Bunda, Ini 7 Cara Stimulasi Anak Agar Cepat Jalan
28-11-2023
![Bunda, Ini 7 Cara Stimulasi Anak Agar Cepat Jalan](https://www.akudankau.co.id/sites/default/files/2023-11/Bunda%2C%20Ini%207%20Cara%20Stimulasi%20Anak%20Agar%20Cepat%20Jalan_.jpg)
Bunda, proses berdiri dan berjalan merupakan proses alamiah yang terjadi pada anak. Meski begitu, Bunda perlu menyadari bahwa perkembangan setiap anak memiliki kecepatan berbeda-beda. Misalnya, meskipun banyak bayi yang memulai langkah pertama di usia 12 bulan atau sebelumnya, ada juga anak yang belum bisa berjalan di ulang tahun pertamanya, bahkan beberapa bulan setelahnya.
Meskipun demikian, tak ada salahnya Bunda melakukan beberapa cara stimulasi anak agar cepat jalan saat Si Buah Hati sudah menunjukkan tanda-tanda siap berjalan.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Anak Belajar Berjalan
Sebelumnya, perlu Bunda pahami bahwa ada 3 faktor yang memengaruhi proses berdiri dan berjalan seorang anak, yakni faktor dari dalam diri anak sendiri.
Faktor berikutnya adalah faktor lingkungan, yakni pola asuh yang memberikan anak peluang untuk berdiri dan berjalan. Lalu, faktor aktivitas, yaitu anak didorong untuk beraktivitas sesuai dengan usia perkembangan anak, yakni sekitar usia 9 bulan untuk berdiri dan 12 bulan untuk berjalan.
Tanda Anak Siap Berjalan
Sebelum Bunda mencari cara menstimulasi anak agar cepat berjalan, sebaiknya kenali tanda kesiapan anak memasuki fase belajar baru:
Menarik diri ke atas untuk berdiri
Jadi petualang yang berani
Berjalan dengan berpegangan pada benda
Menangis, merengek, dan mengubah pola tidur
Berjalan dengan bantuan, misalnya keranjang mainan beroda
Berdiri sendiri.
Cara Stimulasi Anak Agar Cepat Jalan
Ada sejumlah cara menstimulasi anak 1 tahun agar cepat jalan yang bisa Bunda lakukan di rumah:
Biarkan mereka bertelanjang kaki
Bayi membutuhkan daya cengkeram yang baik untuk bergerak. Bebaskan Si Buah Hati bermain tanpa alas kaki untuk membantunya meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Membantu anak untuk berdiri dan duduk
Pada usia 8 bulan, biasanya anak mulai bisa berdiri dan berjalan. Bunda bisa membantu mengangkat tubuh Si Buah Hati saat ia sudah dalam posisi siap untuk berdiri. Lalu, saat anak ingin duduk kembali, ajari Si Buah Hati untuk menekuk lututnya lebih dulu guna mengurangi risiko cedera.
Pancing dengan mainan
Agar si Buah Hati mau bergerak, Bunda bisa memancingnya dengan mainan. Misalnya, letakkan beberapa mainan favorit di sekitar ananda sehingga ia memiliki motivasi untuk bergerak. Mainan itu bisa diletakkan cukup jauh dari jangkauan agar anak mau berusaha mengambilnya tetapi jangan terlalu jauh agar Si Buah Hati tidak merasa frustrasi.
Beri banyak kesempatan bermain di lantai
Bunda, bisa jadi Si Buah Hati tidak tertarik berjalan karena tidak dapat banyak kesempatan untuk berlatih. Misalnya, ananda lebih sering digendong, bermain di boks atau tempat tidur, dan sebagainya. Anak-anak perlu diberikan kesempatan berkeliaran bebas di lantai sehingga dapat menggunakan keterampilan motorik kasarnya dengan optimal.
Latihan naik turun tangga
Si Buah Hati mungkin lama-lama menjadi bosan berlatih di lantai terus, Bunda bisa melatihnya naik turun tangga. Biarkan Si Buah Hati perlahan-lahan menaiki tangga dengan menggunakan tangan, lutut, dan kaki mereka. Latihan ini melibatkan semua otot.
Hindari penggunaan baby walker
Bunda sebaiknya menghindari penggunaan baby walker. Alat ini dianggap aman untuk digunakan, tetapi sebenarnya berisiko membahayakan keselamatan anak karena bisa tersandung dan terjatuh. Anak juga lebih malas menggerakkan ototnya sehingga perkembangan berjalan anak lebih lambat.
Jangan paksa anak untuk berjalan
Bunda mungkin khawatir saat Si Buah Hati belum bisa berjalan sementara anak seusianya sudah. Tetapi, Bunda tak perlu terlalu memaksa Si Buah Hati karena bayi normal mulai berjalan di usia 8-17 bulan. Memaksa Si Buah Hati berjalan saat ia belum siap akan membuatnya stres dan justru semakin terlambat memulai berjalan.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menstimulasi anak agar cepat berjalan adalah keamanan buah hati. Buah hati yang sedang belajar berjalan akan mengalami fase kehilangan keseimbangan, jatuh, terbentur meski Bunda mengawasinya setiap saat.
Bunda harus memastikan tempat ananda bermain aman dari benda-benda berbahaya, misalnya gunting, pisau, besi, termasuk pinggiran perabotan yang tajam.
Baca Juga: Penyebab Anak Susah Disapih
Red Flag Saat Anak Belajar Berjalan yang Harus Diwaspadai
Selain mencari cara stimulasi agar anak cepat jalan, Bunda juga perlu mengetahui apa saja tanda-tanda keterlambatan perkembangan si Buah Hati menurut usianya. Tanda-tanda ini dikenal dengan istilah red flag. Bunda harus waspada jika Si Buah Hati menunjukkan tanda-tanda seperti berikut ini saat memasuki usia belajar berjalan:
Tonus otot atau pola gerak tidak simetris pada kedua sisi tubuh
- Tubuh kaku
- Kedua tungkai lemas
- Anak tidak mau menapakkan kaki di lantai
- Duduk menumpu pada tulang ekor
- Duduk dengan posisi tungkai seperti huruf W
- Saat berdiri lutut menekuk atau melengkung ke belakang
- Tiba-tiba berhenti berjalan
- Tidak bisa melangkah mandiri di usia 15 bulan
- Belum bisa berjalan di usia 18 bulan ke atas
- Cara berjalan tidak stabil di usia 2 tahun
- Memiliki cara berjalan yang tidak biasa di usia 3 tahun.
Apabila Si Buah Hati menunjukkan tanda-tanda di atas, ada baiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat arahan dan penanganan lebih lanjut.