Tahap Perkembangan Otak Anak Usia Dini dan Mengoptimalkannya

Published date

Bunda perlu memahami dan memantau perkembangan otak anak karena hal tersebut menjadi kunci untuk mempersiapkan masa depan Si Buah Hati.

Terlebih lagi perkembangan otak pada tahun-tahun awal kehidupan anak, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK, sejak janin hingga usia 2 tahun) berkembang sangat pesat dan akan menentukan perkembangan Si Buah Hati kelak. Selain itu, meskipun otak terus berkembang dan berubah hingga dewasa, periode 8 tahun pertama kehidupan dapat membangun landasan pembelajaran, kesehatan, dan kesuksesan hidup seorang anak di masa depan.

Tahapan Perkembangan Otak Anak Usia 1-5 Tahun

Perkembangan otak anak usia dini tahapan pertumbuhan anak. Pada 5 tahun pertama kehidupan, perkembangan otak anak mengalami koneksi sel syaraf yang lebih cepat dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya. . Lalu bagaimana perkembangan otak anak pada tahap usia ini?

Usia 1 Tahun

Di tahun pertama, anak mulai belajar memfokuskan penglihatan, menjangkau, mengeksplorasi, dan mempelajari hal di sekitarnya. Anak juga belajar bahasa lebih dari sekadar mengeluarkan suara atau mengucapkan kata sederhana, seperti ‘papa’ dan ‘mama’. Kemampuan motorik anak juga terus berkembang, seperti mampu duduk tanpa bantuan, berdiri tanpa berpegangan, dan berjalan mundur sekitar 5 langkah.

Usia 2 Tahun

Sekitar usia 2 tahun, anak mungkin sudah bisa menggunakan kalimat 2-3 kata, belajar menggunakan banyak kata dan bicaranya mulai bisa dipahami. Anak dapat memilah bentuk dan warna dan bahkan menyebut nama benda. Selain itu, anak usia ini juga sudah mulai berjalan tanpa terhuyung, memegang cangkir, dan mulai belajar makan dan sendiri.

Usia 3 Tahun

Pada usia 3 tahun, perkembangan otak anak turut secara kognitif. Anak semakin tertarik dengan permainan imajinasi. Pada usia inilah otak anak mulai mengembangkan keterampilan memori, bahasa, dan pemikiran. Mereka belajar menyebut nama, umur, dan alamat, mengenal 2 – 4 warna, dan mendengar cerita.

Usia 4 Tahun

Perkembangan otak anak usia 3-4 tahun mengalami perubahan terbesar di area kortikal, seperti korteks prefrontal dan area asosiasi temporal. 

Si Buah Hati umumnya sudah mampu berbicara kalimat lengkap dan mudah dimengerti, menjawab pertanyaan sederhana, dan bertanya beberapa hal. Keterampilan kognitif anak juga berkembang pesat. Anak mulai mampu berhitung, mengidentifikasi warna, bentuk, angka, dan huruf, serta menggunakan kata ganti dengan tepat serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan cepat menyerap informasi baru.

Usia 5 Tahun

Saat usia 5 tahun, ukuran otak anak telah berkembang hingga sekitar 90 persen ukuran otak orang dewasa., Di usia ini, anak akan semakin senang berkomunikasi, serta lebih mudah menerima informasi baru, bisa mengikuti aturan dalam permainan, dan mengenal angka serta menghitung angka 5 - 10. Bunda juga dapat dibuat terkesan dengan beberapa pernyataan dan pertanyaan dari Si Buah Hati.

Baca Juga: Sumber Makanan yang Baik untuk Nutrisi Otak

Mengoptimalkan Perkembangan Otak Anak

Masa-masa awal kehidupan adalah momentum penting untuk perkembangan otak anak laki laki dan perempuan. Karena itu, Bunda perlu cara khusus untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak usia dini dengan melakukan stimulasi, diantaranya sebagai berikut:

1. Bernyanyi bersama

Musik, termasuk bernyanyi, bisa menjadi cara menyenangkan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan otak anak. Bernyanyi dapat memicu semua bidang perkembangan dan keterampilan anak, khususnya dalam penguasaan bahasa dan membaca.

2. Sering mengajak anak bicara

Mengajak si kecil  berbicara akan membangun interaksi. Hal ini akan membantu meningkatkan jumlah kata yang didengar anak, menciptakan perubahan terukur di otak dan menyiapkan landasan keterampilan literasi yang kuat di sekolah.

3. Membaca buku bersama dan berdiskusi

Mengajak si kecil membaca buku bersama juga membantu perkembangan otak anak. Hal ini akan meningkatkan kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi, sekaligus membantu anak Anda membangun keterampilan sosial, komunikasi dan emosional.

4. Mengeksplorasi lingkungan sekitar

Mengajak si kecil untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar akan membantu meningkatkan kreativitas, rasa ingin tahu, dan kemampuan berpikir kritis. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam eksplorasi alam mengalami peningkatan hasil belajar.

5. Memenuhi kebutuhan gizi

Perkembangan otak anak tergantung pada gizi yang cukup dan seimbang. Anak-anak yang tidak mendapat gizi yang cukup berisiko tinggi mengalami gangguan keterampilan kognitif. Kurang gizi juga bisa mempengaruhi mempengaruhi daya ingat, fokus pikiran, dan kemampuan akademis anak di kemudian hari.

Selain memberikan stimulasi untuk perkembangan otak anak, Bunda juga perlu mencukupi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberinya asupan bergizi, salah satunya susu.

DANCOW 1+ Imunutri, susu pertumbuhan untuk anak usia 1 – 3 tahun, dengan 0 gram sukrosa, mengandung vitamin A, C, E, zink, tembaga, selenium, DHA, Omega-3, Omega-6, zat besi, kalsium, vitamin D, dan protein untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sedangkan, untuk usia di atas 3 tahun, Bunda bisa berikan bermacam-macam susu, misalnya susu DANCOW 3+ Imunutri yang juga mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, DHA, omega 3 & 6, tinggi vitamin A, C, E dan mikronutrien lainnya.

Image Article
Tahap Perkembangan Otak Anak Usia Dini dan Mengoptimalkannya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Simak Cara Membaca Hasil USG yang Tepat Berikut Ini!

Published date

Bunda tentu sudah tidak asing dengan istilah USG. Tes USG biasa digunakan untuk membantu ibu hamil melihat perkembangan janin di dalam rahim. Ketika hasil USG dicetak, terdapat sejumlah kode di dalamnya yang menunjukkan usia perkiraan kehamilan, jenis kelamin, panjang janin, lingkar kepala, lingkar perut, dan sebagainya.

Artikel ini akan dibahas seputar cara membaca hasil USG yang diharapkan dapat membantu Bunda melihat perkembangan Si Buah Hati di dalam kandungan.

Apa Itu USG?

Tes USG atau tes ultrasonografi adalah prosedur diagnostik medis menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran detail bagian dalam tubuh pasien. Tampilan hasil USG tersebut dapat membantu menganalisis maupun mengidentifikasi kejanggalan di dalam tubuh pasien.

Bunda mungkin pernah mendengar mitos seputar USG yang berbahaya bagi kehamilan. Faktanya, pemeriksaan USG tidak memicu keguguran atau bahaya pada janin maupun kehamilan. Gelombang suara yang digunakan dalam pemeriksaan USG memiliki frekuensi sangat rendah sehingga tidak akan menimbulkan rasa sakit menyakiti pada Bunda. Bahkan, bayi di perut tidak akan dapat mendengarnya.

Manfaat USG untuk Pemeriksaan Kehamilan

Tes USG memiliki banyak manfaat dalam pemeriksaan kesehatan, termasuk memeriksa kehamilan. Tes USG untuk kehamilan dapat digunakan untuk: 

  • Memeriksa ukuran, posisi, detak jantung, dan perkiraan usia janin

  • Melihat jumlah janin di rahim

  • Melihat jenis kelamin janin

  • Memeriksa dini kelainan genetik, seperti down sindrom, cacat lahir pada jantung, kelainan pada otak dan sumsum tulang belakang, atau bagian tubuh lainnya.

  • Memeriksa jumlah cairan ketuban dan lokasi plasenta

Kapan Pemeriksaan USG Kehamilan?

Pemeriksaan USG dapat dilakukan selama masa kehamilan, baik di trimester pertama, kedua, maupun ketiga.

Trimester pertama

Pemeriksaan USG di tiga bulan pertama kehamilan bisa untuk memastikan kehamilan, memeriksa pertumbuhan embrio, memastikan jumlah embrio, menghitung usia kehamilan, dan hari perkiraan lahir (HPL).

Trimester kedua

Tes USG di trimester kedua dilakukan saat usia kehamilan 14-26 minggu untuk memeriksa perkembangan janin dan mengukur janin.

Trimester ketiga

Tes USG pada trimester ketiga dilakukan antara minggu ke-27 hingga 40 kehamilan untuk melihat pertumbuhan, berat, dan posisi janin. Juga memeriksa plasenta dan memastikan leher rahim tidak tersumbat.

Baca JugaKenapa Anak Susah Disapih? Yuk, Simak di Sini!

Bagaimana Cara Membaca Hasil USG?

Setelah menjalani tes USG, biasanya Bunda akan mendapatkan hasil cetak USG dalam bentuk dua dimensi (2D) berupa foto. Namun mungkin Bunda bingung cara membaca hasil USG maupun arti sejumlah kode pada foto.

Hal pertama yang bisa Bunda perhatikan dalam foto hasil USG adalah gradasi warna. Foto USG umumnya menampilkan gradasi warna hitam, putih, dan abu-abu. Masing-masing warna memiliki makna tersendiri.

Warna hitam menunjukkan cairan, seperti air ketuban. Warna abu-abu menunjukkan jaringan lunak. Semakin padat jaringannya maka warna dalam foto semakin terang. Sedangkan warna putih menunjukkan jaringan padat, seperti tulang.

Selain gradasi warna, Bunda mungkin perlu tahu cara membaca hasil USG 2D dari kode singkatan berikut:

  • GA (Gestational Age), menunjukkan perkiraan usia kehamilan berdasarkan hasil pemeriksaan panjang tungkai kaki, lengan, dan diameter kepala janin.

  • GS (Gestational Sac), menunjukkan ukuran kantung kehamilan yang ditandai area bulatan hitam.

  • CRL (Crown Rump Length), merupakan ukuran panjang janin dari ujung kepala hingga bagian bokong.

  • BPD (Biparietal Diameter), menunjukkan ukuran diameter kepala janin.

  • HC (Head Circumference), menunjukkan ukuran lingkaran kepala janin.

  • AC (Abdominal Circumference), menunjukkan ukuran keliling perut janin.

  • FL (Femur Length), menunjukkan panjang tulang kaki janin.

  • FW (Fetal Weight), menunjukkan perkiraan berat janin.

  • FHR (Fetal Heart Rate), menunjukkan frekuensi detak jantung janin.

  • LMP (Last Menstrual Period), merupakan hitungan hari pertama haid terakhir untuk mengetahui umur janin.

  • EDD (Estimated Due Date), menunjukkan perkiraan kelahiran bayi yang didapat dari menghitung usia kehamilan 40 minggu sejak hari menstruasi terakhir.

Cara membaca hasil USG 2D trimester 3 tidak berbeda dengan USG di trimester pertama dan kedua. Selain itu, saat tes USG di trimester kedua, Bunda biasanya sudah bisa mengetahui jenis kelamin janin.

Cara membaca hasil USG jenis kelamin dilakukan menggunakan Teori Nub. Menurut teori tersebut, setiap bayi memiliki tuberkulum genital yang terletak di antara kaki, yang terbentuk antara minggu ke-11 dan 13.

Jika janin berjenis kelamin laki-laki maka posisi tuberkulum genital akan membentuk sudut 30 derajat dari ruas tulang belakang. Sedangkan cara membaca hasil USG jenis kelamin perempuan, apabila posisi tuberkulum genital sejajar dengan tulang belakang atau membentuk sudut kurang dari 10 derajat.

Demikian Bunda, ulasan mengenai cara membaca hasil USG yang semoga informasinya dapat bermanfaat. Selalu jaga kesehatan Bunda dan calon Si Buah Hati, ya!

Image Article
Bunda, Simak Cara Membaca Hasil USG yang Tepat Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Memilih Susu Anak 4 Tahun yang Perlu Bunda Perhatikan

Published date

Bunda, salah satu hal penting dalam mengasuh anak usia 4 tahun adalah memilih susu yang sesuai karena menjadi tambahan gizi untuk membantu Si Buah Hati tumbuh dan berkembang dengan optimal. Selain mengandung kalsium yang mendukung kekuatan dan kesehatan tulang, susu  anak 4 tahun juga menyediakan gizi yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Yuk, ketahui apa saja manfaat susu dan bagaimana cara memilih susu untuk anak  dan keluarga.

Manfaat Minum Susu bagi Anak

Susu memiliki manfaat yang baik untuk tubuh, termasuk untuk anak usia 4 tahun yang masih dalam tahap pertumbuhan. Ini karena susu merupakan sumber kalsium untuk mendukung pertumbuhan tulang anak dan membantu mencegah potensi penyakit tulang yang kompleks, seperti osteoporosis.

Selain itu, susu juga secara alami mengandung vitamin D yang membantu tubuh anak menyerap kalsium dari berbagai sumber sekaligus mengurangi potensi penyakit osteoporosis di kemudian hari atau rakhitis pada masa kanak-kanak.

Kandungan penting lain dari susu adalah protein yang berfungsi sebagai sumber energi sekaligus membantu memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

Beberapa kandungan gizi di susu seperti kalsium dan phosfor  bermanfaat dalam menjaga kesehatan gigi, tekanan darah anak, serta menjadi sumber vitamin dan mineral penting untuk pertumbuhan anak.

Cara Memilih Susu Anak 4 Tahun

Bunda sudah tahu kan manfaat minum susu untuk anak. Selanjutnya,  Bunda perlu tahu lima hal yang perlu diperhatikan saat memilih susu untuk anak usia 4 tahun. Berikut ulasannya:

1. Jenis Susu

Bunda dapat memilih berbagai jenis susu sesuai kebutuhan anak. Ada beberapa jenis susu yang tersedia di pasaran, seperti susu sapi, susu kedelai, hingga susu kambing. Namun, secara umum produk susu dapat dibedakan menjadi dua dari kandungan lemaknya, yakni full cream/whole milk dan rendah lemak.

Susu full cream atau susu murni dapat mengandung lemak sekitar 3,25 persen, sedangkan susu rendah lemak mengandung sekitar 1-2 persen lemak. Tingkat kandungan lemak dari susu ini bisa menjadi salah satu pertimbangan Bunda dalam memilih susu untuk Si Buah Hati.

Anak usia 4-5 tahun direkomendasikan untuk mendapatkan sepertiga kalori harian dari lemak. Oleh karenanya, Bunda dapat memilih jenis susu dengan memperhatikan diet sehari-hari anak.

2. Usia dan Kondisi Anak

Setiap anak memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dan tergantung sesuai usia dan kondisi tubuh anak. Karena produk susu yang beredar di pasaran secara regulasi biasanya sudah dibedakan sesuai kelompok usia anak. Misalnya pada susu formula bayi dan susu pertumbuhan 1 – 3 tahun. Namun pada jenis susu bubuk umum tidak dikelompokkan berdasarkan tingkat usia.

Selain usia, kondisi anak juga perlu diperhatikan. Apabila Si Buah Hati memiliki kondisi khusus seperti alergi susu sapi, tentu Bunda harus mencari alternatif jenis susu anak 4 tahun. Bunda dapat memilih jenis susu yang  bebas dari bahan  protein susu hewani, misalnya  susu almond.

Baca Juga: Fungsi Susu dengan Omega 3 dan 6

3. Gizi yang Terkandung dalam Susu

Tips selanjutnya dalam memilih susu untuk anak dan keluarga yakni dengan memperhatikan label pada kemasan susu untuk memastikan kandungan gizinya. Umumnya, susu memiliki kandungan fosfor, kalsium, vitamin A, vitamin D (dalam produk yang diperkaya), riboflavin, vitamin B12, kalium, seng, kolin, magnesium, dan selenium.

Bunda dapat memilih susu dengan kandungan kalsium yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak. Selain kandungan  protein nya, susu biasanya di fortifikasi dengan zat besi yang cukup untuk mendukung perkembangan otak Si Buah Hati.

4. Rasa yang Disukai Anak

Anak usia 4 tahun terkadang memiliki preferensi rasa yang kuat, misalnya lebih suka rasa coklat daripada rasa susu biasa. Bunda dapat memilihkan susu dengan varian rasa yang disukai anak untuk memastikan Si Buah Hati berselera untuk mengonsumsi susu setiap hari.

Itu tadi bahasan mengenai susu anak 4 tahun  untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati. Jika Bunda masih memiliki pertanyaan seputar pilihan susu yang sesuai untuk anak, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter anak maupun ahli gizi.

Image Article
Cara Memilih Susu Anak 4 Tahun yang Perlu Bunda Perhatikan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Ini 7 Cara Stimulasi Anak Agar Cepat Jalan

Published date

Bunda, proses berdiri dan berjalan merupakan proses alamiah yang terjadi pada anak.  Meski begitu, Bunda perlu menyadari bahwa perkembangan setiap anak memiliki kecepatan berbeda-beda. Misalnya, meskipun banyak bayi yang memulai langkah pertama di usia 12 bulan atau sebelumnya, ada juga anak yang belum bisa berjalan di ulang tahun pertamanya, bahkan beberapa bulan setelahnya. 

Meskipun demikian, tak ada salahnya Bunda melakukan beberapa cara stimulasi anak agar cepat jalan saat Si Buah Hati sudah menunjukkan tanda-tanda siap berjalan.

Faktor yang Mempengaruhi Proses Anak Belajar Berjalan

Sebelumnya, perlu Bunda pahami bahwa ada 3 faktor yang memengaruhi proses berdiri dan berjalan seorang anak, yakni faktor dari dalam diri anak sendiri.

Faktor berikutnya adalah faktor lingkungan, yakni pola asuh yang memberikan anak peluang untuk berdiri dan berjalan. Lalu, faktor aktivitas, yaitu anak didorong untuk beraktivitas sesuai dengan usia perkembangan anak, yakni sekitar usia 9 bulan untuk berdiri dan 12 bulan untuk berjalan.

Tanda Anak Siap Berjalan

Sebelum Bunda mencari cara menstimulasi anak agar cepat berjalan, sebaiknya kenali tanda kesiapan anak memasuki fase belajar baru:

  1. Menarik diri ke atas untuk berdiri

  2. Jadi petualang yang berani

  3. Berjalan dengan berpegangan pada benda

  4. Menangis, merengek, dan mengubah pola tidur

  5. Berjalan dengan bantuan, misalnya keranjang mainan beroda

  6. Berdiri sendiri. 

Cara Stimulasi Anak Agar Cepat Jalan

Ada sejumlah cara menstimulasi anak 1 tahun agar cepat jalan yang bisa Bunda lakukan di rumah:

  1. Biarkan mereka bertelanjang kaki

Bayi membutuhkan daya cengkeram yang baik untuk bergerak. Bebaskan Si Buah Hati bermain tanpa alas kaki untuk membantunya meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.

  1. Membantu anak untuk berdiri dan duduk

Pada usia 8 bulan, biasanya anak mulai bisa berdiri dan berjalan. Bunda bisa membantu mengangkat tubuh Si Buah Hati saat ia sudah dalam posisi siap untuk berdiri. Lalu, saat anak ingin duduk kembali, ajari Si Buah Hati untuk menekuk lututnya lebih dulu guna mengurangi risiko cedera. 

  1. Pancing dengan mainan

Agar si Buah Hati mau bergerak, Bunda bisa memancingnya dengan mainan. Misalnya, letakkan beberapa mainan favorit di sekitar ananda sehingga ia memiliki motivasi untuk bergerak. Mainan itu bisa diletakkan cukup jauh dari jangkauan agar anak mau berusaha mengambilnya tetapi jangan terlalu jauh agar Si Buah Hati tidak merasa frustrasi.

  1. Beri banyak kesempatan bermain di lantai 

Bunda, bisa jadi Si Buah Hati tidak tertarik berjalan karena tidak dapat banyak kesempatan untuk berlatih. Misalnya, ananda lebih sering digendong, bermain di boks atau tempat tidur, dan sebagainya. Anak-anak perlu diberikan kesempatan berkeliaran bebas di lantai sehingga dapat menggunakan keterampilan motorik kasarnya dengan optimal.

  1. Latihan naik turun tangga 

Si Buah Hati mungkin lama-lama menjadi bosan berlatih di lantai terus, Bunda bisa melatihnya naik turun tangga. Biarkan Si Buah Hati perlahan-lahan menaiki tangga dengan menggunakan tangan, lutut, dan kaki mereka. Latihan ini melibatkan semua otot. 

  1. Hindari penggunaan baby walker 

Bunda sebaiknya menghindari penggunaan baby walker. Alat ini dianggap aman untuk digunakan, tetapi sebenarnya berisiko membahayakan keselamatan anak karena bisa tersandung dan terjatuh. Anak juga lebih malas menggerakkan ototnya sehingga perkembangan berjalan anak lebih lambat. 

  1. Jangan paksa anak untuk berjalan

Bunda mungkin khawatir saat Si Buah Hati belum bisa berjalan sementara anak seusianya sudah. Tetapi, Bunda tak perlu terlalu memaksa Si Buah Hati karena bayi normal mulai berjalan di usia 8-17 bulan. Memaksa Si Buah Hati berjalan saat ia belum siap akan membuatnya stres dan justru semakin terlambat memulai berjalan. 

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menstimulasi anak agar cepat berjalan adalah keamanan buah hati. Buah hati yang sedang belajar berjalan akan mengalami fase kehilangan keseimbangan, jatuh, terbentur meski Bunda mengawasinya setiap saat. 

Bunda harus memastikan tempat ananda bermain aman dari benda-benda berbahaya, misalnya gunting, pisau, besi, termasuk pinggiran perabotan yang tajam.

Baca Juga: Penyebab Anak Susah Disapih

Red Flag Saat Anak Belajar Berjalan yang Harus Diwaspadai

Selain mencari cara stimulasi agar anak cepat jalan, Bunda juga perlu mengetahui apa saja tanda-tanda keterlambatan perkembangan si Buah Hati menurut usianya. Tanda-tanda ini dikenal dengan istilah red flag. Bunda harus waspada jika Si Buah Hati menunjukkan tanda-tanda seperti berikut ini saat memasuki usia belajar berjalan:

Tonus otot atau pola gerak tidak simetris pada kedua sisi tubuh

- Tubuh kaku

- Kedua tungkai lemas

- Anak tidak mau menapakkan kaki di lantai

- Duduk menumpu pada tulang ekor

- Duduk dengan posisi tungkai seperti huruf W

- Saat berdiri lutut menekuk atau melengkung ke belakang

- Tiba-tiba berhenti berjalan

- Tidak bisa melangkah mandiri di usia 15 bulan

- Belum bisa berjalan di usia 18 bulan ke atas

- Cara berjalan tidak stabil di usia 2 tahun

- Memiliki cara berjalan yang tidak biasa di usia 3 tahun.

Apabila Si Buah Hati menunjukkan tanda-tanda di atas, ada baiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat arahan dan penanganan lebih lanjut.

Image Article
Bunda, Ini 7 Cara Stimulasi Anak Agar Cepat Jalan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apa Manfaat Menggambar untuk Anak Usia Dini?

Published date

Menggambar adalah salah satu aktivitas yang umum dilakukan anak usia dini. Anak-anak pun biasanya antusias saat diajak mengikuti kegiatan mewarnai atau corat-coret untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk gambar ini. Sebagian di antara Bunda mungkin ada yang penasaran, sebenarnya apa sih manfaat menggambar untuk anak?

Menggambar bukan sekadar kegiatan yang seru-seruan dan menyenangkan. Ada beberapa manfaat yang penting dan bisa jadi bekal Si Buah Hati untuk menapaki masa depannya kelak. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya lewat artikel berikut ini.

Apa Manfaat Menggambar untuk Anak?

Menggambar adalah salah satu aktivitas untuk menambah pengetahuan sekaligus memberikan rangsangan untuk tumbuh kembang anak. Saat menggambar, Si Buah Hati menghubungkan titik, garis, sampai membentuk suatu gambar. Nah, proses belajar menggambar memerlukan imajinasi, visualisasi, atau mencari cara terbaik untuk menuangkan ide di atas media gambar.

Dalam proses kreatif ini, ada beberapa manfaat menggambar untuk anak usia dini yang sayang untuk dilewatkan, seperti:

  • Melatih kesabaran

Saat Si Buah Hati menggambar sendirian, proses kreatif ini ternyata juga melatih kesabaran. Duduk dan fokus saat menggambar perlu ketelatenan. Selain itu, ketika ada masalah saat menggambar, misalkan salah membuat garis atau keliru membubuhkan warna, anak juga perlu mengendalikan rasa frustasinya. Keterampilan ini penting untuk kemampuan sosial anak di masa depan. 

  • Melatih keterampilan motorik halus

Mengembangkan keterampilan motorik halus di usia dini sangat penting untuk Si Buah Hati. Keterampilan ini kelak bakal berguna untuk menulis, mengetik, mengemudi, bahkan main alat musik. Nah, Bunda bisa melatihnya dengan menggambar.

  • Mendorong analisis visual

Anak kecil umumnya belum paham konsep jarak, perbandingan ukuran, atau tekstur tertentu. Nah, Bunda secara tidak langsung bisa mengajari Si Buah Hati konsep tersebut dengan memintanya menggambar benda besar dan kecil, halus dan kasar, atau jauh dan dekat. 

  • Membantu membangun konsentrasi

Anak biasanya senang jika disuruh menggambar. Saat disuruh mengerjakan aktivitas yang menarik dan disukai, Si Buah Hati cenderung lebih semangat, telaten, dan konsentrasi. Latihan konsentrasi ini nantinya penting buat proses belajar anak. 

Baca Juga: Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

  • Media berekspresi

Bunda mungkin pernah mendapati anak tantrum karena sulit mengekspresikan emosinya. Nah, menggambar bisa jadi sarana media berekspresi Si Buah Hati. Anak bisa menyalurkan energinya untuk menciptakan suatu karya yang sesuai emosinya. 

  • Melatih kemampuan berpikir kritis

Saat melewati proses belajar menggambar, otak anak didorong untuk merencanakan apa yang akan dikerjakan. Misalkan menggambar pakai krayon berarti tidak bisa dihapus, atau saat salah pakai spidol lalu gambaran harus diapakan. Proses perencanaan dan pemecahan masalah ini dapat mengasah kemampuan berpikir kritis sejak dini. 

  • Mengasah kreativitas

Menggambar tentunya lekat dengan kreativitas. Nah, keterampilan ini bisa diasah lewat latihan menggambar sejak dini. Kreativitas ini nantinya dapat membantu anak ketika perlu mencari solusi untuk menghadapi masalah sehari-hari.

  • Sarana berkomunikasi 

Bagi anak berkebutuhan khusus seperti autisme, belajar menggambar efektif digunakan untuk sarana berkomunikasi. Terutama bagi penyandang disabilitas yang punya keterbatasan kemampuan komunikasi verbal. Lewat gambaran, anak dapat terhubung dengan orang lain, merespons, dan mengekspresikan emosinya. 

Setelah menyimak beragam manfaat menggambar untuk anak di atas, Bunda tentunya makin bersemangat mendukung aktivitas kreatif Si Buah Hati. 

Bagi Bunda yang masih bingung, apakah metodenya sama dengan cara menggambar rumah untuk anak SD yang dimulai dengan menghubungkan titik dan garis, atau perlu cara khusus, simak penjelasan berikut.

Bagaimana Cara Belajar Menggambar untuk Anak?

Perlu Bunda pahami, bagi anak usia dini, tema dan hasil menggambar itu bersifat sekunder alias bukan yang utama. Hal yang paling penting dari kegiatan menggambar anak usia dini adalah prosesnya, di mana aktivitas psikologis dan fisik digunakan. 

Untuk menunjang proyek seni yang berfokus pada proses ini, ada baiknya Bunda memberikan kebebasan pada anak untuk menjajal ide atau imajinasinya. Tapi, Bunda tetap perlu memberikan contoh bagaimana menggunakan alat-alat yang dipakai untuk menggambar. Misal, cara memegang pensil warna, memakai spidol, menggunakan krayon, atau memakai kuas untuk cat air. Setelah itu, baru biarkan Si Buah Hati mengekspresikan kreativitasnya. 

Dukung terus Si Buah Hati untuk aktif belajar dan berkreasi! Jangan lupa untuk lengkapi asupan nutrisinya dengan memberikan susu DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, DHA, omega 3 & 6, tinggi vitamin A, C, E dan mikronutrien lainnya.

Dengan dukungan nutrisi yang tepat dari Bunda, termasuk dengan memberikan susu DANCOW 3+ Imunutri, aktivitas menggambar tak hanya untuk seru-seruan, tapi sekaligus Bunda juga dapat memberikan manfaat menggambar untuk anak untuk bekal Si Buah Hati kelak.

Image Article
Apa Manfaat Menggambar untuk Anak Usia Dini?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tahap Perkembangan Bayi dan Stimulasi Tepat untuk Diberikan

Published date

Tahapan tumbuh kembang bayi adalah hal penting yang perlu dicermati dari waktu ke waktu. Itu sebabnya Bunda perlu memantau perkembangan bayi dari minggu ke minggu agar tumbuh kembang Si Buah Hati bisa maksimal dan sesuai dengan usianya.

Proses perkembangan bayi telah dimulai sejak di dalam kandungan dimana pada periode tersebut ada masa emas tahap pertumbuhan dan perkembangan anak atau dikenal dengan 1000 hari pertama kehidupannya, yaitu dari janin hingga anak berusia 2 tahun. Pada masa emas ini otak bayi berkembang hingga mencapai 80% dari kemampuan maksimalnya. 

Tahapan tumbuh kembang bayi dimulai dari tengkurap, menegakkan kepala, duduk, merangkak, berdiri, hingga berjalan. Fase-fase tersebut harus terlewati sesuai dengan usia Si Buah Hati. Jika bayi melewati salah satu dari fase tersebut, maka orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter.

Agar tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi bisa optimal, bayi dan anak-anak juga membutuhkan stimulasi yang tepat untuk menunjang sel-sel pertumbuhan, membantu perkembangan sensorik, bahasa, dan fungsi kognitif anak.

Tahapan Tumbuh Kembang Bayi 

Melihat tumbuh kembang si Buah Hati yang tepat sesuai usia tentu harapan semua orang tua. Berikut beberapa tahapan tumbuh kembang bayi dari 0 bulan hingga berusia kanak-kanak 3 tahun.

  1. Bayi usia 2 bulan

Bayi berusia 2 bulan sudah dapat membuka lebar matanya. Ini membuat Si Buah Hati tumbuh rasa ingin tahu. Selain itu, di usia ini, bayi juga sudah bisa menunjukkan interaksi dengan orang lain seperti tersenyum atau tertawa ketika melihat sesuatu. 

  1. Bayi usia 4 bulan

Si Buah Hati yang berusia 4 bulan telah tumbuh dan berkembang lebih banyak. Dalam tahap perkembangannya, bayi akan lebih bisa bersosialisasi dan bergerak terarah. Di usia ini, bayi juga mulai mengeluarkan suara dan juga bermain dengan Bunda dan juga sudah bisa mendengar dan mengikuti arah gerakan Bunda, lho. Bayi berusia 4 bulan sudah bisa belajar mengkomunikasikan rasa lapar, tidak nyaman, dan mengantuk. 

  1. Bayi usia 6 bulan

Selanjutnya pada usia 6 bulan, bayi sudah dapat menggunakan suara untuk mengekspresikan emosinya lho, Bunda. Bukan hanya itu, Si Buah Hati sudah mulai mengenali wajah Bunda dan Ayah yang kerap mengasuhnya. Beberapa anak juga sudah mulai belajar duduk dan segera merangkak. Meraih mainan atau benda yang menarik perhatian juga kerap dilakukannya. 

  1. Bayi usia 9 bulan

Bersiaplah mengunci lemari dan menjauhkan benda tajam dari jangkauan Si Buah Hati yang memasuki usia 9 bulan. Itu karena pada usia ini, Si Buah Hati mulai senang bergerak dan mengeksplorasi seluruh area rumah. Rasa ingin tahu yang besar juga menjadi ciri khas bayi berusia 9 bulan. Ia mulai merespons saat namanya dipanggil, memberi pelukan balik, hingga munculnya rasa malu dan takut pada orang baru. Salah satu permainan yang paling disenangi si 9 bulan adalah cilukba. 

Baca Juga: Ketahui Cara Menyapih Anak dengan Tepat

Stimulasi Bayi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan stimulasi yang bisa mendukung tahapan perkembangan bayi, sebagai berikut:

  1. Memberi perlakuan yang responsif

Semua bayi dan anak-anak harus menerima perawatan yang responsif selama 3 tahun pertama kehidupannya. Orang tua dan lingkungan sekitar harus mendukung setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi, dengan memberikan kasih sayang dan perhatian kepada Si Buah Hati.

Orang tua bisa meluangkan waktu untuk memeluk dan menggendong Si Buah Hati, karena hal ini bisa membantunya merasa aman dan diperhatikan.  Kedekatan dengan orang tua bisa memicu rasa percaya diri, yang memungkinkan bayi dan anak-anak mengeksplorasi lingkungan dengan lebih baik. 

  1. Stimulasi belajar sejak dini

Semua bayi dan anak-anak harus mempunyai kegiatan belajar sejak dini, ditemani orang tua atau orang terdekatnya setidaknya selama 3 tahun pertama kehidupan. Anak-anak harus dilibatkan dalam pembelajaran dini. Hal ini bisa dipadukan dengan permainan yang menyenangkan.

Bunda yang memiliki anak berusia 1-2 tahun, bisa membantu proses perkembangan bayi dengan bermain teka-teki sederhana dan menyortir benda. Di usia ini, anak-anak bisa didorong untuk mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru. 

  1. Sering mengajak bicara

Bahasa yang digunakan oleh orang dewasa kepada anak-anak bisa mempengaruhi pertumbuhan kognitif dan pembelajaran anak-anak. Untuk mendukung tahapan tumbuh kembang bayi berusia 0-1 tahun, Bunda bisa mengulangi suara yang dikeluarkan bayi dengan menambahkan kata, yang akan membantunya belajar menggunakan bahasa.

  1. Mencukupi kebutuhan gizi

Asupan makanan yang cukup dan bergizi diperlukan untuk kesehatan, perkembangan, dan pembelajaran anak. Bunda bisa memberikan ASI eksklusif untuk memenuhi semua kebutuhan bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya. Saat berusia 6-12 bulan, selain tetap memberikan ASI, bunda dapat memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) dimana bayi akan belajar rasa dan tekstur baru dengan makanan lunak dan padat yang sehat secara bertahap. 

  1. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik pada anak bisa mengurangi risiko obesitas, meningkatkan imunitas tubuh, serta mendorong pertumbuhan tulang dan otot.  Aktivitas fisik yang dilakukan harus disesuaikan dengan kemampuan Si Buah Hati, seperti melatih bayi tengkurap saat terbangun dan muncul rasa ingin bermain. Bayi yang belum bisa merangkak bisa dirangsang dengan cara menaruh mainan-mainan yang menarik perhatiannya di area sekitarnya.

Itu tadi beberapa cara untuk menstimulasi tahapan tumbuh kembang bayi. Semoga bermanfaat ya, Bunda! Berikan anak ASI ekslusif selama enam bulan, diikuti dengan pemberian MPASI yang aman dan tepat saat Si Buah Hati berusia 6 bulan. ASI tetap diberikan selama mungkin.

Image Article
Tahap Perkembangan Bayi dan Stimulasi Tepat untuk Diberikan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apa Sebab Lidah Bayi Berjamur? Temukan Cara Mencegahnya di Sini!

Published date

Menjaga kesehatan mulut bayi adalah hal yang penting dilakukan meskipun Si Buah Hati belum memiliki gigi dan mulai makan. Sebab, jika lidah dan rongga mulut tidak rutin dibersihkan, bayi dapat mengalami infeksi jamur.

Dalam istilah medis, lidah bayi berjamur dikenal sebagai neonatal thrush atau kandiasis mulut. Adapun diagnosis klinisnya berdasarkan bercak putih pada permukaan mukosa mulut. Kondisi ini kerap dikaitkan dengan infeksi jamur Candida albicans.   Dalam artikel berikut ini, Bunda akan mengetahui bahasan terkait penyebab lidah berjamur pada bayi dan cara mencegahnya.

Penyebab Lidah Bayi Berjamur

Oral thrush atau yang dalam istilah umum juga dikenal sebagai sariawan adalah masalah kesehatan yang bisa dialami siapa saja. Namun, infeksi jamur ini lebih sering terjadi pada bayi dengan usia 0 hingga 6 bulan. Meski lebih sering menginfeksi bayi baru lahir, penelitian menunjukkan bahwa oral thrush tidak berhubungan dengan metode persalinan.

Ada beberapa gejala dan ciri-ciri lidah bayi berjamur, seperti munculnya lesi berwarna putih creamy pada lidah, pipi bagian dalam, dan kadang-kadang di langit-langit mulut, gusi, atau amandel. Selain itu, ciri-ciri jamur pada lidah bayi juga dapat dikenali dengan adanya lesi sedikit menonjol dengan tampilan seperti keju cottage. 

Adapun penyebab lidah bayi berjamur meliputi:

  • Infeksi jamur Candida albicans

    Candida albicans sebenarnya secara alami memang tumbuh di mulut dan usus, tetapi secara umum jamur ini jarang menyebabkan masalah kesehatan serius karena sistem imun manusia dapat mengontrol pertumbuhannya. 

    Akan tetapi, bayi memiliki sistem imun yang belum matang, sehingga lebih rentan terinfeksi jamur dan bakteri. Kondisi mulut bayi yang gelap, hangat, dan lembut, adalah lingkungan sempurna bagi Candida albicans untuk tumbuh semakin banyak. 

  • Ibu menderita infeksi jamur

    Lidah bayi berjamur juga dapat terjadi jika ia terlahir melalui proses persalinan normal melalui vagina seorang ibu yang menderita infeksi jamur.

  • Bayi mengonsumsi antibiotik atau obat steroids

    Antibiotik dan steroids dapat membunuh bakteri di dalam tubuh, termasuk bakteri baik yang dapat mengendalikan pertumbuhan jamur Candida albicans penyebab lidah bayi berjamur.

  • Tidak menjaga kebersihan mulut bayi

    Air susu ibu (ASI) atau susu formula yang tertinggal di lidah atau mulut bayi selama berhari-hari akan membuat bakteri berkembang biak di air liur yang manis, sehingga dapat memicu infeksi jamur pada lidah bayi.

Baca Juga: Cara Menyapih Anak dari ASI

Penanganan Lidah Bayi Berjamur

Lidah berjamur dapat diobati dengan menggunakan gel mulut. Gel ini dapat digunakan oleh orang dewasa, anak-anak, ataupun bayi di atas usia 4 bulan. Namun, untuk penggunaan obat, Bunda disarankan berkonsultasi dokter untuk diberikan resep tepat untuk menangani lidah berjamur pada bayi. 

Selain itu, jika bayi masih menyusu langsung dari payudara, kegiatan menyusui nya masih dapat dilanjutkan, Bunda juga dapat mengoleskan gel antijamur pada puting. Upaya ini dapat mencegah penularan infeksi jamur kepada bayi saat menyusu. Tapi terkait untuk pemakaian obat oles tersebut, Bunda perlu berkonsultasi ke dokter supaya penggunaannya tepat dan sesuai kebutuhan.

Sebaiknya, Bunda diharapkan segera membawa bayi ke dokter untuk mendapatkan penangan lebih tepat jika muncul tanda-tanda berikut ini:

- Kondisi lidah berjamur pada bayi menjadi lebih buruk dan Si Buah Hati merasa semakin tidak nyaman.

- Bunda masih menyusui secara langsung sehingga membutuhkan obat-obatan agar terhindar dari infeksi jamur sehingga tidak terjadi penularan berulang.

- Kondisi bayi tidak membaik setelah 48 jam menerima perawatan pada infeksi jamur. 

Cara Mencegah Lidah Bayi Berjamur

Lidah bayi berjamur dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya adalah:

  • Bersihkan dot dan botol susu dengan benar

    Jika bayi minum ASI perah (ASIP) dengan botol susu dan dot, sebaiknya Bunda memastikan kebersihan perlengkapan tersebut. Jangan lupa mencuci dan mensterilkan botol susu serta alat pompa ASI dengan benar untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat menginfeksi Si Buah Hati.

  • Rutin bersihkan puting

    Jika bayi menyusu secara langsung dari payudara, pastikan Bunda selalu menjaga kebersihan puting untuk mencegah tumbuhnya jamur. Rutin bersihkan puting dan mengelapnya dengan air hangat setiap hari.

  • Simpan susu di lemari es

    Simpan susu atau ASIP di kulkas dengan suhu 0 – 4 ° C untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau jamur dimana bisa bertahan hingga 4 hari. 

  • Segera obati saat puting terluka

    Jika Bunda merasa puting payudara sakit, berwarna merah, atau terluka, sebaiknya segera temui dokter. Sebab, puting yang terluka bisa menyebabkan terjadinya tular menular infeksi jamur antara Bunda dan Si Buah Hati.

  • Rutin bersihkan lidah dan mulut bayi

    Meskipun belum memiliki gigi, Bunda sebaiknya tetap rutin membersihkan mulut bayi untuk mencegah berkembang biaknya bakteri dan jamur. Bunda dapat menyikat gusi dan lidah Si Buah Hati dengan sikat khusus atau mengelapnya dengan kain kasa basah.

Itulah penyebab lidah bayi berjamur serta cara menanganinya. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan rongga mulut bayi serta puting, dot, ataupun botol susu untuk mencegah infeksi jamur pada lidah Si Buah Hati. 

Berikan anak ASI ekslusif selama enam bulan, diikuti dengan pemberian MPASI yang aman dan tepat saat Si Buah Hati berusia 6 bulan. ASI tetap diberikan selama mungkin.

Image Article
Apa Sebab Lidah Bayi Berjamur? Temukan Cara Mencegahnya di Sini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Kenali Tanda Dehidrasi Pada Bayi Berikut Ini!

Published date

Dehidrasi dapat dialami siapa saja, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Namun, bayi lebih rentan mengalami dehidrasi dan jika tidak ditangani dengan cepat dapat menjadi masalah medis yang serius. Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui tanda dehidrasi pada bayi untuk mencegah kondisi medis yang serius.

Apa Itu Dehidrasi?

Dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup cairan untuk menjalankan fungsi normalnya. Perlu Bunda ketahui bahwa air adalah komponen penting bagi tubuh untuk mengontrol suhu tubuh, menjaga kesehatan organ dan jaringan, membawa nutrisi, dan menjaga fungsi sistem tubuh. 

Kondisi berkurangnya atau hilangnya cairan pada bayi bisa terjadi saat buang air kecil, buang air besar, berkeringat, menangis, dan bernapas. Saat bayi mengalami diare atau muntah, cairan tubuhnya akan berkurang cepat dan dapat menyebabkan Si Buah Hati mengalami dehidrasi. Itulah tanda dehidrasi pada bayi baru lahir.

Faktanya, kebutuhan cairan berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh. 

  • Bayi usia 0–6 bulan memerlukan cairan 700 mL/hari, 

  • Bayi usia 7–12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari; 

  • Anak usia 1 – 3 tahun sekitar 1300 mL/hari; 

  • Anak usia 4 – 8 tahun sekitar 1700 mL/hari; 

  • Anak usia 9 – 13 tahun berjenis kelamin laki-laki sekitar 2400 mL/hari dan yang berjenis kelamin perempuan sekitar 2100 mL/hari ;

Kebutuhan cairan tersebut diperoleh dari makanan dan minuman. Dari minuman, sebagian besar kebutuhan cairan ini dapat diperoleh dari air putih, susu, atau jus buah. Namun perlu di ingat bahwa untuk bayi 0-6 bulan cairan hanya boleh diberikan dari ASI. Adapun komposisi air di dalam ASI berkisar antara 87% – 90%. 

Kalau bayi Bunda mengalami kondisi medis tertentu dan tidak memungkinkan untuk pemberian ASI, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan asupan nutrisi alternatif.

Gejala atau Tanda Dehidrasi pada Bayi

Cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi ringan hingga berat. Tanda-tanda dehidrasi pada bayi yang perlu diperhatikan antara lain tidak seaktif biasanya kurang buang air kecil (ditandai dengan kurang dari enam popok basah dalam 24 jam), urine berwarna kuning tua atau oranye, bibir dan mulut kering, tidak mengeluarkan air mata saat menangis, titik lunak di kepala 

Sementara, tanda dehidrasi parah yakni Si Buah Hati jadi sangat rewel, kantuk berlebihan, mata cekung, tangan dan kaki terasa dingin serta berubah warna, kulit keriput, buang air kecil hanya 1-2 kali sehari, sembelit, diare.

Namun, tanda dehidrasi pada bayi baru lahir kadang tidak terlihat jelas. Oleh sebab itu, Bunda perlu memastikan kebutuhan cairan Si Buah Hati terpenuhi. Salah satu caranya dengan mengecek volume popok bayi  setelah dipakai. 

Baca Juga: Ketahui Cara Menyapih Asi Anak yang Tepat

Penanganan Dehidrasi pada Bayi

Jika Bunda melihat tanda dehidrasi pada bayi, hal yang harus dilakukan adalah memberikan cairan. Bila bayi masih dibawa enam bulan, Bunda bisa terus memberikan ASI untuk memenuhi cairannya dan segera diperiksakan ke dokter.

Jika bayi berusia di atas enam bulan, ASI dapat terus diberikan dan Bunda perlu lebih sering memberikan cairan dalam jumlah kecil namun sering.

Jika bayi Bunda lebih besar, setidaknya beratnya 10 kg, berikan setidaknya 250 mL air untuk diminum setiap jam selama empat jam. Jika mereka mengalami muntah atau diare, Bunda bisa memberikan air lebih dari jumlah itu. 

Selain memberikan cairan untuk bayi, Bunda juga dapat memindahkan Si Buah Hati ke tempat yang sejuk dan melepaskan pakaian atau selimut. Hal ini agar mendinginkan suhu tubuh dan bayi tidak kepanasan.

Cara Mencegah Dehidrasi pada Bayi

Perut bayi baru lahir hanya sebesar buah anggur dan perlahan akan membesar seiring bertambahnya usia. Dengan kata lain, bayi baru lahir hanya dapat minum beberapa sendok teh atau sekitar 30 mL ASI sekali minum.

Agar bayi baru lahir tidak dehidrasi, mereka membutuhkan sekitar sembilan kali menyusu dalam jangka waktu 24 jam. Untuk mengecek apakah bayi dehidrasi atau tidak, adalah dari buang air besar dan buang air kecilnya. Sebab, hal ini menjadi tanda seberapa banyak air yang masuk tubuh. 

Periksa juga bagaimana tekstur tinja bayi. Tinja yang sangat encer dan tidak berampas bisa jadi pertanda diare. Sementara tinja yang terlalu kering dan keras bisa jadi tanda bayi Bunda sembelit. Seperti disebutkan di atas, diare dan sembelit juga bisa menjadi tanda dehidrasi pada bayi.

Berikan Si Buah Hati ASI ekslusif selama enam bulan, diikuti dengan pemberian MPASI yang aman dan tepat saat Si Kecil berusia 6 bulan dan ASI tetap diberikan selama mungkin.

Image Article
Bunda, Kenali Tanda Dehidrasi Pada Bayi Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Intip Cara Ampuh Stimulasi Bicara Anak 1 Tahun Berikut Ini!

Published date

Usia satu tahun adalah periode penting dalam perkembangan bicara dan kemampuan bahasa anak. Oleh karenanya, Bunda perlu memberikan stimulasi yang tepat untuk mendukung perkembangan kemampuan bicara Si Buah Hati.

Artikel ini akan membahas stimulasi bicara anak 1 tahun yang bisa Bunda lakukan untuk melatih kemampuan bahasa Si Buah Hati.

Tahap Perkembangan Kemampuan Bicara Anak 1 Tahun

Perlu Bunda ketahui, kemampuan bicara Si Buah Hati sebenarnya telah berkembang sejak ia bayi. Si Buah Hati mulai bisa cooing atau membuat suara-suara tunggal seperti “aah” atau “uuh” saat berusia 2-3 bulan. Saat mendekati usia 6 bulan, bayi mulai dapat merespons jika namanya dipanggil. Selain itu, fase cooing lambat laun meningkat menjadi babbling atau mengoceh dengan suku kata tunggal, seperti papapapa, mamamama, dadadada, atau babababa seiring bertambahnya usia anak.

Kemampuan bicara bayi akan meningkat pada usia 6-9 bulan. Pada usia ini, bayi mulai mengenali nama-nama orang dan benda. Ia juga mulai mengerti konsep-konsep dasar dalam berbicara, seperti ya atau tidak.

Si Buah Hati mulai dapat mengucapkan kata mama dan papa atau istilah lain untuk sebutan orangtuanya. Di usia ini, bayi mulai bisa menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, seperti menunjuk benda yang diinginkan, merentangkan tangan untuk minta gendong, atau melambaikan tangan.

Saat berusia 12 bulan atau pada ulang tahun pertamanya, Si Buah Hati diharapkan sudah mengerti sekitar 70 kata. Setelah berusia 1 tahun, kemampuan bicara anak berkembang pesat. Si Buah Hati akan mulai bisa mengucapkan tiga hingga enam kata. Jumlah kosa kata yang ia pahami diharapkan telah mencapai 5-50 kata pada usia 18 bulan.

Pada beberapa kasus, terdapat anak yang mengalami keterlambatan bicara. Untuk itu, Bunda perlu memperhatikan apakah kemampuan bicara Si Buah Hati sudah berkembang sesuai usianya. 

Bunda perlu mengenali tanda-tanda keterlambatan bicara sejak dini, misalnya ia tidak bersuara sama sekali hingga usia 6 bulan, tidak mengoceh atau babbling hingga usia 1 tahun, tidak dapat meniru ucapan orang lain dan tidak mampu mengucapkan satu kata pun hingga usia 16 bulan, atau kurang mampu membuat frasa bermakna hingga usia 2 tahun. 

Baca Juga: Kandungan Gizi Susu UHT: Susu Bubuk vs Susu Cair

Stimulasi Bicara Anak 1 Tahun

Untuk mendukung perkembangan kemampuan bicara Si Buah Hati, Bunda dapat memberikan stimulasi bicara sejak dini. Ada berbagai cara merangsang bicara anak 1 tahun yang efektifBerikut ini beberapa stimulasi bicara anak 1 tahun yang bisa Bunda lakukan:

Sering ajak anak berbicara

Salah satu cara merangsang bicara anak 1 tahun yang efektif adalah sering mengajaknya berbicara. Bunda dapat memilih topik pembicaraan sesuai minat Si Buah Hati, seperti tentang mainannya atau benda dan aktivitas yang ia sukai. Selain itu, Bunda juga bisa aktif mengajak Si Buah Hati berbicara sembari melakukan aktivitas sehari-hari, seperti “Bunda ganti popoknya ya sayang” atau “Ayo kita mandi dulu”.

Ajari pula Si Buah Hati untuk mengenal dan dapat menyebutkan namanya sendiri. Jangan lupa selalu buat kontak mata saat berbicara dengan Si Buah Hati. Bunda juga harus menggunakan bahasa baik dan benar saat berbicara dengan Si Buah Hati, bukan dengan kalimat yang dicadel-cadelkan atau “baby talk”.

Ajak Si Buah Hati menirukan berbagai suara

Selain aktif mengajak berbicara, Bunda juga perlu memperdengarkan berbagai suara, seperti suara hewan atau kendaraan, kepada Si Buah Hati dan meminta ia menirukannya. Cara ini akan membantu Si Buah Hati menghubungkan suara dengan kata, misalnya “anjing bersuara guk-guk” atau “suara mobil ngeng-ngeng”.

Membaca buku

Stimulasi bicara anak 1 tahun juga bisa dilakukan dengan rutin mengajak Si Buah Hati membaca buku. Pilihlah buku dengan aneka warna serta memiliki gambar yang besar untuk dibaca bersama Si Buah Hati.

Bermain dan bernyanyi

Bermain dan bernyanyi bisa menjadi cara merangsang bicara anak 1 tahun yang efektif. Bunda dapat mengajak Si Buah Hati memainkan permainan lawan kata (panas-dingin, besar-kecil, dll) atau permainan kategori kata (menyebutkan jenis-jenis barang, makanan, hewan, dll). Bunda juga bisa merangsang kemampuan bicara Si Buah Hati dengan mengajaknya menyanyikan lagu anak-anak. Cara itu cukup efektif sebagai mainan stimulasi bicara anak 1 tahun. 

Itulah stimulasi bicara anak 1 tahun yang dapat Bunda lakukan setiap hari untuk melatih kemampuan berbicara Si Buah Hati. Mari dukung perkembangan Si Buah Hati dengan lebih optimal.

Image Article
Intip Cara Stimulasi Bicara Anak 1 Tahun Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Menyapih Anak, Umur Berapa ya, Bunda?

Published date

Proses merawat Buah Hati dari lahir hingga melihatnya terus tumbuh kembang adalah pengalaman tak terganti bagi Bunda. Lalu, bagaimana saat Bunda merasa sudah perlu mempersiapkan waktu untuk menyapih Si Buah Hati? 

Banyak yang mungkin masih bertanya, menyapih anak umur berapa ya? Apa saja yang sebaiknya  lakukan?

Sebaiknya, Menyapih Anak Umur Berapa?

Menyapih berarti berhenti menyusui. Menyapih dimulai saat proses peralihan dari ASI ke makanan dan minuman lain dan berhenti saat buah hati benar-benar tidak menyusu. 

Kapan waktunya mulai menyapih pun berbeda antara anak satu dan yang lain. Ada anak yang mulai menunjukkan keinginan makan dan kurang tertarik menyusu. Ada juga yang tiba-tiba berhenti menyusu. Dengan kata lain, waktu menyapih Bunda satu dan lainnya mungkin berbeda. Lantas, menyapih anak sebaiknya umur berapa?

Saat anak menginjak usia 2 tahun, proses penyapihan direkomendasikan. Namun, sebenarnya tidak ada patokan khusus kapan waktunya menyapih buah hati. WHO merekomendasikan menyusui sampai 2 tahun atau lebih, dimana ASI eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian dilanjutkan sampai anak usia dua tahun dengan ditambah menu pendamping ASI (MPASI). KementeriaRepublik Indonesia pun juga menyarankan untuk tetap menyusui anak hingga usia 2 tahun didampingi dengan MPASI.   

Baca Juga: Kandungan Gizi Susu UHT: Apa Bedanya Susu Bubuk dan Susu Cair?

Apa yang Perlu Dilakukan Saat Akan Menyapih Anak?

Menyapih merupakan suatu proses yang dilakukan secara bertahap. Cara menyapih dimulai dari mengurangi frekuensi menyusui terlebih dahulu. 

Dengan begitu, sang buah hati dapat terbiasa dengan rutinitas dan pola makan, kemudian tubuh Bunda juga akan terbiasa untuk tidak memproduksi ASI. Misalnya saja, anak yang terbiasa menyusu 5 kali sehari dapat dikurangi menjadi 4 kali. Demikian juga dengan lama menyusu, jika biasanya sekali menyusu 30 menit maka dikurangi menjadi misalnya 20 kemudian 15 menit, secara bertahap.

Kemudian komunikasi. Bunda dapat menjelaskan ke Si Buah Hati, bahwa sudah saatnya belajar minum susu dengan gelas. Mulai kenalkan Si Buah Hati dengan gelas, sehingga anak  tidak menyusu secara langsung. 

Untuk menyapih toddler, yang terbaik adalah melakukannya secara perlahan. Bunda dapat mengubah rutinitas Si Buah Hati secara bertahap. Jika Bunda merasa sedih saat menyapih, ini adalah hal normal ya, Bun. Sebab, hormon Bunda membutuhkan waktu untuk kembali normal setelah terbiasa menyusui. Beberapa ibu ada yang langsung kembali menstruasi setelah mengurangi menyusu di malam hari dan mulai menyapih. Ada juga yang menstruasi beberapa bulan setelahnya.

Apa yang Jangan Dilakukan Saat Akan Menyapih?

Salah satu hal yang tidak boleh dilakukan saat menyapih adalah, mengoleskan sesuatu ke payudara Bunda seperti obat merah atau jamu pahit agar si Kecil enggan menyusu. Pasalnya, bahan-bahan tertentu yang dioleskan ke payudara berpotensi berdampak buruk untuk si Buah hati.

Selain itu, Bunda tidak perlu terburu-buru dan membandingkan dengan anak orang lain, karena proses menyapih Si Buah Hati bisa berbeda setiap anak. Jadi, jangan terpatok dengan pertanyaan menyapih anak umur berapa idealnya.

Bunda tidak perlu memaksa menyapih, kecuali ada situasi perubahan besar atau kondisi tidak ideal,  misalnya sakit. Saat Si Buah Hati sakit, proses penyapihan bisa membuatnya merasa tertekan. Jadi, tunggu sampai Si Buah Hati sehat, baru menyapih.

Itu tadi beberapa informasi seputar menyapih ya Bunda. Semoga Bunda tidak lagi bingung dengan pertanyaan menyapih anak umur berapa ya!

Image Article
Menyapih Anak, Umur Berapa ya, Bunda?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off