3 plus

Product Name
Dancow 3 plus

Main Boneka Bisa Tingkatkan Panca Indera Si Buah Hati

Published date

Organ gerak dan panca indera Si Buah Hati berkembang pesat ketika usianya menginjak 2 tahun. Di masa ini, ia akan aktif bergerak, doyan berlari, melompat, juga memegang segala benda yang ditemuinya. Menurut A. Aziz Alimul Hidayat dalam buku Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan, inilah tahapan penting bagi Bunda untuk memberikan stimulasi kepadanya. Agar stimulasi menyenangkan dan ia menikmatinya, berilah rangsangan yang dikemas dalam bentuk permainan.

Sementara menurut Pusat Pendidikan Anak Berbasis Sensorimotor di Yogyakarta, Bunda bisa mencoba berbagai metode permainan di rumah untuk mengasah kemampuan sensorimotor Si Buah Hati. Sehingga ia mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Empat permainan berbasis sensorimotor adalah:

Mengelompokkan  benda berdasarkan warna 

Mengelompokan benda yang berwarna sama dan memisahkan yang berona beda akan merangsang persepsi visual Si Buah Hati. Permainan ini pun meningkatkan pemahamannya akan benda yang dilihat. Untuk permainan ini, Bunda tidak perlu membelikannya mainan yang mahal. Bisa pula menggunakan benda-benda yang ada di rumah. Misalnya mengajak Si Buah Hati menumpuk bantal dengan warna sarung yang serupa, atau memisahkan potongan sayur berdasarkan warna yang berbeda.

Bermain bola

Bunda dapat pula mengembangkan kemampuan motorik Si Buah Hati untuk mengontrol gerakan tubuhnya. Seperti mengajaknya bermain bola. Bisa permainan lempar-tangkap bola, mengoper bola dengan tendangan, atau menendang bola ke arah gawang buatan. Agar permainan lebih seru, Bunda bisa mengajak anggota keluarga lain atau teman sebayanya.

Bermain peran dan tebak ekspresi wajah

Bermain peran sesungguhnya bisa mendorong Si Buah Hati untuk berimajinasi dan mengembangkan pikiran. Dengan berpura-pura menjadi orang lain, ia juga belajar untuk merangkai kata menjadi kalimat lengkap. Kalaupun belum lancar berbicara, ia bisa menyerap kalimat dalam peran yang Bunda mainkan. Sementara permainan ekspresi wajah dapat membuat ia mengerti perasaannya sendiri maupun orang lain.

Bermain boneka

Mungkin banyak orang yang menganggap boneka merupakan mainan untuk anak perempuan saja. Namun sebenarnya anak lelaki bisa pula memainkannya. Bermain boneka sesungguhnya akan mengajarkan Si Buah Hati untuk bersikap mandiri dan mampu bersosialisasi dengan tepat. Misalnya ia memperlakukan boneka dan mainan seperti sahabatnya sendiri dan menyayangi mereka. Menggantikan pakaian boneka atau berpura-pura memberikannya makanan akan mendorong Si Buah Hati untuk mandiri.

Agar Si Buah Hati bisa menyerap stimulasi dengan optimal, Bunda bisa mendukungnya dengan asupan nutrisi dan gizi. Misalnya dengan memberikan susu pertumbuhan DANCOW 3+ Nutritods. Susu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Main Boneka Bisa Tingkatkan Panca Indera Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Efektif Ini Bisa Bunda Lakukan untuk Tingkatkan Selera Makan Si Buah Hati

Published date

Anak susah makan sepertinya jadi salah satu tantangan yang sering dialami oleh semua orangtua. Hal ini tentu saja membuat was-was, khawatir jika asupan gizi Si Buah Hati tidak tercukupi. Akibatnya, tumbuh kembang Si Buah Hati pun bisa terhambat.

Sebenarnya ada banyak alasannya mengapa Si Buah Hati kehilangan selera makan. Bahkan hingga menolaknya. Namun, Bunda perlu memahami memang ada beberapa fase yang kerap membuat Si Buah Hati sulit makan. Salah satunya pada saat usia Si Buah Hati memasuki usia 3- 4 tahun.

Usia 3-4 tahun adalah fase di mana Si Buah Hati menunjukan ke-aku-annya yang menyebabkannya kehilangan nafsu makan. Penyebab lainnya juga dikarenakan Si Buah Hati sedang sakit, di mana Si Buah Hati terlihat lemas, demam, dan diare.

Jika Bunda tengah bingung melihat Si Buah Hati kehilangan selera makan, maka ini ada beberapa cara yang bisa Bunda terapkan. Berikut beberapa kiat dari Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes., Nutritionist yang bisa Bunda terapkan.

Berikan dalam porSi Buah Hati

Jika Si Buah Hati sudah mulai kehilangan selera makan, Bunda bisa menyajikan makanan dengan porsi yang kecil. Jika memang ia menolak, jangan dipaksakan karena hal ini justru bisa membuatnya kehilangan selera makan.

Lebih kreatif dalam memilih menu dan sajikan dengan menarik

Coba bayangkan, jika Bunda mengonsumsi makanan sama setiap hari, dengan penampilan tidak menarik, apa yang akan Bunda lakukan? Kehilangan selera makan, bukan? Hal ini pun bisa dirasakan Si Buah Hati. Jika menu yang disajikan tidak menarik, tentu tidak bisa mendongkrak selera makannya. Untuk itu, Bunda perlu variasikan hidangan setiap kali Si Buah Hati makan, baik dari pilihan menu makanannya maupun penyajiannya.

Jangan lupa libatkan Si Buah Hati

Salah satu langkah yang bisa dilakukan agar Si Buah Hati mau makan, jangan lupa ikut melibatkannya saat menyiapkan hidangan. Bunda bisa bertanya, menu apa yang ia inginkan. Jika perlu, libatkan Si Buah Hati dalam mengolahnya. Biarkan ia ikut membantu, seperti mencuci dan membersihkan sayuran. Harapannya, keinginan untuk mencicipi makanan yang telah ia buat dapat timbul.

Berikan camilan atau makanan dan minuman tambahan

Jangan berpikir negatif dulu mengenai kudapan atau snack, karena Si Buah Hati membutuhkan makanan selingan dan berperan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Baiknya, snack diberikan sebanyak 2 sampai 3 kali sehari. Utamakan memberikan Si Buah Hati camilan yang sehat seperti buah-buahan, sereal dengan susu, biskuit, dan sebagainya.

Salah satu susu pertumbuhan yang bisa Bunda pilih adalah DANCOW 1+ Nutritods yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Salah satu yang tidak kalah penting dalam memilih susu pertumbuhan untuk Si Buah Hati, Bunda perlu memperhatikan dan baca labelnya terlebih dahulu. Karena dari label kemasan, Bunda bisa melihat waktu kedaluwarsa, cara menyiapkan susu dan menyimpannya, termasuk memperhatikan informasi gizi yang terdapat di dalamnya.

Image Article
Ketahui cara efektif untuk meningkatkan selera makan Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off
Quiz Answer 1 A
Ya, karena Si Kecil susah dalam urusan selera makan.
Quiz Answer 1 B
Tidak, Si Kecil sudah mampu meningkatkan selera makannya sendiri
Quiz Answer 1 C
Biasa saja
Quiz Answer 1 D
Tidak tahu
Quiz Answer 2 A
Menambah selera makan
Quiz Answer 2 B
Lebih percaya diri
Quiz Answer 2 C
Lebih Kreatif
Quiz Answer 2 D
Semua benar
Quiz Answer 3 A
Si Kecil sedang sakit
Quiz Answer 3 B
Si kecil merasa bosan dengan penampilan makanan yang tidak menarik
Quiz Answer 3 C
Porsi makan terlalu banyak
Quiz Answer 3 D
Semua benar
Quiz 1
Apakah Bunda membutuhkan cara efektif untuk meningkatkan selera makan Si Kecil?
Quiz 3
Menurut Bunda, apa penyebab Si Kecil kehilangan nafsu makannya?
Quiz 2
Dengan menggunakan cara-cara yang efektif, apa pengaruh positif untuk perkembangan Si Kecil?
Kunci Quiz 1
A
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
D

Ajarkan Si Buah Hati Berbagi dengan Bermain Peran

Published date

Memasuki usia 1 tahun, Si Buah Hati semakin menunjukkan kemampuannya bersosialisasi. Seperti caranya beradaptasi dengan lingkungan baru, berbagi mainan atau makanan dengan teman, kemampuan berkomunikasi kala menginginkan atau tidak menyukai sesuatu hal, maupun menghargai orang lain. 

Perkembangannya dalam bersosialisasi ini sangat ditentukan oleh pola asuh Bunda dan Ayah di rumah. Kemampuan ini pula yang akan menentukan perkembangan kepribadiannya pada masa depan. Agar ia tidak tumbuh menjadi egois, berikut yang bisa Bunda ajarkan padanya:

1. Mengenalkan konsep berbagi 

Bunda, sikap egois bisa bermula dari keengganan Si Buah Hati untuk berbagi. Karena itu, penting mengenalkan konsep berbagi kepadanya sejak dini. Misalnya dengan mengajaknya makan bersama. Lalu berikanlah ia sebagian makanan dari piring Bunda, atau sebaliknya, meminta sebagian makanannya. Ketika melakukan itu, Bunda bisa sambil berkata, "Kita berbagi makanan ya, Dek. Biar kamu bisa merasakan makanan Bunda, Bunda juga bisa icip makanan kamu." Sehingga ia akan mengerti bila maksud berbagi adalah memberikan kesempatan orang lain untuk merasakan apa yang dimilikinya.

2. Beri pengertian dan jangan memaksa

 Ketika Si Buah Hati tengah asyik bermain dan tidak ingin berbagi, Bunda jangan memaksanya. Sebab situasi itu hanya akan membuat ia marah dan semakin mempertahankan apa yang dipunyanya. Lebih baik, Bunda mengajaknya berbicara setelah ia selesai bermain. Tanyakanlah mengapa ia enggan berbagi mainan dengan temannya. Kemudian, jelaskanlah padanya bila bermain akan lebih seru dan mengasyikkan bila dilakukan bersama-sama. Hingga ia tertarik untuk mencoba berbagi dengan temannya saat bermain.

3. Memberi contoh

Children see, children do. Si Buah Hati akan mencontoh apa yang dilihat, baik dari Ayah, Bunda, dan orang sekitarnya. Termasuk contoh berbagi dengan orang lain. Seperti ketika datang ke tempat beribadah dan ada kotak amal, Bunda atau Ayah bisa menunjukkan padanya menyisihkan sebagian uang ke dalamnya. Ketika melakukan itu, ada baiknya Bunda juga memberikannya pengertian tentang arti berbagi dan manfaatnya bagi orang lain.

4. Bercerita dan bermain peran

Satu cara mengajarkan Si Buah Hati berbagi bisa dilakukan dengan bercerita dan bermain peran. Misalnya waktu bermain masak-masakan, Bunda mengatakan ingin meminjam telur untuk membuat nasi goreng. Lalu setelahnya, berpura-puralah berbagi nasi goreng itu dengannya. Sehingga ia merasa bila berbagi akan membawa kebahagiaan, baik untuknya atau orang lain.

Kebiasaan di atas dapat membuat Bunda semakin dekat dengan Si Buah Hati. Selain mengajarkan permainan peran, Bunda bisa mulai mengajarkan hal lain seperti kebiasaan rutin meminum susu yang bergizi untuknya. Bunda juga bisa memberikannya DANCOW 1+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini diperkaya dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Pastikan gigi Si Buah Hati tumbuh dengan sempurna ya Bunda!

DANCOW Lindungi Si Buah Hati dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi #DANCOWLindungi

Image Article
Ajarkan Si Kecil Berbagi dengan Bermain Peran
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Si Buah Hati Sudah Mulai Banyak Beraktivitas di Luar Rumah?

Published date

Di usia 3 tahun, Si Buah Hati akan semakin aktif dan mulai banyak beraktivitas dan bersosialisasi di luar rumah. Saat beraktivitas di luar rumah tentu saja Si Buah Hati akan sering berinteraksi dengan lingkungan yang banyak terpapar kuman penyebab penyakit. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Edward Rogers dari Bethesda Hospital di Baltimore, Amerika, tahun 2013, seperti termuat di Journal of American Pediatric Association yang terbit Februari 2014, disebutkan, Si Buah Hati yang lebih banyak bermain di luar dua kali lebih mudah terkena infeksi pernapasan dan diare. Lalu, bagaimana cara melindungi Si Buah Hati yang sudah mulai banyak beraktivitas di luar rumah?

1. Cukupi kebutuhan nutrisi Si Buah Hati, supaya daya tahan tubuhnya lebih kuat

Nutrisi dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh kembang secara optimal. Beberapa zat gizi yaitu vitamin A, C, D, E, dan mineral selenium, zat besi, serta zink, mempunyai peran penting untuk daya tahan tubuh, demikian dijelaskan dalam artikel “Vitamin A, Imunitas dan kaitannya  dengan penyakit infeksi” oleh Azrimaidaliza dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007.

2. Pastikan zat gizi tersebut terserap sempurna

Tujuannya agar ada banyak cara untuk menyehatkan saluran cerna anak, yaitu dengan olahraga, istirahat yang cukup, banyak minum air putih, juga cukupi asupan serat dan probiotik.

3. Seimbangkan jumlah bakteri baik dalam tubuhnya melalui probiotik

Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui sentuhan tangan, hidung, mata, atau mulut (makanan). Sekitar  90% bakteri menginfeksi manusia melalui lapisan dalam saluran pencernaan sebagai jalan masuk. “Penelitian menjelaskan bahwa infeksi pada lapisan tersebut merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesehatan Si Buah Hati yang berusia di bawah 5 tahun,” kata ahli gizi Dr. (c) Rita Ramayulis, DCN, MKes.

Untungnya, pada tubuh manusia pada dasarnya sudah terdapat bakteri baik yang dapat membantu mengontrol daya tahan tubuh. Ada jenis bakteri baik yang berperan membentuk kekebalan pada lapisan dalam usus. Bakteri baik tersebut adalah Lactobacillus rhamnosus.

4.Konsumsi susu yang mengandung probiotik dan prebiotik

Susu yang telah ditambahkan probiotik dan prebiotik, khususnya jenis probiotik yang berperan besar untuk mencegah kejadian diare dan infeksi saluran pernafasan, yaitu Lactobacillus rhamnosus, membantu mengatur kekebalan anak terhadap infeksi,” tutur Rita, mengutip paparan Kaila M, Isolauri E, Soppi E, Virtanen E, Laine S, dan Arvilommi H, dalam artikel “Enhancement of The circulating antibody secreting cell reponses in human diarrhea by a human lactobacillus strain” di jurnal Pediatr Res 1992; 32:141-4.

Susu untuk anak juga mengandung serat pangan inulin, yang merupakan kelompok karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Serat yang disebut juga dengan oligofruktosa ini tidak dicerna oleh tubuh manusia, namun dapat difermentasi oleh bakteri baik. Serat pangan inulin juga memicu pertumbuhan berbagai bakteri yang menguntungkan usus, pertumbuhan bakteri yang aktif dan metabolisme yang sehat, serta mampu mengubah bakteri pada usus menjadi komposisi yang menguntungkan kesehatan.  “Serat pangan inulin merupakan makanan yang baik bagi Lactobacillus karena mudah dan cepat difermentasi oleh kedua bakteri tersebut,” tukas Rita.

Serat pangan inulin inilah yang disebut dengan istilah prebiotik. Dibandingkan dengan jenis probiotik lain, serat pangan inulin dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih serta membantu menurunkan risiko banyak penyakit. Jika asupan ini terpenuhi, maka Bunda tidak perlu khawatir lagi dengan kesehatan Si Buah Hati yang makin banyak beraktivitas di luar rumah.

Jadi, untuk melindungi Si Buah Hati yang semakin banyak beraktivitas, pastikan susu untuk Si Buah Hati usia 3 tahun ke atas mengandung:

* Serat pangan inulin

* Vitamin A, C, E, D

* Selenium

* Zat besi

* Zinc

* Minyak ikan

* Omega 3 (ALA)

* Omega 6 (LA)

* Lactobacillus rhamnosus

Sejumlah kandungan tersebut bisa Bunda temukan di susu DANCOW 3+ Nutritods. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zinc, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Beragam kandungan baik tersebut dapat membantu Si Buah Hati tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Image Article
Si Kecil Sudah Mulai Banyak Beraktivitas di Luar Rumah? Pastikan Ia Terlindungi!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Cara Ajarkan Anger Management pada Si Buah Hati

Published date

Menginjak usia toddler, Si Buah Hati sudah mulai bisa mengekspresikan perasaannya. Mulai dari rasa senang, sedih, suka dan tidak suka, hingga marah. Bagaimana bila Si Buah Hati melepaskan emosinya di tempat umum? Kebanyakan Bunda akan panik, bahkan ada yang membiarkan Si Buah Hati meraung-raung sampai menjadi pusat perhatian.

Menurut Jurnal Pendidikan Anak, Volume 3, Edisi I, Juni 2014, biasanya ekspresi akan akan berbeda-beda. Mulai dari menangis, memukul, menendang, menjerit, melengkungkan punggung, menahan napas, melemparkan barang, sampai menggigit Bunda atau Ayahnya. 

Dalam jurnal itu, peneliti anak, Zainul Muttaqin mengatakan, ungkapan kemarahan atau temper tantrum terjadi karena anak belum mampu mengungkapkan kemarahan dan emosi secara tepat.

Kemarahan sendiri merupakan ungkapan emosi yang natural dan sehat untuk dipelajari, dan Bunda tidak perlu melarang Si Buah Hati untuk marah. Sebagai penyeimbang, latihlah Si Buah Hati untuk bisa mengekspresikan kebahagiaan dan kemarahannya secara tepat sehingga menjadi pribadi yang baik di lingkungan sosialnya kelak. 

Yuk, Bunda, kita simak tips berikut untuk mengajari Si Buah Hati mengontrol emosi mereka.

1. Ketahui Pemicu

Ketika Si Buah Hati mulai mengeluarkan sinyal-sinyal emosinya, Bunda harus mulai sadar hal apa yang membuatnya tidak nyaman. Apakah Si Buah Hati kelaparan, bosan, atau kelelahan. Bisa jadi Si Buah Hati kelelahan dan bosan karena seharian ada di kereta dorong ketika Bunda sedang berbelanja. 

Bunda bisa menggendongnya sebentar atau sekedar beristirahat sambil mengudap camilan di tempat kesukaan Si Buah Hati.

2. Tenangkan Si Buah Hati

Ketika Si Buah Hati murah mengeluarkan sinyal emosinya, yang pertama Bunda lakukan adalah tenangkan diri dahulu. Tarik napas dalam-dalam, kemudian tenangkan Si Buah Hati untuk ikut juga mengambil napas. 

Ajarkan Si Buah Hati untuk menenangkan diri dengan menarik napas ketika dalam keadaan marah. Kemudian ambil tangan Si Buah Hati dan peluklah, sambil katakan “Tidak” bila Si Buah Hati akan memulai serangan pukulan atau kemarahannya. Kemudian ajarkan Si Buah Hati untuk berkata “Aku marah" atau "Aku bosan, Bunda” sebagai gantinya.

3. Jangan Menyakiti Diri Sendiri dan Orang Lain

Poin ini menjadi sangat penting bagi Bunda, karena Si Buah Hati belum memiliki kata-kata untuk ungkapkan kemarahan, sehingga hanya bisa menyerang. Untuk menghindari hal ini semakin parah, Bunda harus mengajarkan dan selalu mengingatkan Si Buah Hati untuk tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain di sekitar mereka.

Karena jika dibiarkan, tidak baik untuk kehidupan Si Buah Hati selanjutnya. Sambil memeluk Si Buah Hati, Bunda bisa mengatakan “Kamu boleh marah, tapi jangan pernah sekalipun menyakiti badanmu atau orang lain ya.” Bisa juga dengan kalimat lain yang dimengerti oleh Si Buah Hati.

4. Jangan Merusak Sesuatu

Sama halnya dengan poin di atas, selalu ingatkan Si Buah Hati untuk tidak merusak barang atau benda. Terlebih bila sedang di tempat umum. Bunda bisa menjauhkan barang-barang yang mudah diraih oleh Si Buah Hati, terutama barang pecah belah. Ajaklah Si Buah Hati bicara dengan lemah lembut dan ajarkan mereka cara melampiaskan amarahnya dengan cara lain, misalnya dengan cara mencabuti rumput liar di taman rumah.

5. Tidak Semua Keinginan Terpenuhi Dalam Waktu Singkat

Pernahkah Bunda mengalami momen Si Buah Hati menangis keras di depan toko mainan dan mereka merajuk untuk dibelikan mainan baru? Si Buah Hati menangis keras sampai menjadi pusat perhatian semua orang. Sebagian besar Bunda pasti pernah mengalami hal ini. 

Bunda tidak perlu merasa malu karena membiarkan Si Buah Hati menangis. Karena ketika Bunda selalu menuruti semua keinginan Si Buah Hati bisa jadi mereka akan menjadi manja dan berpikir semua bisa ia dapatkan dengan menangis.

Ada kalanya Si Buah Hati harus sabar untuk bisa memiliki barang yang ia inginkan. Terlebih ketika Si Buah Hati menginginkan suatu benda yang terlalu mahal, ajarkan mereka untuk bersabar dan mulai menabung agar bisa membeli barang yang mereka inginkan.

6. Biasakan untuk Memberi Contoh yang Baik Pada Si Buah Hati

Peran Ayah dan Bunda sangatlah penting bagi Si Buah Hati. Untuk itu, selalu bersikap baiklah ketika sedang di depan mereka. Karena di usia ini, sebenarnya Si Buah Hati sedang dalam tahap proses mengamati dan mengikuti apa yang mereka lihat dan dengar. Jadilah role model yang baik bagi Si Buah Hati.

Bila Bunda sedang marah, sebaiknya pindah ke ruangan lain yang jauh dari pandangan Si Buah Hati. Atau ketika Bunda memarahi Si Buah Hati jangan pernah menggunakan kalimat kasar atau kalimat negatif. 

Secara tidak langsung sikap Ayah dan Bunda menjadi pelajaran bagi Si Buah Hati. Selain itu ingatkan juga seluruh keluarga untuk memberikan contoh yang baik bagi Si Buah Hati, terutama bila Bunda bekerja dan waktu Si Buah Hati lebih banyak dengan kakek-neneknya maupun baby sitter.

Selain tips di atas mungkin Bunda bisa ekplorasi cara menenangkan Si Buah Hati ketika mereka sedang marah. Karena treatment untuk menenangkan setiap Bunda pada Si Buah Hati memiliki cara yang berbeda-beda. 

Hal yang terpenting Bunda selalu mendampingi Si Buah Hati pada saat mereka membutuhkan Bunda. Karena setiap saat adalah proses bagi Si Buah Hati untuk menjalani perkembangan kehidupan mereka.

Untuk mendukung perkembangan emosional anak, Bunda bisa memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Ajarkan "Anger Management" pada si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berenang, Membangun Rasa Percaya Diri Si Buah Hati

Published date

Setiap anak menyukai air. Bahkan umumnya, Si Buah Hati akan gemar bermain air. Entah itu kala mandi, waktu Bunda tengah menyirami tanaman di halaman rumah, di kolam renang atau pantai.

Berdasarkan sebuah penelitian di Universitas Negeri Medan, berenang tidak hanya aktivitas bermain bagi Si Buah Hati. Olahraga air ini pun sangat menunjang perkembangan fisik motorik Si Buah Hati, yakni motorik kasar dan motorik halus. Karena itu, penting bagi Bunda untuk mengajari Si Buah Hati agar lebih mengenal air, terlebih kegiatan berenang, sejak dini.

Selain menunjang perkembangan motorik Si Buah Hati lebih optimal, berenang juga memiliki sejumlah manfaat:

Momen Interaksi Menyenangkan Si Buah Hati dengan Bunda

Berenang bersama Bunda dan Ayah tidak hanya menjadi momen belajar mengenal air bagi Si Buah Hati. Keberadaan Bunda dan Ayah juga akan memberikan rasa senang, nyaman, dan bahagia untuk Si Buah Hati. Kebersamaan di kolam renang itu pun akan menambah ikatan emosi dan interaksi antara Si Buah Hati dan orang tua.

Meningkatkan Kebugaran

Dalam jurnal olahraga Efektivitas Pembelajaran Renang Gaya Crawl Antara Anak Usia 5 Tahun dengan Anak Usia 7 Tahun, Supriyanto menyatakan bila renang dapat memelihara dan meningkatkan kebugaran Si Buah Hati. Juga menjaga kesehatan serta daya tahan tubuh, meningkatkan kekuatan otot maupun mempercepat pertumbuhan tulang, dan latihan untuk keselamatan diri.

Melatih Rasa Percaya Diri

Melalui berenang, Si Buah Hati akan memperoleh kesempatan untuk bergerak dengan bebas dan leluasa. Kebebasan dan keleluasaan itu merupakan rangsangan yang luar biasa, terutama untuk aspek psikologis. Seperti memupuk keberanian, perasaan mampu, serta rasa percaya diri Si Buah Hati.

Merangsang Perkembangan Otak

Ketika berenang, Si Buah Hati akan menggerakkan seluruh anggota tubuh. Menurut Totok Budiarto dalam Naskah Publikasi Ilmiah Pusat Kebugaran Ibu, Bayi, dan Balita di Surakarta, seluruh gerakan yang dilakukan Si Buah Hati selama berenang akan merangsang perkembangan otak, menguatkan saraf, dan membuat kerja otak semakin efisien.

Belajar Sosialisasi

Di kolam renang, Si Buah Hati akan bertemu banyak orang. Mulai dari anak kecil seusianya, hingga orang dewasa. Di momen ini, secara tidak langsung ia akan belajar bersosialisasi dan tidak takut bila berada di tempat umum.

Berani Mencoba Hal Baru

Selain bermain air, belajar berenang akan membuat Si Buah Hati memupuk diri untuk belajar terhindar dari bencana, seperti tenggelam. Terbiasa berada di kolam yang cukup dalam untuk ukuran usianya pun akan membuatnya belajar berani mencoba hal baru, meski itu tampak menyeramkan. Hingga ia tumbuh dengan percaya diri yang tinggi.

Image Article
Berenang, Membangun Rasa Percaya Diri Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Ini 3 Fase Perkembangan Karakter Si Buah Hati

Published date

Dalam masa pertumbuhan, Bunda dan Ayah perlu mengenal karakter unik Si Buah Hati. Sebab di masa ini, ia akan mengalami sejumlah fase yang dipengaruhi dengan lingkungan sekitar dan perkembangan wawasannya. 

Dalam buku 8 Tahun yang Menakjubkan, Lely Noormindhawati membagi tiga fase biasa dialami oleh Si Buah Hati yang memasuki usia toddler.

1. Fase Peniru Ulung

Usia toddler merupakan fase "peniru ulung". Di usia ini, Si Buah Hati umumnya punya rasa ingin tahu yang tinggi. Ia juga suka menirukan perilaku orang-orang di sekelilingnya. Karena itu, dibutuhkan kesabaran dan kebijakan Bunda dalam mengasuh serta mendidik Si Buah Hati yang berada dalam fase ini.

Perilaku meniru sendiri merupakan tanda perkembangan kognitif Si Buah Hati. Umumnya, kemampuan kognitif anak usia ini yang cenderung berkembang lebih dulu adalah kemampuan berbahasanya. Tentu, ini tergantung dari stimulasi Bunda pada Si Buah Hati.

Pada awalnya, Si Buah Hati akan sering meniru Bunda atau sosok yang mengasuhnya. Lambat laun, model peniruannya berkembang sejalan perkembangan wawasan Si Buah Hati. Selama positif, fase peniruan Si Buah Hati pun bukan masalah. 

Namun, menjadi masalah bila Si Buah Hati meniru figur atau tayangan negatif. "Karena itu, penting untuk Bunda menyeleksi tayangan yang boleh ditonton Si Buah Hati maupun lingkungan dan teman yang bergaul dengannya," tulis Lely.

2. Keras Kepala

Suka menolak, protes, dan ogah kompromi terkadang terjadi pada Si Buah Hati di usia ini. Hingga tidak sedikit Bunda yang merasa frustasi ketika Si Buah Hati mencapai usia ini. 

Namun tetaplah tenang, positif, sabar, dan bijak, Bunda. Sebab ini adalah fase dan bagian proses perkembangan Si Buah Hati yang sesungguhnya tengah mencoba ingin mandiri.

Baca Juga: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus

3. Bereksplorasi

Anak-anak di usia ini juga cenderung memiliki semangat luar biasa dalam mencoba hal-hal baru tanpa memikirkan akibatnya. Berjingkat, meloncat, dan tingkah lainnya akan ia coba. Bahkan, mencoba merusak barang-barang yang ada di rumah tanpa peduli mahal atau tidak. 

Bagi orang dewasa, tingkah ini dianggap merusak, padahal sebenarnya Si Buah Hati sedang bereksplorasi dan sekadar ingin tahu dampak dari tindakannya. Di sinilah, ia belajar konsep sebab-akibat.

Gemar bereksplorasi dan membantah, Si Buah Hati seakan mencoba batas kesabaran Bunda. Misalnya, ia suka bermain boneka karet saat mandi berendam namun menolak mengakhiri sesi mandi. 

Untuk menghadapinya, Bunda harus lebih kreatif. Bila ia tengah berendam di bathtub, maka tariklah penutup lubang air. Saat air habis, ajaklah Si Buah Hati keluar.

Kalau Si Buah Hati berendam dalam ember, Bunda bisa mengajaknya mencuci mainan dengan air rendamannya. Minta ia menyirami mainannya yang ada di luar ember menggunakan air berendam. Ketika air habis, ia bisa diajak keluar.

Dengan kesabaran dan kreativitas, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati kebebasan bereksplorasi tanpa perlu berhadapan dengan sikapnya yang membantah. Jangan lupa, semua arahan disampaikan dengan bahasa yang ia mudah mengerti, hindari kata-kata larangan, serta tidak mendiktenya ya, Bunda. Sehingga Si Buah Hati bisa mencapai kemandirian, percaya diri, namun tetap tahu batasan dalam bertindak.

Jangan lupa dukung tumbuh kembang anak dengan minuman pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bunda, Kenalilah Karakter Unik Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Motivasi Agar Si Buah Hati Berjalan Sendiri

Published date

Pada usia 1 tahun, Si Buah Hati sudah melewati fase tengkurap, merayap, dan merangkak. Mereka pun masuk ke tahapan selanjutnya, yakni berdiri sendiri. Si Buah Hati mencapai kemampuan itu karena kedua kaki mungilnya sudah kuat menahan bobot tubuhnya sendiri. Sambil berpegangan pada kursi, ia akan merambat ke sana-ke sini. Kemudian meraih benda dan mainan yang ia cari.

Suatu hari, Si Buah Hati akan mulai berani melepaskan pegangannya, hingga menjauh dari kursi, satu-dua langkah kaki. Sesekali ia jatuh dan membuat latihannya terhenti, atau mungkin menangis. Inilah saatnya Bunda mendukung stimulasinya, agar Si Buah Hati percaya diri untuk mulai belajar berjalan lagi.

Dalam wawancara Jumat, 7 Agustus 2015, psikolog, Ratih Ibrahim, memberikan sejumlah saran agar Bunda bisa mendukung Si Buah Hati belajar berjalan. Yuk simak tips dan triknya:

Percaya pada Si Buah Hati

Selama proses belajar, Bunda semestinya memberikan kepercayaan pada Si Buah Hati. Yakinlah bahwa dia bisa berjalan sendiri. Bunda dapat juga memberikan contoh cara berjalan pelan-pelan. Tuntun ia berjalan kecil di atas pangkuan Bunda, seolah-olah seperti sedang berdansa. Saat Si Buah Hati mulai percaya diri, latihlah berjalan sendiri di dalam ruang. Sementara Bunda tetap di sebelah Si Buah Hati dan ikut berjalan atau menuntunnya.

Siapkan Ruang Gerak

Sediakan ruang dengan ukuran yang memadai agar Si Buah Hati bisa bergerak bebas. Jika Bunda menyiapkan area latihan di ruang tamu, untuk sementara letakkan meja dan kursi lebih rapat ke tembok. Sehingga ada tempat yang cukup lega di tengah ruangan.

Perhatikan kebersihan, keamanan, kenyamanan ruangan, serta hindarkan berbagai benda tajam atau berbahaya. Jauhkan pula perabotan yang runcing dan kasar seperti ujung meja yang berbentuk persegi. Hal ini untuk menghindari benturan dan luka saat Si Buah Hati latihan berjalan. Jangan lupa, Bunda haruslah memastikan agar ketinggian tempat sesuai kemampuan latihan Si Buah Hati. Sehingga ia tidak mudah terjatuh.

Alat Bantu Berjalan

Bunda bisa menyediakan fasilitas yang membantu Si Buah Hati belajar berjalan. Untuk ini, pilihlah peralatan yang kokoh berdiri dan tidak mudah bergeser. Misalnya pagar di tangga rumah, sofa yang empuk, meja bulat, atau kursi lipat yang mudah didorong.

Motivasi Tiada Henti

Selama Si Buah Hati belajar berjalan, berikanlah motivasi secara terus-menerus. Bunda bisa mengatakan, “Yuk sayang maju terus, Bunda ada di sini, sedikit lagi sampai..” Berikan tepuk tangan atau sekedar ucapan pujian untuk mengapresiasi usaha keras yang telah ia lakukan.

Jika Si Buah Hati jatuh saat latihan, Bunda jangan bereaksi berlebihan. Tetaplah bersikap ‘cool’. Hampiri Si Buah Hati dan bilang, “Tidak apa-apa jatuh, ayo sayang bangun lagi, duh pintarnya anak Bunda.” Hal ini menciptakan persepsi positif bagi Si Buah Hati sehingga tidak trauma dan pada akhirnya mau mencoba lagi.

Bermain Sambil Belajar Berjalan

Bunda, buatlah situasi belajar berjalan yang menyenangkan. Bisa dengan model permainan atau perlombaan. Misalnya mengajak Si Buah Hati bermain tangkap bola atau mengejar Bunda. Dengan cara ini, Si Buah Hati tergerak untuk beranjak dari tempatnya berdiri dan mulai melangkah mendekati objek permainan.

Bereksplorasi di Luar Rumah

Jika kepercayaan dirinya sudah semakin meningkat, Si Buah Hati bisa belajar berjalan di luar ruang yang tidak terlalu ramai. Mulai dari taman di rumah lalu bahkan ke kebun raya dapat menjadi tempat yang sangat menyegarkan untuk latihan. Pilihlah area yang banyak rumput sehingga jika terjatuh, Si Buah Hati tidak akan kesakitan atau terluka.

Sesekali Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati belajar berjalan di tempat lain seperti playground. Pilihlah wahana bermain yang nyaman dengan lantai berlapis bahan plastik atau karet.

Ingatkan Si Buah Hati agar Bisa Mengendalikan Diri

Jika sudah mahir berjalan, Si Buah Hati akan mulai suka berlari kencang, bolak-balik berkeliling ruangan, bahkan memanjat-manjat. Di tahap ini, Bunda harus selalu mengingatkan Si Buah Hati agar bisa mengendalikan diri. Seperti mengatakan,”Hati-hati ya.” Bunda juga boleh mengatakan,”Yang sopan ya.” Sampaikan dengan lembut, agar Si Buah Hati mengerti.

Image Article
Pentingnya Motivasi Agar Si Kecil Berjalan Sendiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Berbicara yang Baik Kepada Si Buah Hati saat Bicara Kasar

Published date

Kemampuan berbahasa seorang anak mengalami peningkatan seiring dengan usianya yang kian bertambah. Seorang anak memiliki kemampuan mendengar dan meniru yang luar biasa dari percakapan di lingkungan sekitar yang ia dengar. Bagaimanapun, setiap perkataan yang ia dengar tak selalu layak untuk ditiru, terlebih lagi bila ia masih menginjak usia 3 tahun. Pada usia ini, kemampuannya dalam membedakan antara hal yang baik dan hal yang buruk belum berkembang dengan baik.

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi cara berbahasa Si Buah Hati. Salah satunya pergaulan. Pada usia 3 tahun, anak mulai meniru tingkah laku orang-orang di sekelilingnya, termasuk teman sepermainan yang mungkin suka berbicara kasar dan kotor. Selain itu, tontonan di televisi juga tidak selamanya baik. Bahkan Bunda bisa temukan makian, umpatan atau hinaan pada acara anak-anak yang menjadi favoritnya.

Bunda sebaiknya tidak langsung menanggapi dengan emosi ketika mendengar Si Buah Hati mengucapkan kata-kata tak pantas. Tetap tenang dan pahami alasan anak sengaja melakukan hal yang tidak menyenangkan Bunda. Mungkin saja ia ingin mencari-cari perhatian dan merasa senang atas reaksi terkejut orang tua. Berikut beberapa cara mendidik anak yang tertular bicara kasar dan kotor dari lingkungan. Terapkan pola asuh anak yang baik, misalnya dengan mengajarkan cara berbicara yang baik agar dia bisa bertutur dengan santun.

Sikap Tenang

Bunda sebaiknya tidak langsung terpancing emosi saat Si Buah Hati tiba-tiba mengucapkan kata-kata kasar kepada Bunda, teman main, maupun saudaranya. Ketika Si Buah Hati melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan tersebut, cobalah untuk tetap bersikap tenang dengan menjaga reaksi dan ekspresi Bunda. Boleh jadi, Si Buah Hati sebenarnya tidak mengerti arti dari kata-kata yang ia ucapkan tersebut dan hanya sekadar asal sebut atau asal ucap belaka. Dekati Si Buah Hati dan beri pengertian kepadanya bahwa kata kotor atau kata kasar yang ia ucapkan tersebut tidak layak untuk ia ucapkan dan tidak layak untuk didengar oleh siapapun. Buatlah Si Buah Hati mengerti agar ia tidak akan pernah mengulanginya lagi. 

Jangan Hiraukan

Sesekali Bunda perlu untuk tidak menghiraukan hal yang tidak pantas diucapkan oleh Si Buah Hati sehingga ia pun akan merasa tidak memiliki motif untuk melakukannya lagi.

Bersikap Empati

Boleh jadi Si Buah Hati sedang marah sehingga sengaja melakukan hal yang tidak disukai oleh Bunda. Pola asuh anak yang tepat dengan bersikap empati pada situasi hati anak sangatlah penting. Dekati Si Buah Hati dan tanyakan alasannya berkata kasar, barangkali karena ia sedang kesal. Dalam situasi ini, ungkapkan keberatan Bunda terhadap kata-kata tidak pantas yang telah ia ucapkan. Kemudian, jelaskan pula peraturan atau tata krama dalam berbicara di rumah serta akibat yang akan ia tanggung jika mengulangi perkataan kasarnya lagi.

Ajari Si Buah Hati mengenai pentingnya berempati terhadap sesama melalui cara berbicara yang baik. Sebab, acapkali kata-kata kotor ditujukan untuk temannya, namun Si Buah Hati tidak menyadari hal itu bisa menyakiti perasaan temannya. Ajak ia untuk membayangkan kesedihan teman yang diejek. Beri tahu pula kepadanya tentang cara menilai orang lain tidak boleh terbatas dari penampilan fisik.

Hindari Sikap Arogan

Hukuman secara mental seperti membentak dan memarahi, maupun hukuman secara fisik misalnya menyentil atau mencubit karena Si Buah Hati berbicara kasar atau kotor, tidak efektif untuk membuat Si Buah Hati tidak mengulangi perbuatannya lagi. Hal yang akan terjadi justru sebaliknya. Si Buah Hati akan kembali mengulangi ucapan kasar atau kotornya hanya untuk memancing emosi Bunda. 

Menahan untuk Tidak Tertawa

Jangankan tertawa, untuk sekadar tersenyum pun Bunda sebaiknya tidak lakukan. Si Buah Hati akan menduga bahwa perkataan kasar atau jorok yang ia katakan tersebut dianggap menghibur sehingga ia akan mengulangi perbuatannya. 

Cari Tahu Sumbernya

Jelaskan kepada Si Buah Hati mengenai alasan tidak baik dari perkataan kasar atau kotornya tersebut. Cari tahu awal ia mendapatkan perbendaharaan kata tersebut. Perjelas Si Buah Hati bahwa apa yang ia dengar tidak pantas untuk diucapkan.

Disiplin

Lakukan tindakan tegas jika Si Buah Hati mengulangi perbuatannya. Hukuman yang mendidik akan lebih baik daripada sanksi keras yang melukai fisik. Si Buah Hati mungkin akan merengek, meskipun demikian Bunda harus bersikap konsisten karena perbuatannya berucap kata kasar atau kotor tersebut tidak bisa ditolerir di lingkungan manapun. Hargai Si Buah Hati dengan memberi pujian jika ia tidak mengulanginya.

Image Article
Pola Asuh Anak: Cara Berbicara yang Baik untuk Si Kecil yang Bicara Kasar
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kegiatan Ngabuburit Ceria Bareng Si Buah Hati

Published date

Bunda, Si Buah Hati kini telah belajar berpuasa. Pada awalnya, mungkin dia baru bisa mengikuti puasa bedug alias menjalankan puasa setengah hari, hingga waktu zuhur. Saat dia sudah mampu berpuasa sehari penuh, namun kerap bilang, “Bunda, aku lapar,” atau bertanya, “Kapan maghrib datang, Bunda?” 

 

Bisa jadi, ia mempertanyakan itu karena merasa waktu berjalan begitu lambat. Sehingga rasa lapar terasa begitu mengganggu.

 

Supaya Si Buah Hati sabar menanti waktu berbuka, ada baiknya Bunda membuat beragam kegiatan yang seru dan menyenangkan. Sehingga tanpa terasa, ia bisa menjalani puasa hingga waktu berbuka tiba. Nah, berikut beberapa aktivitas selama puasa yang bisa dilakukan Si Buah Hati.

 

1. Rainbow Bottles

  • Untuk awalan, bersihkan botol bekas dan penutupnya.
  • Isi botol dengan air berwarna, secukupnya. Bunda bisa menggunakan pewarna makanan agar aman untuk Si Buah Hati.
  • Setelah itu, tambahkan glitter ke dalam air. Bila tidak ada glitter, Bunda bisa membuat potongan kecil dari plastik mika.
  • Tutup botol dengan rapat, kemudian ajak anak untuk menaruh botol di balik jendela.
  • Dengan memanfaatkan sinar matahari, Bunda dan Si Buah Hati bisa mengamati glitter bergerak turun ketika botok dibalikkan. Seakan-akan itu adalah butiran hujan.

 

Untuk botol, bila bisa pilihlah yang terbuat dari plastik agar aman dimainkan Si Buah Hati. Jika hanya ada botol kaca, Bunda harus terus mendampinginya agar tidak menjatuhkan botolnya. Biar lebih menarik, buatlah beragam warna dalam beberapa botol, sehingga mirip pelangi.

 

Ketika malam tiba, Bunda bisa pula menaruh botol berwarna itu di kamar Si Buah Hati. Lalu taruh lampu kecil di balik botol dan matikan lampu kamar. Sorotan cahaya dari balik botol berwarna membuatnya menjadi lampu tidur yang unik.

 

2. Melukis dengan Pewarna Manis

  • 250 gram tepung maizena.
  • 2 sendok makan gula pasir.
  • Air secukupnya.
  • Pewarna makanan.

 

Aduk rata seluruh bahan dan masak dengan api sedang. Setelah panasnya merata, dan warna sudah tercampur dengan semua bahan, matikan api lalu dinginkan adonan.

Untuk pewarna makanan, Bunda bisa pula menggantinya dengan sari buah atau sari sayuran. Pakailah warna premier, seperti kuning, merah, atau biru. Sehingga Si Buah Hati bisa mencampur-campur adonan dan mendapatkan warna baru. 

 

Kalau pun tidak tersedia warna apa pun, tak masalah adonan berwarna bening. Permainan akan tetap menarik, Bunda. Jangan memaksakan menggunakan pewarna lain ya Bunda, ini penting agar adonan aman bila Si Buah Hati lupa sedang berpuasa dan tak sengaja memakannya.

 

Selanjutnya, Bunda bisa mengajarkan Si Buah Hati untuk mencelupkan spons bersih ke dalam warna, lalu cap ke kertas putih polos. Biarkan ia berkreasi dengan warna dan bentuk sesuai imajinasinya. 

 

3. Membuat Kartu Lebaran

Untuk kegiatan yang satu ini, Bunda cukup memerlukan kertas karton, glitter, lem, kertas warna-warni, gunting, dan pensil warna atau krayon. Setelah semua bahan siap, ajarkan Si Buah Hati untuk menggunting karton seukuran kartu ucapan. Lalu dampingi ia untuk menggunting kertas warna-warni menjadi bentuk ketupat, bedug, atau masjid. Dan tempelkan potongan gambar itu pada karton kartu ucapan.

 

Agar lebih meriah, taburkan glitter pada kertas karton yang sebelumnya telah diolesi lem. Ajarkan juga Si Buah Hati untuk menuliskan ucapan selama hari raya atau selamat berpuasa  di kartunya ya Bunda. Kartu ucapan siap dikirimkan lewat Pak Pos.

 

Jangan lupa Ibu menyiapkan menu-menu kaya gizi. Salah satunya dengan memberikan pelengkap nutrisi, DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini diberikan  agar Si Buah Hati mendapatkan nutrisi dan juga tidak dehidrasi. Produk DANCOW ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Kegiatan Ngabuburit Ceria Bereng si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off