalam berbagai macam varian rasa favorit Si Buah Hati.
  2. Cara memilih susu tinggi protein tentu dengan melihat kandungan protein di dalamnya sebagai sumber energi, membentuk otot, memproduksi hormon dan sel, meningkatkan metabolisme, menjaga daya tahan tubuh, memperkuat tulang, serta mengantarkan gizi ke bagian-bagian dalam tubuh. Kebutuhan protein anak usia sekolah adalah 50–55  gram setiap harinya.
  3. Mengandung kalsium untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, membantu kontraksi otot, stimulasi saraf, dan menjaga tekanan darah. Kebutuhan kalsium harian anak usia sekolah sekitar 1000–1200 miligram setiap harinya. Agar penyerapan kalsium berjalan optimal, pastikan juga untuk memilih susu yang dilengkapi dengan kandungan vitamin D untuk menjaga metabolisme kalsium sehingga berperan langsung terhadap kesehatan tulang.
  4. Dilengkapi dengan kandungan vitamin A untuk menjaga kesehatan mata dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Si Buah Hati.
  5. Mengandung vitamin C yang berperan sebagai antioksidan dan penting untuk ketahanan tubuh sekaligus membantu menyerap zat besi. 
  6. Vitamin B kompleks, yaitu vitamin B1, B2, B3, serta B6 yang berperan untuk mendukung kemampuan memori dan meningkatkan mood belajar.
  7. Diperkaya zat besi dan zink. Zat besi berperan dalam menjaga metabolisme, termasuk penyimpanan oksigen dan mengantarkannya ke bagian tubuh yang membutuhkan, sedangkan zink penting untuk menjaga fungsi imunitas dan kesehatan saraf. 

Beberapa manfaat susu tinggi protein dan kalsium untuk anak usia sekolah antara lain:

1. Peran protein bagi tumbuh kembang Si Buah Hati

Merupakan makronutrien yang mempunyai peranan sangat penting bagi tubuh manusia. Protein terdiri dari unsur-unsur pembentuk protein yang disebut asam amino yang sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang anak dan juga beberapa fungsi lain seperti:

  • Mempercepat proses metabolisme.
  • Membentuk otot.
  • Mendukung fungsi sistem imun tubuh.
  • Menjadi “pembawa pesan” yang mengkoordinasikan sel-sel, jaringan, dan organ di seluruh tubuh. 

2. Peran kalsium bagi tumbuh kembang Si Buah Hati

Selain protein, susu juga merupakan sumber kalsium terbaik yang dapat dikonsumsi oleh anak usia sekolah. Kalsium merupakan mineral penting untuk membangun tulang dan gigi yang kuat selama masa pertumbuhan (anak dan remaja) sekaligus membantu meningkatkan kinerja jantung, sehingga sangat baik untuk membantu proses tumbuh kembang anak agar berjalan lebih optimal.

Rekomendasi susu tinggi protein dan kalisum untuk anak yang bisa Bunda berikan sebagai pelengkap pemenuhan gizi harian anak usia sekolah adalah DANCOW FortiGro Full Cream. 

DANCOW FortiGro Full Cream adalah susu yang diformulasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak dan seluruh anggota keluarga. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro Full Cream memiliki kandungan tinggi protein dan kalsium yang merupakan salah satu komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan, juga berperan dalam membantu pembentukan tulang dan gigi. Selain itu, DANCOW FortiGro Full Cream juga mengandung tinggi zat besi dan zink yang dapat mendukung proses belajar serta daya tahan tubuh. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Selain Full Cream tersedia juga varian lain yaitu Instant dan Cokelat, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan varian rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Setelah memahami cara membaca label nutrisi dalam kemasan produk, semoga Bunda tak perlu bingung lagi saat memilih susu tinggi protein dan kalsium untuk dukung tumbuh kembang Si Buah Hati, ya.

Image Article
cara memilih susu tinggi protein
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Parenting Anak Usia 6 Tahun untuk Kemandirian dan Kreativitas

Published date

Bagi orang tua, parenting anak usia 6 tahun merupakan momen yang penuh tantangan sekaligus sangat menyenangkan. Sebab pada usia ini anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dan memiliki kemampuan untuk berpikir lebih kompleks. Kondisi inilah yang mendorong anak untuk mengeksplorasi segala sesuatu tentang dunia di sekitar mereka dengan lebih mandiri dan kreatif. Oleh karena itu, penting sekali untuk menerapkan cara merawat anak usia 6 tahun yang tepat untuk mendukung tumbuh kembangnya agar berjalan optimal.

Tahapan Perkembangan Anak Usia 6 Tahun

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, membangun kemandirian dan kreativitas anak merupakan salah satu tugas penting bagi setiap orang tua. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan anaknya agar dapat hidup mandiri saat dewasa nanti. Sebelum memahami bagaimana cara mendidik anak SD usia 6 tahun agar cerdas, mandiri, dan kreatif, penting juga untuk mengetahui tahapan perkembangan anak pada anak usia dini.

1. Perkembangan motorik dan fisik

Di usia 6 tahun Si Buah Hati mampu mengendalikan otot tangan, bahu dan pergelangan tangan hampir mencapai tingkat kesempurnaan seperti orang dewasa. Keterampilan ini meliputi keterampilan untuk makan, berpakaian, merawat diri sendiri, menulis, menangkap dan melampar bola, serta membantu melakukan pekerjaan rumah. Perkembangan motorik pada kaki juga pada dasarnya akan semakin meningkat. Beberapa keterampilan yang terlihat meliputi berlari, melompat tinggi, meluncur, melompat jauh, mendaki, berenang, mengendarai sepeda roda tiga atau roda dua.

2. Perkembangan sosial-emosional

Memasuki usia sekolah, Si Buah Hati mulai belajar mandiri namun ada kalanya mereka akan merasa cemas karena mulai berpisah dari orang tuanya. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi saat-saat yang membuat frustrasi, seperti ketika kesulitan menguasai keterampilan baru di sekolah atau ketika mereka kalah dalam permainan bersama teman. Tak hanya itu saja, pada usia ini Si Buah Hati ini juga rentan terhadap kecemburuan, termasuk persaingan antar saudara maupun teman. Oleh karena itu, anak usia 6 tahun masih membutuhkan bimbingan orang tuanya dalam mengelola emosi yang dimilikinya.

3. Perkembangan kognitif

Pada usia 6 tahun, daya ingat Si Buah Hati akan semakin meningkat, mampu melihat hubungan sebab-akibat, dapat mengelompokkan benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna, mampu mengerjakan soal matematika sederhana, dan semakin mulai dapat berpikir secara kompleks. 

4. Perkembangan bahasa-komunikasi

Anak usia 6 tahun juga sedang melalui tahap awal perkembangan bahasa. Di tahapan ini, Si Buah Hati belajar menyampaikan pendapat, mengekspresikan perasaan, dan menceritakan pengalamannya melalui kata-kata. Pengucapan anak di usia ini sudah baik dan mudah dimengerti orang dewasa, sehingga mereka juga sudah bisa terlibat dalam obrolan sehari-hari. Tak jarang juga anak usia 6 tahun yang sudah bisa membaca buku untuk anak seusianya dan menceritakan kembali sesuatu yang mereka baca atau tonton di televisi.

Baca Juga: Cara Mengembangkan Kreativitas Anak SD

Tips Parenting Anak Usia 6 Tahun agar Mandiri dan Kreatif

Bunda tidak perlu bingung, berikut ini beberapa cara mendidik anak sd usia 6 tahun agar cerdas, mandiri, dan kreatif yang bisa diterapkan:

1. Ciptakan rutinitas dalam kehidupan sehari-hari

Sama seperti orang dewasa, menetapkan rutinitas yang konsisten setiap harinya juga sangat penting untuk memupuk kemandirian anak usia sekolah. Dengan adanya rutinitas yang sama dan diketahui oleh anak, mereka akan lebih siap dan terbiasa untuk melakukannya. 

Tak perlu rutinitas yang terlalu rumit, Bunda bisa memulainya dengan menerapkan kebiasaan seperti menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, menyiapkan seragam sekolah di pagi hari, menyiapkan peralatan sekolah, belajar, dan berbagai hal lainnya. Biarkan anak melakukannya sendiri, dengan begini mereka akan merasa bahwa orang tuanya percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya. 

2. Biarkan Si Buah Hati menentukan pilihannya sendiri

Cara mendidik anak SD usia 6 tahun agar cerdas dan mandiri selanjutnya adalah dengan membiarkan Si Buah Hati untuk memilih, namun tetap dibawah pengawasan Bunda. Misalnya dengan melibatkan mereka dalam memutuskan berbagai hal sendiri seperti pakaian yang akan dipakai, mainan yang akan dipilih, atau mata pelajaran apa yang akan mereka pelajari saat belajar di rumah. Pastikan untuk memberikan pujian saat mereka mampu mempertanggungjawabkan pilihannya ya, Bunda.

3. Berikan kesempatan bagi anak untuk memberikan bantuannya

Pada dasarnya, anak senang untuk memberikan bantuan. Tak hanya membantu memupuk kemandirian, hal ini juga bisa dijadikan sebagai cara bagi orang tua untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki rasa percaya yang tinggi pada kemampuan anaknya, sehingga anak menjadi lebih percaya diri. 

Bunda bisa mulai melibatkan Si Buah Hati dalam mengerjakan rutinitas harian, misalnya membantu memecahkan telur saat membuat kue, mencuci bahan masakan sebelum memasak, atau mengajaknya untuk belanja bulanan di supermarket.

4. Berikan tugas sederhana di rumah

Selain pekerjaan sekolah, cara merawat anak usia 6 tahun agar mandiri juga bisa dilakukan dengan memberikan tugas sederhana di rumah. Misalnya mencuci piring setelah makan, menyapu, atau membersihkan kamar tidurnya. Kemampuan inilah yang akan membantu Si Buah Hati hidup mandiri saat dewasa nanti.

5. Biarkan anak untuk memecahkan masalah

Membiarkan Si Buah Hati melakukan tugas yang menantang namun masih dalam batas kemampuannya dengan sedikit bantuan mampu membantu mereka belajar untuk memecahkan masalah dan bertahan dalam situasi menantang. Misalnya dengan membiarkan mereka mengikat tali sepatunya sendiri, mengancingkan seragam sekolah, atau membersihkan kamar tidurnya. Setelah mereka berhasil melaluinya, berikan pujian atas usaha yang dilakukannya ya, Bunda.

6. Biarkan anak bereksplorasi

Tips parenting anak usia 6 tahun agar cerdas dan kreatif juga bisa dilakukan dengan membebaskan anak untuk mengekspresikan diri melalui berbagai hal, mulai dari mewarnai, menyusun puzzle, atau membuat kerajinan tangan. Berikan komentar dan pujian atas usaha dan juga hasil karyanya, sehingga Si Buah Hati merasa dihargai, memiliki harga diri yang tinggi, dan tumbuh sebagai anak yang percaya diri.

Tak cukup hanya dengan beberapa hal di atas, parenting anak usia 6 tahun yang paling penting adalah memenuhi kebutuhan gizi harian anak dengan baik sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi  dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2019 yang sudah ditentukan untuk anak usia sekolah. Selain makanan bergizi seimbang seperti sayur, protein, dan buah-buahan yang kaya akan vitamin serta mineral, Bunda juga bisa melengkapinya dengan memberikan DANCOW FortiGro dua kali setiap harinya pada pagi dan malam hari sebelum tidur. 

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun . Ketika memasuki usia sekolah, kebutuhan gizinya berbeda dibandingkan tahapan sebelumnya. DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Segelas DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kombinasi unik DHA dan zat besi yang dapat membantu proses belajar Si Buah Hati. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti tinggi vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan box)
  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti tinggi  zat besi, zink, vitamin A, C, & D
  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak sebagai bekal sekolah, di sela-sela aktivitasnya di sekolah maupun di rumah, atau pun dalam perjalanan. Dengan begini, momen parenting anak usia 6 tahun akan terasa jadi lebih menyenangkan, Bunda. Selamat mencoba!

Image Article
tips parenting anak usia 6 tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Manfaat waktu tidur anak

Published date

Waktu tidur anak merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan dan perkembangan optimal pada tahap pertumbuhan. Kualitas dan jumlah tidur yang cukup akan memberikan dampak positif terhadap kognisi, emosi, dan kesejahteraan umum anak-anak. 

Manfaat dari waktu tidur anak yang lebih awal dan rutinitas tidur yang teratur lebih dari sekadar memastikan Si Buah Hati mendapat tidur yang cukup. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas waktu tidur yang konsisten berkaitan dengan tidur yang sehat pada anak kecil. 

Misalnya, batita yang melakukan rutinitas yang sama setiap malam cenderung memiliki waktu tidur lebih awal, tertidur lebih cepat, dan terbangun lebih sedikit di malam hari. Namun, manfaatnya mungkin tidak hanya itu saja. 

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa mengikuti rutinitas waktu tidur anak, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, dapat membantu meningkatkan keterampilan bahasa, membaca, dan menulis, serta berdampak positif pada cara mereka mengelola emosi. Kemajuan dalam perkembangan ini akan dapat membentuk ikatan orang tua-anak yang lebih kuat dan menghasilkan lingkungan keluarga yang lebih bahagia. 

Menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM), anak usia prasekolah (3-5 tahun) membutuhkan tidur selama 10-13 jam per malam, sementara anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) membutuhkan tidur selama 9-12 jam per malam. Setiap anak memiliki kebutuhan tidur yang berbeda, namun memenuhi durasi tidur yang direkomendasikan akan memberikan dukungan penting bagi perkembangan mereka.

Baca Juga: Kualitas Tidur Bantu Tingkatkan Kecerdasan Anak

Efek jangka panjang 

Selain berdampak pada komunikasi dan perilaku, kurang tidur juga dapat menimbulkan dampak fisik dalam jangka panjang. Sebuah studi penelitian terhadap hampir 1000 anak mengeksplorasi apakah anak-anak usia prasekolah yang memiliki waktu tidur anak yang lebih awal memiliki risiko lebih rendah terkena obesitas pada masa remaja.

Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak kecil yang tidur lebih awal pada hari kerja (atau sebelum jam 8 malam) memiliki kemungkinan setengah kali lebih kecil untuk mengalami obesitas dibandingkan anak-anak yang memiliki waktu tidur terlambat saat mereka sudah remaja.

Penelitian baru, yang dilakukan pada anak-anak berusia antara tiga dan lima tahun, meneliti dampak rutinitas sebelum tidur. Para peneliti mengukur konsep anak tentang warna, angka, huruf, ukuran, dan bentuk sebagai cara untuk menilai kesiapan sekolah. Rutinitas waktu tidur yang optimal (yang mencakup konsistensi, menyikat gigi, membaca buku, dan menghindari camilan dan minuman sebelum tidur) pada anak-anak prasekolah dikaitkan dengan skor kesiapan sekolah yang lebih tinggi, serta kesehatan gigi yang lebih baik. 

Adapun pengaruh teknologi terhadap waktu tidur anak juga perlu diperhatikan. Penggunaan gadget dan paparan cahaya biru dari layar elektronik dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur siklus tidur. Disarankan untuk menghindari penggunaan gadget pada waktu tidur anak atau setidaknya membatasi waktu penggunaan mereka sebelum tidur.

Mengikuti rutinitas waktu tidur anak yang teratur pada waktu yang sama setiap malam—misalnya memandikan balita, memakaikan piyamanya, membantunya menyikat gigi, dan membaca cerita bersama—juga dikaitkan dengan peningkatan kesehatan secara keseluruhan. Jadi, jika Bunda belum menerapkan rutinitas tidur sebelum tidur, sekaranglah saatnya untuk melakukannya. 

Image Article
Manfaat waktu tidur anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Si Buah Hati Tahu Berapa Banyak yang Ia Butuhkan

Published date

Kebutuhan ASI bayi 0-6 bulan merupakan masalah yang sering dihadapi oleh para orangtua. Hal ini bisa menjadi sumber kekhawatiran dan keraguan, karena Si Buah Hati memerlukan gizi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pernahkah Bunda mendorong bayi Bunda untuk menghabiskan susu yang diberikan? Bunda tidak sendiri. Banyak orang tua dan pengasuh yang mendesak anak-anak mereka untuk minum susu hingga habis, karena percaya bahwa itu yang terbaik untuk mereka. Namun, ini bukanlah ide yang bagus. Tidak perlu terlalu mendorong atau menekannya untuk minum lebih banyak dari yang diinginkannya.

Bayi tahu yang terbaik

Menyusui menawarkan banyak manfaat kesehatan dan kognitif bagi bayi, juga dapat mengurangi risiko masalah kesehatan jangka panjang baik pada ibu dan bayi. Selain itu, menyusui secara langsung dapat meningkatkan ikatan atau bonding antara ibu dengan si kecil. Ada kalanya Bunda tidak dapat menyusui secara langsung dan harus memberikan ASI melalui media pemberian ASI, seperti ketika Mama berjauhan dengan si kecil, pergi bekerja, atau sedang sakit. Apapun media yang digunakan, biarkan bayi Bunda memutuskan kapan dia kenyang dan selesai meminum susuBunda dapat memperhatikan apakah dia kehilangan minat untuk minum, memalingkan muka, atau menjadi tenang dan puas. 

Baca Juga: Cara Jitu Mengatasi Si Buah Hati Susah Makan

Ketika Sudah Merasa Cukup

Penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa orang tua cenderung lebih baik dalam mengenali tanda-tanda lapar dibandingkan tanda kenyang. Perhatikan kembali apakah bayi Bunda kehilangan minat untuk minum, memalingkan muka, atau menjadi tenang dan puas. Hal ini menjadi tanda bayi sudah kenyang dan merasa cukup. Tingkat pertumbuhan yang stabil lebih sehat bagi bayi.

Kesimpulannya, kenali tanda kenyang bayi sebagai tanda kecukupan akan kebutuhan ASI, berikan perhatian ekstra untuk memahami gestur yang ia berikan. Namun, jangan lupa untuk tetap berkonsultasi dengan dokter anak kesayangan Bunda untuk memantau tumbuh kembang Si Buah Hati agar tetap optimal ya, Bunda!

Image Article
Kebutuhan ASI Bayi yang Perlu Bunda Pahami
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk, Baca Label Kemasan DANCOW dengan Teliti Sebelum Membeli!

Published date

Sebagai orang tua, Bunda pasti berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik bagi anak. Salah satunya dengan memilih susu DANCOW sebagai susu pertumbuhan Si Buah Hati.

Apa saja yang perlu diperhatikan dari label susu DANCOW? Ikuti langkah-langkah berikut ini, ya Bunda! 

Cek Logo Halal dan Nomor BPOM

Hal pertama yang perlu Bunda perhatikan pada kemasan susu DANCOW adalah keberadaan logo halal dan juga nomor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pada kemasan susu DANCOW, logo halal dan nomor BPOM bisa Bunda temukan di sisi depan kemasan bagian pojok kiri bawah.

Logo halal pada kemasan merupakan tanda bahwa produk pangan yang dimaksud telah memiliki sertifikasi halal. Sementara nomor BPOM menjadi bukti produk sudah mendapatkan izin edar dari BPOM.

Periksa Tabel Informasi Nilai Gizi

Selanjutnya, Bunda juga perlu memeriksa tabel informasi nilai gizi yang terdapat pada bagian sisi samping kanan kemasan susu DANCOW.

Dalam tabel tersebut akan tertera informasi mulai dari aturan takaran saji dan jumlah energi yang dapat diperoleh untuk tiap takaran saji.

Serta terdapat rincian nilai gizi dalam produk susu, seperti jumlah lemak, protein, karbohidrat, hingga vitamin dan mineral yang terkandung di dalam produk susu.

Pencantuman tabel informasi nilai gizi pada kemasan tersebut juga harus sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh BPOM. Berikutnya yang perlu Bunda perhatikan dari label kemasan susu DANCOW adalah kode produksi dan tanggal kedaluwarsa.

Kode produksi merupakan kombinasi nomor yang memuat informasi mengenai riwayat produksi, nomor batch dan atau waktu produksi. Kode produksi ini wajib dicantumkan pada bagian kemasan yang mudah dilihat dan dibaca.

Sedangkan, tanggal kedaluwarsa merupakan keterangan batas akhir suatu produk pangan yang dapat dijamin mutunya, sepanjang disimpan sesuai petunjuk dari produsen.

Keterangan kedaluwarsa ini minimal memuat informasi bulan dan tahun. Bisa juga ditambahkan tanggal. Selain itu, biasanya didahului dengan tulisan "Baik digunakan sebelum / Best before".

Harap diperhatikan untuk keterangan kedaluwarsa, ya Bunda. Karena setelah melewati waktu yang ditentukan kondisi produk akan mulai kehilangan nilai gizinya sehingga manfaat yang diperoleh juga akan berkurang.

Kode produksi dan tanggal kedaluwarsa pada kemasan susu DANCOW bisa Bunda temukan di bagian atas kemasan.

Jangan mengonsumsi susu melewati tanggal kedaluwarsa yang tertera pada kemasan agar Si Buah Hati mendapatkan manfaat susu DANCOW secara optimal. 

Baca Juga: Apa Fungsi Laktosa pada Susu Pertumbuhan? Cek di Sini!

Kandungan Gizi Susu DANCOW

Susu DANCOW memiliki kandungan berbagai gizi yang penting bagi tumbuh kembang anak, di antaranya DHA, zat besi, serta omega 3 & 6. DANCOW juga tinggi kalsium, protein, vitamin D, A, C, E dan zinc. Juga mengandung mineral seperti kalium, fosfor, magnesium dan selenium.

Diformulasikan untuk anak Indonesia, mengonsumsi susu DANCOW dapat dukung Si Buah Hati tumbuh cerdas.

Susu DANCOW tersedia dalam berbagai kategori, yakni DANCOW 1+ Imunutri untuk anak usia 1-3 tahun yang tersedia dalam varian rasa DANCOW vanila dan madu.

Kemudian, DANCOW 3+ Imunutri untuk anak prasekolah usia 3-5 tahun. Tersedia dalam varian rasa madu, vanila, dan cokelat. Juga ada susu DANCOW 5+ tahun, yang tersedia dalam varian rasa madu, vanila, dan cokelat.

Kabar baiknya, seluruh rangkaian DANCOW 1+,3+ dan 5+ juga sudah 0 gram sukrosa lho, Bunda. Melansir dari Healthline, sukrosa merupakan gula disakarida yang terbuat dari gabungan dua monosakarida, yaitu glukosa dan fruktosa. Sukrosa atau gula meja (gula pasir) merupakan jenis gula yang biasa digunakan sebagai tambahan pada makanan dan minuman manis, termasuk susu.

Selain memberikan rasa manis tambahan pada makanan atau minuman, sukrosa juga bisa menjadi sumber energi bagi tubuh untuk mendukung kinerja fungsi organ, sehingga kita dapat beraktivitas dengan nyaman. Sayangnya, penggunaan sukrosa secara berlebih dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan pada anak-anak, seperti obesitas, penyakit jantung, dan juga diabetes tipe 2.1

Nah, berbagai informasi nilai gizi produk DANCOW bisa Bunda temukan dalam tabel gizi susu DANCOW yang terdapat pada kemasan produknya.

Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan saat hendak membeli susu DANCOW. Jadi, jangan lupa, selalu perhatikan label kemasan sebelum membeli ya, Bunda!

Disclaimer

Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya. Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.

 

Sumber:

  1. Sucrose, Glucose, Fructose. What Are They?. Retrieved October 24 2024, rom https://www.healthline.com/nutrition/sucrose-glucose-fructose#what-are-they

Image Article
Yuk, Baca Label Kemasan DANCOW dengan Teliti Sebelum Membeli!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Waktu makan keluarga penting

Published date

Duduk dengan keluarga dan makan bersama adalah salah satu kebahagiaan dalam hidup yang sederhana. Ini adalah kesempatan bagi batita Bunda untuk belajar bagaimana waktu makan bisa menjadi pengalaman bersama yang menyenangkan, penuh percakapan dan tawa. Dan manfaatnya tidak hanya sampai di situ. Makan bersama keluarga adalah bagian penting dalam membantu batita Bunda belajar menyukai berbagai makanan bergizi. Jika seluruh keluarga sebagai panutan, batita Bunda akan terdorong untuk mencoba, dan menikmati, makanan sehat dan seimbang seperti yang Bunda makan.

Meskipun kehadiran batita di meja makan kadang-kadang dapat membawa tantangan, menikmati makanan bersama dapat membantu keluarga tetap terhubung, dan juga dapat mengajarkan anak-anak kebiasaan makan yang sehat seumur hidup.

Duduklah di meja 

Saat anak Bunda semakin mahir untuk makan sendiri, inilah saat yang tepat untuk melanjutkan kebiasaan makan bersama sebagai satu keluarga sesering mungkin. Cobalah untuk membuat waktu makan konsisten dan libatkan anak Bunda sebanyak mungkin—mungkin dengan meminta dia membantu “menata” meja. Ini mungkin berarti meletakkan cangkir dan peralatan makannya sendiri di atas meja. Ikut serta dalam menyiapkan makanan secara rutin akan membantu batita Bunda terbiasa dengan rutinitas tersebut.

Batita Bunda dapat duduk satu meja bersama Bunda, namun tidak terlalu lama. Pastikan dia duduk dalam posisi yang nyaman dan dapat melihat anggota keluarga lainnya. Hindari gadget dan gangguan lainnya.

Saat menawarkan anak Bunda makanan bergizi dengan tekstur yang sesuai dengan usianya, lakukan yang terbaik untuk menjadi teladan dalam pola makan sehat. Tunjukkan padanya betapa Bunda menikmati makanan yang sama yang dia makan, dan bersemangatlah untuk mencoba rasa baru.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Menyemangati dengan lembut

Jika anak Bunda enggan mencoba makanan baru, teruslah menawarkannya dan memberikan semangat tanpa memaksanya. Sebuah penelitian baru-baru ini mengamati cara orang tua mendesak, atau mendorong, batita mereka untuk mencoba makanan baru. Hasilnya menunjukkan bahwa kata-kata penyemangat, jika digunakan dalam jumlah sedang, dapat membantu memperkenalkan makanan baru kepada batita.

“Rata-rata, dibutuhkan sekitar 2,5 dorongan sebelum seorang anak mau mencoba makanan baru, jadi sedikit upaya pun pasti ada gunanya,” kata Lisa Fries, PhD, Spesialis Ilmu Perilaku di Nestlé Research di Swiss. “Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang paling banyak makan sayur memiliki orang tua yang menggunakan kata-kata penyemangat daripada imbalan atau tekanan yang tidak semestinya. Kata-kata penyemangat mencakup mengapa anak harus mencicipi makanan tersebut, manfaat kesehatannya (“akan membuat kamu besar dan kuat”), atau perbandingannya dengan makanan yang sudah dikenalnya (“seperti kismis besar”).”

Efek pada berat badan 

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang ikut makan bersama keluarga memiliki risiko kelebihan berat badan yang lebih kecil. Hal ini memerlukan perencanaan, kesabaran, dan ketekunan, dan hasil dari pertumbuhannya yang sehat sepadan dengan usaha yang dilakukan.

Mempraktikkan pemberian makan yang responsif—menciptakan lingkungan yang hangat dan positif untuk makan bersama keluarga, memperhatikan tBunda-tBunda lapar dan kenyang pada anak Bunda, dan menjadi teladan dalam memilih makanan yang bervariasi dan bergizi—juga akan membantunya menuju pola makan mandiri yang sehat.

Image Article
Waktu Makan Keluarga: Mengapa Makan Bersama Penting
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tingkatkan keyakinan Bunda untuk memberikan ASI

Published date

Seperti semua keterampilan baru dalam hidup, pemberian ASI memerlukan sedikit persiapan, kesabaran, dan latihan. Saat Bunda memulai, akan sangat bermanfaat jika Bunda berbicara dengan ibu menyusui dan pakar laktasi lainnya untuk mendapatkan tips, trik, dan saran.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Jadi sebelum si kecil lahir, luangkan waktu untuk bersiap:

  • Ikuti kelas pemberian ASI selama kehamilan. Selain mempelajari teknik-tekniknya, Bunda juga bisa bertemu dengan calon ibu di daerah lain yang dapat Bunda temui begitu bayi Bunda lahir dan saling membantu dalam mempraktikkan teori pemberian ASI Bunda.

  • Hubungi saudara atau teman dekat yang pernah atau sedang menyusui bayinya.

  • Bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Bunda tentang rencana Bunda untuk memberikan ASI secara eksklusif.

  • Diskusikan niat Bunda untuk memberikan ASI dengan keluarga dan bantuan apa yang dapat mereka berikan. 

  • Carilah konsultan laktasi di daerah Bunda dan catat perincian mengenai kontak mereka.

  • Cari tahu apakah ada kelompok pendukung ASI yang biasa berkumpul di wilayah Bunda. Meskipun tidak mengalami masalah apa pun, akan bermanfaat jika Bunda keluar dan menjumpai orang-orang yang baru pertama kali menyusui dan berbagi pengalaman.

  • Teliti peralatan apa saja yang menurut Bunda diperlukan, misalkan bantalan menyusui yang dapat membantu Bunda merasa nyaman saat menyusui. Pompa ASI akan berguna jika Bunda berencana memerah ASI.

Dengan berpikir ke depan selama kehamilan, Bunda akan membangun kepercayaan diri untuk memberikan si kecil ASI saat ia lahir. “Penelitian menunjukkan bahwa semakin percaya diri Bunda dalam memberikan ASI, semakin besar kemungkinan Bunda untuk terus melakukannya lebih lama,” kata Dr. Evelyn Spivey-Krobath PhD, ilmuwan nutrisi di Nestlé Nutrition. Jadi mulailah sekarang untuk belajar tentang pemberian ASI dan persiapan menyusui bayi Bunda!

Image Article
Bersiap memberikan ASI
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya pemberian makan yang responsif untuk kesehatan seumur hidup

Published date

Sebagai orang tua yang memperkenalkan si kecil pada makanan pendamping ASI saat ia berusia 6 bulan, Bunda mungkin akan sedikit memaksa bayi Bunda untuk makan “satu sendok lagi” atau menghabiskan apa yang ada di mangkuknya karena kuatir asupan nutrisinya kurang. Daripada berfokus pada seberapa banyak bayi Bunda makan, perhatikan sinyal darinya. 

Perhatikan, dengarkan, beri makan

Jika Bunda menawarkan makanan kepada bayi, mengenali dan merespons isyarat lapar dan kenyang pada waktu yang tepat, tanpa memaksakan atau membatasi seberapa banyak ia makan, adalah dasar dari pemberian makan yang responsif. Bayi Bunda tidak dapat menggunakan kata-kata untuk memberi tahu Bunda bahwa ia lapar, atau ia sudah kenyang, namun ia akan memberi tahu Bunda dengan cara lain.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Prinsip pemberian makan yang responsif:

  • menawarkan beragam makanan sehat pada waktu makan dan makanan ringan secara teratur

  • menciptakan lingkungan yang hangat dan mendukung saat waktu makan

  • mengenali tBunda-tBunda lapar dan kenyang pada bayi Bunda serta memberikan respons yang tepat

  • hanya memberikan makanan ketika bayi Bunda lapar, bukan sebagai hadiah atau hukuman

Ingatlah bahwa bayi dilahirkan dengan kemampuan untuk mengenali kapan mereka lapar atau kenyang. Setelah Bunda memberikan makanan pendamping ASI, bayi Bunda masih memiliki kemampuan untuk makan saat lapar dan berhenti saat kenyang. “Perhatikan isyarat bayi Bunda sekarang dan si kecil akan merasakan manfaat kesehatannya di kemudian hari,” tegas Lisa Fries, PhD, Ilmuwan Perilaku di Nestlé Research Center, Swiss. “Bayi yang orang tuanya mempraktikkan pemberian makan responsif cenderung mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan menjaga berat badan yang lebih sehat. Dengan memaksakan sesendok lagi, Bunda bisa jadi malah mengesampingkan kemampuan alami bayi untuk mengatur jumlah makanan yang dia konsumsi.”

“Selama Bunda memberikan makanan bergizi, dan memperhatikan tBunda-tBunda lapar dan kenyang pada bayi,” jelas Dr. Fries, “Bunda tidak perlu memaksanya untuk makan lebih banyak atau lebih sedikit dari yang ia pilih.” 

Image Article
Pentingnya Pemberian Makan yang Responsif
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengapa bayi Bunda perlu makan sepanjang hari

Published date

Pada usia 8-10 bulan, bayi Bunda perlu makan lebih sering daripada Bunda. Untuk mendapatkan nutrisi yang ia butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, berikan bayi Bunda makanan utama dan makanan kecil setiap hari—biasanya tiga kali makanan utama yang seimbang dan dua kali makan kecil bergizi.

Si kecil aktif dan energik, namun perutnya masih mungil dan perlu sering makan. Ia membutuhkan sekitar 700 kalori setiap hari, dan ASI menyediakan sekitar setengah kalorinya. Jadikan setiap gigitan makanan berarti, untuk memastikan ia mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya. Perutnya tidak boleh memuat makanan berkalori tinggi dan rendah nutrisi. 

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Setiap suapan penting

“Penelitian menunjukkan bahwa pada usia 12 bulan, anak-anak mendapatkan 25% kalorinya dari makanan ringan, dan sering kali dari makanan yang tidak tepat,” ujar Kathleen Reidy, DrPH, RD, Kepala, Ilmu Nutrisi dan Pemimpin Proyek Global dari Feeding Infants and Toddlers Study (FITS) di Nestlé Infant Nutrition di New Jersey, AS. “Inilah mengapa sangat penting untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan selalu sehat. Hindari makanan berkalori tinggi dan rendah nutrisi, seperti keripik, kue, dan minuman manis. Utamakan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran, dan berikan air putih daripada minuman manis.”

Image Article
Seberapa Sering Bayi Harus Makan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengapa batita membutuhkan serat dan biji-bijian utuh

Published date

Serat merupakan nutrisi penting untuk pertumbuhan tubuh karena dapat membantu pencernaan dan dapat membantu mencegah sembelit. Ini adalah jenis karbohidrat yang ditemukan dalam makanan nabati yang menjaga pergerakan di usus si kecil.

Namun, beberapa anak tidak mendapatkan cukup serat setiap hari. Rekomendasi mengenai berapa banyak serat yang dibutuhkan batita berbeda-beda di setiap negara. Beberapa pedoman menyatakan bahwa 10-14g per hari cocok untuk batita usia satu hingga tiga tahun.

Penelitian terbaru mengeksplorasi pola makan batita di seluruh dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Tiongkok, batita (usia 2-3 tahun) hanya mengonsumsi 4 gram serat sehari, sedangkan di Rusia, batita pada usia yang sama rata-rata mengonsumsi 12 gram serat dalam makanan sehari-harinya. Batita di AS (usia 1-2 tahun) memiliki rata-rata asupan serat 10g per hari, sedangkan balita di Meksiko (usia 1-4 tahun) mencapai 13g per hari.

Kabar baiknya adalah jika batita Bunda mendapatkan cukup serat dalam makanannya, kemungkinan besar kebutuhan nutrisi dan energi lainnya juga akan terpenuhi. Hal ini karena makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, lebih padat nutrisi dibandingkan makanan seperti kue dan permen. Air sangat penting agar serat dapat melewati tubuh, jadi jangan lupa untuk memberikannya kepada batita Bunda setiap kali makan. 

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang 

Biji-bijian utuh: cerita selengkapnya

Bertentangan dengan anggapan sebagian orang, biji-bijian utuh dan serat bukanlah hal yang sama. Makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh mengandung 100% biji-bijian asli—dedak, benih, dan endosperma. 

Biji-bijian utuh adalah pilihan yang sehat karena mengandung nutrisi penting, termasuk serat, yang tidak hilang dalam proses pembuatan makanan. Sebaliknya, biji-bijian olahan mungkin memiliki serat, zat besi, vitamin, atau nutrisi lain yang hilang melalui pengolahan. 

Banyak negara di dunia yang merekomendasikan lebih banyak biji-bijian utuh dalam menu makanan orang dewasa dan anak-anak, dan beberapa otoritas kesehatan menyarankan bahwa setengah dari biji-bijian yang kita makan sebaiknya berupa biji-bijian utuh. 

Tujuan keluarga

Ada kemungkinan, bukan hanya anak-anak yang kurang tercukupi. Banyak orang dewasa yang kurang mengonsumsi makanan kaya serat dan biji-bijian utuh. Jadilah teladan dan biarkan si kecil melihat Bunda membuat pilihan yang sehat saat makan. Kemungkinan dia ingin meniru Bunda, lalu Bunda berdua bisa menikmati manfaat kesehatan dari pola makan kaya serat dan biji-bijian utuh.

 

Image Article
Mengapa Batita Membutuhkan Serat dan Biji-bijian Utuh
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off