Ingin Berbuka Puasa? Sebaiknya Hindari 4 Jenis Sajian Ini
04-11-2020
Pembatasan asupan makanan dan minuman, yang merupakan sumber energi di waktu beraktivitas, tentu akan memengaruhi kinerja tubuh Bunda sekeluarga. Sehingga, Bunda perlu lebih cermat dalam mengatur makanan dan minuman yang akan dikonsumsi Ayah, Bunda, atau bahkan Si Buah Hati, saat bersantap sahur dan berbuka puasa.
Tak hanya itu, Bunda juga harus memilah sajian selama bulan puasa, agar tidak menimbulkan penyakit. Nah, berikut jenis makanan dan minuman yang harus dihindari saat sahur dan berbuka puasa:
1. Asam dan Pedas
Kedua rasa ini, dalam kadar tepat, bisa membuat makanan dan minuman terasa lebih nikmat. Namun di bulan puasa, Bunda sekeluarga disarankan untuk dikurangi asupan jenis ini.
Dalam buku 1001 Makanan Sehat (2015) dituliskan bila makanan atau minuman asam dan pedas bisa merusak dinding lambung. Makanan dengan kandungan asam, seperti buah-buahan sitrus; atau pedas, misalnya sambal ulek, juga bisa memicu kenaikan asam lambung, pencetus maag.
Untuk minuman, sebaiknya Bunda juga menghindari cairan yang merangsang pengeluaran asam lambung. Di antaranya kopi, minuman dengan alkohol 5%-20%, anggur putih, atau sari buah sitrus. Tentu Bunda tak ingin anggota keluarga mengalami masalah dengan pencernaan, kan?
2. Makanan Mengandung Gas Berlebih
Dalam tulisan berjudul Antisipasi Batalnya Puasa pada Minggu Pertama Puasa (2014), Staf Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Dr Ari Fahrial Syam menyarankan setiap orang yang bermasalah dengan maag untuk menghindari makanan yang mengandung banyak gas saat berpuasa.
Makanan itu di antaranya sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, buah yang dikeringkan, lemak dalam jumlah berlebih, ubi, dan cokelat. Ia juga menyarankan untuk menghindari minuman yang bisa menimbulkan gas pada pencernaan, seperti minuman bersoda.
3. Es Batu
Dalam buku Sehat dan Bugar Selama Puasa Ramadhan dan Lebaran (2016) tercantum saran agar Bunda mengurangi bahkan menghindari es batu pada minuman atau asupan dingin lain saat berbuka puasa.
Alasannya sederhana, Bunda. Sensasi dingin bisa mengurangi nafsu makan. Bila itu terus terjadi secara berulang, dikhawatirkan nutrisi serta gizi yang dibutuhkan tubuh saat puasa tidak terpenuhi.
4. Karbohidrat tertentu
Masih menurut Dr Ari, beberapa sumber karbohidrat harus dihindarkan bagi penderita sakit mag. Misalnya beras ketan, mi, bihun, bulgur, jagung, ubi singkong, talas, dan dodol. Sebab makanan berkarbohidrat semacam ini bisa meningkatkan produksi asam lambung dan membuat mual. Selain itu, lambung perlu waktu beberapa hari untuk mencerna mi instan, sehingga berpotensi memicu masalah di kemudian hari.
Dr Ari juga menyarankan beberapa hal terkait makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi saat berbuka puasa. Misalnya, makanan berlemak, kue tar, cokelat, dan keju. Jenis makanan ini sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung. Bila ini terjadi, dikhawatirkan bisa meningkatkan asam lambung.
Selain itu, Bunda perlu pula menjauhkan makanan tinggi lemak, gorengan, atau cokelat dari menu berbuka puasa. Sebab jenis makanan ini bisa melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan.
Lalu, apa menu berbuka yang sehat untuk keluarga Bunda? Menurut Dr Ari , berbuka puasa cukup dengan minuman hangat yang manis dan 3 buah kurma. Berikan waktu untuk lambung mencerna dan tubuh mengembalikan kadar gula dalam darah secara perlahan, sembari salat Magrib.
Setelah itu, konsumsi makanan utama dengan tetap memerhatikan jumlah dan macam asupan. Jangan berlebih atau balas dendam, Bunda.
Pastikan pula menu makanan besar memenuhi nutrisi lengkap. Misalnya, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sementara beberapa lauk makan besar yang disarankan, seperti ayam panggang, semur, bistik, atau gado-gado.
Untuk menambah nutrisi anak, Ibu bisa memberikan Susu DANCOW 5+ Nutritods mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.