3 plus

Product Name
Dancow 3 plus

Asah Kemampuan Berbahasa Si Buah Hati dengan Lagu Sederhana

Published date

Sejak tahapan usia bayi, Si Buah Hati mulai mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan cara menangis. Seiring memasuki usia toddler, ia akan mulai mengembangkan kemampuan psikomotorik dan bahasa untuk menyampaikan kemauannya. 

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melatihnya, salah satunya adalah dengan memanfaatkan lagu-lagu sederhana. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

1. Melatih Otot-Otot Wajah dan Pipi

Dalam proses belajar untuk mengembangkan kemampuan berbicara, berikan stimulasi untuk melatih otot-otot wajah, seperti pada pipi dan mulut. Selain membuat gerakan meniup, mengisap, atau menjulurkan lidah, dukung stimulasinya dengan menyanyikan lagu-lagu sederhana. 

Optimalkan aksi cerdasnya dengan memilih lagu berdurasi pendek dan diisi kata-kata yang mudah dimengerti, misalnya lagu Bintang Kecil, Bangun Tidur, Naik-naik ke Puncak Gunung.

2. Luangkan Waktu untuk Menyanyi Bersama

National Literacy Trust melaporkan peningkatan jumlah anak-anak yang masuk sekolah tanpa kemampuan bahasa maupun komunikasi yang memadai. Kurangnya peran orang tua dalam membantu tumbuh kembang Si Buah Hati bisa menjadi salah satu penyebabnya. 

Terutama dalam mendukung eksplorasinya dalam keterampilan berkomunikasi dapat mempengaruhi terjadinya hal di atas sehingga bernyanyi diyakini menjadi cara paling efektif untuk mengajarkannya dasar-dasar berkomunikasi yang tepat dan baik.

3. Manfaatkan Aplikasi Edukasi Toddler 

Ada cara mudah untuk melakukan aktivitas antara orang tua dan anak. Salah satunya adalah menggunakan aplikasi edukasi khusus untuk toddler. Pilih yang mendukung eksplorasinya secara interaktif bersama Bunda. 

Pilihlah kegiatan dalam aplikasi yang  merangsang anak toddler pintar berbicara. Misalnya, memilih fitur lagu-lagu anak. Caranya cukup sederhana, awali dengan mempelajari lagu sederhana yang sudah dinyanyikannya. 

Ajari untuk bernyanyi bersama, lalu minta ia bernyanyi di depan anggota keluarga lainnya. Acara ini juga bagus untuk mengembangkan kepercayaan dirinya, lho.

Untuk mendukung tumbuh kembangnya, Bunda jangan lupa memberikan pelengkap nutrisi seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Asah Kemampuan Berbahasa si Kecil dengan Lagu Sederhana
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bentuk Imajinasi Si Buah Hati Lewat Permainan Lego

Published date

Bermain seharusnya menjadi aktivitas utama yang dilakukan anak-anak. Sayangnya, jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain turun drastis dalam beberapa tahun terakhir, karena banyak yang beralih ke kegiatan pasif seperti menonton TV atau bermain dengan gadget. Akibatnya, si Kecil terancam kehilangan kesempatan penting untuk mengembangkan kemampuan kognitif yang penting bagi proses belajar dan tumbuh kembangnya.

Yuk, dukung stimulasi dan imajinasi si Kecil lewat permainan Lego!

Membangun Cerita

Gunakan Lego sebagai perlengkapan untuk membangun cerita. Bisa diambil dari aktivitasnya sehari-hari atau mencontek dari buku favoritnya. Asah kemampuan psikomotoriknya untuk menyusun bentuk bangunan rumah, sekolah, orang, atau mobil yang mendukung jalan ceritanya. Biarkan si Kecil mengarang dan menentukan jalan ceritanya sendiri untuk mengembangkan daya imajinasinya. Selain itu, menyusun Lego akan mengasah kemampuan atensi dan memorinya.

Membuat Bentuk Favoritnya

Menggunakan Lego, si Kecil dapat mengasah imajinasinya membangun berbagai bentuk yang diinginkan. Mulai dari gedung tinggi, kendaraan, hewan, dan tumbuhan. Asah juga kemampuan bahasanya dengan sesekali mengajukan pertanyaan tentang apa yang sekarang dia bangun, warna yang digunakan, atau pemberian nama yang cocok.

Baca Juga: Permainan Edukatif untuk Anak Usia 1 Tahun

Menggunakan Tema

Si Kecil dapat menggunakan tema-tema tertentu saat bermain dengan Lego, misalnya tema peternakan dengan kandang dan hewan ternak, istana dengan kuda dan benteng tinggi besar, atau kebun binatang dengan penjaga dan hewan-hewan liar di dalamnya.
Dukung stimulasinya dengan menjelaskan cara kerja dan aktivitas yang dilakukan di peternakan, atau hewan apa saja yang biasa ada di dalam kebun binatang. Jawab pertanyaannya dengan bijak dan jelaskan dengan kata-kata sederhana, agar mudah dipahami anak-anak yang berada pada tahapan usia 3+.

Wujudkan Cita-cita

Lego juga bisa digunakan si Kecil untuk mewujudkan cita-citanya selama ini. Misalnya, ingin menjadi koki handal, Lego dapat digunakan untuk membangun restoran impiannya yang bergaya modern dan dilengkapi aneka fasilitas canggih untuk membuat makanan. Atau ingin menjadi pilot yang menerbangkan pesawat super canggih, wujudkan alat transportasi udara dengan komponen-komponen Lego yang dibangun sesuai dengan kreativitas anak.

Asah imajinasinya dengan menyediakan dan memberikan kesempatan untuk bermain Lego ya, Bunda.

"DANCOW Dukung Cinta Bunda untuk Si Kecil"

Image Article
Bentuk Imajinasi Si Kecil Lewat Permainan Lego
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Asah Ingatan Si Buah Hati Lewat Belajar Mengingat Daftar Belanja

Published date

Mengajak Si Buah Hati yang baru saja menginjak tahapan usia 3+ berbelanja, dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan, sekaligus menjadi tempat tepat untuk dijadikan proses belajar. Tidak hanya mengajarkan disiplin dan tanggung jawab, tapi juga melatih kemampuan bahasa, kemampuan memori dan atensi.

Bunda dapat mengajarkan cara berbelanja dengan memberikan daftar belanja bergambar, untuk memudahkan Si Buah Hati. Simak tips-tips membuatnya berikut ini.

Membuat Daftar Belanja Bergambar

Terkadang pergi ke supermarket dapat membuat Si Buah Hati rewel. Berikan daftar belanja bergambar untuk membuatnya tetap sibuk. Foto produk yang ingin dibeli, disertai keterangan seperti harga, berat, dan jumlah yang dibeli. Berikan kesempatan padanya untuk mencari barang-barang yang dibutuhkan sesuai dengan yang ada dalam daftar.

Jika sudah mendapatkannya, berikan stiker atau gunakan spidol warna-warni untuk menandai yang sudah dibeli, agar tidak terjadi belanja barang-barang yang sama. Barang-barang yang bisa dimasukkan ke dalam daftar biasanya berupa frozen food, alat-alat kebersihan rumah tangga, dan makanan bernutrisi seperti oat maupun roti.

Berikan Pujian

Berikan pujian secara tulus untuk memotivasi Si Buah Hati, walau barang yang diambil mungkin belum sesuai dengan daftar belanjaan yang dipegang. Gunakan kalimat yang positif dan jangan menunjukkan letak kesalahannya di depan orang lain, karena dapat membuat Ia menjadi malu dan rendah diri.

Apresiasi aksi cerdasnya ketika ia memutuskan tidak meminta atau merengek dibelikan barang yang tidak ada dalam daftar.

Membuat Daftar dengan Foto

Cara lainnya dengan daftar belanja. Bunda bisa memotret barang-barang yang perlu dibeli untuk kebutuhan bulan ini. Susun foto-foto tersebut secara berjajar horizontal, kemudian cetak atau print-out di kertas. Tunjukkan pada Si Buah Hati dan mintalah dia untuk mengingatnya. Saat di supermarket, silakan memintanya untuk mengambilkan barang sesuai dengan yang ada di gambar. Selain bisa mengasah akal cerdasnya, juga bisa merangsang kemampuan kognitifnya khususnya dalam mencocokkan gambar dengan benda aslinya.

Ajarkan Si Buah Hati cara yang baik dan tepat untuk berbelanja, tentunya dengan cara yang menyenangkan ya Bunda.

Image Article
Trik Mudah Ajari Si Kecil Mengingat Daftar Belanja
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Tips Menambah Kosakata Bahasa Si Buah Hati

Published date

Bunda, kini Si Buah Hati sudah mulai bisa berbicara dengan jelas. Menginjak usia toddler, suara cerewetnya akan semakin sering terdengar. Ia akan memanggil Ayah dan Bunda dan kata-kata hingga benda-benda yang mereka lihat dengan suara nyaring.

 

Inilah saat yang tepat bagi Si Buah Hati untuk belajar merangkai kata menjadi kalimat utuh. Karena pada usia toddler, kebanyakan anak-anak mulai menghubungkan kata-kata untuk memiliki makna. 

 

Mereka mulai memahami nama-nama objek, seperti bagian tubuh, nama manusia, warna, dan hewan. Dalam tahap ini, Si Buah Hati dapat menyederhanakan dengan tiga asumsi dasar.

 

  1. Label atau kata yang mengacu pada seluruh objek, bukan bagian atau kualitas.

    Contoh: Flopsy adalah mainan tercinta Si Buah Hati, bukan kepala atau warna.
     
  2. Label atau kata yang merujuk kepada kelas atau hal dibandingkan masing-masing item.

    Contoh: Doggie adalah kata untuk semua hewan berkaki empat.
     
  3. Apa pun yang memiliki nama hanya dapat memiliki satu nama.

    Contoh: Ayah, Bunda, bukan orang atau Budi.

 

Saat Si Buah Hati berusia 18 bulan, mereka akan menambah kata-kata baru setiap dua jam. Pada usia 2 tahun, sebagian besar anak akan memiliki 1 hingga 2.000 kata. Bahkan, mulai menggabungkan dua kata sekaligus untuk membentuk sebuah kalimat sederhana, seperti “Aku lapar.” 

 

Seiring dengan bertambahnya usia Si Buah Hati, mereka akan semakin pintar dalam merangkai kata untuk berbicara dengan Bunda. Untuk mengembangkan keterampilan bahasa Si Buah Hati, Bunda dapat memberikan kosakata baru. 

 

Tentunya dengan bahasa dan kata yang baik. Bisa juga membacakan buku cerita bergambar atau bernyanyi sehingga Si Buah Hati bisa menirukan nyanyian dan cerita Bunda. Yuk, simak tips singkat yang bisa Bunda lakukan untuk melatih dan menambah kosa kata untuk Si Buah Hati:

 

1. Rajin Berbicara dan Berkomunikasi Dengan Si Buah Hati

Bunda, komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk menjalin ikatan dengan Si Buah Hati. Selain itu, komunikasi bisa jadi proses belajar baginya untuk melatih berbicara dan paham akan arti kosakata. Komunikasi dengan Si Buah Hati dimulai saat masih bayi, kapan pun dan di mana pun.

 

Kenalkanlah semua benda yang Bunda dan Si Buah Hati temui. Ceritakan hal-hal menarik dengan gaya dan bahasa yang baik kepadanya. Karena ini akan menjadi bekal bagi perkembangan bicara dan bahasanya ketika mereka menginjak usia satu tahun ke atas, di mana Si Buah Hati sudah mulai terstimulasi untuk berbicara dengan Bunda dan orang terdekat lainnya.

 

2. Membacakan Buku Cerita

Seperti yang dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, pada usia 1,5–2 tahun, Si Buah Hati mulai gemar mendengarkan cerita. Membacakan buku cerita adalah salah satu cara terbaik untuk Bunda membantunya dalam menambah kosa kata. 

 

Biasanya, buku cerita bergambar akan menarik perhatian Si Buah Hati. Terutama, Saat ia melihat dan menunjuk gambar, Bunda bisa menjelaskan nama benda yang ditunjuk. Selain itu, Si Buah Hati juga akan belajar membaca dan mengulangi cerita Bunda.

 

3. Menonton Video Cerita Anak

Sama halnya dengan membaca, menonton video anak yang sesuai dengan usia Si Buah Hati, juga membantu dalam menambah kamus bahasa. Tentunya ketika Si Buah Hati sedang menonton acara anak, Bunda harus tetap mengawasi mereka. Sehingga Bunda bisa memfilter video yang boleh mereka lihat dan tidak. Selain itu, Bunda juga bisa memberitahu benda yang sedang ada dalam tayangan tersebut.

 

4. Bernyanyi

Menyanyi juga menjadi salah satu cara untuk menambah kamus bahasa Si Buah Hati. Bunda bisa merangkai lagu dengan benda-benda yang ada disekitar rumah dan mengajaknya untuk menyanyi bersama. Selain itu, dengan bernyanyi Bunda juga bisa menyisipkan pesan-pesan baik untuk diajarkan pada Si Buah Hati.

 

Jadi, sudah siapkah Bunda untuk bermain dan belajar bersama Si Buah Hati? Bunda juga boleh untuk berimprovisasi, karena bisa membantu Si Buah Hati semakin kreatif.

 

Jangan lupa untuk menambahkan minuman kaya nutrisi, seperti DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Kamus Bahasa untuk si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk, Ajak Si Buah Hati Olahraga Usia Dini

Published date

Untuk mencapai kondisi kesehatan yang prima, selain pentingnya memerhatikan asupan gizi Si Buah Hati, juga tak kalah penting adalah mendorongnya melakukan olahraga usia dini.

 

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), seorang anak membutuhkan sekitar 60 menit berolahraga fisik setiap harinya. Total 60 menit ini tidak harus didapatkan dalam satu waktu yang sama, tetapi dapat dijumlahkan dalam sehari menjadi 60 menit.

 

Mengapa olahraga usia dini itu penting? Menurut dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, inilah beberapa keuntungan bila Si Buah Hati selalu didorong untuk melakukan aktivitas fisik.

 

1. Baik untuk Kesehatan Fisik Si Buah Hati

Olahraga usia dini atau aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tubuh Si Buah Hati, seperti meningkatkan lean body mass, meningkatkan kepadatan tulang, kekuatan otot dan tulang, meningkatkan kesehatan jantung, peredaran darah, serta kesehatan paru-paru.  

 

Sebuah penelitian di Iowa, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa anak-anak yang secara aktif bermain memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan tulang yang optimal. Banyak penelitian lain yang membuktikan bahwa bermain aktif mencegah anak dari kelebihan berat badan dan obesitas.

 

2. Meningkatkan Kemampuan Motorik

Membantu mengembangkan koordinasi dan gerakan motorik Si Buah Hati.

 

3. Baik untuk Kesehatan Mental    

Meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan belajar dan berlatih, serta meningkatkan kesehatan mental psikologis. Saat olahraga usia dini, Si Buah Hati akan merasa gembira. Hal ini akan membantu anak mengurangi stres dan membantu kemampuan sosial anak serta mengasah perkembangan otak.

 

4. Meningkatkan Bonding Time

Bila dilakukan bersama keluarga, olahraga usia dini dapat memberikan quality time pada Si Buah Hati dan meningkatkan bonding dengan orang tua.

 

5. Punya Gaya Hidup Aktif

Bila dibiasakan melakukan aktivitas fisik sejak dini kelak Si Buah Hati tumbuh menjadi seorang dewasa dengan gaya hidup aktif.

Baca Juga: Manfaat Nutrisi yang Bisa Ditemukan dalam Susu Pertumbuhan

Ragam Aktivitas

Ada pun panduan aktivitas fisik atau berolahraga bagi anak-anak yang direkomendasikan oleh dokter Bernie adalah sebagai berikut:

 

  • Usia Batita

Saat memasuki prasekolah, Si Buah Hati diharapkan sudah dapat berjalan, berlari, dan melompat. Pada masa ini, olahraga diperlukan untuk memperkuat kemampuan dasar motorik kasar dan kemudian melatih fungsi dan kemampuan motorik, serta perkembangan lainnya seperti kemampuan koordinasi mata-tangan (motorik halus), keseimbangan, dan ritme gerak fisik.

 

Bentuk paling sering dari olahraga usia dini pada masa ini adalah bermain secara aktif seperti berjalan, berlari, memanjat, dan lainnya. Bentuk lain adalah yang disebut interactive guided play atau bermain interaktif dengan arahan seperti berlatih menari, yang juga melatih anak untuk mengikuti instruksi.

Sesekali selipkan aktivitas yang memerlukan banyak tenaga dalam waktu singkat, seperti melompat-lompat, memanjat, berlari. Mainkan musik dan ajak Si Buah Hati bergerak sesuai irama. 

 

Belajarlah bermain bola dengan cara lempar tangkap dan menendang. Permainan yang didorong dan ditarik seperti kereta-keretaan meningkatkan pemahaman anak tentang kesadaran ruang

 

  • Usia Prasekolah  

Anak yang berusia prasekolah dianjurkan melakukan minimal 180 menit atau 3 jam aktivitas fisik dengan intensitas ringan hingga tinggi per harinya. Aktivitas fisik tersebut dapat berupa sejumlah aktivitas di lingkungan luar rumah atau aktivitas bermain ataupun rekreasi. 

 

Pada usia ini, anak diharapkan dapat mengembangkan kemampuan melempar, melompat dan berlari. Si Buah Hati di usia prasekolah memiliki banyak sekali pilihan permainan yang dapat dijadikan aktivitas fisik. Selipkan latihan yang membuat anak bernafas lebih cepat dan dalam. Misalnya, ajak anak berlomba jarak pendek saat bersepeda.

 

Selain rekomendasi olahraga usia dini, anak-anak juga dianjurkan membatasi kegiatan yang sedentary atau tidak aktif dalam kesehariannya. Hal ini dapat dicapai misalnya Bunda, Ayah atau pengasuh meminimalisasi waktu yang dihabiskan oleh Si Buah Hati untuk duduk, menggunakan stroller atau menonton TV. Waktu yang dianjurkan adalah kurang dari 1 jam sehari, bahkan apabila dapat lebih pendek akan lebih baik.

 

Pada saat melakukan aktivitas fisik, umumnya Si Buah Hati akan berkeringat. Tak apa, hal ini sangat sehat dampaknya bagi Si Buah Hati. Namun demikian, jangan sampai Si Buah Hati mengalami dehidrasi.

 

Oleh sebab itu, sodorkan minuman, jangan tunggu sampai Si Buah Hati mengeluh haus. Karena jika Si Buah Hati bilang haus, berarti telah terjadi dehidrasi ringan. Sebaiknya. minum cairan yang sejuk (bukan dingin), sebelum, selama dan setelah olahraga. Jumlah sekitar 200-250 cc (1 gelas) setiap 20 menit berolahraga. Minuman yang dianjurkan berupa air putih atau jus buah segar (bukan kemasan).

 

Untuk mendukung aktivitas fisiknya, pastikan Si Buah Hati mendapatkan nutrisi sesuai usianya. Memberikan nutrisi yang tepat dan sempurna bisa membantu mendukung kesehatan serta kebutuhan gerak Si Buah Hati. Ibu bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini merupakan produk susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus

 

Image Article
Yuk, Ajak Si Kecil Beraktivitas Fisik!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Latih Kekuatan Otot Si Buah Hati dengan Menari

Published date

Setelah menginjak usia toddler, Si Buah Hati sudah mulai aktif bergerak. Pada momen ini juga, Bunda haruslah rajin memberikannya beragam stimulasi yang dapat mendukung perkembangan Si Buah Hati, agar optimal. Satu kegiatan yang dapat Bunda berikan untuk Si Buah Hati adalah menari.

Mengapa menari? Karena dalam menari, Si Buah Hati akan belajar melakukan pelbagai gerakan yang menstimulasi motorik kasarnya. Sementara menurut Mella Kumala Dewi, peneliti dari Universitas Bengkulu, menari dapat mengembangkan kelenturan otot tubuh.

"Si Buah Hati yang sering berlatih menari dengan meliukkan badan ke kanan dan ke kiri dapat meningkatkan kelenturan pinggang dan lengan," tulis Mella.

Karena usianya yang masih kecil, tentu saja Bunda tidak perlu mengajarkan gerakan yang sulit. Cukup gerakan sederhana yang bisa membantu menstimulasi motorik Si Buah Hati, seperti mengangkat tangan, menggoyangkan pinggul ke kiri dan ke kanan, atau bertepuk tangan sambil melompat. 

Tentu saja, semua itu akan lebih mengasyikkan bila diiringi oleh musik. Sesuaikan dengan kemampuan Si Buah Hati ya, Bunda. Jangan dipaksakan. Selain melatih kekuatan otot Si Buah Hati, menari juga memberikan banyak manfaat. Misalnya berikut ini.

1. Menyalurkan Energi Dengan Cara Tepat

Si Buah Hati selalu punya banyak energi untuk bergerak ke sana-sini. Dengan bantuan tarian yang teratur, ia bisa menyalurkan energi dengan cara yang tepat dan menyenangkan. 

Apalagi perkembangan teknologi seperti smartphone atau tablet cenderung membuat Si Buah Hati betah berdiam diri di depan layar. Namun, smartphone bisa juga menjadi 'sarana' mencari gerakan menari dan menari bersama Bunda dan Ayah.

2. Menunjang Kesehatan Fisik

Latihan tari yang teratur dapat meningkatkan fleksibilitas tubuh Si Buah Hati. Kekuatan fisik dan staminanya juga akan lebih baik. Selain itu, Si Buah Hati juga akan memiliki postur tubuh yang tegak. Bahkan jantung dan paru-parunya akan lebih sehat, karena menari merupakan bagian dari olah tubuh.

3. Melatih Kontrol Diri

Ketika menari bersama-sama, Si Buah Hati akan mengikuti gerakan Bunda, guru, atau temannya. Dengan begitu, ia akan belajar bekerja sama dan melatih kontrol diri yang baik.

4. Ekspresikan Diri dan Melatih Daya Ingat

Menari bukanlah sekedar menggerakkan badan melainkan upaya untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran Si Buah Hati. Kala menari berkelompok, Si Buah Hati harus belajar menghafal gerakan tarian itu. Dengan begitu, secara tidak langsung, menari akan membantu Si Buah Hati mengembangkan daya ingatannya.

Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi untuk melatih kemampuan Si Buah Hati, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus

Jadi tunggu apa lagi Bunda? Setel musiknya sekarang dan mulailah bergoyang bersama Si Buah Hati. Seru, ya?

Image Article
Latih Kekuatan Otot Si Kecil dengan Menari
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengenal Garis, Dasar Belajar Seni Lukis

Published date

Salah satu hadiah yang bisa membuat Si Buah Hati merasa bahagia adalah pensil dan buku gambar. Sebab sejak usia toddler, ia memang tengah senang mencorat-coret. Mulai dari mencoret dengan bentuk sembarangan, waktu ia baru mengenal pensil dan mengetahui kegunaannya. Hingga coretan beragam bentuk dasar, seperti lingkaran atau garis panjang, kala sudah terbiasa memegang alat tulis. 

Di tahap ini, Si Buah Hati sesungguhnya sudah bisa mengendalikan aktivitas motoriknya. Hingga kemampuan mencoretnya meningkat menjadi lebih terkendali. Pada masa ini pula Bunda dapat memperkenalkannya dengan seni lukis. Yakni dengan cara:

1. Memperkenalkan Garis Lurus

Garis adalah barisan titik yang memiliki dimensi memanjang dan arah tertentu dengan kedua ujung terpisah. Si Buah Hati yang sudah masuk tahap mencoret terkendali mampu menorehkan ujung pensil dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan dan sebaliknya. 

Meski garis yang diciptakannya tidak benar-benar lurus. Karena itu, pelan-pelan Bunda bisa mencontohkan cara membuat garis lurus pada Si Buah Hati. Bimbinglah tangan mungilnya untuk menarik garis yang lurus.

Setelah gambar garis jelas, barulah Bunda bisa menjelaskan apakah itu bentuk garis lurus yang tegak atau datar. Pada penjelasan lanjutan, Bunda bisa menceritakan gambar apa saja yang bisa dibuat dari garis lurus tersebut. 

Setelah kemampuan motorik Si Buah Hati berkembang, Bunda juga bisa mengajarkan dan mengenalkan variasi garis lainnya. Misalnya garis lengkung, bergelombang, atau diagonal.

2. Lingkaran

Dalam pelajaran seni rupa, bidang dua dimensi yang dibuat dari pertautan garis akan membentuk satu bentuk. Si Buah Hati, yang sudah bisa mengendalikan pensil, mampu menggambar lingkaran dengan mempertemukan titik akhir perjalanan pensilnya ke titik awal. Bentuk lingkaran yang dibuatnya mungkin belum bulat sempurna. 

Bahkan, terkadang ketika dia sudah membuat satu lingkaran, tangannya akan terus memutar sehingga akan terlihat bentuk lingkaran di dalam lingkaran.

Di sini, Bunda bisa mulai menjelaskan kepada Si Buah Hati untuk menghentikan gerakan pensil setelah berhasil membentuk satu lingkaran. Berilah dia pujian karena telah berhasil membuat salah satu bentuk geometri sederhana, lalu ceritakan gambar apa saja yang bisa dihasilkan dari lingkaran tersebut. 

Tahap selanjutnya, ketika tangan Si Buah Hati sudah mulai kokoh memegang pensil, Bunda bisa mengajarkannya membuat lingkaran dengan benar. Misalnya mengajarkan Si Buah Hati mencetak bentuk lingkaran dari gelas yang ditempelkan pada kertas.

Setelahnnya, Biarkan Si Buah Hati bereksplorasi dengan bentuk yang dia bisa. Berilah kesempatan pada Si Buah Hati membuat garis dan lingkaran sebanyak-banyaknya. Bunda bisa mempersiapkan pensil warna atau krayon pada Si Buah Hati, agar proses belajarnya lebih menarik.

Bunda juga bisa mendukung kreativitas Si Buah Hati dengan memberikannya pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Dengan nutrisi seimbang serta stimulasi tepat, Bunda mendukung perkembangan Si Buah Hati usia toddler sejak dini yang lebih optimal.

Image Article
Mengenal Garis, Dasar Belajar Seni Lukis
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Trik Agar Si Buah Hati Mudah Beradaptasi di Lingkungan Baru

Published date

Bunda, saat Si Buah Hati sudah memasuki usia pra-sekolah, pastinya mereka akan dihadapkan dengan lingkungan baru, berkenalan dengan ibu guru dan anak-anak sebayanya yang kelak akan menjadi teman sepermainan. Namun apa yang terjadi bila ia mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan barunya? Bila itu terjadi, Bunda perlu mendampingi sikap optimisnya tumbuh.

Menurut Femi Olivia dan Lita Ariani S, dalam buku Inner Healing @ School, sikap optimis akan mendorong anak untuk lebih percaya diri, tidak mudah menyerah, dan mudah beradaptasi. Selain menumbuhkan sikap optimis anak, Bunda bisa pula melakukan beberapa hal di bawah ini, agar ia mudah berbaur dengan lingkungan baru"

Temani Si Buah Hati

Ketika Si Buah Hati baru datang di lingkungan baru, Bunda jangan meninggalkannya sendirian, meskipun tempat yang baru didatangi adalah rumah kakek nenek atau kerabat lainnya. Sebab saat berusia 1-3 tahun, ia tertarik untuk bereksplorasi dan masih membutuhkan kehadiran orang dewasa untuk memberikan rasa aman.

Begitu pula saat bermain di tempat baru, anak akan bermain dengan teman-teman sebayanya tapi pasti akan kembali pada Bunda. Setelah Si Buah Hati sudah bisa berbaur dengan lingkungannya dan Bunda sudah memastikan lokasi itu aman serta nyaman, Bunda bisa mulai mengurangi durasi untuk menemaninya. Sehingga ia akan semakin mandiri dan tahu cara berinteraksi yang baik dengan lingkungannya.

Ceritakan tentang lingkungan baru

Agar Si Buah Hati lebih mudah beradaptasi, ada baiknya Bunda menceritakan terlebih dulu keadaan tentang lingkungan yang akan didatangi. Ceritakan kondisi tempat baru dengan detail dan menggunakan cara positif sehingga ia akan semakin tertarik untuk segera mengunjungi tempat tersebut. Selain itu, Bunda juga bisa memberitahu anak tentang siapa saja yang akan ditemui. Ini dilakukan agar ia tidak kaget dan lebih siap menghadapi situasi baru.

Biasakan untuk datang ke lingkungan baru

Semakin sering Bunda mengajak Si Buah Hati ke tempat baru yang berbeda, ia akan semakin terbiasa dan lebih mudah beradaptasi. Dengan demikian anak bisa lebih siap menghadapi suasana dan bertemu dengan orang-orang yang ada di tempat tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu cara mendidik anak agar lebih mandiri. Selain itu, ia bisa belajar menganalisa ketika melihat situasi dan kondisi lingkungan baru.

Perhatikan kondisi Si Buah Hati

Ketika akan mengajak anak ke lingkungan baru, Bunda perlu memperhatikan kondisi atau perasaannya. Bila dia sedang merasa senang, bebas dari rasa lapar, dan tidak rewel maka akan lebih mudah untuk berbaur dengan lingkungan baru. Selain itu, pastikan juga anak berada dalam kondisi sehat dan tidak kelelahan. Bila Si Buah Hati terlihat tidak siap, Bunda tidak perlu memaksanya. Tapi cobalah di lain waktu.

Kenali temperamen Si Buah Hati

Ada tiga jenis temperamen, yaitu mudah (easy), lambat untuk “panas” (slow to warm up) dan sulit (difficult). Nah, Si Buah Hati termasuk yang mana? Bunda harus bisa mengetahuinya. Karena bila anak termasuk pada jenis yang mudah (easy), ia tidak akan banyak mengalami kesulitan beradaptasi. Namun bila sebaliknya, Bunda harus terus membantu dengan sabar dan memberinya perhatian serta pengertian, sehingga ia bisa terus mengasah kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Beri penilaian atas tindakan Si Buah Hati

Bila Si Buah Hati sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, Bunda bisa memberi penilaian atas apa yang sudah dilakukannya. Misal memberikan pujian ketika anak bersedia bergantian menggunakan mainan di taman bermain (playground), jangan juga ragu untuk menegur secara halus atau menunjukkan ekspresi wajah kecewa saat ia melakukan hal yang kurang baik. Cara ini akan memberikan pernyataan padanya apa yang baik untuk dilakukan dan sebaliknya.

Image Article
Trik Agar Si Kecil Mudah Beradaptasi di Lingkungan Baru
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Tips Si Buah Hati Belajar Pipis di Toilet

Published date

Suatu hari Si Buah Hati Via mencolek Bunda Dewi yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Via berkata pada Bundanya kalau ia ingin buang air. Dewi menuntun Via ke kamar mandi, memintanya membuka celana dan membimbingnya menggunakan toilet.

"Akhirnya Via yang berusia 2,5 tahun bisa mengungkapkan keinginannya saat merasa mulas sebelum pup di celana," kata Dewi, akhir Agustus 2015 lalu.

Sejak kecil, Via memang tidak terbiasa menggunakan popok sekali pakai di rumah. Tapi karena masih suka mengompol, Dewi pun bergantung pada popok saat mengajak Via bepergian. Tapi Dewi tak bisa membiarkan Via selalu nyaman pipis di celananya. Dia harus mengajarkan Via agar bisa buang air di tempat yang benar.

Ririn Suwinul Arifin pada penelitian berjudul Hubungan Toilet Training Terhadap Kemampuan Anak dalam Melakukan Eliminasi menyebutkan tanda-tanda kesiapan fisik anak untuk memulai toilet training pada usia 24-28 bulan.

Pada saat itu, Si Buah Hati sudah sudah mampu memakai dan melepas celana sendiri, bisa memakai kata pipis atau pup, dan dapat duduk atau jongkok kurang lebih 2 jam. Sehingga dia sudah mulai berhasil menjaga popoknya tetap kering selama 3-4 jam.

Selain itu, lanjut Ririn, pada usia toddler, biasanya anak sudah tahu waktu untuk buang air kecil dan buang besar. Dia akan menunjukkan keinginannya untuk buang air dengan memegang alat kelaminnya sambil minta ke kamar mandi kecil.

Dia juga akan memperlihatkan ekspresi fisik misalnya meringis, merah, atau jongkok saat akan buang air. Jika mengompol, ia akan merasa tidak betah memakai popok yang basah dan kotor.

Ketika Si Buah Hati sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut, maka Bunda bisa coba mengajarkan toilet training. Bunda Dewi akan berbagi trik bagaimana cara toilet training yang diterapkan pada Via. Yuk, simak tipsnya.

1. Selalu Ingatkan untuk Buang Air di Toilet

Menurut Dewi, hal cukup sulit dilakukan dalam toilet training adalah membuat Si Buah Hati sadar akan perasaan tak enak pada perutnya ketika ingin pup atau pipis. Bunda bisa bilang pada Si Buah Hati agar buang air di toilet saat mendapatinya sedang menampakkan tanda-tanda mengejan.

Secara tidak langsung, Bunda memberi tahu definisi sakit perut dan harus segera ke belakang. Harapannya Si Buah Hati mengerti kalau sudah merasakan mulas, dia akan langsung bilang pada Bunda.

2. Pakai Training Pants

Via masih sulit mengendalikan keinginan untuk buang air kecil. Dewi memutuskan memakaikan training pants untuk Via. Celana tersebut dibuat dari bahan kain berlapis.

Saat Si Buah Hati pipis, kulitnya akan terasa basah, tapi ompolnya tidak tembus sampai keluar celana. Dewi berharap lama-lama Via akan selalu bilang sebelum mengompol untuk menghindari perasaan basah yang tak enak itu.

3. Buat Si Buah Hati Nyaman saat di Toilet

Di kamar mandi Dewi hanya ada kloset jongkok. Jarak pijakan kaki di kanan kiri cukup jauh buat Si Buah Hati. Sehingga posisi jongkok Si Buah Hati tidak stabil dan mungkin membuatnya menjadi takut jatuh. Dewi selalu memegangi Via saat menggunakan kloset agar bisa buang air dengan nyaman.

Kebiasaan ini juga harus dilakukan Bunda yang menggunakan toilet duduk di rumah. Sebab desain toilet duduk bagi anak terlalu tinggi, sehingga kaki Si Buah Hati tidak sampai untuk menginjak lantai. Hal ini bisa membuat Si Buah Hati tak nyaman dan merasa takut jatuh ke lubang toilet. Bunda bisa selalu memegang Si Buah Hati atau memberikan bangku kecil di depan toilet sebagai pijakannya.

4. Kebiasaan Bersih Selepas Buang Air

Setelah buang air, Via langsung meminta Dewi menyiram toilet dan membersihkan tangannya. Via sudah tahu bahwa harus bersih selepas buang air. Tapi, belum bisa melakukannya sendiri. Bunda harus mencontohkan cara yang benar membersihkan diri selepas dari toilet. 

Siram kloset jongkok dengan perlahan, agar airnya tidak terpercik kemana-mana. Jika menggunakan toilet duduk, maka tutup dulu toilet sebelum memencet tombol flush. Pada jenis toilet ini Bunda bisa juga menggunakan dudukan khusus untuk anak.

Lambat laun Si Buah Hati akan mengikuti kebiasaan baik tersebut. Itulah salah satu bentuk cinta Bunda yang selalu memberi perlindungan bagi Si Buah Hati agar tidak terkena kuman dan bakteri di toilet.

Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi yang dapat membantu kemampuan Si Buah Hati, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Belajar Pipis di Toilet Yuk!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Cara Agar Si Buah Hati Minum Pakai Gelas

Published date

Bunda, bila Si Buah Hati sudah menginjak satu tahun, sebaiknya kebiasaan minum dengan botol dan dot segera dihentikan. Menurut Widyaiswara Perwakilan Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Aceh, Sri Raihan, terlalu lama minum pakai botol dan dot akan mempengaruhi kesehatan gigi dan memengaruhi bentuk rahang. 

Namun, perpindahan cara minum dari botol ke gelas tidaklah mudah. Terkadang, Si Buah Hati merasa tak nyaman dan menolak minum dengan gelas. Karena itu, proses perpindahannya harus bertahap. Seperti beberapa langkah di bawah ini:

1. Kenalkan dengan Gelas

Gelas berwarna menarik atau bergambar seperti tokoh kartun favoritnya cenderung akan menarik perhatian Si Buah Hati. Hingga ia tertarik mencoba menggunakannya. Pastikan bahan gelas aman untuk anak-anak, seperti gelas plastik yang berkualitas tinggi. Lalu ajarkan Si Buah Hati memegang dan berilah contoh cara minum menggunakan gelas.

2. Gunakan Sedotan

Ketika Si Buah Hati belum terbiasa atau masih sulit minum langsung menggunakan gelas, Bunda dapat memberikannya sedotan. Mintalah ia untuk menghisap air menggunakan sedotan itu. 

Si Buah Hati pasti senang merasakan sensasi air ketika masuk ke mulutnya. Apalagi bila Bunda memberikannya sedotan berbentuk aneh yang melingkar-lingkar. Sambil bermain sedotan, tanpa sadar ia tengah belajar minum tanpa dot lagi.

3. Sendok

Bunda bisa pula membantu Si Buah Hati menyesap minumannya menggunakan sendok. Misalnya kala ia tengah minum jus, teh manis, atau sus. Setelah meminum beberapa sendok, Bunda bisa memintanya mencoba untuk langsung meneguk air langsung dari gelas. Setelahnya, jauhkanlah darinya sedotan atau sendok itu, agar Si Buah Hati terbiasa minum menggunakan gelas.

4. Awasi Penggunaan Gelas

Biasanya, Si Buah Hati akan suka dengan hal baru.Termasuk pengalaman perdananya minum dengan gelas. Hingga ia cenderung membawa gelasnya ke mana saja. Di tahap ini, Bunda harus bersiap dengan baju Si Buah Hati yang selalu basah, tumpahan minuman di mana-mana, atau lantai yang kotor karena ceceran minuman. Waspadai pula kemungkinan Si Buah Hati terpeleset karena tumpahan air yang dibawanya.

5. Batasi Penggunaan Botol

Si Buah Hati sudah bisa minum dengan gelas, namun terkadang rindu dengan botolnya. Terutama ketika akan tidur atau bangun di tengah tidur malam. Di tahap ini, Bunda jangan langsung mengabulkan permintaan itu. 

Cobalah selalu isi gelas dengan air, agar jika sewaktu-waktu dibutuhkan, sudah siap sedia. Lakukan hal ini secara konsisten agar ia cepat terbiasa minum dengan gelas.

6. Sajikan Jus dalam Gelas

Agar lebih tertarik minum dengan gelas, Bunda bisa pula menyajikan jus buah yang berbeda setiap harinya. Warna-warni jus akan membuat Si Buah Hati semangat minum dari gelas. Selain itu, minuman jus juga bisa membantu Bunda memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizinya.

Dukung perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
6 Cara Agar Si Kecil Minum Pakai Gelas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off