Ciri-ciri Anak Kurang Konsentrasi dan Cara Mengatasinya

Published date

Kegiatan belajar merupakan hal yang sangat penting dilakukan bagi anak-anak usia sekolah. Sayangnya, mereka sering kali mengalami tantangan dalam mempertahankan konsentrasinya, baik saat belajar di rumah maupun sekolah.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengenali ciri-ciri anak kurang konsentrasi dan memahami cara untuk mengatasinya, sehingga Si Buah Hati dapat mengembangkan potensinya agar berhasil di sekolah dan kehidupan sehari-hari. Namun, mengingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, jadi penting untuk menemukan pendekatan yang cocok untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.

Ciri-ciri Anak Kurang Konsentrasi

Masalah konsentrasi bukan berarti Si Buah Hati memiliki ketidakmampuan belajar. Nah, agar proses belajar anak berjalan dengan optimal, berikut ini ciri-ciri anak kurang konsentrasi

  1. Sering menatap ke luar ke luar jendela (melamun) ketika ia seharusnya mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas sekolahnya.

  2. Kesulitan mengatur jalan pikirannya. Misalnya ketika mereka bercerita, sering kali ceritanya berbelit-belit dan melompat ke cerita yang tidak berhubungan tanpa menyadarinya. Jika ada sesuatu yang menyela ceritanya, anak-anak akan kesulitan untuk mengingat bagian akhir cerita.

  3. Membutuhkan petunjuk yang berulang. Misalnya saat mengerjakan tugas rumah, anak-anak membutuhkan orang lain untuk mengingatkan hal apa saja yang dibutuhkan dan harus dilakukannya.

  4. Tanda anak kurang konsentrasi selanjutnya adalah mereka kesulitan untuk fokus pada satu tugas dalam satu waktu.

  5. Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas karena seringkali teralihkan perhatiannya.

  6. Sering mengeluh pusing atau merasa kesal dengan dirinya sendiri karena tidak bisa menyelesaikan tugasnya sendiri.

  7. Selalu merasa gelisah saat belajar juga bisa menjadi salah satu tanda anak tidak konsentrasi. Anak-anak cenderung memiliki sesuatu untuk dimainkan ketika belajar di rumah maupun di kelas. 

  8. Kesulitan mengatur waktu, tugas, dan barang-barang miliknya sendiri. Anak-anak sering merasa kewalahan atau kebingungan saat bersiap-siap di pagi hari, selalu kehilangan barang, dan lupa apa yang sedang ia lakukan atau kerjakan.

  9. Tampak tidak mendengarkan ketika diajak berbicara. Sebaliknya, ia mungkin melihat hal-hal lain di sekitarnya. 

Penyebab Anak Kurang Konsentrasi

Informasi dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan beberapa penyebab anak kurang konsentrasi sebagai berikut.

  1. Kurangnya aktivitas fisik pada anak-anak.

  2. Rasa lelah yang berlebihan, biasanya akibat anak-anak memiliki aktivitas terlalu banyak yang menyebabkan mereka tidak mendapatkan istirahat dan waktu tidur yang cukup setiap harinya.

  3. Seringkali melewatkan sarapan.

  4. Gangguan belajar seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

  5. Kurang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat besi.

Tak hanya itu saja, kurangnya konsentrasi pada Si Buah Hati juga bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti:

  1. Berada di lingkungan yang baru.

  2. Kurang memahami atau tidak suka pada mata pelajaran tertentu.

  3. Gangguan dari lingkungan sekitarnya.

  4. Kurangnya motivasi untuk belajar.

  5. Tidak cukup tertantang terhadap mata pelajaran tertentu.

  6. Gaya belajar yang tidak sesuai dengan karakter anak.

Baca Juga: Sarapan Tinggi Nutrisi untuk Anak Sekolah

Cara yang Bisa Dilakukan untuk Mengoptimalkan Konsentrasi Anak

Untuk mendukung proses belajar anak baik di rumah maupun sekolah, berikut ini beberapa cara mengoptimalkan konsentrasi anak. 

  1. Menciptakan lingkungan belajar yang bebas gangguan

    Siapkan ruang belajar khusus dengan sedikit gangguan, misalnya di teras belakang, kamar tidur, atau ruang kerja. Jauhkan gadget, mainan, dan suara-suara keras selama waktu belajar, sehingga anak-anak bisa lebih fokus belajar.

  2. Tentukan tujuan belajar yang realistis

    Alih-alih memaksakan anak untuk belajar dalam waktu yang lama dan menyelesaikan semua tugas dalam satu waktu, sebaiknya bantu mereka untuk merencanakan jadwal belajar setiap harinya. dengan begini, anak-anak juga bisa lebih memahami materi pembelajaran dengan baik.

  3. Cukupi kebutuhan istirahat Si Buah Hati

    Pada dasarnya, konsentrasi itu seperti otot yang butuh istirahat. Anjurkan Si Buah Hati untuk beristirahat sejenak selama sesi belajar. Misalnya dengan belajar selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit. Lakukan aktivitas fisik atau sekadar bersantai untuk meremajakan pikiran dan meningkatkan fokus secara keseluruhan. 

  4. Terapkan pola tidur yang sehat

    Kurang tidur sangat mempengaruhi konsentrasi. Tetapkan rutinitas tidur yang konsisten untuk anak-anak. Pastikan mereka mendapatkan jam tidur yang direkomendasikan untuk usia mereka. Usahakan juga agar anak-anak tidur dan bangun di jam yang sama. Anak yang cukup istirahat akan lebih waspada dan dapat fokus lebih baik di siang hari.

  5. Menerapkan pola hidup sehat

    Pola makan yang seimbang dan olahraga teratur memiliki dampak yang signifikan terhadap konsentrasi. Pastikan anak Bunda mendapatkan nutrisi yang tepat, termasuk makanan yang meningkatkan kemampuan otak seperti buah-buahan, sayuran, dan ikan yang kaya Omega 3. 

Agar proses belajarnya semakin optimal, Bunda juga bisa melengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberikan susu DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembangnya, seperti: 

  1. Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  2. Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk dukung proses belajar. 

  3. Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Semoga dengan mengenali ciri-ciri anak kurang konsentrasi di atas dapat mempermudah Bunda dalam mendukung proses belajar anak agar mereka bisa mencapai prestasi akademis yang baik dan juga sukses di masa depan, ya!

Image Article
Ciri-ciri Anak Kurang Konsentrasi dan Cara Mengatasinya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Kenali 10 Ciri-ciri Anak Pintar di Sekolah Ini!

Published date

Mengenali ciri-ciri anak pintar di sekolah membantu guru dan orang tua untuk memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik, dan mendukung perkembangan mereka dengan cara yang positif dan berorientasi pada kebutuhan individu adalah kunci untuk membantu mereka mencapai kesuksesan akademik dan sosial. 

Ciri Anak Pintar di Sekolah

Mengidentifikasi ciri-ciri anak pintar di sekolah adalah langkah penting dalam mendukung perkembangan akademik dan sosial mereka. Anak-anak pintar mungkin menunjukkan berbagai tanda yang mengindikasikan kecerdasan dan potensinya. Berikut adalah 10 ciri yang dapat membantu para orang tua mengenali anak pintar di lingkungan sekolah menurut WebMD, situs kesehatan yang dikelola oleh sejumah dokter dan pakar medis di berbagai negara.

  1. Memiliki daya ingat yang sangat baik. Maka tak heran jika mereka lebih mudah menyerap berbagai informasi yang didapatkannya.

  2. Memiliki kemampuan membaca sebelum usia empat tahun. Ada banyak tahapan dalam membaca, dan anak-anak harus belajar untuk mengenali dan memahami kata-kata sebelum mereka dapat mulai membaca sendiri. 

  3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Anak-anak cenderung banyak mengajukan banyak pertanyaan. Hal ini menunjukkan keinginannya untuk belajar. 

  4. Cepat memahami materi belajar dan selalu mencari kesempatan untuk belajar di mana pun mereka berada, mereka semakin mengembangkan pikiran dan kecerdasan mereka.

  5. Tipe anak cerdas di sekolah juga biasanya memiliki selera humor yang unik dan tinggi.

  6. Umumnya memiliki kemampuan dalam bermain musik.

  7. Anak-anak yang cerdas cenderung menetapkan standar yang tinggi untuk diri mereka sendiri. Hal ini membuatnya selalu berusaha untuk meningkatkan dan melakukan yang lebih baik di bidang-bidang yang penting bagi mereka, mempelajari keterampilan baru, dan memahami mata pelajaran sekolah sebaik mungkin. 

  8. Fokus pada salah satu bidang  tertentu juga dapat menjadi tanda IQ yang tinggi.

  9. Senang mengobrol dengan orang dewasa di berbagai kesempatan daripada bermain dengan anak-anak lain seusianya. 

  10. Menikmati percakapan tentang berbagai topik dengan orang lain.

Baca Juga: 5 Cara agar Anak Pintar di Sekolah

Tips Mendidik Anak agar Pintar di Sekolah

Mendidik anak agar pintar di sekolah melibatkan berbagai strategi dan pendekatan yang dapat membantu mereka mengembangkan potensi mereka secara optimal. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam mendidik anak agar pintar di sekolah yang dikutip dari laman Paudpedia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

  1. Memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi dengan baik. Pasalnya, apa yang dikonsumsi oleh seseorang memiliki pengaruh langsung terhadap kecerdasan otaknya. Pemberian makanan bergizi seimbang dapat memberikan pengaruh positif bagi perkembangan otak. Hindari memberikan makanan cepat saji dan usahakan untuk memberikan makanan segar (real food) pada Si Buah Hati ya, Bunda.

  2. Mengingat bahwa sebagian besar proses tumbuh kembang anak berlangsung saat tidur, maka pastikan anak-anak memiliki waktu tidur yang cukup setiap malamnya. Pada anak usia sekolah, waktu tidur yang disarankan agar proses tumbuh kembang berjalan optimal adalah selama 10–11 jam. Ketika anak cukup tidur, ia akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk berpikir, belajar, mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan memperhatikan materi belajar di sekolah.

  3. Mengenalkan musik ke dalam kehidupan anak. Coba asah kemampuan dan minatnya terhadap musik dengan mengajaknya belajar lagu, bernyanyi, dan mendengarkan musik yang bagus. Bila perlu, ajarkan cara memainkan alat musik jika mereka menginginkannya.

  4. Ajak anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik. Olahraga dapat membantu meningkatkan kemampuan anak untuk belajar, meningkatkan daya fokus dan daya ingat, dan menurunkan tingkat depresi dan kecemasan.

  5. Tingkatkan ketertarikan anak terhadap membaca. Anak-anak yang membaca memiliki kemampuan berpikir abstrak yang lebih baik, serta tingkat penalaran verbal yang lebih tinggi. 

  6. Mendukung minat anak pada mata pelajaran atau kegiatan tertentu dan terlibatlah dalam proses belajar mereka.

  7. Membiarkan anak belajar melakukan berbagai hal. Sebagai orang tua, tugas kita adalah menawarkan lingkungan yang bebas stres bagi anak untuk belajar.

  8. Memberikan kebebasan kepada anak untuk memecahkan masalah sendiri saat bermain atau belajar, mereka mungkin akan menemukan solusinya sendiri. 

  9. Memilih lingkungan sekolah yang baik dan memiliki sistem pendidikan yang berkualitas.

  10. Ajarkan bahasa asing dan libatkan mereka dalam percakapan setiap hari. Bicaralah pada mereka, lalu beri mereka kesempatan untuk merespons. Percakapan akan mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab untuk memproduksi dan memproses bahasa. Hasilnya, hal ini meningkatkan kemampuan anak untuk berkomunikasi pada usia dini, yang membuat mereka lebih pintar dari teman sebayanya.

Agar Si Buah Hati tumbuh sebagai anak yang pintar di sekolah, pastikan untuk selalu memberikan makanan bergizi seimbang dan melengkapinya dengan susu DANCOW FortiGro yang bisa dikonsumsi dua kali sehari, yaitu di pagi hari dan malam sebelum tidur. 

Susu DANCOW FortiGro bisa disajikan dalam kondisi dingin, sehingga Si Buah Hati bisa menikmatinya dengan lebih menyenangkan sekaligus meningkatkan semangatnya untuk belajar.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  • Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  • Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar.

  • Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau saat dalam perjalanan. 

Nah, apakah Si Buah Hati memiliki ciri-ciri anak pintar di sekolah yang disebutkan di atas? Yuk, dukung selalu proses belajar dan tumbuh kembang mereka dengan baik setiap harinya, Bunda!

Image Article
Bunda, Kenali 10 Ciri-ciri Anak Pintar di Sekolah Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kapan Jam Tidur yang Baik untuk Anak Sekolah? Ini Penjelasannya!

Published date

Bukan hanya orang dewasa yang membutuhkan waktu tidur selama delapan jam setiap malamnya, memastikan anak-anak memiliki waktu tidur yang cukup juga sangat penting untuk dilakukan. Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa sebagian besar proses pertumbuhan dan perkembangan otak anak terjadi selama mereka tidur. Lantas, berapa jam tidur yang baik untuk anak sekolah? Simak penjelasannya berikut ini.

Manfaat Waktu Tidur yang Cukup untuk Anak Usia Sekolah

Sebagai orang tua, penting untuk memahami bahwa kebutuhan tidur anak harus dipenuhi dengan baik. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa anak-anak membutuhkan tidur untuk tumbuh optimal dan tetap sehat. Anak-anak usia sekolah membutuhkan tidur yang cukup agar tubuh mereka mendapatkan istirahat yang dibutuhkan untuk memperbaiki diri, mengatur sistem kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit, dan dapat memperhatikan pelajaran dan belajar dengan lebih baik.

Baca Juga: Tips Penuhi Gizi dan Nutrisi Anak Sekolah

Jam Tidur dan Berapa Jam Waktu Tidur yang Baik untuk Anak Usia Sekolah

Semakin muda usia seorang anak, maka semakin banyak waktu tidur yang dibutuhkan. Berikut ini adalah rekomendasi durasi tidur yang dibutuhkan oleh anak sesuai usianya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

  1. Balita (1 hingga 2 tahun) membutuhkan 11 hingga 14 jam tidur per hari.

  2. Anak usia pra-sekolah (3 hingga 5 tahun) membutuhkan sekitar 10 hingga 13 jam sehari. 

  3. Jam tidur yang baik untuk anak sekolah (usia 6 hingga 13 tahun) adalah sekitar 9 hingga 11 jam sehari.

Rekomendasi mengenai jam berapa anak sekolah tidur agar tumbuh kembangnya optimal menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah di bawah jam sembilan malam. Sebab mereka setidaknya harus tidur selama 10 jam agar tubuhnya dapat beristirahat sebelum mulai beraktivitas kembali keesokan paginya. Dengan begini, proses regenerasi jaringan tubuh dapat berjalan optimal. Tidur yang cukup juga nantinya dapat meningkatkan kemampuan otak anak untuk menyerap materi belajar dengan baik di sekolah.

Tips Menerapkan Jadwal Tidur yang Tepat untuk Anak

Setelah memahami anak sekolah tidur berapa jam, maka penting bagi orang tua untuk mulai menerapkan jadwal tidur yang tepat. Untuk mempermudah Bunda dalam mempraktikkannya di rumah, simak tips membangun kebiasaan tidur yang baik menurut laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berikut ini.

  1. Tentukan jam tidur dan bangun yang sama setiap harinya yang harus dipatuhi oleh Si Buah Hati. Dengan begini, tubuhnya akan terbiasa dan mendapatkan waktu istirahat yang cukup setiap harinya.

  2. Batasi penggunaan gadget sebelum tidur untuk meningkatkan kualitas tidurnya.

  3. Ciptakan ruang tidur yang nyaman, bersih, dan pencahayaan yang temaram.

  4. Hindari memberikan anak-anak minuman tinggi gula, terutama delapan jam sebelum tidur.

  5. Ajak anak untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari, tetapi tidak terlalu dekat dengan waktu tidur.

  6. Mengonsumsi makanan bergizi sepanjang hari, tetapi tidak ada salahnya menambahkan camilan ringan sebelum tidur, seperti susu yang dapat membuat tidurnya semakin nyenyak.

Bunda juga bisa memberikan susu DANCOW FortiGro untuk Si Buah Hati dua kali sehari, di pagi dan malam hari sebelum tidur. Dengan gizi seimbang dan tidur yang cukup, dapat membantu proses belajar Si Buah Hati di esok hari. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  • Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  • Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar. 

  • Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan.

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau di luar rumah. 

Image Article
Kapan Jam Tidur yang Baik untuk Anak Sekolah? Ini Penjelasannya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengajarkan Sikap Mandiri di Sekolah untuk Si Buah Hati

Published date

Bagi anak-anak, sekolah bukan hanya menjadi tempat menuntut ilmu dan meraih prestasi akademis, tetapi juga tempat untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial dan pribadinya. Dalam hal ini termasuk sikap mandiri anak di sekolah yang memungkinkan mereka untuk belajar mengambil inisiatif, memahami arti tanggung jawab, dan mengatasi berbagai tantangan dengan percaya diri.

Peran Lingkungan Sekolah Dalam Mendidik Anak agar Mandiri

Pada dasarnya, anak-anak usia sekolah sering kali merasa senang saat dianggap sebagai anak yang sudah ‘besar’ dan menjadi mandiri. Meski begitu, mereka masih membutuhkan cinta, perhatian, dan persetujuan orang tuanya. 

Di sekolah, peran orang tua digantikan oleh guru yang akan memandu dan mengawasi setiap langkahnya dengan memberikan batasan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Batasan-batasan ini membantu anak-anak merasa aman dan siap menghadapi aturan, rutinitas, dan tanggung jawab baru yang muncul saat berada di sekolah. Peran guru dalam menumbuhkan sikap mandiri di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:

  1. Menyediakan fasilitas dan materi pembelajaran bagi siswa.

  2. Membangkitkan minat siswa untuk belajar.

  3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji materi pembelajaran yang sudah mereka jalani.

  4. Memberikan respon atau penjelasan tentang kemajuan mereka dalam setiap proses belajar di sekolah.

  5. Membantu peserta didik untuk memahami apa yang telah mereka pelajari.

Manfaat Sikap Mandiri Bagi Masa Depan Anak

Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengenalkan sikap mandiri di sekolah pada anak-anak. Diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Meningkatkan kepercayaan diri, harga diri, motivasi, dan ketekunan di sekolah.

  2. Melatih kemandirian memungkinkan Si Buah Hati merasa memiliki kendali atas hidupnya.

  3. Mendorong anak-anak untuk membangun hubungan sosial dan berkontribusi pada lingkungan sekitarnya.

  4. Mengembangkan tingkat kesadaran diri dan kepekaan anak-anak terhadap orang lain, sehingga terdorong untuk selalu membantu orang-orang yang ada di sekitarnya.

  5. Meningkatkan prestasi akademik.

  6. Memungkinkan anak-anak untuk menjadi pengambil keputusan yang baik dalam hidupnya.

  7. Anak-anak memiliki kebebasan untuk menjalani hidup sepenuhnya dan mempelajari banyak pelajaran penting, namun masih tetap dalam batas kewajaran.

  8. Membuat anak-anak tumbuh bahagia dan sehat karena mereka dapat mencapai sesuatu atas usahanya sendiri.

Baca Juga: Cara agar Si Buah Hati Punya Banyak Teman

Tips bagi orang tua dalam mendidik anak agar mandiri di sekolah

Agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri di sekolah, sangat penting bagi orang tua untuk mulai melatihnya sejak dini. Berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda lakukan.

  1. Mengenalkan beberapa contoh sikap mandiri di sekolah pada anak-anak, mulai dari datang sekolah tepat waktu, menaati setiap peraturan sekolah, mengerjakan tugas sekolah sendiri, pergi ke toilet sendiri, berani mengemukakan pendapat di kelas, berani menentukan pilihannya sendiri, bergaul dengan teman-teman di sekolah, bisa makan bekal makan siang sendiri, merawat diri dan menjaga barang-barang pribadi, dan beberapa hal lainnya.

  2. Tunjukkan rasa percaya diri pada anak-anak, misalnya dengan memuji setiap usaha dan kerja keras yang dilakukan dalam melakukan sesuatu, bukan hanya memuji keberhasilan. Sebab jika kita hanya memuji keberhasilan, maka anak-anak akan berpikir bahwa kegagalan adalah hal yang buruk.

  3. Ajarkan anak-anak untuk membela diri mereka sendiri. Jangan langsung terburu-buru untuk "menyelamatkan" anak-anak ketika ada konflik atau masalah. Ajaklah mereka untuk berdiskusi atau bermain peran mengenai berbagai cara untuk membela diri. 

  4. Biarkan anak-anak menyelesaikan konflik mereka sendiri, sehingga mereka akan tahu bagaimana menangani situasi ini tanpa bantuan orang tuanya.

  5. Biarkan anak-anak melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Berikan pemahaman bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti atau dihindari dengan cara apa pun. Mengajarkan anak-anak bahwa tidak apa-apa untuk terus mencoba sesuatu akan memberi mereka kepercayaan diri untuk mencoba hal-hal baru dalam kehidupan dewasa mereka.

Tak cukup hanya dengan mengajarkan sikap mandiri di lingkungan sekolah, penting juga untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan baik. Selain makanan bergizi seimbang, Bunda bisa melengkapi asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu DANCOW FortiGro

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  • Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  • Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar. 

  • Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati dan praktis untuk bekal sekolah.

Image Article
Cara Mengajarkan Sikap Mandiri di Sekolah untuk Si Buah Hati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Belajar Efektif Agar Anak Berani Bersikap Kritis

Published date

Dalam kehidupan manusia, berpikir secara kritis merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dimiliki, termasuk pada anak-anak. Sebab tanpa kemampuan berpikir kritis, anak-anak akan mengalami kesulitan dalam hal akademis, terutama saat beranjak dewasa. 

Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus mulai mengajarkannya sedini mungkin untuk membantu mereka agar dapat belajar mengambil keputusan yang baik, meningkatkan kemampuan akademis, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan. Langkah awal untuk memulainya salah satunya dengan menerapkan cara belajar efektif pada anak-anak.

Manfaat Menerapkan Cara Belajar yang Efektif 

Pada dasarnya, belajar efektif merupakan proses belajar mengajar yang dapat memberikan pemahaman kecerdasan hingga ketekunan dalam berilmu. Baik anak-anak maupun orang tua harus memahami bagaimana cara belajar yang efektif dengan baik, sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mendapatkan beberapa manfaat seperti:

  1. Meningkatkan daya ingat dan membantu anak-anak memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Dengan begini, mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang dimiliki, sehingga dapat memperdalam pemahaman anak-anak terhadap topik tertentu.

  2. Cara belajar dengan efektif juga dapat mendorong anak-anak untuk berpikir secara kritis, dapat mengevaluasi informasi dengan hati-hati, dan dapat menyimpulkannya berdasarkan bukti yang ada.

  3. Mengembangkan kemampuan anak-anak dalam memecahkan suatu permasalahan dan mencari solusi yang tepat.

  4. Memahami bagaimana cara belajar yang efektif juga dapat membantu meningkatkan kreativitas anak. Sebab dalam hal ini anak-anak dituntut untuk mengeksplorasi ide-ide baru, berpikir di luar kotak, dan menemukan solusi yang unik dari setiap masalah yang dihadapi.

  5. Melatih kemandirian anak, sebab mereka belajar untuk mengatur waktu, mengatur diri sendiri, dan mengambil inisiatif untuk mencapai tujuan belajarnya.

  6. Meningkatkan rasa percaya diri anak-anak, karena mereka memiliki kemampuan untuk memahami materi, menyelesaikan tugas, dan menghadapi tantangan belajar lainnya.

  7. Membekali anak-anak dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk suskses di masa depan.

Baca Juga: Cara Belajar Menyenangkan untuk Anak Usia Sekolah

Cara Belajar yang Efektif untuk Anak Usia Sekolah

Memahami cara yang tepat dan efektif bagi anak-anak karena hal ini dapat memaksimalkan proses pembelajaran mereka. Melansir dari laman Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berikut ini waktu belajar yang efektif untuk anak SD yang bisa disimak.

  1. Ciptakan suasana yang nyaman

    Buat suasana nyaman dan bebas gangguan (suara berisik) pada area tempat tempat belajar Si Buah Hati untuk membuatnya lebih konsentrasi dalam mengerjakan tugas atau memahami pelajaran tertentu. 

  2. Pilih waktu belajar yang tepat

    Bunda bisa mengatur cara belajar efektif agar Si Buah Hati di jam-jam yang produktif, misalnya dari pagi hingga siang belajar di sekolah. Kemudian setelah pulang dan istirahat atau tidur siang di rumah, Si Buah Hati juga bisa belajar atau mengerjakan tugas di sore atau malam hari.  Lamanya waktu belajar yang efektif untuk anak SD juga harus disesuaikan dengan kemampuan Si Buah Hati. 

  3. Membuat agenda harian

    Cara ini dilakukan agar anak-anak mengetahui apa saja yang harus dilakukan pada hari dan jam tertentu sekaligus mencegah anak-anak menghabiskan waktu hanya untuk bermain. Membuat agenda harian juga bisa jadi salah satu cara belajar efektif untuk ujian karena bisa sekaligus menentukan target belajar yang ingin dicapai.

  4. Beri waktu cukup untuk istirahat dan tidur 

    Berikan waktu cukup bagi Si Buah Hati untuk sekadar bersantai, bermain, olahraga, atau menonton TV agar mereka tidak merasa stres akibat belajar terlalu lama. Selain itu, pastikan agar anak memiliki waktu tidur cukup karena berpengaruh pada kondisi tubuh dan psikisnya. 

  5. Memastikan asupan gizi Si Buah Hati terpenuhi

    Bunda perlu memberikan makanan bergizi seimbang yang kaya akan serat, karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, vitamin dan mineral yang penting untuk mendukung proses tumbuh kembang anak.

Selain makanan bergizi seimbang, lengkapi juga asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

- Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

- Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar. 

- Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan. 

Mudah-mudahan setelah memahami cara belajar efektif di atas bisa membantu Bunda dalam mempersiapkan Si Buah Hati agar dapat siap menghadapi tantangan di masa depan, ya!

Image Article
Cara Belajar Efektif Agar Anak Berani Bersikap Kritis
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Menghadapi Tantangan Puasa untuk Anak

Published date

Bunda bisa mulai mengajarkan Si Buah Hati untuk mulai belajar puasa sejak dini selama mereka sudah siap secara fisik dan mental. Puasa untuk anak yang masih dalam tahap belajar juga tidak berlangsung penuh dari matahari terbit hingga magrib, melainkan dapat dimulai dengan berpuasa setengah hari.

Agar Si Buah Hati semakin siap belajar jalani Ramadan, yuk simak berbagai penjelasan mengenai cara mengajarkan anak puasa setengah hari berikut ini!

Jelaskan Makna Puasa pada Si Buah Hati 

Tips mengajarkan anak puasa yang pertama pada Si Buah Hati adalah dengan mengenalkan makna puasa menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Jelaskan bahwa selain tidak boleh makan dan minum, orang berpuasa juga dianjurkan untuk bisa menjadi lebih baik dengan lebih bersabar dan berempati pada sesama.

Berikan juga pemahaman bahwa selama berpuasa ada begitu banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Si Buah Hati. Tantangan inilah yang nantinya bisa membantu meningkatkan kesabaran dan membuat mereka tumbuh sebagai orang yang peduli terhadap sesama.

Tantangan Fisik dan Mental saat Berpuasa

Ketika Si Buah Hati mulai puasa setengah hari untuk anak bisa menjadi hal yang cukup berat untuk dilakukannya. Tak hanya rasa lapar dan haus saja, berikut ini beberapa tantangan yang mungkin dihadapi Si Buah Hati saat belajar berpuasa seperti diinformasikan dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

1. Kesulitan saat bangun untuk sahur

Tantangan pertama adalah saat harus bangun dini hari untuk makan sahur. Anak-anak membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itu, cara mengajarkan anak puasa setengah hari yang bisa Bunda lakukan adalah dengan membangunkan Si Buah Hati secara lembut dan perlahan 30 menit atau satu jam sebelum imsak selama bulan Ramadan. Bila perlu, gendong Si Buah Hati ke meja makan. Ajak mereka untuk mencuci muka agar kantuknya hilang dan segera menyantap menu sahur bergizi agar puasanya lancar.

2. Godaan untuk makan atau minum saat tidak ada orang yang melihat

Anak-anak juga cenderung memiliki godaan untuk makan dan minum ketika tidak ada orang yang melihatnya. Hal ini biasanya sering terjadi saat mereka berada di sekolah. Untuk mencegah hal ini terjadi, berikan pemahaman bahwa Allah maha melihat dan mengetahui setiap tindakan umatnya, sehingga mereka bisa menahan diri untuk tidak melakukannya. 

3. Mudah merasa lelah akibat lapar dan haus

Rasa lapar dan haus juga membuat anak-anak lebih mudah merasa lelah, apalagi jika mereka banyak melakukan aktivitas di sekolah dan terpapar panas matahari dalam waktu yang lama. Bunda bisa meminta Si Buah Hari untuk beristirahat untuk memulihkan staminanya. Namun jika kondisi fisiknya kurang fit untuk puasa penuh, Si Buah Hati cukup berpuasa setengah hari saja. 

4. Mengantuk dan kehilangan fokus belajar di sekolah

Selain mudah lelah, Si Buah Hati juga lebih mudah mengantuk dan kehilangan fokus saat belajar di sekolah saat berpuasa. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola tidur selama bulan Ramadan yang dialami oleh Si Buah Hati. Untuk mengantisipasinya, pastikan saat sahur Si Buah Hati mengonsumsi makanan dan minuman dengan gizi seimbang, dan juga dilengkapi dengan susu. 

Baca Juga: Tips Puasa untuk Anak dan Cara Jaga Kesehatannya

Meski cukup berat untuk dijalani oleh anak-anak, namun Bunda tak perlu khawatir karena biasanya tantangan ini hanya terjadi di masa awal puasa saja dan lama-kelamaan Si Buah Hati akan terbiasa. 

Berikan Asupan Gizi Seimbang untuk Atasi Hambatan Puasa

Supaya Si Buah Hati dalam kondisi sehat dan fit untuk berpuasa, pastikan Bunda memberikan asupan makanan dan minuman bergizi seimbang baik saat sahur maupun berbuka puasa, dan juga saat malam hari sehabis tarawih atau sebelum tidur. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi hariannya sehingga mereka tetap dapat berpuasa dengan lancar dan tetap dapat beraktivitas dengan nyaman.

Agar kuat menahan lapar dan haus, pastikan Si Buah Hati untuk mengonsumsi beberapa makanan seperti:

  1. Makanan yang kaya akan protein, baik saat sahur maupun berbuka puasa. Protein berperan meningkatkan produksi hormon yang dapat mengatur rasa kenyang dan mengurangi kadar hormon yang merangsang rasa lapar. Beberapa makanan kaya protein yang bisa dikonsumsi saat sahur antara lain daging, unggas, ikan, telur, tahu, dan tempe. Protein tinggi juga bisa ditemukan dalam beberapa produk susu, yoghurt, kacang, dan biji-bijian.
  2. Makanan sumber karbohidrat yang lambat dicerna (karbohidrat kompleks) seperti gandum, nasi merah atau nasi cokelat, dan roti gandum. Khusus untuk anak-anak, mereka masih boleh mengonsumsi nasi putih namun dalam porsi kecil dan dilengkapi dengan lauk serta sayuran.
  3. Puasa untuk anak dapat berjalan dengan lancar jika mereka mengonsumsi sayur dan buah-buahan segar saat sahur dan berbuka puasa. Makanan inilah yang kaya akan vitamin, mineral, serat, dan membuat tubuh terhidrasi dengan baik.
  4. Kacang-kacangan atau menambahkan selai kacang pada roti panggang sebagai lemak sehat untuk membuat perut terasa kenyang lebih lama. 
  5. Menghidrasi tubuh dengan baik dengan cukup minum air mineral untuk menjaga metabolisme dan fungsi tubuh.

Selain air putih, kebutuhan cairan dan zat gizi juga bisa dilengkapi dengan mengonsumsi susuBunda bisa memberikan susu DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box). 

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D. 

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak saat berbuka puasa di jalan.

Image Article
Tips Menghadapi Tantangan Puasa untuk Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Imunisasi Ibu Hamil dan Waktu Suntik yang Tepat. Yuk, Simak!

Published date

Bunda, pernahkah mendengar tentang imunisasi ibu hamil? Imunisasi ibu hamil ternyata penting dilakukan untuk menjaga kesehatan calon ibu dan janin di dalam rahim. Meski ada beberapa efek samping setelah imunisasi, manfaatnya tetap lebih besar.

Terlebih lagi, beberapa penyakit menular dapat menyebabkan bahaya serius pada ibu dan janin. Nah, imunisasi yang diberikan pada ibu hamil dapat membantu melindungi dari berbagai penyakit yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.

Selama kehamilan, ibu yang melakukan imunisasi akan meneruskan protein pelawan infeksi yang disebut antibodi kepada bayinya. Antibodi memberikan kekebalan (perlindungan) terhadap penyakit tertentu selama beberapa bulan pertama kehidupannya. Hal ini juga membantu memberikan perlindungan penting bagi Bunda sepanjang masa kehamilan.

Apakah Imunisasi Ibu Hamil Aman Dilakukan?

Imunisasi ibu hamil sangat aman dilakukan jika vaksin yang diberikan mengandung virus yang sudah dimatikan atau tidak aktif. Jika vaksin menggunakan virus yang hidup, seperti vaksin MMR, biasanya Bunda disarankan untuk menunggu hingga bayi lahir. Hal ini karena ada potensi risiko vaksin hidup dapat menyebabkan bayi yang belum lahir terinfeksi.

Pemberian vaksin pada ibu hamil juga mempunyai efek samping. Namun efek samping ini biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya, seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan diberikan, nyeri otot, merasa lelah, atau demam.

Namun, ada beberapa jenis vaksin atau imunisasi yang tidak boleh diberikan selama kehamilan karena mengandung virus hidup yang dilemahkan, di antaranya vaksin flu dengan virus hidup yang dilemahkan, vaksin MMR, dan vaksin cacar air.

Vaksin untuk human papillomavirus (HPV) meski bukanlah vaksin hidup yang dilemahkan, namun tetap tidak boleh diberikan selama kehamilan.

Jenis Imunisasi untuk Ibu Hamil yang Aman

Umumnya, imunisasi yang aman untuk ibu hamil adalah yang mengandung virus yang telah dimatikan atau virus tidak aktif. Ibu hamil tidak dianjurkan untuk melakukan imunisasi dengan vaksin yang mengandung virus hidup. Imunisasi ibu hamil berapa kali tergantung vaksin apa yang ingin diberikan. Berikut beberapa jenis imunisasi untuk ibu hamil yang dianjurkan:

1. Imunisasi flu

Imunisasi flu atau vaksin influenza dianjurkan bagi orang yang sedang hamil selama pancaroba. Vaksin flu untuk ibu hamil harus dibuat dari virus yang telah dimatikan, sehingga aman bagi ibu dan janin. Untuk ibu hamil, vaksin flu membantu mencegah flu dan komplikasi serius seperti pneumonia, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko rawat inap akibat flu.

Untuk janin dalam perut, vaksin flu mencegah cacat lahir dan masalah kesehatan janin lainnya akibat demam tinggi. Selain itu, antibodi dari vaksin flu ibu hamil akan melindungi bayi selama beberapa bulan pertama setelah lahir.

2. Imunisasi Tetanus

Imunisasi tetanus pada ibu hamil juga disarankan untuk melindungi bayi. Bayi berusia 3 bulan ke bawah rentan mengalami kematian akibat infeksi pertusis karena tidak bisa menerima vaksin hingga usia dua bulan. Karena itu, Bunda dianjurkan untuk melakukan imunisasi tetanus saat masa kehamilan.

Imunisasi tetanus ibu hamil atau Tdap (rangkaian dari imunisasi tetanus, difteri, dan pertusis) membantu melindungi ibu hamil agar tidak tertular dan menularkan pertusis kepada bayinya. Imunisasi ini juga memberikan kekebalan pasif pada bayi.

3. Imunisasi Covid-19

Ibu hamil juga dianjurkan melakukan imunisasi Covid-19. Wanita hamil berisiko lebih tinggi terkena sakit parah akibat Covid-19. Vaksin COVID-19 tidak mengandung virus hidup dan tidak dapat menularkan Covid-19 kepada Bunda dan janin.

4. Imunisasi RSV

Mendapatkan vaksinasi virus pernapasan syncytial (RSV) selama kehamilan membantu melindungi janin dari penyakit RSV yang parah. Vaksin RSV untuk ibu hamil memberikan perlindungan terhadap penyakit RSV serius pada bayi penerima hingga 6 bulan setelah lahir.

Baca Juga: Kenapa Ibu Hamil Susah Tidur? Yuk, Simak di Sini!

Waktu Suntik Imunisasi Ibu Hamil yang Tepat

Imunisasi ibu hamil tidak bisa dilakukan sembarangan sehingga Bunda harus tahu imunisasi ibu hamil usia kandungan berapa bulan. Waktu yang tepat melakukan suntik imunisasi dipilih agar antibodi yang diberikan bekerja efektif.

Imunisasi flu untuk ibu hamil bisa dilakukan saat musim pancaroba yang umumnya sering terjadi infeksi flu. Biasanya, vaksin flu diberikan bulan September - Oktober untuk memastikan bumil terlindungi sebelum flu meningkat. Vaksinasi dini di bulan Juli - Agustus bisa dilakukan jika usia kandungan di trimester ketiga.

Imunisasi tetanus ibu hamil bisa diberikan saat usia kandungan antara 27 - 36 minggu untuk memaksimalkan respons antibodi ibu dan transfer antibodi pasif ke bayi. 

Nah, itulah jenis imunisasi ibu hamil yang aman dan waktu yang tepat untuk melakukan suntik imunisasi. Secara umum, imunisasi ibu hamil aman dilakukan sehingga Bunda tidak perlu khawatir. Imunisasi selama kehamilan juga membantu memberikan antibodi untuk janin hingga cukup usia untuk mendapat imunisasi sendiri.

Image Article
imunisasi ibu hamil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Kenali Gerakan Bayi Menjelang Persalinan Ini, Yuk!

Published date

Menjelang momen spesial persalinan, Bunda pasti ingin mengetahui bagaimana kondisi calon Si Buah Hati di dalam perut. Salah satu cara untuk merasakan kehadirannya adalah dengan memperhatikan gerakan bayi.

Gerakan bayi menjelang persalinan bukan hanya tanda kehidupan, tapi juga indikator penting tentang kesehatan dan kesiapan bayi untuk dilahirkan. Bayi akan terus bergerak hingga persalinan dimulai dan gerakan ini akan terus berlanjut hingga awal persalinan.

Jika gerakan bayi saat menjelang persalinan berkurang, Bunda dapat mengecek ke tenaga kesehatan .

Tanda dan Gerakan Bayi Menjelang Persalinan

Ada beberapa tanda yang bisa menjadi petunjuk bahwa Si Buah Hati segera lahir. Hal ini bisa berupa nyeri pinggang, penurunan berat badan, diare – dan tentu saja, air ketuban pecah.

Namun proses persalinan setiap ibu hamil akan berbeda-beda. Apa yang Bunda alami di jam-jam terakhir kehamilan mungkin berbeda dengan yang dialami oleh ibu hamil lainnya.

Meski demikian, ada beberapa tanda umum yang bisa menjadi patokan bahwa bayi dalam perut akan segera lahir. Berikut beberapa tanda yang mungkin menandakan persalinan akan segera dimulai:

  • Keluarnya lendir bercampur darah (bloody show): Lendir kental berwarna merah muda atau kecoklatan yang keluar dari vagina.

  • Pecahnya ketuban: Keluarnya cairan bening atau sedikit keruh dalam jumlah banyak dari vagina.

  • Mulai merasakan kontraksi: Kontraksi rahim yang terasa kencang dan mengencang secara bertahap.

Selain tanda di atas, gerakan bayi menjelang persalinan dalam perut juga bisa menjadi tanda bahwa Bunda akan segera bertemu Si Buah Hati.

Gerakan janin menjelang persalinan menjadi semakin aktif. Seiring bertambahnya usia kehamilan, gerakan janin akan semakin jelas dan kuat. Bunda akan merasakan tendangan, pukulan, dan bahkan putaran yang semakin jelas, kuat, dan bersemangat.

Karena itu, cobalah untuk menghitung gerakan janin secara rutin, buat catatan, dan laporkan kepada tenaga kesehatan jika terjadi penurunan gerakan pada janin kurang dari biasanya. Hal ini akan membantu mengurangi risiko kejadian kematian prenatal.

Baca Juga: Kenapa Ibu Hamil Susah Tidur? Simak Penjelasannya di Sini!

Bunda bisa mencatat jumlah tendangan bayi dalam perut sejak sekitar enam bulan kehamilan sebagai cara untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja. Setiap hari, catat berapa lama waktu yang dibutuhkan bayi Anda untuk melakukan 10 tendangan, desir, atau berguling. 

Bunda akan merasakan setidaknya 10 gerakan dalam waktu dua jam, tetapi Bunda mungkin akan merasakan banyak gerakan dalam waktu yang jauh lebih singkat. Sebagai alternatif, hitung berapa lama bayi Anda melakukan tiga gerakan. Bunda akan merasakan setidaknya tiga gerakan dalam setengah jam.

Bagaimana jika gerakan bayi justru berkurang menjelang persalinan? Apakah menjelang persalinan gerakan bayi berkurang perlu diwaspadai?

Apabila menjelang persalinan gerakan bayi berkurang, hal ini perlu diwaspadai. Perubahan pola pergerakan bisa menjadi tanda bayi sedang dalam masalah. Saat bayi bergerak ke posisi yang benar menjelang persalinan, maka biasanya Bunda akan mengalami nyeri punggung bagian bawah.

Lalu, apakah gerakan bayi masih aktif menjelang persalinan merupakan pertanda bagus? Sebelum persalinan dimulai, bayi biasanya akan bergerak mencari posisi yang nyaman untuk bisa  keluar melalui jalan lahir dengan kepala terlebih dahulu. Posisi ini disebut presentasi cephalic (kepala). Namun, ada beberapa posisi lain yang mungkin dipilih bayi sebelum persalinan dimulai.

Terkadang, bayi tidak berada di posisi ideal sebelum dilahirkan. Ada beberapa posisi janin yang bisa saja terjadi dan beberapa posisi ini dapat menimbulkan komplikasi selama persalinan.

Berikut beberapa kemungkinan posisi janin:

1. Occiput Anterior (Cephalic)

Ini adalah posisi terbaik untuk persalinan normal. Kepala janin berada di bawah, menghadap tulang belakang ibu (ke belakang), dagu janin terlipat ke arah dada, dan janin sedikit miring, dengan bagian belakang kepalanya menghadap kanan atau kiri.

2. Occiput Posterior (Cephalic)

Kepala janin di bawah tetapi menghadap ke atas (posisi "sunny side up"). Janin mungkin sedikit ke kiri (occiput posterior kiri) atau kanan (occiput posterior kanan). Dalam posisi ini, persalinan pervaginam masih mungkin dilakukan.

3. Posisi Sungsang (Breech Presentations)

Posisi sungsang terjadi ketika bokong atau kaki bayi berada dalam posisi lahir terlebih dahulu. Posisi sungsang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk dilakukan persalinan Caesar (C-section) untuk melindungi Bunda dan si kecil saat proses persalinan.

Perbedaan Gerakan Bayi dan Kontraksi

Kontraksi juga menjadi tanda utama bahwa bayi segera lahir. Mendekati persalinan, kontraksi akan semakin kuat. Kontraksi akan terjadi secara konsisten setiap beberapa menit, menjadi lebih menyakitkan dan dengan interval yang lebih pendek.

Hal ini mirip gerakan bayi menjelang persalinan. Umumnya, gerakan bayi jelang persalinan akan meningkat frekuensi dan intensitasnya. Gerakan janin akan sangat kuat dan bertenaga hingga melibatkan seluruh tubuh janin karena terbatasnya ruang di dalam rahim. Gerakan bisa seperti  peregangan atau terasa seperti ada yang berputar di perut Bunda.

Sementara itu, rahim akan mengencang dan kemudian mengendur saat Bunda mengalami kontraksi. Beberapa kehamilan diikuti kontraksi seperti nyeri haid yang ekstrem. Kontraksi juga cenderung lebih lama, lebih kuat, dan lebih sering seiring mendekati waktu persalinan. Kontraksi tersebut mendorong bayi ke bawah dan membuka pintu masuk ke rahim (leher rahim) agar siap untuk dilewati oleh bayi.

Gerakan janin menjelang persalinan juga bisa meniru kontraksi. Bunda bisa membedakannya dengan meletakkan tangan di bagian atas dan samping rahim. Jika kontraksi, seluruh bagian rahim akan terasa keras dan menempel pada ujung jari yang ditekan. Jika rahim terasa keras di beberapa tempat dan lunak di tempat lain, kemungkinan besar gerakan bayi yang menyebabkan sensasi tersebut.

Nah, itulah tanda dan gerakan janin menjelang persalinan yang harus Bunda kenali. Memahami tanda-tanda ini akan sangat membantu mengurangi risiko komplikasi persalinan. Jadi, Si Buah Hati dapat lahir sehat dan selamat.

Image Article
Bunda, Kenali Gerakan Bayi Menjelang Persalinan Ini, Yuk!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Membedakan Tanda-tanda Bayi Lapar atau Mengantuk

Published date

Pernahkah Bunda merasa baru saja memberi Si Buah Hati makanan, tetapi tidak berselang lama dia sudah menangis membuka mulutnya, seakan-akan dia kelaparan setiap saat?

Bunda pasti selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Si Buah Hati, termasuk dalam memahami isyarat dan kebutuhan Si Buah Hati. 

Pada artikel ini, kita akan membahas tanda-tanda bayi lapar atau hanya mengantuk sehingga Bunda dapat merespons kebutuhan bayi secara optimal dan menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat.

Tanda-tanda Bayi Lapar

Bunda, khususnya ibu baru, mungkin kesulitan memahami isyarat Si Buah Hati. Untungnya, Si Buah Hati pasti akan memberikan tanda-tanda lapar atau kenyang sehingga Bunda tinggal membiasakan diri. Berikut beberapa tanda bayi lapar dan kenyang secara umum yang perlu diketahui.

1. Mencari Puting atau Meraba-raba Area Mulut

Isyarat bayi merasa lapar bisa berbeda tergantung usianya, seperti bayi baru lahir hingga lima bulan berbeda dengan enam bulan sampai 24 bulan. 

Dalam hal ini, kita akan membahas tanda bayi 5 bulan lapar. Mereka akan tampak lebih aktif, salah satunya dengan mencari sesuatu untuk disentuhkan di sekitar mulut dan pipinya.

Apakah bayi memasukkan tangan ke mulut tanda lapar? Biasanya, mereka akan menggigit jari, meraba area mulut, mencari puting.   

Tindakan tersebut menunjukkan hasrat Si Buah Hati untuk menyusu atau menerima makanan.

Sementara itu, tanda bayi bawah lima bulan yang kenyang adalah menutup mulut, berpaling dari payudara, serta tangannya tidak tegang.

2. Membuka Mulut dan Mengeluarkan Suara

Tanda bayi lapar selanjutnya adalah membuka mulutnya lebar-lebar, terkadang dengan lidah yang terjulur keluar. Mereka juga akan mendesah, merintih, atau mengeluarkan suara-suara kecil lainnya.Si Buah Hati juga akan mengeluarkan suara menghisap serta menepuk dan menjilat bibir mereka. Sikap tersebut mencerminkan kesiapan alami Si Buah Hati untuk menyusu atau menerima makanan.Si Buah Hati juga akan mengeluarkan suara menghisap serta menepuk dan menjilat bibir mereka.Sikap tersebut mencerminkan kesiapan alami Si Buah Hati untuk menyusu atau menerima makanan.

3. Suara Tangisan Khusus

Setiap bayi akan menangis ketika lapar. Namun, tanda-tanda bayi lapar ini berbeda karena tangisan bayi ketika lapar memiliki karakteristik berbeda dengan kondisi lain. 

Tangisan lapar bayi berubah menjadi lebih tajam dengan kemarahan. Seiring bertambahnya usia, tangisan bayi akan menjadi lebih kuat, lebih keras, dan lebih mendesak. Tangisan mereka juga akan lebih bervariasi, seolah-olah ingin menyampaikan kebutuhan berbeda.

Bunda akan mengenalinya karena tangisan Si Buah Hati terdengar lebih tajam, terputus-putus, dan intensif. Terkadang, tangisan juga disertai dengan gerakan gelisah dan geliatan yang lebih aktif.

4. Mengepalkan Tangan dan Tampak Frustasi

Tanda-tanda bayi lapar berikutnya adalah meregangkan tangan dan kaki lalu menggerakkannya ke segala arah.

Bayi juga akan mengepalkan tangannya dan menggerakkannya ke sekitar dada atau perut. Ini menandakan Si Buah Hati tengah frustasi dan tidak sabar. 

Bayi yang lapar juga menggoyang-goyangkan kepala ke segala arah, serta tampak menggeliatkan badan dan gelisah.

Berapa Sering Seharusnya Menyusui Bayi

Bayi baru lahir umumnya membutuhkan pemberian ASI sekitar 8–12 kali sehari. Meski begitu, bayi adalah individu yang unik sehingga Bunda perlu memperhatikan isyarat lapar yang ditunjukkan Si Buah Hati lebih awal.

Sebagai panduan, bayi baru lahir hingga umur dua bulan rata-rata mengonsumsi susu sekitar 45–90 milliliter setiap 2–3 jam. Kebutuhan minum akan meningkat seiring bertambahnya usia. Pada usia sekitar 2 bulan, Si Buah Hati minum sekitar 120–150 mililiter setiap 3–4 jam. Pada usia 4 bulan, bayi minum sekitar 120-180 mililiter setiap kali menyusu, tergantung seberapa sering mereka makan. Pada usia 6 bulan, bayi Anda minum sekitar 180–230 mililiter sekitar 4–5 kali sehari.

Baca Juga: Bunda, Ini Cara Optimalkan Kecerdasan Bahasa Anak

Perbedaan Tangisan Bayi Lapar dengan Tangisan karena Kondisi Lain

Seperti disebutkan di atas, tangisan bayi yang lapar berbeda dengan kondisi lain. Berikut penjelasannya.

1. Beda Bayi Lapar dan Mengantuk

Salah satu tanda-tanda bayi lapar adalah cenderung menangis lebih sering dan intensif jika dibandingkan dengan tangisan karena kantuk. 

Sementara itu, tangisan karena mengantuk terjadi ketika Si Buah Hati merasa terpisah dari orangtua. Bayi membutuhkan sentuhan dan perhatian. Ketika mereka tidak merasakannya, mereka akan menangis untuk memberi tahu.

2. Isyarat Sebelum Tangisan

Bayi bisa menangis karena mengantuk atau bahkan tanpa sebab. Namun, bayi yang lapar biasanya memberikan isyarat sebelum tangisan mencapai puncaknya. 

Bunda dapat melihatnya dari gerakan mencari puting atau memberikan isyarat dengan membuka mulut. Sebaliknya, bayi yang mengantuk mungkin terlihat mengantuk sejak awal tanpa memberikan isyarat aktif.

Mengenal Tanda-tanda Bayi Puas Setelah Makan atau Minum ASI

Bayi yang telah puas minum ASI akan menampilkan ekspresi wajah bahagia dan menghentikan aktivitas menghisap. Mereka mungkin tersenyum atau terlihat lebih tenang dan relaks. Mereka juga akan merelakskan tangan, berpaling dari payudara, hingga mendorong makanan ke arah Bunda.  

Bunda, membedakan tanda-tanda bayi lapar dan mengantuk memerlukan pemahaman yang mendalam terhadap isyarat dan perilaku Si Buah Hati. Dengan memahami hal tersebut, Bunda dapat merespons kebutuhan Si Buah Hati secara lebih efektif. 

Ketika memasuki usia di atas 1 tahun, kemampuan bahasa Si Buah Hati semakin berkembang. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk membimbing Si Buah Hati agar perkembangan bahasanya optimal. Yuk Bunda, belajar “Bahasa Bocil” bersama DANCOW untuk dukung Si Buah Hati tumbuh cerdas.

Bunda juga perlu mengetahui memberikan ASI secara ekslusif penting bagi bayi sampai usia 6 bulan karena ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat, mudah digunakan secara efisien oleh tubuh bayi dan melindungi bayi terhadap infeksi.

Image Article
Cara Membedakan Tanda-tanda Bayi Lapar atau Mengantuk
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengenal Tahapan dan Stimulasi Anak Belajar Bicara

Published date

Stimulasi anak belajar bicara penting dilakukan oleh para orangtua karena perkembangan awal bahasa dan bicara pada anak menjadi salah satu indikator dasar fungsi psikisnya di masa mendatang.

Lingkungan alami perkembangan bicara anak pada tahun pertama kehidupannya berupa komunikasi emosional antara anak dan orang dewasa.

Bentuk stimulasi anak belajar bicara dihubungkan dengan gaya emosional dalam pertukaran informasi antara orang dewasa dan anak, dengan bantuan intonasi, mimik, gerak tubuh, dan vokalisasi. 

Cara stimulasi anak belajar bicara tersebut berperan terpisah dalam pembentukan perhatian anak, stimulasi pemahaman bicara, dan upaya pengucapan anak secara mandiri.

Tahapan Anak Belajar Bicara

Perlu diketahui, meskipun anak akan mengembangkan keterampilan berbahasa secara bertahap, sebenarnya mereka sudah bisa berkomunikasi sejak lahir.

Namun anak mulai mengucapkan kata pertamanya setelah berusia 1 tahun, dimana pada usia tersebut mereka sudah memiliki satu hingga tiga kosakata. 

Pada usia tersebut Si Buah Hati bisa mengucapkan kata seperti “Mama” dan “Papa”. Selanjutnya saat usia 18 – 24 bulan, anak mulai bisa mengucapkan hingga 6 kata. Ketika usia menginjak 24 – 36 bulan, Si Buah Hati bisa menyebut 2 atau lebih nama saat ditunjukkan gambar. 

Tips Stimulasi Anak Belajar Bicara

Tak perlu melakukan aktivitas berat, tips stimulasi anak bicara paling mudah bisa dilakukan dengan meluangkan waktu untuk memberikannya perhatian dan mengajaknya berbicara. Penelitian menemukan bahwa stimulasi anak belajar bicara yang paling efektif dengan memperbanyak kuantitas pembicaraan dan juga meningkatkan kualitas interaksi bahasa Si Buah Hati.

Bunda bisa melakukan stimulasi ini dengan sering-sering mengajak Si Buah Hati mengobrol setiap aktivitas saat bersama seperti saat mandi, mengganti pakaian, maupun menyuapinya. Untuk kualitas interaksi bahasa Bunda perlu menatap mata Si Buah Hati saat berbicara dan memperhatikan respons mereka. Lebih lengkapnya, berikut cara stimulasi anak belajar bicara yang efektif menurut penelitian.

1. Menyediakan alat peraga di rumah

Bunda bisa menyediakan beberapa materi yang dicetak lalu ditempel di dinding untuk menciptakan lingkungan yang mendukung Si Buah Hati mengembangkan kemampuan bicaranya. Selain itu, Bunda juga bisa menggunakan mainan atau benda-benda personal lainnya untuk mengajarkan bicara pada anak.

Jika memungkinkan, Bunda bisa menyediakan ruangan khusus untuk anak mengeksplorasi berbagai benda. Ini akan membuat anak terpicu mengatakan nama benda tersebut. Duduk bersama dengan anak sambil mengamati gambar yang ada di buku juga bisa menjadi cara mengasah kemampuan bicara si Buah Hati.

2. Sering mengajak anak bicara

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, makin sering mengajak anak bicara adalah tips stimulasi yang paling ampuh. Percakapan secara langsung adalah proses yang mengandung pengalaman berbahasa yang kaya bagi anak. Dengan Bunda kerap mengajak Si Buah Hati berbicara, anak bukan hanya mengerti tentang kosa kata tapi juga konteks pembicaraan yang membuat percapakan lebih bermakna.

Tips dalam mengajak anak memulai percakapan di antaranya menanyakan apa yang dilakukan Si Buah Hati hari itu. Bunda juga bisa menggunakan pertanyaan yang membuka percakapan dibanding pertanyaan yang jawabannya singkat.

Jika anak sudah mau berbicara, Bunda perlu meminimalisir interupsi. Tunggulah sampai si Buah Hati selesai berbicara dengan sabar. Jika Si Buah Hati menggunakan kata yang salah atau keliru mengucapkan sesuatu, Bunda tidak perlu buru-buru mengoreksinya.

Jangan lupa respons kata yang diberikan anak untuk menunjukkan bahwa Bunda mendengarkan dan mengerti apa yang mereka ucapkan. Untuk memperkaya pengalaman berbahasanya, Bunda juga bisa menggunakan gestur dan ekspresi wajah.

3. Bercerita atau mendongeng

Tahukah Bunda, bercerita atau mendongeng punya efek signifikan dalam perkembangan bahasa anak. Ini karena cara ini mengajarkan Si Buah Hati mendapatkan berbagai jenis informasi yang akan memperkaya kosa katanya.

Dongeng membuat Si Buah Hati mulai mengembangkan kesadaran bahwa bahasa adalah sistem simbolik. Selain itu, ketika mendengarkan sebuah cerita, anak akan belajar memperhatikan isi cerita tersebut. Ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan narasi dan mendengarnya.

Agar menjadi pengalaman dua arah, Bunda bisa meminta Si Buah Hati untuk mengulang sedikit cerita yang sudah didengar. Ketika Bunda merasa ada kata baru yang mungkin belum dimengerti anak, jelaskan artinya secara perlahan.

Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati untuk membuat cerita versinya sendiri. Agar lebih seru, ajak anak belajar bermain peran dari ceritanya.

4. Membaca buku bersama

Membaca buku bersama juga bisa jadi cara efektif untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Bukan hanya kemampuan berbahasa, membaca buku bersama dengan orangtua juga jadi pengalaman literasi yang tak terlupakan buat anak.

Untuk melakukan stimulasi ini, Bunda perlu memperhatikan beberapa hal seperti menggunakan narasi yang sederhana, tunjuk objek sesuai kosa kata yang sedang dibaca, pastikan artikulasi saat membaca jelas dan terdengar cukup keras, gunakan ekspresi wajah agar kegiatan ini lebih menarik, beri kesempatan anak bertanya, dan ulangi beberapa bagian agar anak lebih terbiasa dengan kosa kata baru.

Baca Juga: Bunda, Ini Cara Optimalkan Kecerdasan Bahasa Anak

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bicara Anak

Setiap anak punya perkembangan bahasa yang berbeda. Selain dengan stimulasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bicara anak sebagai berikut:  

1. Riwayat persalinan

Persalinan prematur punya efek sendiri pada kemampuan bicara anak. Ini karena perkembangan otak janin di trimester ketiga kehamilan berpengaruh besar pada perkembangan bahasa mereka. 

2. Lingkungan

Penelitian menunjukkan lingkungan yang mendukung terjadinya interaksi bahasa antara anak dengan orang dewasa di sekitarnya berkorelasi positif pada kemampuan bahasa anak.  

3. Perkembangan kognitif dan intelektual

Riset menunjukkan anak-anak memerlukan beberapa fungsi kognitif untuk memperoleh aspek bahasa. Nantinya, aspek bahasa inilah yang membuat Si Buah Hati bisa fasih berbicara.  

4. Asupan nutrisi

Pola makan juga mempengaruhi perkembangan bahasa anak lho, Bunda. Untuk itu pastikan Bunda selalu memberikan asupan makanan dan minuman dengan gizi seimbang pada Si Buah Hati. 

Di usia 1-3 tahun, selain asupan gizi dari makanan, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 1+ Imunutri yang tinggi kalsium, vitamin A, E, C, Zink, protein, Vitamin D, Protein, dan mengandung DHA, Omega 3 & 6, Zat Besi. Kombinasi unik DHA dan zat besi mendukung pertumbuhan Si Buah Hati.  

Ketika memasuki usia di atas 1 tahun, kemampuan bahasa Si Buah Hati semakin berkembang. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk membimbing Si Buah Hati agar perkembangan bahasanya optimal. Yuk Bunda, belajar “Bahasa Bocil” bersama DANCOW untuk dukung Si Buah Hati tumbuh cerdas!

Image Article
Mengenal Tahapan dan Stimulasi Anak Belajar Bicara
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off