Bunda, Ini 3 Fase Perkembangan Karakter Si Buah Hati
04-11-2020
Dalam masa pertumbuhan, Bunda dan Ayah perlu mengenal karakter unik Si Buah Hati. Sebab di masa ini, ia akan mengalami sejumlah fase yang dipengaruhi dengan lingkungan sekitar dan perkembangan wawasannya.
Dalam buku 8 Tahun yang Menakjubkan, Lely Noormindhawati membagi tiga fase biasa dialami oleh Si Buah Hati yang memasuki usia toddler.
1. Fase Peniru Ulung
Usia toddler merupakan fase "peniru ulung". Di usia ini, Si Buah Hati umumnya punya rasa ingin tahu yang tinggi. Ia juga suka menirukan perilaku orang-orang di sekelilingnya. Karena itu, dibutuhkan kesabaran dan kebijakan Bunda dalam mengasuh serta mendidik Si Buah Hati yang berada dalam fase ini.
Perilaku meniru sendiri merupakan tanda perkembangan kognitif Si Buah Hati. Umumnya, kemampuan kognitif anak usia ini yang cenderung berkembang lebih dulu adalah kemampuan berbahasanya. Tentu, ini tergantung dari stimulasi Bunda pada Si Buah Hati.
Pada awalnya, Si Buah Hati akan sering meniru Bunda atau sosok yang mengasuhnya. Lambat laun, model peniruannya berkembang sejalan perkembangan wawasan Si Buah Hati. Selama positif, fase peniruan Si Buah Hati pun bukan masalah.
Namun, menjadi masalah bila Si Buah Hati meniru figur atau tayangan negatif. "Karena itu, penting untuk Bunda menyeleksi tayangan yang boleh ditonton Si Buah Hati maupun lingkungan dan teman yang bergaul dengannya," tulis Lely.
2. Keras Kepala
Suka menolak, protes, dan ogah kompromi terkadang terjadi pada Si Buah Hati di usia ini. Hingga tidak sedikit Bunda yang merasa frustasi ketika Si Buah Hati mencapai usia ini.
Namun tetaplah tenang, positif, sabar, dan bijak, Bunda. Sebab ini adalah fase dan bagian proses perkembangan Si Buah Hati yang sesungguhnya tengah mencoba ingin mandiri.
Baca Juga: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus
3. Bereksplorasi
Anak-anak di usia ini juga cenderung memiliki semangat luar biasa dalam mencoba hal-hal baru tanpa memikirkan akibatnya. Berjingkat, meloncat, dan tingkah lainnya akan ia coba. Bahkan, mencoba merusak barang-barang yang ada di rumah tanpa peduli mahal atau tidak.
Bagi orang dewasa, tingkah ini dianggap merusak, padahal sebenarnya Si Buah Hati sedang bereksplorasi dan sekadar ingin tahu dampak dari tindakannya. Di sinilah, ia belajar konsep sebab-akibat.
Gemar bereksplorasi dan membantah, Si Buah Hati seakan mencoba batas kesabaran Bunda. Misalnya, ia suka bermain boneka karet saat mandi berendam namun menolak mengakhiri sesi mandi.
Untuk menghadapinya, Bunda harus lebih kreatif. Bila ia tengah berendam di bathtub, maka tariklah penutup lubang air. Saat air habis, ajaklah Si Buah Hati keluar.
Kalau Si Buah Hati berendam dalam ember, Bunda bisa mengajaknya mencuci mainan dengan air rendamannya. Minta ia menyirami mainannya yang ada di luar ember menggunakan air berendam. Ketika air habis, ia bisa diajak keluar.
Dengan kesabaran dan kreativitas, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati kebebasan bereksplorasi tanpa perlu berhadapan dengan sikapnya yang membantah. Jangan lupa, semua arahan disampaikan dengan bahasa yang ia mudah mengerti, hindari kata-kata larangan, serta tidak mendiktenya ya, Bunda. Sehingga Si Buah Hati bisa mencapai kemandirian, percaya diri, namun tetap tahu batasan dalam bertindak.
Jangan lupa dukung tumbuh kembang anak dengan minuman pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.
Disclaimer
Madu penting untuk perkembangan indra perasa Si Buah Hati. Namun, sebaiknya madu tidak diberikan kepada Si Buah Hati yang berusia di bawah 12 bulan, kecuali telah diproses dengan tekanan dan suhu tinggi untuk membunuh kandungan bakteri penyebab botulisme di dalamnya.
Penggunaan madu pada setiap produk DANCOW telah diproses dan diuji agar aman dikonsumsi oleh Si Buah Hati.