9 Cara Latih Disiplin Si Buah Hati Tanpa Kekerasan
05-11-2020
Ketika menginjak usia sekolah, Si Buah Hati sudah mulai belajar membedakan mana tindakan yang benar dan tidak. Di masa ini pula Bunda mulai bisa mengajarkannya tentang disiplin.
Menurut psikolog anak Ratih Ibrahim, disiplin bisa mengajarkan Si Buah Hati mengenai batasan suatu hal, mengerti aturan, dan mengetahui kewajibannya. Namun untuk mendisiplinkannya, Bunda janganlah terlalu banyak memberikan larangan.
“Cukup berikan larangan untuk hal-hal yang memang dilarang. yaitu hal berbahaya," kata Ratih.
Bunda dan Ayah pun harus menghindari kekerasan kala mendisiplinkan Si Buah Hati. Selain menimbulkan luka fisik, kekerasan bisa pula menyebabkan Si Buah Hati mengalami trauma yang akan mempengaruhinya hingga dewasa.
Nah, agar disiplin yang Bunda terapkan dapat diterima Si Buah Hati tanpa berdampak negatif, berikut tipsnya:
1. Berpikir Sebelum Bertindak
Si Buah Hati memang sudah pandai berbicara. Tapi terkadang ia bingung mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Hingga yang terjadi, ia lebih memilih menunjukkan emosi atau keinginannya melalui teriakan, tangisan, atau aksi tanpa memperdulikan larangan Bunda.
Melihat itu, mungkin Bunda terpancing untuk meninggikan suara atau membentak. Tapi sebaiknya jangan. Tariklah napas panjang dan ajak bicara Si Buah Hati. Tunjukan bila Bunda mengerti ia tengah marah atau kesal. Misalnya dengan berkata, "Bunda tahu kamu sedang marah. Bunda ingin mendengar semuanya. Katakan kepada Bunda kenapa kamu marah.”
Membuka dialog dengan suasana tenang akan memudahkannya untuk terbuka dan menceritakan perasaannya.
2. Tegas Tidak Drama
Tegas tanpa mendramatisir ketika Bunda melarang Si Buah Hati untuk tidak melakukan sesuatu, buatlah alasan-alasan yang logis dengan memberikan penjelasan dan bimbingan. Beritahu alasan sebenarnya kenapa Bunda melarangnya, dengan kalimat singkat. Misalnya, "Jangan loncat-loncat di atas bangku dek, nanti jatuh!"
Janganlah Bunda mendramatisir larangan atau mengungkapkan kalimat yang tak dimengerti Si Buah Hati. Bahkan Bunda sudah harus meninggalkan kalimat larangan zaman dulu, seperti "Jangan duduk di depan pintu, pamali!", "Jangan main sampai waktu Maghrib, nanti diculik Kalongwewe!"
3. Jangan Plin-plan
Pada dasarnya Si Buah Hati akan meniru apa yang orang dewasa lakukan. Begitupun jika Bunda dan Ayah bertindak plin-plan terhadap suatu keputusan. Contohnya Bunda tidak setuju kalau Si Buah Hati lompat-lompatan di tempat tidur, sementara Ayah malah membiarkannya.
Ini akan membuat Si Buah Hati bingung, hingga mengabaikan ketidaksetujuan Bunda. Jadi, buatlah kesepakatan keputusan dengan Ayah agar ia jadi mudah dalam bersikap.
4. Berlutut
Merunduklah saat berbicara pada Si Buah Hati, terutama saat memberikan kritikan kepadanya. Tekuklah lutut Bunda atau ambil posisi duduk dihadapannya, agar pandangan mata Bunda sejajar dengannya.
Dengan sikap seperti ini, Bunda tidak perlu merasa khawatir akan kehilangan rasa hormat darinya. Justru sebaliknya, ia akan semakin menghormati dan menghargai Bunda sebagai orangtua.
5. Beri Bimbingan
Jika Si Buah Hati mengobrak-abrik buku dari lemari penyimpanan, Bunda jangan langsung marah. Alihkan saja perhatiannya dengan mengajak kegiatan lain.
Misalnya dengan mengatakan, "Bukunya jangan dilempar-lempar dong...dibaca saja yuk, bareng Bunda." Dengan begitu, Si Buah Hati akan bersikap terbuka dan menerima ajakan Bunda.
6. Beri Peringatan dan Hukuman
Ketika Si Buah Hati tahu aturan yang berlaku di rumah, Bunda cukup bertanya atau mengingatkannya ketika melanggar. Jika ia tetap mengulangi dan tampak tak peduli dengan aturan itu, Bunda bisa memberikannya hukuman. Jangan menggunakan hukuman fisik ya Bunda.
Bunda bisa memberikannya hukuman berupa konsekuensi. Misalnya Si Buah Hati tidak mau tidur siang, Bunda dapat melarangnya menonton film favorit pada sore hari atau bermain game. Karena merasa tidak dapat menikmati kesukaannya, Si Buah Hati pun berusaha tidak akan melanggar peraturan lagi.
7. Hadapi Rengekan
Ada kalanya Si Buah Hati meminta sesuatu dengan merengek atau menangis kencang selama beberapa waktu. Di momen ini, sebaiknya Bunda tidak langsung mengabulkan permintaan Si Buah Hati.
Bila iya, Si Buah Hati akan selalu menjadikan rengekan dan tangisan untuk mencapai keinginannya. Yang sebaiknya Bunda lakukan adalah mengatakan dengan tegas bila tidak akan mengabulkan permintaan yang diajukan dengan merengek atau menangis. Lalu katakan, "Bunda mau memenuhinya kalau adek meminta dengan cara berbicara yang baik dan sopan." sehingga ia akan belajar cara meminta yang baik dan tidak menjadi anak manja.
8. Contoh Baik
Bunda mungkin pernah satu kali berselisih pendapat atau berdebat dengan Ayah, di hadapan Si Buah Hati. Bila memang begitu, ada baiknya Bunda tidak mengulanginya. Karena sikap yang Bunda dan Ayah tunjukan akan cepat diserap dan ditiru Si Buah Hati. Sehingga tidak tertutup kemungkinan ia akan menirunya dan berani mendebat Bunda pada suatu hari.
9. Tunjukkan Sikap Positif
Terlalu banyak waktu Bunda yang terbuang jika hanya memberikan kritik terhadap sikap buruk Si Buah Hati. Sesekali ucapkanlah pujian atas sikap positif yang sudah ia tunjukan.
Misalnya, "Bunda senang lho, lihat kamu membereskan mainan dan menyimpannya di tempat semula". Apresiasi seperti itu akan membuat Si Buah Hati merasa dihargai, sehingga akan membuatnya senang bersikap baik.
Dukung perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.