Cara Bersosialisasi di Sekolah untuk Anak yang Pemalu

Published date

Sekolah bukan hanya tempat untuk belajar materi pelajaran, tetapi juga lingkungan sosial yang penting bagi perkembangan Si Buah Hati. Bagi anak yang pemalu, menjalin hubungan sosial di sekolah bisa menjadi tantangan. Namun, dengan bantuan orang tua dan guru, anak-anak pemalu dapat belajar cara bersosialisasi di sekolah dengan lebih percaya diri.

Pentingnya Bersosialisasi di Sekolah

Sosialisasi adalah proses mempelajari norma sosial, nilai, dan perilaku yang diperlukan agar seseorang dapat berfungsi secara efektif di dalam masyarakat. Tak hanya dimanfaatkan sebagai cara agar punya banyak teman di sekolah, berikut ini beberapa alasan pentingnya bersosialisasi di sekolah bagi anak-anak.

  1. Membangun keterampilan sosial

    Anak-anak yang mampu bersosialisasi lebih mungkin untuk mengembangkan keterampilan komunikasi, empati, dan kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik. Sebab, mereka belajar untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya, yang membantu mereka memahami dan menghargai perbedaan yang ada di antara orang-orang. Selain itu, hal ini juga memberikan kesempatan kepada Si Buah Hati untuk mengembangkan kepercayaan dirinya.

  2. Meningkatkan perkembangan kognitif

    Berinteraksi dengan orang lain dan terlibat dalam kegiatan sosial dapat menstimulasi otak dan meningkatkan ketangkasan mental Si Buah Hati. Sosialisasi juga membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah. Hal ini dapat mendorong anak-anak untuk berpikir secara mandiri dan membuat keputusan berdasarkan penilaian mereka sendiri daripada hanya mengikuti orang banyak. 

  3. Mendukung perkembangan emosional

    Sosialisasi memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan emosional, yang mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri, serta emosi orang lain. Hal ini penting untuk mengembangkan empati, keterampilan yang diperlukan untuk membangun hubungan yang kuat. 

  4. Mendorong kerjasama tim

    Sosialisasi memberikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk bekerja sama dalam tugas kelompok, berpartisipasi dalam olahraga tim, dan terlibat dalam kegiatan kolaboratif lainnya. Hal ini membantu mengembangkan keterampilan seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kerja sama, yang sangat penting untuk sukses di masa depan. 

  5. Mengembangkan kompetensi budaya

    Dengan berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, Si Buah Hati akan belajar untuk menghargai keragaman yang ada di dunia, mulai dari budaya, adat istiadat, dan kepercayaan yang berbeda, yang membantu mereka menjadi lebih toleran dan menerima orang lain.

  6. Membangun rasa kebersamaan

    Dengan bersosialisasi, Si Buah Hati dapat mengembangkan rasa saling memiliki, belajar untuk menghargai pentingnya bekerja sama demi mencapai tujuan bersama, dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan.

  7. Meningkatkan prestasi akademik

    Bersosialisasi dengan teman sebaya dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pencapaian akademis. Anak-anak yang terlibat secara sosial cenderung memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi di kelas dan peningkatan motivasi untuk belajar.

Baca Juga: Tips agar Anak Percaya Diri di Sekolah

Penyebab Anak Merasa Canggung di Sekolah

Beberapa kemungkinan penyebab rasa malu atau kecanggungan yang dialami oleh anak-anak ketika berada di sekolah: 

  1. Faktor genetika atau keturunan.

  2. Anak-anak yang sensitif secara emosional dan mudah terintimidasi.

  3. Melihat atau meniru perilaku seseorang yang menjadi panutan dalam kehidupannya.

  4. Anak-anak yang tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan orang tuanya atau yang mengalami pengasuhan yang tidak konsisten, mungkin cemas dan rentan terhadap perilaku pemalu. 

  5. Orang tua yang terlalu protektif dapat mengajarkan anak-anak mereka untuk menjadi terhambat dan takut, terutama pada situasi baru.

  6. Kurangnya interaksi sosial. Anak-anak yang terisolasi dari orang lain tidak memiliki keterampilan sosial yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal.

  7. Anak-anak tidak merasa aman saat berpisah dengan pengasuhnya.

  8. Mendapatkan kritik yang keras, ejekan, atau intimidasi oleh orang-orang penting dalam hidup mereka, seperti orang tua, saudara kandung, anggota keluarga, atau teman dekat lainnya.

  9. Rasa takut akan kegagalan. Anak-anak mungkin cemas tentang sekolah karena mereka tidak merasa bahwa mereka tidak cukup berprestasi.

  10. Trauma masa lalu atau yang sedang berlangsung (perceraian, kematian dalam keluarga, atau pelecehan) dapat menyebabkan siswa merasa cemas di sekolah atau di lingkungan sosial kelompok lainnya. 

Tips Mendidik Anak agar Mudah Bersosialisasi di Sekolah

Sebagai orang tua, penting untuk memahami cara mengatasi anak yang takut bersosialisasi di sekolah untuk membantu kita dalam mendidik Si Buah Hati agar dapat berbaur dengan lingkungan sosialnya dengan baik.. Melansir dari Healthline.com, langkah pertama yang harus dilakukan oleh orang tua saat melihat anak-anaknya kesulitan dalam bersosialisasi di sekolah adalah dengan mencari tahu apa yang mereka rasakan dan takuti. 

Ajukan pertanyaan tentang sekolah pada saat anak-anak merasa tenang. Apakah ada orang di sekolah yang menakut-nakuti atau mengganggu mereka? Apakah ada anggota staf atau guru tertentu yang membuat mereka merasa tidak nyaman? Dengan siapa mereka duduk saat makan siang? Dan berbagai pertanyaan lainnya.

Setelah mengetahui penyebab anak-anak merasa canggung di sekolah, simak cara mengajarkan anak bersosialisasi berikut ini.

  1. Dukung minat Si Buah Hati untuk membangun keterampilan sosial sekaligus menempatkan anak-anak di sekitar orang-orang yang berpikiran sama yang mungkin akan membuat anak merasa lebih nyaman. Meskipun penting untuk dapat bersosialisasi dengan mereka yang memiliki minat yang berbeda-beda, memulai dengan anak-anak lain yang menyukai hal yang sama adalah cara yang sangat baik untuk membangun keterampilan sosial dengan lebih mudah.

  2. Ajarkan Si Buah Hati untuk berani mengajukan pertanyaan. Doronglah Si Buah Hati untuk mengajukan pertanyaan yang tidak bisa dijawab hanya dengan ya atau tidak, terutama untuk mata pelajaran yang belum mereka pahami di sekolah.

  3. Bermain peran. Minta Si Buah Hati berpura-pura menjadi orang yang sulit diajak bicara atau bergaul. Cara ini akan memberi Bunda gambaran tentang seperti apa orang tersebut, atau setidaknya bagaimana Si Buah Hati memandang orang lain. Setelah itu, coba berganti peran untuk melihat bagaimana mereka ketika berpura-pura berinteraksi dengan orang tersebut. Berikan saran pada Si Buah Hati agar dapat berbicara lebih efektif dengan orang tersebut. Jangan lupa untuk menyertakan bahasa tubuh, seperti tersenyum dan melakukan kontak mata, saat menasihati mereka, ya.

  4. Cara agar punya banyak teman di sekolah selanjutnya adalah dengan mengajarkan empati. Bagian dari mengajarkan empati adalah membantu anak-anak belajar bagaimana mendengarkan orang lain secara aktif. Saat Si Buah Hati memiliki pemahaman yang lebih baik tentang perasaan orang lain, mereka akan lebih mudah merasa terhubung dengan orang lain dan membentuk ikatan yang positif.

  5. Ketahui batasan Si Buah Hati. Seorang anak yang pemalu dan introvert tidak boleh diharapkan untuk berinteraksi dengan cara yang sama seperti anak yang secara alami mudah bergaul. Beberapa anak merasa nyaman dalam lingkungan yang besar, sementara yang lain merasa lebih mudah berhubungan dengan teman sebayanya ketika berada dalam kelompok yang lebih kecil. Penting juga untuk memahami batas waktu anak. 

  6. Memberikan contoh yang baik. Sebab anak-anak pasti akan mencontoh orang-orang terdekat yang dianggap penting dan bisa dijadikan sebagai panutan dalam hidupnya. 

Selain mengajarkan Si Buah Hati untuk bersosialisasi dengan teman-teman sekolahnya, Bunda juga harus memenuhi kebutuhan gizi anak dengan baik untuk dapat mengoptimalkan tumbuh kembang dan membantu proses belajar Si Buah Hati. Tidak cukup hanya dengan makanan bergizi seimbang, Bunda bisa melengkapi asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu seperti DANCOW FortiGro

Rekomendasi susu yang bisa Bunda berikan untuk mendukung proses tumbuh kembang anak adalah DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  1. Zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas.

  2. Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar.  

  3. Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau saat dalam perjalanan.

Image Article
Cara Bersosialisasi di Sekolah untuk Anak yang Pemalu
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Kenali 10 Ciri-ciri Anak Pintar di Sekolah Ini!

Published date

Mengenali ciri-ciri anak pintar di sekolah membantu guru dan orang tua untuk memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik, dan mendukung perkembangan mereka dengan cara yang positif dan berorientasi pada kebutuhan individu adalah kunci untuk membantu mereka mencapai kesuksesan akademik dan sosial. 

Ciri Anak Pintar di Sekolah

Mengidentifikasi ciri-ciri anak pintar di sekolah adalah langkah penting dalam mendukung perkembangan akademik dan sosial mereka. Anak-anak pintar mungkin menunjukkan berbagai tanda yang mengindikasikan kecerdasan dan potensinya. Berikut adalah 10 ciri yang dapat membantu para orang tua mengenali anak pintar di lingkungan sekolah menurut WebMD, situs kesehatan yang dikelola oleh sejumah dokter dan pakar medis di berbagai negara.

  1. Memiliki daya ingat yang sangat baik. Maka tak heran jika mereka lebih mudah menyerap berbagai informasi yang didapatkannya.

  2. Memiliki kemampuan membaca sebelum usia empat tahun. Ada banyak tahapan dalam membaca, dan anak-anak harus belajar untuk mengenali dan memahami kata-kata sebelum mereka dapat mulai membaca sendiri. 

  3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Anak-anak cenderung banyak mengajukan banyak pertanyaan. Hal ini menunjukkan keinginannya untuk belajar. 

  4. Cepat memahami materi belajar dan selalu mencari kesempatan untuk belajar di mana pun mereka berada, mereka semakin mengembangkan pikiran dan kecerdasan mereka.

  5. Tipe anak cerdas di sekolah juga biasanya memiliki selera humor yang unik dan tinggi.

  6. Umumnya memiliki kemampuan dalam bermain musik.

  7. Anak-anak yang cerdas cenderung menetapkan standar yang tinggi untuk diri mereka sendiri. Hal ini membuatnya selalu berusaha untuk meningkatkan dan melakukan yang lebih baik di bidang-bidang yang penting bagi mereka, mempelajari keterampilan baru, dan memahami mata pelajaran sekolah sebaik mungkin. 

  8. Fokus pada salah satu bidang  tertentu juga dapat menjadi tanda IQ yang tinggi.

  9. Senang mengobrol dengan orang dewasa di berbagai kesempatan daripada bermain dengan anak-anak lain seusianya. 

  10. Menikmati percakapan tentang berbagai topik dengan orang lain.

Baca Juga: 5 Cara agar Anak Pintar di Sekolah

Tips Mendidik Anak agar Pintar di Sekolah

Mendidik anak agar pintar di sekolah melibatkan berbagai strategi dan pendekatan yang dapat membantu mereka mengembangkan potensi mereka secara optimal. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam mendidik anak agar pintar di sekolah yang dikutip dari laman Paudpedia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

  1. Memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi dengan baik. Pasalnya, apa yang dikonsumsi oleh seseorang memiliki pengaruh langsung terhadap kecerdasan otaknya. Pemberian makanan bergizi seimbang dapat memberikan pengaruh positif bagi perkembangan otak. Hindari memberikan makanan cepat saji dan usahakan untuk memberikan makanan segar (real food) pada Si Buah Hati ya, Bunda.

  2. Mengingat bahwa sebagian besar proses tumbuh kembang anak berlangsung saat tidur, maka pastikan anak-anak memiliki waktu tidur yang cukup setiap malamnya. Pada anak usia sekolah, waktu tidur yang disarankan agar proses tumbuh kembang berjalan optimal adalah selama 10–11 jam. Ketika anak cukup tidur, ia akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk berpikir, belajar, mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan memperhatikan materi belajar di sekolah.

  3. Mengenalkan musik ke dalam kehidupan anak. Coba asah kemampuan dan minatnya terhadap musik dengan mengajaknya belajar lagu, bernyanyi, dan mendengarkan musik yang bagus. Bila perlu, ajarkan cara memainkan alat musik jika mereka menginginkannya.

  4. Ajak anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik. Olahraga dapat membantu meningkatkan kemampuan anak untuk belajar, meningkatkan daya fokus dan daya ingat, dan menurunkan tingkat depresi dan kecemasan.

  5. Tingkatkan ketertarikan anak terhadap membaca. Anak-anak yang membaca memiliki kemampuan berpikir abstrak yang lebih baik, serta tingkat penalaran verbal yang lebih tinggi. 

  6. Mendukung minat anak pada mata pelajaran atau kegiatan tertentu dan terlibatlah dalam proses belajar mereka.

  7. Membiarkan anak belajar melakukan berbagai hal. Sebagai orang tua, tugas kita adalah menawarkan lingkungan yang bebas stres bagi anak untuk belajar.

  8. Memberikan kebebasan kepada anak untuk memecahkan masalah sendiri saat bermain atau belajar, mereka mungkin akan menemukan solusinya sendiri. 

  9. Memilih lingkungan sekolah yang baik dan memiliki sistem pendidikan yang berkualitas.

  10. Ajarkan bahasa asing dan libatkan mereka dalam percakapan setiap hari. Bicaralah pada mereka, lalu beri mereka kesempatan untuk merespons. Percakapan akan mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab untuk memproduksi dan memproses bahasa. Hasilnya, hal ini meningkatkan kemampuan anak untuk berkomunikasi pada usia dini, yang membuat mereka lebih pintar dari teman sebayanya.

Agar Si Buah Hati tumbuh sebagai anak yang pintar di sekolah, pastikan untuk selalu memberikan makanan bergizi seimbang dan melengkapinya dengan susu DANCOW FortiGro yang bisa dikonsumsi dua kali sehari, yaitu di pagi hari dan malam sebelum tidur. 

Susu DANCOW FortiGro bisa disajikan dalam kondisi dingin, sehingga Si Buah Hati bisa menikmatinya dengan lebih menyenangkan sekaligus meningkatkan semangatnya untuk belajar.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  • Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  • Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar.

  • Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau saat dalam perjalanan. 

Nah, apakah Si Buah Hati memiliki ciri-ciri anak pintar di sekolah yang disebutkan di atas? Yuk, dukung selalu proses belajar dan tumbuh kembang mereka dengan baik setiap harinya, Bunda!

Image Article
Bunda, Kenali 10 Ciri-ciri Anak Pintar di Sekolah Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kapan Jam Tidur yang Baik untuk Anak Sekolah? Ini Penjelasannya!

Published date

Bukan hanya orang dewasa yang membutuhkan waktu tidur selama delapan jam setiap malamnya, memastikan anak-anak memiliki waktu tidur yang cukup juga sangat penting untuk dilakukan. Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa sebagian besar proses pertumbuhan dan perkembangan otak anak terjadi selama mereka tidur. Lantas, berapa jam tidur yang baik untuk anak sekolah? Simak penjelasannya berikut ini.

Manfaat Waktu Tidur yang Cukup untuk Anak Usia Sekolah

Sebagai orang tua, penting untuk memahami bahwa kebutuhan tidur anak harus dipenuhi dengan baik. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa anak-anak membutuhkan tidur untuk tumbuh optimal dan tetap sehat. Anak-anak usia sekolah membutuhkan tidur yang cukup agar tubuh mereka mendapatkan istirahat yang dibutuhkan untuk memperbaiki diri, mengatur sistem kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit, dan dapat memperhatikan pelajaran dan belajar dengan lebih baik.

Baca Juga: Tips Penuhi Gizi dan Nutrisi Anak Sekolah

Jam Tidur dan Berapa Jam Waktu Tidur yang Baik untuk Anak Usia Sekolah

Semakin muda usia seorang anak, maka semakin banyak waktu tidur yang dibutuhkan. Berikut ini adalah rekomendasi durasi tidur yang dibutuhkan oleh anak sesuai usianya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

  1. Balita (1 hingga 2 tahun) membutuhkan 11 hingga 14 jam tidur per hari.

  2. Anak usia pra-sekolah (3 hingga 5 tahun) membutuhkan sekitar 10 hingga 13 jam sehari. 

  3. Jam tidur yang baik untuk anak sekolah (usia 6 hingga 13 tahun) adalah sekitar 9 hingga 11 jam sehari.

Rekomendasi mengenai jam berapa anak sekolah tidur agar tumbuh kembangnya optimal menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah di bawah jam sembilan malam. Sebab mereka setidaknya harus tidur selama 10 jam agar tubuhnya dapat beristirahat sebelum mulai beraktivitas kembali keesokan paginya. Dengan begini, proses regenerasi jaringan tubuh dapat berjalan optimal. Tidur yang cukup juga nantinya dapat meningkatkan kemampuan otak anak untuk menyerap materi belajar dengan baik di sekolah.

Tips Menerapkan Jadwal Tidur yang Tepat untuk Anak

Setelah memahami anak sekolah tidur berapa jam, maka penting bagi orang tua untuk mulai menerapkan jadwal tidur yang tepat. Untuk mempermudah Bunda dalam mempraktikkannya di rumah, simak tips membangun kebiasaan tidur yang baik menurut laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berikut ini.

  1. Tentukan jam tidur dan bangun yang sama setiap harinya yang harus dipatuhi oleh Si Buah Hati. Dengan begini, tubuhnya akan terbiasa dan mendapatkan waktu istirahat yang cukup setiap harinya.

  2. Batasi penggunaan gadget sebelum tidur untuk meningkatkan kualitas tidurnya.

  3. Ciptakan ruang tidur yang nyaman, bersih, dan pencahayaan yang temaram.

  4. Hindari memberikan anak-anak minuman tinggi gula, terutama delapan jam sebelum tidur.

  5. Ajak anak untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari, tetapi tidak terlalu dekat dengan waktu tidur.

  6. Mengonsumsi makanan bergizi sepanjang hari, tetapi tidak ada salahnya menambahkan camilan ringan sebelum tidur, seperti susu yang dapat membuat tidurnya semakin nyenyak.

Bunda juga bisa memberikan susu DANCOW FortiGro untuk Si Buah Hati dua kali sehari, di pagi dan malam hari sebelum tidur. Dengan gizi seimbang dan tidur yang cukup, dapat membantu proses belajar Si Buah Hati di esok hari. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  • Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  • Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar. 

  • Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan.

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau di luar rumah. 

Image Article
Kapan Jam Tidur yang Baik untuk Anak Sekolah? Ini Penjelasannya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Agar Fokus Belajar di Rumah yang Bisa Bunda Terapkan

Published date

Belajar di rumah memiliki banyak manfaat dan pentingnya dapat dirasakan terutama bagi anak-anak usia sekolah. Saat berada di rumah, anak bisa lebih leluasa dalam mengatur waktu dan tempat belajar, sehingga mereka bisa belajar dengan nyaman. Tak hanya itu saja, orang tua juga dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar anak-anak, memberikan dukungan, bimbingan, dan motivasi yang diperlukan. Meski belajar merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan, sayangnya ada beberapa anak yang mengalami kesulitan untuk fokus belajar di rumah. Oleh karena itu, yuk simak cara membuat anak fokus belajar di sini!

Penyebab Anak Sulit Berkonsentrasi Ketika Belajar di Rumah

Cara mengatasi anak yang susah fokus dalam belajar adalah dengan memahami penyebabnya dengan baik. Melansir dari Oxford Learning, berikut ini beberapa kemungkinan penyebab anak sulit berkonsentrasi ketika belajar di rumah.

  1. Tidak memahami materi. Kurangnya pemahaman ini dapat menyebabkan anak-anak berhenti memperhatikan, dan akibatnya semakin tertinggal.

  2. Materi belajar yang kurang menantang. Anak-anak yang tidak tertantang pada tingkat yang cukup tinggi dapat kehilangan minat pada materi dan berhenti memperhatikan sama sekali.

  3. Terganggu oleh lingkungan sekitar, seperti suara anggota keluarga yang cukup keras, aktivitas tetangga yang cukup mengganggu, hingga suara televisi atau gadget yang mengganggu konsentrasi anak belajar.

  4. Gaya belajar yang tidak cocok. Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda, ada yang belajar paling baik dengan melihat, ada yang mendengar, dan ada yang melakukan. Jika orang tua menerapkan gaya belajar yang tidak sesuai dengan cara belajar anak, maka hal ini dapat mengakibatkan kurangnya fokus dan pemahaman.

  5. Kurang tidur. Tidur kurang dari 8–10 jam setiap malam membuat anak tidak memiliki energi yang dibutuhkan untuk berkonsentrasi saat belajar. 

  6. Kurangnya asupan gizi. Melewatkan waktu makan adalah penyebab utama kurangnya fokus saat belajar. 

  7. Kelelahan akibat aktivitas yang cukup padat. Apalagi jika anak-anak memiliki kegiatan ekstrakurikuler setelah sekolah, maka ia akan merasa lelah dan tidak bersemangat untuk belajar di rumah.

Baca Juga: Tips Penuhi Kebutuhan Gizi dan Nutrisi Anak

Tips untuk Membuat Anak Fokus Belajar di Rumah

Agar Buah Hati dapat lebih mudah menyerap informasi untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya, berikut ini beberapa cara membuat anak fokus belajar yang bisa Bunda terapkan setiap harinya seperti yang dilansir dari buku seri Pendidikan Orang Tua: Mendampingi Anak Belajar di Rumah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia berikut ini.

  1. Terapkan rutinitas di rumah

    Buatlah sebuah rutinitas dan anggap bahwa belajar di rumah sama halnya saat Si Buah Hati.berada di sekolah. Mulai dari menentukan waktu untuk bangun, menyegarkan diri, sarapan, dan berpakaian. Membiasakan diri dengan rutinitas akan akan membantu Si Buah Hati semakin disiplin sekaligus memberikan sinyal pada otak untuk belajar.

  2. Ciptakan ruangan khusus belajar

    Bunda bisa memanfaatkan ruang keluarga, ruangan yang kosong, bahkan teras belakang rumah sebagai ruang belajar Si Buah Hati. Buatlah batasan antara ruang khusus belajar dan ruangan santai di rumah untuk membantu Si Buah Hati tetap fokus saat belajar dari rumah dan mencegah stres akademis saat berada di ruang belajar.

  3. Membuat catatan

    Cara agar anak fokus belajar selanjutnya adalah dengan membuat catatan mengenai materi pembelajaran yang baru saja disimak. Dengan begini, Si Buah Hati bisa kembali memelajarinya di kemudian hari.

  4. Ajak Buah Hati untuk melakukan aktvitas fisik

    Belajar memang hal yang penting dilakukan, namun pastikan bahwa Si Buah Hati memiliki waktu istirahat yang cukup di sela waktu belajarnya. Luangkan waktu selama 45 menit untuk bangun, bergerak, dan mengaktifkan berbagai bagian otak dengan cara melakukan peregangan, berjalan-jalan di sekitar ruangan, melihat pemandangan di luar jendela, atau sekadar menikmati camilan favoritnya, misalnya minum susu dingin favorit Si Buah Hati.

  5. Ajak Buah Hati untuk tetap bersosialisasi

    Mengajak anak untuk bersosialisasi bisa menjadi cara mengatasi anak yang susah fokus dalam belajar. Misalnya saja saat Si Buah Hati mulai terlihat lelah di sela waktu belajarnya, ajak mereka untuk berbincang atau berkumpul sejenak bersama anggota keluarga lainnya. Dengan begini, mereka dapat kembali belajar dengan nyaman dan membantu otak agar dapat menyerap materi pembelajaran dengan lebih baik.

  6. Membuat rencana belajar

    Bantu Si Buah Hati untuk membuat rencana belajar. Misalnya dengan menuliskan apa saja yang harus dipelajari selama beberapa hari ke depan dan membagi tugas apa saja yang harus diselesaikan setiap harinya. Dengan begini, Si Buah Hati bisa belajar dengan lebih nyaman, teratur, dan tidak terlalu terbebani dengan berbagai macam tugas yang dapat membuatnya merasa bosan.

  7. Hindari multitasking

    Agar Si Buah Hati tetap fokus belajar, sebaiknya bantu atur jadwal belajar dengan baik. Misalnya satu hari digunakan untuk belajar dan waktu lainnya digunakan untuk mengerjakan tugas, membuat catatan, atau sekedar untuk bersantai. 

Selain beberapa hal di atas, cara membuat anak fokus belajar yang tak kalah penting adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan baik. Tak cukup hanya dengan pemberian makanan bergizi seimbang, Bunda bisa melengkapi asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu DANCOW FortiGro Cokelat untuk menemaninya belajar. Susu DANCOW FortiGro Cokelat bisa disajikan dalam kondisi dingin, sehingga Si Buah Hati bisa menikmatinya dengan lebih menyenangkan sekaligus meningkatkan semangatnya untuk belajar.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. DANCOW FortiGro yang mengandung vitamin dan mineral dapat mendukung proses belajar Si Buah Hati. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  • Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  • Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar. 

  • Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Image Article
Cara Agar Fokus Belajar di Rumah yang Bisa Bunda Terapkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengajarkan Sikap Mandiri di Sekolah untuk Si Buah Hati

Published date

Bagi anak-anak, sekolah bukan hanya menjadi tempat menuntut ilmu dan meraih prestasi akademis, tetapi juga tempat untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial dan pribadinya. Dalam hal ini termasuk sikap mandiri anak di sekolah yang memungkinkan mereka untuk belajar mengambil inisiatif, memahami arti tanggung jawab, dan mengatasi berbagai tantangan dengan percaya diri.

Peran Lingkungan Sekolah Dalam Mendidik Anak agar Mandiri

Pada dasarnya, anak-anak usia sekolah sering kali merasa senang saat dianggap sebagai anak yang sudah ‘besar’ dan menjadi mandiri. Meski begitu, mereka masih membutuhkan cinta, perhatian, dan persetujuan orang tuanya. 

Di sekolah, peran orang tua digantikan oleh guru yang akan memandu dan mengawasi setiap langkahnya dengan memberikan batasan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Batasan-batasan ini membantu anak-anak merasa aman dan siap menghadapi aturan, rutinitas, dan tanggung jawab baru yang muncul saat berada di sekolah. Peran guru dalam menumbuhkan sikap mandiri di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:

  1. Menyediakan fasilitas dan materi pembelajaran bagi siswa.

  2. Membangkitkan minat siswa untuk belajar.

  3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji materi pembelajaran yang sudah mereka jalani.

  4. Memberikan respon atau penjelasan tentang kemajuan mereka dalam setiap proses belajar di sekolah.

  5. Membantu peserta didik untuk memahami apa yang telah mereka pelajari.

Manfaat Sikap Mandiri Bagi Masa Depan Anak

Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengenalkan sikap mandiri di sekolah pada anak-anak. Diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Meningkatkan kepercayaan diri, harga diri, motivasi, dan ketekunan di sekolah.

  2. Melatih kemandirian memungkinkan Si Buah Hati merasa memiliki kendali atas hidupnya.

  3. Mendorong anak-anak untuk membangun hubungan sosial dan berkontribusi pada lingkungan sekitarnya.

  4. Mengembangkan tingkat kesadaran diri dan kepekaan anak-anak terhadap orang lain, sehingga terdorong untuk selalu membantu orang-orang yang ada di sekitarnya.

  5. Meningkatkan prestasi akademik.

  6. Memungkinkan anak-anak untuk menjadi pengambil keputusan yang baik dalam hidupnya.

  7. Anak-anak memiliki kebebasan untuk menjalani hidup sepenuhnya dan mempelajari banyak pelajaran penting, namun masih tetap dalam batas kewajaran.

  8. Membuat anak-anak tumbuh bahagia dan sehat karena mereka dapat mencapai sesuatu atas usahanya sendiri.

Baca Juga: Cara agar Si Buah Hati Punya Banyak Teman

Tips bagi orang tua dalam mendidik anak agar mandiri di sekolah

Agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri di sekolah, sangat penting bagi orang tua untuk mulai melatihnya sejak dini. Berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda lakukan.

  1. Mengenalkan beberapa contoh sikap mandiri di sekolah pada anak-anak, mulai dari datang sekolah tepat waktu, menaati setiap peraturan sekolah, mengerjakan tugas sekolah sendiri, pergi ke toilet sendiri, berani mengemukakan pendapat di kelas, berani menentukan pilihannya sendiri, bergaul dengan teman-teman di sekolah, bisa makan bekal makan siang sendiri, merawat diri dan menjaga barang-barang pribadi, dan beberapa hal lainnya.

  2. Tunjukkan rasa percaya diri pada anak-anak, misalnya dengan memuji setiap usaha dan kerja keras yang dilakukan dalam melakukan sesuatu, bukan hanya memuji keberhasilan. Sebab jika kita hanya memuji keberhasilan, maka anak-anak akan berpikir bahwa kegagalan adalah hal yang buruk.

  3. Ajarkan anak-anak untuk membela diri mereka sendiri. Jangan langsung terburu-buru untuk "menyelamatkan" anak-anak ketika ada konflik atau masalah. Ajaklah mereka untuk berdiskusi atau bermain peran mengenai berbagai cara untuk membela diri. 

  4. Biarkan anak-anak menyelesaikan konflik mereka sendiri, sehingga mereka akan tahu bagaimana menangani situasi ini tanpa bantuan orang tuanya.

  5. Biarkan anak-anak melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Berikan pemahaman bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti atau dihindari dengan cara apa pun. Mengajarkan anak-anak bahwa tidak apa-apa untuk terus mencoba sesuatu akan memberi mereka kepercayaan diri untuk mencoba hal-hal baru dalam kehidupan dewasa mereka.

Tak cukup hanya dengan mengajarkan sikap mandiri di lingkungan sekolah, penting juga untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan baik. Selain makanan bergizi seimbang, Bunda bisa melengkapi asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu DANCOW FortiGro

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  • Zat besi, zink, vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  • Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar. 

  • Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum dengan rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati dan praktis untuk bekal sekolah.

Image Article
Cara Mengajarkan Sikap Mandiri di Sekolah untuk Si Buah Hati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apa Saja Kandungan yang Ada dalam Susu UHT Vanila?

Published date

Susu mengandung banyak nutrisi penting, termasuk protein, kalsium, kalium, zink, dan vitamin A yang penting untuk pertumbuhan anak usia sekolah. Bahkan, beberapa produk susu juga diperkaya dengan vitamin D. Salah satu varian susu yang sangat populer adalah susu UHT, termasuk diantaranya susu UHT vanila. Tak hanya memiliki rasa dan aroma yang khas, yuk simak juga kandungan dan manfaat susu UHT untuk anak usia sekolah berikut ini!

Pentingnya Konsumsi Susu dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah

Kebutuhan kalori anak usia sekolah yang harus dipenuhi menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah sekitar 1800–2050 kkal setiap harinya. Namun, kebutuhan kalori ini tentunya akan semakin bertambah seiring dengan pertambahan usia dan banyaknya aktivitas yang dimiliki. Maka tak heran jika anak-anak usia sekolah membutuhkan makanan sehat dan diselingi dengan makanan ringan bergizi yang cukup, termasuk susu UHT rasa vanila.

Laju pertumbuhan anak-anak usia sekolah umumnya stabil namun cukup lambat. Biasanya mereka akan makan sebanyak empat hingga lima kali sehari, termasuk susu yang biasanya dikonsumsi sepulang sekolah. Camilan inilah yang dapat menyumbang hingga seperempat dari total asupan kalori yang dibutuhkan dalam sehari. 

Bukan tanpa alasan, susu menjadi camilan menyehatkan bagi anak-anak usia sekolah karena memiliki kandungan protein, kalsium, dan zat besi yang sangat baik untuk mendukung proses tumbuh kembangnya. 

Kandungan Gizi yang Ada dalam Susu UHT

Susu UHT mengandung berbagai nutrisi penting yang dapat mendukung proses tumbuh kembang anak usia sekolah. Berikut ini beberapa manfaat kandungan susu UHT yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembang anak usia sekolah.

  1. Kandungan kalsium yang tinggi dan nutrisi lain yang dibutuhkan untuk membangun tulang dan gigi yang kuat.

  2. Kandungan protein berkualitas tinggi dan asam amino esensial, yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara otot.

  3. Mengandung nutrisi dan mikronutrien (misalnya vitamin A, vitamin B12, fosfor, yodium dan kalium) yang penting bagi kesehatan dan berperan dalam fungsi saraf dan otot, pelepasan energi, penglihatan, pembekuan darah dan pembentukan sel darah merah, pencernaan, tekanan darah, kesehatan kulit, sistem kekebalan tubuh, fungsi psikologis dan pertumbuhan.

Susu UHT memiliki berbagai varian rasa, salah satunya adalah rasa vanila. Hal yang membedakan susu UHT vanila dengan varian lainnya adalah dari cita rasa dan aroma yang khas pada susu, sehingga bisa jadi pilihan sesuai selera bagi banyak orang dari segala usia, terutama anak-anak.

Baca Juga: Tips Penuhi Kebutuhan Gizi dan Nutrisi Anak Sekolah

Kapan Waktu Terbaik Konsumsi Susu UHT Vanila untuk Anak Usia Sekolah

Manfaat susu UHT vanila ini tentunya bisa dirasakan jika anak-anak mengonsumsinya secara rutin. Informasi dari laman akademi kesehatan Mayo Clinic menjelaskan bahwa batas konsumsi susu nutrisi untuk anak yang disarankan adalah sebanyak dua sampai tiga gelas dalam satu hari. 

Minum susu di pagi hari dapat membantu memenuhi kebutuhan kalori dan nutrisi seperti kalsium, fosfor, vitamin D, serta mineral penting lainnya. Asupan nutrisi yang cukup membantu anak tetap aktif sepanjang hari sehingga mereka memiliki energi yang cukup tidak hanya untuk aktivitas kognitif tetapi juga aktivitas fisik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal.

Sementara untuk varian susu UHT, termasuk susu UHT rasa vanila maupun rasa lainnya bisa dikonsumsi untuk bekal sekolah, camilan sehat, atau saat perjalanan dan di luar rumah. Manfaat susu UHT vanila dengan kandungan gizinya juga ikut membantu mengoptimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati.

Rekomendasi susu UHT, termasuk susu vanila UHT yang bisa Bunda berikan pada anak-anak usia sekolah adalah DANCOW UHT. DANCOW UHT adalah minuman mengandung susu yang dapat dijadikan pilihan Bunda untuk bantu lengkapi asupan gizi Si Buah Hati. Satu kotak DANCOW UHT mengandung sumber Vitamin D, B1, B3, B6, dan Biotin. DANCOW UHT kini menggunakan sedotan kertas agar lebih ramah lingkungan. 

Selain Vanila, DANCOW UHT juga tersedia dalam rasa Cokelat dan Stroberi yang disukai oleh Si Buah Hati dan praktis dikonsumsi kapan saja dan di mana saja, termasuk untuk bekal sekolah agar anak siap belajar. DANCOW UHT juga dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi.

Image Article
Apa Saja Kandungan yang Ada dalam Susu UHT Vanila?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak Mandiri

Published date

Peran orang tua dalam mendidik anak sangatlah besar untuk membantunya tumbuh menjadi seseorang yang mandiri saat dewasa nanti. Namun kebanyakan orang tua cenderung langsung turun tangan dengan cepat memberi bantuan, dimana secara tidak langsung mereka mengomunikasikan bahwa anaknya tidak mampu untuk melakukannya sendiri.

Oleh karena itu, sebaiknya berikan anak kesempatan untuk berkembang secara mandiri, sehingga mereka mampu belajar mengenai arti tanggung jawab, melatih kreativitas, dan ketahanan mental yang diperlukan untuk sukses di masa depan.

Memahami Pentingnya Menanamkan Sikap Mandiri Sejak Dini

Parenting anak sekolah tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan, bimbingan, dan dorongan yang diperlukan agar anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang mandiri sejak dini, sehingga mereka merasa yakin bisa melakukan banyak hal dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya, tidak melatih anak untuk mandiri sejak dini dapat membuat mereka tumbuh sebagai individu yang bergantung pada orang lain hingga dewasa.

Ada begitu banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan melatih kemandirian anak sejak dini, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kepercayaan diri, harga diri, motivasi, dan ketekunan di sekolah.

  2. Melatih kemandirian memungkinkan Si Buah Hati merasa memiliki kendali atas hidupnya.

  3. Mendorong anak-anak untuk membangun hubungan sosial dan berkontribusi pada lingkungan sekitarnya.

  4. Mengembangkan tingkat kesadaran diri dan kepekaan anak-anak terhadap orang lain, sehingga terdorong untuk selalu membantu orang-orang yang ada di sekitarnya.

  5. Meningkatkan prestasi akademik.

  6. Memungkinkan anak-anak untuk menjadi pengambil keputusan yang baik dalam hidupnya.

  7. Anak-anak memiliki kebebasan untuk menjalani hidup sepenuhnya dan mempelajari banyak pelajaran penting, namun masih tetap dalam batas kewajaran.

  8. Membuat anak-anak tumbuh bahagia dan sehat karena mereka dapat mencapai sesuatu atas usahanya sendiri.

Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak agar Mandiri

Melatih kemandirian anak bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, bukan berarti tidak bisa untuk diwujudkan. Dalam hal ini, orang tua harus memberikan kepercayaan yang besar sekaligus contoh yang baik bagi anak-anaknya, sebab orang tua merupakan sekolah sekaligus guru pertama bagi mereka. Melansir dari laman Paudpedia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, berikut ini peranan orang tua dalam melatih kemandirian anak yang dapat disimak. 

  1. Memberikan kepercayaan pada anak usia sekolah, misalnya dengan melibatkan anak-anak saat melakukan aktivitas sehari-hari untuk meyakinkan bahwa mereka mampu untuk melakukan banyak hal.

  2. Menerapkan kebiasaan baik yang disesuaikan dengan usia, kemampuan, dan tingkat perkembangannya. Misalnya mengajarkan anak untuk membuang sampah pada tempatnya, rajin mencuci tangan, membereskan mainan di rumah, menolong teman, berbagi mainan atau makanan dengan orang lain, dan berbagai kebiasaan baik lainnya.

  3. Parenting anak 6 tahun agar menjadi anak yang mandiri selanjutnya adalah dengan menerapkan komunikasi yang baik setiap harinya. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh Si Buah Hati, sehingga mereka bisa menerima dan mengolah pesan dengan baik.

  4. Mengajarkan kedisiplinan pada anak-anak secara konsisten, misalnya dengan membuat aturan yang disetujui bersama di rumah. Jika ada yang melanggarnya, maka akan ada konsekuensi yang harus diterima.

Baca Juga: Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah

Tips Parenting untuk Mendidik Anak agar Mandiri

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membantu anak-anak mengembangkan sikap mandiri ini melalui dukungan, bimbingan, dan contoh yang mereka berikan setiap hari. Melansir dari laman  Paudpedia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, berikut ini beberapa tips parenting anak untuk menumbuhkan kemandiriannya dengan baik.

  1. Biarkan anak-anak melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri. Sebagai orang tua, cukup tunjukkan, ajarkan, dan berikan pengawasan. 

  2. Berikan tanggung jawab kepada anak-anak. Misalnya dalam menjaga kebersihan rumah dan berbagai tugas lainnya agar anak-anak belajar bertanggung jawab.mandir

  3. Ajarkan anak-anak keterampilan hidup. Misalnya cara memasak, mencuci, dan mengelola uang (cara menabung dan membelanjakan) agar mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang mandiri.

  4. Ajarkan anak bagaimana cara merawat orang lain. Dengan merawat orang lain, anak-anak belajar pelajaran penting tentang tanggung jawab dan kebutuhan untuk memikirkan orang lain. Misalnya dengan mengizinkan anak-anak merawat hewan peliharaan atau mengizinkan anak yang lebih tua untuk merawat adiknya.

  5. Biarkan anak-anak menyelesaikan konflik mereka sendiri, sehingga mereka akan tahu bagaimana menangani situasi ini tanpa bantuan orang tuanya.

  6. Ciptakan lingkungan yang mandiri. Izinkan anak-anak untuk membuat beberapa pilihan mereka sendiri, seperti memilih pakaian untuk dipakai sehari-hari. Berikan anak ruang ketika mereka membutuhkannya. 

  7. Tunjukkan rasa percaya diri pada anak-anak, misalnya dengan memuji setiap usaha dan kerja keras yang dilakukan dalam melakukan sesuatu, bukan hanya memuji keberhasilan. Sebab jika kita hanya memuji keberhasilan, maka anak-anak akan berpikir bahwa kegagalan adalah hal yang buruk.

  8. Ajarkan anak-anak untuk membela diri mereka sendiri. Jangan langsung terburu-buru untuk "menyelamatkan" anak-anak ketika ada konflik atau masalah. Ajaklah mereka untuk berdiskusi atau bermain peran mengenai berbagai cara untuk membela diri. 

  9. Doronglah anak-anak untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mengambil risiko, bahkan ketika kemungkinan gagal sangat nyata.

  10. Biarkan anak-anak melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Berikan pemahaman bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti atau dihindari dengan cara apa pun. Mengajarkan anak-anak bahwa tidak apa-apa untuk terus mencoba sesuatu akan memberi mereka kepercayaan diri untuk mencoba hal-hal baru dalam kehidupan dewasa mereka.

 

Selain melatih anak untuk mandiri sejak dini, hal lain yang perlu Bunda perhatikan adalah menjaga kesehatan Si Buah Hati dengan memberikan makanan bergizi seimbang untuk mendukung tumbuh kembangnya. Lengkapi juga asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

  • Zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

  • Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar. 

  • Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Semoga dengan informasi mengenai usia ideal anak masuk SD dan hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum masuk sekolah bisa membantu Bunda agar Si Buah Hati semakin bersemangat untuk menuntut ilmu, ya!

Image Article
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak Mandiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kandungan Susu UHT Coklat untuk Bantu Anak Siap Belajar

Published date

Susu UHT coklat maupun vanila adalah jenis susu yang banyak dikonsumsi oleh anak–anak, terutama di usia sekolah. Melansir dari informasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), susu UHT (Ultra High Temperature) merupakan susu rekombinasi dari susu segar diolah dengan cara disterilkan pada suhu 135°C dengan nilai F0 selama 3 menit, dan dikemas secara aseptis atau ditempatkan di wadah steril. Susu cair dengan kadar lemak tidak kurang dari tiga persen ini memiliki beragam kandungan nutrisi penting yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesiapan belajar anak. 

Susu UHT dan Bedanya dengan Susu Jenis Lainnya

Melansir dari Healthline.com, hal yang membedakan susu UHT dengan susu jenis lain, seperti susu bubuk dan pasteurisasi adalah tekstur, proses pembuatan, dan rasanya. Jika susu UHT diproses dengan mensterilkan susu sapi segar menggunakan suhu tinggi, lain halnya dengan susu bubuk yang dibuat dengan menggunakan teknologi spray drying untuk menghilangkan kelembapan dari susu murni yang diperoleh langsung dari sapi. Sedangkan susu pasteurisasi merupakan susu yang diperoleh dari susu sapi segar yang dipanaskan pada suhu sekitar 72–85 derajat Celcius selama 10–15 detik.

Perbedaan selanjutnya adalah tingkat ketahanannya. Masa simpan susu UHT yang belum dibuka (segel masih tertutup rapat) dapat disimpan hingga satu tahun pada suhu ruangan. Lain halnya dengan masa simpan susu pasteurisasi yang lebih pendek karena proses pembuatannya tidak menggunakan suhu setinggi susu UHT, sehingga harus disimpan dalam lemari pendingin. 

Namun jika dibandingkan dengan susu UHT dan susu pasteurisasi, susu bubuk memiliki ketahanan yang lebih lama. Hal ini karena kadar air dalam susu bubuk yang rendah akibat proses pembuatan menggunakan teknologi spray drying. Susu bubuk tidak perlu disimpan dalam lemari pendingin, tapi disarankan untuk tetap disimpan dalam kemasan asli untuk mencegah kontaminasi bakteri, kuman, air, maupun paparan udara luar yang bisa membuat kualitasnya menurun dan mudah menggumpal.

Dari informasi salah satu jurnal penelitian kesehatan di ScienceDirect, proses pemanasan menggunakan suhu sangat tinggi membuat rasa susu UHT menjadi sedikit berbeda dengan susu pasteurisasi, dimana cenderung lebih matang dan lembut jika dibandingkan susu pasteurisasi yang masih mirip dengan susu sapi murni dan lebih creamy.

Baca Juga: 5 Manfaat Susu UHT untuk Si Buah Hati

Kandungan Susu UHT

Susu UHT termasuk susu UHT coklat mengandung berbagai nutrisi penting yang dapat mendukung proses tumbuh kembang anak usia sekolah. Berikut ini beberapa manfaat kandungan susu yang baik untuk mendukung proses belajar Si Buah Hati.

  1. Kandungan kalsium yang tinggi dan nutrisi lain yang dibutuhkan untuk membangun tulang dan gigi yang kuat.

  2. Kandungan susu UHT selanjutnya adalah protein berkualitas tinggi dan asam amino esensial, yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara otot.

  3. Mengandung nutrisi dan mikronutrien (misalnya vitamin A, vitamin B12, fosfor, yodium dan kalium) yang penting bagi kesehatan dan berperan dalam fungsi saraf dan otot, pelepasan energi, penglihatan, pembekuan darah dan pembentukan sel darah merah, pencernaan, tekanan darah, kesehatan kulit, sistem kekebalan tubuh, fungsi psikologis dan pertumbuhan.

Manfaat susu uht coklat dan susu UHT rasa lainnya ini tentunya bisa didapatkan jika dikonsumsi secara rutin setiap harinya. Rekomendasi susu UHT yang bisa Bunda berikan pada anak–anak usia sekolah adalah DANCOW FortiGro

DANCOW Fortigro UHT adalah minuman mengandung susu yang dapat dijadikan pilihan Bunda untuk bantu lengkapi asupan gizi Si Buah Hati. Satu kotak DANCOW UHT mengandung sumber Vitamin D, B1, B3, B6, dan Biotin. DANCOW UHT kini menggunakan sedotan kertas agar lebih ramah lingkungan.

Selain susu UHT rasa coklat, DANCOW UHT juga tersedia dalam varian rasa lain, seperti Stroberi dan Vanila yang disukai oleh Si Buah Hati dan praktis dikonsumsi kapan saja dan di mana saja, termasuk untuk bekal sekolah agar anak siap belajar.  Komposisi susu UHT pada DANCOW FortiGro aman untuk dikonsumsi tak hanya bagi anak–anak, tetapi juga dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi.

Image Article
Kandungan Susu UHT untuk Bantu Anak Lebih Siap Belajar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Pemberian Susu Penambah Berat Badan Usia 6–12 Tahun

Published date

Pada anak-anak usia sekolah, minum susu merupakan kebiasaan baik yang tak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh, tetapi juga bisa membantu mendukung proses tumbuh kembangnya agar berjalan optimal. Melansir dari situs informasi kesehatan Healthline.com, kandungan protein, vitamin, mineral, dan kalori pada susu dapat membantu menambah berat badan dan proses pembentukan otot tubuh. Selain meminumnya langsung, anak-anak juga bisa mengonsumsi susu dengan cara menambahkannya ke dalam jus, smoothie atau sereal.

Berapa Kebutuhan Kalori Anak Usia Sekolah?

Umumnya, kebutuhan kalori pada setiap anak akan berbeda-beda. Semakin bertambahnya usia seorang anak dan banyaknya kegiatan yang mereka lakukan, maka akan semakin besar pula kebutuhan kalorinya. 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa kebutuhan kalori anak usia sekolah (rentang usia 6–12 tahun) yang harus dicukupi adalah sebesar 1800 kkal–2050 kkal setiap harinya. 

Lebih jelasnya lagi, berikut ini daftar kebutuhan gizi anak sekolah yang harus dipenuhi dengan baik agar proses tumbuhnya berjalan optimal.

  1. Protein. Melansir dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, protein dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan sel, meningkatkan kekuatan otot, dan menjaga fungsi organ dalam tubuh anak-anak. Saat anak-anak mengonsumsi makanan berprotein tinggi, maka tubuhnya memecah protein menjadi asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi secara normal. 

  2. Zat besi. Kebutuhan zat besi pada anak-anak usia sekolah adalah sebesar 8-10 miligram setiap harinya. Jumlah inilah yang dapat memberikan manfaat dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, meningkatkan imunitas tubuh, mendukung perkembangan motorik, memproduksi sel darah merah, mencegah anemia, dan mengurangi risiko stunting.

  3. Vitamin A. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa vitamin A terlibat dalam pembentukan, produksi, dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit, dan juga antibodi. Tak hanya itu saja, vitamin A juga membantu menjaga kesehatan mata anak-anak usia sekolah.

  4. Vitamin D untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kesehatan tulang, dan juga mencegah obesitas pada anak-anak.

  5. Vitamin B6 dan B12 yang dapat membantu meningkatkan kinerja otak anak usia sekolah.

  6. Asam lemak omega 3 dan 6 sebagai nutrisi anak yang dipercaya dapat meningkatkan fungsi otak.

  7. Zink yang berperan mendukung pertumbuhan sel dan metabolisme serta meningkatkan kekebalan tubuh.

  8. Kolin yang berperan merangsang produksi sel dalam otak.

Selain pemberian makanan bergizi seimbang, pemenuhan gizi anak-anak usia sekolah juga bisa diimbangi dengan konsumsi susu penambah berat badan yang disesuaikan dengan usia anak.

Baca Juga: Tabel Tinggi dan Berat Badan Anak

Penyebab Berat Badan Anak Susah Naik

Kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah sebesar 1800 kkal–2050 kkal setiap harinya untuk mencapai berat badan yang ideal. Namun nyatanya masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan berat badannya. Informasi dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa berat badan yang susah naik pada anak-anak bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti:

  1. Kalori yang diberikan tidak cukup. Umumnya, hal ini terjadi karena kebanyakan orang tua kebingungan saat memberikan makanan untuk anak-anaknya. Alih-alih memerhatikan kandungan gizi yang terdapat dalam makanan yang diberikan, mereka hanya mementingkan anak-anaknya merasa kenyang.

  2. Anak makan terlalu sedikit. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keterlambatan perkembangan, kebiasaan memilih-milih makanan (picky eater), atau adanya masalah kesehatan seperti kesulitan menelan akibat kondisi medis tertentu.

  3. Masalah kesehatan yang melibatkan sistem pencernaan, seperti refluks gastroesofagus (GERD), diare kronis, fibrosis kistik, penyakit hati kronis, dan penyakit celiac dapat mempersulit anak untuk menyerap nutrisi dan kalori yang cukup untuk menambah berat badan.

  4. Intoleransi makanan atau kondisi di mana tubuh sensitif terhadap beberapa jenis makanan. Misalnya, intoleransi protein susu berarti tubuh tidak dapat menyerap makanan seperti yogurt dan keju, yang dapat menyebabkan kegagalan untuk berkembang.

  5. Adanya infeksi. Tubuh dapat menggunakan banyak kalori saat melawan infeksi, sehingga anak-anak yang merasa tidak enak badan mungkin makan lebih sedikit dari biasanya.

  6. Gangguan metabolisme yang membuat tubuh kesulitan untuk memecah, memproses, atau mengambil energi dari makanan. 

Tips Pemenuhan Gizi pada Si Buah Hati

Tak boleh sembarangan, pemenuhan gizi harian pada anak-anak harus dilakukan dengan teliti dan sesuai kebutuhan Si Buah Hati. Bila perlu, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak atau ahli gizi. Melansir dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Bunda perlu memerhatikan beberapa hal berikut:

  1. Memerhatikan asupan makronutrien dan mikronutrien dengan baik. Makronutrien yang dimaksud adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutriennya adalah vitamin dan mineral yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembang anak hingga mereka mengalami percepatan pertumbuhan saat pubertas.

  2. Memerhatikan bahan pangan dan memberikan ragam menu makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekaligus mengenalkan lebih banyak rasa pada anak-anak untuk mencegah mereka tumbuh sebagai picky eater.

  3. Mengajak anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit sehari, misalnya dengan bersepeda, bermain lompat tali, jalan-jalan keliling komplek, bermain sepak bola, dan masih banyak lagi. Tujuannya adalah untuk mencegah obesitas dan meningkatkan metabolisme tubuhnya.

  4. Menerapkan pola makan yang baik, yaitu dengan menghindari kebiasaan makan sambil nonton televisi atau gadget yang bisa membuat anak-anak makan terus-menerus sehingga memicu obesitas.

  5. Menjaga kebersihan, terutama soal makanan. Sebab anak-anak usia sekolah sudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya, di mana mereka bisa dengan mudah membeli jajanan atau makanan yang belum tentu terjamin kesehatan dan higienitasnya. Oleh karena itu, sebaiknya berikan pemahaman pada anak-anak untuk menghindari jajan sembarangan.

Merangkum dari penjelasan di atas, maka pemberian susu penambah berat badan untuk tumbuh kembang anak boleh saja dilakukan, namun harus tetap diimbangi dengan pemberian makanan bergizi seimbang dan mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi.

Tips Pemberian Susu Penambah Berat Badan

Pemberian susu sebagai cara menambah berat badan anak 6 tahun pun tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Agar pemenuhan gizinya berjalan optimal dan berat badan anak berjalan sesuai dengan usianya, simak tipsnya berikut ini.

  1. Mengonsultasikannya dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan kondisi anak.

  2. Pastikan bahwa Si Buah Hati tidak memiliki alergi terhadap produk susu dan turunannya.

  3. Pilih susu yang sesuai dengan rentang usia anak saat ini dan dilengkapi dengan beberapa kandungan seperti:

  • Protein sebagai salah satu komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. 

  • Kalsium dan vitamin D yang membantu proses pembentukan dan mempertahankan kepadatan sel-sel tubuh, khususnya tulang dan gigi.

  • Zat Besi yang merupakan bagian penting dalam sel darah merah yang membawa oksigen dan zat gizi ke seluruh bagian tubuh. 

  • Vitamin C dan Zink sebagai zat gizi yang berkontribusi terhadap fungsi normal daya tahan tubuh, jika dipenuhi dengan cukup dengan konsumsi makanan bergizi seimbang.

  • Vitamin B6 berperan penting dalam proses pembentukan energi. Penyerapan zat gizi di dalam tubuh dan tercukupinya energi anak melalui asupan zat gizi yang optimal dapat mendukung aktivitas harian anak termasuk kemampuan belajarnya.

  • Asam lemak omega 6 yang berperan penting dalam perkembangan anak usia sekolah.

  1. Pilih susu untuk anak usia sekolah tahun dengan varian rasa yang disukai Si Buah Hati, mulai dari rasa vanila, cokelat, atau stroberi. Dengan begini, mereka bisa lebih semangat untuk mengonsumsinya.

DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. 

Dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. Selain itu juga, DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi kapan saja dan di mana saja.

Setelah memahami kebutuhan kalori anak usia sekolah yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, semoga proses tumbuh kembang Si Buah Hati berjalan optimal ya, Bunda!

Image Article
Tips Pemberian Susu Penambah Berat Badan Usia 6–12 Tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Simak Syarat Usia Anak Masuk SD dan Hal-hal yang Harus Disiapkan

Published date

Pada tahap perkembangan anak, masa transisi dari Taman Kanak-Kanak ke Sekolah Dasar merupakan momen penting yang memerlukan persiapan matang. Pemahaman akan syarat usia masuk SD serta hal-hal yang harus disiapkan oleh orang tua menjadi hal utama yang wajib untuk diperhatikan. Sebab hal ini menentukan kesiapan anak untuk beradaptasi di lingkungan baru yang lebih luas dan tantangan yang lebih besar daripada biasanya.

Anak Masuk SD Usia Berapa?

Ketentuan mengenai usia ideal anak masuk SD di setiap negara tentu akan sangat berbeda. Di Indonesia sendiri, prioritas usia anak bisa masuk sekolah dasar adalah jika mereka sudah menginjak usia tujuh tahun, kecuali anak-anak yang memiliki permasalahan seperti hambatan kognitif, masalah tumbuh kembang, dan hal lainnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru yang menyatakan bahwa persyaratan calon peserta didik baru yaitu:

- Kelas 1 (satu) SD diprioritaskan anak berusia 7 tahun atau paling rendah 6 tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan atau di tahun yang sama. Anak masuk SD usia 7 tahun lebih diprioritaskan dengan pertimbangan pada usia tersebut mereka memiliki kesiapan psikis untuk beradaptasi.

- Pengecualian syarat usia paling rendah 6 tahun yaitu usia 5 tahun 6 bulan pada tanggal 1 Juli berjalan yang diperuntukkan bagi calon peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa dan kesiapan psikis yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional serta tidak dilakukan oleh guru.

Oleh karena itu, sangat penting bagi tiap orang tua untuk memerhatikan kesiapan anak dari keseluruhan aspeknya. Caranya adalah dengan melakukan observasi langsung pada anak dan juga bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mengoptimalkan aspek yang masih kurang dan menghambat seorang anak masuk sekolah dasar.

Baca Juga: Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah

Hal-hal yang Harus Disiapkan sebelum Si Buah Hati Masuk SD 

American Academy of Pediatrics menjelaskan beberapa faktor yang menentukan kesiapan anak masuk sekolah sebagai berikut:

  1. Faktor fisik dan perkembangan sensorik-motorik. Hal ini bisa dilihat dari apakah kondisi kesehatan anak dalam kondisi baik serta pertumbuhannya sudah berjalan normal dan sesuai dengan usianya atau tidak.

  2. Faktor sosial dan emosional, termasuk pengaturan diri, perhatian, kerjasama, rasa empati, dan kemampuan untuk mengomunikasikan emosi dengan baik.

  3. Kemandirian, yaitu kemampuan anak untuk mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

  4. Perkembangan bahasa, termasuk mendengarkan, berbicara, dan kosakata, serta keterampilan literasi, termasuk kesadaran cetak, pemahaman cerita, dan proses menulis dan menggambar

  5. Faktor pengetahuan umum, termasuk kemampuan membaca dan berhitung.

Tak melulu hanya mencari tahu mengenai umur berapa anak masuk SD, ada baiknya Bunda juga mulai memperkenalkan aspek-aspek sekolah dasar sejak dini. Contohnya adalah beberapa hal berikut ini: 

  1. Mendaftarkan Si Buah Hati di Taman Kanak-kanak, sehingga mereka dapat diperkenalkan dengan tata krama di kelas dan dasar-dasar akademis (matematika, membaca, dan menulis) dalam lingkungan sosial yang menyenangkan

  2. Mengunjungi atau menunjukkan sekolah untuk memberikan gambaran bahwa sekolah akan menyenangkan. 

  3. Aturlah pertemuan antara anak dan calon guru mereka agar mereka tahu bahwa guru-guru mereka ada di sana untuk membantu mereka.

  4. Jelaskan tata krama dasar dan kebiasaan yang akan membantu mereka di sekolah, misalnya, merapikan kursi, mengangkat tangan saat bertanya, dan banyak lagi. Bunda dapat memilih untuk mencontohkan perilaku-perilaku ini di rumah, atau bahkan bermain peran seperti apa hari sekolah itu.

Agar anak semakin siap untuk sekolah, maka sebagai orang tua harus memenuhi kebutuhan dasar anak-anaknya, yaitu pemenuhan gizi yang baik dan tidur yang cukup. Pastikan untuk memberikan asupan bergizi seimbang yang mengandung makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta vitamin dan mineral sebagai mikronutrien yang penting juga untuk dipenuhi.

Selain makanan bergizi seimbang, lengkapi juga asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun.  Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro terdapat kandungan gizi seperti:

Zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D untuk dukung imunitas. 

Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks) untuk untuk dukung proses belajar. 

Protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan. 

Manfaat DANCOW FortiGro ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga dan aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Semoga dengan informasi mengenai usia ideal anak masuk SD dan hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum masuk sekolah bisa membantu Bunda agar Si Buah Hati semakin bersemangat untuk menuntut ilmu, ya!

Image Article
Syarat Usia Anak Masuk SD dan Hal-hal yang Harus Bunda Siapkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off