Cara Berbicara yang Baik Kepada Si Buah Hati saat Bicara Kasar
04-11-2020
Kemampuan berbahasa seorang anak mengalami peningkatan seiring dengan usianya yang kian bertambah. Seorang anak memiliki kemampuan mendengar dan meniru yang luar biasa dari percakapan di lingkungan sekitar yang ia dengar. Bagaimanapun, setiap perkataan yang ia dengar tak selalu layak untuk ditiru, terlebih lagi bila ia masih menginjak usia 3 tahun. Pada usia ini, kemampuannya dalam membedakan antara hal yang baik dan hal yang buruk belum berkembang dengan baik.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi cara berbahasa Si Buah Hati. Salah satunya pergaulan. Pada usia 3 tahun, anak mulai meniru tingkah laku orang-orang di sekelilingnya, termasuk teman sepermainan yang mungkin suka berbicara kasar dan kotor. Selain itu, tontonan di televisi juga tidak selamanya baik. Bahkan Bunda bisa temukan makian, umpatan atau hinaan pada acara anak-anak yang menjadi favoritnya.
Bunda sebaiknya tidak langsung menanggapi dengan emosi ketika mendengar Si Buah Hati mengucapkan kata-kata tak pantas. Tetap tenang dan pahami alasan anak sengaja melakukan hal yang tidak menyenangkan Bunda. Mungkin saja ia ingin mencari-cari perhatian dan merasa senang atas reaksi terkejut orang tua. Berikut beberapa cara mendidik anak yang tertular bicara kasar dan kotor dari lingkungan. Terapkan pola asuh anak yang baik, misalnya dengan mengajarkan cara berbicara yang baik agar dia bisa bertutur dengan santun.
Sikap Tenang
Bunda sebaiknya tidak langsung terpancing emosi saat Si Buah Hati tiba-tiba mengucapkan kata-kata kasar kepada Bunda, teman main, maupun saudaranya. Ketika Si Buah Hati melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan tersebut, cobalah untuk tetap bersikap tenang dengan menjaga reaksi dan ekspresi Bunda. Boleh jadi, Si Buah Hati sebenarnya tidak mengerti arti dari kata-kata yang ia ucapkan tersebut dan hanya sekadar asal sebut atau asal ucap belaka. Dekati Si Buah Hati dan beri pengertian kepadanya bahwa kata kotor atau kata kasar yang ia ucapkan tersebut tidak layak untuk ia ucapkan dan tidak layak untuk didengar oleh siapapun. Buatlah Si Buah Hati mengerti agar ia tidak akan pernah mengulanginya lagi.
Jangan Hiraukan
Sesekali Bunda perlu untuk tidak menghiraukan hal yang tidak pantas diucapkan oleh Si Buah Hati sehingga ia pun akan merasa tidak memiliki motif untuk melakukannya lagi.
Bersikap Empati
Boleh jadi Si Buah Hati sedang marah sehingga sengaja melakukan hal yang tidak disukai oleh Bunda. Pola asuh anak yang tepat dengan bersikap empati pada situasi hati anak sangatlah penting. Dekati Si Buah Hati dan tanyakan alasannya berkata kasar, barangkali karena ia sedang kesal. Dalam situasi ini, ungkapkan keberatan Bunda terhadap kata-kata tidak pantas yang telah ia ucapkan. Kemudian, jelaskan pula peraturan atau tata krama dalam berbicara di rumah serta akibat yang akan ia tanggung jika mengulangi perkataan kasarnya lagi.
Ajari Si Buah Hati mengenai pentingnya berempati terhadap sesama melalui cara berbicara yang baik. Sebab, acapkali kata-kata kotor ditujukan untuk temannya, namun Si Buah Hati tidak menyadari hal itu bisa menyakiti perasaan temannya. Ajak ia untuk membayangkan kesedihan teman yang diejek. Beri tahu pula kepadanya tentang cara menilai orang lain tidak boleh terbatas dari penampilan fisik.
Hindari Sikap Arogan
Hukuman secara mental seperti membentak dan memarahi, maupun hukuman secara fisik misalnya menyentil atau mencubit karena Si Buah Hati berbicara kasar atau kotor, tidak efektif untuk membuat Si Buah Hati tidak mengulangi perbuatannya lagi. Hal yang akan terjadi justru sebaliknya. Si Buah Hati akan kembali mengulangi ucapan kasar atau kotornya hanya untuk memancing emosi Bunda.
Menahan untuk Tidak Tertawa
Jangankan tertawa, untuk sekadar tersenyum pun Bunda sebaiknya tidak lakukan. Si Buah Hati akan menduga bahwa perkataan kasar atau jorok yang ia katakan tersebut dianggap menghibur sehingga ia akan mengulangi perbuatannya.
Cari Tahu Sumbernya
Jelaskan kepada Si Buah Hati mengenai alasan tidak baik dari perkataan kasar atau kotornya tersebut. Cari tahu awal ia mendapatkan perbendaharaan kata tersebut. Perjelas Si Buah Hati bahwa apa yang ia dengar tidak pantas untuk diucapkan.
Disiplin
Lakukan tindakan tegas jika Si Buah Hati mengulangi perbuatannya. Hukuman yang mendidik akan lebih baik daripada sanksi keras yang melukai fisik. Si Buah Hati mungkin akan merengek, meskipun demikian Bunda harus bersikap konsisten karena perbuatannya berucap kata kasar atau kotor tersebut tidak bisa ditolerir di lingkungan manapun. Hargai Si Buah Hati dengan memberi pujian jika ia tidak mengulanginya.