1-3 Tahun

Product Name
Dancow 1+ Imunutri

Manfaat DHA untuk Anak: Ini Susu dengan DHA Tinggi

Published date

Bunda mungkin sering mendengar banyak informasi yang beredar seputar zat-zat yang diklaim baik untuk perkembangan kecerdasan maupun otak si Buah Hati. Salah satu zat yang sering dikaitkan dengan kecerdasannya adalah DHA (asam dokosaheksaenoat). DHA ini merupakan asam lemak yang amat penting di masa kehamilan maupun di masa pertumbuhan si Buah Hati. Apa saja manfaat DHA untuk anak?

Manfaat DHA untuk Anak

Ada banyak manfaat DHA, terutama bagi si Buah Hati yang sedang mengalami tumbuh kembang. DHA merupakan bagian dari asam lemak Omega-3 yang memberikan manfaat penting bagi tubuh, mulai dari perkembangan otak janin di dalam kandungan, mendukung fungsi otak, menjaga kesehatan jantung, hingga meningkatkan imunitas. Berikut ini manfaat kandungan DHA untuk anak:

1. Mendukung kesehatan dan kerja otak

DHA merupakan salah satu jenis asam lemak yang berperan penting pada perkembangan otak si Buah Hati. Lebih dari 60 persen otak manusia terdiri dari lemak, dan 10-15 persen di antaranya adalah DHA. DHA membantu proses perkembangan kemampuan sensori, persepsi, kognitif, dan sistem saraf motoriknya, terutama di dua tahun pertama kehidupannya. DHA mendukung fungsi kerja otak, karena membantu fluiditas membran, yang berarti bahwa impuls otak dan pengiriman pesan dapat dilakukan dengan lebih efektif.

2. Membantu perkembangan sistem saraf

DHA membantu kerja sistem saraf menjadi lebih baik dalam mengirimkan sinyal antar sel saraf. Itu sebabnya fungsi DHA untuk anak menjadi penting di awal masa kehidupannya. Bahkan di trimester terakhir kehamilan, Bunda perlu lebih memperhatikan asupan DHA agar terpenuhi dengan baik dalam mendukung perkembangan sistem saraf janin.

3. Mendukung perkembangan mata

DHA juga memiliki peran penting dalam memastikan perkembangan jaringan saraf dan retina mata si Buah Hati agar berkembang dengan baik. DHA mengaktifkan protein bernama rhodopsin di membran mata yang membantu otak menerima gambar yang dikirimkan dari saraf mata. Kekurangan DHA dapat menyebabkan gangguan penglihatan si Buah Hati. 

4. Berperan dalam membantu mengatasi ADHD

ADHD (attention-deficit/hyperactivity disorder) merupakan gangguan perkembangan saraf yang cukup umum ditemukan pada anak-anak. Gejala yang muncul antara lain hiperaktif, impulsif, dan sulit fokus pada apa yang dikerjakan. Berbagai penelitian membuktikan bahwa pemberian omega-3 dapat mengurangi gejala ADHD.

Manfaat DHA, yang juga merupakan bagian dari asam lemak omega-3, adalah memperbaiki memori, meningkatkan perhatian, kemampuan belajar, serta mengurangi sikap hiperaktif maupun impulsif pada anak dengan ADHD.

Baca Juga: Apa Saja Kandungan Nutrisi DANCOW 1+? Simak di Sini!

5. Mendukung proses belajar

Pada masa anak-anak yang merupakan masa pertumbuhan dan pematangan otak, omega-3 dan DHA memiliki peran penting untuk mendukung fungsi otak, termasuk untuk meningkatkan kemampuan kognitif, tingkah laku, dan visual

Manfaat DHA complex untuk anak sudah bisa dirasakan sejak dalam kandungan lho, Bunda. Konsumsi DHA pada masa kehamilan dapat mendukung perkembangan mental dan fungsi kognitif jangka panjang anak. Penelitian menunjukkan peningkatan konsumsi DHA sebesar 1 gram per hari pada masa kehamilan dan menyusui dapat meningkatkan IQ anak sebesar 0,8 hingga 1,8 poin.

6. Menjaga mood Si Buah Hati

Omega 3 memiliki pengaruh positif pada suasana hati. Salah satu jenis asam lemak omega-3 ini mudah melintasi membran otak dan berinteraksi dengan molekul yang berhubungan dengan suasana hati atau mood di dalam otak. Omega-3 seperti DHA bisa mendukung kesehatan otak dan suasana hati. 

Dalam sebuah penelitian di Israel yang melibatkan 20 anak usia 6-12 tahun dengan gangguan depresi, pemberian asam lemak omega-3 (EPA & DHA) menunjukkan hasil penurunan skor depresi yang berarti adanya perbaikan kondisi anak. 

Penelitian lain juga menunjukkan hal yang sama. Sebuah penelitian di Slovakia tahun 2013-2015 pada 35 anak usia 11-17 tahun menunjukkan adanya perbaikan dari kondisi depresi pada kelompok yang diberikan asam lemak omega-3.

Asupan Harian dengan Manfaat DHA

Tubuh manusia tak dapat memproduksi DHA dalam jumlah yang cukup, sehingga manfaat DHA untuk anak tak bisa didapatkan secara alami. Pada awalnya, Si Buah Hati memperoleh asam lemak ini ketika masih dalam kandungan Bunda, yakni melalui transfer plasenta. Setelah lahir, ia memperoleh asupan makanannya setiap hari. Itu sebabnya Bunda perlu menyediakan makanan dan minuman yang kaya akan DHA untuk kebutuhan si Buah Hati.

DHA bisa Bunda temukan dalam makanan seperti kerang, tiram, mackerel, dan salmon. DHA dalam jumlah kecil juga dapat ditemukan di daging merah, susu dari binatang yang makan rumput, juga telur yang diperkaya Omega-3. Si Buah Hati juga bisa mendapatkan fungsi DHA pada susu pertumbuhanBunda juga bisa memberikan asupan DHA untuk Si Buah Hati melalui pemberian suplemen makanan seperti minyak ikan dan minyak krill.

Untuk melengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati, termasuk kebutuhan DHAnya, Bunda bisa memberikan DANCOW 1+ Imunutri yang diformulasikan untuk anak usia 1-3 tahun. DANCOW 1+ Imunutri difortifikasi dengan minyak ikan yang merupakan sumber DHA, serta Omega-3 dan Omega-6.

DANCOW 1+ Imunutri juga memiliki kandungan 0 gram sukrosa serta tinggi kalsiumprotein, dan vitamin D yang membantu pertumbuhannya, serta mengandung zink dan Vitamin A, C, dan E, selenium, tembaga  yang mendukung fungsi sistem imun tubuh jika disertai dengan diet gizi seimbang. 

Image Article
Manfaat DHA untuk Anak, Jaga Mood hingga Dukung Proses Belajar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Latih Si Buah Hati Mandiri untuk Ketangguhannya di Masa Depan

Published date

Pastinya orang tua bahagia jika buah hatinya mandiri dan memiliki prinsip hidup yang kuat. Anak mandiri biasanya mampu menentukan prinsip hidup. Sehingga ia mampu mengatasi persoalan yang dihadapi dan tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar. 

Si Buah Hati pun akan menjadi lebih bertanggung jawab atas diri sendiri dan mampu membuat prioritas dalam hidup.

Menurut psikolog anak Efnie Indrianie, M.Psi., mengajarkan kemandirian pada Si Buah Hati penting dilakukan sejak usia dini. Alasannya, proses perkembangan kemandirian membutuhkan waktu yang panjang. 

Usia prasekolah adalah waktu yang tepat untuk memulai penanaman kemandirian pada Si Buah Hati. Di usia ini Si Buah Hati masih suka meniru perilaku orang tua. Dengan catatan, Si Buah Hati tidak mengalami gangguan tumbuh kembang anak.

“Di usia 3 tahun ini anak sudah cerdas," kata Efnie, Sabtu, 25 Juli 2015. "Anak berada di fase mampu meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya. Bahkan, Si Buah Hati mulai mengerti sebuah larangan, instruksi, hingga teguran."

Melatih kemandirian pada Si Buah Hati tidak hanya menjadikannya lebih bertanggung jawab ketimbang teman-teman sebayanya. Ia juga akan terdidik untuk menolong dirinya sendiri (self-help). Konsep ini sebaiknya dipegang kuat oleh Bunda sejak awal melatih kemandirian pada Si Buah Hati.

Cara Melatih Kemandirian pada Anak Usia Prasekolah

Bunda dapat mulai dari rutinitas di rumah yang bersifat natural. Untuk anak usia prasekolah, kemandirian dapat dilatih dengan membiarkan Si Buah Hati memilih makanan maupun minuman yang diinginkannya. Kemudian biarkan Si Buah Hati makan dan minum sendiri di kursi khusus makan (high chair). 

Kemampuan motorik Si Buah Hati sudah mampu memegang peralatan makan dan minum dan mengarahkannya ke mulut. Tugas Bunda adalah memberikan kepercayaan pada Si Buah Hati untuk makan tanpa bantuan.

“Wajar jika Si Buah Hati belum rapi saat makan sehingga banyak remah makanan yang jatuh di sekitarnya. Saat seperti ini Bunda sebaiknya tidak memberikan teguran maupun celaan, tugas Bunda adalah mengawasi dan mengarahkan,” jelas Efnie yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Katolik Maranatha, Bandung.

Efnie meyakini bila melatih kemandirian melalui rutinitas di rumah dapat dilakukan secara konsisten. Karena ini diajarkan langsung oleh orangtua dan keluarga di sekitar Si Buah Hati. 

Selain itu, pelatihan kemandirian melalui rutinitas di rumah tidak membutuhkan suasana maupun sarana khusus layaknya di sekolah.

Melalui rutinitas di rumah, Si Buah Hati pun dapat merasa aman dan mampu mengembangkan penguasaan diri. Peningkatan kemampuan ini bakal membuat Si Buah Hati menguasai perubahan yang lebih besar. 

Kunci kesuksesan pelatihan kemandirian melalui rutinitas itu adalah konsistensi dari orang tua dan keluarga yang tinggal bersama Si Buah Hati, dengan menggunakan satu metode yang sama. "Disiplin dari orang tua dalam menerapkan metode tadi juga akan berpengaruh terhadap Si Buah Hati."

Peningkatan kemandirian Si Buah Hati, perlahan bisa terlihat dari perubahan tingkah lakunya. Ia tidak akan kaget jika disuruh melakukan segala sesuatu sendirian. Manfaat lain dari melatih kemandirian adalah kemampuan emosional dan nilai sosial yang dimiliki Si Buah Hati.

Secara emosional, kemandirian mampu meningkatkan kepercayaan diri Si Buah Hati (self esteem). Seperti kala Si Buah Hati harus berpisah dalam waktu singkat dengan orangtuanya karena sudah mulai bersekolah. 

Kemandirian tidak membuat ia lantas menangis tak mau melepaskan gandengan tangan Bunda, melainkan masuk kelas dengan nyaman dan dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dengan baik karena mampu mengontrol diri.

Pada perkembangan di fase berikutnya, kemandirian mampu membentuk anak menjadi individu yang mempunyai konsep diri, penghargaan diri sendiri, dan mengatur diri sendiri (self regulation). "Anak akan mudah membuat prioritas hidup sesuai dengan nilai-nilai kehidupan," ujar Efnie.

Yuk Bunda, mulai latih kemandirian Si Buah Hati dari rumah dengan rutinitas. Untuk anak usia prasekolah, Bunda bisa memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods sebagai pelengkap nutrisi. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Latih si Kecil Mandiri untuk Ketangguhannya di Masa Depan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Supaya Si Buah Hati Bersikap Manis Ketika Bertamu

Published date

Setelah memiliki anak, Bunda pasti sangat senang ketika mendapat kesempatan mengajak sang buah hati berkunjung ke rumah saudara atau kerabat. Bunda dan Ayah dengan bangga memperkenalkan Si Buah Hati pada tuan rumah. Tingkah lakunya yang lucu tapi cerdas membuat suasana silaturahmi menjadi lebih menyenangkan.

Orang tua selalu berharap Si Buah Hati dapat bersikap manis dan anteng saat berkunjung ke rumah saudara atau kerabat. Namun, bagaimana bila tiba-tiba ia rewel, minta segera pulang, atau bahkan mengacak-acak rumah yang sedang dikunjungi? 

Psikolog anak Nabilah Shahab dari Layanan Psikologi Bileva Jakarta, mengungkapkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku anak ketika bertamu, yaitu:

  • Pembiasaan yang diberikan oleh orang tua.
  • Pengaruh lingkungan yang membentuk watak Si Buah Hati.
  • Kepribadian Si Buah Hati. Ada anak yang memang memiliki sifat dasar ramah, penurut dan pendiam. Bila anak Bunda memiliki sifat pemalu, maka ia tidak bisa untuk langsung berinteraksi dengan manis pada orang yang baru dikenalnya. Namun ada pula anak yang memiliki sikap aktif, tidak bisa tenang, memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga ingin memegang berbagai hal di tempat yang baru baginya.
  • Kondisi fisik atau perasaan Si Buah Hati. Sebagai orang tua, sebaiknya Bunda memahami perasaan anak. Apakah ia mengantuk, lapar, atau ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman? Karena kondisi inilah yang akan mempengaruhi perilakunya ketika diajak bertamu.
  • Situasi tempat yang dikunjungi. Jika tempat yang dikunjungi membuat tidak nyaman, maka Si Buah Hati cenderung akan bersikap yang tidak baik, misalnya temper tantrum atau menjadi sulit diatur.

Lalu, bagaimana cara mendidik anak agar bersikap manis ketika bertamu? Nabilah menganjurkan untuk mengajarkan sopan santun pada Si Buah Hati sejak dini. Hal itu bisa dilakukan bahkan sejak ia masih di dalam kandungan. 

“Janin sudah bisa menangkap suara-suara di luar. Orang tua dapat membiasakan cara berbicara yang baik dan sopan," ujar Nabilah. Setelah anak lahir, Ayah dan Bunda tetap perlu menjaga cara berbahasa. Anak akan merekam stimulus-stimulus yang diperoleh dari lingkungan meskipun belum bisa merespon secara aktif. Maka, hindari berbicara keras, kasar, atau berdebat di depan anak.

Pada usia 3 tahun, Si Buah Hati sudah dapat diajak berbicara dan merespon dengan baik, walaupun kemampuan mengendalikan emosinya masih kurang. Oleh karena itu, ketika akan mengajak anak bertamu, Bunda dan Ayah perlu menyampaikan batasan yang jelas mengenai perilaku yang diharapkan dari anak. 

Jangan hanya memintanya untuk berlaku sopan dan tidak nakal, karena itu adalah sesuatu yang abstrak sehingga sulit dipahami oleh anak. Bunda dan Ayah dapat menjelaskannya dengan lebih konkret, misalnya:

  • Ucapkanlah salam sebelum memasuki rumah.
  • Melepaskan alas kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
  • Mengucapkan kata-kata etika seperti terima kasih, maaf, tolong, permisi.
  • Berbicara dengan tutur kata yang baik yang disesuaikan dengan lawan bicara.
  • Tidak boleh berlari-larian di dalam rumah.
  • Meminta izin ketika ingin meminjam barang.
  • Membereskan kembali mainan yang dipinjam saat akan pulang.

Selain memberikan contoh, Bunda juga bisa menanamkan nilai-nilai positif tentang kesopanan pada anak dengan mengajaknya bermain peran tentang keterampilan bersosialisasi. Sementara Ayah dapat menceritakan kisah-kisah mengenai anak yang berperilaku baik. 

"Apabila sikap sopan santun diterapkan pada anak sejak dini, maka ia akan lebih mudah untuk menjalin relasi dan akan lebih mudah diterima oleh lingkungannya," tutup Nabilah.

Dukung perkembangan emosional Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Agar si Kecil Bersikap Manis Ketika Bertamu
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Mengatasi Anak Susah Makan lewat Kreasi Makanan Sehat Bergizi

Published date

Si Buah Hati membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya. Namun tak jarang, Bunda harus berjuang keras agar dia bersedia untuk menghabiskan makanan yang sudah siapkan dengan susah payah.

Nah, untuk mengatasi anak susah makan, cobalah mulai melibatkan anak untuk membuat kreasi makanan anak yang bergizi. Yuk, simak langkah-langkah menyiapkan kreasi makanan seru tapi tetap bernutrisi untuk anak sebagai cara mengatasi anak susah makan.

1. Pilih Menu Praktis

Libatkan Si Buah Hati untuk merencanakan kreasi makanan bernutrisi sejak awal. Biarkan dia mencoba resep masakan kesukaannya. Bunda hanya perlu membimbingnya saat menentukan keputusan.

Arahkan pilihan tersebut pada menu makanan yang praktis, tidak rumit dalam proses pembuatannya. Pastikan hidangan yang akan dibuat mengandung nutrisi seimbang, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan serat. Setelah itu, ajaklah dia berbelanja.

2. Gunakan Bahan Berkualitas Baik

Saat berbelanja, Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati cara memilih bahan makanan yang baik. Bahan pangan berkualitas prima harus segar, bersih dan tidak ada bagian yang rusak atau kedaluwarsa. Berikan contoh pada anak, dengan memperlihatkan dua jenis bahan pangan yang segar dan layu atau busuk.

Seusai berbelanja, jangan lupa untuk mencuci bersih bahan-bahan seperti sayuran dan buah. Mencuci bahan seperti sayuran akan membersihkan dari kotoran, telur cacing dan bakteri. Tunjukkan pada Si Buah Hati cara membersihkan bahan pangan yang benar, misalnya mencuci sayuran dengan air mengalir.

3. Memasak dengan Seru

Ajak Si Buah Hati pada proses pengolahan makanan. Bunda bisa mulai dengan membagi tugas memasak. Minta dia menyiangi bahan pangan yang mudah. Sementara Bunda bisa mengambil alih pekerjaan rumit yang harus menggunakan pisau dan kompor.

Saat proses memasak inilah, Bunda bisa mengenalkan kandungan nutrisi makanan pada anak. Misalnya, sambil mengupas, memotong dan mencacah sayur, Bunda bisa menceritakan kandungan nutrisi yang terdapat pada bahan pangan tersebut. Beri tahu dia tentang vitamin apa yang ada di dalam sayuran itu. Lalu jelaskan alasan mengapa sayuran itu baik untuk tubuh.

4. Bentuk Semenarik Mungkin

Bunda bisa memperluas peran Si Buah Hati saat menata dan menghias hidangan. Biarkan dia berimajinasi saat membentuk makanan sesuai dengan selera anak, misalnya bentuk kendaraan atau binatang. Tahap ini terbilang mudah, karena sekarang Bunda bisa memperoleh beragam cetakan nasi atau roti tawar. Alat-alat tersebut juga aman bila digunakan oleh anak-anak.

Dengan berlatih membuat kreasi makanan bergizi, anak susah makan akan belajar menghargai setiap hidangan yang tersaji di hadapannya. Sebab, dia merasakan sendiri bagaimana sulitnya memasak makanan. 

Nah, sekarang makanan dan minuman sehat karya Bunda dan Si Buah Hati sudah tersaji di meja makan. Bunda bisa mengajak anak makan bersama. Berikan anak semangat agar menghabiskan hidangan tersebut hingga suapan terakhir.

Selain dapat mengatasi anak susah makan, latihan membuat kreasi makanan juga mendatangkan dampak positif lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan di TK Darul Ulum, Kudus, kegiatan berkreasi dengan makanan membuat anak mengenal gizi yang terkandung pada buah dan sayur, mengajarkan anak tentang makanan sehat, dan mengembangkan kreativitas.

Bunda juga bisa melengkapi nutrisi Si Buah Hati dengan Susu DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Cara Mengatasi Anak Susah Makan lewat Kreasi Makanan Sehat Bergizi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bak Pasir untuk Tempat Main Si Buah Hati di Rumah

Published date

Apa yang terbayang di benak Bunda ketika berbicara tentang pasir? Apakah hanya sekadar benda kotor dan berdebu? Apakah Bunda melarang Si Buah Hati untuk bermain pasir karena khawatir bahaya penyakit yang bisa ditimbulkan?

Jangan salah sangka dulu Bunda. Sebenarnya pasir bisa menjadi alat main yang hebat untuk anak lho. Para peneliti berpendapat bahwa kegiatan bermain pasir berguna untuk tumbuh kembang anak. Berikut manfaat main pasir seperti yang dijabarkan Suwartini dan Zainul Aminin dalam karya ilmiah berjudul Penerapan Kegiatan Bermain Pasir serta penulis buku Sumber Belajar dan Alat Permainan (untuk Pendidikan Anak Usia Dini).

  • Bermain pasir membantu anak melatih otot-otot kecil pada tangan. Gerakan motorik halus saat bermain pasir akan membantu melatih kecermatan dan ketelitian.
  • Bermain pasir bisa membantu mengembangkan keterampilan serta koordinasi mata-tangan. Saat bermain pasir, Si Buah Hati akan melakukan gerakan memegang, menggenggam, menuang, mencetak, menempatkan pasir, membuat terowongan, mengangkat, dan mendorong.
  • Anak dapat mengeksplorasi berbagai pemikiran, menggerakkan jari jemarinya, memainkan idenya, mencoba alternatif dengan memodifikasi pemikirannya untuk memperoleh hasil yang kreatif.
  • Bermain pasir bisa melatih pengembangan konsep matematika dan sains: keterampilan estimasi, bentuk bangunan, ukuran, klasifikasi atas dasar bentuk geometri, warna, tekstur, fungsi, berat, kuantitas, dan istilah ruang atau posisi.
  • Bermain pasir bersama teman, akan melatih keterampilan bersosialisasi, pemahaman pertemanan, kosakata baru, juga melatih mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Nah Bunda, tunggu apa lagi? Yuk, ajak Si Buah Hati bermain sambil belajar dengan pasir. Bunda tidak perlu repot mengajaknya ke pantai atau mencari taman bermain yang dilengkapi fasilitas bak pasir. Ayah dan Bunda bisa membuat sendiri wahana bermain pasir untuk anak. Berikut tips menyiapkan arena bermain pasir di rumah:

  • Tetapkan jumlah pasir yang Bunda dan Ayah perbolehkan. Apakah cukup untuk bermain dengan tangan saja atau ingin menyediakan bak pasir yang bisa dimasuki dan diinjak Si Buah Hati.
  • Bila area main di rumah tidak cukup besar, Bunda bisa gunakan kontainer plastik beroda yang tembus pandang. Masukkan pasir secukupnya di dalam kontainer tersebut.
  • Bila area bermain cukup besar, Bunda bisa siapkan bak pasir, bisa berupa bak renang dari bahan plastik, atau buat sendiri bak dari bahan kayu dan ada roda di bawahnya. Roda dibutuhkan untuk memudahkan penyimpanan. Sebab, pasir basah akan sulit dikeringkan, apalagi bila ada binatang yang membuang kotoran di dalamnya. Pastikan ada penutup untuk melindungi pasir saat tidak digunakan.
  • Tempatkan bak pasir di lokasi yang memudahkan pengawasan orang tua. Sebab, anak-anak kadang senang mengeksplorasi benda dengan cara dimakan atau dimasukkan ke hidung, telinga, atau mata.
  • Pasir untuk bermain saat ini sudah dijual bebas di toko-toko permainan anak maupun toko online.Sesuaikan kemampuan dan usia anak untuk bermain dengan pasir.
  • Sediakan alat bantu permainan yang cocok untuk pasir. Misalnya, alat keruk, centong, corong air, cetakan kue, sendok atau gelas plastik
  • Siapkan mainan tambahan untuk memicu imajinasi, seperti figur hewan, tumbuhan, orang atau mobil-mobilan.
  • Sediakan alat untuk menjaga kebersihan serta kerapihan, seperti sapu, celemek saat main, serbet lap tangan, pengki, atau ember berisi air.

Bunda, bermain dengan pasir bisa juga menjadi wahana menjalin kedekatan antara orang tua dan anak. Bunda bisa pula mengenali pola pikir anak. Jadi, cobalah untuk terlibat saat anak bermain pasir. Yang perlu Bunda ingat, janganlah membatasi aktivitas anak ketika bermain di pasir, selama kegiatan itu aman untuk dia dan orang di sekitarnya. Sehingga ia bisa mengembangkan imajinasi, bereksplorasi, dan berpikir kreatif. Selamat bermain, Bunda!

Image Article
Bak Pasir untuk Tempat Main Si Kecil di Rumah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengajarkan Si Buah Hati Nilai Silaturahmi

Published date

Wah, sebentar lagi hari raya akan segera tiba, kini saatnya Bunda mengajak Si Buah Hati bersilaturahmi! Berada di rumah orang lain atau menerima kehadiran orang lain di rumah, menciptakan situasi yang baru untuk Si Buah Hati. Si Buah Hati yang berusia 1 – 6 tahun sedang berada pada masa pengembangan kemandirian, ia ingin melakukan semuanya sendiri, sulit diatur dan sulit menuruti perintah/larangan. Selain itu, Si Buah Hati juga sedang mengembangkan inisiatif, ia selalu ingin melakukan apapun sendiri, termasuk mengeksplorasi lingkungan baru dan banyak bertanya. 

Dengan kondisi seperti ini, biasanya membuat Bunda enggan membawa Si Buah Hati bersilaturahmi ke rumah saudara, “Nanti takut rewel” atau “Repot ah.” Padahal, banyak manfaat yang akan didapat Si Buah Hati dari silaturahmi lho, Bunda! Si Buah Hati bisa belajar beradaptasi dengan aturan baru dan mengembangkan keterampilan sosialisasi melalui pengalaman langsung.

Agar momen silaturahmi bersama keluarga berjalan lancar, Bunda harus membuat persiapan yang matang. Yuk simak beberapa tips yang bisa Bunda lakukan ya!

  • Mulailah dengan memberitahu rencana silaturahmi pada Si Buah Hati dari malam sebelumnya. Dengan mengetahui apa yang akan terjadi besok, Si Buah Hati bisa mempersiapkan dirinya menghadapi situasi tersebut.
  • Bahas situasinya sedetail mungkin. Sebutkan siapa saja yang akan ditemui, di ruangan mana sampai apakah ada anak lain atau tidak. Berikan contoh gambaran situasi yang mungkin terjadi.
  • Buatlah aturan. Jangan hanya bahas yang tidak boleh-nya saja, namun bahas juga apa yang boleh ia lakukan.
  • Sebagian anak memerlukan dorongan ekstra agar memahami aturan, yaitu dengan menetapkan konsekuensi. Nah, usahakan untuk tegas dan konsisten ya, Bunda! Misalnya, “Kalau nanti kamu lari-lari, kita langsung pulang ya..”
  • Bertemu dengan orang baru atau dengan orang yang sudah lama tidak bertemu, membuat Si Buah Hati merasakan jarak sehingga ia menarik diri. Yang sering terjadi, Si Buah Hati menolak untuk salim/salam. Sebenarnya tidak mau salaman bukan artinya dia tidak menghormati, itu terjadi karena ia belum nyaman dengan orang yang ditemui. Bunda dapat berikan pilihan pada Si Buah Hati “Ya udah, tos/hi-five aja deh kalau tidak mau salaman”. Atau katakan “Ya udah, belum mau salaman sekarang ya...tapi nanti pulangnya mau ya...”
  • Siapkan amunisi, berupa mainan/makanan kesukaan Si Buah Hati (yang mudah dibawa), terutama ketika Bunda berkunjung ke rumah orang lain. Amunisi ini dapat dikeluarkan ketika Si Buah Hati mulai terlihat bosan.  
  • Masalah mainan juga penting untuk dibahas dalam persiapan, khususnya jika Bunda kedatangan tamu yang membawa anak. Bahas tentang bagaimana nanti main bersama, saling bergantian, dan sebagainya. Untuk meminimalkan ‘keributan’, Bunda juga bisa ajak Si Buah Hati untuk memilah mana mainan yang nanti boleh dimainkan bersama dan mana yang tidak boleh. Si Buah Hati juga punya hak untuk melindungi mainan/barang kesayangannya lho, Bunda!

Oke Bunda, enjoy your motherhood!

Image Article
Mengajarkan Si Kecil Nilai Silaturahmi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Dampingi Eksplorasi Si Buah Hati untuk Bunda dan Ayah

Published date

Di usia emas, Si Buah Hati mulai memiliki rasa ingin tahu yang besar. Seperti menunjukkan antusiasmenya terhadap berbagai hal. Ini tentu hal yang baik untuk perkembangan otak dan karakternya.

Nah, dalam tahap ini Bunda dan Ayah memiliki peran penting untuk mendampingi Si Buah Hati. Sebab untuk mencapai kesuksesan hidup, Si Buah Hati tidak hanya memerlukan kecerdasan kognitif yang bisa diukur dengan angka, seperti membaca atau berhitung, saja. Tetapi juga kecerdasan kognitif, seperti rasa kepercayaan diri, mudah bergaul, kreatif, dan berjiwa pemimpin.

Kecerdasan kognitif ini sendiri bisa diperoleh Si Buah Hati ketika bereksplorasi di alam bebas. Sementara keberadaan Ayah dan Bunda dalam masa eksplorasi tersebut dapat membantunya mengembangkan kecerdasan kognitif, serta menambah kelekatan (attachment) antara Ayah, Bunda, dan Si Buah Hati.

”Tapi saya tak punya banyak waktu untuk mendampingi, karena kesibukan saya.” Mungkin, hal inilah yang terlintas di pikiran Bunda.

Menurut psikolog anak Ratih Ibrahim dalam wawancara 7 Agustus 2015, sebenarnya, Bunda tidak harus menyediakan waktu 24 jam dalam sehari untuk mendampingi Si Buah Hati. 

"Cukup sediakan waktu dua atau tiga jam sehari, sebelum berangkat atau sesudah pulang dari kesibukan Bunda,” ujar Ratih.
Agar tidak kehilangan momen attachment dengan Si Buah Hati, Bunda bisa mengisi waktu untuk bercengkerama dengan Si Buah Hati, usia pulang bekerja. Di momen itu, Bunda bisa memberikan afeksi atau perilaku kasih sayang pada Si Buah Hati, seperti memeluk, mencium, menggelitik, mengelus, mengobrol,kelonan, main bersama, dan bersenda gurau.

Pada malam harinya, Bunda dapat mengantarkan Si Buah Hati tidur sambil membacakan cerita dongeng. Akhiri dengan kecup kening dan katakan bahwa Bunda sangat mencintainya.

Nah berikut beberapa tips dari Ratih untuk Ayah dan Bunda dalam mendampingi Si Buah Hati bereksplorasi:

a) Bunda dan Ayah harus perhatikan apakah eksplorasi yang dilakukan Si Buah Hati sudah sesuai dengan tahapan usia tumbuh kembangnya.

b) Agar Si Buah Hati termotivasi untuk aktif bereksplorasi, Bunda dan Ayah harus bisa menunjukkan kesenangan atau antusiasme yang tinggi saat berada di luar, mendampingi Si Buah Hati bereksplorasi.

c) Bunda dan Ayah tidak harus berbagi peran secara saklek. Namun jika Bunda dan Ayah bisa bersama-sama mendampingi Si Buah Hati, maka akan lebih baik. Bila sulit menghabiskan waktu bersama-sama, barulah berbagi peran.

Pembagian peran ini berdasarkan kemampuan Bunda atau Ayah dalam melakukan eksplorasi seperti yang dibutuhkan Si Buah Hati. Misalnya, Ayah pandai memancing, maka saat Si Buah Hati memancing Ayah yang mendampingi. Bunda pandai berenang, maka saat Si Buah Hati berenang Bunda yang mendampingi.

Kehadiran orang tua sangatlah bermakna dalam proses pertumbuhan Si Buah Hati. Mendampingi saat Si Buah Hati bereksplorasi, menjadi teman bermain, memastikan ia memiliki waktu untuk bermain yang cukup di sela jadwal aktivitasnya sehari-hari, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat dilakukan Ayah dan Bunda dalam mendukung Si Buah Hati mengembangkan kreativitas dan kecerdasan kognitifnya.

Untuk mendukung fungsi kognitifnya, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tips Dampingi Eksplorasi Si Kecil untuk Bunda dan Ayah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Latih Kesabaran Si Buah Hati dengan Berkebun

Published date

Sejak setahun terakhir, Nayra Arifa (9 tahun) dan Muhammad Zaydan Kusuma (4 tahun) punya hobi baru yaitu berkebun. Kegiatan bercocok tanam dilakukan di lantai atas rumah mereka di Depok. Rina Kusuma, sang Bunda, menyulap pojok loteng menjadi 'Kebun Mini NayZay', sesuai nama panggilan kedua buah hatinya.

Ukuran Kebun Mini NayZay terbilang mungil, hanya 2x2 meter. Namun Bunda yang satu ini cerdik mengakali ruang sempit dengan menggunakan pot sebagai media tanam. Di kebun inilah NayZay menanam tomat, pakcoy, kangkung, cabai rawit, dan lemon cui. Selain aneka tanaman hortikultura, ada pula tanaman bunga telang ungu yang bunganya bisa dipetik lalu diseduh jadi sajian minuman.

Anak-anak tempo dulu akrab dengan aktivitas bertanam hortikultura—seperti yang tergambar dalam lagu “Menanam Jagung” ciptaan Ibu Sud—. Kini keterbatasan lahan di perkotaan cenderung menjauhkan Si Buah Hati dari aktivitas bercocok tanam. Namun, sejak tahun 2000-an muncul gerakan berkebun di wilayah perkotaan (urban farming). Kampanye semacam ini bertujuan untuk melibatkan setiap anggota masyarakat, termasuk anak-anak, untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan berkebun.

Menurut Clara Jessica dalam penelitian berjudul Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Seni di Sewon, Yogyakarta, Bunda dapat melibatkan Si Buah Hati dalam aktivitas berkebun sejak dini. Kegiatan tersebut merupakan salah satu cara untuk mendukung tumbuh kembang anak usia 5 tahun. Selain itu, dia juga bisa memetik banyak manfaat saat menanam tanaman dan menuai hasil berupa sayur, buah, bunga yang telah dirawat sendiri.

Muninggar Herdianing dalam penelitian berjudul Desain Sarana Berkebun dan Bermain untuk Anak Usia 4-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak, mengatakan para pakar sepakat bahwa berkebun bermanfaat bagi perkembangan otak anak. Aktivitas ini baik untuk mengasah kecerdasan naturalis Si Buah Hati. Kegiatan ini juga membuat anak memiliki kecakapan dalam mengenali, mengelompokkan, dan menghargai berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan pengalaman Bunda Rina, Si Buah Hati bisa melatih kesabaran saat berkebun. Dia lalu menceritakan sebuah pengalaman menarik yaitu ketika Nay dan Zay menemukan kepompong ulat saat menyiangi kebun mereka. Awalnya, keduanya panik dan jijik melihat hama tanaman yang satu itu. Namun kemudian Rina terpikir untuk mengajak NayZay untuk merawat kepompong tersebut dalam toples kaca sampai berubah jadi kupu-kupu.

Ternyata NayZay sangat menikmati proses menunggu ulat mereka bermetamorfosis dan merawatnya dengan sabar. Mereka girang bukan kepalang waktu akhirnya ada sayap yang menyembul keluar dari kepompong. “Sampai sekarang mereka sudah empat kali melepas kupu-kupu,” ucap Rina ketika dihubungi, Sabtu 28 November 2015.

Bunda Rina menambahkan, kegiatan berkebun memupuk rasa tanggung jawab dan membangun empati dalam diri Nay dan Zay. Anak-anak pun bisa belajar tentang fenomena alam dan cuaca. Mereka juga memahami siklus makhluk hidup dari kejadian metamorfosis dan proses tumbuh kembang tanaman.

Walau demikian, Rina memahami aktivitas di luar ruangan seperti berkebun juga punya risiko terhadap kesehatan Si Buah Hati. Kondisi cuaca yang bisa berubah mendadak dan media tanam yang berpotensi menyimpan kuman jadi perhatiannya. Namun itu tidak membuatnya berhenti mendorong Si Buah Hati untuk bereksplorasi.

Karena itu Rina selalu pasang mata ketika kedua buah hatinya sedang berkebun. “Kalau sudah terlalu panas, saya ajak mereka berhenti. Selesai berkebun juga mereka langsung mandi sampai bersih,” begitu katanya membagikan tips ala Kebun Mini NayZay.

Image Article
Latih Kesabaran Si Kecil dengan Berkebun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kandungan Susu untuk Kecerdasan dan Nutrisi Otak Anak

Published date

Mempunyai anak dengan kecerdasan otak yang super encer pasti menjadi dambaan hampir semua orangtua. Sebab susu untuk kecerdasan otak anak merupakan bagian penting dari proses tumbuh kembang yang penting untuk masa depan anak. Perkembangan kecerdasan ini sendiri dipengaruhi beberapa faktor yaitu genetika atau keturunan dan faktor lingkupan seperti asupan gizi atau nutrisi otak. Lalu apa yang bisa dilakukan orangtua untuk mengoptimalkannya?

Memasuki usia 2 tahun, Si Buah Hati sudah mampu makan makanan solid. Berbagai jenis makanan sudah dapat dikenalkan pada Si Buah Hati. Mulai dari sumber karbohidrat (nasi, roti, sereal); sumber protein (ikan, daging, telur, susu, kacang-kacangan); sumber vitamin (sayur, buah); air dan mineral. Bijak memilih jenis asupan, maka Bunda pun dapat memberikan asupan bergizi yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan Si Buah Hati.

Nutrisi otak anak yang berperan dalam proses ini adalah makanan yang mengandung asam lemak omega-3, terutama DHA (docosahexaenoic acid), EPA (asam eicosapentaenoic), dan AA (asam arakhidonat). DHA dan EPA adalah asam lemak jenuh ganda rantai panjang yang dibutuhkan dalam pertumbuhan otak, khususnya pada masa pacu tumbuh otak secara struktural maupun fungsional. Keduanya membangun sel-sel neuron otak yang merupakan bekal kecerdasan Si Buah Hati.

Ikan adalah makanan yang kaya omega-3, seperti ikan salmon, ikan tenggiri, ikan sarden, ikan tuna, ikan todak, maupun ikan patin. Dengan kreativitas pengolahan, tentunya Bunda dapat memberikan ikan dalam menu makan Si Buah Hati. Tidak perlu khawatir jika Si Buah Hati mempunyai alergi terhadap ikan. Telur, keju dan kacang kedelai pun mengandung omega-3 yang bagus untuk kecerdasan otak. Sesuaikan porsinya dengan kebutuhan kalori dan protein Si Buah Hati. Lengkapi juga dengan susu untuk perkembangan anak.

Selain omega-3, berikan Si Buah Hati asupan yang mengandung zat besi. Perkembangan otak tidak terlepas dari pembentukan mielin (serabut syaraf). Pada proses ini, zat besi (Fe) berfungsi membentuk serta memelihara mielin. Zat besi juga mempengaruhi aktivitas syaraf di otak. Makanan yang kaya zat besi seperti kismis, bayam, bit, jagung, kangkung, kacang-kacangan. Beberapa jenis makanan ini merangsang fungsi otak dalam mengasah daya ingat (memori) jangka pendek maupun jangka panjang.

Zat atau nutrisi otak yang dibutuhkan untuk perkembangan kecerdasan anak adalah asam folat yang mempengaruhi fungsi memori jangka pendek pada otak. Bunda dapat memberikan makanan seperti jeruk, alpukat, hati ayam, kacang hijau yang kaya asam folat untuk Si Buah Hati. Tidak ketinggalan vitamin B kompleks yang berfungsi meningkatkan kerja memori otak serta melindungi syaraf-syaraf di otak. Berikan secara bergantian makanan seperti nasi, roti, keju, susu, daging sapi, ayam, wortel, kacang-kacangan dan susu untuk kecerdasan otak yang kaya vitamin B untuk Si Buah Hati.

Si Buah Hati susah makan atau pemilih? Tidak perlu khawatir. Sebab menurut jurnal Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001: 147 - 151, Bunda tetap bisa memberikan asupan yang mengandung DH, AA, dan zat lainnya yang menunjang kecerdasan otak Si Buah Hati dengan dukungan susu pertumbuhan dan susu untuk perkembangan anak. 

Bunda bisa berikan Si Buah Hati DANCOW 1+ Nutritods. Ini adalah susu untuk kecerdasan otak yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Tingkatkan Kecerdasan Si Kecil dengan Nutrisi Otak yang Tepat
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Permainan Bola Anak untuk Asah Fokus Si Buah Hati

Published date

Pada umur satu tahun, Si Buah Hati sudah mulai berjalan, berlari, dan melompat. Oleh karena itu, ia membutuhkan olahraga yang dapat menstimulasi perkembangan motorik. Salah satu aktivitas yang memerlukan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh anak adalah permainan bola anak.

Saat bermain bola bersama, Bunda dan Si Buah Hati akan terlibat interaksi. Minta ia untuk menggelindingkan bola dan Bunda menangkapnya. Aktivitas ini akan melatih konsentrasi anak. 

Selain itu, Bunda juga dapat mengajaknya memasukkan bola ke dalam ring agar bisa fokus. Kegiatan melambungkan dan menangkap bola memicu sensitivitas dan kesigapan.

Menurut Dokter Spesialis Anak Bernie Endyarni Medise pada artikel Aktivitas Fisik pada Anak di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, bermain interaktif dengan arahan tertentu baik untuk Si Buah Hati. Aktivitas ini dapat menstimulasi pertumbuhan fisik sekaligus perkembangan otak agar anak dapat berpikir strategis. 

Berikut ini beberapa tips agar permainan bola anak berlangsung aman, nyaman dan tetap menyenangkan.

  • Sediakanlah bola dalam berbagai macam ukuran. Mulai dari yang seukuran bola tenis hingga bola dengan diameter 15-20 cm.
  • Gunakan bola dengan bahan yang empuk seperti plastik atau kain dengan tekstur yang kasar agar bisa merangsang indera perabanya.
  • Pastikan area bermain aman dan memiliki permukaan yang rata. Gunakan matras warna warni berbahan karet. Alas tersebut digunakan untuk mencegah Si Buah Hati terluka saat terbentur atau jatuh.
  • Mulailah permainan dengan gerakan menggelindingkan bola atau lempar tangkap dengan posisi duduk. Bila Si Buah Hati sudah tampak lihai bisa dilakukan sambil berdiri.
  • Jangan lupa berikan pujian atau acungi jempol ketika Si Buah Hati berhasil melakukan gerakan yang Bunda minta.

Nah, setelah semua persiapan alat dan arena permainan lengkap, Bunda bisa mulai mengajak Si Buah Hati bermain bola. Kalau Bunda masih bingung mengenai bentuk permainan bola, mari kita simak ragam permainan bola yang cocok buat anak toddler.

1. Lempar Tangkap Bola

Caranya, Bunda duduk bersama batita dengan posisi saling berhadapan, kemudian melempar bola ke arahnya.

2. Bermain Mengejar Bola 

Caranya, Bunda cukup menggelindingkan bola dan pancing Si Buah Hati untuk mengejarnya. Bisa sambil merangkak, atau bahkan berjalan pelan.

Baca Juga: Tips Bantu Si Kecil Jadi Anak Unggul di Indonesia

3. Menggenggam Bola

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati ke kolam renang dan mengajarinya menggenggam bola plastik yang mengambang. Kegiatan bermain bola dalam kolam renang akan melatih syaraf motoriknya.

4. Bermain di Kolam Bola

Biarkan Si Buah Hati masuk ke dalam keranjang bola berwarna-warni, lalu berikan kebebasan agar dia melakukan yang disukai. Warna-warni bola dapat memancing dan melatih mata anak mengidentifikasi warna. Bunda tidak perlu mengajak anak ke mall untuk "mandi bola". Sebab, sekarang sudah banyak kolam bola portabel yang bisa di gelar di kamar atau di ruang tamu.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Dukung aktivitas Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bermacam Permainan Bola Anak untuk Asah Fokus Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off