4 Tips Si Buah Hati Belajar Pipis di Toilet
05-11-2020
Suatu hari Si Buah Hati Via mencolek Bunda Dewi yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Via berkata pada Bundanya kalau ia ingin buang air. Dewi menuntun Via ke kamar mandi, memintanya membuka celana dan membimbingnya menggunakan toilet.
"Akhirnya Via yang berusia 2,5 tahun bisa mengungkapkan keinginannya saat merasa mulas sebelum pup di celana," kata Dewi, akhir Agustus 2015 lalu.
Sejak kecil, Via memang tidak terbiasa menggunakan popok sekali pakai di rumah. Tapi karena masih suka mengompol, Dewi pun bergantung pada popok saat mengajak Via bepergian. Tapi Dewi tak bisa membiarkan Via selalu nyaman pipis di celananya. Dia harus mengajarkan Via agar bisa buang air di tempat yang benar.
Ririn Suwinul Arifin pada penelitian berjudul Hubungan Toilet Training Terhadap Kemampuan Anak dalam Melakukan Eliminasi menyebutkan tanda-tanda kesiapan fisik anak untuk memulai toilet training pada usia 24-28 bulan.
Pada saat itu, Si Buah Hati sudah sudah mampu memakai dan melepas celana sendiri, bisa memakai kata pipis atau pup, dan dapat duduk atau jongkok kurang lebih 2 jam. Sehingga dia sudah mulai berhasil menjaga popoknya tetap kering selama 3-4 jam.
Selain itu, lanjut Ririn, pada usia toddler, biasanya anak sudah tahu waktu untuk buang air kecil dan buang besar. Dia akan menunjukkan keinginannya untuk buang air dengan memegang alat kelaminnya sambil minta ke kamar mandi kecil.
Dia juga akan memperlihatkan ekspresi fisik misalnya meringis, merah, atau jongkok saat akan buang air. Jika mengompol, ia akan merasa tidak betah memakai popok yang basah dan kotor.
Ketika Si Buah Hati sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut, maka Bunda bisa coba mengajarkan toilet training. Bunda Dewi akan berbagi trik bagaimana cara toilet training yang diterapkan pada Via. Yuk, simak tipsnya.
1. Selalu Ingatkan untuk Buang Air di Toilet
Menurut Dewi, hal cukup sulit dilakukan dalam toilet training adalah membuat Si Buah Hati sadar akan perasaan tak enak pada perutnya ketika ingin pup atau pipis. Bunda bisa bilang pada Si Buah Hati agar buang air di toilet saat mendapatinya sedang menampakkan tanda-tanda mengejan.
Secara tidak langsung, Bunda memberi tahu definisi sakit perut dan harus segera ke belakang. Harapannya Si Buah Hati mengerti kalau sudah merasakan mulas, dia akan langsung bilang pada Bunda.
2. Pakai Training Pants
Via masih sulit mengendalikan keinginan untuk buang air kecil. Dewi memutuskan memakaikan training pants untuk Via. Celana tersebut dibuat dari bahan kain berlapis.
Saat Si Buah Hati pipis, kulitnya akan terasa basah, tapi ompolnya tidak tembus sampai keluar celana. Dewi berharap lama-lama Via akan selalu bilang sebelum mengompol untuk menghindari perasaan basah yang tak enak itu.
3. Buat Si Buah Hati Nyaman saat di Toilet
Di kamar mandi Dewi hanya ada kloset jongkok. Jarak pijakan kaki di kanan kiri cukup jauh buat Si Buah Hati. Sehingga posisi jongkok Si Buah Hati tidak stabil dan mungkin membuatnya menjadi takut jatuh. Dewi selalu memegangi Via saat menggunakan kloset agar bisa buang air dengan nyaman.
Kebiasaan ini juga harus dilakukan Bunda yang menggunakan toilet duduk di rumah. Sebab desain toilet duduk bagi anak terlalu tinggi, sehingga kaki Si Buah Hati tidak sampai untuk menginjak lantai. Hal ini bisa membuat Si Buah Hati tak nyaman dan merasa takut jatuh ke lubang toilet. Bunda bisa selalu memegang Si Buah Hati atau memberikan bangku kecil di depan toilet sebagai pijakannya.
4. Kebiasaan Bersih Selepas Buang Air
Setelah buang air, Via langsung meminta Dewi menyiram toilet dan membersihkan tangannya. Via sudah tahu bahwa harus bersih selepas buang air. Tapi, belum bisa melakukannya sendiri. Bunda harus mencontohkan cara yang benar membersihkan diri selepas dari toilet.
Siram kloset jongkok dengan perlahan, agar airnya tidak terpercik kemana-mana. Jika menggunakan toilet duduk, maka tutup dulu toilet sebelum memencet tombol flush. Pada jenis toilet ini Bunda bisa juga menggunakan dudukan khusus untuk anak.
Lambat laun Si Buah Hati akan mengikuti kebiasaan baik tersebut. Itulah salah satu bentuk cinta Bunda yang selalu memberi perlindungan bagi Si Buah Hati agar tidak terkena kuman dan bakteri di toilet.
Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi yang dapat membantu kemampuan Si Buah Hati, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.