1-3 Tahun

Product Name
Dancow 1+ Imunutri

5 Tips Menitipkan Si Buah Hati di Daycare

Published date

Bagi Bunda yang bekerja dan tinggal di kota besar, daycare atau TPA (Tempat Penitipan Anak) sering menjadi alternatif terbaik untuk menitipkan Si Buah Hati. Namun, banyak pula Bunda yang tidak begitu senang dengan pemikiran menitipkan Si Buah Hati seharian dengan anak-anak lain atau orang lain.

Sebetulnya, jika Bunda melakukan riset yang mendalam terhadap daycare pilihan, Bunda tak perlu ragu lagi menitipkan Si Buah Hati. Yakinlah bahwa ia akan berada di tangan yang tepat selama Bunda beraktivitas. 

Apalagi ada beberapa keuntungan bila Bunda menitipkan Si Buah Hati di daycare. Seperti mengurangi attachment dengan pengasuh di rumah (babysitter atau asisten rumah tangga) atau meningkatkan stimulasi yang dapat mendukung tumbuh kembang optimal Si Buah Hati.

Mengapa demikian? Karena ketika di daycare, Si Buah Hati bisa berkumpul bersama dengan teman seusianya. Berhubungan dengan teman lain yang lebih dulu lancar bicara, membaca, atau bernyanyi, Si Buah Hati pun akan mampu meningkatkan kemampuan berbahasanya.

Selain itu, program di daycare dirancang sesuai perkembangan Si Buah Hati. Sehingga Si Buah Hati akan memiliki aktivitas dan alat bermain yang beragam serta ruang bermain, baik di dalam maupun di luar ruang, yang relatif lebih luas ketimbang di rumah sendiri. 

Mengenai kesehatan Si Buah Hati, Bunda tak perlu khawatir. Karena para staf pengasuh di daycare memiliki dasar pendidikan anak sekaligus ilmu kesehatan dasar yang diawasi langsung oleh bagian pengelola.

Nah, agar tidak salah memilih daycare untuk Si Buah Hati, psikolog anak Ratih Ibrahim memberikan empat tips untuk Bunda:

1. Lokasi Daycare

Carilah daycare yang lokasi dan lingkungan sekitarnya bersih, aman, serta bersahabat untuk Si Buah Hati. Ini bertujuan untuk memberikan kepastian bila kesehatan dan keamanan Si Buah Hati akan selalu terjaga selama Bunda bekerja di kantor.

2. Jarak Daycare

Sebaiknya, lokasi daycare tidak jauh dari rumah atau kantor Bunda. Maksimal jarak tempuh ke daycare sekitar 1 jam dari rumah atau kantor Bunda. Mengapa? Sebab ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada Si Buah Hati, proses evakuasi akan lebih cepat untuk dilakukan.

3. Berkenalan dengan Bunda Asuh

Bunda asuh atau fasilitator adalah orang-orang yang bekerja di daycare. Sebelum menitipkan Si Buah Hati, Bunda harus memastikan bila mereka merupakan orang-orang yang berhati baik dan telaten mengurus anak.

4. Membandingkan Jumlah Bunda Asuh dan Anak

Untuk yang satu ini, Bunda harus memastikan bila jumlah Bunda Asuh atau fasilitator memadai atau seimbang dengan jumlah anak yang dititipkan. Idealnya satu Bunda Asuh memegang tiga orang anak. Sehingga Si Buah Hati tidak terabaikan selama di daycare.

5. Akses Informasi ke Daycare

Bunda juga harus memastikan akses informasi ke daycare. Tujuannya agar Bunda dengan mudah melakukan monitor nutrisi dan stimulasi Si Buah Hati dari jarak jauh. Misalnya dengan menyimpan nomor telepon bunda asuh yang bertugas menjaga Si Buah Hati. Dengan begitu, Bunda dapat menghubunginya kapan saja.

Supaya kesehatan Si Buah Hati tetap terjaga selama di daycare, Bunda bisa memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Daycare, Solusi Alternatif bagi Bunda yang Bekerja
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Saatnya Ajak Jalan Si Buah Hati Sambil Memetik Buah

Published date

Bunda pasti sudah mengenalkan berbagai jenis buah pada Si Buah Hati sejak dini. Dengan banyak makan buah, Bunda pastinya berharap kebutuhan vitamin anak terpenuhi dengan baik agar tumbuh kembangnya optimal. Untuk dia yang berusia 1 tahun, mungkin Bunda memperkenalkan rasa dan tekstur buah dengan sajian buah potong atau puree. Tapi sesungguhnya, tidak hanya rasa dan tekstur saja yang bisa Bunda kenalkan kepada anak.

Kepada Si Buah Hati, Bunda juga perlu mengenalkan berbagai bentuk buah. Caranya dengan menunjukkan bentuk buah sebelum dipotong atau dengan gambar. Proses belajar ini bisa dilakukan pada waktu makan atau saat sedang bermain. Namun, tahukah Bunda kalau ada cara asyik untuk mengenalkan bentuk buah pada Si Buah Hati? Cobalah sekali-kali ajak dia memetik buah sendiri di belakang rumah atau halaman depan. Bunda juga bisa mengajaknya wisata petik buah ke perkebunan dan tempat rekreasi berikut ini:

Petik Apel di Kusuma Agrowisata, Malang

Bila Ayah dan Bunda sedang berada di Malang, jangan lupa berkunjung ke Kusuma Agrowisata. Ajak Si Buah Hati merasakan pengalaman seru memetik buah apel. Ajarkan memilih buah apel yang benar, kemudian biarkan dia memetiknya sendiri.

Selain merasakan sensasi memetik apel, anak juga bisa menikmati serunya berkeliling kebun. Area wisata yang luas, membuatnya bebas berlari dan bereksplorasi. Setelah lelah berkeliling, Ayah dan Bunda bisa bermain ATV di mini off-road dengan Si Buah Hati. Belajar dari pengalaman langsung akan lebih mudah diserap oleh otak pintarnya, kegiatan ini juga akan meninggalkan memori yang menyenangkan.

Petik Stroberi di Ciwidey, Bandung

Siapa yang tidak suka dengan buah kecil berwarna merah ini? Walaupun rasanya sedikit masam, tapi tidak membuat Si Buah Hati berhenti mengudapnya. Ayah dan Bunda bisa mengajak Si Buah Hati ke perkebunan stroberi di Ciwidey, Bandung. Biarkan dia merasakan sendiri pengalaman memetik buah mungil ini. Waktu yang baik untuk mengajak anak untuk memetik stroberi adalah pada musim kemarau atau sekitar bulan Mei hingga Oktober. Sebelum memetik stroberi, jangan lupa memberitahunya agar mengambil buah yang berwarna merah terang dan berukuran kecil atau sedang. Karena rasanya lebih manis dibandingkan dengan yang berukuran besar.

Petik Jeruk di Desa Selorejo, Malang

Buah bulat berwarna kuning dengan rasanya yang manis dan asam ini bisa jadi salah satu buah favorit Si Buah Hati. Bunda pasti tersenyum jika melihat ekspresinya saat makan buah jeruk. Wajah anak akan tersenyum ketika mengunyah jeruk manis, air mukanya akan berubah merengut saat tidak sengaja memakan jeruk masam.

Selain mengenalkan rasa buah jeruk, sesekali boleh loh Bunda ajak Si Buah Hati untuk petik buah jeruk di Desa Selorejo, Malang. Anak bisa langsung memetik jeruk di area perkebunan seluas 240 hektar ini. Biarkan ia bereksplorasi memilih buah sesuai keinginannya, dan Bunda bisa mengajaknya untuk mencicipinya langsung.

Petik Buah Naga di Sabila Farm, Yogyakarta

Buah naga adalah salah satu kudapan favorit sebagian anak-anak, mungkin Si Buah Hati kesayangan Bunda adalah salah satunya. Sekarang anak sudah mengenal bentuk, rasa, dan warna buah naga. Kini saatnya Bunda mengenalkan tanaman buah naga padanya.

Cobalah sesekali ajak Si Buah Hati untuk berlibur sekaligus bermain di Sabila Farm, Yogyakarta. Dia bisa melihat sendiri tanaman buah naga. Bunda bisa menunjukkan cara memanen buah naga dengan secara langsung atau menggunakan alat potong khusus. Jangan lupa untuk selalu mendampingi anak saat dia memetik buah naga sendiri ya..

Taman Buah Mekarsari

Bila keempat tempat wisata yang disebut di atas dirasa terlalu jauh untuk dikunjungi, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati ke Taman Buah Mekarsari di Bogor. Objek wisata yang ditawarkan pun beragam dan sangat menyenangkan bagi Si Buah Hati untuk belajar sambil bermain. Anak bisa mengenal berbagai jenis buah-buahan dan sayuran, dan tentu saja berkesempatan untuk memetik buah langsung.

Kegiatan memetik buah adalah salah satu pengalaman berharga buat Si Buah Hati. Pastikan liburan seru ini menjadi salah satu pilihan keluarga Bunda di akhir pekan atau masa liburan panjang. Rekreasi ini akan membuatnya senang dan belajar banyak hal tentang buah-buahan.

Image Article
Bunda, Saatnya Ajak Jalan si Kecil Sambil Memetik Buah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Tips Mengajarkan Si Buah Hati Memakai Pensil

Published date

Saat memasuki usia toddler, Si Buah Hati akan mulai menirukan beragam hal yang dilakukan orang lain. Ketika melihat Bunda sedang membuat daftar belanjaan atau Ayah yang mengisi teka-teki silang di koran Minggu, maka ia juga tertarik untuk ikut menulis. 

Lalu, Ayah dan Bunda akan mendapati Si Buah Hati, dengan ekspresi wajah serius nan lucu, sedang mencoret-coret kertas, buku, atau koran bekas yang ditemukannya.

Tangan mungil Si Buah Hati mungkin belum bisa memegang pensil atau pena dengan benar. Terkadang dia menggenggamnya dengan erat seperti sedang berpegangan pada tiang. 

Di lain waktu, dia menyelipkan pensil itu di antara jari tengah dan telunjuk. Apapun ia lakukan agar pensil tetap dalam posisi stabil dan bisa menggoreskan coretan-coretan pada kertas.

Bunda mungkin merasa gemas dan ingin segera memperbaiki caranya memegang pensil agar Si Buah Hati bisa menulis dengan baik. Tapi, Bunda tak perlu buru-buru mengajarkannya menulis huruf yang benar. 

Berdasarkan artikel yang ditulis Amanda Soebadi dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Indonesia di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak usia prasekolah masih sibuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya.

Sementara perkembangan bahasa, terkait kemampuan membaca dan menulis, terjadi di kemudian hari. Maka di usia dini, lebih baik Bunda banyak membaca bersama Si Buah Hati. Sehingga menumbuhkan minat baca dan memperluas kosakatanya. 

Karenanya, Bunda bisa tetap membiarkan Si Buah Hati bereksplorasi dengan pensil dan kertas sambil memberinyaDANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Untuk belajar menulis, Amanda menyarankan Bunda memberikan Si Buah Hati alat tulis dengan pegangan yang gemuk agar lebih mudah dipegang. Ketika Si Buah Hati sudah tampak senang menulis, Bunda pun bisa mulai mengajarkan agar goresannya lebih terarah, seperti tips berikut:

1. Menarik Garis dan Menggambar Lingkaran

Bunda bisa menunjukkan cara menarik garis dengan alat tulis Bunda sendiri. Sesekali, Bunda bisa membantu memegangi tangannya untuk membuat garis dan bentuk lingkaran. 

Lalu, biarkan tangannya bergerak sendiri untuk membuat coretan sebanyak mungkin. Lingkaran yang dibuatnya tak perlu bulat sempurna. Asalkan titik awal dan akhir sudah bertemu, itu sudah cukup.

2. Menebalkan Bentuk

Menggambar lingkaran tak selalu harus dilakukan di atas kertas kosong. Bunda bisa mulai membuat gambar lingkaran yang samar. Sehingga Si Buah Hati bisa mengikuti pola tersebut. Sehingga nantinya sedikit-demi sedikit lingkaran yang digambar Si Buah Hati bisa benar-benar bulat.

3. Menghubungkan Titik-Titik

Setelah Si Buah Hati mampu menebalkan gambar, kini Bunda bisa membimbingnya dengan memberikan bentuk yang disusun dari titik-titik. Ajak Si Buah Hati menelusuri titik-titik tersebut. Ketika pensilnya menyentuh titik akhir, dia akan menemukan kejutan berupa gambar hewan atau benda yang dibuatnya sendiri.

4. Warna-Warni

Bunda juga bisa menggunakan pensil warna saat belajar menulis. Dia bisa memilih warna favoritnya untuk menggambar bentuk yang disukai. Bunda juga bisa sambil mengajarkan warna-warna benda atau buah. Misalnya, saat ia ingin menggambar jeruk, berilah pensil berwarna jingga.

Jangan lupa ya Bunda, proses belajar selalu dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Sehingga Si Buah Hati tidak gampang bosan. Bunda tak harus selalu menyodorkan pensil dan kertas. 

Sesekali Bunda bisa mengajak Si Buah Hati bermain di taman sambil menggambar berbagai bentuk di atas pasir dengan menggunakan ranting. Seru, kan!

Image Article
Ajak Si Kecil Bereksplorasi dengan Pensil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Agar Bunda Tidak Khawatir saat Si Buah Hati ingin Bereksplorasi

Published date

Ketika Si Buah Hati berusia 3 tahun, kemampuannya bereksplorasi berkembang dengan cepat. Dia sudah bisa berlari, memanjat, bahkan kadang membuka pintu sendiri. Dia senang bertemu teman baru atau bermain dengan binatang di halaman.

Dalam penelitian Muksin dari Universitas Muhammadiyah Semarang disebutkan bila hal ini terjadi karena Si Buah Hati mengalami perkembangan kualitatif yang pesat dalam usia 3 tahun. Artinya dalam diri Si Buah Hati tengah berlangsung proses peningkatan dan pematangan kemampuan personal maupun kemampuan sosial. Kondisi ini membuatnya ingin mencapai tempat-tempat baru dan terus berinteraksi dengan orang lain.

Melihat kondisi ini, Bunda mungkin seringkali khawatir bila Si Buah Hati terkena kuman. Apalagi sistem imun di tubuh Si Buah Hati masih berkembang sehingga rentan terkena penyakit karena faktor lingkungan. Tapi Bunda, kesempatan untuk menjelajah tantangan baru merupakan latihan yang bagus bagi Si Buah Hati untuk mengasah kemampuan kognitif dan sosialnya.

Karena itu, suatu keputusan bijaksana bila Bunda membiarkan Si Buah Hati menjelajahi dunia baru dengan tetap memberikan perlindungan yang cukup sehingga kebal dari risiko lingkungan. Nah, berikut hal yang harus Bunda perhatikan agar Si Buah Hati bisa bermain dengan aman:

1. Perhatikan Si Buah Hati di tempat permainan

Menurut penelitian Wiku Adisasmito dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dalam jurnal Makara Kesehatan edisi Juni 2007, diare merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak di bawah 5 tahun dan berisiko fatal.

Untuk memastikan Si Buah Hati aman dari diare, Bunda haruslah memperhatikan lingkungan dan tempat bermain Si Buah Hati. Apakah cukup bersih sebagai tempat bereksplorasi Si Buah Hati? Bila tidak, misalnya penuh lumpur, Bunda jangan langsung membatasi ruang gerak Si Buah Hati. Yang perlu Bunda lakukan adalah memperhatikan Si Buah Hati selama bereksplorasi, pastikan ia tidak memasukkan sembarang benda ke mulut, dan mencuci anggota tubuhnya usai bermain.

2. Pastikan Si Buah Hati cukup istirahat

Si Buah Hati pastinya doyan bereksplorasi. Sehingga ia kerap lupa untuk beristirahat. Bisa jadi Bunda pun kesulitan memintanya untuk tidur siang, karena ia tengah sibuk bermain.

Meski begitu, Bunda harus tetap memastikan Si Buah Hati cukup beristirahat. Seperti selalu tidur siang dan tidak tidur malam terlalu larut. Secara kuantitas, Si Buah Hati memerlukan waktu tidur sekitar 10-11 jam sehari. Sementara dari segi kualitas, ia mesti tertidur lelap dalam kondisi ruangan yang tenteram dan tidak banyak sinar atau suara.

3. Menjaga asupan nutrisi Si Buah Hati

Agar kesehatan Si Buah Hati terus terjaga, Bunda harus memberikannya asupan nutrisi yang seimbang dan mencukupi kebutuhan sesuai usia dan aktivitasnya. Ini bertujuan agar Si Buah Hati memiliki cukup energi untuk bereksplorasi dan ketahanan tubuhnya terbangun dengan sempurna, sehingga tidak mudah sakit.

Bunda juga bisa menambahkan susu yang mengandung bakteri baik seperti Bifidobacterium longum, yang menurut Mien Karmini, dkk dalam jurnal Ikatan Dokter Anak Indonesia, terbukti dapat meningkatkan beberapa komponen sistem imun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan seperti koliform.

DANCOW 3+ Nutritods bisa menjadi pilihan bijaksana Bunda dalam melengkapi nutrisinya. Susu pertumbuhan ini diiformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

4. Membawa Si Buah Hati untuk imunisasi

Selain memastikan gizinya tercukupi, Bunda juga bisa melengkapi persenjataan Si Buah Hati dengan mengulang imunisasi yang dulu pernah diberikan ketika berusia kurang dari 1 tahun. Dalam jurnal Melengkapi/Mengejar Imunisasi pada situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, Kusnadi Rusmil menyebut bahwa imunisasi ulangan saat Si Buah Hati berusia 1-4 tahun bertujuan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar. Masa ini juga berfungsi untuk melengkapi imunisasi yang belum lengkap. Seperti memberikan imunisasi ulang untuk jenis DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, HiB, dan pneumokokus.

Image Article
Agar Bunda Tak Khawatir Ketika Si Kecil ingin Bereksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengasah otak Anak Agar Cerdas Secara Emosional

Published date

Cara mengasah otak anak agar cerdas perlu Bunda pahami sejak anak masih usia dini. Di usia satu tahun, perkembangan anak semakin dinamis dan menarik karena sel-sel dalam otaknya mengalami peningkatan berkali lipat secara intens. Sehingga setiap stimulasi, berupa suara, penglihatan, sentuhan, perasaan, rasa, dan bau menjadi hal yang sangat penting dalam perkembangan otaknya.

Nah, dalam artikel ini akan diulas beberapa kegiatan sederhana yang bisa Bunda lakukan untuk membantu meningkatkan kecerdasan otak Si Buah Hati secara emosional.

Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah aspek penting dalam pertumbuhan Si Buah Hati. Ketika anak memiliki kecerdasan emosional, ia akan mampu untuk mengidentifikasi dan mengatur emosi sendiri, mengenali emosi orang lain, dan merasakan empati terhadap mereka.

Kecerdasan emosional juga dibutuhkan agar Si Buah Hati mampu untuk berkomunikasi secara efektif serta membangun hubungan yang sehat dan produktif dengan orang lain.

Sama halnya dengan kecerdasan intelektual (IQ), di mana IQ tinggi dapat memperoleh nilai ujian yang tinggi, maka kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi juga dapat meraih kesuksesan dalam situasi sosial dan emosional. Dengan EQ yang baik anak akan dapat membangun hubungan yang kuat, membuat keputusan yang baik, dan menghadapi situasi sulit.

Bagaimana Cara Mengasah Otak Anak agar Cerdas secara Emosional?

Ada beberapa rutinitas untuk mengasah otak anak agar cerdas secara emosional. Berikut beberapa contoh kegiatan untuk mengasah otak anak agar cerdas secara emosional: 

1. Mendengarkan musik

Musik sangat baik untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak. 

Hasil penelitian menunjukkan beberapa efek positif dari musik terhadap perkembangan anak, seperti kecerdasan emosional yang lebih baik, performa akademis, dan kemampuan sosial.

Mendengarkan musik juga membantu anak untuk merasa gembira dan meningkatkan rasa percaya diri.

2. Bermain boneka

Bermain boneka bisa menjadi cara mengasah otak anak agar cerdas secara emosional. Bermain boneka adalah cara yang bagus untuk masuk ke dalam imajinasi anak dan mempelajari apa yang mereka rasakan. Memainkan boneka yang berperan dalam sebuah cerita bisa membantu anak mengekspresikan emosi, belajar pengendalian diri, sekaligus relaksasi dan berimajinasi.

Dorong Si Buah Hati mencoba membuat permainan bonekanya sendiri. Setelah bermain, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati mendiskusikan perasaan mereka.

3. Dorong anak bermain dengan teman

Bermain dengan orang lain akan membantu anak memperhatikan isyarat sosial, mendengarkan, dan mengambil perspektif orang lain. Hal ini bisa menjadi aspek kunci untuk mengembangkan empati. Bermain bersama teman juga menuntut Si Buah Hati untuk berbagi ide dan mengungkapkan perasaan sembari belajar bernegosiasi dan kompromi.

Anak-anak belajar mengatur diri sendiri saat mereka mengikuti norma dan memberikan perhatian ketika mereka mengalami perasaan seperti antisipasi atau frustrasi. Contoh permainan sosial seperti lempar tangkap bola atau bermain peran bersama anak lain.

Baca Juga: A Bond of Trust: Bangun Kelekatan Bersama Anak

4. Membacakan cerita

Para ahli setuju bahwa tidak ada istilah terlalu dini untuk membaca bersama Si Buah Hati. Membacakan cerita sejak dini bisa meningkatkan kecerdasan otak, termasuk menambah kosakata, meningkatkan kecerdasan emosional, dan membangun empati. Membaca bersama-sama juga merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan ikatan antara orang tua dan anak, mengurangi agresi dan kecemasan.

Bagaimana cara membaca yang efektif? Selama membaca, berilah nama pada setiap emosi yang terjadi pada setiap karakter. Hal ini membantu Si Buah Hati melihat berbagai emosi dari perspektif orang lain. Misalnya, bila hewan di buku cerita tampak senang, sebutkan nama perasaannya, kemudian tersenyumlah padanya. Setelah melakukan kegiatan-kegiatan dan permainan tersebut, sediakan waktu untuk beristirahat, seperti tidur. Ketika tidur, otak Si Buah Hati memproses segala hal yang telah dipelajari ke dalam memori jangka panjang.

Ciri Anak dengan Kecerdasan Emosional yang Baik

Selain berbagai tips cara mengasah otak anak agar cerdas dan kreatif di atas, Bunda juga perlu tahu tanda atau ciri seorang anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, di antaranya:

  • Mudah diajak berbicara

  • Mudah memahami saat dijelaskan tentang perasaan orang di sekitarnya

  • Mudah beradaptasi dengan situasi atau orang baru

  • Mudah berteman

  • Memiliki kepercayaan diri

  • Tahu kapan dan bagaimana meminta bantuan orang lain

Selain memberikan stimulasi pada Si Buah Hati untuk cerdas secara emosional, Bunda juga perlu bantu penuhi kebutuhan gizinya. Bunda dapat memberi Si Buah Hati usia 1-3 tahun asupan susu pertumbuhan DANCOW 1+ Imunutri. DANCOW 1+ Imunutri memiliki kandungan tinggi vitamin A, C, E, Selenium, Zink dan Tembaga, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.

Itulah beberapa cara mengasah otak anak agar cerdas serta tanda anak dengan kecerdasaan emosional yang baik. Bantu Si Buah Hati tumbuh menjadi anak percaya diri dengan kecerdasan emosional yang baik, ya Bunda.

Image Article
Cara Mengasah Otak Anak agar Cerdas secara Emosional
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Ide Tarian Sederhana untuk Si Buah Hati

Published date

Ada banyak kemampuan baru yang dimiliki Si Buah Hati ketika memasuki usia toddler (1-3 tahun). Misalnya, sudah bisa berdiri dan menggunakan organ geraknya untuk berbagai aktivitas. Jangan heran kalau Buah Hati bergerak ikut irama ketika Bunda memutar musik.

 

Isla Madina, (1,5 tahun) tengah suka-sukanya berjoget. Gadis kecil satu ini spontan menggoyangkan badannya ke atas dan bawah dengan bertumpu pada lutut setiap mendengar irama lagu ceria. Walau gerakannya masih kaku, Isla kelihatan gembira dan tertawa setiap melakoni hobi barunya.

 

Ternyata, kemampuan Buah Hati menari mengikuti irama ini penting, Bunda. Bila menilik Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, kemampuan menari mengikuti irama termasuk ke dalam milestones perkembangan motorik kasar usia 1-3 tahun. 

 

Ada empat milestones perkembangan motorik kasar yang perlu dikuasai anak sebelum memasuki usia prasekolah (3-5 tahun). Kemampuan yang dimaksud adalah berjalan sambil berjinjit, melompat ke depan maupun ke belakang dengan kedua kaki, melempar bola, dan naik-turun tangga.

 

Nah, Bunda bisa memberikan stimulasi pada Si Buah Hati agar perkembangan motorik kasarnya semakin baik. Bunda boleh mengajaknya berlatih dengan berbagai jenis tarian. Berikut beberapa ide tarian sederhana dari penelitian Clara Jessica berjudul Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Seni di Sewon, Bantul.

 

1. Tari Meniru

Anak yang berusia di bawah 12 tahun bisa banyak belajar dari hal-hal yang dilihat di sekitarnya. Bunda dapat mengajak Si Buah Hati untuk melakukan tarian dengan meniru gerakan binatang yang telah diketahuinya. Selain itu, Bunda juga bisa mencontohkan gerakan benda bergerak dan mengembangkannya menjadi tarian.

 

2. Tari Aktivitas

Ada banyak kegiatan yang bisa dikemas menjadi ide tarian bersama Si Buah Hati. Misalnya, proses mandi, makan, atau mencuci tangan. Selain melatih motorik kasarnya, tarian ini juga bisa melatih anak mengingat tahapan kegiatan hariannya.

 

3. Tari Tingkah Laku

Bunda bisa menggunakan tarian sebagai medium untuk menanamkan nilai-nilai baik untuk Si Buah Hati. Misalnya, berupa gerakan yang mengilustrasikan budi pekerti seorang anak yang baik. 

 

Bunda dapat mengombinasikan tarian ini dengan lagu serta lirik yang mendukung. Misalnya, menyanyikan lagu Satu-satu Aku Sayang Ibu dengan gestur memeluk saat menyebut kata 'sayang' dan menunjuk Bunda saat menyebut 'Ibu'.

 

4. Tari Ekspresi

Jenis tarian ini mendorong Si Buah Hati mengeksplorasi berbagai emosi yang dirasakan. Hal ini membuatnya dia bisa mengekspresikan lewat mimik wajah dan gerakan badan. Bunda bisa membuat rangkaian tarian yang menggambarkan ekspresi dasar seperti senang, sedih, takut, dan sebagainya dalam empat hitungan.

 

5. Tari Koordinasi

Ini adalah jenis tarian yang mengkoordinasikan antara gerak dan pikiran. Di tarian ini, Bunda mengajak Si Buah Hati menunjuk bagian tubuh dan sambil menyanyikan lagu yang sesuai. Misalnya, melagukan “kepala-pundak-lutut-kaki-lutut-kaki” sambil memegang organ badan yang dimaksud dalam dua kali putaran.

 

6. Tari Menggunakan Properti

Dengan beragam mainan yang Si Buah Hati miliki, Bunda bisa merancang banyak tarian. Misalnya, menari dengan menggunakan bola atau boneka. Bunda juga dapat menggunakan perabotan di rumah seperti kursi atau bangku kecil untuk mengajaknya menari.

 

7. Tari dengan Aturan

Bunda dapat berkreasi dengan membuat aturan sederhana untuk dikombinasikan dengan gerakan dasar. Misalnya, melangkah ke kanan lalu bertepuk tangan satu kali setiap hitungan ketiga lalu berbalik arah. Bunda juga bisa memadukannya dengan kecakapan motorik lain seperti melompat atau naik tangga.

 

Bagaimana Bunda? Seru kan menari bersama si Kecil? Agar kegiatan ini lebih menyenangkan, jangan lupa untuk memilihkan lagu yang sesuai untuk mengiringi setiap kali ia berdansa. Sebab, menari erat kaitannya dengan irama musik. Jadi pastikan aktivitas ini dilakukan dengan perasaan gembira dan penuh keceriaan.

 

Kegiatan menari membutuhkan fisik yang kuat. Untuk menjaga daya tahan tubuh Si Buah Hati agar tetap aktif, Bunda bisa memberinya DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW ini merupakan susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler. Susu pertumbuhan ini mengandung 0 gram sukrosa, kalsium, protein, minyak ikan, omega 3, omega 6, serat pangan inulin, Lactobacillus rhamnosus, serta mikronutrien lainnya.

 

Dengan meminum dua gelas DANCOW 1+ Nutritods dalam sehari, anak akan tetap sehat dan bisa mengikuti gerakan tari yang Bunda ajarkan. Mari menari!

Image Article
Tujuh Ide Tarian Sederhana untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Jenis Buku untuk Si Buah Hati Lancar Membaca

Published date

Di era parenting sekarang ini, banyak Bunda yang ingin Si Buah Hati bisa membaca sejak usia dini. Apalagi beberapa sekolah mensyaratkan calon murid harus sudah bisa membaca agar bisa bersekolah di sana. Hingga beberapa Bunda pun mengajarkan Si Buah Hati membaca bahkan sejak usia yang sangat muda.

Sebenarnya, Si Buah Hati baru benar-benar siap belajar membaca ketika menginjak usia 5 tahun. Bahkan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam artikel PAUD Bukan Tempat Belajar Calistung menyatakan, anak berusia di bawah 5 tahun tidak seharusnya dibebankan dengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung).

Meski begitu, Bunda tetap dapat menumbuhkan minat baca Si Buah Hati sejak dini. Mendongeng dan membacakan buku merupakan stimulasi penting dalam memupuk minatnya terhadap buku dan kegiatan membaca. Si Buah Hati yang sering melihat Ayah dan Bundanya membaca, nantinya juga meniru kegiatan itu. Seperti mengambil buku dan pura-pura dapat membaca.

Ini merupakan langkah awal untuk menimbulkan ketertarikan Si Buah Hati dengan kegiatan membaca. Bunda dapat pula memperkenalkan Si Buah Hati dengan buku bergambar, sembari membacakan kisahnya. Berikut jenis buku yang sesuai untuk tahapan hobi membaca Si Buah Hati:

1. Catalogue book (0-6  bulan) 

Catalogue book adalah buku tanpa cerita. Biasanya di tiap halaman berisi gambar benda atau aktivitas dengan keterangan nama di bagian bawah. Biasanya buku ini berbentuk board book.

2. Picture book (7 bulan-4 tahun)

Picture book adalah buku cerita yang teksnya masih sedikit. Tiap halaman biasanya berisikan 1-2 kalimat. Dalam buku ini biasanya ada hubungan langsung antara teks dengan gambar. Bunda pun bisa terus menggunakan buku jenis ini hingga Si Buah Hati bisa membaca sendiri.

3. Longer picture book (4-6 tahun)

Longer picture book adalah buku cerita yang teksnya sudah lebih banyak per halaman. Ceritanya pun lebih panjang, terdiri dari 2-5 kalimat.

4. Illustrated chapter book (6 tahun ke atas)

Illustrated chapter book adalah buku cerita yang teksnya sudah banyak, ceritanya mulai panjang dan sudah dibagi dalam bab, tetapi masih tercantum ilustrasi. Buku jenis ini cocok untuk Si Buah Hati yang berusia di atas 6 tahun, terutama saat mulai belajar membaca namun masih mudah bosan membaca dalam durasi yang panjang.

Yang paling penting dari seluruh tahapan ini adalah Bunda tidak memaksakan stimulasi kepada Si Buah Hati dan menyediakan suasana belajar yang menyenangkan. Sehingga ia terdorong sendiri untuk bisa membaca. Jika keinginan tersebut sudah muncul, proses belajar membaca bisa lebih cepat dan lancar.

DANCOW Lindungi Si Buah Hati dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi #DANCOWLindungi

Image Article
4 Jenis Buku untuk Si Kecil Lancar Membaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

9 Permainan Eksplorasi Si Buah Hati

Published date

Memasuki usia toddler, Si Buah Hati mulai menyerap ragam kata dan meniru bunyi-bunyian. Agar kemampuannya berkembang optimal, Bunda harus rajin memberinya stimulus melalui beragam permainan yang mengajarkannya gerakan mendorong atau menarik, melatih kemampuan imajinasi, berkenalan dengan kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi. 

 

Untuk menghindari rasa bosan Si Buah Hati kala bermain, ada baiknya Bunda mengeluarkan 4-5 macam mainan dalam sehari. Seminggu sekali, gantilah mainan itu dengan jenis berbeda. 

 

Tak perlu mainan yang mahal atau canggih, yang penting Si Buah Hati senang memainkannya dan dapat melatih berbagai aspek penting untuk perkembangannya berikut ini. 

 

1. Mengenal Warna

Setelah menginjak usia toddler, Bunda bisa memperkenalkan Si Buah Hati tentang nama-nama warna. Perkenalkan satu per satu warna, agar ia tak bingung. "Ini merah, ini biru, yang itu hijau." 

 

Bila ia sudah paham satu warna, baru ajarkan warna lain. Agar Bunda tahu Si Buah Hati sudah paham warna yang dimaksud, ujilah dengan benda yang ada di rumah. Misalnya, minta Si Buah Hati untuk mengambilkan apel merah di meja makan atau baju berwarna merah. 

 

Kalau mengambil dengan benar, berarti sudah saatnya ia diajarkan warna lain. Lebih baik, perkenalkan Si Buah Hati pada warna-warna dasar terlebih dahulu.

 

2. Membedakan Suara

Permainan membedakan suara juga bisa lakukan bersama Si Buah Hati. Rekam atau tiru berbagai suara binatang dan benda-benda di sekeliling. Pinta Si Buah Hati menebak suara dari rekaman tadi. 

 

Aktivitas Ini amat baik untuk melatih aspek kognitifnya. Bisa pula Bunda meminta Si Buah Hati membedakan suara dengan cara memukulkan sendok ke kaleng lalu ke gelas. Bisa juga Bunda gunakan tepukan tangan. Misalnya, bunyi 2 tepukan dan 3 tepukan. Nah, ia akan belajar membedakan suara.

 

3. Mengenal Alam

Bunda sebaiknya juga memperkenalkan Si Buah Hati dengan alam. Mengenal binatang asli di kebun binatang, daun-daun sungguhan, dan lainnya. Dari sanalah, kosakata Si Buah Hati akan bertambah. Ia pun bisa mengembangkan imajinasinya setelah melihat beragam hewan, tumbuhan, dan lingkungan baru.

 

4. Bermain Pasir

Jika Bunda memiliki rumah yang berada di pinggir laut, permainan bisa dilakukan di dengan pasir pantai. Namun bila tempat tinggal Bunda di tengah kota, seperti apartemen, sediakanlah gunungan kecil pasir. 

 

Lalu, taruh pasir itu di bak plastik atau kotak kayu khusus. Dengan media ini, Si Buah Hati bisa belajar menulis di atas pasir dengan jemari kecilnya.

 

5. Bermain Jari

Menjelang usia dua tahun, Bunda bisa melatih Si Buah Hati memainkan jarinya. Dengan cara ini, motorik anak akan terlatih. Bunda dapat menggambar wajah pada ibu jari Si Buah Hati. 

Lalu ia bermain peran, seperti sandiwara boneka. Bunda bisa pula menggunakan boneka tangan dengan beragam model, seperti hewan atau manusia. Permainan ini bisa melatih bahasa dan imajinasinya.

 

6. Bermain Kepingan Gambar

Puzzle atau kepingan gambar sederhana, yang terdiri dari beberapa keping saja, amat cocok untuk Si Buah Hati. Untuk awalan, pilihlah keping gambar yang berdesain sederhana dan berwarna-warni cerah. Selain melatih motorik halus, puzzle juga melatih kognisinya. 

 

Bunda pun tidak harus membeli kepingan gambar, tapi bisa membuatnya sendiri. Ambil gambar warna-warni dari majalah, gunting menjadi beberapa bagian, tempel potongan gambar di atas karton. Murah, tetapi sarat manfaat, bukan?

 

7. Meronce atau merangkai

Bunda, merangkai atau meronce bukan hanya kegiatan orang dewasa saja. Si Buah Hati juga bisa Bunda ajarkan cara meronce, seperti merangkai gelang atau kalung. Gunakan benang besar, seperti benang kasur atau benang wol besar, yang kemudian diberi warna atau manik-manik aneka warna. 

 

Selanjutnya minta Si Buah Hati merangkai kelosan tersebut berdasarkan urutan warna yang dikehendaki. Saat memasukkan benang ke dalam kelosan dan menyusunnya berdasar urutan warna, sesungguhnya ia tengah berlatih menggunakan motorik halus sekaligus daya pikir.

 

8. Mengenal Aneka Benda

Mengenalkan macam-macam benda, entah itu binatang, peralatan rumah, atau sayuran, juga menambah perbendaharaan kata Si Buah Hati. Misalnya, dengan cara melihat-lihat gambar di buku atau mengajak Si Buah Hati mencuci sayuran. 

 

Ketika mencuci sayur atau buah-buahan, Si Buah Hati dapat melakukan aktivitas fisik sambil belajar.

 

9. Bermain Lego & Balok

Lego atau balok juga bisa diperkenalkan pada Si Buah Hati. Mungkin ia hanya akan menyusun ke atas, ke samping, atau melempar-lempar saja. Namun, tak apa. Di usia ini, anak memang sedang senang-senangnya bermain kasar. 

 

Misalnya, sudah disusun tinggi, dirobohkan kembali. Buat Si Buah Hati, hal itu amat menyenangkan. Sebetulnya, dari situ pula anak belajar, bahwa jika benda bersusun dijatuhkan, yang tadinya berada di atas sekarang menjadi terpencar.

 

Supaya Si Buah hati tambah bersemangat ketika bermain, Bunda bisa memberikan minuman bergizi untuknya. Salah satu yang bisa dipilih adalah DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Pastinya, Si Buah Hati  akan tambah bersemangat dan keterampilan atau kemampuannya pun semakin berkembang. Selamat mencoba!

Image Article
10 Permainan Eksplorasi Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Cara Persiapan Si Buah Hati Berani Berbicara di Depan Kelas

Published date

Pada masa sekarang, pelajaran di sekolah lebih beragam dan atraktif ketimbang di masa lalu. Bila dulu guru cenderung mendikte materi pelajaran kepada murid, kini sejumlah sekolah menerapkan pola presentasi di depan kelas yang dilakukan oleh para siswa. Bahkan cara ini sudah mulai diterapkan di beberapa pre-school.

Sesungguhnya, perlu keberanian bagi seseorang untuk bicara di depan umum, tak terkecuali Si Buah Hati yang mulai memasuki usia sekolah. Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak untuk berbicara di depan umum sejak dini sangatlah penting. 

Terlebih lagi pada zaman dengan kemajuan pesat seperti ini, di mana kemampuan bicara adalah salah satu poin penting untuk masa depannya.

Nah, bagaimana cara Bunda mempersiapkan Si Buah Hati agar mampu merangkai kalimat dan berani berbicara di depan kelas? Sehingga dia siap menerima tantangan untuk mempresentasikan setiap hasil karyanya. Berikut beberapa cara yang bisa Bunda praktikan:

1. Memberi Contoh dengan Basa-Basi

Bagi orang dewasa, berbasa-basi mungkin dianggap sebagai hal yang tidak penting. Namun, buat Si Buah Hati, latihan bercakap dengan basa-basi berguna untuk mengajarkannya cara berbicara yang baik. 

Tentu saja, basa-basi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anak. Misalnya, saat ia baru terbangun dari tidur siangnya, Bunda bisa mengatakan, "Wah, jagoan Bunda sudah bangun, ayo bereskan tempat tidur dan mandi yang bersih supaya sehat dan wangi ya." Untaian kalimat yang diucapkan Bunda dapat meningkatkan kemampuannya dalam bertutur dengan kosakata yang baru dan baik.

2. Menjawab Pertanyaan Anak dengan Penjelasan

Ada baiknya, Bunda tak sekedar menjawab pertanyaan anak sambil lalu, tetapi juga memberikan penjelasan yang menarik. Misalnya, saat Bunda dan Si Buah Hati bermain di kebun binatang, lalu ia bertanya, "Ma, itu binatang apa?" 

Bunda dapat menjawabnya dengan berkata, "Itu namanya gajah. Gajah makannya tumbuhan, dia juga punya gading yang kokoh dan indah. Tubuhnya besar dan kuat."

3. Menjadi Pendengar yang Baik

Saat Si Buah Hati bercerita, cobalah mendengarkannya dengan seksama. Simak setiap detail yang ia ucapkan. Lalu, Bunda bisa memberikan tanggapan dengan balik bertanya atau memintanya menjelaskan beberapa hal lebih detail. Respon yang Bunda berikan dapat membantunya dalam mengekspresikan diri.

Misalnya, saat anak melaporkan pengalaman baru yang didapat di sekolah dengan mengatakan,"Bunda, tadi aku belajar menggambar." Bunda bisa menanggapi dengan balik bertanya,"Oh ya? Tadi gambar apa? binatang atau bunga?"

4. Mendongeng dan Bernyanyi

Aktivitas mendongeng bisa membantu anak menemukan kosakata baru. Begitu juga dengan menyanyi. Ada baiknya, Bunda melakukannya secara bergantian. Setelah Bunda mendongeng, mintalah Si Buah Hati untuk menceritakan kembali kisah yang dibacakan sebelumnya. 

Tak perlu menjadi pengkritik, Bunda cukup mendengarkan, agar ia terbiasa dalam mendeskripsikan sesuatu.

5. Menyertakan Si Buah Hati dalam Beragam Aktivitas Sosial

Kegiatan sosial dan lomba-lomba dapat membantu anak mengenal 'dunia luar'. Semakin banyak aktivitas yang diikutinya, semakin banyak pengetahuan yang didapat. Selain itu, Si Buah Hati juga bisa bertemu dengan kawan dan lingkungan baru yang bisa membantunya dalam meningkatkan rasa percaya dirinya.

Bunda juga bisa mendukung kemampuan bicara Si Buah Hati dengan memberikan kebutuhan nutrisi hariannya. Caranya dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Persiapkan Si Kecil Berani Berbicara di Depan Kelas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Memilih Tempat Buka Puasa Bersama Si Buah Hati

Published date

Memasuki bulan puasa, Si Buah Hati yang masih balita tentu tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun tidak ada salahnya untuk tetap mengajarkan semangat berpuasa yang bisa Ayah dan Bunda contohkan kepada mereka. Misalnya seperti mengajak Si Buah Hati mengaji di musala, jalan-jalan sore sambil mencari makanan untuk berbuka hingga berbagi atau bersedekah dengan orang yang membutuhkan.

Agar Si Buah Hati lebih bersemangat lagi, Ayah dan Bunda bisa mengajak mereka untuk berbuka puasa di luar rumah. Tidak ada salahnya mengajak mereka, biarkan ia merasakan keindahan suasana bulan puasa. Sehingga Si Buah Hati akan merindukan dan selalu bersemangat ketika bulan Ramadan tiba.

Menurut buku Ensiklopedia Anak Muslim 3 (2015), ada beberapa yang perlu Bunda perhatikan sebelum mengajak mereka berbuka puasa di luar rumah. Yakni:

1. Memesan atau reservasi tempat makan

Hal pertama yang harus Bunda dilakukan adalah melakukan pemesanan atau reservasi tempat untuk berbuka puasa. Ini penting dilakukan agar Bunda dan Ayah bisa menghindari antrean yang panjang dan rewelnya Si Buah Hati karena terlalu lama menunggu. Ada bagusnya juga bila Bunda dan Ayah memilih tempat makan yang tidak berada di pusat perbelanjaan, sehingga tidak perlu pusing melihat keramaian orang menjelang waktu berbuka puasa.

2. Memiliki playroom untuk anak

Pilihlah tempat makan yang memiliki arena bermain atau playroom patut Bunda dan Ayah pertimbangkan. Tujuannya, agar Si Buah Hati bisa bermain dan bersabar selama menunggu waktu berbuka. Biarkan ia bermain, bereksplorasi, dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Asalkan selalu dalam pengawasan dan pendampingan Bunda atau Ayah.

3. Jauh dari tempat merokok

Karena membawa Si Buah Hati, poin ini yang paling penting untuk Bunda dan Ayah perhatikan. Pilihlah restoran atau kafe yang memiliki ruang merokok terpisah dan jaraknya cukup jauh. Lebih bagus lagi bila restoran itu khusus untuk yang tidak merokok. Sehingga Si Buah Hati terlindungi dari paparan asap rokok.

4. Beraneka ragam pilihan menu

Bosan dengan restoran yang itu-itu saja, tidak ada salahnya bila Bunda memilih tempat makan dengan jenis prasmanan atau all you can eat. Biarkan Si Buah Hati bereksplorasi memilih makanannya sendiri dan juga mengajarkan ia untuk bertanggung jawab untuk menghabiskan makanan yang sudah dipilih. Bunda pun bisa mengingatkannya untuk mengambil makanan secukupnya agar tidak terbuang sia-sia.

5. Keamanan dan kenyamanan

Saat akan memilih tempat berbuka puasa, Bunda harus memperhatikan keamanan dan kenyamanannya. Cek terlebih dahulu tempat makan itu melalui internet atau rekomendasi dari kerabat. Cari juga informasi tentang kelengkapan fasilitas anak di sana, seperti: high chair, booster seat, dan lain-lain.

6. Pesan makanan di awal

Selama Si Buah Hati bermain, Bunda bisa memesan makanan agar terhindar dari pelayanan yang lama. Selain itu menghindari anak rewel, karena anak-anak semua serba ingin cepat. Di beberapa restoran, bahkan Bunda bisa memesan menu makanan jauh-jauh hari.

7. Reputasi

Yang terakhir dan tidak kalah penting adalah reputasi tempat makan tersebut. Cari informasi mengenai rasa makanan, pelayanan, dan juga suasana tempat makan itu. Sehingga Bunda sekeluarga tidak pulang dengan perasaan kecewa.

Semoga tips ini bisa membantu Bunda untuk memilih tempat berbuka puasa bersama Si Buah Hati. Selamat berbuka puasa Bunda!

Image Article
Tips Memilih Tempat Buka Puasa Bersama si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off