Cara Mendidik Anak dalam Membatasi Penggunaan Gadget

Published date

Perkembangan teknologi membuat Si Buah Hati ikut merasakan dampaknya. Itu karena anak-anak kelahiran 2011 dan setelahnya yang disebut Generasi Alfa (Gen A) merupakan digital native murni atau anak-anak yang sudah kenal perangkat digital bahkan sejak baru lahir.

Perhatikan saja, tanpa kita ajari dengan susah payah, Si Buah Hati sekarang sudah pandai menggeser layar sentuh pada ponsel Bunda. Alhasil, teknologi digital melekat pada anak Gen A bagaikan sesuatu yang alami meskipun orangtua berusaha memberi batasan.  Tidak heran,  pembatasan penggunaan gadget pada Si Buah Hati menjadi perkara yang tidak mudah. Ditambah, Bunda dan Ayah sendiri adalah para pengguna gadget yang cukup intens.

Satu hal yang perlu diketahui, para pakar perkembangan anak telah bersepakat, tontonan di layar (termasuk gadget dan televisi) sebaiknya tidak diberikan kepada Si Buah Hati sebelum usianya dua tahun. Anjuran ini disepakati oleh lembaga yang menjadi acuan para pakar kesehatan anak di Amerika Serikat yaitu American Academy of Pediatrics yang juga diakui dunia.  

Alasan di Balik Pembatasan

Adisti F. Soegoto, MPsi, Psikolog menjelaskan alasannya, “Terlalu banyak menyaksikan tontonan di layar dan main  gadget di usia dini akan membuat rentang atensi atau perhatian Si Buah Hati menjadi rendah. Saat melihat film di layar, gambar akan berubah sangat cepat. Sebelum fokus Si Buah Hati pada satu objek tercapai, objek tersebut akan berganti dengan objek lain, begitu seterusnya. Akibatnya, anak jadi tidak terlatih memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu lama.”

Dua tahun tidak berakrab-akrab dengan gadget dan televisi, menurut Adisti, tujuannya untuk mengajak Si Buah Hati bereksplorasi langsung dan mendapatkan stimulasi yang tepat.  Hal ini akan sulit dilakukan jika Si Buah Hati terlanjur akrab dengan gadget dan televisi.

Bayangkan saja, mengenalkan cerita dari buku yang gambarnya statis pasti akan lebih sulit daripada mengenalkan tayangan video yang bergerak cepat. Padahal, rentang perhatian Si Buah Hati harus terus dilatih agar di masa belajar nanti ia harus mampu berkonsentrasi.  Selain latihan berkonsentrasi, melalui eksplorasi dan stimulasi langsung, Si Buah Hati juga berkesempatan mengembangkan kemampuan motorik, emosi-sosial,  bahasa, dan logika-matematika. Berbagai kemampuan ini bahkan harus terus dilatih meski usia Si Buah Hati telah melewati 2 tahun.

Baca jugaPanduan dan Manfaat Main Gadget untuk Anak Cerdas

Penerapan Aturan

Meski sulit menjauhkan Si Buah Hati dari gadget sama sekali, Bunda dan Ayah tetap perlu menerapkan aturan yang jelas. Setelah Si Buah Hati memasuki usia dua tahun, Academy of Pediatrics mengatakan perlunya membatasi aktivitas anak dengan gadget dan televisi dalam sehari, yaitu maksimal 2 jam saja.

Adisti merekomendasikan, waktu 1 atau 2 jam itu sebaiknya dipakai dalam beberapa pembagian waktu, tidak langsung dalam waktu lama. Waspadai segera jika Si Buah Hati mulai menunjukkan tanda-tanda kecanduan gadget. Yang paling jelas adalah anak rewel dan marah ketika tidak ada gadget di dekatnya.

Selain untuk mencegah anak kecanduan gadget, pembatasan waktu ini juga bertujuan memberikan waktu kepada Si Buah Hati untuk melakukan kegiatan lain yang bermanfaat misalnya bersosialisasi. Kuncinya, dalam pembatasan pemakaian gadget, Bunda dan Ayah juga perlu memberlakukan pada diri sendiri dengan konsisten. Menurut Adisti, “Untuk mencegah kecanduan gadget, orangtua harus menjadi  contoh. Jangan melarang anak untuk main gadget, tapi orangtua sendiri matanya tidak pernah lepas dari gadget.”

Tidak hanya memberi contoh, Bunda dan Ayah juga perlu memberikan alternatif kegiatan lainnya yang dapat menggantikan waktu bermain dengan gadget. Bermain permainan sederhana dengan Si Buah Hati dapat menjadi hal yang membuat anak lupa dengan asyiknya bermain gadget.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Cara Mendidik Anak dalam Membatasi Penggunaan Gadget
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Gaya Orang Tua Milenial Mendidik Generasi Masa Depan

Published date

Anak adalah milik masa depan, tetapi seperti apa kualitas seorang anak dalam menyongsong dan mengisi  masa depannya sangatlah ditentukan oleh pola asuh yang menempanya.

Zaman boleh berganti, tetapi menurut Psikolog Anastasia Satryo, M.Psi pola asuh demokratis tetap yang terbaik di antara pola asuh serba membolehkan dan pola asuh ketat (serba tidak boleh). “Pola asuh itu ibarat pagar bagi anak. Pola asuh demokratis jika diibaratkan sebagai pagar adalah pagar kuat yang terbuat spons tebal. Dalam batasan pagar spons ini, anak bisa bebas bereksplorasi dengan aman dan nyaman, tetapi tetap  terkendali  dalam batasan tanpa harus merasa tersakiti karena yang dibenturnya adalah pagar spons empuk. Itulah pola asuh tegas tapi penuh kasih sayang. Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi dan berkomunikasi hangat dalam batasan yang justru mendorongnya menjadi pribadi bertanggung jawab,” urai Anastasia.

Dengan kata lain, pola asuh terbaik adalah pola asuh yang pas atau sesuai situasi dan kondisi Si Buah Hati. Meskipun sama-sama berpola demokratis,  bentuk pengasuhan pada masing-masing anak boleh jadi sangat berbeda. Itu karena faktor lingkungan, budaya, kebiasaan, karakter anak, dan karakter orangtua turut memberi pengaruh. “Boleh jadi anak yang satu menganggap dicintai itu kalau orangtua sering memeluk dan membelainya, tapi anak lain merasa dicintai karena ia selalu ditemani bermain oleh Bunda dan Ayahnya,” ungkap Anas. Jadi, pola asuh yang pas akan menyesuaikan dengan karakter dan kebutuhan Si Buah Hati.

Agar penerapannya pas, dalam mengasuh Si Buah Hati, perhatikan hal-hal berikut ini:

Temperamen anak

Inilah 3 temperamen utama yang muncul di setiap generasi sejak usia kanak-kanak:

  1. Easy Child

Inilah anak bertemperamen mudah. Ciri-cirinya, anak ini sangat kooperatif dan cenderung periang. Kemampuan adaptasinya pun sangat tinggi, gampang bergaul dengan orang yang baru dikenal baik sebaya ataupun tidak.

  1. Si Mesin Diesel

Anak seperti ini sebetulnya menyenangkan dan cukup kooperatif, tetapi untuk bisa seperti itu di lingkungan yang baru, ia butuh waktu alias lama panasnya seperti mesin diesel. Anak perlu melakukan pengamatan dulu siapa yang hadir dan bagaimana situasinya sebelum berbaur atau beraksi.

  1. Difficult Child

Anak ini berkarakter agak sulit dalam arti tidak mudah puas, tidak mudah ditenangkan, dan cenderung sensitif. Akibatnya, ia sulit beradaptasi dengan orang dan lingkungan baru.

Contoh penerapannya, “Misal, saat hendak berkunjung ke tempat baru, bagi si easy child orangtua hanya perlu mengatakan tempat yang akan dituju, seperti apa suasananya, dan apa yang akan dilakukan di sana. Bagi si mesin diesel, orangtua perlu menjelaskan lebih jauh di mana letak tempat yang akan dituju, seperti apa gambarannya, permainan apa yang dapat dimainkan di sana. Nah, bagi si difficult child, orangtua harus menjelaskannya ekstra detail lagi. Ia perlu tahu siapa saja yang akan ia temui di sana dan apakah ia akan senang atau tidak saat berada di sana,” ungkap Anas.

Tahapan perkembangan Si Buah Hati

Penerapan pola asuh harus memperhatikan tahapan perkembangan yang sudah dicapai Si Buah Hati. Jika misalnya saat belajar berjalan Si Buah Hati belum berani melangkah sendiri, Bunda bisa merangsangnya dengan melakukan aktivitas yang memancingnya untuk berjalan. Jika di usia 3 tahun Si Buah Hati masih bergantung pada popok sebagai teman tidur, Bunda dan Ayah harus mulai memberikan toilet training di malam hari meski dalam keadaan mengantuk. Jadi, penerapan pola asuh sangat terkait dengan tugas perkembangan Si Buah Hati di setiap tahapan usia agar ia bisa mencapai tonggak-tonggaknya (milestones).

Informasi terkini seputar dunia anak

Lain ladang, lain belalang, lain zaman, lain pula tantangannya. Zaman yang berubah cepat menuntut Bunda dan Ayah untuk juga cepat memperbaharui informasi dan teknologi yang digunakan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, jadilah Bunda dan Ayah yang cerdas dengan pandai-pandai menyaring informasi berguna dari sekian banyak informasi yang sebagian ternyata hanyalah sampah. Meski merasa kurang nyaman, mungkin, ikutlah menyelam di dunia Si Buah Hati. Dengan begitu, kita bisa memberikan proteksi yang tepat mengingat dunia digital dapat diakses tanpa batas oleh Si Buah Hati, sehingga membahayakannya. “Dengan berinternet sehat dan cerdas, kita dapat memaksimalkan manfaatnya bagi Si Buah Hati. Pembicaraan pun bisa dibuka karena kita tahu apa yang positif dan negatif dari sebuah game, misalnya, dan mencegah dampak yang mungkin mengancam,” kata Anas.  Ya, menjadi orangtua bagi generasi masa depan memang tidak mudah. Orangtua, khususnya Bunda sebagai pendidik utama dan pertama bagi Si Buah Hati membutuhkan kesiapan mental dan intelektual yang selalu sejalan dengan perkembangan zaman.  

Kehangatan berkomunikasi

Meski apa yang disampaikan Si Buah Hati terdengar sepele, berikan perhatian penuh pada apa yag diucapkannya. Si Buah Hati bicara untuk  didengar dan dipahami, bukan dihakimi, atau disodori solusi yang belum tentu tepat mewakili kebutuhan dan perasaannya. Jika Si Buah Hati berkeluh kesah, tunjukkan empati kita pada perasaannya, lalu pancinglah ia untuk menemukan sendiri solusi bagi masalahnya. “Ya, Bunda mengerti, kamu kesal karena bonekamu hilang. Sekarang, sebaiknya bagaimana?” begitu contohnya.

Perasaan didengar dan dimengerti mendorong Si Buah Hati untuk juga belajar menjadi pendengar  yang mau mengerti orang lain. Lakukan komunikasi hangat dan terbuka dengan Si Buah Hati agar ia tahu bahwa Bunda dan Ayah peduli dan menyayanginya.

 

Bunda, yuk baca juga artikel tentang masa depan Si Buah Hati di artikel "Kemampuan Memori Si Buah Hati Tentukan Masa Depannya"

 

Image Article
Gaya Orangtua Millenial Mendidik Generasi Masa Depan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Menjauhkan Si Buah Hati dari Cedera

Published date

Mencapai tahapan usia toddler, biasanya Si Buah Hati sedang senang-senangnya berjalan, berlari, dan bereksplorasi untuk mengasah tumbuh kembang, proses belajar, dan membangun kemampuan kognitifnya. 

Bunda dan Ayah tentunya berusaha sebaik mungkin untuk menjaganya dari risiko cedera dan bahaya tersembunyi yang ada di rumah. Pengawasan adalah cara terbaik untuk memberi perlindungan pada Si Buah Hati, tapi bahkan orang tua yang paling waspada pun bisa kecolongan. 

Berikut ini beberapa cara sederhana untuk membantu mencegah cedera di rumah sendiri.

1. Amankan Perabotan

Tahukah Anda? Menurut Mary Mondozzi, MSN, PNP-BC, ahli kesehatan sekaligus fisiologi anak dari Akron Children’s Hospital, setiap 45 menit ada anak-anak yang harus dilarikan ke rumah sakit karena tertimpa TV atau perabotan rumah tangga lainnya di Amerika Serikat. 

Rasa ingin tahu Si Buah Hati yang sangat tinggi membuatnya melakukan hal-hal seperti memanjat furnitur atau berlari tanpa melihat ke depan sehingga menabrak tembok atau perabotan. Tunjukkan cinta Bunda dengan mengamankan perabotan agar tidak dapat dipanjat oleh Si Buah Hati.

Jangan lupa untuk mengunci lemari dan laci agar tidak ditarik yang dapat menyebabkan pergeseran berat lemari sehingga memudahkan lemari jatuh, dan atur kembali tata letak perabotan agar tidak mengganggu pergerakannya.

2. Keracunan Bahan Kimia atau Obat

Dari pupuk, obat-obatan, make up, hingga pembersih kimia menyimpan sejuta bahaya bagi Si Buah Hati. Dokter Mary L. Gavin, yang juga menjabat Senior Medical Editor di Kids Health Organization, menyarankan untuk melakukan aksi cerdas dengan mengamankan bahan-bahan kimia berbahaya dengan menguncinya di dalam lemari, menjauhkan obat-obatan dan make up dari jangkauannya, serta ingatkan agar tidak mendekati tanaman-tanaman yang diberikan pupuk atau obat anti hama.

3. Benda Tajam dan Alat Listrik

Anak-anak yang asyik bermain dan selalu bergerak aktif cenderung mengalami luka dan goresan. Berikan perlindungan dari benda tajam dan berbahaya di dalam rumah seperti menyimpan pisau, garpu, dan gunting di laci yang bisa dikunci, serta simpan benda-benda yang terbuat dari kaca di lemari tinggi jauh dari jangkauan tangan mungilnya.

Selain benda tajam, jauhkan stop kontak atau kabel peralatan elektronik agar tidak memicu kejadian tersetrum, gunakan penutup stop kontak agar tidak dimain-mainkan, dan pastikan tidak ada kabel listrik yang terkelupas.

Bantu proses eksplorasi Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Amankan rumah dari ancaman yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan Si Buah Hati ya.

Image Article
Jauhkan Benda Berbahaya Saat Si Kecil Belajar Mengeksplorasi Lingkungannya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kapan Si Buah Hati Siap Masuk Sekolah?

Published date

Banyak para Bunda bingung, kapan sebaiknya mendaftarkan Si Buah Hati ke sekolah. Lalu bagaimana memilih sekolah yang tepat untuk Si Buah Hati? Tentunya ada banyak pertanyaan lain yang ingin dilontarkan para Bunda.

Nah, mempersiapkan Si Buah Hati bersekolah, tentunya tidak hanya mempersiapkan kebutuhan sehari- sehari seperti buku, tas, bekal, seragam dan lainnya. Akan tetapi, menurut dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, hal yang lebih penting diperhatikan juga ada kesiapan Si Buah Hati. Berikut penjelasannya;

Anak masuk Playgroup

  • Perhatikan rentang usia. Usia masuk playgroup idealnya 3–4 tahun. Playgroup menekankan pada prinsip bermain sambil belajar yang merangsang tumbuh kembang Si Buah Hati, bukan pada kemampuan akademiknya. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensinya semenjak dini agar anak dapat berkembang secara wajar sesuai dengan tingkat usianya.
  • Bantu anak beradaptasi. Dapat dilakukan dengan cara mengajak Si Buah Hati untuk observasi atau mengunjungi langsung sekolah agar mengenal sekolahnya sebelum ia menjalani hari pertama sekolah. Misalnya, mengajaknya berkeliling sekolah sambil berkenalan dengan para guru, menunjukkan fasilitas sekolah seperti ruang kelas, taman bermain, lapangan, dan sebagainya untuk membantu Si Buah Hati beradaptasi. Disini Bunda dan Ayah dapat melihat respons Si Buah Hati dan mendengarkan pendapatnya tentang sekolah tersebut. Dalam kesempatan ini, Bunda dan Ayah juga dapat mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai playgroup yang akan dipilih dan mengetahui apakah playgroup tersebut cocok untuk Si Buah Hati terutama dalam membentuk kepribadiannya.
  • Latih Si Buah Hati bersopan-santun/bertatakrama yang baik. Hal ini perlu dilakukan karena pembelajaran nilai-nilai kesopanan sangat penting dalam membentuk kepribadian. Selain itu, ajari Si Buah Hati untuk belajar berbagi, bekerja sama dengan teman, mengendalikan emosi dan sebagainya.

Anak masuk TK

  • Perhatikan rentang usia. Usia tepat anak masuk TK antara 4 - 5 tahun karena pada usia ini kemampuan emosi dan kognitifnya sudah berkembang dengan baik.
  • Latih kemampuan social help. Hal ini perlu dilakukan agar Si Buah Hati mengerti kebutuhan orang lain, misalnya tidak bersikap egois, mau mendengarkan orang lain, mau berbagi dengan teman,  mengendalikan emosi, dan sebagainya.
  • Latih kemampuan memahami instruksi, menyimak, mau mengikuti perintah guru, mengenal aturan serta belajar bersama teman-temannya sehingga saat ia melanjutkan ke sekolah selanjutnya, ia dapat memiliki tanggung jawab, bisa mengikuti peraturan, tata tertib dan disiplin, serta bisa memahami keberadaan di lingkungannya.
  • Latih kemandirian dan percaya diri anak. Hal ini perlu dilakukan agar Si Buah Hati tidak perlu ditemani masuk kelas oleh Bunda dan Ayah atau pengasuhnya saat di sekolah. Selain itu, ajari juga Si Buah Hati untuk mengeluarkan tempat makan dari dalam tas, membuka sendiri tempat makan dan botol minumnya, memasang kancing baju, kaos kaki, tali sepatu, membuka celana, dan sebagainya.

Bila ada kesempatan free trial class, tidak ada salahnya dicoba. Hal ini dapat membantu orangtua dan anak untuk mengevaluasi apakah kurikulum dan program yang tersedia sesuai dengan minat dan kemampuan Si Buah Hati.

Kelas percobaan juga bertujuan memberi waktu  pada Si Buah Hati untuk mengenal lingkungan dan mendapatkan pengalaman di sekolah tersebut. Hal ini bermanfaat bagi Bunda dan Ayah dalam mengamati dan mengevaluasi apakah Si Buah Hati merasa nyaman dengan lingkungan di lembaga pendidikan itu, termasuk dengan guru/karyawan dan sarana prasarana yang tersedia di sana.

Bagi pihak lembaga pendidikan, masa trial ini membantu mereka untuk memberi evaluasi apakah Si Buah Hati cukup sesuai dan mampu untuk mengikuti kurikulum sekolah tersebut.

Kesimpulannya, dengan mengikuti kelas trial, Bunda dan Ayah jadi tahu potensi dan kemampuan Si Buah Hati, apakah bisa atau tidak ia mengikuti kurikulum atau program di sekolah itu. Dengan demikian, mengurangi kemungkinan Si Buah Hati mengalami stres, kurang percaya diri, rendah diri, kurang bersemangat bahkan frustasi bila memang kemampuan/potensinya tidak memadai untuk mengikuti kurikulum di sekolah tersebut.

Untuk mendukung kesiapan Si Buah Hati masuk sekolah, pastikan Bunda memberikan nutrisi, lengkap dan seimbang sesuai dengan usianya, stimulasi serta cinta Bunda dan Ayah agar Si Buah Hati tumbuh dan berkembang secara optimal.

Bunda yuk baca juga artikel tentang sekolah Si Buah Hati di artikel "Tips Memilih Sekolah Untuk Si Buah Hati.”

Image Article
Kapan Si Kecil Siap Masuk Sekolah?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Manfaat Susu untuk Bantu Melancarkan Pencernaan Si Buah Hati

Published date

Duh, siapa sih Bunda yang tidak sedih melihat Si Buah Hati rewel saat ia susah BAB (buang air besar) dan melihatnya kesakitan? Sembelit memang bisa dikatakan sebagai salah satu penyakit yang sering dikeluhkan sejak Si Buah Hati diperkenalkan dengan makanan padat. Biasanya, di usia 1-3 tahun, sembelit menjadi gangguan yang sering membuat Bunda khawatir. 

Penyebab Anak Susah BAB

Biasanya anak akan BAB sekali dalam sehari, dan masih tergolong normal saat ia BAB dua hari sekali. Namun jika frekuensi BAB-nya kurang dari tiga kali dalam seminggu, maka bisa dipastikan ia mengalami sembelit. Saat sembelit, biasanya dia mengalami feses keras, kering, dan berukuran besar sehingga sulit untuk dikeluarkan. Gejala-gejala dari Si Buah Hati yang mengalami sembelit adalah sakit perut, rasa nyeri saat BAB yang membuat rewel dan menangis, adanya sedikit bekas feses cair di celana dalam atau popok, serta adanya darah di permukaan feses.

Bunda, diantara beberapa penyebab anak susah BAB biasanya karena kurangnya pemberian air minum serta kurangnya konsumsi buah dan sayuran sehingga ia tidak cukup mendapat serat pangan. Selain itu, takaran susu yang berlebihan (terlalu kental) juga bisa menyebabkan anak susah BAB. 

Penyebab lain yang membuat Si Buah Hati sembelit adalah:

Sering menahan BAB

Ini bisa terjadi karena ia keasyikan bermain, merasa malu menggunakan toilet umum, atau pernah mengalami sembelit sebelumnya dan BAB jadi menyakitkan sehingga ia trauma.

Tidak suka toilet training

Saat Si Buah Hati terlalu awal diperkenalkan dengan toilet training dan ia merasa tidak siap melakukannya, maka ia menjadi enggan untuk BAB sebagai bentuk pemberontakan.

Perubahan lingkungan, cuaca, dan rutinitas

Perubahan-perubahan ini dapat membuat Si Buah Hati stres dan tidak nyaman sehingga keinginan untuk BAB menjadi hilang.

Kurang beraktivitas

Jika Si Buah Hati lebih banyak berperilaku kurang aktif, seperti duduk dan tiduran, dan jarang melakukan aktivitas intens seperti olahraga, maka kemungkinan besar ia akan mengalami sembelit.

Sedang sakit atau mengonsumsi obat-obatan

Ada beberapa jenis penyakit dan obat-obatan yang berpengaruh ke sistem pencernaan, membuat ia menjadi susah BAB.

 

Cara Mengatasi Anak Susah BAB

Cara yang paling tepat untuk mengatasi sembelit adalah mengatasi penyebabnya. Beberapa cara yang bisa Bunda lakukan:

Memberinya buah-buahan pencahar

Buah-buahan yang mengandung sorbitol bisa menjadi pilihan untuk membantu Si Buah Hati cepat BAB, karena sorbitol membantu pergerakan usus dan melunakkan feses. Buah-buahan tersebut di antaranya adalah pir, anggur, buah-buah berry, apel, alpukat, dan plum. Bunda juga bisa memberikannya pepaya karena terdapat enzim papae yang melancarkan BAB.

Baca Juga: Susu yang Baik untuk Pertumbuhan

Memberinya banyak air putih

Cairan akan membantu membuat feses menjadi lebih lunak sehingga lebih mudah dikeluarkan.

Ajak ia bergerak dengan intens

Bunda bisa mengajaknya berjalan kaki, senam mengikuti gerakan di video-video di internet, atau bermain yang membutuhkan aktivitas fisik seperti kejar-kejaran, bermain bola, atau bermain di taman bermain. 

Memberinya probiotik

Jika diperbolehkan oleh dokter anak, maka Bunda bisa memberikan Si Buah Hati makanan dan minuman yang mengandung probiotik, misalnya yoghurt, keju, tempe, roti sourdough, atau susu yang diperkaya denganprobiotik. Perhatikan juga jadwal minum susu anak 3 tahun. 

Semangati untuk mencoba BAB

Bunda bisa memintanya untuk ke toilet setiap habis makan dan mencoba untuk BAB. Untuk memudahkan feses keluar, Bunda bisa menaruh bangku kecil di bawah kakinya saat ia duduk di WC dan menunggu 5-10 menit. Temani dan semangati dia; jika berhasil, berikan apresiasi ringan seperti pelukan atau stiker kesuksesan.

Manfaat Susu untuk Melancarkan Pencernaan

Saluran pencernaan merupakan salah satu organ penting yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, serta kesehatan Si Buah HatiSaluran pencernaan yang sehat dapat mencerminkan kesehatan secara umum. Keberadaan mikrobiota khususnya probiotik baik di saluran cerna diketahui memberikan manfaat baik untuk kesehatan.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan saluran pencernaan Si Buah Hati adalah dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama hari-hari pertama anak hidup di dunia hingga usia anak enam bulan. Selain itu, pemberian ASI tetap dilanjutkan bersamaan dengan pemberian MPASI yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Buah Hati. 

Di usia 1 tahun ke atas, Si Buah Hati bisa mulai berikan susu yang diperkaya dengan probiotik dan produk susu terfermentasi seperti yogurt dan kefir, karena terbukti dapat mempengaruhi mikrobiota usus yang memberi manfaat untuk tubuh manusia. 

Anak-anak cenderung mengonsumsi makanan yang kurang bervariasi dibandingkan orang dewasa. Susu terfortifikasi dapat menjadi alternatif yang nyaman untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup saat mereka tumbuh. 

Susu memiliki kandungan nutrisi baik seperti kalsium, protein, omega-3, omega-6 hingga probiotik yang baik untuk pencernaanSejumlah kandungannya seperti vitamin D dan kalsium dapat memperkuat tulang. Inilah mengapa sering kali disebut sebagai susu peninggi badan anak 3 tahun.

Susu juga mengandung lemak baik untuk Si Buah Hati. Lemak dalam susu menyediakan kalori serta vitamin esensial untuk anak. Lemak susu juga memiliki pengaruh dalam perkembangan otak Si Buah Hati.

  

Kandungan Susu yang Baik untuk Pencernaan

Probiotik

Susu yang mengandung probiotik telah terbukti ilmiah dapat meningkatkan kesehatan pencernaan. Penelitian menunjukkan bahwa susu yang diperkaya probiotik sangat efektif untuk mendukung mikrobiota dalam usus. Probiotik adalah bakteri hidup yang bermanfaat (bakteri baik) untuk sistem pencernaan manusia karena mampu menjaga kesehatan saluran cerna. Probiotik membantu tubuh mengganti bakteri-bakteri  baik dalam usus saat terganggu karena penyakit atau pengobatan. 

Prebiotik

Susu dengan prebiotik tidak hanya baik untuk kesehatan pencernaan tapi juga memiliki sifat antidiabetes, antihipertensi, hingga meningkatkan imunitas. Prebiotik adalah serat pangan yang membantu pertumbuhan bakteri  baik di dalam sistem pencernaan. Hal ini membuat sistem pencernaan bekerja dengan lebih lancar dengan menjadi sumber makanan bagi bakteri baik di saluran cerna manusia.

Selain memberikan susu untuk melancarkan pencernaan, pastikan Si Buah Hati mendapatkan cukup serat dari makanannya, minum air putih yang cukup, rutin melakukan aktivitas fisik, serta tidak menunda jika ada tanda-tanda ingin BAB.

Image Article
gambar anak mules
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Optimalkan Kesehatan Si Buah Hati dan Matanya dengan Vitamin A

Published date

Orang tua merasa perlu untuk terus bersikap tenang apalagi saat membiarkan Si Buah Hati bereksplorasi, terlebih saat ia bermain di luar ruangan. Bunda tak perlu khawatir, tetaplah yakin bahwa apa pun yang dilakukannya akan membawa dampak baik bagi proses tumbuh kembangnya. 

Selain memberikan pengawasan dan imbauan, hal yang dibutuhkan oleh Si Buah Hati adalah perlindungan dari dalam. Termasuk memperhatikan asupan vitamin A-nya.

Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kejadian balita kekurangan Vitamin A (retinol) mencapapai 24,3%. Sementara menurut World Health Organization (WHO), kekurangan vitamin A menimbulkan dampak negatif pada berkurangnya daya penglihatan, perkembangan kemampuan kognitif, dan proses belajar Si Buah Hati. Maka dari itu, pada tahapan usia 1+ ini, Bunda perlu menambahkan buah-buahan sumber vitamin A berikut ini tips kesehatan Si Buah Hati dengan melindunginya dalam menu makan sehatnya.

Anggur

Pedoman Gizi Seimbang (PGS) menjelaskan dalam sekali makan perlu disajikan sayuran dan buah-buahan, di samping makanan pokok dan lauk-pauk. Salah satunya dengan menyajikan anggur. Di balik rasanya yang manis, buah anggur merupakan sumber Vitamin A. Menurut Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI), setiap 100 gram buah anggur mengandung vitamin A sebanyak 7 mg.

Pepaya

Tidak jauh beda anggur, pepaya juga termasuk ke dalam buah yang banyak mengandung vitamin A. Berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), setiap 100 gram buah pepaya mengandung vitamin A sebanyak 365 mg. Banyaknya kandungan vitamin A pada pepaya jangan sampai disia-siakan ya. Bunda dapat menyajikannya sebagai camilan segar kepada Si Buah Hati.

Apel

Apel digemari karena rasanya yang asam manis dan renyah. Tapi bukan hanya itu, kandungan nutrisi yang salah satunya adalah vitamin A, baik untuk melindungi permukaan mata Si Buah Hati. Menurut data yang ada pada DKBM, setiap 100 gram buah apel mengandung vitamin A sebanyak 90 mg. Vitamin A pada apel paling besar terutama pada bagian kulitnya. Maka dari itu, PGS menyarankan agar Bunda memberikan potongan buah apel tanpa membuang kulitnya kepada Si Buah Hati.

Bunda, baca juga artikel ini: Bunda, Ini Cara Mudah Agar Si Buah Hati Suka Sayuran

Mangga

Buah musiman ini banyak ditunggu para penggemarnya karena kandungan gizinya yang lengkap. Mangga memiliki tesktur yang lembut, sehingga lebih mudah dikonsumsi oleh Si Buah Hati. Selain itu, buah berwarna kuning dan berserat ini juga menyimpan vitamin A yang melimpah. Menurut DKBM, 100 gram buah mangga mengandung vitamin A sebanyak 6 gram. Dari semua buah disebutkan sebelumnya, tentunya kandungan vitamin A buah mangga ini yang paling besar.

Jaga kesehatan Si Buah Hati, terutama daya penglihatannya, dengan memberikan buah-buahan sumber vitamin A ini dalam pola makannya sehari-hari. Bunda juga dapat melengkapi asupan bernutrisi dan seimbang Si Buah Hati dengan memberikan secara rutin DANCOW 1+. Selain  mengandung vitamin A, susu pertumbuhan ini juga mengandung Lactobacillus rhamnosus & Bifidobacterium longum, Serat Pangan Inulin, Vitamin C dan E, serta Selenium dan Zinc.

Image Article
Optimalkan Kesehatan Anak dan Matanya dengan Vitamin A
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Anak Susah Makan? Bunda Bisa Coba Cara Ini

Published date

Makin tinggi usia Si Buah Hati, maka tambah pula variasi makanannya. Bisa jadi, di masa ini Bunda berusaha keras untuk memenuhi nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh Si Buah Hati.

Yang paling mengkhawatirkan adalah kala Si Buah Hati mengalami susah makan. Seperti sering menutup mulut rapat-rapat atau melepeh makanan yang sudah masuk mulut. Untuk mengatasinya, Bunda pun berusaha ekstra keras membujuk Si Buah Hati untuk makan. Hingga proses makan membuat Bunda maupun Si Buah Hati sama-sama stres.

Banyak hal yang dapat menjadi penyebab Si Buah Hati susah makan, antara lain dapat disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Contoh faktor fisik misalnya ada gangguan organ pencernaan atau bagian mulut yang mengalami sariawan atau tumbuh gigi. Sementara faktor psikis terjadi kala proses makan kurang menyenangkan atau makanan anak 1 tahun, baik secara rasa atau tampilan.

Masalahnya bila anak susah makan, bisa jadi kebutuhan nutrisi dan gizinya tidak akan tercukupi. Kalau sudah begini, bisa jadi proses pertumbuhan dan eksplorasi Si Buah Hati akan terganggu. Tetapi Bunda jangan khawatir. Berikut ada beberapa cara mengatasi anak susah makan dari dokter spesialis anak, dr. Soedjatmiko, SpA(K), M.Si.:

Perhatikan kesehatan mulut dan gigi Si Buah Hati

Ketika Si Buah Hati mulai rewel kala makan, baiknya Bunda mencari tahu apa yang terjadi pada rongga mulut, gusi, dan giginya. Apakah semua dalam kondisi normal, tengah tumbuh gigi, atau mengalami sariawan. Kemudian, berikanlah makanan yang sesuai dengan daya tampung mulut dan kemampuan gigi untuk mengunyah.

Hindari Porsi Banyak Sekaligus

Saat Bunda mendekati Si Buah Hati untuk makan, usahakan menghidangkan makanan dalam piring kecil. Jangan langsung membawa makanan dalam piring besar karena secara psikologis akan membebani Si Buah Hati bila harus menghabiskan seluruhnya. Sementara sajian dalam piring yang mini akan membuat Si Buah Hati lebih santai karena berpikir jumlah makanan yang dihabiskan tidak banyak.

Bunda juga bisa membujuk Si Buah Hati seperti “ Ayo dihabiskan, piringnya kan kecil,” atau “Siapa bilang makanannya banyak, ini kan piringnya kecil”. Bisa juga Bunda menghidangkan makanan dalam piring yang dipilih Si Buah Hati sendiri, sehingga lebih bersemangat menyantap menyantapnya.

"Perhatikan pula jarak waktu antara makan besar, ngemil, dan minum susu. Jangan terlalu dekat dan jangan pula terlalu jauh. Memberikan susu pertumbuhan dan air putih juga sebaiknya diberi jeda waktu," kata dr. Soedjatmiko. "Sehingga Si Buah Hati tidak merasa kekenyangan dan menolak makan atau minum."

Jangan Berikan Makanan Manis Sebelum Makan

Sebaiknya Bunda menghindari pemberian makanan atau camilan manis menjelang waktu makan besar. Sebab makanan manis akan membuat Si Buah Hati merasa sudah “kenyang” sebelum saatnya makan. Untuk camilan, sebaiknya Bunda menyediakan aneka kudapan yang bergizi dan disukai Si Buah Hati. Misalnya bila Si Buah Hati suka puding susu dingin atau martabak telur mini, tidak ada salahnya kedua menu itu dibuat camilan yang bisa dinikmati Si Buah Hati kapan saja.

Berikan Menu Sesuai Selera Si Buah Hati

Agar menu yang Bunda tawarkan tak selalu ditolak Si Buah Hati, ada baiknya Bunda menyiapkan makanan yang sesuai selera atau minatnya. Perhatikan juga tampilan warna, bau, dan rasa makanan bisa menggugah nafsu makan Si Buah Hati.

Biarkan Makan Sendiri

Seringkali Bunda merasa menyuapi adalah cara paling tepat bila Si Buah Hati susah makan. Pandangan ini tidak sepenuhnya salah, karena menyuapi bisa memastikan Si Buah Hati memakan makanannya secara sempurna. Tetapi, kenapa tidak sesekali Bunda biarkan Si Buah Hati makan sendiri? Biasanya makan sendiri, selain mengajarkan Si Buah Hati untuk mandiri, Bunda juga bisa melihat jenis makanan apa yang lebih disukai Si Buah Hati.

Jangan khawatir bila makanan jadi berantakan atau Si Buah Hati membutuhkan waktu lama, yang penting dia makan sendiri tanpa bujuk rayu Bunda.

Rajin Beri Pujian dan Kasih Sayang

Bunda, jangan ragu memberikan pujian kepada Si Buah Hati ketika makan. Kata-kata seperti “Nah, jagoan Bunda memang hebat, makannya habis,” atau “ Begitu dong… baru anak pintar,” harus sering dilontarkan sehingga mendorong Si Buah Hati untuk makan.

Memberikan makan dalam suasana penuh kasih sayang juga penting. Sebaiknya hindari nada mengancam atau membentak bila Si Buah Hati menolak makan. Cara-cara itu justru akan membuat Si Buah Hati makin antipati terhadap makanan. Sementara suasana positif seperti mengajak Si Buah Hati makan bersama, akan menularkan kebiasaan makan secara teratur.

Konsultasi ke Dokter

Kalau semua cara di atas tidak berhasil, Bunda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik. Sehingga Si Buah Hati mendapatkan gizi seimbang untuk tumbuh kembang dan eksplorasinya.

Image Article
Anak Susah Makan? Bunda Bisa Coba Cara Ini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Fakta Penggunaan Antibiotik untuk Si Buah Hati

Published date

Bunda, ketika Si Buah Hati sakit dan pergi ke klinik, biasanya dokter akan memberikan obat serta antibiotik. Pada tubuh, keberadaan antibiotika akan menekan atau memutus metabolisme bakteri. 

Agar berfungsi optimal, biasanya dokter menganjurkan Bunda agar antibiotik diminum hingga habis. Meski antibiotik dapat membantu penyembuhan penyakit, Bunda tidak bisa membelinya tanpa resep dari dokter. 

Jenis antibiotik yang Bunda berikan pada anak haruslah sesuai dengan petunjuk dokter. Berikut enam fakta tentang penggunaan antibiotik untuk Si Buah Hati:

1. Antibiotik vs Sistem Imun Si Buah Hati

Sejak lahir, Si Buah Hati telah memperoleh sistem imun tubuh. Keberadaan sistem imun ini secara alami akan melindungi tubuh anak dari penyakit. Karena itu, sebaiknya Bunda tidak langsung panik bila ia sakit. 

Selama tiga hari pertama, Bunda cukup memberikannya asupan makan bernutrisi dan bergizi, juga memperhatikan waktu istirahatnya. Bila dalam tiga hari kondisinya belum membaik, periksalah ia ke dokter.

2. Antibiotik Bisa Memberi Efek Samping pada Si Buah Hati

HIngga berusia satu tahun, sistem pencernaan Si Buah Hati masih dalam proses perkembangan hingga berfungsi sempurna. Terkadang, penggunaan antibiotik bisa menimbulkan efek samping seperti terjadinya diare, alergi ruam kulit, gangguan pernafasan, atau pembengkakan bibir dan kelopak mata. Bila ia menunjukkan gejala di atas, Bunda harus segera berkonsultasi ke dokter. Mungkin ia tidak cocok dengan jenis antibiotik yang diresepkan dokter.

3. Antibiotik Membunuh Bakteri Penyebab Infeksi

Benar Bunda, antibiotik hanya bisa membunuh bakteri penyebab infeksi. Jadi bila infeksi bukan disebabkan bakteri, maka akan sulit dilumpuhkan dengan antibiotik. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik bila menemukan tanda atau gejala infeksi bakteri pada Si Buah Hati. 

Biasanya berupa demam, nyeri tenggorokan, telinga nyeri, sesak nafas, nyeri saat buang air kecil, dan lain-lain.

4. Penting Mengetahui Penyakit yang Tidak Perlu Antibiotik

Tidak semua penyakit atau infeksi disebabkan oleh bakteri. Karena itu, tidak semua penyakit membutuhkan bantuan pengobatan antibiotik. Misalnya saja pilek, radang tenggorokan, batuk, diare dan demam. 

Rata-rata penyakit yang disebutkan tadi berhubungan dengan virus, jadi ada kemungkinan tidak mempan dengan antibiotik.

5. Konsultasikan ke Dokter untuk Mendapatkan Antibiotik

Beberapa penyakit memang bukan disebabkan oleh bakteri yang dapat disembuhkan oleh antibiotik. Namun bukan berarti Bunda harus menolak resep antibiotik dari dokter kala Si Buah Hati mengalami pilek. Sebab bisa saja, dokter memiliki pertimbangan atau mendeteksi penyakit lain. Karena itu, sangat dianjurkan Bunda aktif berkonsultasi dengan dokter kala memeriksakan kondisi kesehatan anak.

6. Gunakan Antibiotik Secara Tepat

Ketika memperoleh resep antibiotik, ada baiknya Bunda mengikuti anjuran dokter. Bila Si Buah Hati disarankan menghabiskannya, maka jangan sisakan satu antibiotik pun. Sebab biasanya, pertumbuhan bakteri baru benar-benar terputus dan hilang dari tubuh bila antibiotik yang diresepkan habis diminum. Namun jangan pula berlebihan memberikan antibiotik pada anak. 

Sebab penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru akan membuat bakteri di tubuh menjadi resisten. Sehingga penyakit akan mudah kembali menjangkit anak dan sulit disembuhkan. Artinya, Bunda harus mematuhi resep yang diberikan oleh dokter.

Untuk menjaga daya tahan tubuh Si Buah Hati, bisa pula memberikannya susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Serba-serbi tentang Antibiotik untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Jangan Sepelekan Manfaat Tidur Siang agar Si Buah Hati Tumbuh Optimal

Published date

Bermain bola, melompat-lompat, main sepeda, main mobil-mobilan atau boneka? Hmmm, melihat tingkah pola Si Buah Hati yang aktif memang menyenangkan ya Bunda. Tapi, apakah Bunda pernah khawatir saat si Si Buah Hati susah diajak tidur siang? Padahal manfaat tidur siang untuk Si Buah Hati mampu mengembalikan energi yang habis terbakar untuk aktivitasnya. Selain itu tidur, siang juga penting untuk proses tumbuh kembangnya lho, Bunda.

Kok bisa? Ini jawabannya. Sebuah studi oleh Medical Harvard University menunjukkan selama tidur siang, terjadi pelepasan hormon pertumbuhan (human-Growth Hormone, h-GH) ke dalam darah. Hormon inilah yang merangsang pertumbuhan tubuh Si Buah Hati. Hormon pertumbuhan secara alami diproduksi oleh otak sejak ia lahir. Seiring dengan bertambahnya usia Si Buah Hati, hormon ini akan semakin menurun fungsinya dan akan berhenti setelah mencapai usia pubertas. Oleh karena itu Bunda, alangkah baiknya bila Si Buah Hati mendapatkan kesempatan untuk tidur siang secara optimal, tentunya untuk mendukung pertumbuhannya pula.

Penyebab Si Buah Hati Susah Tidur Siang

Si Buah Hati sudah terlihat lelah beraktivitas, tapi tetap saja masih belum mau diajak tidur siang. Bagaimana ini? Tenang Bunda, tidak perlu panik. Yuk, kita cari tahu penyebab Si Buah Hati susah tidur siang. Coba perhatikan bahan makanan yang dikonsumsinya. Karena ternyata makanan yang mengandung kafein dapat menyebabkan Si Buah Hati susah tidur. Bukan itu saja, kebiasaan main game atau menonton film horor juga bisa jadi penyebab lain Si Buah Hati susah tidur siang. Hal ini karena mereka keasyikan main game sampai akhirnya ketagihan dan lupa waktu. Manfaat tidur siang yang seharusnya mereka dapatkan pun hilang begitu saja. Perhatikan juga tontonan televisinya ya Bunda. Jangan sampai ia takut tidur hanya karena baru saja melihat tayangan yang menakutkan.

Si Buah Hati di usia 3 tahun memang sedang gemar-gemarnya bermain. Padatnya aktivitas inilah yang kadang membuat Si Buah Hati menganggap tidur siang tidak lebih penting dari bermain. Atau, bisa jadi Si Buah Hati susah tidur siang karena belum terbiasa. Bahkan, kalau terlalu dipaksa Si Buah Hati suka kabur dari kamar karena enggan tidur siang.

Image Article
Jangan Sepelekan Manfaat Tidur Siang agar Si Kecil Tumbuh Optimal
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Tips Pola Makan untuk Melindungi Masa Eksplorasi Si Buah Hati

Published date

Pada masa periode emas pertumbuhan, Si Buah Hati biasanya sangat aktif bergerak. Sebentar lari ke halaman, tak lama kemudian sudah berloncat-loncatan di atas kasur. Tentu tidak ada yang salah dengan itu. 

Bunda menginginkan Si Buah Hati bebas bereksplorasi kan? Aktifnya Si Buah Hati juga sebagai proses belajar dia untuk lebih percaya diri dan mandiri.

Namun pada masa eksplorasi anak, terkadang Bunda merasa khawatir dengan daya tahan tubuh Si Buah Hati yang masih berkembang. Nah, agar kekhawatiran itu tidak terjadi, Bunda sebaiknya memberikannya asupan bernutrisi lengkap. 

Si Buah Hati memiliki daya tahan tubuh optimal dan selalu sehat untuk mendukung periode eksplorasinya.

Bagaimana pola makan yang mendukung Si Buah Hati untuk terlindungi dan aktif bereksplorasi? Berikut penjelasan pakar gizi Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc.:

1. Siapkan Menu Makanan Bernutrisi Lengkap Saat Makan

Secara umum, tentunya Si Buah Hati harus mendapatkan asupan energi dan zat gizi lengkap dari makanannya selama sehari semalam. Bunda perlu menyediakan hidangan makan pagi, siang, dan malam yang terdiri dari berbagai jenis bahan makanan sehingga dapat menjadi sumber energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta air.

"Setiap kali anak makan, Bunda harus melengkapinya dengan karbohidrat seperti nasi, roti atau mie, juga sayur beraneka warna seperti brokoli, dan wortel, serta lauk-pauk hewani dan nabati seperti ikan, telur atau unggas, serta tahu maupun tempe," kata dokter Tati, sapaan akrab Saptawati.

2. Berikan Makanan Selingan Padat Gizi di antara Dua Waktu Makan

Di antara dua waktu makan, lengkapi kebutuhan energi dan zat gizi Si Buah Hati dengan menyediakan makanan selingan yang padat gizi seperti susu pertumbuhan. Bunda bisa pula memberikannya buah beraneka warna, seperti pepaya, pisang, jeruk yang setiap musim tersedia ataupun kudapan sehat. 

Misalnya, bubur kacang hijau atau puding susu. Untuk besarnya porsi disesuaikan dengan perut Si Buah Hati, ya Bunda. "Yakni sekitar setengah porsi orang dewasa," jelas dokter Tati.

3. Pastikan Makanan Mengandung Nutrisi untuk Anak Aktif

Nutrisi spesifik seperti protein dan kalsium sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan otot dan tulang Si Buah Hati, serta zat besi untuk mendukung fungsi kognitif dan konsentrasinya. Ini penting agar Bunda bisa selalu mendukung aktivitasnya untuk bereksplorasi.

Selain itu, ia juga membutuhkan seng (Zn), Selenium (Se), serta vitamin C, E, dan A. Zat gizi ini penting untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh Si Buah Hati ,agar selalu terlindungi dari berbagai penyakit infeksi. 

Tentunya Si Buah Hati juga membutuhkan asam lemak omega-3 & omega 6 agar selalu dapat berkonsentrasi dan kreatif dalam bereksplorasi.

4. Sediakan Susu Pertumbuhan yang Diperkaya Probiotik

Selain makanan sebagai sumber energi dan zat gizi lengkap agar Si Buah Hati dapat aktif bereksplorasi, pastikan kekebalan tubuhnya optimal. Sehingga ia selalu siap untuk melindungi kesehatan Si Buah Hati.

Menurut dokter Tati, saluran cerna merupakan organ kekebalan tubuh terbesar. Agar pencernaan tetap terjaga, sebaiknya Si Buah Hati kerap mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik atau bakteri baik. Probiotik berfungsi menyeimbangkan ekosistem dalam pencernaan manusia dengan menekan pertumbuhan bakteri jahat. 

Oleh karena itu Si Buah Hati perlu memperoleh probiotik dari makanannya seperti susu pertumbuhan atau produk susu yang diperkaya dengan probiotik. "Salah satunya adalah probiotik Lactobacillus rhamnosus yang manfaatnya terbukti menjaga kekebalan tubuh Si Buah Hati," kata dia.

Selain itu, pastikan probiotik tersebut selalu dalam keadaan hidup dan berkembang biak sehingga bisa memberi manfaat tersebut. Misalnya dengan memberikan Si Buah Hati asupan serat yang berfungsi sebagai prebiotik, yang merupakan makanan probiotik agar dapat menjalankan perannya. Contoh prebiotik adalah laktosa yang juga merupakan kandungan susu.

5. Suguhkan Multivitamin atau Suplemen Tambahan

Bila Bunda sudah menyediakan hidangan makanan yang mengandung beraneka jenis bahan makanan di setiap waktu makan besar, yaitu makan pagi, siang, dan malam serta dilengkapi makanan selingan di antara dua waktu makan. 

Jika Si Buah Hati selalu dapat menghabiskan porsi makannya, maka ia tidak memerlukan suplemen vitamin dan mineral sintetik. Kecuali saat Si Buah Hati sedang tidak sehat sehingga tidak dapat menghabiskan porsi makannya.

Itulah 5 cara yang bisa dilakukan untuk mendukung dan melindungi Si Buah Hati dalam bereksplorasi. Dengan cinta kasih dan stimulasi dari Ayah dan Bunda, ia pun akan tumbuh kembang secara optimal.

Dukung eksplorasi Si Buah Hati dengan DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tips Parenting Anak: Tips Pola Makan untuk Melindungi Masa Eksplorasi Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off