Bekal Unik, Lebih Menarik dari Jajanan Sekolahan
14-11-2020
Suatu hari, Bunda mendapati Si Buah Hati sedang asyik menikmati keripik bertabur bumbu yang gurih bersama teman-temannya di sekolah. Di lain waktu, Bunda melihatnya menyeruput es yang berwarna terlalu cerah. Hati Bunda jadi deg-degan. Sebab banyak jajanan mengandung bahan tambahan berupa zat kimia yang bisa berbahaya untuk Si Buah Hati.
Menurut ahli nutrisi dokter Saptawati Bardosono, sebenarnya Si Buah Hati boleh saja mengonsumsi makanan dengan bahan tambahan pangan (BTP). Asalkan pencernaannya sehat, daya tahan tubuh kuat, dan fungsi ginjal baik. Dosis penyedap atau pengawet pun harus dalam batas yang diperbolehkan bagi tubuhnya.
Bunda sendiri tentu ingin selalu memberikan makanan alami untuk Si Buah Hati. Namun, saat ini banyak makanan diproduksi dalam jumlah besar secara otomatis. Akhirnya Bunda mengenalkan snack dengan BTP kepada Si Buah Hati dan membiarkannya jajan. Padahal tidak ada jaminan kebersihan dan kandungan nutrisi pada makanan yang dijual di sekolah. ”Hidangan di kantin pun disiapkan beberapa jam sebelum disajikan, kontaminasi tangannya luar biasa,” kata Saptawati, 23 September 2015.
Nah, satu trik yang bisa Bunda lakukan agar Si Buah Hati berpaling dari jajanan tidak sehat adalah membuat bekal unik ala bento Jepang. Untuk penyajiannya, Bunda bisa berkreasi dalam menghias dan menata makanan di dalam kotak makanan Si Buah Hati, hingga menjadi lukisan alam atau tokoh animasi. Misalnya, telur dadar yang berwarna kuning bisa menjadi wajah Spongebob. Sementara nasi putih dapat dibentuk jadi kepala panda yang lucu.
Ahli Gizi Hindah Muaris mengungkapkan berbagai keuntungan penyajian bekal makanan dari Jepang pada buku berjudul 30 Menu Bekal Sekolah Ala Bento. Menurut dia, variasi bentuk makanan seperti pada bento dapat mengurangi kecenderungan anak untuk jajan. Dengan demikian, ia akan terhindar dari penyakit akibat jajanan jorok. Dia bisa pula belajar lebih menghargai makanan rumah.
Namun, bekal yang cantik juga harus bergizi ya Bunda. Pastikan Bunda telah memasukkan makanan yang mengandung nutrisi seimbang dalam satu kotak makanan. Komposisi makanan seimbang yaitu setengah bagian berisi karbohidrat dan lauk, setengah bagian lagi dipenuhi sayur dan buah. Sementara untuk kebutuhan mineral, Bunda bisa menambahkan dengan air atau susu.
Selain membuat bekal, Bunda juga harus memberi edukasi pada Si Buah Hati agar selalu memilih makanan sehat. Caranya dengan membacakan dongeng tentang makanan sehat. “Sehingga Si Buah Hati akan mengerti sendiri dan Bunda tidak perlu capek-capek melarangnya,” kata Saptawati. Dengan demikian, secara tidak langsung Bunda telah memberikan perlindungan agar ia tidak sakit akibat jajan sembarangan.