Agar Si Buah Hati Selalu Sehat dan Aktif Saat Bereksplorasi

Published date

Periode bermain dan bereksplorasi sangat penting artinya dalam proses tumbuh kembang Si Buah Hati. Saat bermain, ia tidak hanya menemukan tawa dan kesenangan belaka. Tapi juga bisa banyak belajar hal baru. Hingga tidak jarang Bunda akan melihat ia wara-wiri memainkan segala hal yang ada di sekitarnya.

Nah, agar Si Buah Hati selalu aktif, Bunda harus memastikan bila daya tahan tubuhnya terlindungi dan ia bisa bebas bereksplorasi di dalam dan di luar rumah, tergantung kondisi dan cuaca saat itu. Di dalam rumah, ia bisa sibuk mewarnai, menyusun balok, ataupun membantu Bunda, seperti menyapu atau memasak. Bila di luar rumah, Bunda dapat mendampinginya berjalan keliling kompleks, bermain lari-larian, menendang dan mengoper bola, atau bersepeda.

Untuk menjaga daya tahan tubuh anak agar tetap prima di siang hari, sebaiknya Bunda tidak hanya menyediakan makan siang yang mengandung energi dan gizi lengkap. Ia juga membutuhkan tambahan makanan selingan, di antara dua waktu makan utamanya, semisal dua jam sebelum makan siang atau makan malam Si Buah Hati, agar tidak mengganggu selera makan Si Buah Hati.

Menurut Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, biasanya waktu bermain dilakukan di antara waktu makan utama Si Buah Hati. Sehingga saat periode waktu bermain dan bereksplorasi, ia memerlukan hidangan makanan selingan atau kudapan yang padat energi dan zat gizi yang kaya akan protein, kalsium, zat besi, seng (Zn), Selenium (Se), dan vitamin C, E, serta A.

Bunda bisa menyediakan makanan selingan berupa bubur kacang hijau, susu pertumbuhan atau produk olahan susu, dan buah yang akan mendukung kebutuhan anak untuk beraktivitas. Untuk susu, Bunda bisa menyiapkan dua sampai tiga gelas susu sehari. Selain tersaji dalam susu cair, bisa pula menyajikannya dalam bentuk olahan, seperti puding susu.

Saat berkreasi dengan makanan selingan, Bunda bisa meminta bantuan Si Buah Hati, sehingga ia bisa bereksplorasi di dapur. “Bunda juga perlu membiasakan Si Buah Hati untuk minum air putih secara berkala, sehingga ia tidak mengalami dehidrasi,” kata dokter Tati, sapaan akrab Saptawati.

Ketika Si Buah Hati merasa lelah tapi masih ingin bermain, dokter Tati menyarankan agar Bunda mengajak anak untuk beristirahat dahulu atau melakukan aktivitas yang ringan, seperti mendengarkan Bunda mendongeng sambil menyantap makanan selingan yang dapat menjadi sumber tenaga dan zat gizi serta sumber pre dan probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.

Lalu apakah Si Buah Hati harus tidur siang? Menurut dokter Tati, prinsip istirahat adalah mengistirahatkan fisik dan pikiran anak sejenak setelah lelah bermain sejak pagi. Agar anak dapat tumbuh kembang optimal, , mereka membutuhkan waktu tidur sekitar 12 jam dalam seharinya. Bila waktu tidur tersebut sudah terpenuhi saat tidur malam, biasanya anak tidak membutuhkan tidur siang lagi. 

"Seringnya, orangtua yang membutuhkan anak tidur siang agar mereka juga bisa ikut istirahat siang hari setelah lelah menemani anak bermain seharian," kata dokter Tati.

Image Article
Agar Si Kecil Selalu Sehat dan Aktif Saat Bereksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Ajarkan Si Buah Hati Berbagi Saat Bulan Puasa

Published date

Bulan Ramadan telah tiba. Tahun ini adalah kali pertama Si Buah Hati untuk belajar menunaikan ibadah puasa. Saat memasuki usia sekolah, Bunda tidak hanya bisa mengajarkannya untuk menahan lapar dan haus saja. Si Buah Hati juga sudah bisa diajarkan cara berbagi dengan orang lain.

Menurut situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Anak yang memasuki usia sekolah sudah mulai mengalami perkembangan kemampuan emosional dan sosial. Misalnya, sudah mempunyai keinginan bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, juga dapat diajak melakukan aktivitas sosial bersama orang dewasa. Si Buah Hati pun sudah memiliki rasa empati dan ingin menolong orang lain.

Selama bulan puasa, Bunda bisa menstimulasi kemampuan emosional anak dengan mengajaknya belajar berbagi. Berikut ini beberapa idenya yang bisa diikuti Bunda dan Buah Hati.

1. Merencanakan Menu Berbuka Puasa

Agar kegiatan berbagi menjadi pengalaman seru untuk dia, Bunda bisa melibatkan Si Buah Hati sejak tahap merencanakan menu berbuka puasa. Mulai dari berbelanja bahan-bahan untuk makanan pembuka puasa, hingga proses memasak. 

Kegiatan yang dilakukan ini, apalagi jika menyenangkan, bisa menjadi pengisi waktu agar tidak merasakan jam berjalan lambat selama menjalankan puasa. Selain itu, bisa pula menjadi cara untuk mengajarkannya menahan rasa lapar dan haus. 

2. Memberikan Makanan Berbuka ke Masjid

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati memberikan makanan berbuka puasa ke masjid atau mushola dekat lingkungan tempat tinggal atau rumah. Ini bisa menjadi hal yang menyenangkan karena dia dapat bertemu dengan anak-anak seusianya. Tentunya, mereka juga menjalankan ibadah puasa dan akan berbuka puasa bersama di masjid. 

Baca Juga: Ini Cara Mengajarkan Anak Sopan Santun dengan Tepat

3. Buka Puasa Bersama

Bersama-sama menikmati hidangan berbuka puasa dengan teman-teman di masjid juga bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan untuk Si Buah Hati. Berbagi makanan dan bertenggang rasa saat mengambil makanan berbuka, merupakan pembelajaran untuk anak. Pada momen ini, secara tidak langsung, Bunda telah mengajarkan Si Buah Hati mengenai rasa peduli terhadap sesama.

4. Membayar Zakat Fitrah

Peduli terhadap sesama bisa juga dilakukan dengan cara pembayaran zakat fitrah. Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati bahwa zakat fitrah wajib dilaksanakan umat Muslim dan merupakan salah satu cara berbagi untuk kalangan tidak mampu. Bunda bisa mengajak ia mengantarkan dan melihat proses pemberian zakat di masjid.

Dengan berbagi makanan dan zakat, Bunda dapat menjelaskan kepada anak jika memberi lebih baik dari menerima. Hal ini supaya Si Buah Hati bisa tumbuh menjadi anak yang peka terhadap orang di sekitarnya. Selain itu, tidak segan untuk menolong orang lain.

Untung mendukung aktivitas Si Buah Hati selama bulan puasa, Bunda harus melengkapi nutrisinya. Salah satunya dengan memberikan DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini kaya nutrisi dan mengandung 0 gram sukrosa. Apa saja yang terkandung di dalamnya? 

Produk DANCOW ini kaya akan zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3, omega 6, serat pangan, Lactobacillus rhamnosus, serta mikronutrien lainnya. Tentunya, semua kandungan gizi ini dapat membantu tumbuh kembang dan meningkatkan daya tahan tubuh Si Buah Hati selama bulan puasa.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati di bulan puasa dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Bulan Puasa, Saat Tepat Ajarkan Si Kecil Berbagi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengajarkan Si Buah Hati Nilai Silaturahmi

Published date

Wah, sebentar lagi hari raya akan segera tiba, kini saatnya Bunda mengajak Si Buah Hati bersilaturahmi! Berada di rumah orang lain atau menerima kehadiran orang lain di rumah, menciptakan situasi yang baru untuk Si Buah Hati. Si Buah Hati yang berusia 1 – 6 tahun sedang berada pada masa pengembangan kemandirian, ia ingin melakukan semuanya sendiri, sulit diatur dan sulit menuruti perintah/larangan. Selain itu, Si Buah Hati juga sedang mengembangkan inisiatif, ia selalu ingin melakukan apapun sendiri, termasuk mengeksplorasi lingkungan baru dan banyak bertanya. 

Dengan kondisi seperti ini, biasanya membuat Bunda enggan membawa Si Buah Hati bersilaturahmi ke rumah saudara, “Nanti takut rewel” atau “Repot ah.” Padahal, banyak manfaat yang akan didapat Si Buah Hati dari silaturahmi lho, Bunda! Si Buah Hati bisa belajar beradaptasi dengan aturan baru dan mengembangkan keterampilan sosialisasi melalui pengalaman langsung.

Agar momen silaturahmi bersama keluarga berjalan lancar, Bunda harus membuat persiapan yang matang. Yuk simak beberapa tips yang bisa Bunda lakukan ya!

  • Mulailah dengan memberitahu rencana silaturahmi pada Si Buah Hati dari malam sebelumnya. Dengan mengetahui apa yang akan terjadi besok, Si Buah Hati bisa mempersiapkan dirinya menghadapi situasi tersebut.
  • Bahas situasinya sedetail mungkin. Sebutkan siapa saja yang akan ditemui, di ruangan mana sampai apakah ada anak lain atau tidak. Berikan contoh gambaran situasi yang mungkin terjadi.
  • Buatlah aturan. Jangan hanya bahas yang tidak boleh-nya saja, namun bahas juga apa yang boleh ia lakukan.
  • Sebagian anak memerlukan dorongan ekstra agar memahami aturan, yaitu dengan menetapkan konsekuensi. Nah, usahakan untuk tegas dan konsisten ya, Bunda! Misalnya, “Kalau nanti kamu lari-lari, kita langsung pulang ya..”
  • Bertemu dengan orang baru atau dengan orang yang sudah lama tidak bertemu, membuat Si Buah Hati merasakan jarak sehingga ia menarik diri. Yang sering terjadi, Si Buah Hati menolak untuk salim/salam. Sebenarnya tidak mau salaman bukan artinya dia tidak menghormati, itu terjadi karena ia belum nyaman dengan orang yang ditemui. Bunda dapat berikan pilihan pada Si Buah Hati “Ya udah, tos/hi-five aja deh kalau tidak mau salaman”. Atau katakan “Ya udah, belum mau salaman sekarang ya...tapi nanti pulangnya mau ya...”
  • Siapkan amunisi, berupa mainan/makanan kesukaan Si Buah Hati (yang mudah dibawa), terutama ketika Bunda berkunjung ke rumah orang lain. Amunisi ini dapat dikeluarkan ketika Si Buah Hati mulai terlihat bosan.  
  • Masalah mainan juga penting untuk dibahas dalam persiapan, khususnya jika Bunda kedatangan tamu yang membawa anak. Bahas tentang bagaimana nanti main bersama, saling bergantian, dan sebagainya. Untuk meminimalkan ‘keributan’, Bunda juga bisa ajak Si Buah Hati untuk memilah mana mainan yang nanti boleh dimainkan bersama dan mana yang tidak boleh. Si Buah Hati juga punya hak untuk melindungi mainan/barang kesayangannya lho, Bunda!

Oke Bunda, enjoy your motherhood!

Image Article
Mengajarkan Si Kecil Nilai Silaturahmi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Asah Kemampuan Bicara Si Buah Hati dengan Komik dan Boneka

Published date

Kemampuan bicara Si Buah Hati berkembang pesat saat memasuki usia satu tahun. Celotehan dan gumamannya perlahan berubah menjadi kata-kata yang jelas. Lalu ia berusaha merangkai kalimat.

Hingga akhirnya anak bisa berkomunikasi dengan lancar. Karena itu, Bunda harus terus mengasah keterampilan bahasa anak untuk mendukungnya dalam mengekspresikan keinginan.

Komik Untuk Stimulasi Si Buah Hati Berbicara

Bunda bisa menggunakan media buku komik untuk menstimulasi kemampuan bicara anak usia satu tahun. Paduan cerita dan gambar komik yang menarik membuat Si Buah Hati betah mendengarkan kisah yang Bunda bacakan. Dia juga dapat memetik pelajaran yang tersirat dari komik tersebut.

Untuk membuat Si Buah Hati semakin memahami isi cerita, maka Bunda harus memilih komik yang tepat. Islami Maulid Alam dalam karya tulis berjudul Perancangan Cergam Cerita Rakyat Memecah Matahari, mengutip pernyataan Kritikus Literatur anak-anak Perry Nodelman yang menyatakan bahwa buku anak yang baik adalah buku bergambar yang dikemas dalam bentuk penyampaian cerita yang khusus. 

Maka, buku anak hendaknya punya kriteria sebagai berikut.

  • Isinya relevan.
  • Memiliki penampilan fisik yang menarik, menghibur, dan mudah diingat.
  • Ilustrasi yang menarik.
  • Warna dan bentuk ukuran tulisan yang tepat.
  • Menimbulkan motivasi untuk membaca serta mengembangkan daya imajinasi.
  • Membuat rasa ingin tahu dan mengembangkan sikap positif.

Bagaimana Bunda bisa tahu Si Buah Hati menyimak cerita komik yang baru saja dibaca? Lakukan saja tes kecil dengan menanyakan nama dan sifat tokoh dalam kisah tersebut. 

Jika kemampuan bahasanya sudah berkembang, Bunda bisa memintanya menceritakan kembali. Bercerita dapat menumbuhkan daya tangkap, imajinasi, fantasi, rasa senang serta memperhalus budi pekerti. Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati kembali menceritakan isi komik dengan boneka tangan.

Lakukan Pertunjukan Boneka Tangan

Menurut dokter Enny Zubaidah pada buku Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini, pertunjukkan boneka yang disertai cerita dapat mengembangkan daya imajinasi dan gagasan anak melalui bahasa. 

Cara ini merupakan salah satu teknik atau cara mengajari anak bicara yang bisa diterapkan kepada Si Buah Hati. Selain itu, juga mengajarkan anak berkonsentrasi dan mampu berbicara kepada orang lain yang menjadi penonton.

Selain menggunakan cerita dari komik, pertunjukan boneka bisa menggunakan cerita yang Bunda dan ia ciptakan. Misalnya kisah belanja di pasar, bertamu atau sekolah. Dalam cerita itu, Si Buah Hati bisa menjadi aktor utama. Sehingga ia akan mulai berimajinasi dengan membayangkan dan menirukan suara boneka yang dipegang. 

Ia juga menjadi bebas mengemukakan masalah yang ada di pikirannya. Enny menyarankan boneka sebagai cara melatih anak bicara dan menumbuhkan imajinasi Si Buah Hati, karena:

1. Pakai Bahasa Universal

Pertunjukan boneka menggunakan bahasa universal. Jika anak tidak menguasai bahasa yang digunakan pada sandiwara, setidaknya ia dapat memahami dari gerakannya.

2. Belajar Kerja Sama

Pertunjukan boneka mengajarkan kerja sama dengan orang lain. Sebab jalan ceritanya boneka satu harus berinteraksi dengan boneka lainnya.

3. Memperdalam Pelajaran

Pertunjukkan boneka mampu mengintegrasikan kurikulum dari semua mata pelajaran di sekolah atau kelompok bermain. Jika puppet ini dimainkan oleh Bunda, anak tidak hanya menguasai literasinya, namun juga dapat memperoleh banyak hal dari sajian yang sudah dikemas.

Untuk membantu perkembangan komunikasi anak, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Asah Kemampuan Bicara dengan Komik dan Boneka
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bekal Unik, Lebih Menarik dari Jajanan Sekolahan

Published date

Suatu hari, Bunda mendapati Si Buah Hati sedang asyik menikmati keripik bertabur bumbu yang gurih bersama teman-temannya di sekolah. Di lain waktu, Bunda melihatnya menyeruput es yang berwarna terlalu cerah. Hati Bunda jadi deg-degan. Sebab banyak jajanan mengandung bahan tambahan berupa zat kimia yang bisa berbahaya untuk Si Buah Hati.

Menurut ahli nutrisi dokter Saptawati Bardosono, sebenarnya Si Buah Hati boleh saja mengonsumsi makanan dengan bahan tambahan pangan (BTP). Asalkan pencernaannya sehat, daya tahan tubuh kuat, dan fungsi ginjal baik. Dosis penyedap atau pengawet pun harus dalam batas yang diperbolehkan bagi tubuhnya.

Bunda sendiri tentu ingin selalu memberikan makanan alami untuk Si Buah Hati. Namun, saat ini banyak makanan diproduksi dalam jumlah besar secara otomatis. Akhirnya Bunda mengenalkan snack dengan BTP kepada Si Buah Hati dan membiarkannya jajan. Padahal tidak ada jaminan kebersihan dan kandungan nutrisi pada makanan yang dijual di sekolah. ”Hidangan di kantin pun disiapkan beberapa jam sebelum disajikan, kontaminasi tangannya luar biasa,” kata Saptawati, 23 September 2015.

Nah, satu trik yang bisa Bunda lakukan agar Si Buah Hati berpaling dari jajanan tidak sehat adalah membuat bekal unik ala bento Jepang. Untuk penyajiannya, Bunda bisa berkreasi dalam menghias dan menata makanan di dalam kotak makanan Si Buah Hati, hingga menjadi lukisan alam atau tokoh animasi. Misalnya, telur dadar yang berwarna kuning bisa menjadi wajah Spongebob. Sementara nasi putih dapat dibentuk jadi kepala panda yang lucu.

Ahli Gizi Hindah Muaris mengungkapkan berbagai keuntungan penyajian bekal makanan dari Jepang pada buku berjudul 30 Menu Bekal Sekolah Ala Bento. Menurut dia, variasi bentuk makanan seperti pada bento dapat mengurangi kecenderungan anak untuk jajan. Dengan demikian, ia akan terhindar dari penyakit akibat jajanan jorok. Dia bisa pula belajar lebih menghargai makanan rumah.

Namun, bekal yang cantik juga harus bergizi ya Bunda. Pastikan Bunda telah memasukkan makanan yang mengandung nutrisi seimbang dalam satu kotak makanan. Komposisi makanan seimbang yaitu setengah bagian berisi karbohidrat dan lauk, setengah bagian lagi dipenuhi sayur dan buah. Sementara untuk kebutuhan mineral, Bunda bisa menambahkan dengan air atau susu.

Selain membuat bekal, Bunda juga harus memberi edukasi pada Si Buah Hati agar selalu memilih makanan sehat. Caranya dengan membacakan dongeng tentang makanan sehat. “Sehingga Si Buah Hati akan mengerti sendiri dan Bunda tidak perlu capek-capek melarangnya,” kata Saptawati. Dengan demikian, secara tidak langsung Bunda telah memberikan perlindungan agar ia tidak sakit akibat jajan sembarangan.

Image Article
Bekal Unik, Lebih Menarik dari Jajanan Sekolahan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mudah Stimulasi Motorik Halus Si Buah Hati di Rumah

Published date

Pematangan fungsi otak Si Buah Hati dipengaruhi faktor genetika dan pola asuh anak. Maka, Bunda mesti memahami cara pengasuhan yang benar untuk mendukung perkembangannya. Berdasarkan hasil penelitian dokter Soedjatmiko yang berjudul Pentingnya Stimulasi Dini untuk Merangsang Perkembangan Bayi dan Balita Terutama pada Bayi Risiko Tinggi, orang tua memiliki lima peran dalam perkembangan anak. Lima peran tersebut, kemudian disingkat 5P, yaitu:

  1. Penyediaan lingkungan pembelajaran.
  2. Predictability yaitu sikap orang tua dapat diramalkan.
  3. Bermain dengan proses ping-pong. Atau dengan kata lain, permainan yang mengutamakan proses interaksi antara pemain, layaknya permainan bola ping-pong. Namun tentu Si Buah Hati belum bisa diajak bermain tenis meja, ya Bunda.
  4. Biarkan dan dorong anak secara persisten untuk tetap tertarik di dalam aktivitas.
  5. Jangan menjadi semacam "profesor" dengan selalu berbicara dan tidak memberi kesempatan kepada Si Buah Hati.

Lebih lanjut, dalam hasil penelitian yang ditayangkan di situs berisi kumpulan laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu, Soedjatmiko menyebutkan beberapa kegiatan yang bisa Bunda lakukan untuk menstimulasi motorik halus Si Buah Hati yang sudah berusia 1-3 tahun. Aktivitas sederhana ini bisa dilakukan di rumah. Berikut saran Soedjatimiko :

  1. Stimulasi gerak halus, koordinasi visual dan kognitif untuk Si Buah Hati yang berusia 1-1,5 tahun : mencoret-coret, menyusun kubus, balok, memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya.
  2. Stimulasi gerak halus, kemandirian dan kognitif untuk Si Buah Hati yang berusia 1-1,5 tahun : dengan bermain menggunakan boneka, alat-alat rumah tangga, sendok garpu, atau belajar melepas celana dan baju.
  3. Stimulasi kemampuan gerak halus, kemandirian, dan kognitif untuk anak berumur 1,5-2 tahun :dengan berlatih mencuci tangan, menyikat gigi, memakai celana, baju, menggambar garis.
  4. Stimulasi gerak halus, kemandirian dan sosial anak yang berusia 2 tahun : dengan memakai baju sendiri, menyikat gigi, bermain kartu, menyebutkan nama teman, menggambar garis dan lingkaran, atau menggambar manusia.

Nah, kini Bunda sudah tahu cara menstimulasi motorik halus Si Buah Hati dengan cara sederhana dan bisa dilakukan di rumah. Saat menjalankan itu semua, jangan lupa untuk memberikan kehangatan, rasa cinta, dan kepedulian ya, Bunda. Sebab, hal-hal tersebut juga menjadi faktor penting dalam penerimaan serta pembelajaran Si Buah Hati agar tumbuh kembangnya menjadi optimal.

Image Article
stimulasi motorik halus
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Dampingi Eksplorasi Si Buah Hati untuk Bunda dan Ayah

Published date

Di usia emas, Si Buah Hati mulai memiliki rasa ingin tahu yang besar. Seperti menunjukkan antusiasmenya terhadap berbagai hal. Ini tentu hal yang baik untuk perkembangan otak dan karakternya.

Nah, dalam tahap ini Bunda dan Ayah memiliki peran penting untuk mendampingi Si Buah Hati. Sebab untuk mencapai kesuksesan hidup, Si Buah Hati tidak hanya memerlukan kecerdasan kognitif yang bisa diukur dengan angka, seperti membaca atau berhitung, saja. Tetapi juga kecerdasan kognitif, seperti rasa kepercayaan diri, mudah bergaul, kreatif, dan berjiwa pemimpin.

Kecerdasan kognitif ini sendiri bisa diperoleh Si Buah Hati ketika bereksplorasi di alam bebas. Sementara keberadaan Ayah dan Bunda dalam masa eksplorasi tersebut dapat membantunya mengembangkan kecerdasan kognitif, serta menambah kelekatan (attachment) antara Ayah, Bunda, dan Si Buah Hati.

”Tapi saya tak punya banyak waktu untuk mendampingi, karena kesibukan saya.” Mungkin, hal inilah yang terlintas di pikiran Bunda.

Menurut psikolog anak Ratih Ibrahim dalam wawancara 7 Agustus 2015, sebenarnya, Bunda tidak harus menyediakan waktu 24 jam dalam sehari untuk mendampingi Si Buah Hati. 

"Cukup sediakan waktu dua atau tiga jam sehari, sebelum berangkat atau sesudah pulang dari kesibukan Bunda,” ujar Ratih.
Agar tidak kehilangan momen attachment dengan Si Buah Hati, Bunda bisa mengisi waktu untuk bercengkerama dengan Si Buah Hati, usia pulang bekerja. Di momen itu, Bunda bisa memberikan afeksi atau perilaku kasih sayang pada Si Buah Hati, seperti memeluk, mencium, menggelitik, mengelus, mengobrol,kelonan, main bersama, dan bersenda gurau.

Pada malam harinya, Bunda dapat mengantarkan Si Buah Hati tidur sambil membacakan cerita dongeng. Akhiri dengan kecup kening dan katakan bahwa Bunda sangat mencintainya.

Nah berikut beberapa tips dari Ratih untuk Ayah dan Bunda dalam mendampingi Si Buah Hati bereksplorasi:

a) Bunda dan Ayah harus perhatikan apakah eksplorasi yang dilakukan Si Buah Hati sudah sesuai dengan tahapan usia tumbuh kembangnya.

b) Agar Si Buah Hati termotivasi untuk aktif bereksplorasi, Bunda dan Ayah harus bisa menunjukkan kesenangan atau antusiasme yang tinggi saat berada di luar, mendampingi Si Buah Hati bereksplorasi.

c) Bunda dan Ayah tidak harus berbagi peran secara saklek. Namun jika Bunda dan Ayah bisa bersama-sama mendampingi Si Buah Hati, maka akan lebih baik. Bila sulit menghabiskan waktu bersama-sama, barulah berbagi peran.

Pembagian peran ini berdasarkan kemampuan Bunda atau Ayah dalam melakukan eksplorasi seperti yang dibutuhkan Si Buah Hati. Misalnya, Ayah pandai memancing, maka saat Si Buah Hati memancing Ayah yang mendampingi. Bunda pandai berenang, maka saat Si Buah Hati berenang Bunda yang mendampingi.

Kehadiran orang tua sangatlah bermakna dalam proses pertumbuhan Si Buah Hati. Mendampingi saat Si Buah Hati bereksplorasi, menjadi teman bermain, memastikan ia memiliki waktu untuk bermain yang cukup di sela jadwal aktivitasnya sehari-hari, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat dilakukan Ayah dan Bunda dalam mendukung Si Buah Hati mengembangkan kreativitas dan kecerdasan kognitifnya.

Untuk mendukung fungsi kognitifnya, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tips Dampingi Eksplorasi Si Kecil untuk Bunda dan Ayah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Rangsang Belajar Menulis Si Buah Hati dengan Eksplorasi Kesenian

Published date

Pada kebanyakan sekolah dasar di Indonesia, calon siswa diharapkan sudah memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Hingga para orang tua sibuk berlomba mempersiapkan Si Buah Hati sejak dini. Bahkan beberapa tempat bimbingan belajar membuka kelas untuk murid taman kanak-kanak yang akan mendaftar masuk SD.

Dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tercantum artikel berjudul Perkembangan Literasi Anak yang menyatakan bila Bunda bisa mengajarkan membaca sejak Si Buah Hati berusia dua tahun. Caranya, Bunda kerap membacakan berbagai buku kepada Si Buah Hati. Sehingga menumbuhkan minat baca dan menambahkan perbendaharaan kata Si Buah Hati.

Sementara untuk pelajaran menulis, Bunda dapat memperkenalkannya kala Si Buah Hati berumur tiga tahun. Sebab di usia ini, Si Buah Hati sudah bisa mulai belajar menulis sekaligus melatih keterampilan motorik halus dasarnya. Untuk itu, berikan alat-alat dengan pegangan yang gemuk agar mudah dipegang Si Buah Hati, misalnya spidol, krayon, atau highlighter dengan diameter besar.

Dengan highlighter, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati menuliskan nama panggilannya dengan huruf besar. Lalu contohkan kepadanya cara mengikuti garis dan lengkung pada tulisan tersebut menggunakan highligter. Ini akan membiasakan Si Buah Hati melihat cara menulis namanya.

Bunda dapat pula menuliskan nama Si Buah Hati dengan bentuk titik-titik. Lalu minta dia membuat garis yang menghubungkan titik-titik tersebut. Harapannya, Si Buah Hati terbiasa menghafal bentuk tulisan namanya. Supaya tidak bosan, ketika Si Buah Hati sudah makin terbiasa, coba lakukan pula dengan nama anggota keluarga lain. Nama Ayah, Bunda, kakak, adik, atau kakek-neneknya.

Selain itu, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati menuliskan nama dengan menggunakan beragam benda ataupun mainan. Satu benda mudah digunakan dan kemungkinan besar dikenali Si Buah Hati adalah tanah lempung atau plastisin. Caranya, Bunda menuliskan nama Si Buah Hati di atas kertas besar. Kemudian, minta dia membentuk plastisin mengikuti bentuk huruf-huruf tersebut. Hal ini akan membantu Si Buah Hati menggunakan otot lengan, berupaya berkonsentrasi, serta melatih motoriknya.

Saran tambahan untuk mendorong Si Buah Hati belajar menulis adalah menggunakan medium seni. Bantu Si Buah Hati mengeksplorasi beragam warna dalam pembelajarannya. Misal, mulai dengan krayon, spidol, kapur berdiameter besar, lalu ganti dengan kapas bulat, spons, atau alat untuk membersihkan telinga yang dicelupkan ke dalam cat. Bereksplorasi dengan beragam warna, tekstur, dan medium seni lain akan merangsang keingintahuan serta kreativitas Si Buah Hati.

Image Article
Rangsang Belajar Menulis Si Kecil dengan Eksplorasi Kesenian
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Latih Kesabaran Si Buah Hati dengan Berkebun

Published date

Sejak setahun terakhir, Nayra Arifa (9 tahun) dan Muhammad Zaydan Kusuma (4 tahun) punya hobi baru yaitu berkebun. Kegiatan bercocok tanam dilakukan di lantai atas rumah mereka di Depok. Rina Kusuma, sang Bunda, menyulap pojok loteng menjadi 'Kebun Mini NayZay', sesuai nama panggilan kedua buah hatinya.

Ukuran Kebun Mini NayZay terbilang mungil, hanya 2x2 meter. Namun Bunda yang satu ini cerdik mengakali ruang sempit dengan menggunakan pot sebagai media tanam. Di kebun inilah NayZay menanam tomat, pakcoy, kangkung, cabai rawit, dan lemon cui. Selain aneka tanaman hortikultura, ada pula tanaman bunga telang ungu yang bunganya bisa dipetik lalu diseduh jadi sajian minuman.

Anak-anak tempo dulu akrab dengan aktivitas bertanam hortikultura—seperti yang tergambar dalam lagu “Menanam Jagung” ciptaan Ibu Sud—. Kini keterbatasan lahan di perkotaan cenderung menjauhkan Si Buah Hati dari aktivitas bercocok tanam. Namun, sejak tahun 2000-an muncul gerakan berkebun di wilayah perkotaan (urban farming). Kampanye semacam ini bertujuan untuk melibatkan setiap anggota masyarakat, termasuk anak-anak, untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan berkebun.

Menurut Clara Jessica dalam penelitian berjudul Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Seni di Sewon, Yogyakarta, Bunda dapat melibatkan Si Buah Hati dalam aktivitas berkebun sejak dini. Kegiatan tersebut merupakan salah satu cara untuk mendukung tumbuh kembang anak usia 5 tahun. Selain itu, dia juga bisa memetik banyak manfaat saat menanam tanaman dan menuai hasil berupa sayur, buah, bunga yang telah dirawat sendiri.

Muninggar Herdianing dalam penelitian berjudul Desain Sarana Berkebun dan Bermain untuk Anak Usia 4-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak, mengatakan para pakar sepakat bahwa berkebun bermanfaat bagi perkembangan otak anak. Aktivitas ini baik untuk mengasah kecerdasan naturalis Si Buah Hati. Kegiatan ini juga membuat anak memiliki kecakapan dalam mengenali, mengelompokkan, dan menghargai berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan pengalaman Bunda Rina, Si Buah Hati bisa melatih kesabaran saat berkebun. Dia lalu menceritakan sebuah pengalaman menarik yaitu ketika Nay dan Zay menemukan kepompong ulat saat menyiangi kebun mereka. Awalnya, keduanya panik dan jijik melihat hama tanaman yang satu itu. Namun kemudian Rina terpikir untuk mengajak NayZay untuk merawat kepompong tersebut dalam toples kaca sampai berubah jadi kupu-kupu.

Ternyata NayZay sangat menikmati proses menunggu ulat mereka bermetamorfosis dan merawatnya dengan sabar. Mereka girang bukan kepalang waktu akhirnya ada sayap yang menyembul keluar dari kepompong. “Sampai sekarang mereka sudah empat kali melepas kupu-kupu,” ucap Rina ketika dihubungi, Sabtu 28 November 2015.

Bunda Rina menambahkan, kegiatan berkebun memupuk rasa tanggung jawab dan membangun empati dalam diri Nay dan Zay. Anak-anak pun bisa belajar tentang fenomena alam dan cuaca. Mereka juga memahami siklus makhluk hidup dari kejadian metamorfosis dan proses tumbuh kembang tanaman.

Walau demikian, Rina memahami aktivitas di luar ruangan seperti berkebun juga punya risiko terhadap kesehatan Si Buah Hati. Kondisi cuaca yang bisa berubah mendadak dan media tanam yang berpotensi menyimpan kuman jadi perhatiannya. Namun itu tidak membuatnya berhenti mendorong Si Buah Hati untuk bereksplorasi.

Karena itu Rina selalu pasang mata ketika kedua buah hatinya sedang berkebun. “Kalau sudah terlalu panas, saya ajak mereka berhenti. Selesai berkebun juga mereka langsung mandi sampai bersih,” begitu katanya membagikan tips ala Kebun Mini NayZay.

Image Article
Latih Kesabaran Si Kecil dengan Berkebun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Fungsi Zinc bagi Tubuh dan Perbedaannya dengan Zat Besi

Published date

Si Buah Hati bisa tumbuh dan berkembang dengan baik jika mendapatkan asupan gizi lengkap. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Bunda harus memperhatikan menu hariannya agar setiap makanan yang masuk ke tubuhnya mengandung gizi seimbang.

Salah satu mineral penting yang memiliki fungsi penting dalam tumbuh kembang si Buah Hati adalah zink. Lalu, apakah fungsi zink bagi tubuh? Berikut penjelasannya tentang fungsi zink bagi tubuh Si Buah Hati.

Pentingnya Zat Gizi Mikro bagi Tubuh

Menurut ahli gizi dokter Saptawati Bardosono, ada dua kelompok gizi yang dibutuhkan si Buah Hati.

Pertama adalah zat gizi makro, yakni gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk menghasilkan energi seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Kedua adalah zat gizi mikro, yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi sangat penting, karena “Jika kebutuhan mikronutrien tidak terpenuhi, energi tidak akan terbentuk,” kata Saptawati pada 23 September 2015.

Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Pada artikel Nutrisi pada Bayi dan Batita di Era New Normal Pandemi Covid 19 yang dimuat dalam laman situs IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)dijelaskan bahwa zat gizi mikro yang dibutuhkan si Buah Hati antara lain Vitamin A, C, D, E, B6, B12, zat besi, zink, kalsium, dan asam folat.

Mungkin Bunda masih merasa bingung tentang perbedaan zink dan zat besi, bahkan ada pula yang justru menyamakan keduanya. Padahal, fungsi zat besi dan fungsi zink bagi tubuh memiliki perbedaan.

Perbedaan Zink dan Zat Besi

Zink dikenal dengan nama lain seng. Fungsi zink bagi tubuh manusia adalah sebagai mineral yang memainkan peran sentral dalam pertumbuhan seluler. Zink juga lazim terdapat dalam otak untuk mengikat protein. Bila Si Buah Hati yang berusia 1-3 tahun kekurangan zink, maka akan berakibat fatal pada pembentukan struktur otak, fungsi otak, bahkan mengganggu respons tingkah laku dan emosi.

Kebutuhan zink  sebaiknya dipastikan  selalu tersedia dalam asupan sehari-hari Si Buah Hati. 

Berikut ini kebutuhan zink per hari pada anak-anak berdasarkan anjuran yang tertulis pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28 Tahun 2019 mengenai Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia:

  • Usia 0-5 bulan: 1,1 mg

  • Usia 6-11 bulan: 3 mg

  • Usia 1-3 tahun: 3 mg

  • Usia 4-6 tahun: 5 mg

  • Usia 7-9 tahun: 5 mg

Sementara itu, berdasarkan The Journal of Nutrition, Volume 146, Issue 9 zat besi memiliki peranan dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, serta mengangkut elektron dalam sel.

Baca Juga: Fondasi bagi Tumbuh Kembang Fisik dan Otak Si Kecil

The Journal of Nutrition juga menyebutkan kekurangan zat besi dapat menyebabkan si Buah Hati mengalami darah rendah atau anemia. Kondisi anemia bisa berpengaruh terhadap metabolisme energi dan fungsi kekebalan, sehingga akan berdampak negatif pada fungsi kognitif dan perkembangan motorik.

Manfaat dan Fungsi Zink bagi Tubuh Si Buah Hati

Selain beberapa manfaat yang disinggung sebelumnya, apa fungsi zink bagi tubuh anak? Simak paparan berikut.

Mendukung sistem imunitas tubuh

Menurut laman Web MD yang review medisnya dilakukan oleh Melinda Ratini, MS, DO, tubuh membutuhkan zink untuk membentuk dan mengaktifkan sel T-lymphocytes yang memiliki kegunaan untuk membentuk pertahanan terhadap kuman penyakit. Defisiensi zat besi yang parah dapat menurunkan fungsi imun tubuh sehingga perlu diberi suplementasi zink.

Mencegah dan  Mempercepat  diare

Fungsi zink bagi tubuh dapat mencegah penyakit diare pada si Buah Hati. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang terkena diare lebih cepat sembuh jika diberi suplementasi zink. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF menyarankan untuk pemberian suplementasi zink sebanyak 10 mg per hari untuk bayi di bawah 6 bulan, dan 20 mg per hari untuk anak yang lebih besar selama 10-14 hari jika terkena diare akut.

Dukung kemampuan belajar dan daya ingat

Selain menjaga imunitas, fungsi zink bagi tubuh juga dapat membantu kekuatan daya ingat.  Zink adalah elemen yang esensial dalam tubuh agar otak dapat menjalankan fungsi secara normal. Kekurangan zink tak hanya dapat menyebabkan gangguan kerja otak, tapi juga mempengaruhi suasana hati.

Dukung pertumbuhan Buah Hati agar tetap optimal

Dari sumber Centers of Disease Control and Prevention, zink memiliki peran penting dalam metabolisme karena akan membantu untuk menghasilkan sekitar 100 jenis enzim yang diperlukan tubuh. Itu sebabnya zink diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang si Buah Hati, bahkan sejak dalam kandungan.

Makanan yang Mengandung Zink

Setelah mengetahui fungsi zink bagi tubuh, sekarang Bunda juga perlu tahu apa saja sumber makanan yang mengandung zink ini. Beberapa makanan yang mengandung zink antara lain:

1. Daging

Daging merah adalah salah satu sumber zink yang bermanfaat pada pertumbuhan Si Buah Hati. Zink dalam jumlah cukup banyak ditemukan dalam semua jenis daging termasuk sapi dan kambing.

Selain zink, daging juga mengandung nutrisi lain seperti zat besi dan vitamin B.

2. Kerang-kerangan

Makanan sumber zink lain yang bisa Bunda sajikan untuk si buah hati adalah kerang-kerangan. Kerang adalah makanan tinggi zink namun rendah kalori dan menjadikan jenis makanan ini, terutama tiram sebagai sumber zink.

Pada tiap 100 gram tiram memiliki kandungan zink hingga 39,3 mg. Jenis kerang-kerangan lain yang memiliki kandungan zink tinggi seperti kepiting dan juga udang.

3. Kacang-kacangan dan biji-bijian

Jika mencari sumber zink dari bahan nabati, Bunda bisa memilih kacang-kacangan dan juga biji-bijian.

Umumnya berbagai jenis kacang-kacangan seperti kacang panjang, buncis, dan kapri memiliki kandungan zink tinggi.   

Kacang-kacangan lain seperti almond dan mete juga memiliki kandungan zink tinggi. Bunda bisa menyajikannya sebagai camilan maupun campuran makanan untuk si Buah Hati. Hanya aja, Bunda perlu mengawasi saat si Buah Hati mengonsumsinya agar tidak tersedak.

Meski mengandung zink tinggi, tapi kacang-kacangan dan biji-bijian juga memiliki kandungan fitat. Sebagai informasi, zat fitat sendiri membuat zink lebih sulit diserap oleh tubuh. Oleh karena itu, pastikan Si Buah Hati mengonsumsinya dalam takaran yang tepat.

4. Telur

Salah satu makanan yang kaya zink dengan harga cukup terjangkau banyak kalangan adalah telur. Satu butir telur berukuran sekitar 100 gram mengandung sekitar 1,29 mg zink..

Telur juga mengandung mengandung kalori, protein, lemak sehat, vitamin B, selenium, serta sejumlah vitamin dan mineral lainnya. Ini membuat telur sehat diberikan untuk si Buah Hati.

5. Susu

Zink juga dapat Bunda temui dalam susu dan produk turunannya. Keju dan susu mengandung zink dalam jumlah besar yang mudah diserap oleh tubuh. Inilah mengapa susu kerap menjadi salah satu asupan yang diberikan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan zink hariannya.

Bunda juga bisa bantu memenuhi kebutuhan zink Si Buah Hati yang berusia 1-3 tahun dengan memberinya DANCOW 1+ Imunutri. Dancow 1+ Imunutri merupakan susu pertumbuhan yang diformulasikan khusus untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun dengan kandungan mineral zink dan zat besi, 0 gram sukrosa, tinggi kalsium dan protein, minyak ikan, Omega 3 dan Omega-6, serat pangan inulin, dan zat gizi mikro lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Dengan dua gelas DANCOW + Imunutri dalam sehari, Bunda sudah membantu memenuhi kebutuhan gizi kepada Si Buah Hati agar tumbuh dan berkembang dengan optimal. Fungsi zink bagi tubuh si Buah Hati bisa diperoleh dengan memenuhi kebutuhan harian dari makanan yang tepat dan dilengkapi juga susu DANCOW 1+ Imunutri.

Image Article
fungsi zinc bagi tubuh
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off