Agar Bunda Tidak Khawatir saat Si Buah Hati ingin Bereksplorasi
05-11-2020
Ketika Si Buah Hati berusia 3 tahun, kemampuannya bereksplorasi berkembang dengan cepat. Dia sudah bisa berlari, memanjat, bahkan kadang membuka pintu sendiri. Dia senang bertemu teman baru atau bermain dengan binatang di halaman.
Dalam penelitian Muksin dari Universitas Muhammadiyah Semarang disebutkan bila hal ini terjadi karena Si Buah Hati mengalami perkembangan kualitatif yang pesat dalam usia 3 tahun. Artinya dalam diri Si Buah Hati tengah berlangsung proses peningkatan dan pematangan kemampuan personal maupun kemampuan sosial. Kondisi ini membuatnya ingin mencapai tempat-tempat baru dan terus berinteraksi dengan orang lain.
Melihat kondisi ini, Bunda mungkin seringkali khawatir bila Si Buah Hati terkena kuman. Apalagi sistem imun di tubuh Si Buah Hati masih berkembang sehingga rentan terkena penyakit karena faktor lingkungan. Tapi Bunda, kesempatan untuk menjelajah tantangan baru merupakan latihan yang bagus bagi Si Buah Hati untuk mengasah kemampuan kognitif dan sosialnya.
Karena itu, suatu keputusan bijaksana bila Bunda membiarkan Si Buah Hati menjelajahi dunia baru dengan tetap memberikan perlindungan yang cukup sehingga kebal dari risiko lingkungan. Nah, berikut hal yang harus Bunda perhatikan agar Si Buah Hati bisa bermain dengan aman:
1. Perhatikan Si Buah Hati di tempat permainan
Menurut penelitian Wiku Adisasmito dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dalam jurnal Makara Kesehatan edisi Juni 2007, diare merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak di bawah 5 tahun dan berisiko fatal.
Untuk memastikan Si Buah Hati aman dari diare, Bunda haruslah memperhatikan lingkungan dan tempat bermain Si Buah Hati. Apakah cukup bersih sebagai tempat bereksplorasi Si Buah Hati? Bila tidak, misalnya penuh lumpur, Bunda jangan langsung membatasi ruang gerak Si Buah Hati. Yang perlu Bunda lakukan adalah memperhatikan Si Buah Hati selama bereksplorasi, pastikan ia tidak memasukkan sembarang benda ke mulut, dan mencuci anggota tubuhnya usai bermain.
2. Pastikan Si Buah Hati cukup istirahat
Si Buah Hati pastinya doyan bereksplorasi. Sehingga ia kerap lupa untuk beristirahat. Bisa jadi Bunda pun kesulitan memintanya untuk tidur siang, karena ia tengah sibuk bermain.
Meski begitu, Bunda harus tetap memastikan Si Buah Hati cukup beristirahat. Seperti selalu tidur siang dan tidak tidur malam terlalu larut. Secara kuantitas, Si Buah Hati memerlukan waktu tidur sekitar 10-11 jam sehari. Sementara dari segi kualitas, ia mesti tertidur lelap dalam kondisi ruangan yang tenteram dan tidak banyak sinar atau suara.
3. Menjaga asupan nutrisi Si Buah Hati
Agar kesehatan Si Buah Hati terus terjaga, Bunda harus memberikannya asupan nutrisi yang seimbang dan mencukupi kebutuhan sesuai usia dan aktivitasnya. Ini bertujuan agar Si Buah Hati memiliki cukup energi untuk bereksplorasi dan ketahanan tubuhnya terbangun dengan sempurna, sehingga tidak mudah sakit.
Bunda juga bisa menambahkan susu yang mengandung bakteri baik seperti Bifidobacterium longum, yang menurut Mien Karmini, dkk dalam jurnal Ikatan Dokter Anak Indonesia, terbukti dapat meningkatkan beberapa komponen sistem imun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan seperti koliform.
DANCOW 3+ Nutritods bisa menjadi pilihan bijaksana Bunda dalam melengkapi nutrisinya. Susu pertumbuhan ini diiformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
4. Membawa Si Buah Hati untuk imunisasi
Selain memastikan gizinya tercukupi, Bunda juga bisa melengkapi persenjataan Si Buah Hati dengan mengulang imunisasi yang dulu pernah diberikan ketika berusia kurang dari 1 tahun. Dalam jurnal Melengkapi/Mengejar Imunisasi pada situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, Kusnadi Rusmil menyebut bahwa imunisasi ulangan saat Si Buah Hati berusia 1-4 tahun bertujuan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar. Masa ini juga berfungsi untuk melengkapi imunisasi yang belum lengkap. Seperti memberikan imunisasi ulang untuk jenis DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, HiB, dan pneumokokus.