Ini Dia, 4 Makanan Yang Harus Dihindari Si Buah Hati

Published date

Masa balita adalah periode emas di mana tumbuh kembang Si Buah Hati meningkat pesat, terutama perkembangan otak. Bunda perlu memperhatikan periode ini agar dapat memberikan stimulasi dan nutrisi yang tepat buat Si Buah Hati.

Salah satu cara yang bisa Bunda berikan untuk mendukung otak Si Buah Hati adalah makanan bernutrisi lengkap. Hindari salah memberikan menu yang malah berdampak buruk terhadap perkembangan otak Si Buah Hati, seperti junk food. Junk food sendiri bukan berarti menu cepat saji, lho. Junk food merujuk pada jenis makanan yang tidak jelas asalnya dan kandungan nutrisinya meragukan atau tidak seimbang.

Selain itu, Bunda harus cermat memilih bahan makanan. Janganlah memberikan Si Buah Hati menu yang rawan tercemar merkuri, timbal, formalin, dan berbagai zat kimia berbahaya. Kalau ingin memberi menu makanan laut, Bunda harus mengetahui jenis seafood yang tinggi kadar pencemaran merkurinya. Jajanan yang tidak jelas seringkali juga mengandung pewarna dan pengawet yang membahayakan tubuh. Berikut jenis makanan yang dapat berpengaruh negatif terhadap perkembangan otak anak:

Jenis makanan yang tidak jelas bahan dan kandungan nutrisinya  

Yang masuk kategori makanan ini adalah junk food. Biasanya, makanan berjenis ini memiliki sedikit kandungan nutrisi namun jumlah lemak sangat besar. Misalnya saja kentang goreng, hamburger, atau minuman bersoda.

Kudapan dan bahan pangan yang rawan tercemar zat kimia berbahaya

Makanan ini kerap mengandung zat pewarna tekstil, pengawet formalin atau boraks. Menurut penelitian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan, jajanan sekolah paling rawan mengandung zat-zat berbahaya. Karena itu Ayah dan Bunda harus mendidik Si Buah Hati untuk tidak jajan sembarangan.

Seafood yang tercemar merkuri dan alga beracun

Makanan yang mengandung protein dalam jumlah yang sangat banyak umumnya berasal dari laut. Namun Bunda dan Ayah harus cermat memilahnya. Karena sejumlah hewan laut mengandung alga beracun atau merkuri. Menurut Kepala Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Oseanografi LIPI), Zainal Arifin, sejumlah makanan dari laut tercemar bahan berbahaya karena ulah manusia yang membuang limbah berbahaya ke lautan.

Makanan yang mengandung gula, garam, dan lemak yang terlalu tinggi

Minuman atau makanan manis memang terasa enak di mulut. Namun bila jumlahnya berlebihan juga tidak baik untuk perkembangan otak Si Buah Hati. Karena itu, sebaiknya Bunda membatasi kudapan berkadar nutrisi rendah dan menggantinya dengan buah-buahan.

Lalu jenis makanan apa yang membantu pertumbuhan otak Si Buah Hati agar maksimal dan mendorong kecerdasannya? Menurut pakar gizi Saptawati Bardosono, menu yang baik untuk perkembangan otak memiliki kandungan nutrisi seimbang antara karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Agar anak berminat menyantapnya, usahakan agar sajian di piring tampak berwarna-warni dari berbagai sayuran, buah, kacang-kacangan, dan sumber protein hewani.

Image Article
Ini Dia, 4 Makanan Yang Harus Dihindari si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Tips Mengajarkan Si Buah Hati Memakai Pensil

Published date

Saat memasuki usia toddler, Si Buah Hati akan mulai menirukan beragam hal yang dilakukan orang lain. Ketika melihat Bunda sedang membuat daftar belanjaan atau Ayah yang mengisi teka-teki silang di koran Minggu, maka ia juga tertarik untuk ikut menulis. 

Lalu, Ayah dan Bunda akan mendapati Si Buah Hati, dengan ekspresi wajah serius nan lucu, sedang mencoret-coret kertas, buku, atau koran bekas yang ditemukannya.

Tangan mungil Si Buah Hati mungkin belum bisa memegang pensil atau pena dengan benar. Terkadang dia menggenggamnya dengan erat seperti sedang berpegangan pada tiang. 

Di lain waktu, dia menyelipkan pensil itu di antara jari tengah dan telunjuk. Apapun ia lakukan agar pensil tetap dalam posisi stabil dan bisa menggoreskan coretan-coretan pada kertas.

Bunda mungkin merasa gemas dan ingin segera memperbaiki caranya memegang pensil agar Si Buah Hati bisa menulis dengan baik. Tapi, Bunda tak perlu buru-buru mengajarkannya menulis huruf yang benar. 

Berdasarkan artikel yang ditulis Amanda Soebadi dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Indonesia di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak usia prasekolah masih sibuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya.

Sementara perkembangan bahasa, terkait kemampuan membaca dan menulis, terjadi di kemudian hari. Maka di usia dini, lebih baik Bunda banyak membaca bersama Si Buah Hati. Sehingga menumbuhkan minat baca dan memperluas kosakatanya. 

Karenanya, Bunda bisa tetap membiarkan Si Buah Hati bereksplorasi dengan pensil dan kertas sambil memberinyaDANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Untuk belajar menulis, Amanda menyarankan Bunda memberikan Si Buah Hati alat tulis dengan pegangan yang gemuk agar lebih mudah dipegang. Ketika Si Buah Hati sudah tampak senang menulis, Bunda pun bisa mulai mengajarkan agar goresannya lebih terarah, seperti tips berikut:

1. Menarik Garis dan Menggambar Lingkaran

Bunda bisa menunjukkan cara menarik garis dengan alat tulis Bunda sendiri. Sesekali, Bunda bisa membantu memegangi tangannya untuk membuat garis dan bentuk lingkaran. 

Lalu, biarkan tangannya bergerak sendiri untuk membuat coretan sebanyak mungkin. Lingkaran yang dibuatnya tak perlu bulat sempurna. Asalkan titik awal dan akhir sudah bertemu, itu sudah cukup.

2. Menebalkan Bentuk

Menggambar lingkaran tak selalu harus dilakukan di atas kertas kosong. Bunda bisa mulai membuat gambar lingkaran yang samar. Sehingga Si Buah Hati bisa mengikuti pola tersebut. Sehingga nantinya sedikit-demi sedikit lingkaran yang digambar Si Buah Hati bisa benar-benar bulat.

3. Menghubungkan Titik-Titik

Setelah Si Buah Hati mampu menebalkan gambar, kini Bunda bisa membimbingnya dengan memberikan bentuk yang disusun dari titik-titik. Ajak Si Buah Hati menelusuri titik-titik tersebut. Ketika pensilnya menyentuh titik akhir, dia akan menemukan kejutan berupa gambar hewan atau benda yang dibuatnya sendiri.

4. Warna-Warni

Bunda juga bisa menggunakan pensil warna saat belajar menulis. Dia bisa memilih warna favoritnya untuk menggambar bentuk yang disukai. Bunda juga bisa sambil mengajarkan warna-warna benda atau buah. Misalnya, saat ia ingin menggambar jeruk, berilah pensil berwarna jingga.

Jangan lupa ya Bunda, proses belajar selalu dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Sehingga Si Buah Hati tidak gampang bosan. Bunda tak harus selalu menyodorkan pensil dan kertas. 

Sesekali Bunda bisa mengajak Si Buah Hati bermain di taman sambil menggambar berbagai bentuk di atas pasir dengan menggunakan ranting. Seru, kan!

Image Article
Ajak Si Kecil Bereksplorasi dengan Pensil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Agar Bunda Tidak Khawatir saat Si Buah Hati ingin Bereksplorasi

Published date

Ketika Si Buah Hati berusia 3 tahun, kemampuannya bereksplorasi berkembang dengan cepat. Dia sudah bisa berlari, memanjat, bahkan kadang membuka pintu sendiri. Dia senang bertemu teman baru atau bermain dengan binatang di halaman.

Dalam penelitian Muksin dari Universitas Muhammadiyah Semarang disebutkan bila hal ini terjadi karena Si Buah Hati mengalami perkembangan kualitatif yang pesat dalam usia 3 tahun. Artinya dalam diri Si Buah Hati tengah berlangsung proses peningkatan dan pematangan kemampuan personal maupun kemampuan sosial. Kondisi ini membuatnya ingin mencapai tempat-tempat baru dan terus berinteraksi dengan orang lain.

Melihat kondisi ini, Bunda mungkin seringkali khawatir bila Si Buah Hati terkena kuman. Apalagi sistem imun di tubuh Si Buah Hati masih berkembang sehingga rentan terkena penyakit karena faktor lingkungan. Tapi Bunda, kesempatan untuk menjelajah tantangan baru merupakan latihan yang bagus bagi Si Buah Hati untuk mengasah kemampuan kognitif dan sosialnya.

Karena itu, suatu keputusan bijaksana bila Bunda membiarkan Si Buah Hati menjelajahi dunia baru dengan tetap memberikan perlindungan yang cukup sehingga kebal dari risiko lingkungan. Nah, berikut hal yang harus Bunda perhatikan agar Si Buah Hati bisa bermain dengan aman:

1. Perhatikan Si Buah Hati di tempat permainan

Menurut penelitian Wiku Adisasmito dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dalam jurnal Makara Kesehatan edisi Juni 2007, diare merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak di bawah 5 tahun dan berisiko fatal.

Untuk memastikan Si Buah Hati aman dari diare, Bunda haruslah memperhatikan lingkungan dan tempat bermain Si Buah Hati. Apakah cukup bersih sebagai tempat bereksplorasi Si Buah Hati? Bila tidak, misalnya penuh lumpur, Bunda jangan langsung membatasi ruang gerak Si Buah Hati. Yang perlu Bunda lakukan adalah memperhatikan Si Buah Hati selama bereksplorasi, pastikan ia tidak memasukkan sembarang benda ke mulut, dan mencuci anggota tubuhnya usai bermain.

2. Pastikan Si Buah Hati cukup istirahat

Si Buah Hati pastinya doyan bereksplorasi. Sehingga ia kerap lupa untuk beristirahat. Bisa jadi Bunda pun kesulitan memintanya untuk tidur siang, karena ia tengah sibuk bermain.

Meski begitu, Bunda harus tetap memastikan Si Buah Hati cukup beristirahat. Seperti selalu tidur siang dan tidak tidur malam terlalu larut. Secara kuantitas, Si Buah Hati memerlukan waktu tidur sekitar 10-11 jam sehari. Sementara dari segi kualitas, ia mesti tertidur lelap dalam kondisi ruangan yang tenteram dan tidak banyak sinar atau suara.

3. Menjaga asupan nutrisi Si Buah Hati

Agar kesehatan Si Buah Hati terus terjaga, Bunda harus memberikannya asupan nutrisi yang seimbang dan mencukupi kebutuhan sesuai usia dan aktivitasnya. Ini bertujuan agar Si Buah Hati memiliki cukup energi untuk bereksplorasi dan ketahanan tubuhnya terbangun dengan sempurna, sehingga tidak mudah sakit.

Bunda juga bisa menambahkan susu yang mengandung bakteri baik seperti Bifidobacterium longum, yang menurut Mien Karmini, dkk dalam jurnal Ikatan Dokter Anak Indonesia, terbukti dapat meningkatkan beberapa komponen sistem imun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan seperti koliform.

DANCOW 3+ Nutritods bisa menjadi pilihan bijaksana Bunda dalam melengkapi nutrisinya. Susu pertumbuhan ini diiformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

4. Membawa Si Buah Hati untuk imunisasi

Selain memastikan gizinya tercukupi, Bunda juga bisa melengkapi persenjataan Si Buah Hati dengan mengulang imunisasi yang dulu pernah diberikan ketika berusia kurang dari 1 tahun. Dalam jurnal Melengkapi/Mengejar Imunisasi pada situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, Kusnadi Rusmil menyebut bahwa imunisasi ulangan saat Si Buah Hati berusia 1-4 tahun bertujuan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar. Masa ini juga berfungsi untuk melengkapi imunisasi yang belum lengkap. Seperti memberikan imunisasi ulang untuk jenis DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, HiB, dan pneumokokus.

Image Article
Agar Bunda Tak Khawatir Ketika Si Kecil ingin Bereksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengasah otak Anak Agar Cerdas Secara Emosional

Published date

Cara mengasah otak anak agar cerdas perlu Bunda pahami sejak anak masih usia dini. Di usia satu tahun, perkembangan anak semakin dinamis dan menarik karena sel-sel dalam otaknya mengalami peningkatan berkali lipat secara intens. Sehingga setiap stimulasi, berupa suara, penglihatan, sentuhan, perasaan, rasa, dan bau menjadi hal yang sangat penting dalam perkembangan otaknya.

Nah, dalam artikel ini akan diulas beberapa kegiatan sederhana yang bisa Bunda lakukan untuk membantu meningkatkan kecerdasan otak Si Buah Hati secara emosional.

Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah aspek penting dalam pertumbuhan Si Buah Hati. Ketika anak memiliki kecerdasan emosional, ia akan mampu untuk mengidentifikasi dan mengatur emosi sendiri, mengenali emosi orang lain, dan merasakan empati terhadap mereka.

Kecerdasan emosional juga dibutuhkan agar Si Buah Hati mampu untuk berkomunikasi secara efektif serta membangun hubungan yang sehat dan produktif dengan orang lain.

Sama halnya dengan kecerdasan intelektual (IQ), di mana IQ tinggi dapat memperoleh nilai ujian yang tinggi, maka kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi juga dapat meraih kesuksesan dalam situasi sosial dan emosional. Dengan EQ yang baik anak akan dapat membangun hubungan yang kuat, membuat keputusan yang baik, dan menghadapi situasi sulit.

Bagaimana Cara Mengasah Otak Anak agar Cerdas secara Emosional?

Ada beberapa rutinitas untuk mengasah otak anak agar cerdas secara emosional. Berikut beberapa contoh kegiatan untuk mengasah otak anak agar cerdas secara emosional: 

1. Mendengarkan musik

Musik sangat baik untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak. 

Hasil penelitian menunjukkan beberapa efek positif dari musik terhadap perkembangan anak, seperti kecerdasan emosional yang lebih baik, performa akademis, dan kemampuan sosial.

Mendengarkan musik juga membantu anak untuk merasa gembira dan meningkatkan rasa percaya diri.

2. Bermain boneka

Bermain boneka bisa menjadi cara mengasah otak anak agar cerdas secara emosional. Bermain boneka adalah cara yang bagus untuk masuk ke dalam imajinasi anak dan mempelajari apa yang mereka rasakan. Memainkan boneka yang berperan dalam sebuah cerita bisa membantu anak mengekspresikan emosi, belajar pengendalian diri, sekaligus relaksasi dan berimajinasi.

Dorong Si Buah Hati mencoba membuat permainan bonekanya sendiri. Setelah bermain, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati mendiskusikan perasaan mereka.

3. Dorong anak bermain dengan teman

Bermain dengan orang lain akan membantu anak memperhatikan isyarat sosial, mendengarkan, dan mengambil perspektif orang lain. Hal ini bisa menjadi aspek kunci untuk mengembangkan empati. Bermain bersama teman juga menuntut Si Buah Hati untuk berbagi ide dan mengungkapkan perasaan sembari belajar bernegosiasi dan kompromi.

Anak-anak belajar mengatur diri sendiri saat mereka mengikuti norma dan memberikan perhatian ketika mereka mengalami perasaan seperti antisipasi atau frustrasi. Contoh permainan sosial seperti lempar tangkap bola atau bermain peran bersama anak lain.

Baca Juga: A Bond of Trust: Bangun Kelekatan Bersama Anak

4. Membacakan cerita

Para ahli setuju bahwa tidak ada istilah terlalu dini untuk membaca bersama Si Buah Hati. Membacakan cerita sejak dini bisa meningkatkan kecerdasan otak, termasuk menambah kosakata, meningkatkan kecerdasan emosional, dan membangun empati. Membaca bersama-sama juga merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan ikatan antara orang tua dan anak, mengurangi agresi dan kecemasan.

Bagaimana cara membaca yang efektif? Selama membaca, berilah nama pada setiap emosi yang terjadi pada setiap karakter. Hal ini membantu Si Buah Hati melihat berbagai emosi dari perspektif orang lain. Misalnya, bila hewan di buku cerita tampak senang, sebutkan nama perasaannya, kemudian tersenyumlah padanya. Setelah melakukan kegiatan-kegiatan dan permainan tersebut, sediakan waktu untuk beristirahat, seperti tidur. Ketika tidur, otak Si Buah Hati memproses segala hal yang telah dipelajari ke dalam memori jangka panjang.

Ciri Anak dengan Kecerdasan Emosional yang Baik

Selain berbagai tips cara mengasah otak anak agar cerdas dan kreatif di atas, Bunda juga perlu tahu tanda atau ciri seorang anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, di antaranya:

  • Mudah diajak berbicara

  • Mudah memahami saat dijelaskan tentang perasaan orang di sekitarnya

  • Mudah beradaptasi dengan situasi atau orang baru

  • Mudah berteman

  • Memiliki kepercayaan diri

  • Tahu kapan dan bagaimana meminta bantuan orang lain

Selain memberikan stimulasi pada Si Buah Hati untuk cerdas secara emosional, Bunda juga perlu bantu penuhi kebutuhan gizinya. Bunda dapat memberi Si Buah Hati usia 1-3 tahun asupan susu pertumbuhan DANCOW 1+ Imunutri. DANCOW 1+ Imunutri memiliki kandungan tinggi vitamin A, C, E, Selenium, Zink dan Tembaga, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.

Itulah beberapa cara mengasah otak anak agar cerdas serta tanda anak dengan kecerdasaan emosional yang baik. Bantu Si Buah Hati tumbuh menjadi anak percaya diri dengan kecerdasan emosional yang baik, ya Bunda.

Image Article
Cara Mengasah Otak Anak agar Cerdas secara Emosional
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ajarkan Si Buah Hati Berbagi dengan Bermain Peran

Published date

Memasuki usia 1 tahun, Si Buah Hati semakin menunjukkan kemampuannya bersosialisasi. Seperti caranya beradaptasi dengan lingkungan baru, berbagi mainan atau makanan dengan teman, kemampuan berkomunikasi kala menginginkan atau tidak menyukai sesuatu hal, maupun menghargai orang lain. 

Perkembangannya dalam bersosialisasi ini sangat ditentukan oleh pola asuh Bunda dan Ayah di rumah. Kemampuan ini pula yang akan menentukan perkembangan kepribadiannya pada masa depan. Agar ia tidak tumbuh menjadi egois, berikut yang bisa Bunda ajarkan padanya:

1. Mengenalkan konsep berbagi 

Bunda, sikap egois bisa bermula dari keengganan Si Buah Hati untuk berbagi. Karena itu, penting mengenalkan konsep berbagi kepadanya sejak dini. Misalnya dengan mengajaknya makan bersama. Lalu berikanlah ia sebagian makanan dari piring Bunda, atau sebaliknya, meminta sebagian makanannya. Ketika melakukan itu, Bunda bisa sambil berkata, "Kita berbagi makanan ya, Dek. Biar kamu bisa merasakan makanan Bunda, Bunda juga bisa icip makanan kamu." Sehingga ia akan mengerti bila maksud berbagi adalah memberikan kesempatan orang lain untuk merasakan apa yang dimilikinya.

2. Beri pengertian dan jangan memaksa

 Ketika Si Buah Hati tengah asyik bermain dan tidak ingin berbagi, Bunda jangan memaksanya. Sebab situasi itu hanya akan membuat ia marah dan semakin mempertahankan apa yang dipunyanya. Lebih baik, Bunda mengajaknya berbicara setelah ia selesai bermain. Tanyakanlah mengapa ia enggan berbagi mainan dengan temannya. Kemudian, jelaskanlah padanya bila bermain akan lebih seru dan mengasyikkan bila dilakukan bersama-sama. Hingga ia tertarik untuk mencoba berbagi dengan temannya saat bermain.

3. Memberi contoh

Children see, children do. Si Buah Hati akan mencontoh apa yang dilihat, baik dari Ayah, Bunda, dan orang sekitarnya. Termasuk contoh berbagi dengan orang lain. Seperti ketika datang ke tempat beribadah dan ada kotak amal, Bunda atau Ayah bisa menunjukkan padanya menyisihkan sebagian uang ke dalamnya. Ketika melakukan itu, ada baiknya Bunda juga memberikannya pengertian tentang arti berbagi dan manfaatnya bagi orang lain.

4. Bercerita dan bermain peran

Satu cara mengajarkan Si Buah Hati berbagi bisa dilakukan dengan bercerita dan bermain peran. Misalnya waktu bermain masak-masakan, Bunda mengatakan ingin meminjam telur untuk membuat nasi goreng. Lalu setelahnya, berpura-puralah berbagi nasi goreng itu dengannya. Sehingga ia merasa bila berbagi akan membawa kebahagiaan, baik untuknya atau orang lain.

Kebiasaan di atas dapat membuat Bunda semakin dekat dengan Si Buah Hati. Selain mengajarkan permainan peran, Bunda bisa mulai mengajarkan hal lain seperti kebiasaan rutin meminum susu yang bergizi untuknya. Bunda juga bisa memberikannya DANCOW 1+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini diperkaya dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Pastikan gigi Si Buah Hati tumbuh dengan sempurna ya Bunda!

DANCOW Lindungi Si Buah Hati dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi #DANCOWLindungi

Image Article
Ajarkan Si Kecil Berbagi dengan Bermain Peran
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Ide Tarian Sederhana untuk Si Buah Hati

Published date

Ada banyak kemampuan baru yang dimiliki Si Buah Hati ketika memasuki usia toddler (1-3 tahun). Misalnya, sudah bisa berdiri dan menggunakan organ geraknya untuk berbagai aktivitas. Jangan heran kalau Buah Hati bergerak ikut irama ketika Bunda memutar musik.

 

Isla Madina, (1,5 tahun) tengah suka-sukanya berjoget. Gadis kecil satu ini spontan menggoyangkan badannya ke atas dan bawah dengan bertumpu pada lutut setiap mendengar irama lagu ceria. Walau gerakannya masih kaku, Isla kelihatan gembira dan tertawa setiap melakoni hobi barunya.

 

Ternyata, kemampuan Buah Hati menari mengikuti irama ini penting, Bunda. Bila menilik Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, kemampuan menari mengikuti irama termasuk ke dalam milestones perkembangan motorik kasar usia 1-3 tahun. 

 

Ada empat milestones perkembangan motorik kasar yang perlu dikuasai anak sebelum memasuki usia prasekolah (3-5 tahun). Kemampuan yang dimaksud adalah berjalan sambil berjinjit, melompat ke depan maupun ke belakang dengan kedua kaki, melempar bola, dan naik-turun tangga.

 

Nah, Bunda bisa memberikan stimulasi pada Si Buah Hati agar perkembangan motorik kasarnya semakin baik. Bunda boleh mengajaknya berlatih dengan berbagai jenis tarian. Berikut beberapa ide tarian sederhana dari penelitian Clara Jessica berjudul Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Seni di Sewon, Bantul.

 

1. Tari Meniru

Anak yang berusia di bawah 12 tahun bisa banyak belajar dari hal-hal yang dilihat di sekitarnya. Bunda dapat mengajak Si Buah Hati untuk melakukan tarian dengan meniru gerakan binatang yang telah diketahuinya. Selain itu, Bunda juga bisa mencontohkan gerakan benda bergerak dan mengembangkannya menjadi tarian.

 

2. Tari Aktivitas

Ada banyak kegiatan yang bisa dikemas menjadi ide tarian bersama Si Buah Hati. Misalnya, proses mandi, makan, atau mencuci tangan. Selain melatih motorik kasarnya, tarian ini juga bisa melatih anak mengingat tahapan kegiatan hariannya.

 

3. Tari Tingkah Laku

Bunda bisa menggunakan tarian sebagai medium untuk menanamkan nilai-nilai baik untuk Si Buah Hati. Misalnya, berupa gerakan yang mengilustrasikan budi pekerti seorang anak yang baik. 

 

Bunda dapat mengombinasikan tarian ini dengan lagu serta lirik yang mendukung. Misalnya, menyanyikan lagu Satu-satu Aku Sayang Ibu dengan gestur memeluk saat menyebut kata 'sayang' dan menunjuk Bunda saat menyebut 'Ibu'.

 

4. Tari Ekspresi

Jenis tarian ini mendorong Si Buah Hati mengeksplorasi berbagai emosi yang dirasakan. Hal ini membuatnya dia bisa mengekspresikan lewat mimik wajah dan gerakan badan. Bunda bisa membuat rangkaian tarian yang menggambarkan ekspresi dasar seperti senang, sedih, takut, dan sebagainya dalam empat hitungan.

 

5. Tari Koordinasi

Ini adalah jenis tarian yang mengkoordinasikan antara gerak dan pikiran. Di tarian ini, Bunda mengajak Si Buah Hati menunjuk bagian tubuh dan sambil menyanyikan lagu yang sesuai. Misalnya, melagukan “kepala-pundak-lutut-kaki-lutut-kaki” sambil memegang organ badan yang dimaksud dalam dua kali putaran.

 

6. Tari Menggunakan Properti

Dengan beragam mainan yang Si Buah Hati miliki, Bunda bisa merancang banyak tarian. Misalnya, menari dengan menggunakan bola atau boneka. Bunda juga dapat menggunakan perabotan di rumah seperti kursi atau bangku kecil untuk mengajaknya menari.

 

7. Tari dengan Aturan

Bunda dapat berkreasi dengan membuat aturan sederhana untuk dikombinasikan dengan gerakan dasar. Misalnya, melangkah ke kanan lalu bertepuk tangan satu kali setiap hitungan ketiga lalu berbalik arah. Bunda juga bisa memadukannya dengan kecakapan motorik lain seperti melompat atau naik tangga.

 

Bagaimana Bunda? Seru kan menari bersama si Kecil? Agar kegiatan ini lebih menyenangkan, jangan lupa untuk memilihkan lagu yang sesuai untuk mengiringi setiap kali ia berdansa. Sebab, menari erat kaitannya dengan irama musik. Jadi pastikan aktivitas ini dilakukan dengan perasaan gembira dan penuh keceriaan.

 

Kegiatan menari membutuhkan fisik yang kuat. Untuk menjaga daya tahan tubuh Si Buah Hati agar tetap aktif, Bunda bisa memberinya DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW ini merupakan susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler. Susu pertumbuhan ini mengandung 0 gram sukrosa, kalsium, protein, minyak ikan, omega 3, omega 6, serat pangan inulin, Lactobacillus rhamnosus, serta mikronutrien lainnya.

 

Dengan meminum dua gelas DANCOW 1+ Nutritods dalam sehari, anak akan tetap sehat dan bisa mengikuti gerakan tari yang Bunda ajarkan. Mari menari!

Image Article
Tujuh Ide Tarian Sederhana untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Si Buah Hati Sudah Mulai Banyak Beraktivitas di Luar Rumah?

Published date

Di usia 3 tahun, Si Buah Hati akan semakin aktif dan mulai banyak beraktivitas dan bersosialisasi di luar rumah. Saat beraktivitas di luar rumah tentu saja Si Buah Hati akan sering berinteraksi dengan lingkungan yang banyak terpapar kuman penyebab penyakit. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Edward Rogers dari Bethesda Hospital di Baltimore, Amerika, tahun 2013, seperti termuat di Journal of American Pediatric Association yang terbit Februari 2014, disebutkan, Si Buah Hati yang lebih banyak bermain di luar dua kali lebih mudah terkena infeksi pernapasan dan diare. Lalu, bagaimana cara melindungi Si Buah Hati yang sudah mulai banyak beraktivitas di luar rumah?

1. Cukupi kebutuhan nutrisi Si Buah Hati, supaya daya tahan tubuhnya lebih kuat

Nutrisi dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh kembang secara optimal. Beberapa zat gizi yaitu vitamin A, C, D, E, dan mineral selenium, zat besi, serta zink, mempunyai peran penting untuk daya tahan tubuh, demikian dijelaskan dalam artikel “Vitamin A, Imunitas dan kaitannya  dengan penyakit infeksi” oleh Azrimaidaliza dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007.

2. Pastikan zat gizi tersebut terserap sempurna

Tujuannya agar ada banyak cara untuk menyehatkan saluran cerna anak, yaitu dengan olahraga, istirahat yang cukup, banyak minum air putih, juga cukupi asupan serat dan probiotik.

3. Seimbangkan jumlah bakteri baik dalam tubuhnya melalui probiotik

Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui sentuhan tangan, hidung, mata, atau mulut (makanan). Sekitar  90% bakteri menginfeksi manusia melalui lapisan dalam saluran pencernaan sebagai jalan masuk. “Penelitian menjelaskan bahwa infeksi pada lapisan tersebut merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesehatan Si Buah Hati yang berusia di bawah 5 tahun,” kata ahli gizi Dr. (c) Rita Ramayulis, DCN, MKes.

Untungnya, pada tubuh manusia pada dasarnya sudah terdapat bakteri baik yang dapat membantu mengontrol daya tahan tubuh. Ada jenis bakteri baik yang berperan membentuk kekebalan pada lapisan dalam usus. Bakteri baik tersebut adalah Lactobacillus rhamnosus.

4.Konsumsi susu yang mengandung probiotik dan prebiotik

Susu yang telah ditambahkan probiotik dan prebiotik, khususnya jenis probiotik yang berperan besar untuk mencegah kejadian diare dan infeksi saluran pernafasan, yaitu Lactobacillus rhamnosus, membantu mengatur kekebalan anak terhadap infeksi,” tutur Rita, mengutip paparan Kaila M, Isolauri E, Soppi E, Virtanen E, Laine S, dan Arvilommi H, dalam artikel “Enhancement of The circulating antibody secreting cell reponses in human diarrhea by a human lactobacillus strain” di jurnal Pediatr Res 1992; 32:141-4.

Susu untuk anak juga mengandung serat pangan inulin, yang merupakan kelompok karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Serat yang disebut juga dengan oligofruktosa ini tidak dicerna oleh tubuh manusia, namun dapat difermentasi oleh bakteri baik. Serat pangan inulin juga memicu pertumbuhan berbagai bakteri yang menguntungkan usus, pertumbuhan bakteri yang aktif dan metabolisme yang sehat, serta mampu mengubah bakteri pada usus menjadi komposisi yang menguntungkan kesehatan.  “Serat pangan inulin merupakan makanan yang baik bagi Lactobacillus karena mudah dan cepat difermentasi oleh kedua bakteri tersebut,” tukas Rita.

Serat pangan inulin inilah yang disebut dengan istilah prebiotik. Dibandingkan dengan jenis probiotik lain, serat pangan inulin dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih serta membantu menurunkan risiko banyak penyakit. Jika asupan ini terpenuhi, maka Bunda tidak perlu khawatir lagi dengan kesehatan Si Buah Hati yang makin banyak beraktivitas di luar rumah.

Jadi, untuk melindungi Si Buah Hati yang semakin banyak beraktivitas, pastikan susu untuk Si Buah Hati usia 3 tahun ke atas mengandung:

* Serat pangan inulin

* Vitamin A, C, E, D

* Selenium

* Zat besi

* Zinc

* Minyak ikan

* Omega 3 (ALA)

* Omega 6 (LA)

* Lactobacillus rhamnosus

Sejumlah kandungan tersebut bisa Bunda temukan di susu DANCOW 3+ Nutritods. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zinc, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Beragam kandungan baik tersebut dapat membantu Si Buah Hati tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Image Article
Si Kecil Sudah Mulai Banyak Beraktivitas di Luar Rumah? Pastikan Ia Terlindungi!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ingin Berbuka Puasa? Sebaiknya Hindari 4 Jenis Sajian Ini

Published date

Pembatasan asupan makanan dan minuman, yang merupakan sumber energi di waktu beraktivitas, tentu akan memengaruhi kinerja tubuh Bunda sekeluarga. Sehingga, Bunda perlu lebih cermat dalam mengatur makanan dan minuman yang akan dikonsumsi Ayah, Bunda, atau bahkan Si Buah Hati, saat bersantap sahur dan berbuka puasa.

 

Tak hanya itu, Bunda juga harus memilah sajian selama bulan puasa, agar tidak menimbulkan penyakit. Nah, berikut jenis makanan dan minuman yang harus dihindari saat sahur dan berbuka puasa:

 

1. Asam dan Pedas

Kedua rasa ini, dalam kadar tepat, bisa membuat makanan dan minuman terasa lebih nikmat. Namun di bulan puasa, Bunda sekeluarga disarankan untuk dikurangi asupan jenis ini. 

 

Dalam buku 1001 Makanan Sehat (2015) dituliskan bila makanan atau minuman asam dan pedas bisa merusak dinding lambung. Makanan dengan kandungan asam, seperti buah-buahan sitrus; atau pedas, misalnya sambal ulek, juga bisa memicu kenaikan asam lambung, pencetus maag.

 

Untuk minuman, sebaiknya Bunda juga menghindari cairan yang merangsang pengeluaran asam lambung. Di antaranya kopi, minuman dengan alkohol 5%-20%, anggur putih, atau sari buah sitrus. Tentu Bunda tak ingin anggota keluarga mengalami masalah dengan pencernaan, kan?

 

2. Makanan Mengandung Gas Berlebih

Dalam tulisan berjudul Antisipasi Batalnya Puasa pada Minggu Pertama Puasa (2014), Staf Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Dr Ari Fahrial Syam menyarankan setiap orang yang bermasalah dengan maag untuk menghindari makanan yang mengandung banyak gas saat berpuasa. 

 

Makanan itu di antaranya sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, buah yang dikeringkan, lemak dalam jumlah berlebih, ubi, dan cokelat. Ia juga menyarankan untuk menghindari minuman yang bisa menimbulkan gas pada pencernaan, seperti minuman bersoda.

 

3. Es Batu

Dalam buku Sehat dan Bugar Selama Puasa Ramadhan dan Lebaran (2016) tercantum saran agar Bunda mengurangi bahkan menghindari es batu pada minuman atau asupan dingin lain saat berbuka puasa. 

 

Alasannya sederhana, Bunda. Sensasi dingin bisa mengurangi nafsu makan. Bila itu terus terjadi secara berulang, dikhawatirkan nutrisi serta gizi yang dibutuhkan tubuh saat puasa tidak terpenuhi.

 

4. Karbohidrat tertentu 

Masih menurut Dr Ari, beberapa sumber karbohidrat harus dihindarkan bagi penderita sakit mag. Misalnya beras ketan, mi, bihun, bulgur, jagung, ubi singkong, talas, dan dodol. Sebab makanan berkarbohidrat semacam ini bisa meningkatkan produksi asam lambung dan membuat mual. Selain itu, lambung perlu waktu beberapa hari untuk mencerna mi instan, sehingga berpotensi memicu masalah di kemudian hari.

 

Dr Ari juga menyarankan beberapa hal terkait makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi saat berbuka puasa. Misalnya, makanan berlemak, kue tar, cokelat, dan keju. Jenis makanan ini sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung. Bila ini terjadi, dikhawatirkan bisa meningkatkan asam lambung.

Selain itu, Bunda perlu pula menjauhkan makanan tinggi lemak, gorengan, atau cokelat dari menu berbuka puasa. Sebab jenis makanan ini bisa melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan.

 

Lalu, apa menu berbuka yang sehat untuk keluarga Bunda? Menurut Dr Ari , berbuka puasa cukup dengan minuman hangat yang manis dan 3 buah kurma. Berikan waktu untuk lambung mencerna dan tubuh mengembalikan kadar gula dalam darah secara perlahan, sembari salat Magrib. 

 

Setelah itu, konsumsi makanan utama dengan tetap memerhatikan jumlah dan macam asupan. Jangan berlebih atau balas dendam, Bunda.

 

Pastikan pula menu makanan besar memenuhi nutrisi lengkap. Misalnya, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sementara beberapa lauk makan besar yang disarankan, seperti ayam panggang, semur, bistik, atau gado-gado.

 

Untuk menambah nutrisi anak, Ibu bisa memberikan Susu DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Ingin Berbuka Puasa? Sebaiknya Hindari 4 Jenis Sajian Ini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Cara Ajarkan Anger Management pada Si Buah Hati

Published date

Menginjak usia toddler, Si Buah Hati sudah mulai bisa mengekspresikan perasaannya. Mulai dari rasa senang, sedih, suka dan tidak suka, hingga marah. Bagaimana bila Si Buah Hati melepaskan emosinya di tempat umum? Kebanyakan Bunda akan panik, bahkan ada yang membiarkan Si Buah Hati meraung-raung sampai menjadi pusat perhatian.

Menurut Jurnal Pendidikan Anak, Volume 3, Edisi I, Juni 2014, biasanya ekspresi akan akan berbeda-beda. Mulai dari menangis, memukul, menendang, menjerit, melengkungkan punggung, menahan napas, melemparkan barang, sampai menggigit Bunda atau Ayahnya. 

Dalam jurnal itu, peneliti anak, Zainul Muttaqin mengatakan, ungkapan kemarahan atau temper tantrum terjadi karena anak belum mampu mengungkapkan kemarahan dan emosi secara tepat.

Kemarahan sendiri merupakan ungkapan emosi yang natural dan sehat untuk dipelajari, dan Bunda tidak perlu melarang Si Buah Hati untuk marah. Sebagai penyeimbang, latihlah Si Buah Hati untuk bisa mengekspresikan kebahagiaan dan kemarahannya secara tepat sehingga menjadi pribadi yang baik di lingkungan sosialnya kelak. 

Yuk, Bunda, kita simak tips berikut untuk mengajari Si Buah Hati mengontrol emosi mereka.

1. Ketahui Pemicu

Ketika Si Buah Hati mulai mengeluarkan sinyal-sinyal emosinya, Bunda harus mulai sadar hal apa yang membuatnya tidak nyaman. Apakah Si Buah Hati kelaparan, bosan, atau kelelahan. Bisa jadi Si Buah Hati kelelahan dan bosan karena seharian ada di kereta dorong ketika Bunda sedang berbelanja. 

Bunda bisa menggendongnya sebentar atau sekedar beristirahat sambil mengudap camilan di tempat kesukaan Si Buah Hati.

2. Tenangkan Si Buah Hati

Ketika Si Buah Hati murah mengeluarkan sinyal emosinya, yang pertama Bunda lakukan adalah tenangkan diri dahulu. Tarik napas dalam-dalam, kemudian tenangkan Si Buah Hati untuk ikut juga mengambil napas. 

Ajarkan Si Buah Hati untuk menenangkan diri dengan menarik napas ketika dalam keadaan marah. Kemudian ambil tangan Si Buah Hati dan peluklah, sambil katakan “Tidak” bila Si Buah Hati akan memulai serangan pukulan atau kemarahannya. Kemudian ajarkan Si Buah Hati untuk berkata “Aku marah" atau "Aku bosan, Bunda” sebagai gantinya.

3. Jangan Menyakiti Diri Sendiri dan Orang Lain

Poin ini menjadi sangat penting bagi Bunda, karena Si Buah Hati belum memiliki kata-kata untuk ungkapkan kemarahan, sehingga hanya bisa menyerang. Untuk menghindari hal ini semakin parah, Bunda harus mengajarkan dan selalu mengingatkan Si Buah Hati untuk tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain di sekitar mereka.

Karena jika dibiarkan, tidak baik untuk kehidupan Si Buah Hati selanjutnya. Sambil memeluk Si Buah Hati, Bunda bisa mengatakan “Kamu boleh marah, tapi jangan pernah sekalipun menyakiti badanmu atau orang lain ya.” Bisa juga dengan kalimat lain yang dimengerti oleh Si Buah Hati.

4. Jangan Merusak Sesuatu

Sama halnya dengan poin di atas, selalu ingatkan Si Buah Hati untuk tidak merusak barang atau benda. Terlebih bila sedang di tempat umum. Bunda bisa menjauhkan barang-barang yang mudah diraih oleh Si Buah Hati, terutama barang pecah belah. Ajaklah Si Buah Hati bicara dengan lemah lembut dan ajarkan mereka cara melampiaskan amarahnya dengan cara lain, misalnya dengan cara mencabuti rumput liar di taman rumah.

5. Tidak Semua Keinginan Terpenuhi Dalam Waktu Singkat

Pernahkah Bunda mengalami momen Si Buah Hati menangis keras di depan toko mainan dan mereka merajuk untuk dibelikan mainan baru? Si Buah Hati menangis keras sampai menjadi pusat perhatian semua orang. Sebagian besar Bunda pasti pernah mengalami hal ini. 

Bunda tidak perlu merasa malu karena membiarkan Si Buah Hati menangis. Karena ketika Bunda selalu menuruti semua keinginan Si Buah Hati bisa jadi mereka akan menjadi manja dan berpikir semua bisa ia dapatkan dengan menangis.

Ada kalanya Si Buah Hati harus sabar untuk bisa memiliki barang yang ia inginkan. Terlebih ketika Si Buah Hati menginginkan suatu benda yang terlalu mahal, ajarkan mereka untuk bersabar dan mulai menabung agar bisa membeli barang yang mereka inginkan.

6. Biasakan untuk Memberi Contoh yang Baik Pada Si Buah Hati

Peran Ayah dan Bunda sangatlah penting bagi Si Buah Hati. Untuk itu, selalu bersikap baiklah ketika sedang di depan mereka. Karena di usia ini, sebenarnya Si Buah Hati sedang dalam tahap proses mengamati dan mengikuti apa yang mereka lihat dan dengar. Jadilah role model yang baik bagi Si Buah Hati.

Bila Bunda sedang marah, sebaiknya pindah ke ruangan lain yang jauh dari pandangan Si Buah Hati. Atau ketika Bunda memarahi Si Buah Hati jangan pernah menggunakan kalimat kasar atau kalimat negatif. 

Secara tidak langsung sikap Ayah dan Bunda menjadi pelajaran bagi Si Buah Hati. Selain itu ingatkan juga seluruh keluarga untuk memberikan contoh yang baik bagi Si Buah Hati, terutama bila Bunda bekerja dan waktu Si Buah Hati lebih banyak dengan kakek-neneknya maupun baby sitter.

Selain tips di atas mungkin Bunda bisa ekplorasi cara menenangkan Si Buah Hati ketika mereka sedang marah. Karena treatment untuk menenangkan setiap Bunda pada Si Buah Hati memiliki cara yang berbeda-beda. 

Hal yang terpenting Bunda selalu mendampingi Si Buah Hati pada saat mereka membutuhkan Bunda. Karena setiap saat adalah proses bagi Si Buah Hati untuk menjalani perkembangan kehidupan mereka.

Untuk mendukung perkembangan emosional anak, Bunda bisa memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Ajarkan "Anger Management" pada si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Jenis Buku untuk Si Buah Hati Lancar Membaca

Published date

Di era parenting sekarang ini, banyak Bunda yang ingin Si Buah Hati bisa membaca sejak usia dini. Apalagi beberapa sekolah mensyaratkan calon murid harus sudah bisa membaca agar bisa bersekolah di sana. Hingga beberapa Bunda pun mengajarkan Si Buah Hati membaca bahkan sejak usia yang sangat muda.

Sebenarnya, Si Buah Hati baru benar-benar siap belajar membaca ketika menginjak usia 5 tahun. Bahkan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam artikel PAUD Bukan Tempat Belajar Calistung menyatakan, anak berusia di bawah 5 tahun tidak seharusnya dibebankan dengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung).

Meski begitu, Bunda tetap dapat menumbuhkan minat baca Si Buah Hati sejak dini. Mendongeng dan membacakan buku merupakan stimulasi penting dalam memupuk minatnya terhadap buku dan kegiatan membaca. Si Buah Hati yang sering melihat Ayah dan Bundanya membaca, nantinya juga meniru kegiatan itu. Seperti mengambil buku dan pura-pura dapat membaca.

Ini merupakan langkah awal untuk menimbulkan ketertarikan Si Buah Hati dengan kegiatan membaca. Bunda dapat pula memperkenalkan Si Buah Hati dengan buku bergambar, sembari membacakan kisahnya. Berikut jenis buku yang sesuai untuk tahapan hobi membaca Si Buah Hati:

1. Catalogue book (0-6  bulan) 

Catalogue book adalah buku tanpa cerita. Biasanya di tiap halaman berisi gambar benda atau aktivitas dengan keterangan nama di bagian bawah. Biasanya buku ini berbentuk board book.

2. Picture book (7 bulan-4 tahun)

Picture book adalah buku cerita yang teksnya masih sedikit. Tiap halaman biasanya berisikan 1-2 kalimat. Dalam buku ini biasanya ada hubungan langsung antara teks dengan gambar. Bunda pun bisa terus menggunakan buku jenis ini hingga Si Buah Hati bisa membaca sendiri.

3. Longer picture book (4-6 tahun)

Longer picture book adalah buku cerita yang teksnya sudah lebih banyak per halaman. Ceritanya pun lebih panjang, terdiri dari 2-5 kalimat.

4. Illustrated chapter book (6 tahun ke atas)

Illustrated chapter book adalah buku cerita yang teksnya sudah banyak, ceritanya mulai panjang dan sudah dibagi dalam bab, tetapi masih tercantum ilustrasi. Buku jenis ini cocok untuk Si Buah Hati yang berusia di atas 6 tahun, terutama saat mulai belajar membaca namun masih mudah bosan membaca dalam durasi yang panjang.

Yang paling penting dari seluruh tahapan ini adalah Bunda tidak memaksakan stimulasi kepada Si Buah Hati dan menyediakan suasana belajar yang menyenangkan. Sehingga ia terdorong sendiri untuk bisa membaca. Jika keinginan tersebut sudah muncul, proses belajar membaca bisa lebih cepat dan lancar.

DANCOW Lindungi Si Buah Hati dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi #DANCOWLindungi

Image Article
4 Jenis Buku untuk Si Kecil Lancar Membaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off