4 Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Published date

Usia Lofhana sudah menginjak 2 tahun dan sungguh aktif. Di rumah, ia bisa menaiki segala perabot, bahkan berani memanjat teralis jendela. Bila Ayah Wawan lengah sedikit, Lofhana sudah asyik bermain di jalanan depan rumah. 

Ketika jalan-jalan dengan Ayah dan Bunda, ia pun doyan menjelajah sendiri. Di toko buku atau supermarket, ia suka bertualang di antara rak-rak dan sibuk memegang semua benda yang menarik perhatian. Seakan baterainya tidak pernah habis.

Sebagian besar anak sering merasa tidak nyaman bila terlalu dikekang atau dibawa ke tempat baru. Terutama saat tahap perkembangan anak belajar berjalan atau usia bermain. Bila Bunda melakukan terlalu banyak larangan, mereka malah akan menjadi gelisah dan menjadi lebih aktif dari biasanya. 

Namun Bunda, jangan terburu buru untuk mencap Si Buah Hati sebagai anak hiperaktif. Keadaan yang tidak nyaman, wajar membuat mereka gelisah. Reaksinya bermacam macam, mulai dari bergerak terus, tak berhenti merengek, hingga menangis keras.

Psikolog Anak June Thompson, dalam bukunya Toddler Care, Pedoman Merawat Balita mengatakan seorang anak yang sangat gaduh atau menangis keras, tidak sama dengan anak hiperaktif. 

"Ini sama dengan anak yang baru bangun tidur di pagi hari dan memiliki energi yang sangat besar," ujar June, dalam bukunya "Toddler Care" yang dialihbahasakan oleh Dokter Novita Jonathan.

Tidak cuma keadaan yang tidak nyaman, sifat anak aktif juga muncul ketika terlalu bahagia atau senang. Menurut Thompson, di saat seperti itu ada semacam perasaan tertantang atau eforia yang membuat anak bergerak ke sana ke mari. Karena itu, Bunda tak perlu khawatir bila melihatnya menjadi sangat aktif. Bunda hanya perlu melakukan beberapa cara mengatasi anak hiperaktif seperti di bawah ini :

1. Tunjukkan Sikap Tegas Tak Perlu Marah

Panggil nama Si Buah Hati. Lalu pandang mata dan wajahnya sampai perhatiannya tertuju pada Bunda. Kemudian berikan sugesti dengan mengatakan bahwa tindakannya sudah berlebihan. 

Bilang juga bahwa rasa senang yang diekspresikannya dengan perilaku tidak baik sudah mengganggu lingkungan sekitar. Misalnya dengan mengatakan "Mainannya kan sudah dapat, nah disayang dong jangan dibanting-banting ya."

2. Konsisten Terhadap Janji dan Ucapan 

Seringkali anak berusia 18 bulan-3 tahun menjadi lebih aktif karena merasa gusar. Rasa marah timbul sebab ada rasa frustrasi dari dalam diri Si Buah Hati. Salah satu penyebabnya adalah mereka menemukan fakta atau keadaan yang tidak sesuai dengan gambaran yang diucapkan orang tua. 

Jadi Bunda, jangan memberikan janji berlebihan, ya. Apalagi kalau ucapan Bunda hanya sekedar janji palsu untuk menenangkan saat ia merajuk.

3. Cobalah Cari Tahu Penyebab Perilaku Aktif Si Buah Hati

Bunda bisa mencoba mengingat kembali saat Si Buah Hati menunjukkan perilaku sangat aktif. Sehingga dapat mencari dan menemukan penyebab yang memengaruhi tingkah laku anak. 

Dengan demikian, Bunda bisa menemukan solusi untuk mengatasi masalah saat anak menunjukkan perilaku aktif.

4. Jika Harus Berkata Tidak, Berikan Penjelasannya

Rasa ingin tahu dan tidak terima dalam diri Si Buah Hati akan memicu tindakan merengek terus menerus. Biasanya ini akan berlanjut menjadi kegaduhan yang lebih besar. 

Bunda, wajar saja bila anak terpusat pada dunianya sendiri, semua keingintahuannya sebisa mungkin harus dipenuhi oleh orang tua. Berikanlah penjelasan dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti sebagai salah satu cara berbicara yang baik dengan anak. 

Jangan menggunakan kata kiasan atau analogi. Ikuti terus pertanyaannya sampai ia puas. Setelah itu mereka akan tenang dengan sendirinya.

Supaya perkembangan emosional Si Buah Hati Lancar, coba berikan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Cara Mengatasi Anak Hiperaktif
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk, Ajak Si Buah Hati Mencoret di Kaca

Published date

Pada usia 1 tahun, Si Buah Hati sudah mulai tertarik untuk menggunakan pensil. Dia akan mencoba membuat coretan di atas kertas dan merasa takjub sendiri akan karya yang dibuatnya. Sehingga dia terus bereksperimen dengan mencoba menorehkan pensil di mana saja. Hingga suatu kali Bunda akan mendapati Si Buah Hati sedang asyik mencorat-coret bajunya, lantai, atau dinding rumah. Di momen ini, sebaiknya Bunda jangan melarangnya. Tapi memberikan dukungan dan arahan agar Si Buah Hati bisa menyalurkan hobi mencoretnya, di media yang benar. Berikut beberapa media yang bisa Bunda siapkan agar Si Buah Hati bisa mencoret sepuasnya.

1. Papan Tulis Putih

Jika Si Buah Hati memang senang menulis di tembok dalam posisi berdiri dan vertikal, mengapa tak sediakan “dinding” yang bisa dicorat-coretnya? Bunda bisa memasang papan tulis putih yang warnanya mirip dengan dinding rumah. Tapi Bunda juga harus tetap mengawasi agar alat tulisnya tidak melewati batas papan.

Untuk mencoret di media papan tulis putih, Bunda bisa mengenalkan Si Buah Hati dengan spidol. Alat ini cocok buat Si Buah Hati yang baru belajar memegang alat tulis. Sebab tubuh spidol yang “gendut” mudah dipegang oleh Si Buah Hati.

2. Meja Belajar

Beberapa tahun belakangan ini, produsen alat tulis telah menemukan inovasi meja belajar yang bisa dicorat-coret. Bahan meja ini dibuat mirip dengan papan tulis putih. Sehingga Si Buah Hati dapat mencorat-coret langsung di meja belajar tanpa merusaknya. Yang lebih menarik, ada pula papan tulis berbubuk besi yang bisa dicoret dengan alat tulis berujung magnet. Dengan ini, Si Buah Hati bisa membentuk gambar apapun tanpa mengotori benda lain.

3. Kaca

Ayah dan Bunda juga bisa menyediakan kaca agar Si Buah Hati agar bisa mencoret. Kaca yang digunakan seperti yang ada pada ruang rapat di berbagai kantor. Seperti halnya papan tulis putih atau whiteboard, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati alat tulis berupa spidol non-permanen. Selain bentuknya yang mudah dipegang, tinta spidol ini bisa dihapus dengan mudah.

4. Pasir

Pada tahap awal pelajaran menulis, Bunda tidak perlu selalu memberikan pensil atau pena kepada Si Buah Hati. Tapi bisa pula menstimulasi motorik halus Si Buah Hati dengan mengajaknya menulis di atas pasir dengan jari. Untuk cara mudah, siapkanlah sebidang lahan kecil di sudut halaman atau tuang pasir di atas baskom, bila halaman rumah kecil. Sebelum belajar menulis berlangsung, sebaiknya Bunda ratakan dulu permukaan pasir, sehingga hasil tulisan dapat terlihat jelas. Untuk awalan, Bunda bisa mencontohkan cara menulis di atas pasir dengan membuat bentuk sederhana seperti lingkaran. Selanjutnya, biarkan Si Buah Hati bereksperimen sendiri.

Selama kegiatan menulis di pasir, Bunda dapat melakukan variasi dengan mengubah pasir kering menjadi pasir basah, cukup menambahkan sedikit air. Di tahap ini, Si Buah Hati akan merasakan perbedaan saat menulis di atas pasir kering dan basah. Biarkan ia mencari perbedaan tersebut dan menceritakan pengalamannya.Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati ke pantai atau taman yang dilengkapi kolam pasir. Bunda dapat mencontohkan padanya menulis di atas pasir menggunakan jari atau ranting. Selain belajar, ia bisa bermain dengan gembira.

Yuk stimulasi terus kemampuan motorik halus Si Buah Hati dengan variasi media tulis. Dengan demikian, Si Buah Hati bebas membuat coretan, tapi rumah tidak jadi berantakan.

Image Article
Yuk, Ajak Si Kecil Mencoret di Kaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Lakukan 6 Kebiasaan Rutin Ini untuk Melatih Otak Si Buah Hati

Published date

Menginjak usia ketiga, Si Buah Hati tidak hanya mengalami penambahan tinggi dan berat badan. Mereka juga mengalami perkembangan sel-sel otak yang sangat pesat. Dengan berkembangnya sel otak, kemampuan Si Buah Hati mengendalikan gerakannya pun akan semakin baik.

Di tahap ini, ada dua jenis gerakan yang mulai dikuasai Si Buah Hati. Pertama adalah gerakan motorik kasar yang melibatkan otot-otot besar, seperti memanjat, menyeimbangkan diri, berlari, meloncat, mendorong, menarik, menangkap. Gerakan kedua adalah motorik halus yang melibatkan otot-otot kecil, misalnya mengancingkan baju, menarik resleting, menggunting, menggambar, mewarnai, atau membentuk tanah liat.

Untuk melatih serta mengembangkan kemampuan kedua gerakan itu, Bunda bisa memperkenalkan Si Buah Hati dengan kegiatan harian. Salah satu contohnya adalah kebiasaan menggosok gigi. Dengan melatih kebiasaan sehari-hari, berarti akan membuat Si Buah Hati lebih memusatkan perhatian lebih lama terhadap sesuatu, sehingga otak menjadi lebih berkembang dan fungsinya lebih maksimal.

Menurut dr Suraj Gupta dalam bukunya, Panduan Perawatan Anak, membiasakan kegiatan menggosok gigi tidak perlu menunggu Si Buah Hati berusia di atas dua tahun. Bunda bisa melakukannya sejak dini. Dengan begitu, Si Buah Hati tidak asing dengan kegiatan menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.

Apa saja yang harus Bunda lakukan untuk membuat Si Buah Hati rutin melakukan kebiasaan penting ini?

1. Memilih Peralatan Sendiri

Sebagai langkah awal, biarkan Si Buah Hati memilih sikat dan pasta gigi yang disukai. Biasanya sikat gigi untuk Si Buah Hati punya bentuk yang berwarna-warni, pasta giginya pun tersedia dalam bermacam rasa. Dengan memilih sikat dan pasta gigi sendiri, kegiatan menggosok gigi akan menyenangkan bagi Si Buah Hati. Tentunya Bunda juga memberikan rekomendasi sikat gigi yang baik untuk anak-anak, yaitu yang berbulu halus dengan gagang cukup kuat dan lebar.

2. Melakukannya Bersama-sama

Si Buah Hati tentu merasa lebih senang melakukan kegiatan bersama-sama, baik dengan Bunda ataupun Ayah. Karena itu, ajaklah Si Buah Hati menggosok gigi bersama, setiap malam sebelum tidur. Bahkan, Bunda dapat menjadikan malam hari sebagai waktu untuk menggosok gigi bersama seluruh anggota keluarga, sehingga dapat menciptakan kedekatan antara Si Buah Hati dan keluarga.

3. Memberi Contoh

Banyak kebiasaan sehari-hari yang dianggap hal baru bagi Si Buah Hati. Tugas Bunda dan Ayah adalah memberi contoh dalam melakukan hal tersebut. Bila sedang menggosok gigi, berikan contoh cara menggosok gigi yang baik. Bunda tidak perlu memaksa Si Buah Hati mahir menggosok gigi saat itu juga. Apalagi pada usia 3 tahun, kemampuan motorik halus Si Buah Hati belum berkembang sempurna. Jadi, biarkan Si Buah Hati mengikuti gerakan menggosok gigi, sesuai kemampuannya.

4. Tidak Perlu Detail soal Teknik

Menanamkan kebiasaan sehari-hari membutuhkan perhatian khusus. Si Buah Hati tentu saja tidak langsung bisa menjalankan rutinitas ini. Perlu waktu untuk membuatnya terbiasa. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu mempermasalahkan teknik terlebih dahulu. Biarkan Si Buah Hati mengerti dahulu tentang kebiasaan penting ini. Mengenai teknik, Bunda bisa mengajarkan secara bertahap. Kalau di awal sudah diharuskan menggosok gigi dengan teknik yang benar, Si Buah Hati malah akan malas melakukannya.

5. Memuji Hasilnya

Jika sudah melakukan kebiasaan ini bersama-sama, memberi contoh, dan mengajarkan Si Buah Hati melakukannya sendiri, Bunda harus memberi penghargaan. Pujilah hasil yang sudah dilakukan oleh Si Buah Hati. Katakan bahwa giginya sudah lebih bersih setelah digosok. Jadi, di lain kesempatan, Si Buah Hati akan lebih bersemangat saat menggosok gigi.

6. Lakukan Dalam Suasana Menyenangkan

Tips ampuh dalam mengajarkan sesuatu pada usia batita adalah dengan melakukannya dalam suasana menyenangkan. Ciptakan suasana seolah-olah kegiatan ini adalah sebuah permainan. Bunda bisa membuat permainan saling membubuhkan pasta gigi. Dengan demikian, Si Buah Hati tahu bahwa menggosok gigi harus menggunakan pasta gigi. Selain itu, Si Buah Hati akan senang melakukannya, karena merasa seperti sedang bermain.

Selain kegiatan di atas, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 3+ Nutritods. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zinc, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

DANCOW Bantu Lindungi Eksplorasi Si Buah Hati.

Image Article
Gosok Gigi, Kegiatan Rutin yang Bisa Mengembangkan Otak Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Permainan yang Asah Logika Si Buah Hati

Published date

Meskipun terlihat santai, bermain merupakan sarana tumbuh kembang bagi Si Buah Hati. Bahkan dari permainan pula ia bisa belajar dan mengembangkan kemampuannya secara kognitif, motorik, emosi, maupun sosial. 

Kala berusia 3 tahun, Bunda bisa mengajaknya bermain tebak gambar untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya, terutama logika. Karena ketika menebak gambar yang ada di hadapannya, sesungguhnya ia tengah membiasakan otaknya bekerja. 

Lalu, apa saja permainan tebak gambar yang bisa Bunda berikan padanya?

1. Puzzle

Bunda tentu tidak asing dengan permainan tebak gambar yang satu ini. Untuk usianya yang masih 3 tahun, Bunda bisa memberikan puzzle dengan potongan gambar yang cukup besar. 

Contohkanlah padanya cara memainkan dan menyusun potongan gambar itu. Kemudian, mintalah ia untuk menata sendiri kepingan gambar tersebut.

2. Buku Aktivitas

Ketika ke toko buku, Bunda pasti akan menemukan beragam buku yang berisi gambar beragam benda. Biasanya, pengarang buku itu akan menginstruksikan Si Buah Hati untuk membuat garis yang menghubungkan satu gambar dengan gambar lainnya. 

Ajaklah ia menebak dan membuat garis penghubung. Untuk memacu logikanya, jelaskan pula pada dia mengenai ciri gambar-gambar tersebut. Misalnya, "Kelinci suka makan sayuran berwarna oranye. Ayo, apa nama sayurannya?"

3. Membuat Gambar Berpasangan

Dalam aktivitas ini, Bunda cukup membuat sejumlah gambar dengan pasangannya. Misalnya, kera dengan pisang, harimau dengan sesuatu yang belang-belang, burung dengan sayap, dan lain-lain. 

Dengan gambar-gambar itu, logika Si Buah Hati akan lebih berkembang dengan mengetahui bahwa burung selalu terbang karena memiliki sayap. Kera suka makan pisang karena makanan pokoknya adalah buah tersebut.

4. Mencocokkan Gambar dengan Benda Asli

Untuk permainan ini, Bunda memerlukan potongan gambar yang mewakili perabotan atau benda di sekitar rumah. Misalnya dengan menggunting gambar bangku, meja, kasur, atau lainnya dari majalah bekas. Kemudian, mintalah Si Buah Hati untuk menaruh gambar-gambar itu pada benda aslinya.

Image Article
Yuk Bunda, Kembangkan Logika Anak dengan Permainan Tebak Gambar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ingin Dukung Kemampuan Bahasa Si Buah Hati? Ini Caranya...

Published date

Ayah dan Bunda pasti berharap Si Buah Hati tumbuh sehat, cerdas, dan mandiri. Sehingga dia bisa sukses menjalani masa depannya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Bunda bisa mendampinginya saat sedang belajar. Seperti ketika ia tengah mengembangkan kemampuan bahasanya.

Menurut Siti Nurhidayah pada jurnal berjudul Pengaruh Ibu Bekerja dan Peran Ayah dalam Coparenting Terhadap Prestasi Belajar Anak, kualitas hubungan orang tua-anak yang baik membentuk sikap mandiri dan kepintaran beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Untuk itu, ada dua model pendekatan yang bisa Ayah dan Bunda lakukan untuk mendukung pendidikan Si Buah Hati. Pertama, memberikan akses dan fasilitas belajar seperti buku atau gadget. Kedua, memberikan pendampingan untuk anak, seperti membacakan cerita atau stimulasi lainnya. Selain itu, ada berbagai cara yang bisa Bunda lakukan untuk mendukung anak mengembangkan kemampuan bahasanya:

Mendongeng

Astri Ditya Kusumastuti dalam penelitian berjudul Minat Membaca Anak Ditinjau Dari Intensitas Orang Tua Membacakan Dongeng menyatakan, minat baca dalam diri Si Buah Hati bisa dipupuk sebelum usia tiga tahun. Karena itu, Ayah dan Bunda bisa mulai membacakan buku untuk anak, di sela waktu senggang. Misalnya saja menceritakan dongeng kala anak hendak tidur.

Menurut Astri, Bunda tidak perlu menunggu sampai anak cukup usia untuk bisa membaca. Jika rasa cinta pada buku sudah tumbuh sejak dini, maka keinginan untuk belajar membaca akan muncul dari dirinya sendiri. Selain itu, jangan khawatir jika suasana berubah menjadi "garing" ketika Bunda kehabisan cerita atau saat semua buku telah habis dibaca. Di momen itu, Bunda bisa meminta anak untuk berperan sebagai pencerita. Sehingga bisa menumbuhkan keberanian dalam dirinya untuk bercerita.

Mengobrol

Beberapa anak di usia 3 tahun mungkin belum terlalu lancar bicara. Tapi Bunda bisa tetap mengajaknya mengobrol dan mencoba memahami setiap ucapannya. Ketika berbincang dengannya, jangan lupa untuk selalu menuturkan setiap kata yang benar ya Bunda. Hindari juga penggunaan lafal cadel. Selama mengobrol, Bunda bisa mengajaknya mengenal bentuk. Seperti menunjukkan beberapa gambar padanya. Lalu perkenalkan nama dari buah, bunga, hewan, atau benda yang ada pada ilustrasi tersebut dan minta ia mengulang perkataan Bunda.

Dampingi anak saat menonton TV

Hampir semua anak suka nonton TV. Cerita menarik yang dikisahkan dalam bentuk gambar bergerak membuatnya betah berlama-lama duduk di depan TV. Apalagi kalau serial favoritnya berupa ilustrasi yang penuh warna.

Saat menonton TV, Si Buah Hati akan mengenal berbagai kata baru yang diucapkan tokoh dan narator dalam cerita. Biarkan dia merekam di dalam kepala dan menyebutkan kembali. Namun selama itu, Bunda harus mendampingi anak selama menonton. Sehingga Bunda bisa ikut menjelaskan dan menambah wawasannya tentang arti kata yang diucapkannya. Pendampingan juga berguna untuk mengantisipasi jika ada kata kasar yang belum pantas ia dengar.

Dampingi anak saat bermain gadget

Gadget tidak selamanya buruk buat Si Buah Hati. Asalkan Bunda bisa membimbingnya, perangkat elektronik ini bisa digunakan dengan baik dan benar. Misalnya saja dengan mengunduh aplikasi khusus untuk mengedukasi anak. Salah satunya aplikasi StimuLearn dari DANCOW. Di sana, Bunda bisa membuka menu Story House, buku cerita multimedia yang dapat mendukung kecerdasan bahasa anak.

Yang terpenting, buatlah waktu belajar bersama anak dengan suasana menyenangkan. Ayah dan Bunda bisa mencoba bergaya lucu saat membacakan cerita fabel dan menirukan salah satu gaya bicara binatang. Saat merasa senang, dia akan lebih mudah menangkap pelajaran.

Image Article
Ingin Dukung Kemampuan Bahasa Si Kecil? Ini Caranya...
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Cara agar Si Buah Hati Cinta Makanan Bergizi untuk Anak

Published date

Memastikan kecukupan asupan gizi pada Si Buah Hati memang tanggung jawab Bunda. Namun bisa jadi Bunda membutuhkan usaha ekstra untuk membuat Si Buah Hati mau menyantap makanan bergizi untuk anak seperti sayur, ikan, tahu, atau tempe. Padahal kebiasaan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi sangat berguna untuk pertumbuhan optimal Si Buah Hati hingga dewasa nanti.

Si Buah Hati mungkin menolak makanan yang bergizi karena rasanya yang cenderung hambar, tidak enak, atau membosankan. Sehingga ia memilih makanan yang disukai, seperti makanan manis atau yang memiliki aroma serta rasa kuat.

Tetapi Bunda tidak perlu khawatir. Banyak kok cara memotivasi Si Buah Hati agar mencintai makanan yang bergizi. Seperti:

1. Hindari makanan fast food

Ketika menonton televisi, Si Buah Hati mungkin kerap melihat ragam iklan makanan jenis fast food, seperti hot dog, hamburger, atau kentang goreng, sehingga mereka tergoda untuk meminta Bunda membeli kala bepergian ke pusat perbelanjaan. Anak bahkan cenderung memilih menu fast food ketimbang makanan rumah.

Janganlah khawatir Bunda, ada kok solusi untuk ini. Bunda hanya perlu menyediakan waktu untuk menyiapkan makanan fast food a la rumahan yang pastinya lebih terjamin untuk Si Buah Hati. Misalnya saja Bunda membuat ayam goreng krispi dan nugget yang pastinya akan disukai Si Buah Hati. Dengan meracik sendiri, Bunda tentu bisa menyelipkan ekstra bahan makanan yang bergizi seperti sayur atau wortel ke dalam fast food ala rumahan itu. Selain menjadi makanan utama, Bunda bisa menyajikannya sebagai camilan.

2. Kreatif dalam mengolah dan menyajikan makanan

Ya, kreativitas Bunda dalam mengolah menu bergizi akan “menggoda” Si Buah Hati untuk mencintainya. Kalau biasanya memasak sayur bayam bening, Bunda bisa mulai mencoba membuat roti isi daging dan sayur dengan menyelipkan sayur bayam. Dijamin Si Buah Hati pasti suka karena hidangan bayam yang membosankan sudah berubah bentuk.

Selain olahan yang kreatif, Bunda bisa menyajikan makanan bergizi untuk anak dengan tampilan yang disukai Si Buah Hati. Misalnya roti sayur berbentuk boneka gingerbread lengkap dengan mata, mulut, dan hidung. Kreativitas Bunda itu akan menghilangkan persepsi di kepala Si Buah Hati kalau makanan sehat dan bergizi pasti membosankan dan tidak enak.

3. Rutin kenalkan variasi makanan yang bergizi

Untuk menumbuhkan minat Si Buah Hati, Bunda harus rutin memperkenalkan variasi makanan bergizi seimbang. Misalnya Bunda tidak hanya mengolah brokoli terus-menerus, tetapi juga wortel, tomat, selada, terong, dan ikan secara bergantian. Boleh juga melakukan variasi dengan mencampur dua atau tiga jenis jenis sayuran dalam satu masakan.

Ajak Si Buah Hati mencicipi variasi makanan sehat dan bergizi yang Bunda Buat. Kemudian berilah pengertian kalau dia harus mencicipi makanan itu, sebelum berkata “tidak mau” atau "tidak suka". Ragam variasi makanan yang mengandung gizi ini akan menunjukkan ke Bunda, jenis makanan yang bergizi yang cenderung disukai Si Buah Hati.

4. Makanan yang bergizi sebagai satu-satunya pilihan

Lambat laun, Si Buah Hati akan menyukai makanan sehat dan bergizi bila tidak punya pilihan lain. Misalnya Bunda selalu mengisi kulkas dan meja makan dengan menghidangkan makanan yang bergizi, seperti buah-buahan, susu, es krim, yogurt, roti, atau sayuran, Si Buah Hati pun akan merasa cuma makanan yang bergizi yang bisa disantap.

Hindari pula menyimpan makanan instan, mengandung penyedap rasa berlebihan, atau terlalu manis di rumah. Bila kebiasaan baik itu dimulai sejak dini, Si Buah Hati akan terbiasa dengan makanan sehat dan bergizi.

5. Tidak membiasakan Si Buah Hati jajan di luar

Jajan bisa menjadi kebiasaan buruk untuk Si Buah Hati. Terutama bila dia kerap jajan kembang gula, aneka minuman manis, atau camilan berwarna serta berminyak. Selain tidak sehat, kebiasaan jajan juga menumbuhkan pola hidup konsumtif pada diri Si Buah Hati. Untuk itu, sebaiknya Bunda rajin membuat camilan ala rumahan untuk Si Buah Hati sehingga ia bisa ngemil makanan yang bergizi.

6. Mendongeng

Si Buah Hati pasti suka mendengar dongeng atau cerita dari Bunda. Nah, melalui mendongeng Bunda bisa pula menyinggung soal pentingnya sayur, buah, dan jenis makanan yang mengandung gizi lainnya kepada Si Buah Hati. Misalnya kisah seorang anak yang kuat karena menyantap brokoli sehingga berhasil mengalahkan monster mengerikan.

Seringnya mendengar cerita tentang makanan yang bergizi bisa menanamkan pentingnya menu tersebut di otak Si Buah Hati. Siapa tahu Si Buah Hati terinspirasi makan sayur atau buah karena ingin menjadi anak yang kuat seperti dongeng yang Bunda ceritakan.

Membuat Si Buah Hati mencintai makanan sehat dan bergizi memang tidak mudah, tetapi bisa Bunda mulai dengan memberikannya contoh. Bila melihat betapa Bunda menyukai makanan yang bergizi, Si Buah Hati akan terbiasa dan perlahan mencintai makanan sehat dan bergizi juga.

Image Article
6 Cara agar Si Kecil Cinta Makanan Bergizi untuk Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Inilah Cara Mendidik Anak agar Mandiri dan Berani!

Published date

Melihat Si Buah Hati tumbuh mandiri mungkin merupakan impian semua orang tua. Sejak bayi, ia memang sudah bergantung dan berlindung pada orang tuanya. Namun semakin ia bertambah usia, Bunda bisa mulai melatih kemandirian serta keberaniannya, sebagai bekal untuk menapaki kehidupan di masa depan saat beranjak dewasa. Pertanyaannya, bagaimana cara mendidik anak agar mandiri dan berani?

Risiko bagi Si Buah Hati yang Tidak Mandiri dan Berani

Namun sayangnya, pembentukan sosok kemandirian dan keberanian dalam diri anak-anak, sering terhalang oleh sikap orang tua yang bermaksud baik, tetapi sebenarnya adalah sebuah kesalahan. Menurut Jim Taylor, Ph.D., dosen dari University of San Francisco, ada beberapa orang tua malah menumbuhkan ketergantungan pada si Buah Hati. Orang tua tipe ini umumnya bertindak atas kebutuhan mereka sendiri, dengan menggunakan kekuasaan, kendali serta paksaan untuk mendominasi kehidupan Buah Hatinya. Hal ini bukan cara mendidik anak agar berani dan mandiri, yang terjadi justru kebalikannya.

Si Buah Hati yang tidak mandiri dan berani akan tumbuh menjadi orang yang mudah bergantung pada orang lain dalam berbagai aspek, termasuk perasaannya sendiri. Berikut ciri-ciri anak yang tidak mandiri dan berani:

  • Selalu membutuhkan orang lain untuk memberi dorongan dalam mencapai sesuatu.
     
  • Selalu bergantung kepada orang lain untuk kebahagiaan karena ia tidak memiliki kepemilikan atas hidup sendiri.
     
  • Kurang bertanggung jawab atas pikiran, emosi, dan tindakan sendiri.
     
  • Lemah dalam membuat keputusan karena terbiasa selalu diatur oleh orang tua.
     
  • Cenderung tidak bahagia karena hanya mengikuti keputusan orang lain tanpa memikirkan apa yang sebenarnya ia inginkan, atau hanya untuk menyenangkan orang lain.
     
  • Lemah dalam menghadapi kesulitan hidup, dan cenderung lebih mudah stres atau depresi karena merasa langkah yang ia ambil adalah kesalahan dan bukan pelajaran.

Cara Mendidik Anak Agar Mandiri dan Berani

Kemandirian bukanlah suatu hal yang dapat diperoleh si Buah Hati dengan sendirinya. Ia tidak memiliki perspektif, pengalaman, atau keterampilan untuk mengembangkan kemandirian tanpa campur tangan Bunda. Untuk melatih Si Buah Hati, berikut beberapa tip mengajarkan anak agar berani dan mandiri :

  • Beri Si Buah Hati rasa cinta dan penghargaan. Jangan biarkan ia merasa tidak disayang atau tidak diharapkan.
     
  • Berhenti mengendalikan dan mulai melatih ia mengembangkan keterampilannya. Bantu ia berkembang, yakinlah pada kemampuannya, dan buat ia percaya pada kemampuannya sendiri.
     
  • Ajari si Buah Hati bahwa ia memiliki kendali atas kehidupannya sendiri.
     
  • Berikan bimbingan, lalu kebebasan, agar ia dapat membuat keputusan sendiri. Tentu saja tetap di bawah pengawasan Ayah dan Bunda.
     
  • Ajarkan tentang tanggung jawab, misalnya membereskan mainan setelah selesai bermain, meletakkan barang di tempatnya setelah selesai digunakan, dan lainnya. Jangan lupa juga ajarkan Si Buah Hati tentang konsekuensi jika ia tidak melakukannya. Hal ini akan mengajarkannya untuk tidak mengabaikan tanggung jawabnya.
     
  • Biarkan Si Buah Hati bereksplorasi, tetapi dengan tetap menjaga keamanan dan memastikan keselamatannya.

Baca Juga: 3 Stimulasi untuk Membantu Si Buah Hati Belajar Menjaga Kesehatan

Manfaat Mendidik Si Buah Hati Agar Mandiri dan Berani Ketika Dewasa

Toddler memang sedang dalam masa eksploratif terhadap lingkungannya. Hal ini membutuhkan keberanian dan kemandirian dari Si Buah Hati. Pada intinya, orang tua ingin memiliki anak yang kuat secara mental agar dapat menghadapi dunia dengan kepercayaan dirinya. Jika Bunda tidak menerapkan cara mendidik anak agar berani dan mandiri sejak dini, maka dapat berdampak negatif di usia dewasanya nanti.

Berikut adalah manfaat dari mendidik si Buah Hati agar mandiri dan berani:

  • Si Buah Hati memiliki kekuatan mental yang baik. Ia akan belajar cara menangani berbagai situasi dan tidak bergantung pada orang lain secara emosional.
     

  • Mengajarkannya keterampilan hidup yang ia butuhkan, seperti mengetahui mana yang benar dan salah, mampu menyelesaikan masalah sendiri, mengontrol emosinya, serta mendisiplinkan diri.
     

  • Mampu belajar dari kesalahan. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Si Buah Hati tidak akan menyalahkan lingkungan ataupun dirinya sendiri. Ia akan menganalisis situasi, melihat di mana letak kesalahannya dan menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran di masa yang akan datang.
     

  • Belajar berpikir realistis. Ketika Ayah atau Bunda menerapkan cara mendidik anak agar mandiri dan berani, si Buah Hati akan belajar untuk tidak berpikiran buruk terlebih dahulu, melainkan lebih besikap realistis.
     

  • Membentuk karakter menjadi lebih mampu berempati pada orang lain, memiliki moralitas yang baik, menjunjung tinggi kejujuran, dan lain sebagainya.

Hal yang Perlu Dihindari oleh Orang Tua

Ketika Bunda menerapkan cara mendidik anak agar mandiri dan berani dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa hal yang perlu dihindari:

  • Terlalu banyak berbicara, dan tidak memberikan ia kesempatan untuk mengungkapkan perasaan atau pikirannya. Walaupun ia masih kecil di mata Ayah dan Bunda, tetap hargai pendirian dan pendapatnya. Hal ini akan menumbuhkan kepercayaan dirinya juga imej positif terhadap diri sendiri.
     

  • Terlalu sering memberikan peringatan atau sanksi. Bunda mungkin ingin agar si Buah Hati disiplin, namun jika ia terus-terusan diberikan peringatan atau sanksi, lama-lama ia justru dapat memberontak atau justru tidak memberikan respons.
     

  • Membuat ia merasa bersalah dan malu akan perbuatannya untuk membenarkan pendapat Ayah dan Bunda. Ingatlah bahwa ia juga membutuhkan waktu untuk belajar menjadi mandiri dan berani, jadi jangan melihat ia sebagai ‘orang dewasa kecil’, melainkan anak-anak yang perlu diberi dukungan dan dorongan positif.
     

  • Tidak memenuhi kebutuhan si Buah Hati akan kasih sayang. Begitu juga dengan pemenuhan kebutuhannya akan gizi penting di masa pertumbuhannya. Padahal, asupan gizi yang seimbang dan sesuai kebutuhan usianya akan membantu tumbuh-kembang yang optimal.

Untuk melengkapi kebutuhan gizi si Buah Hati, berikan susu DANCOW 1+ Imunutri setiap hari. Susu bubuk ini diformulasikan untuk bantu mendukung daya tahan tubuh toddler Indonesia usia 1-3 tahun, agar ia bebas bereksplorasi dan tumbuh percaya diri. DANCOW 1+ Imunutri memiliki 0 gr sukrosa serta tinggi kandungan Vitamin C dan zink, tinggi kalsium, protein, Vitamin D serta, DHA, zat besi, omega-3 dan omega-6, dan probiotik Lactobasillus rhamnosus.

Pada akhirnya, si Buah Hati akan tumbuh dan menjalani hidupnya sendiri. Bagaimana ia hidup nantinya akan bergantung pada cara mendidik anak agar mandiri dan berani, serta mampu mengatasi berbagai masalah dalam hidupnya.

Image Article
Ketahui cara mendidik anak agar mandiri dan tidak cengeng
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
a. Orang tua yang terlalu protektif
Quiz Answer 1 B
b. Orang tua yang dominan
Quiz Answer 1 C
c. Orang tua yang terlalu pencemas
Quiz Answer 1 D
d. Semua benar
Quiz Answer 2 A
a. Bergantung kepada orang lain
Quiz Answer 2 B
b. Lemah dan mudah putus asa
Quiz Answer 2 C
c. Tidak bisa membuat keputusan
Quiz Answer 2 D
d. Semua benar
Quiz Answer 3 A
a. Melatih simpati
Quiz Answer 3 B
b. Agar Si Kecil tidak bergantung pada orang lain.
Quiz Answer 3 C
c. Memberikan perlindungan kepada Si Kecil.
Quiz Answer 3 D
d. Semua benar
Quiz 1
1. Sifat orang tua seperti apakah penyebab anak yang tidak mandiri?
Quiz 3
3. Mendidik kemandirian pada Si Kecil sedari dini akan memberikan manfaat yaitu?
Quiz 2
2. Berikut ini adalah resiko anak yang tidak mandiri:
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
D

3 Cara Mengajarkan Si Buah Hati Pengelolaan Keuangan

Published date

Usia sekolah, yang biasa dimulai pada tahapan usia 5+, adalah waktu yang tepat bagi anak-anak untuk belajar tentang nutrisi, mempunyai kehidupan sosial, mempunyai uang jajan, dan mulai memilih gaya hidupnya sendiri yang banyak dipengaruhi tren dan teman-teman.

Akhir-akhir ini marak diberitakan, jajanan berbahaya yang banyak dijual di lingkungan sekolah. Hal ini membuat orang tua khawatir dan memilih untuk tidak memberikan uang jajan. Padahal kebiasaan ini juga tidak sepenuhnya buruk, karena membantu Si Buah Hati belajar aksi cerdas dalam bidang pengelolaan uang.

Jadi manakah yang lebih aman, uang jajan atau bekal makan siang ya?

1. Saat Tepat Memberikan Uang Saku

Menurut situs Raising Children, penelitian telah menunjukkan banyak orang tua memperkenalkan uang saku pada anaknya yang berusia 6-7 tahun. Tapi ketahui tanda-tanda kesiapannya untuk mengelola uang. 

Misalnya, memahami harus membayar untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, menggunakan uang untuk membeli makan siang di sekolah, atau memerlukan dana darurat untuk keperluan proses belajar dan tumbuh kembangnya.

2. Jumlah Uang Saku

Jika memutuskan untuk memberikan uang saku, ada beberapa faktor yang harus diperimbangkan seperti kondisi finansial keluarga, keperluan sekolah apa saja yang harus dibayar Si Buah Hati, serta berapa banyak uang saku yang didapatkan teman-temannya. 

Ajari agar bijak menggunakannya, misalnya untuk membayar ongkos transportasi, membeli makan siang, menabung, dan keperluan amal. Untuk memastikan keputusan Bunda sudah tepat, cari tahu informasi tentang makanan yang dijual di kantin sekolah maupun di lingkungan sekitarnya, untuk menjaga kecukupan gizi dan aman dikonsumsi.

Baca Juga: Ide Menu Harian Anak untuk Si Buah Hati

3. Bawakan Bekal Makan Siang

Banyak sekolah memiliki kantin yang menawarkan berbagai pilihan makanan. Tapi terkadang variasi yang diberikan berharga cukup mahal dengan kandungan nutrisi yang kurang baik dan bahkan dapat berisiko menimbulkan penyakit karena disajikan kurang higienis.

Alternatifnya adalah membekali Si Buah Hati dengan makanan dari rumah, yang merupakan cara bagus untuk mengajarkannya tentang pola makan yang sehat. 

Tunjukkan cinta Bunda dengan menyiapkan sandwich berisi keju, daging tanpa lemak, dan sayuran segar. Bisa  juga mengemas biskuit, buah-buahan potong, botol air mineral atau susu, untuk memberinya tambahan energi untuk bermain dan bereksplorasi sepanjang hari.

Pertimbangkan kesehatan dan keamanan makanan di lingkungan sekolah, sebelum Bunda memutuskan untuk memberinya uang saku atau membekalinya dari rumah.

Untuk Si Buah Hati yang memasuki usia sekolah, bisa diberikan DANCOW 5+ Nutritods yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Uang Jajan Atau Bekal Makan Siang, Mana yang Aman?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Cara Mengajarkan Anak Berjalan

Published date

Pada akhir-akhir tahun pertamanya, Si Buah Hati mulai menunjukkan kemampuannya untuk berdiri dan berjalan. Awalnya Si Buah Hati masih tidak seimbang dan akan sering terjatuh. Dalam proses ini, Bunda tidak perlu menuntutnya untuk cepat bisa berjalan, karena setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Apa saja hal yang perlu Bunda perhatikan pada persiapan belajar berjalan ini?

Setelah Si Buah Hati mulai bisa duduk, Bunda dapat memberikan beberapa mainan di depannya dan menggerakkan ke beberapa arah. Sehingga Si Buah Hati akan berusaha meraih mainan tersebut. Seperti maju dan mulai merangkak sehingga kekuatan leher, punggung, kaki, pinggul, serta tangannya akan berkembang. Dengan demikian ia akan mulai mengangkat tubuh ke posisi berdiri yang aman.

Setelah Si Buah Hati bisa berdiri, Bunda dapat mulai menitah atau memegangi kedua tangannya untuk belajar berjalan. Ketika ia sudah bisa melangkah sendiri, meski satu-dua langkah saja, Bunda dapat berdiri beberapa meter di depannya. Biarkanlah ia mencoba berjalan sendiri, ke arah Bunda.

Setelah Si Buah Hati bisa berjalan, ia akan mulai mengeksplorasi seluruh ruang di rumah. Walaupun sudah bisa berjalan, mungkin sesekali Si Buah Hati masih tidak seimbang dan tersandung. Nah, berikut hal yang bisa Bunda lakukan agar ia lancar berjalan:

1. Berikanlah ruang yang luas dan aman

Ruangan yang terlalu banyak benda akan menghambat cara mengajarkan anak berjalan. Karena barang-barang di sekitar menjadi hambatan baginya dalam menentukan arah jalan. Selain itu, ruangan padat juga berbahaya bagi dia yang belum lancar berjalan. Sebab ada kemungkinan tubuhnya tidak seimbang hingga terjatuh. Keberadaan benda di dekatnya bisa membuat ia terkantuk.

2. Letakkanlah beberapa perabot yang kokoh

Furniture yang kokoh bisa membantu Si Buah Hati sesekali berpegangan kala melintasi ruangan. Namun agar tidak berbahaya, singkirkan meja bersudut tajam yang mungkin akan melukainya. Simpan pula benda-benda yang mudah terjatuh, pecah, dan berpotensi membahayakan Si Buah Hati atau membuatnya tersandung.

3. Berikan pagar pada ujung tangga

Bunda, Si Buah Hati memang sudah bisa berjalan. Tapi di masa belajar, terkadang ia belum dapat menjaga keseimbangan tubuhnya. Karena itu, penting bagi Bunda untuk menjaganya agar tidak menaiki tangga seorang diri. Yang bisa Bunda lakukan adalah memasang pagar pada ujung tangga. Bisa juga melakukan pendampingan ekstra ketat, sehingga Bunda tidak kecolongan saat ia mencoba menaiki tangga sendiri.

4. Pilihlah sepatu yang nyaman di kaki

Ketika Bunda mengajak Si Buah Hati berjalan-jalan di halaman rumah atau berkeliling kompleks, jangan lupa pakaikan alas kaki padanya. Tapi sebaiknya hindari penggunaan sandal jepit. Sebab jemari kakinya yang masih mungil belum bisa mencengkram sandal dengan baik. Hingga ia akan mudah tersandung. Ada baiknya Bunda memberikannya sepatu yang nyaman dengan lapisan sol nan lembut dan elastis. Ini berguna agar ia tidak merasa risih dan berat kala melangkah.

5. Pemilihan alat bantu belajar jalan

Dulu, banyak Bunda yang menggunakan baby walker untuk mengajarkan Si Buah Hati berjalan. Namun sejumlah penelitian menyatakan bila baby walker tidak aman baginya. Bahkan situs Ikatan Dokter Anak Indonesia menuliskan dalam artikel Penggunaan Baby Walker bila setiap tahunnya banyak balita yang cedera akibat alat bantu jalan itu. Karena itu, Bunda sebaiknya pintar memilih alat bantu jalan untuk Si Buah Hati. Jika terlanjur membelinya, awasilah pemakaiannya dengan ketat.

6. Beri semangat agar tidak selalu minta gendong

Agar lankah Si Buah Hati bertambah stabil dan lancar, ada baiknya Bunda tidak selalu memenuhi keinginannya untuk digendong. Di tahap ini, Bunda dapat memberikannya pujian dan apresiasi ketika berhasil berjalan sendiri. Sehingga ia akan lebih percaya diri dan semangat melakukannya. Selain itu jangan lupa perhatikan asupan makanan dengan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal.

Image Article
6 Trik Agar Si Kecil Lancar Berjalan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Bekal Unik dan Sehat Agar Si Buah Hati Tak Jajan Sembarangan

Published date

Tidak semua kantin sekolah menawarkan pilihan makanan sehat untuk anak yang bergizi dan higienis. Cegah Si Buah Hati untuk jajan sembarangan dengan memberikannya bekal menu makanan anak yang unik dan bergizi.

Jam istirahat di sekolah biasa dimanfaatkan Si Buah Hati untuk mengisi kembali tenaganya dengan mengonsumsi makanan bernutrisi. Tapi tidak semua kantin sekolah menawarkan pilihan makanan yang bergizi dan higienis. 

Cegah ia untuk  jajan sembarangan dengan memberikannya bekal yang unik dan bergizi. Ikuti cara membuat bekal sehat dan lezat berikut ini ya.

1. Sandwich

Gunakan roti gandum untuk membuat sandwich yang lezat dan tentunya sehat. Untuk Si Buah Hati yang sudah mencapai tahapan usia sekolah cenderung mudah bosan dengan bekal yang dibawa. 

Untuk menghindarinya, bereksplorasilah untuk membuat resep makanan sehat untuk anak dengan isi sandwich. Daripada membuatkannya sandwich berisi selai kacang dan jeli, kreasikan selai kacang dengan irisan pisang atau apel. Bisa juga mengisi sandwich dengan ayam atau salad tuna, selembar keju, irisan tomat, dan mayones.

2. Finger Food

Buatlah bekal yang menyenangkan dengan membuatkannya bento, yang sedang tren akhir-akhir ini. Isi kotak bekalnya dengan sandwich roti gandum dan tambahkan potongan buah dan yoghurt sebagai pendamping.

Bisa juga dengan membuatkannya pasta keju yang lezat, lengkap dengan aneka sayuran rebus, atau pizza gulung berisi keju, paprika, dan daging asap, serta dilengkapi seporsi salad buah yang menyegarkan. Tidak hanya lezat, tapi juga memberikan tenaga untuk bermain dan menunjang proses belajar di sepanjang hari.

3. Camilan

Alih-alih memberikan keripik kentang, cokelat, atau kue kering, buatkan Si Buah Hati dessert atau camilan yang bergizi dan lezat. Bunda bisa mencampurkan aneka biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan kering, dan kismis yang bagus untuk memberikan tambahan tenaga dan meningkatkan kemampuan memori dan atensi. 

Sayur dan buah juga bisa jadi pilihan kudapan seperti salad, sayuran rebus, dan irisan buah segar yang dilengkapi dengan saus celupan.

4. Minuman

Selain memberikan makanan sehat untuk anak, bekali Si Buah Hati dengan pilihan minuman yang bergizi, seperti susu, jus, dan smoothie. Utarakan cinta Bunda dengan membuatkannya jus buah favoritnya yang kaya vitamin dan antioksidan yang mampu memberikan perlindungan dari dalam untuk memberikan perlindungan dari penyakit. 

Selain itu, green smoothie yang terbuat dari campuran sayur, buah, dan yogurt juga dapat menjadi pilihan.

Ibu juga bisa menyediakan bekal sehat pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bekal Unik dan Sehat Agar si Kecil Tidak Mudah Jajan Sembarangan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off