Gizi Anak yang Tepat Memberikan Perlindungan Optimal

Published date

Tidak ada cara yang lebih baik bagi anak untuk memelajari segala sesuatu di sekitarnya, kecuali dengan mengalaminya sendiri. Melalui eksplorasi, anak bisa melihat bagaimana karya Tuhan dan benda-benda ciptaan manusia bekerja. Ia juga akan menemukan bagaimana hal-hal dibuat dan dikerjakan. Tidak mengherankan bila kita sebut anak-anak sebagai penjelajah alami, dan bagaimana belajar melalui pengalaman adalah bagian penting dari perkembangan anak.

Eksplorasi juga akan membantu anak mengembangkan instingnya. Ketika anak dibebaskan untuk bereksplorasi, ia akan mampu  menemukan keterbatasan fisiknya. Ia juga belajar kebiasaan mengatur dirinya seperti membuat keputusan-keputusan dan pilihan sendiri. Misalnya, mainan apa yang ingin dimainkan, ke mana harus pergi, dan lain sebagainya. Membuat keputusan adalah salah satu hal paling fundamental yang dibutuhkan anak untuk belajar.

Namun, untuk bereksplorasi, tentunya anak membutuhkan kesehatan dan daya tahan tubuh yang baik. Jika daya tahan tubuhnya kuat, anak tidak mudah terkena serangan penyakit seperti batuk pilek dan flu. Sebaliknya jika anak gampang sakit, Bunda perlu berupaya memperkuat sistem kekebalan tubuhnya. Daya tahan tubuh optimal merupakan bentuk perlindungan yang sangat dibutuhkan Si Buah Hati agar ia dapat bebas bereksplorasi.

Peran Gizi Sebagai Perlindungan

Apa yang dapat Bunda lakukan untuk memberikan perlindungan kesehatan yang optimal bagi Si Buah Hati? Penuhi kebutuhan gizi hariannya! Dengan demikian, ia jadi tidak gampang sakit. Pola makan dengan nutrisi seimbang juga membuat Si Buah Hati memiliki energi untuk memenuhi hasrat bereksplorasinya. Selain itu, cukupi porsi istirahatnya dan jagalah kebersihan lingkungan.

Gizi anak berperan dalam menstimulasi pertumbuhan fisik. Proses pertumbuhan tulang panjang dan jaringan massa otot membutuhkan pasokan karbohidrat sebagai sumber energi utama, protein hewani yang berkualitas, dan kalsium yang cukup.

Selain itu, gizi juga  penting untuk perkembangan otak Si Buah Hati sebagai fondasi bagi proses belajarnya. Otak mulai terbentuk sejak minggu ketiga kehamilan. Perkembangan ini terus berjalan sampai akhirnya otak akan mencapai 80% berat otak dewasanya pada usia 2 tahun.  Dr. Sri Adiningsih, dr, MS, MCN, pengajar di Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya mengatakan, untuk mendukung hal ini dibutuhkan zat gizi utama bagi otak yaitu  lemak esensial  DHA, omega-3 (Asam α-Linoleat), omega-6 (Asam Linolenat), protein, dan vitamin B1, B2, B3.  “Vitamin B kompleks ini harus dikonsumsi setiap hari dari sumber protein hewani, seperti daging merah, unggas, ikan, telur, dan susu,” papar Dr. Sri Adiningsih yang juga konsultan gizi di Pacific Slimming dan KONI Jawa Timur.

Bertambahnya usia Si Buah Hati akan diikuti oleh pertumbuhan dan kemampuan mengeksplorasi lingkungan. Untuk itu, Si Buah Hati membutuhkan pemenuhan zat gizi sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Agar tubuh bisa aktif bergerak, Si Buah Hati membutuhkan tulang dan otot yang kuat. Untuk itu menurut Dr. Sri Adiningsih dibutuhkan kalsium, vitamin D, fosfor, dan protein. Susu adalah sumber kalsium dan protein yang baik, sehingga amat baik dikonsumsi Si Buah Hati sebagai pelengkap makanan yang diberikan setiap hari seperti nasi, lauk, sayur, dan buah.

Bila Kebutuhan Gizi Tidak Terpenuhi

Bunda harus selalu memastikan kebutuhan gizi Si Buah Hati terpenuhi, karena jika tidak akan terjadi gangguan gizi yang berdampak pada gangguan pertumbuhan tulang. Tubuh Si Buah Hati akan terlihat  kurus akibat massa otot yang kurang.  Anak yang tidak mendapat asupan gizi yang baik biasanya sulit makan atau nafsu makannya rendah.

Apabila gangguan gizi terus terjadi, kemungkinan Si Buah Hati akan mengalami gangguan pertumbuhan tinggi badan, dan gangguan sel otak akibat kekurangan glukosa darah. Si Buah Hati juga cepat lelah baik secara fisik ataupun mental, sulit berkonsentrasi, dan mudah sakit. Akibatnya, ia banyak kehilangan kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru. Pada akhirnya perkembangan kognitif dan perilakunya pun tertinggal.

“Gejala yang tampak adalah berat badan yang tidak meningkat pada bulan berikutnya, tinggi badan yang tetap, serta tubuh lemah dan kurang aktif,” kata aktivis Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim yang biasa dipanggil Ibu Dien ini.

Sebaliknya, anak yang sehat akan mampu melakukan eksplorasi lingkungan dengan maksimal. Ia  dapat menerima stimulasi dengan cepat, dan mampu menirukan kembali sesuai daya tangkap otaknya. Meskipun begitu, anak yang mengalami gangguan gizi dapat distimulasi dengan permainan edukatif seperti, menyusun balok, ular tangga, main tali, panjatan, dan lain sebagainya.

“Respons bermain merupakan tanda bahwa anak sehat. Ketika anak pulih dari gangguan gizi kurang, akan pulih juga kemampuannya mengeksplorasi lingkungan,” ujarnya.

Menambal Kekurangan Gizi

Ketika Si Buah Hati mengalami kekurangan gizi, butuh perhatian ekstra untuk mengejar kekurangan tersebut.

“Anak yang kekurangan gizi biasanya rewel dan sulit makan. Alhasil, untuk mengejar kekurangannya ia memerlukan porsi dobel untuk pemenuhan gizinya,” papar Ibu Dien.

Untuk memenuhi besarnya kebutuhan gizi tersebut Si Buah Hati membutuhkan penanganan tersendiri. Bunda perlu membuatkan makanan padat gizi dengan frekuensi sering walaupun porsinya kecil.

“Indikator gizi pulih adalah anak mulai melakukan aktivitas eksplorasi pulih, tidak rewel, dan secara objektif  berat badannya meningkat,” tandas Ibu Dien.

Bunda, yuk baca juga artikel tentang gizi Si Buah Hati di artikel "Gizi Seimbang, Dukung Pertumbuhan Optimal"

 

 

Image Article
Gizi Anak yang Tepat Memberikan Perlindungan Optimal
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk, Ajak Si Buah Hati Olahraga Usia Dini

Published date

Untuk mencapai kondisi kesehatan yang prima, selain pentingnya memerhatikan asupan gizi Si Buah Hati, juga tak kalah penting adalah mendorongnya melakukan olahraga usia dini.

 

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), seorang anak membutuhkan sekitar 60 menit berolahraga fisik setiap harinya. Total 60 menit ini tidak harus didapatkan dalam satu waktu yang sama, tetapi dapat dijumlahkan dalam sehari menjadi 60 menit.

 

Mengapa olahraga usia dini itu penting? Menurut dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, inilah beberapa keuntungan bila Si Buah Hati selalu didorong untuk melakukan aktivitas fisik.

 

1. Baik untuk Kesehatan Fisik Si Buah Hati

Olahraga usia dini atau aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tubuh Si Buah Hati, seperti meningkatkan lean body mass, meningkatkan kepadatan tulang, kekuatan otot dan tulang, meningkatkan kesehatan jantung, peredaran darah, serta kesehatan paru-paru.  

 

Sebuah penelitian di Iowa, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa anak-anak yang secara aktif bermain memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan tulang yang optimal. Banyak penelitian lain yang membuktikan bahwa bermain aktif mencegah anak dari kelebihan berat badan dan obesitas.

 

2. Meningkatkan Kemampuan Motorik

Membantu mengembangkan koordinasi dan gerakan motorik Si Buah Hati.

 

3. Baik untuk Kesehatan Mental    

Meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan belajar dan berlatih, serta meningkatkan kesehatan mental psikologis. Saat olahraga usia dini, Si Buah Hati akan merasa gembira. Hal ini akan membantu anak mengurangi stres dan membantu kemampuan sosial anak serta mengasah perkembangan otak.

 

4. Meningkatkan Bonding Time

Bila dilakukan bersama keluarga, olahraga usia dini dapat memberikan quality time pada Si Buah Hati dan meningkatkan bonding dengan orang tua.

 

5. Punya Gaya Hidup Aktif

Bila dibiasakan melakukan aktivitas fisik sejak dini kelak Si Buah Hati tumbuh menjadi seorang dewasa dengan gaya hidup aktif.

Baca Juga: Manfaat Nutrisi yang Bisa Ditemukan dalam Susu Pertumbuhan

Ragam Aktivitas

Ada pun panduan aktivitas fisik atau berolahraga bagi anak-anak yang direkomendasikan oleh dokter Bernie adalah sebagai berikut:

 

  • Usia Batita

Saat memasuki prasekolah, Si Buah Hati diharapkan sudah dapat berjalan, berlari, dan melompat. Pada masa ini, olahraga diperlukan untuk memperkuat kemampuan dasar motorik kasar dan kemudian melatih fungsi dan kemampuan motorik, serta perkembangan lainnya seperti kemampuan koordinasi mata-tangan (motorik halus), keseimbangan, dan ritme gerak fisik.

 

Bentuk paling sering dari olahraga usia dini pada masa ini adalah bermain secara aktif seperti berjalan, berlari, memanjat, dan lainnya. Bentuk lain adalah yang disebut interactive guided play atau bermain interaktif dengan arahan seperti berlatih menari, yang juga melatih anak untuk mengikuti instruksi.

Sesekali selipkan aktivitas yang memerlukan banyak tenaga dalam waktu singkat, seperti melompat-lompat, memanjat, berlari. Mainkan musik dan ajak Si Buah Hati bergerak sesuai irama. 

 

Belajarlah bermain bola dengan cara lempar tangkap dan menendang. Permainan yang didorong dan ditarik seperti kereta-keretaan meningkatkan pemahaman anak tentang kesadaran ruang

 

  • Usia Prasekolah  

Anak yang berusia prasekolah dianjurkan melakukan minimal 180 menit atau 3 jam aktivitas fisik dengan intensitas ringan hingga tinggi per harinya. Aktivitas fisik tersebut dapat berupa sejumlah aktivitas di lingkungan luar rumah atau aktivitas bermain ataupun rekreasi. 

 

Pada usia ini, anak diharapkan dapat mengembangkan kemampuan melempar, melompat dan berlari. Si Buah Hati di usia prasekolah memiliki banyak sekali pilihan permainan yang dapat dijadikan aktivitas fisik. Selipkan latihan yang membuat anak bernafas lebih cepat dan dalam. Misalnya, ajak anak berlomba jarak pendek saat bersepeda.

 

Selain rekomendasi olahraga usia dini, anak-anak juga dianjurkan membatasi kegiatan yang sedentary atau tidak aktif dalam kesehariannya. Hal ini dapat dicapai misalnya Bunda, Ayah atau pengasuh meminimalisasi waktu yang dihabiskan oleh Si Buah Hati untuk duduk, menggunakan stroller atau menonton TV. Waktu yang dianjurkan adalah kurang dari 1 jam sehari, bahkan apabila dapat lebih pendek akan lebih baik.

 

Pada saat melakukan aktivitas fisik, umumnya Si Buah Hati akan berkeringat. Tak apa, hal ini sangat sehat dampaknya bagi Si Buah Hati. Namun demikian, jangan sampai Si Buah Hati mengalami dehidrasi.

 

Oleh sebab itu, sodorkan minuman, jangan tunggu sampai Si Buah Hati mengeluh haus. Karena jika Si Buah Hati bilang haus, berarti telah terjadi dehidrasi ringan. Sebaiknya. minum cairan yang sejuk (bukan dingin), sebelum, selama dan setelah olahraga. Jumlah sekitar 200-250 cc (1 gelas) setiap 20 menit berolahraga. Minuman yang dianjurkan berupa air putih atau jus buah segar (bukan kemasan).

 

Untuk mendukung aktivitas fisiknya, pastikan Si Buah Hati mendapatkan nutrisi sesuai usianya. Memberikan nutrisi yang tepat dan sempurna bisa membantu mendukung kesehatan serta kebutuhan gerak Si Buah Hati. Ibu bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini merupakan produk susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus

 

Image Article
Yuk, Ajak Si Kecil Beraktivitas Fisik!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Latih Kekuatan Otot Si Buah Hati dengan Menari

Published date

Setelah menginjak usia toddler, Si Buah Hati sudah mulai aktif bergerak. Pada momen ini juga, Bunda haruslah rajin memberikannya beragam stimulasi yang dapat mendukung perkembangan Si Buah Hati, agar optimal. Satu kegiatan yang dapat Bunda berikan untuk Si Buah Hati adalah menari.

Mengapa menari? Karena dalam menari, Si Buah Hati akan belajar melakukan pelbagai gerakan yang menstimulasi motorik kasarnya. Sementara menurut Mella Kumala Dewi, peneliti dari Universitas Bengkulu, menari dapat mengembangkan kelenturan otot tubuh.

"Si Buah Hati yang sering berlatih menari dengan meliukkan badan ke kanan dan ke kiri dapat meningkatkan kelenturan pinggang dan lengan," tulis Mella.

Karena usianya yang masih kecil, tentu saja Bunda tidak perlu mengajarkan gerakan yang sulit. Cukup gerakan sederhana yang bisa membantu menstimulasi motorik Si Buah Hati, seperti mengangkat tangan, menggoyangkan pinggul ke kiri dan ke kanan, atau bertepuk tangan sambil melompat. 

Tentu saja, semua itu akan lebih mengasyikkan bila diiringi oleh musik. Sesuaikan dengan kemampuan Si Buah Hati ya, Bunda. Jangan dipaksakan. Selain melatih kekuatan otot Si Buah Hati, menari juga memberikan banyak manfaat. Misalnya berikut ini.

1. Menyalurkan Energi Dengan Cara Tepat

Si Buah Hati selalu punya banyak energi untuk bergerak ke sana-sini. Dengan bantuan tarian yang teratur, ia bisa menyalurkan energi dengan cara yang tepat dan menyenangkan. 

Apalagi perkembangan teknologi seperti smartphone atau tablet cenderung membuat Si Buah Hati betah berdiam diri di depan layar. Namun, smartphone bisa juga menjadi 'sarana' mencari gerakan menari dan menari bersama Bunda dan Ayah.

2. Menunjang Kesehatan Fisik

Latihan tari yang teratur dapat meningkatkan fleksibilitas tubuh Si Buah Hati. Kekuatan fisik dan staminanya juga akan lebih baik. Selain itu, Si Buah Hati juga akan memiliki postur tubuh yang tegak. Bahkan jantung dan paru-parunya akan lebih sehat, karena menari merupakan bagian dari olah tubuh.

3. Melatih Kontrol Diri

Ketika menari bersama-sama, Si Buah Hati akan mengikuti gerakan Bunda, guru, atau temannya. Dengan begitu, ia akan belajar bekerja sama dan melatih kontrol diri yang baik.

4. Ekspresikan Diri dan Melatih Daya Ingat

Menari bukanlah sekedar menggerakkan badan melainkan upaya untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran Si Buah Hati. Kala menari berkelompok, Si Buah Hati harus belajar menghafal gerakan tarian itu. Dengan begitu, secara tidak langsung, menari akan membantu Si Buah Hati mengembangkan daya ingatannya.

Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi untuk melatih kemampuan Si Buah Hati, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus

Jadi tunggu apa lagi Bunda? Setel musiknya sekarang dan mulailah bergoyang bersama Si Buah Hati. Seru, ya?

Image Article
Latih Kekuatan Otot Si Kecil dengan Menari
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengenal Garis, Dasar Belajar Seni Lukis

Published date

Salah satu hadiah yang bisa membuat Si Buah Hati merasa bahagia adalah pensil dan buku gambar. Sebab sejak usia toddler, ia memang tengah senang mencorat-coret. Mulai dari mencoret dengan bentuk sembarangan, waktu ia baru mengenal pensil dan mengetahui kegunaannya. Hingga coretan beragam bentuk dasar, seperti lingkaran atau garis panjang, kala sudah terbiasa memegang alat tulis. 

Di tahap ini, Si Buah Hati sesungguhnya sudah bisa mengendalikan aktivitas motoriknya. Hingga kemampuan mencoretnya meningkat menjadi lebih terkendali. Pada masa ini pula Bunda dapat memperkenalkannya dengan seni lukis. Yakni dengan cara:

1. Memperkenalkan Garis Lurus

Garis adalah barisan titik yang memiliki dimensi memanjang dan arah tertentu dengan kedua ujung terpisah. Si Buah Hati yang sudah masuk tahap mencoret terkendali mampu menorehkan ujung pensil dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan dan sebaliknya. 

Meski garis yang diciptakannya tidak benar-benar lurus. Karena itu, pelan-pelan Bunda bisa mencontohkan cara membuat garis lurus pada Si Buah Hati. Bimbinglah tangan mungilnya untuk menarik garis yang lurus.

Setelah gambar garis jelas, barulah Bunda bisa menjelaskan apakah itu bentuk garis lurus yang tegak atau datar. Pada penjelasan lanjutan, Bunda bisa menceritakan gambar apa saja yang bisa dibuat dari garis lurus tersebut. 

Setelah kemampuan motorik Si Buah Hati berkembang, Bunda juga bisa mengajarkan dan mengenalkan variasi garis lainnya. Misalnya garis lengkung, bergelombang, atau diagonal.

2. Lingkaran

Dalam pelajaran seni rupa, bidang dua dimensi yang dibuat dari pertautan garis akan membentuk satu bentuk. Si Buah Hati, yang sudah bisa mengendalikan pensil, mampu menggambar lingkaran dengan mempertemukan titik akhir perjalanan pensilnya ke titik awal. Bentuk lingkaran yang dibuatnya mungkin belum bulat sempurna. 

Bahkan, terkadang ketika dia sudah membuat satu lingkaran, tangannya akan terus memutar sehingga akan terlihat bentuk lingkaran di dalam lingkaran.

Di sini, Bunda bisa mulai menjelaskan kepada Si Buah Hati untuk menghentikan gerakan pensil setelah berhasil membentuk satu lingkaran. Berilah dia pujian karena telah berhasil membuat salah satu bentuk geometri sederhana, lalu ceritakan gambar apa saja yang bisa dihasilkan dari lingkaran tersebut. 

Tahap selanjutnya, ketika tangan Si Buah Hati sudah mulai kokoh memegang pensil, Bunda bisa mengajarkannya membuat lingkaran dengan benar. Misalnya mengajarkan Si Buah Hati mencetak bentuk lingkaran dari gelas yang ditempelkan pada kertas.

Setelahnnya, Biarkan Si Buah Hati bereksplorasi dengan bentuk yang dia bisa. Berilah kesempatan pada Si Buah Hati membuat garis dan lingkaran sebanyak-banyaknya. Bunda bisa mempersiapkan pensil warna atau krayon pada Si Buah Hati, agar proses belajarnya lebih menarik.

Bunda juga bisa mendukung kreativitas Si Buah Hati dengan memberikannya pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Dengan nutrisi seimbang serta stimulasi tepat, Bunda mendukung perkembangan Si Buah Hati usia toddler sejak dini yang lebih optimal.

Image Article
Mengenal Garis, Dasar Belajar Seni Lukis
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Melatih Keberanian Si Buah Hati Sejak Dini

Published date

Keberanian sangat diperlukan untuk mengembangkan diri seseorang. Karena itu, melatih keberanian Si Buah Hati sejak dini penting sebagai bekal kehidupannya kelak.

Kesuksesan kita sebagai orangtua bukan hanya dilihat dari seberapa banyak prestasi yang diraih Si Buah Hati, tetapi seberapa baik kita menyiapkan anak-anak kita untuk mengembangkan kepribadiannya dalam menghadapi kehidupannya kelak. Untuk mewujudkan semua itu, kita sebagai orangtua perlu memberi dukungan dan melatih mereka dalam hal pengembangan karakter terutama ketika Si Buah Hati cenderung pemalu, nah bagaimana cara mendidik anak yang pemalu?

Salah satu karakter yang harus dikembangkan dalam menghadapi kehidupan adalah keberanian. Karakter ini sangat dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya sendiri kelak. Untuk melatih keberanian Si Buah Hati sejak dini, Bunda bisa mencoba beberapa cara berikut: 

Dukung Si Buah Hati bereksplorasi

Menurut Susan Davis, Ph.D., dalam bukunya yang berjudul Raising Children Who Soar, rasa keberanian seorang anak bisa berubah tergantung pada situasinya. Beberapa anak mungkin memang cenderung pemalu ketika bertemu dengan orang asing, tetapi mereka tidak takut ketika mencoba sepeda barunya. Kabar baiknya, semua anak-anak memiliki keinginan untuk mengeksplorasi dunia mereka. Itulah mengapa sangat penting untuk mendorong minat dan jiwa   petualang, serta kepercayaan diri Si Buah Hati, ini yang menjadi kunci cara mendidik anak yang pemalu. Jangan terlalu banyak membatasi eksplorasi mereka ya, Bunda!

Agar Si Buah Hati tetap terlindungi saat bereksplorasi, penuhi nutrisinya dengan sajian bergizi seimbang setiap hari. DANCOW 1+ Nutritods yang telah diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun. Susu ini memiliki kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Beri Si Buah Hati Waktu

Beberapa anak suka mencoba hal baru dengan penuh semangat, sementara yang lain lebih memilih menahan diri karena malu atau tidak ingin mencoba apa pun sampai mereka 100 persen yakin bisa melakukannya dengan benar. Jika Si Buah Hati pemalu, turunkan sedikit ekspektasi Bunda. Berikut cara mendidik anak yang pemalu, tidak perlu merasa terganggu karena Si Buah Hati terus menempel dengan Bunda, beri ia sedikit waktu untuk ‘pemanasan’ sampai ia terbiasa di dalam lingkungan tersebut dan mulai percaya diri. Saat ia merasa nyaman, itulah waktunya Bunda untuk mulai mendorongnya.

Pujilah keberaniannya

Dalam usianya, Si Buah Hati mulai belajar tentang perbedaan benar dan salah, untuk mulai  memahami bagaimana orang lain bisa terluka. Tetapi, butuh keberanian untuk membela apa yang ia tahu itu benar. Anda bisa membantunya dengan memuji Si Buah Hati jika ia berani membela seorang anak yang diejek atau ia berani mengembalikan mainan kepada pemiliknya, serta pujian lainnya ketika ia melakukan tindakan yang berani secara positif adalah poin penting cara mendidik anak yang pemalu.

Suasana yang familiar

Jangan terburu-buru memaksakan Si Buah Hati untuk terjun dalam situasi baru, biarkan ia mencobanya sendiri. Jika Bunda ingin ia bergaul dengan teman baru, buatlah playdate yang menggabungkan teman-teman lama dengan beberapa teman baru, sehingga ia tidak terlalu merasa asing. Dengan begitu, ia akan lebih mudah berbaur dengan teman barunya.

Beri ia ‘ruang’

Wajar jika Bunda ingin Si Buah Hati cukup aman saat meninggalkan rumah. Namun, tidak ada salahnya jika Bunda lebih berani untuk membiarkan Si Buah Hati bermain dengan teman-temannya di luar rumah, mengeksplorasi dunia mereka yang menyenangkan. Beri mereka ruang dengan tetap mengawasinya dan berhati-hati. Menurut Dr. Reznick, penulis The Power of Your Child's Imagination: Transform Stress and Anxiety Into Joy and Success, dengan memberi Si Buah Hati sedikit ruang akan meningkatkan kepercayaan dirinya sehingga ia dapat menaklukan rasa takut yang krusial dari cara mendidik anak yang pemalu.

Latih keberanian lewat permainan

Untuk Si Buah Hati yang berusia lebih muda, ajak ia bermain permainan yang melatih keberaniannya. Permainan yang paling sederhana adalah permainan petak umpet (hide and seek). Permainan ini sebagai pelajaran paling awal yang melatihnya untuk menghadapi perpisahan, dimana Bunda akan bersembunyi, dan biarkan ia mencari keberadaan Bunda, hingga akhirnya Bunda dan Si Buah Hati bertemu kembali. Dengan begitu, ini akan menjadi pelajaran awal untuk melatih keberanian dengan cara yang menyenangkan.

Itulah beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk melatih keberanian Si Buah Hati sejak dini. Kuncinya, beri Si Buah Hati waktu dan ruang untuk bereksplorasi, serta mengembangkan keberaniannya. Biarkan ia melakukannya dengan nyaman dan tanpa paksaan.

Image Article
temukan cara mendidik anak yang pemalu
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
a. Sejak bayi sudah mulai meraih barang di sekelilingnya
Quiz Answer 1 B
b. Sejak dibawa ke luar ruang
Quiz Answer 1 C
c. Sejak mulai mengenal kata
Quiz Answer 1 D
d. Sejak usia sekolah
Quiz Answer 2 A
a. Memberi ruang kepada Si Kecil
Quiz Answer 2 B
b. Memberi pujian terhadap keberanian Si Kecil.
Quiz Answer 2 C
c. Melatih keberanian Si Kecil melalui permainan.
Quiz Answer 2 D
d. Pernyataan a, b, c, benar semua
Quiz Answer 3 A
a. Si Kecil merasa berani di tempat umum
Quiz Answer 3 B
b. Memberikan tanggung jawab sekaligus memberikan pandangan tentang lingkungan
Quiz Answer 3 C
c. Si Kecil jadi merasa tidak perlu lagi berinteraksi kepada orang tua
Quiz Answer 3 D
d. Memberikan pandangan bahwa si Kecil bisa lepas dengan orang tua
Quiz 1
1. Kapankah si Kecil baiknya siap Bunda berikan keleluasaan eksplorasi?
Quiz 3
3. Apakah manfaat dari memberikan keleluasaan eksplorasi dan mengajarkan keberanian?
Quiz 2
2. Dalam rangka melatih keberanian Si Kecil sejak dini, hal apa yang dapat bunda lakukan?
Kunci Quiz 1
A
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
B

9 Cara Latih Disiplin Si Buah Hati Tanpa Kekerasan

Published date

Ketika menginjak usia sekolah, Si Buah Hati sudah mulai belajar membedakan mana tindakan yang benar dan tidak. Di masa ini pula Bunda mulai bisa mengajarkannya tentang disiplin. 

Menurut psikolog anak Ratih Ibrahim, disiplin bisa mengajarkan Si Buah Hati mengenai batasan suatu hal, mengerti aturan, dan mengetahui kewajibannya. Namun untuk mendisiplinkannya, Bunda janganlah terlalu banyak memberikan larangan. 

“Cukup berikan larangan untuk hal-hal yang memang dilarang. yaitu hal berbahaya," kata Ratih.

Bunda dan Ayah pun harus menghindari kekerasan kala mendisiplinkan Si Buah Hati. Selain menimbulkan luka fisik, kekerasan bisa pula menyebabkan Si Buah Hati mengalami trauma yang akan mempengaruhinya hingga dewasa. 

Nah, agar disiplin yang Bunda terapkan dapat diterima Si Buah Hati tanpa berdampak negatif, berikut tipsnya:

1. Berpikir Sebelum Bertindak

Si Buah Hati memang sudah pandai berbicara. Tapi terkadang ia bingung mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Hingga yang terjadi, ia lebih memilih menunjukkan emosi atau keinginannya melalui teriakan, tangisan, atau aksi tanpa memperdulikan larangan Bunda. 

Melihat itu, mungkin Bunda terpancing untuk meninggikan suara atau membentak. Tapi sebaiknya jangan. Tariklah napas panjang dan ajak bicara Si Buah Hati. Tunjukan bila Bunda mengerti ia tengah marah atau kesal. Misalnya dengan berkata, "Bunda tahu kamu sedang marah. Bunda ingin mendengar semuanya. Katakan kepada Bunda kenapa kamu marah.” 

Membuka dialog dengan suasana tenang akan memudahkannya untuk terbuka dan menceritakan perasaannya.

2. Tegas Tidak Drama

Tegas tanpa mendramatisir  ketika Bunda melarang Si Buah Hati untuk tidak melakukan sesuatu, buatlah alasan-alasan yang logis dengan memberikan penjelasan dan bimbingan. Beritahu alasan sebenarnya kenapa Bunda melarangnya, dengan kalimat singkat. Misalnya, "Jangan loncat-loncat di atas bangku dek, nanti jatuh!" 

Janganlah Bunda mendramatisir larangan atau mengungkapkan kalimat yang tak dimengerti Si Buah Hati. Bahkan Bunda sudah harus meninggalkan kalimat larangan zaman dulu, seperti "Jangan duduk di depan pintu, pamali!", "Jangan main sampai waktu Maghrib, nanti diculik Kalongwewe!"

3. Jangan Plin-plan

Pada dasarnya Si Buah Hati akan meniru apa yang orang dewasa lakukan. Begitupun jika Bunda dan Ayah bertindak plin-plan terhadap suatu keputusan. Contohnya Bunda tidak setuju kalau Si Buah Hati lompat-lompatan di tempat tidur, sementara Ayah malah membiarkannya. 

Ini akan membuat Si Buah Hati bingung, hingga mengabaikan ketidaksetujuan Bunda. Jadi, buatlah kesepakatan keputusan dengan Ayah agar ia jadi mudah dalam bersikap.

4. Berlutut

Merunduklah saat berbicara pada Si Buah Hati, terutama saat memberikan kritikan kepadanya. Tekuklah lutut Bunda atau ambil posisi duduk dihadapannya, agar pandangan mata Bunda sejajar dengannya. 

Dengan sikap seperti ini, Bunda tidak perlu merasa khawatir akan kehilangan rasa hormat darinya. Justru sebaliknya, ia akan semakin menghormati dan menghargai Bunda sebagai orangtua.

5. Beri Bimbingan

Jika Si Buah Hati mengobrak-abrik buku dari lemari penyimpanan, Bunda jangan langsung marah. Alihkan saja perhatiannya dengan mengajak kegiatan lain. 

Misalnya dengan mengatakan, "Bukunya jangan dilempar-lempar dong...dibaca saja yuk, bareng Bunda." Dengan begitu, Si Buah Hati akan bersikap terbuka dan menerima ajakan Bunda.

6. Beri Peringatan dan Hukuman

Ketika Si Buah Hati tahu aturan yang berlaku di rumah, Bunda cukup bertanya atau mengingatkannya ketika melanggar. Jika ia tetap mengulangi dan tampak tak peduli dengan aturan itu, Bunda bisa memberikannya hukuman. Jangan menggunakan hukuman fisik ya Bunda. 

Bunda bisa memberikannya hukuman berupa konsekuensi. Misalnya Si Buah Hati tidak mau tidur siang, Bunda dapat melarangnya menonton film favorit pada sore hari atau bermain game. Karena merasa tidak dapat menikmati kesukaannya, Si Buah Hati pun berusaha tidak akan melanggar peraturan lagi.

7. Hadapi Rengekan

Ada kalanya Si Buah Hati meminta sesuatu dengan merengek atau menangis kencang selama beberapa waktu. Di momen ini, sebaiknya Bunda tidak langsung mengabulkan permintaan Si Buah Hati. 

Bila iya, Si Buah Hati akan selalu menjadikan rengekan dan tangisan untuk mencapai keinginannya. Yang sebaiknya Bunda lakukan adalah mengatakan dengan tegas bila tidak akan mengabulkan permintaan yang diajukan dengan merengek atau menangis. Lalu katakan, "Bunda mau memenuhinya kalau adek meminta dengan cara berbicara yang baik dan sopan." sehingga ia akan belajar cara meminta yang baik dan tidak menjadi anak manja.

8. Contoh Baik

Bunda mungkin pernah satu kali berselisih pendapat atau berdebat dengan Ayah, di hadapan Si Buah Hati. Bila memang begitu, ada baiknya Bunda tidak mengulanginya. Karena sikap yang Bunda dan Ayah tunjukan akan cepat diserap dan ditiru Si Buah Hati. Sehingga tidak tertutup kemungkinan ia akan menirunya dan berani mendebat Bunda pada suatu hari.

9. Tunjukkan Sikap Positif

Terlalu banyak waktu Bunda yang terbuang jika hanya memberikan kritik terhadap sikap buruk Si Buah Hati. Sesekali ucapkanlah pujian atas sikap positif yang sudah ia tunjukan. 

Misalnya, "Bunda senang lho, lihat kamu membereskan mainan dan menyimpannya di tempat semula". Apresiasi seperti itu akan membuat Si Buah Hati merasa dihargai, sehingga akan membuatnya senang bersikap baik.

Dukung perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Yuk, Latih Disiplinkan Si Kecil Tanpa Kekerasan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Ini 5 Cara Mengendalikan Emosi pada Si Kecil

Published date

Jadi orangtua perlu sumbu sabar yang panjang.

Kalimat ini tentu sudah sering Bunda dengar bukan?

Saat resmi jadi orangtua, Bunda memang perlu belajar pola asuh anak dan bagaimana cara kontrol emosi pada anak yang efektif. Apalagi jika mengingat bahwa memarahi anak, berteriak, mengeluarkan kata kasar, terlebih jika Bunda menggunakan kekerasan fisik. Cara-cara ini  tidak akan pernah bisa berdampak positif pada anak.

Tentu Bunda tidak ingin Si Kecil hanya patuh sesaat saja bukan? Karena memberikan respon yang salah pada Si Kecil justru berisiko membuatnya meniru apa yang Bunda lakukan. Mengetahui bagaimana cara mengontrol emosi pada anak, justru menjadi hal penting yang perlu Bunda pelajari.

Setidaknya ada 5 cara pola asuh anak serta kontrol emosi pada anak yang efektif yang bisa Bunda coba terapkan. Apa saja?

1. Tanya pada diri sendiri, apakah memang perlu Bunda marah pada Si Kecil ?

Marah merupakan luapan emosi yang yang sangat wajar dan manusiawi. Namun, ketika perilaku Si Kecil yang memancing emosi, coba perhatikan lebih dahulu apakah memang menghadapi perilakunya harus dengan marah?

Salah satu hal yang perlu Bunda ingat, anak-anak usia balita memang sedang masanya sedang ingin bereksplorasi sehingga Si Kecil ingin mengetahui segala macam. Untuk itu, jangan sampai memberikan respon yang salah karena bisa saja keinginannya untuk belajar jadi terhambat lantaran ia takut Bunda marah.

2. Cari tahu apa yang membuat Si Kecil kesal atau marah

Sebelum membentak, coba perhatikan apa yang sebabkan Si Kecil berperilaku menjengkelkan. Penting bagi Bunda untuk bisa belajar memahami apa yang dirasakan anak untuk menerapkan pola asuh anak yang tepat. Cobalah memikirkan dari sudut pandang Si Kecil. Tidak jarang perilakunya terlihat menyebalkan sebenarnya merupakan wujud protes kepada Bunda.

Sayangnya mereka memang belum memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik. Dengan mencoba memahami keinginan Si Kecil, harapannya bisa membantu Bunda untuk menentukan langkah selanjutnya dan mendapatkan solusi terbaik

3. Time out!

Masih emosi yang ingin marah? Jika, ya, tidak ada salahnya jika Bunda memilih untuk time out. Salah satu cara efektif yang bisa Bunda lakukan untuk meredam emosi adalah memiliki waktu untuk menenangkan diri sebentar saja. Saat emosi 'meledak' jangan memaksakan diri untuk menghadapi Si Kecil.

Terlebih jika sebelumnya Bunda sudah mencoba menenangkan diri dengan menarik napas panjang, dan mengembuskan perlahan-lahan namun tetap tidak berhasil. Jika perlu minta bantuan pasangan atau anggota keluarga untuk mengawasi Si Kecil lebih dahulu, sementara Bunda menenangkan diri.

4. Negosiasi

Jika Si Kecil sudah bisa diajak diskusi, tidak ada salahnya jika Bunda mengajaknya negosiasi lebih dulu. Sebagai contoh, jika ia masih ingin bermain, sementara sudah waktunya tidur, Bunda juga bisa bertanya lebih dulu, "Kakak mau main berapa lama lagi? 5 menit lagi cukup, ya? Setelah itu kakak tidur".

5. Turunkan ekspektasi

Sadarkah Bunda bahwa Si Kecil masih memiliki banyak keterbatasan? Untuk itu, tidak ada salahnya jika Bunda menurunkan ekspektasi lebih dulu. Artinya, Bunda tidak perlu terlalu banyak berharap.

Sebagai contoh, jika usia Si Kecil masih 3 tahun, ada baiknya Bunda tidak berharap ia mampu membereskan mainannya seorang diri. Dengan memiliki harapan yang wajar, akan membantu Bunda untuk menekan emosi yang berlebih.

Percayalah, bahwa saat Bunda tidak bisa mengendalikan emosi akan memengaruhi pola asuh anak dan perkembangan Si Kecil di kemudian hari. Bukan tidak mungkin, jika Bunda tidak bisa mengontrol emosi, akan membuatnya tidak nyaman, timbul rasa takut, hingga akhirnya Si Kecil akan menjaga jarak pada Bunda.

Biarkan Si Kecil bereksplorasi, tetapi dengan terus mendukung aktivitas dan selalu mendampingi di berbagai situasi. Untuk memastikan Si Kecil tetap terlindungi, penuhi nutrisinya dengan DANCOW Advanced Excelnutri+ 1+ merupakan susu pertumbuhan untuk anak usia 1 tahun ke atas, yang mengandung protein, kalsium, vitamin (A, D, E, K, C), selenium, zink, omega 3 (ALA), omega 6 (LA), Lactobacillus rhamnosus, serta serat pangan inulin, untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi Si Kecil.

 

Pertanyaannya, apakah Bunda ingin hal ini terjadi?

Image Article
Pola asuh anak yang sesuai mempengaruhi kecerdasan anak balita
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Membentak setiap orang
Quiz Answer 1 B
Menangis teriak berlebihan
Quiz Answer 1 C
Memukul orang lain dengan mudah
Quiz Answer 1 D
Pernyataan a, b, c, benar semua
Quiz Answer 2 A
Melihat dari jauh
Quiz Answer 2 B
Menanyakan sebab dan mencari jalan keluar bersama
Quiz Answer 2 C
Memberikan ke pada ayah
Quiz Answer 2 D
Mendiamkan hingga si Kecil diam sendiri
Quiz Answer 3 A
Melatih kesabaran
Quiz Answer 3 B
Menurunkan ego
Quiz Answer 3 C
Mencari tahu penyebab datangnya emosi
Quiz Answer 3 D
Pernyataan a, b, c, benar semua
Quiz 1
Bagaimanakah ciri si Kecil emosional yang pemarah?
Quiz 3
Cara apa yang dapat dilakukan oleh Bunda agar dapat mengendalikan emosi kepada Si Kecil?
Quiz 2
Bagaimanakah cara terbaik untuk memantau emosi anak ?
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
B
Kunci Quiz 3
D

Susu Nomor 1 di Indonesia: Memilih Susu Pertumbuhan untuk Anak

Published date

Melihat Si Buah Hati tumbuh sehat dan pintar adalah dambaan setiap Bunda. Untuk mewujudkannya, Si Buah Hati butuh nutrisi bergizi seimbang. Memasuki usia toddler, Si Buah Hati mulai mengonsumsi makanan padat seperti anggota keluarga yang lain.

Hal ini didukung faktor pertumbuhan fisik Si Buah Hati yang pesat, ditandai gigi susu yang mulai bermunculan dan organ pencernaan yang berfungsi makin sempurna.

Selain mendapatkan pasokan nutrisi dari makanan padat, Si Buah Hati juga membutuhkan sumber gizi lain. Untuk Si Buah Hati yang memasuki usia toddler, Bunda bisa memberikan susu formula dengan nutrisi lengkap untuk mendukung kebutuhan tumbuh kembangnya.

Dalam penelitian yang dilakukan Nura Veriyal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta, terlihat bahwa Si Buah Hati mengalami peningkatan status gizi yang signifikan ketika Bunda memberikan makanan padat plus asupan susu pertumbuhan secara rutin.

Bunda harus cermat dalam memilih susu pertumbuhan yang sesuai untuk Si Buah Hati sesuai tahap tumbuh kembangnya. Pertanyaannya, dengan keberagaman pilihan susu pertumbuhan di pasaran, produk seperti apa yang cocok bagi Si Buah Hati yang sudah toddler?

Ini tiga tips agar Bunda cermat memilih susu pertumbuhan yang sesuai bagi Si Buah Hati.

1. Pastikan Jenis Susu Pertumbuhan Pilihan

Bunda yang bijak akan memilihkan susu pertumbuhan sebagai pendamping nutrisi harian Si Buah Hati yang berusia toddler. Pada dasarnya, jenis susu ini mengandung kadar protein dan mineral tinggi untuk menunjang kebutuhan Si Buah Hati. Jadi sebelum memilih, Bunda perlu memastikan dahulu bahwa susu tersebut sesuai dengan tahap pertumbuhan Si Buah Hati.

2. Kandungan Nutrisi

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) telah menyusun kriteria tentang susunan zat gizi yang harus terkandung dalam susu pertumbuhan lewat Peraturan Kepala BPOM RI nomor 31 tahun 2013.

Menurut standar ini, susu pertumbuhan harus mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan zat tambahan lain yang dibutuhkan oleh Si Buah Hati dengan kadar sesuai usianya.

3. Cek Kecocokan

Dalam artikel Cara Pemilihan Susu Terbaik Bagi Anak, Bukan yang Terkenal Termahal Disukai, dokter spesialis anak, Widodo Judarwanto menuliskan bisa pertimbangan utama dalam pemilihan susu pertumbuhan yang terbaik bagi  Si Buah Hati adalah produk yang sesuai dengan kondisi tubuhnya.

Juga tidak mengakibatkan reaksi yang mengganggu fungsi organ tubuhnya. Pertimbangan lain adalah masalah harga yang harus disesuaikan dengan ekonomi keluarga serta ketersediaannya di pasaran.

Dengan tiga tips tadi, tindakan yang tepat bila Bunda menjatuhkan pilihan ke DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Cermat Memilih Susu Pertumbuhan untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Trik Agar Si Buah Hati Mudah Beradaptasi di Lingkungan Baru

Published date

Bunda, saat Si Buah Hati sudah memasuki usia pra-sekolah, pastinya mereka akan dihadapkan dengan lingkungan baru, berkenalan dengan ibu guru dan anak-anak sebayanya yang kelak akan menjadi teman sepermainan. Namun apa yang terjadi bila ia mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan barunya? Bila itu terjadi, Bunda perlu mendampingi sikap optimisnya tumbuh.

Menurut Femi Olivia dan Lita Ariani S, dalam buku Inner Healing @ School, sikap optimis akan mendorong anak untuk lebih percaya diri, tidak mudah menyerah, dan mudah beradaptasi. Selain menumbuhkan sikap optimis anak, Bunda bisa pula melakukan beberapa hal di bawah ini, agar ia mudah berbaur dengan lingkungan baru"

Temani Si Buah Hati

Ketika Si Buah Hati baru datang di lingkungan baru, Bunda jangan meninggalkannya sendirian, meskipun tempat yang baru didatangi adalah rumah kakek nenek atau kerabat lainnya. Sebab saat berusia 1-3 tahun, ia tertarik untuk bereksplorasi dan masih membutuhkan kehadiran orang dewasa untuk memberikan rasa aman.

Begitu pula saat bermain di tempat baru, anak akan bermain dengan teman-teman sebayanya tapi pasti akan kembali pada Bunda. Setelah Si Buah Hati sudah bisa berbaur dengan lingkungannya dan Bunda sudah memastikan lokasi itu aman serta nyaman, Bunda bisa mulai mengurangi durasi untuk menemaninya. Sehingga ia akan semakin mandiri dan tahu cara berinteraksi yang baik dengan lingkungannya.

Ceritakan tentang lingkungan baru

Agar Si Buah Hati lebih mudah beradaptasi, ada baiknya Bunda menceritakan terlebih dulu keadaan tentang lingkungan yang akan didatangi. Ceritakan kondisi tempat baru dengan detail dan menggunakan cara positif sehingga ia akan semakin tertarik untuk segera mengunjungi tempat tersebut. Selain itu, Bunda juga bisa memberitahu anak tentang siapa saja yang akan ditemui. Ini dilakukan agar ia tidak kaget dan lebih siap menghadapi situasi baru.

Biasakan untuk datang ke lingkungan baru

Semakin sering Bunda mengajak Si Buah Hati ke tempat baru yang berbeda, ia akan semakin terbiasa dan lebih mudah beradaptasi. Dengan demikian anak bisa lebih siap menghadapi suasana dan bertemu dengan orang-orang yang ada di tempat tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu cara mendidik anak agar lebih mandiri. Selain itu, ia bisa belajar menganalisa ketika melihat situasi dan kondisi lingkungan baru.

Perhatikan kondisi Si Buah Hati

Ketika akan mengajak anak ke lingkungan baru, Bunda perlu memperhatikan kondisi atau perasaannya. Bila dia sedang merasa senang, bebas dari rasa lapar, dan tidak rewel maka akan lebih mudah untuk berbaur dengan lingkungan baru. Selain itu, pastikan juga anak berada dalam kondisi sehat dan tidak kelelahan. Bila Si Buah Hati terlihat tidak siap, Bunda tidak perlu memaksanya. Tapi cobalah di lain waktu.

Kenali temperamen Si Buah Hati

Ada tiga jenis temperamen, yaitu mudah (easy), lambat untuk “panas” (slow to warm up) dan sulit (difficult). Nah, Si Buah Hati termasuk yang mana? Bunda harus bisa mengetahuinya. Karena bila anak termasuk pada jenis yang mudah (easy), ia tidak akan banyak mengalami kesulitan beradaptasi. Namun bila sebaliknya, Bunda harus terus membantu dengan sabar dan memberinya perhatian serta pengertian, sehingga ia bisa terus mengasah kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Beri penilaian atas tindakan Si Buah Hati

Bila Si Buah Hati sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, Bunda bisa memberi penilaian atas apa yang sudah dilakukannya. Misal memberikan pujian ketika anak bersedia bergantian menggunakan mainan di taman bermain (playground), jangan juga ragu untuk menegur secara halus atau menunjukkan ekspresi wajah kecewa saat ia melakukan hal yang kurang baik. Cara ini akan memberikan pernyataan padanya apa yang baik untuk dilakukan dan sebaliknya.

Image Article
Trik Agar Si Kecil Mudah Beradaptasi di Lingkungan Baru
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengapa Probiotik Mampu Melindungi Tubuh?

Published date

Bunda, pernahkah mendengar nama Hipokrates? Hiprokrates adalah Bapak Kedokteran Dunia yang menyatakan bahwa semua penyakit berasal dari saluran cerna manusia. Mengapa demikian? 

 

Saluran cerna manusia yang berawal dari rongga mulut dan berakhir pada lubang anus, memungkinkan keluar-masuknya berbagai jenis bakteri. Nah, kalau Si Buah Hati pernah atau sempat mengalami penyakit seperti diare, sulit buang air besar, alergi, dan lainnya. Hal itu dapat dipengaruhi oleh interaksi antara bakteri jahat penyebab penyakit (patogen) dan bakteri baik pencegah penyakit (probiotik).

 

Lalu, apa sebenarnya probiotik itu? Probiotik adalah jasad renik hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah memadai dapat memberi manfaat perlindungan bagi tubuh manusia. 

 

Salah satunya, agar probiotik dapat tetap hidup dan memberi manfaat di dalam tubuh, dibutuhkan nutrisi khusus seperti serat pangan atau yang dikenal dengan sebutan prebiotik. Oleh karena itu, kombinasi antara probiotik dan prebiotik sangat diperlukan untuk melindungi tubuh.

 

Terus bagaimana cara probiotik melindungi tubuh? Begini Bunda, probiotik akan menghasilkan lendir yang akan menutupi permukaan sel dinding usus sebagai upaya perlindungan pertama terhadap bakteri patogen. Selanjutnya, probiotik juga menyalurkan energi kepada sel dinding usus agar dapat mengeluarkan zat untuk mencegah bertambahnya jumlah bakteri patogen. 

 

Selain itu, probiotik akan mengeluarkan berbagai senyawa untuk mencegah masuknya bakteri patogen ke dalam dinding usus dan memicu sel dinding usus untuk memproduksi zat kekebalan tubuh IgA untuk menghalau masuknya bakteri patogen. Secara keseluruhan, probiotik bermanfaat untuk membantu meningkatkan pertahanan dinding usus terhadap masuknya bakteri patogen.

 

Dari mana ya bakteri patogen maupun probiotik berasal? Ada tiga sumber paparannya, yaitu:

 

  • Tahap Pra-natal (masa kehamilan)
    Si Buah Hati memperoleh paparan bakteri dari kebersihan diri, pola makan, dan kejadian infeksi pada Bunda selama masa kehamilan.

  • Tahap Peri-natal
    Si Buah Hati mendapatkan paparan bakteri dari proses kelahiran, lingkungan tempat lahir dan penggunaan antibiotik selama proses persalinan.

  • Tahap Post-natal
    Si Buah Hati menerima paparan dari kelekatan kulit Bunda dengan kulitnya, kebersihan diri orang yang mengasuhnya, status menyusu, kejadian infeksi, dll. 

 

Untuk mendukung pencernaan anak, Bunda juga bisa memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini adalah produk susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Artikel ini ditulis oleh: Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc.

 

Image Article
Mengapa Probiotik Mampu Melindungi Tubuh?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off