Cara Mendidik Anak dalam Membatasi Penggunaan Gadget
11-11-2020
Perkembangan teknologi membuat Si Buah Hati ikut merasakan dampaknya. Itu karena anak-anak kelahiran 2011 dan setelahnya yang disebut Generasi Alfa (Gen A) merupakan digital native murni atau anak-anak yang sudah kenal perangkat digital bahkan sejak baru lahir.
Perhatikan saja, tanpa kita ajari dengan susah payah, Si Buah Hati sekarang sudah pandai menggeser layar sentuh pada ponsel Bunda. Alhasil, teknologi digital melekat pada anak Gen A bagaikan sesuatu yang alami meskipun orangtua berusaha memberi batasan. Tidak heran, pembatasan penggunaan gadget pada Si Buah Hati menjadi perkara yang tidak mudah. Ditambah, Bunda dan Ayah sendiri adalah para pengguna gadget yang cukup intens.
Satu hal yang perlu diketahui, para pakar perkembangan anak telah bersepakat, tontonan di layar (termasuk gadget dan televisi) sebaiknya tidak diberikan kepada Si Buah Hati sebelum usianya dua tahun. Anjuran ini disepakati oleh lembaga yang menjadi acuan para pakar kesehatan anak di Amerika Serikat yaitu American Academy of Pediatrics yang juga diakui dunia.
Alasan di Balik Pembatasan
Adisti F. Soegoto, MPsi, Psikolog menjelaskan alasannya, “Terlalu banyak menyaksikan tontonan di layar dan main gadget di usia dini akan membuat rentang atensi atau perhatian Si Buah Hati menjadi rendah. Saat melihat film di layar, gambar akan berubah sangat cepat. Sebelum fokus Si Buah Hati pada satu objek tercapai, objek tersebut akan berganti dengan objek lain, begitu seterusnya. Akibatnya, anak jadi tidak terlatih memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu lama.”
Dua tahun tidak berakrab-akrab dengan gadget dan televisi, menurut Adisti, tujuannya untuk mengajak Si Buah Hati bereksplorasi langsung dan mendapatkan stimulasi yang tepat. Hal ini akan sulit dilakukan jika Si Buah Hati terlanjur akrab dengan gadget dan televisi.
Bayangkan saja, mengenalkan cerita dari buku yang gambarnya statis pasti akan lebih sulit daripada mengenalkan tayangan video yang bergerak cepat. Padahal, rentang perhatian Si Buah Hati harus terus dilatih agar di masa belajar nanti ia harus mampu berkonsentrasi. Selain latihan berkonsentrasi, melalui eksplorasi dan stimulasi langsung, Si Buah Hati juga berkesempatan mengembangkan kemampuan motorik, emosi-sosial, bahasa, dan logika-matematika. Berbagai kemampuan ini bahkan harus terus dilatih meski usia Si Buah Hati telah melewati 2 tahun.
Baca juga: Panduan dan Manfaat Main Gadget untuk Anak Cerdas
Penerapan Aturan
Meski sulit menjauhkan Si Buah Hati dari gadget sama sekali, Bunda dan Ayah tetap perlu menerapkan aturan yang jelas. Setelah Si Buah Hati memasuki usia dua tahun, Academy of Pediatrics mengatakan perlunya membatasi aktivitas anak dengan gadget dan televisi dalam sehari, yaitu maksimal 2 jam saja.
Adisti merekomendasikan, waktu 1 atau 2 jam itu sebaiknya dipakai dalam beberapa pembagian waktu, tidak langsung dalam waktu lama. Waspadai segera jika Si Buah Hati mulai menunjukkan tanda-tanda kecanduan gadget. Yang paling jelas adalah anak rewel dan marah ketika tidak ada gadget di dekatnya.
Selain untuk mencegah anak kecanduan gadget, pembatasan waktu ini juga bertujuan memberikan waktu kepada Si Buah Hati untuk melakukan kegiatan lain yang bermanfaat misalnya bersosialisasi. Kuncinya, dalam pembatasan pemakaian gadget, Bunda dan Ayah juga perlu memberlakukan pada diri sendiri dengan konsisten. Menurut Adisti, “Untuk mencegah kecanduan gadget, orangtua harus menjadi contoh. Jangan melarang anak untuk main gadget, tapi orangtua sendiri matanya tidak pernah lepas dari gadget.”
Tidak hanya memberi contoh, Bunda dan Ayah juga perlu memberikan alternatif kegiatan lainnya yang dapat menggantikan waktu bermain dengan gadget. Bermain permainan sederhana dengan Si Buah Hati dapat menjadi hal yang membuat anak lupa dengan asyiknya bermain gadget.
Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!