Bayi pasti mirip dengan ibunya?

Published date

Bunda mungkin berharap bayi Bunda mewarisi warna mata atau jenis rambut Bunda, tapi bagaimana dengan alergi Bunda? Jika Bunda menderita eksim, “demam”, atau asma, ada beberapa cara untuk mengurangi kemungkinan bayi menderita hal yang sama. 

Penyakit atopik mencakup kondisi umum seperti eksim, asma, alergi makanan, dan alergi lain yang bergejala termasuk pilek. Jika Bunda menderita penyakit atopik, kemungkinan besar bayi Bunda akan mengalami alergi dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita penyakit atopik. 

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Namun kabar baiknya, penularan alergi Bunda tidak mustahil untuk dihindari. Para ilmuwan telah menemukan bahwa bayi Bunda mungkin mendapat manfaat jika Bunda mengonsumsi suplemen probiotik tertentu selama kehamilan dan memberikannya kepada bayi Bunda melalui ASI. 

Berdasarkan penelitian, beberapa probiotik mungkin efektif dalam mengurangi risiko bayi Bunda terkena dermatitis atopik, atau eksim—kondisi alergi yang paling umum terjadi pada masa bayi. Probiotik yang digunakan dalam penelitian ini aman untuk Bunda dan bayi. Pastikan untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan Bunda untuk informasi lebih lanjut tentang jenis dan jumlah probiotik yang dapat bermanfaat bagi bayi Bunda.

Pemberian ASI juga dapat membantu mengurangi risiko si kecil terkena beberapa jenis alergi. Hal ini karena ASI mengandung berbagai faktor terpadu yang terus mematangkan sistem kekebalan tubuh bayi Bunda.

Image Article
Penularan alergi dari Bunda kepada bayi mungkin tidak bisa dihindari
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Asupan Bunda menentukan masa depan mereka

Published date

Sebagai calon ibu, tubuh Bunda melakukan pekerjaan paling menakjubkan di dunia – menciptakan kehidupan baru. Bayi Bunda yang sedang tumbuh bergantung pada Bunda untuk segala hal yang mereka butuhkan untuk berkembang. Itu sebabnya makanan ibu hamil menjadi penting. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa gen yang Bunda wariskan kepada bayi Bunda hanyalah sepenggal cerita – pilihan nutrisi yang Bunda buat sekarang dapat memengaruhi berat lahir bayi Bunda, serta kesehatannya, di tahun-tahun mendatang.

Mengapa diet Bunda penting

Para ilmuwan terkemuka sepakat bahwa nutrisi dan lingkungan selama 1.000 hari pertama kehidupan – mulai dari pembuahan hingga ulang tahun kedua anak – sangat memengaruhi kesehatan di kemudian hari. “Secara efektif kita memprogram risiko penyakit kronis pada anak-anak kita di masa depan, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular,” demikian penjelasan Dr. Sanjeev Ganguly, dokter anak dan Kepala Urusan Medis di Nestlé Nutrition. “Asupan yang baik selama kehamilan memberikan nutrisi pada tubuh Bunda sehingga nutrisi yang dibutuhkan bayi Bunda juga tersedia untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat.”

Meskipun memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi Bunda tampaknya adalah tanggung jawab yang besar, kabar baiknya adalah hal ini tidak rumit. Dan, meskipun beberapa wanita hamil mungkin merasa sulit untuk memenuhi rekomendasi nutrisi, banyak wanita lainnya hanya perlu melakukan beberapa perubahan kecil pada pola makan rutin mereka.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Makanlah makanan yang kaya nutrisi 

Saat Bunda hamil, kebutuhan nutrisi Bunda berubah karena Bunda memberi nutrisi pada tubuh bayi yang sedang tumbuh dan juga tubuh Bunda sendiri. “Bunda memerlukan sekitar 50% lebih banyak nutrisi penting untuk menciptakan lingkungan yang paling mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi Bunda,” jelas Dr. Ganguly. “Beberapa nutrisi penting, seperti asam folat, zink, serta vitamin A dan B12 membantu mendukung perkembangan sistem saraf bayi Bunda.”

Mengonsumsi makanan ibu hamil yang seimbang akan membantu tubuh Bunda yang tengah berubah untuk menciptakan lingkungan yang bergizi bagi bayi Bunda. Yang terpenting, makanan tersebut juga membantu si kecil mendapatkan semua yang ia butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat. Nutrisi yang tepat akan mendukung pertumbuhan sistem kekebalan tubuh, organ, tulang, mata bayi dan lain sebagainya. 

“Setiap suapan makanan kaya nutrisi yang Bunda makan merupakan asupan bagi bayi yang sedang tumbuh dan mempersiapkannya untuk masa depan yang lebih sehat,” ujar Dr. Ganguly. Ini tidak berarti mengonsumsi “makanan sehat” yang asing dan langka – perubahan kecil dapat membuat perbedaan besar. Misalnya, sarapan telur dan sereal dengan nutrisi tambahan menyediakan seng dan juga protein. Seng adalah mineral yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh yang sehat, sedangkan protein adalah bahan pembangun berbagai hal penting, mulai dari enzim hingga antibodi. 

Segelas susu atau seporsi yoghurt akan memberi Bunda kalsium, yang bersama dengan vitamin D, akan mendukung kesehatan tulang dan gigi. Satu atau dua potong roti gandum menyediakan serat dan karbohidrat, bahan bakar utama untuk Bunda dan bayi. Mengonsumsi daging atau keju akan semakin meningkatkan asupan protein Bunda. 

Perhatikan berat badan Bunda 

Bertentangan dengan pepatah lama yang mengatakan “Bunda makan untuk dua orang”, Bunda tidak perlu mengonsumsi kalori ekstra selama trimester pertama. Jika Bunda memiliki berat badan yang sehat pada awalnya, Bunda hanya memerlukan sekitar 340 kalori ekstra per hari selama trimester kedua dan 450 kalori pada trimester ketiga – yang kira-kira setara dengan roti isi ditambah setengah cangkir susu serta sebuah apel. “Selain mengonsumsi makanan ibu hamil yang kaya nutrisi, menambah berat badan yang sesuai selama kehamilan mungkin merupakan salah satu masalah terkait nutrisi terpenting yang dapat Bunda atasi untuk meningkatkan kesehatan bayi Bunda saat lahir, dan bahkan di kemudian hari,” jelas Dr.Ganguly. 

Jadi, pastikan berat badan Bunda berada dalam kisaran yang sehat dan perhatikan timbangannya saat Bunda hamil. Indeks massa tubuh (BMI) sering kali digunakan oleh profesional kesehatan karena hal ini memperhitungkan tinggi badan dan berat badan Bunda. Hitung BMI Bunda, lalu lihat tabel di bawah untuk melihat penambahan berat badan direkomendasikan untuk Bunda. Menambah jumlah berat badan yang sesuai saat Bunda hamil juga dapat mengurangi risiko memiliki bayi yang terlalu kecil (karena berat badannya bertambah terlalu sedikit) atau terlalu besar (karena berat badannya bertambah terlalu banyak). 

“Kebiasaan pola makan yang Bunda terapkan sekarang dapat memberikan pengaruh positif pada kesehatan bayi Bunda yang dapat bertahan hingga dewasa,” tegas Dr. Ganguly. “Jadi, bijaklah dalam memilih makanan ibu hamil dan berikan anak Bunda awal terbaik dalam hidupnya.” 

5 cara sederhana untuk memberi bayi Bunda awal menuju kehidupan yang lebih sehat

  1. Jagalah kesehatan Bunda - tetap aktif setiap hari, atur berat badan, hindari rokok dan alkohol, serta makanlah makanan yang seimbang.

  2. Cobalah mengonsumsi suplemen - tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan Bunda tentang mengonsumsi suplemen multivitamin dan mineral selama kehamilan Bunda.

  3. Jangan makan untuk dua orang - jika Bunda memiliki berat badan yang sehat saat mulai, Bunda tidak memerlukan kalori ekstra selama tiga bulan pertama dan hanya akan membutuhkan 340-450 kalori ekstra per hari selama enam bulan terakhir.

  4. Jangan berlebihan - kafein dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko keguguran, jadi batasi teh dan kopi. 

  5. Makanlah makanan yang kaya nutrisi - cobalah konsumsi daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan sebagai penambah zat besi yang dapat membantu perkembangan tulang belakang, otak, dan sel darah merah bayi Bunda; telur, daging, biji-bijian utuh, dan sereal yang diperkaya seng untuk mendukung sistem kekebalan bayi Bunda; dan susu dan produk susu untuk kalsium yang memperkuat tulang. 

Image Article
Berbagai manfaat pola makan sehat selama kehamilan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 nutrisi penting untuk bayi Bunda berusia 6-8 bulan

Published date

Bayi Bunda tumbuh lebih cepat pada tahun pertama dibandingkan waktu lain dalam hidupnya. Rata-rata, berat lahirnya akan bertambah tiga kali lipat dan panjangnya akan bertambah sekitar 25 cm (10 inci) saat ia berusia satu tahun. Pada ulang tahunnya yang kedua, ukuran otaknya akan bertambah tiga kali lipat. Inilah sebabnya mengapa memastikan bayi Bunda mendapatkan cukup protein dalam makanannya sangatlah penting. Saat ia mulai mencoba makanan padat di usia 6 bulan, ada beberapa nutrisi penting lainnya yang perlu diingat untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangannya. Tawarkan kepada si kecil beragam makanan dari semua kelompok makanan untuk memastikan ia mendapat cukup nutrisi penting berikut ini:

  • zat besi

  • zink

  • kalsium

  • vitamin D

  • vitamin A

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

Tiga mineral penting 

ASI secara alami rendah zat besi, yang sangat diperlukan untuk perkembangan otak bayi Bunda. Pada usia enam bulan, simpanan zat besi pada bayi Bunda saat lahir sudah menipis, jadi penting untuk memberinya makanan kaya zat besi. Zat besi juga membantu darahnya membawa oksigen ke seluruh tubuhnya ke tempat yang membutuhkannya. Penelitian menunjukkan banyak bayi usia enam hingga delapan bulan yang tidak memenuhi asupan zat besi yang dianjurkan. Tidak mendapatkan cukup zat besi dapat menyebabkan anemia, yang menyebabkan kelelahan dan kelemahan. Di seluruh dunia, sekitar 43% anak usia enam bulan hingga lima tahun menderita anemia—jumlah ini setara dengan 273 juta anak!

Bayi Bunda membutuhkan zink untuk tumbuh sehat. Zat ini berperan penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat dan membantunya melawan infeksi. Zink juga penting dalam pertumbuhan dan perbaikan sel, sehingga menjadi mineral utama untuk pertumbuhan bayi Bunda.

Kalsium juga penting untuk membangun tulang dan gigi si kecil. Hal ini membantu sistem saraf dan ototnya bekerja dengan baik. Sebagian bayi pada usia ini mungkin sulit untuk mendapatkan kalsium yang cukup, jadi tetaplah menyusui dan berikan si kecil makanan yang tinggi kalsium.

Dua vitamin penting 

Tubuh kita memproduksi vitamin D ketika kulit kita terkena sinar matahari. Vitamin D sangat penting untuk pertumbuhan tulang, gigi, dan otot. Karena bayi kecil harus dijauhkan dari sinar matahari, atau memakai tabir surya pada usia yang sesuai, mereka tidak dapat membuat vitamin D dan perlu mendapatkannya dari sumber lain. American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar bayi yang mendapat ASI mendapat suplemen vitamin D setelah usia 6 bulan. Kurangnya asupan vitamin D dapat menyebabkan rakhitis, yaitu pelunakan tulang yang terjadi seiring pertumbuhan anak.

Vitamin A mendorong pertumbuhan dan penglihatan yang sehat. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan suplemen vitamin A untuk bayi dan anak-anak berusia enam bulan hingga lima tahun di wilayah yang mengalami kekurangan vitamin A yang tinggi. Jika tidak yakin, tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan apakah Bunda berada di wilayah yang sering mengalami kekurangan vitamin A.

Image Article
5 Nutrisi Penting untuk Bayi Bunda
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Screen time untuk bayi: batasi dan buat mereka bermain!

Published date

Beberapa orang tua percaya bahwa menonton layar dapat bersifat edukasi, sementara yang lain menggunakan layar untuk hiburan atau sebagai pengasuh elektronik. Namun penggunaan media dengan layar bergerak membuat bayi tidak aktif dan tidak bermain. Ini juga dapat mengganggu tidur bayi Bunda. 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2017 menemukan hubungan antara screen time untuk bayi yang lebih muda dari 18 bulan dengan keterlambatan perkembangan bahasa, motorik, dan kognitif. Penelitian ini melibatkan 2.441 anak, dengan hasil penelitian setiap peningkatan 30 menit screen time untuk bayi per hari terkait dengan peningkatan risiko terjadinya keterlambatan dalam perkembangan bahasa, motorik, dan kognitif.

Apa pedomannya? 

Departemen kesehatan di AS, Kanada, dan Australia merekomendasikan penggunaan screen time untuk bayi secara terbatas atau tidak sama sekali untuk anak-anak di bawah usia dua tahun. Pada satu penelitian didapatkan bahwa:

  • 90% orang tua secara keliru mengizinkan anak-anak mereka yang berusia di bawah dua tahun menonton televisi atau menggunakan perangkat elektronik lainnya,

  • beberapa dari anak-anak ini menonton layar selama dua jam atau lebih setiap hari,

  • 40% anak usia tiga bulan rutin menonton video atau televisi.

Sejak awal kelahirannya, bermain secara sederhana dan aktif jauh lebih bermanfaat daripada menatap layar bagi bayi Bunda. Bunda tidak memerlukan mainan atau peralatan mahal untuk mendorong Si Buah Hati untuk aktif bergerak. Luangkan waktu-waktu singkat untuk bermain dan berinteraksi dengan bayi Bunda setiap hari.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang 

Permainan alternatif yang menarik untuk mengurangi screen time untuk bayi

Berikut adalah beberapa permainan alternatif yang menarik yang dapat Bunda lakukan bersama Si Buah Hati mengurangi screen time untuk bayi: 

  • Permainan Balok: Bayi dapat menggunakan blok konstruksi berwarna-warni untuk belajar mengenal bentuk dan mencoba membangun menara atau struktur sederhana. Ini dapat merangsang kreativitas motorik mereka.

  • Buku Bergambar dan Dongeng: Bayi dapat menikmati waktu bersama orang tua dengan membaca buku bergambar. Dongeng juga bisa menjadi cara yang bagus untuk mengembangkan kemampuan bahasa bayi.

  • Mainan Musikal: Memperkenalkan mainan musikal seperti lonceng atau xylophone dapat membantu bayi memahami konsep musik dan meningkatkan koordinasi motorik mereka.

  • Main Pasir atau Lumpur: Aktivitas sensorik seperti bermain pasir atau lumpur dapat merangsang indera bayi dan membantu perkembangan motorik mereka.

  • Mainan yang Melibatkan Gerakan: Mainan yang mendorong gerakan tubuh seperti bola mainan dapat membantu mengurangi screen time untuk bayi dan membangun kekuatan serta koordinasi motoriknya.

Image Article
Screen time untuk bayi: batasi dan buat mereka bermain!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Rawat bayi Bunda - bahkan sebelum Bunda hamil!

Published date

Bunda mungkin tahu tentang pentingnya makan dengan baik dan menambah berat badan yang cukup saat Bunda hamil, namun tahukah Bunda bahwa ada beberapa persiapan kehamilan untuk mempersiapkan calon bayi Bunda bahkan sebelum Bunda hamil? Merawat calon bayi Bunda dimulai dengan merawat diri sendiri.

Persiapan kehamilan yang pertama adalah memastikan berat badan Bunda sehat. Selain berdampak pada kemampuan Bunda untuk hamil, berat badan Bunda juga dapat memengaruhi kehamilan yang sehat. Kelebihan atau kekurangan berat badan sebelum Bunda hamil mungkin berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan kesehatan calon bayi Bunda. 

Sekitar 40% kehamilan tidak direncanakan dan Bunda mungkin hamil selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum Bunda menyadarinya, jadi sebaiknya Bunda memulai perawatan prakonsepsi sejak dini. Suplemen asam folat akan mendukung perkembangan tulang belakang dan otak bayi Bunda, yang sangat penting pada hari-hari awal setelah pembuahan (saat Bunda mungkin tidak menyadari bahwa Bunda hamil). 

Baca Juga: Ketahui Cara Menyapih Anak yang Tepat

Panduan bijak untuk persiapan kehamilan yang sehat: 

  • Mengupayakan berat badan yang sehat.

  • Makan makanan yang sehat dan seimbang serta kaya nutrisi.

  • Pertimbangkan untuk mengonsumsi vitamin asam folat, atau suplemen multivitamin/mineral. Bukti-bukti yang muncul menunjukkan bahwa hal ini dapat berdampak positif pada kesuburan. Ini juga akan membantu perkembangan awal bayi Bunda segera setelah Bunda hamil.

  • Berhenti merokok dan minum alkohol. Tidak ada batasan aman dalam meminum alkohol, jadi yang paling aman adalah menghentikannya sepenuhnya.

  • Batasi kafein dalam jumlah tinggi.

“Membuat pilihan pola makan dan gaya hidup sebelum Bunda hamil dapat meningkatkan kesehatan Bunda dalam kesiapan untuk hamil, serta memengaruhi kesehatan seumur hidup, pertumbuhan, dan perkembangan calon bayi Bunda,” jelas Dr. Sanjeev Ganguly, dokter anak dan Kepala Urusan Medis di Nestlé Nutrition.

Selain itu, proses kehamilan juga membutuhkan kekuatan dan stamina, khususnya ketika nanti Bunda sudah memasuki masa persalinan. 

Olahraga selama hamil bisa menjadi salah satu persiapan kehamilan dalam menyiapkan tubuh menjelang persalinan dan menghilangkan stres. Bunda bisa mengikuti kelas senam atau yoga hamil. 

Selain menyiapkan tubuh, gerakan-gerakan dalam yoga hamil juga membantu: 

  • janin dalam posisi yang baik untuk lahir 

  • mengajari posisi yang nyaman untuk persalinan 

  • memberi beberapa teknik relaksasi dan pernapasan yang sangat berguna dalam melahirkan normal. 

Jika Bunda tidak bisa mengikuti kelas yoga hamil, berjalan-jalan di sekitar rumah selama 30 menit juga akan sangat membantu.

Persiapan kehamilan bukan hanya soal menentukan bersalin di rumah sakit mana dan dengan siapa. Pola pikir Bunda adalah faktor terpenting dalam bagaimana proses melahirkan berlangsung nanti. 

Dengan membayangkan dan meyakini bahwa hal-hal positif dan menyenangkan akan terjadi selama persalinan, itu akan membuat Bunda lebih percaya diri dan yakin bahwa Bunda bisa menjalani persalinan yang menyenangkan. 

Selama hamil, disarankan agar ibu hamil jangan pernah berpikiran "Saya tidak bisa melakukannya." 

Justru pikiran seperti inilah yang akan menghambat proses melahirkan. Alih-alih berpikir demikian, yakinkan bahwa Bunda bisa melakukannya. 

Bunda memiliki tubuh luar biasa untuk bisa melahirkan. Mantra atau afirmasi positif yang ditanamkan selama persiapan kehamilan dan persalinan akan membuat kita percaya bahwa kita bisa melakukannya. 

Lakukanlah afirmasi positif seperti: 

"Saya memercayai tubuh saya untuk melahirkan bayi saya" 

"Saya kuat dan mampu melakukan hal-hal hebat, termasuk melahirkan"

Image Article
Persiapan Kehamilan yang Perlu Bunda Pahami
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bagaimana stimulasi untuk balita aktif bergerak itu baik untuk Si Buah Hati?

Published date

Aktivitas harian yang teratur dan konsisten penting untuk tumbuh kembang balita Bunda. Permainan fisik, baik di dalam maupun di luar ruangan, memberinya kesempatan untuk menjelajahi dunia, mengembangkan keterampilan motoriknya, dan membuat balita Bunda tetap sehat. 

Menurut penelitian terbaru, balita aktif bergerak secara teratur, dan hanya berdiam diri dalam waktu singkat, juga dapat membantu mencegahnya mengalami kelebihan berat badan di kemudian hari. 

Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa hanya satu dari lima anak usia dua tahun yang bermain di luar ruangan setiap hari saat berada di rumah. Penelitian juga menunjukkan bahwa balita usia dua tahun menghabiskan sebagian besar waktunya (sekitar 85%) melakukan aktivitas berdiam yang tidak memerlukan banyak gerakan. Akibatnya mereka gagal memenuhi panduan aktivitas untuk balita.

Berdasarkan buku "Konsep Dasar Perkembangan Anak Usia Dini", aktivitas fisik pada balita juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan motorik, seperti koordinasi mata-tangan, keseimbangan, serta gerakan tubuh yang semakin terampil. Dikutip dari jurnal Harvard Health, aktivitas fisik harus dilakukan secara bertahap dan dipantau agar balita tidak mengalami kelelahan atau cedera.

Baca Juga: Stimulasi Baca dan Tumbuh Kembang Anak 3 Tahun

Waktunya bermain

Satu-satunya saat di mana balita Bunda seharusnya tidak aktif selama lebih dari satu jam adalah saat ia tertidur. Beberapa negara merekomendasikan aktivitas fisik selama tiga jam untuk balita setiap harinya. Kegiatan ini harus disebarkan sepanjang hari.

Untuk balita yang sudah bisa berjalan, aktivitas yang dilakukan meliputi aktivitas “ringan” seperti berdiri, bergerak, dan berguling, serta aktivitas yang lebih energik seperti melompat, lari, dan lompat jauh.

Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa jenis peralatan bermain yang digunakan Si Buah Hati dapat memengaruhi tingkat aktivitasnya. Ketika Si Buah Hati mempunyai akses terhadap ruang yang memadai dan peralatan yang sesuai, mereka dapat menjadi lebih aktif.

Jika mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam ruangan, atau hanya bermain dengan mainan seperti ayunan dan mainan kendaraan, mereka akhirnya menjadi kurang aktif. Sekarang Si Buah Hati sudah lebih percaya diri untuk berdiri, Bunda bisa mendorong balita Bunda aktif bergerak dengan cara bermain menggunakan peralatan lompat dan permainan yang ditandai di lantai, seperti main jingkat, selain ayunan dan perosotan yang sudah biasa. 

Tetap aktif bersama

Keterlibatan orang tua dalam mendukung aktivitas fisik balita sangatlah penting. Dalam sebuah pembahasan dalam jurnal Pediatrik, terbukti bahwa anak-anak yang memiliki dukungan keluarga lebih mungkin untuk memiliki pola aktivitas fisik yang berkelanjutan. Oleh karena itu, orang tua perlu menghabiskan waktu berkualitas bersama balita, misalnya dengan bermain di taman atau melakukan kegiatan fisik bersama. 

Bunda adalah panutan Si Buah Hati, jadi nikmatilah waktu untuk bergerak aktif bersama-sama. Tidak harus melibatkan peralatan mahal. Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan pentingnya balita aktif bergerak—misalnya berlari menuruni bukit, bermain di rumput, atau sekadar berjalan kaki daripada duduk di kereta dorong. 

Jika Bunda merasa balita Bunda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk duduk diam, sekaranglah saatnya untuk mengubah rutinitas hariannya. Usia antara 18 dan 24 bulan adalah saat yang tepat untuk mengambil tindakan dan menambah tingkat aktivitas balita Bunda. 

Secara keseluruhan, balita aktif bergerak memiliki manfaat yang signifikan dalam perkembangan dan kesehatan mereka. Melalui dukungan dan peran aktif orang tua serta lingkungan yang mendukung, balita dapat menjadi pribadi yang aktif, sehat, dan berkembang dengan optimal. Dengan demikian, pemberian kesempatan kepada balita aktif bergerak harus dikedepankan dalam upaya membentuk kebiasaan hidup sehat sejak dini.

Bukti-bukti menunjukkan ada hubungan antara perilaku kurang gerak pada anak usia dini dan kelebihan berat badan pada usia sekolah, jadi keluarlah, bergeraklah, dan jaga kesehatan.

Image Article
Balita Aktif Bergerak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengapa screen time bayi yang berlebihan itu buruk?

Published date

Dalam bentuk ponsel cerdas, tablet, TV, permainan konsol, dan komputer, layar ada di mana-mana dalam kehidupan kita, dan teknologi layar sentuh memudahkan bagi siapa saja untuk menggunakannya bahkan bayi sekalipun. 

Bunda mungkin berpikir bahwa screen time pada bayi adalah hal yang perlu dikhawatirkan. Penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak menonton TV atau waktu menatap layar dapat menyebabkan berkurangnya waktu yang dihabiskan untuk beraktivitas, dan pada akhirnya menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat di masa kanak-kanak. 

Oleh karena itu, asosiasi tenaga kesehatan, termasuk American Academy of Pediatrics, menyarankan untuk tidak menggunakan media oleh anak-anak di bawah usia dua tahun. Mungkin yang terbaik adalah bertindak sekarang untuk membatasi screen time bayi dan mendorong kebiasaan sehat dan aktif yang dapat bertahan hingga masa kanak-kanak dan seterusnya. 

Selain itu, pada penelitian yang dilakukan Academy of Pediatrics pada tahun 2016 juga   menemukan bahwa screen time bayi yang berlebihan dapat menimbulkan peningkatan risiko obesitas, gangguan tidur, dan keterlambatan perkembangan bahasa dan motorik.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang 

Habiskan waktu berkualitas untuk aktif

Screen time bayi dapat mengganggu jumlah waktu yang dihabiskan mereka untuk berinteraksi dengan orang tuanya dan bergerak. Jika Bunda sering melihat layar, kemungkinan besar bayi Bunda juga akan melakukan hal yang sama. Waktu menatap layar dapat menggantikan waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas bersama. 

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, penyedia penitipan anak percaya bahwa bayi memerlukan aktivitas kurang dari satu jam setiap hari, padahal pedomannya adalah aktivitas harian minimal 90 menit. Memiliki rutinitas harian yang mencakup waktu bermain interaktif akan mendorong perkembangan fisik bayi Bunda, membangun otot, dan meningkatkan koordinasi—keterampilan yang diperlukan untuk merangkak, berdiri dan berjalan pada waktunya. Membangun aktivitas setiap hari tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu menciptakan kebiasaan sehat untuk masa depan.

Meskipun screen time bayi tidak dapat dihindari sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari efek negatifnya. Beberapa tips yang bisa Bunda lakukan adalah:

  • Membatasi screen time bayi sesuai dengan rekomendasi resmi

  • Memilih konten yang mendidik dan sesuai untuk usia bayi

  • Tetap interaktif dengan bermain dan berbicara dengan bayi

  • Membatasi screen time sebelum tidur untuk mencegah gangguan tidur

Orang tua yang kurang tidur mungkin juga tertarik untuk mengetahui bahwa menonton layar dapat memengaruhi tidur malam dan tidur siang bayi Bunda, karena menyebabkan dia membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur dan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur. Jadi matikan layar untuk tidur yang lebih nyenyak—untuk Bunda dan bayi Bunda.

Image Article
Mengapa Screen Time Berlebihan pada Bayi Akan Berdampak Buruk?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Makanan pertama bayi 6-8 bulan dapat menjadi makanan favorit di masa depan

Published date

Saat bayi Bunda telah berusia 6 bulan dan membuka mulut untuk mencicipi makanan pertamanya, ia memulai penemuan yang mungkin memengaruhi preferensi makanannya di masa depan. Selama 6 bulan awal kehidupannya, ASI Bunda menjadi satu-satunya nutrisi lengkap untuk tumbuh dan berkembang. Dan lihatlah seberapa jauh pertumbuhannya! Sekarang dia membutuhkan nutrisi tambahan, dan makanan yang Bunda pilih untuk tawarkan padanya sangat penting untuk kesehatannya di masa depan.

Hebatnya, apa yang Bunda tawarkan di sendoknya selama minggu-minggu awal menyusui ini dapat memengaruhi variasi makanan yang akan ia pilih untuk dimakan di masa depan. Bukan hanya makanan pertama bayi 6-8 bulan, atau bahkan bulan berikutnya, tapi tahun-tahun mendatang saat dia melambaikan tangan kepada Bunda di gerbang sekolah.

Variasikan menunya

Lalu bagaimana cara membantu bayi Bunda tumbuh menjadi anak dengan pola makan yang sehat? Salah satu cara yang penting adalah dengan variasi. Tawarkan sayuran yang berbeda pada minggu-minggu awal pemberian makanan pendamping ASI dan bayi akan lebih terbuka untuk menerima sayuran baru saat ini dan di masa depan.

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa mulai memberikan sayuran pada awal masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dapat meningkatkan penerimaan sayuran oleh bayi, dan di kemudian hari oleh anak-anak.

Biasanya, makanan pertama bayi 8 bulan harus mencakup satu atau lebih hal berikut:

Buah-buahan 

Buah-buahan adalah salah satu sumber gizi manusia. Dalam buah, terkandung berbagai vitamin, mineral, dan nutrisi mikro yang memberi dukungan positif bagi tumbuh kembang bayi 6-8 bulan. Selain buah-buahan biasa seperti alpukat, pisang, pepaya, Bunda juga bisa memberikan mereka beberapa buah seperti kiwi, stroberi, dan sejenisnya. 

Sayuran 

Pada usia 6-8 bulan, bayi dapat mulai mengkonsumsi sayuran kukus yang dilumatkan. Bunda bisa memberikan berbagai sayuran ke dalam makanan bayi Bunda. Bunda bisa perlahan memberikan Si Buah Hati sayuran seperti kembang kol, brokoli, bayam, dan labu sebagai menu makan mereka. 

Telur 

Telur mengandung lemak dan protein baik yang berguna bagi Si Buah Hati. Bunda bisa memberikan telur rebus matang kepada bayi Bunda. Namun beberapa bayi dapat alergi terhadap telur, jadi Bunda perlu mewaspadai tanda-tanda peringatan alergi pada bayi. 

Ikan dan Ayam 

Ikan seperti sarden, salmon, dan sejenisnya kaya akan asam lemak omega-3 sehingga sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Bunda dapat memberikan ikan yang sudah di kukus matang kepada Si Buah Hati. Sama seperti ikan, daging juga kaya nutrisi, terutama protein. Bunda bisa memberikan Si Buah Hati daging ayam matang yang diolah dalam bentuk lumat atau bisa juga Bunda memberikan kaldu ayam untuk tambahan di MPASI-nya. Kaldu atau sari ayam yang dimasak juga berkhasiat untuk bayi.

Baca Juga: Resep Makanan Anak 1 Tahun ke Atas

Naik Tekstur MPASI

Selain menawarkan berbagai macam sayuran, penting bagi bayi Bunda untuk mempelajari tekstur seiring dengan bertambahnya usia dan berkembangnya keterampilan makan si Buah Hati. Setelah bayi Bunda berpengalaman dan mampu mengolah bubur yang halus, pertimbangkan untuk menambahkan tekstur, mungkin dengan menumbuk makanan yang sesuai dengan perkembangannya dengan garpu daripada memblendernya hingga menjadi cairan kental.

Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diperkenalkan dengan tekstur ‘kental’ sebelum usia 9-10 bulan lebih cenderung mengonsumsi makanan keluarga, makanan sehat, dan lebih banyak variasi buah dan sayuran saat masih balita dan usia sekolah. “Memperkenalkan bayi Bunda pada tekstur sesuai usia dan kemampuannya dapat membantunya menerima tekstur yang lebih kompleks ketika ia besar nanti,” kata Laurence Stoll, Ahli Nutrisi Makanan Komplementer di Nestlé Nutrition, Swiss. Semua ini menunjukkan bahwa tidak ada waktu yang terlalu awal untuk mulai memberikan dampak positif terhadap kesehatan anak Bunda.

Image Article
Makanan pertama bayi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini bukan sekadar ASI, ini adalah sistem pertahanan alami

Published date

Hari-hari menjelang hari melahirkan Bunda adalah saat-saat yang menyenangkan. Bunda akhirnya akan bertemu dengan si Buah Hati yang telah tumbuh berkembang di dalam diri Bunda selama beberapa bulan ini! Sebagai orang tua baru, Bunda secara naluriah akan melakukan apa pun untuk melindungi bayi Bunda. Dan tidak diragukan lagi, menyusui adalah salah satu hal terbaik yang dapat Bunda lakukan untuk kesehatan Si Buah Hati.

Bunda mungkin pernah mendengar tentang manfaat langsung menyusui bagi kesehatan bayi Bunda. Misalnya, kemungkinan bayi Bunda menderita diare, infeksi telinga, dan beberapa masalah pernapasan menjadi semakin kecil apabila Bunda menyusui. 

Baca Juga: Resep Makanan Anak 1 Tahun ke Atas

Manfaat kesehatan yang bisa Bunda berikan kepada Si Buah Hati tidak hanya itu saja. ASI sungguh luar biasa. Berikut beberapa kandungan nutrisi ASI yang bisa membantu melindungi bayi Bunda dari penyakit:

  • Antibodi dalam ASI akan membantu bayi melawan berbagai jenis infeksi, mulai dari penyakit perut hingga dada mengi. 

  • Oligosakarida ASI adalah senyawa bioaktif spesifik yang hanya ditemukan dalam ASI. Senyawa ini bertindak sebagai pelindung alami bagi Si Buah Hati, berkontribusi terhadap fungsi sistem kekebalan tubuhnya yang berkembang sejak awal. Jadi, sejak tetes pertama kolostrum, ASI Bunda melindungi bayi Bunda yang amat berharga

  • Probiotik adalah bakteri “ramah” yang secara alami ditemukan dalam ASI yang dapat membantu pencernaan bayi Bunda dengan menyeimbangkan bakteri di ususnya. Probiotik juga dapat mendukung pertumbuhan sistem kekebalan bayi Bunda.

  • Protein bioaktif (beberapa di antaranya disebut imunoglobulin) meningkatkan fungsi kekebalan bayi dan membantunya mengembangkan fungsi usus dengan baik.                   

Para ilmuwan juga menemukan bahwa manfaat kesehatan dari menyusui tidak berhenti pada masa kanak-kanak. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya, terbukti lebih aman dari berbagai penyakit, seperti gastroenteritis, gangguan pernapasan, diare, meningitis, serta infeksi telinga tengah.

Kandungan nutrisi ASI juga disebut membantu anak terhindar dari sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), diabetes, obesitas, dan asma. 

ASI diketahui mengandung campuran unik dari asam lemak, laktosa, asam amino, vitamin, mineral, enzim, dan nutrisi-nutrisi penting lainnya.

ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk memelihara pencernaan bayi, mendukung perkembangan otak, dan melindungi Si Buah Hati dari berbagai penyakit serta infeksi.

Bukan hanya bagi bayi, menyusui juga bermanfaat bagi Bunda. Menyusui dapat membantu ibu mengurangi risiko diabetes, tekanan darah tinggi, kanker ovarium, kanker payudara, dan penyakit jantung.

Sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), bayi sebaiknya mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir hingga berusia 6 bulan. Pemberian ASI juga masih harus dilanjutkan hingga anak berusia dua tahun.

Sungguh menakjubkan membayangkan bahwa sebagai seorang ibu Bunda akan memiliki kekuatan untuk memengaruhi kesehatan bayi Bunda, tidak hanya saat ini tetapi juga di tahun-tahun mendatang. Menyusui bayi Bunda akan mempersiapkannya untuk masa depan yang sehat.

Image Article
Bagaimana Kandungan Nutrisi ASI Membantu Imunitas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Quiz Artikel
Off

Bersiaplah, siap... menyusui!

Published date

Saat Bunda dengan penuh semangat menghitung mundur minggu dan hari hingga akhirnya bisa bertemu dengan Si Buah Hati, Bunda mungkin merasa yang Bunda lakukan hanyalah menunggu. Namun waktu ini adalah kesempatan besar untuk belajar tentang menyusui sehingga ketika hari penting itu tiba, Bunda merasa siap dan percaya diri untuk menyusui bayi Bunda dan memberinya awal yang terbaik.

Menyusui mempunyai banyak sekali manfaat – baik bagi bayi Bunda maupun Bunda sendiri – namun mungkin yang paling utama adalah bagi kesehatan bayi Bunda. ASI membantu melindungi bayi Bunda dari penyakit selama masa bayi dan bahkan di kemudian hari. 

Menyusui bukan hanya tentang memberikan ASI secara rutin, tetapi juga tentang persiapan dan pemahaman nutrisi dan konsumsi makanan yang tepat. Persiapan menyusui dapat membantu Bunda memberikan nutrisi terbaik bagi bayi mereka dan mempersiapkan tubuh Bunda untuk menghadapi berbagai masalah seputar menyusui.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), persiapan menyusui dimulai sejak awal kehamilan. Pemahaman yang baik tentang nutrisi dan konsumsi makanan yang tepat di awal kehamilan dapat membantu Bunda memberikan ASI yang lebih baik.

Hal yang harus diketahui adalah, menyusui memberikan manfaat kesehatan jangka panjang untuk bayi dan ibu. Bayi yang disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama hidup mereka, cenderung lebih sehat dan memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit infeksi.

Baca Juga: Makanan untuk Balita agar Tak Terlalu Kenyang

“Kekuatan super” ASI akan membantu melawan masalah-masalah berikut selama masa bayi dan masa kanak-kanak: 

  • diare

  • infeksi telinga

  • infeksi pernafasan

  • alergi.

Menyusui bahkan berperan dalam mengurangi risiko bayi Bunda mengalami kondisi kesehatan berikut di kemudian hari: 

  • obesitas

  • kencing manis

  • penyakit jantung

  • hipertensi.

Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, persiapan menyusui dapat dimulai dengan mengunjungi ahli gizi yang terlatih untuk mendapatkan saran nutrisi yang tepat. Bunda juga dapat berbicara dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mempelajari lebih lanjut tentang persiapan menyusui, serta strategi untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul.

Seiring dengan perkembangan kehamilan Bunda, tubuh Bunda yang benar-benar luar biasa akan sibuk mempersiapkan diri untuk menyusui sehingga ketika saatnya tiba, Bunda dapat mewariskan “kekuatan super” perlindungan ini, dan menyiapkan bayi Bunda untuk hidup sehat.

Image Article
Persiapan Menyusui Si Buah Hati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off