Bunda, Kenali Tanda Dehidrasi Pada Bayi Berikut Ini!
28-11-2023

Dehidrasi dapat dialami siapa saja, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Namun, bayi lebih rentan mengalami dehidrasi dan jika tidak ditangani dengan cepat dapat menjadi masalah medis yang serius. Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui tanda dehidrasi pada bayi untuk mencegah kondisi medis yang serius.
Apa Itu Dehidrasi?
Dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup cairan untuk menjalankan fungsi normalnya. Perlu Bunda ketahui bahwa air adalah komponen penting bagi tubuh untuk mengontrol suhu tubuh, menjaga kesehatan organ dan jaringan, membawa nutrisi, dan menjaga fungsi sistem tubuh.
Kondisi berkurangnya atau hilangnya cairan pada bayi bisa terjadi saat buang air kecil, buang air besar, berkeringat, menangis, dan bernapas. Saat bayi mengalami diare atau muntah, cairan tubuhnya akan berkurang cepat dan dapat menyebabkan Si Buah Hati mengalami dehidrasi. Itulah tanda dehidrasi pada bayi baru lahir.
Faktanya, kebutuhan cairan berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh.
Bayi usia 0–6 bulan memerlukan cairan 700 mL/hari,
Bayi usia 7–12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari;
Anak usia 1 – 3 tahun sekitar 1300 mL/hari;
Anak usia 4 – 8 tahun sekitar 1700 mL/hari;
Anak usia 9 – 13 tahun berjenis kelamin laki-laki sekitar 2400 mL/hari dan yang berjenis kelamin perempuan sekitar 2100 mL/hari ;
Kebutuhan cairan tersebut diperoleh dari makanan dan minuman. Dari minuman, sebagian besar kebutuhan cairan ini dapat diperoleh dari air putih, susu, atau jus buah. Namun perlu di ingat bahwa untuk bayi 0-6 bulan cairan hanya boleh diberikan dari ASI. Adapun komposisi air di dalam ASI berkisar antara 87% – 90%.
Kalau bayi Bunda mengalami kondisi medis tertentu dan tidak memungkinkan untuk pemberian ASI, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan asupan nutrisi alternatif.
Gejala atau Tanda Dehidrasi pada Bayi
Cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi ringan hingga berat. Tanda-tanda dehidrasi pada bayi yang perlu diperhatikan antara lain tidak seaktif biasanya kurang buang air kecil (ditandai dengan kurang dari enam popok basah dalam 24 jam), urine berwarna kuning tua atau oranye, bibir dan mulut kering, tidak mengeluarkan air mata saat menangis, titik lunak di kepala .
Sementara, tanda dehidrasi parah yakni Si Buah Hati jadi sangat rewel, kantuk berlebihan, mata cekung, tangan dan kaki terasa dingin serta berubah warna, kulit keriput, buang air kecil hanya 1-2 kali sehari, sembelit, diare.
Namun, tanda dehidrasi pada bayi baru lahir kadang tidak terlihat jelas. Oleh sebab itu, Bunda perlu memastikan kebutuhan cairan Si Buah Hati terpenuhi. Salah satu caranya dengan mengecek volume popok bayi setelah dipakai.
Baca Juga: Ketahui Cara Menyapih Asi Anak yang Tepat
Penanganan Dehidrasi pada Bayi
Jika Bunda melihat tanda dehidrasi pada bayi, hal yang harus dilakukan adalah memberikan cairan. Bila bayi masih dibawa enam bulan, Bunda bisa terus memberikan ASI untuk memenuhi cairannya dan segera diperiksakan ke dokter.
Jika bayi berusia di atas enam bulan, ASI dapat terus diberikan dan Bunda perlu lebih sering memberikan cairan dalam jumlah kecil namun sering.
Jika bayi Bunda lebih besar, setidaknya beratnya 10 kg, berikan setidaknya 250 mL air untuk diminum setiap jam selama empat jam. Jika mereka mengalami muntah atau diare, Bunda bisa memberikan air lebih dari jumlah itu.
Selain memberikan cairan untuk bayi, Bunda juga dapat memindahkan Si Buah Hati ke tempat yang sejuk dan melepaskan pakaian atau selimut. Hal ini agar mendinginkan suhu tubuh dan bayi tidak kepanasan.
Cara Mencegah Dehidrasi pada Bayi
Perut bayi baru lahir hanya sebesar buah anggur dan perlahan akan membesar seiring bertambahnya usia. Dengan kata lain, bayi baru lahir hanya dapat minum beberapa sendok teh atau sekitar 30 mL ASI sekali minum.
Agar bayi baru lahir tidak dehidrasi, mereka membutuhkan sekitar sembilan kali menyusu dalam jangka waktu 24 jam. Untuk mengecek apakah bayi dehidrasi atau tidak, adalah dari buang air besar dan buang air kecilnya. Sebab, hal ini menjadi tanda seberapa banyak air yang masuk tubuh.
Periksa juga bagaimana tekstur tinja bayi. Tinja yang sangat encer dan tidak berampas bisa jadi pertanda diare. Sementara tinja yang terlalu kering dan keras bisa jadi tanda bayi Bunda sembelit. Seperti disebutkan di atas, diare dan sembelit juga bisa menjadi tanda dehidrasi pada bayi.
Berikan Si Buah Hati ASI ekslusif selama enam bulan, diikuti dengan pemberian MPASI yang aman dan tepat saat Si Kecil berusia 6 bulan dan ASI tetap diberikan selama mungkin.