Saat Si Buah Hati Mulai Gemar Bernyanyi di Kamar Mandi

Published date

Mandi mungkin menjadi salah satu aktivitas favorit Si Buah Hati. Selain dapat bermain air sepuasnya, sering kali kamar mandi dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan berbahasa seperti bernyanyi. Namun begitu, Bunda juga perlu memperhatikan keamanan dan mengingatkan Si Buah Hati saat di kamar mandi, agar dia tidak mudah celaka seperti terpeleset. Tips lengkapnya bisa disimak berikut ini.

Selalu Awasi

Kamar mandi penuh dengan bahaya yang mengintai Si Buah Hati. Medline Plus Foundation, lembaga yang mengkaji pelayanan informasi kesehatan dan penyakit terpercaya dari Amerika Serikat, menyebutkan untuk tidak meninggalkan anak-anak berusia 5+ di kamar mandi, tanpa pengawasan orang dewasa. Yamini Durani, MD, ahli kesehatan sekaligus Consulting Medical Editor dari Kids Health Organization, menambahkan untuk selalu menutup pintu kamar mandi jika tidak digunakan.

Penggunaan Bathub

Apabila kamar mandi dilengkapi dengan bathtub, Dr. Yamini punya aksi cerdas untuk memberi perlindungan agar Si Buah Hati tidak terpeleset dan berisiko tenggelam. Jangan pernah meninggalkannya sendirian di kamar mandi dalam kondisi bathtub terisi air, pastikan bak mandi kosong sebelum meninggalkan kamar mandi, serta perketat pengawasan untuk menurunkan risiko terpeleset karena bermain di dalam kamar mandi.

Mencegah Terpeleset

Bagi orang tua, mengetahui Si Buah Hati terpeleset di kamar mandi merupakan mimpi buruk. Cedera yang dapat terjadi bisa berakibat fatal karena bisa melukai tulang belakang atau kepala. Cegah dengan menempelkan stiker karet di lantai sebagai pijakan.

Selain itu, sediakan keset handuk untuk mengeringkan kaki setelah menggunakan kamar mandi. Ajarkan juga untuk tidak berlarian di kamar mandi yang dapat membuatnya tergelincir, dan himbau untuk tetap duduk selama mandi, dengan memberikan kursi mandi dan mainan.

Jaga Kebersihan Kamar Mandi

Rutin membersihkan kamar mandi dari lumut dapat menurunkan risiko Si Buah Hati terpeleset. Gunakan larutan pembersih yang khusus untuk kamar mandi. Jangan lupa untuk membilas sisa sabun dan sampo hingga bersih agar tidak membuat lantai kamar mandi menjadi licin. Selesai mandi, keringkan lantai kamar mandi.

Gunakan cara-cara di atas untuk menjaga keselamatan dan keamanan Si Buah Hati saat berada di kamar mandi ya, Bunda.

Image Article
Saat Si Kecil Mulai Gemar Bernyanyi di Kamar Mandi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ajarkan Si Kecil Cara Menghadapi Orang Asing

Published date

Maraknya kasus penculikan dan kekerasan seksual pada si Kecil tentunya sangat membuat Bunda-Ayah resah dan khawatir. Beberapa kasus diketahui pelakunya adalah orang yang dikenal sang anak. Akan tetapi, sebagian kasus lain pelakunya adalah orang asing atau tak dikenal.

Pastinya, si Kecil melihat dan bertemu orang asing setiap saat atau setiap hari di lingkungan mereka, entah itu di jalan, sekolah atau di lingkungan rumah. Masalahnya, kita tak mengetahui apakah orang asing ini baik atau tidak.

Jadi, sangat beralasan dan wajar bila Bunda-Ayah merasa cemas akan keamanan si Kecil ketika berada di lingkungan sosialnya. Sebagai orangtua, tentu kita harus waspada dimana dan dengan siapa si Kecil bermain atau berinteraksi, terlebih ketika kita tidak bisa menemaninya karena harus bekerja atau beraktivitas.

Namun, menjadi sebuah dilema ketika di sisi lain Bunda juga perlu mengenalkan si Kecil dengan lingkungan sosial. Sebagai orangtua, tentu kita senang jika si Kecil mudah akrab, mudah bergaul dan mampu bersikap ramah pada orang lain. Akan tetapi, sikap terbuka si Kecil juga bisa menimbulkan kekhawatiran.

Karena itu, menurut dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Bunda-Ayah penting mengajarkan sejak dini pada si Kecil tentang keamanan dirinya dari ancaman bahaya atau kejahatan yang dilakukan orang asing, apalagi bila ia tidak sedang bersama Bunda atau Ayah. Bagaimana caranya? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

-         Jelaskan siapa orang asing

Terlebih dulu, kita perlu menjelaskan siapa orang asing itu. Orang asing adalah sosok yang tak dikenal atau tak diketahui di lingkungan keluarga dengan baik. Perlu dijelaskan bahwa kita tidak  dapat mengetahui apakah orang asing itu baik atau tidak hanya dengan melihat penampilannya. Ini penting diinformasikan karena si Kecil cenderung berpikir bahwa orang asing yang tak baik itu tampak dari penampilannya yang menakutkan. Boleh jadi, orang asing yang jahat itu berpenampilan rapi dan menarik.

Kita memang harus menjelaskan pada si Kecil untuk berhati-hati terhadap semua orang asing. Waspada dan tak sembarangan bicara dengan orang asing. Tapi jangan sampai membuat si Kecil berpikir bahwa semua orang asing itu buruk atau jahat. Pasalnya, dalam kondisi membutuhkan bantuan, misalnya ketika kesulitan menyeberang jalan, kita butuh pertolongan orang asing.

-         Waspada orang asing yang bersikap tak baik

Yang perlu diperhatikan adalah bila orang asing berperilaku mencurigakan dan memperlakukan si Kecil dengan tidak baik. Untuk melindungi si Kecil, cara yang bisa dilakukan adalah mengajarkan ia untuk waspada terhadap situasi yang berbahaya. Dalam hal ini, ketika ia berhadapan dengan orang asing yang mungkin memiliki niat buruk. Si Kecil perlu mengetahui perilaku buruk orang lain yang membuatnya merasa tak nyaman. Misalnya, jika ada orang tak dikenal tiba-tiba menggenggamnya atau memeluknya.

-         Ajarkan untuk tegas dan berani

Ajarkan si Kecil untuk bersikap tegas sikap berani si Kecil kepada orang asing yang memperlakukannya secara tidak baik dengan cara berlari sambil berteriak. Jadi ajarkan si Kecil tentang bagaimana cara “membaca” situasi berbahaya. Salah satu cara adalah dengan mengajarkan ia berkata “Tidak, Pergi” dan berteriak. Jika dalam situasi berbahaya, si Kecil harus mengatakan tidak, lari, berteriak sekeras yang ia bisa, dan segera memberitahu orang dewasa tepercaya apa yang terjadi. Misalnya, polisi atau petugas keamanan.

  Contoh lain, ajarkan si Kecil untuk menolak pemberian orang lain. Memang, si Kecil tak perlu dilarang untuk berbicara dengan orang asing. Namun, ajari si Kecil untuk menolak pemberian orang lain seperti permen, mainan, dan tolak ajakan orang lain.

-          Jelaskan siapa orang asing yang baik

Untuk menghindari penculikan, sering kali Bunda-Ayah mengajarkan si Kecil untuk tidak berbicara dengan orang asing atau orang tak dikenal. Akan tetapi, cara seperti itu sebenarnya tidak tepat. Misalnya, ketika si Kecil merasa tidak nyaman dengan orang asing di tengah keramaian dan merasa tidak aman, si Kecil justru tidak bisa meminta tolong pada orang lain. Sebab, dalam pikiran si Kecil, ia sama sekali tidak boleh bicara dengan orang tak dikenal.

  Nah, lalu si Kecil harus minta tolong pada siapa? Orangtua bisa mengajarkan si Kecil meminta bantuan kepada orang-orang berseragam seperti petugas keamanan atau ibu-ibu yang juga membawa si Kecil.

  Jadi, orang asing yang aman adalah mereka yang dapat dimintai bantuan oleh si Kecil ketika dibutuhkan. Polisi dan petugas keamanan adalah contoh dari orang asing yang aman. Bila memungkinkan, si Kecil harus menuju ke tempat umum untuk meminta bantuan. (*)

Bunda yuk baca juga artikel tentang interaksi si Kecil dengan orang lain di artikel  "Agar si Kecil Bersikap Manis Ketika Bertamu

Image Article
Ajarkan Si Kecil Cara Menghadapi Orang Asing
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Cara Belajar Membaca dan Bermain Sambil Bernyanyi

Published date

Merangsang minat Si Buah Hati belajar membaca sambil bernyanyi bisa dilakukan Bunda sejak dini. Sebab ini juga bagian dari stimulasi kemampuannya dalam berbahasa. Karena di usia usia 1 tahun, ia tengah berada dalam fase bermain. Karena itu, Bunda bisa memberikan stimulasi bahasa melalui permainan. Misalnya:

1. Mengenalkan huruf dengan cara bernyanyi melalui lagu anak

Ada beberapa lagu anak yang liriknya mengenai alfabet. Bunda bisa menyanyikannya untuk Si Buah Hati sembari menunjukkan bentuk dan hurufnya melalui balok huruf atau magnet huruf. Sambil bernyanyi, susun balok atau tempel magnet huruf di kulkas sesuai abjad. 

2. Menggunakan flash card

Flash card adalah kartu bergambar yang akan menarik perhatian Si Buah Hati dalam belajar membaca sambil bernyanyi. Biasanya, flash card memiliki gambar yang lengkap dengan tulisan nama benda itu. Ada pula yang hanya memuat gambar seperti hewan, buah, anggota tubuh, dan lain-lain. Jika ingin berkreasi, Bunda bisa membuat flash card sendiri. Caranya:

  • Flash card terbuat dari kertas putih kaku. Bunda bisa menggunakan kertas karton atau manila putih.
  • Tulis kata pada setiap kartu dengan spidol besar berwarna mencolok. Misalnya merah, sehingga menarik perhatian Si Buah Hati.
  • Tulis huruf dengan rapi dan jelas, serta bentuk yang sederhana dalam huruf kecil.
  • Untuk gambar, Bunda sebaiknya memilih yang berukuran cukup besar. dan bisa mengambil gambarnya dari buku mewarnai. Agar lebih menarik, warnailah gambar tersebut.
  • Bunda bisa membuat kartu ini dengan tampilan bolak-balik. Satu sisi berisi gambar, sedangkan sisi lainnya tercantum kata.

3. Permainan jari sambil bernyanyi

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati belajar membaca sambil bernyanyi dengan melakukan permainan jari. Bagaimana caranya? Bentuklah huruf-huruf dengan menggunakan jari sambil bernyanyi. Misalnya, untuk membentuk huruf “A”, menggunakan dua jempol dan dua telunjuk membentuk segitiga yang menyerupai huruf “A”. Huruf “B”, dengan satu telunjuk kiri berdiri tegak, kemudian telunjuk kanan dan jempol kanan membentuk setengah lingkaran yang ditempelkan ke jari telunjuk kiri. Bentuknya akan menjadi huruf “B” kecil. Demikian huruf lainnya, sesuai kreasi Bunda.

4. Menggunakan karpet huruf

Karpet alas bermain Si Buah Hati bisa pula menjadi media belajar huruf. Bunda bisa mencari karpet bergambar huruf-huruf dengan warna-warna cerah yang menarik perhatiannya. Metode ini, selain menarik, juga akan efektif mengenalkan huruf kepada dia sambil bermain.

5. Permainan mencari dan mengumpulkan huruf

Dalam permainan ini, Bunda bisa membuat huruf-huruf pada sebuah karton yang dipotong dengan ukuran yang sama. Setiap huruf A-Z dibuat dalam 3-4 potong. Tempelkan karton pada lidi, kemudian letakkan secara acak. Selanjutnya, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati mengumpulkan huruf yang sama dan memasukkannya dalam botol atau kaleng bekas yang telah disiapkan. Jangan lupa berikan pujian dan melakukan permainan ini dengan riang. Selamat mencoba, Bunda!

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Lima Cara Menyenangkan Kenalkan Huruf ke Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bijak Menghadapi Si Buah Hati yang Suka Membantah

Published date

Bunda, ada kalanya pemberian batasan dan disiplin pada Si Buah Hati merupakan hal yang penting. Tujuannya agar ia mengerti cara bersikap baik, sopan, dan berperilaku di batas aman.Di usia 3-4 tahun, biasanya anak sudah mulai merasa mandiri. Namun risiko dari kemandirian itu, Si Buah Hati terkadang sulit diatur dan membantah.

Menurut pengamat perkembangan anak, Lely Noormindhawati dalam buku 8 Tahun yang Menakjubkan, perubahan perilaku sulit diatur dan suka membantah itu akibat dua fase perkembangan. Pertama, fase autonomi vs rasa ragu dan malu. 

Pada fase ini, Si Buah Hati sedang berlatih menumbuhkan kemandiriannya. Namun, ketika orang tua banyak membatasi, reaksi yang muncul adalah ragu serta malu.

Kedua, fase inisiatif vs rasa bersalah. Di fase ini, Si Buah Hati tengah berinisiatif mencoba hal baru yang menarik minat dengan mengoptimalkan kemampuan panca inderanya. 

Karena itu, ia akan menunjukkan penolakan atau bantahan kala dilarang. Hasil penggabungan kedua fase perkembangan ini yang kemudian berpengaruh pada pembentukan konsep diri dan sikap Si Buah Hati.

Bila Si Buah Hati hanya sesekali membantah, sebenarnya Bunda tidak perlu terlalu khawatir. Namun bila berkali-kali, Bunda perlu memberikan perlakuan khusus untuk menghadapinya. Sebab kedisiplinan serta sikap sopan dan baik adalah modal untuk dia di masa depan.

Nah, karena di usia 3 tahun Si Buah Hati sudah paham konsep konsekuensi, celah ini bisa digunakan untuk menjelaskan alasan Bunda melarang sesuatu. Caranya dengan:

1. Libatkan Si Buah Hati dalam Membuat Peraturan

Di tahap ini, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati membuat peraturan plus konsekuensi atau hukumannya. Lalu jelaskanlah bila Bunda akan memberikannya hukuman itu bila ia melanggar peraturan itu.

2. Ajari Si Buah Hati untuk Ungkapkan Kekesalan dengan Perkataan

Bila Si Buah Hati kerap menunjukkan rasa kesal dengan tangisan kencang, sebaiknya Bunda memberikannya pemahaman. Katakan pada dia, "Tangisan tidak akan menyelesaikan masalah". Kemudian, ajarilah Si Buah Hati cara mengemukakan keinginan lewat kata-kata dan tingkah sopan.

3. Luangkan Waktu Bercakap dengan Si Buah Hati

Di antara kesibukan sehari-hari, ada baiknya Bunda selalu meluangkan waktu untuk berbincang dengan Si Buah Hati. Pada momen inilah Bunda bisa menjadi pendengar yang baik, sehingga Si Buah Hati akan merasa dihargai dan diperhatikan.

4. Jadilah Panutan

Perilaku Bunda sesungguhnya akan menjadi panutan bagi Si Buah Hati dalam berperilaku. Cara ini lebih efektif ketimbang memberlakukan sederet larangan pada anak.

Bila Si Buah Hati terlanjur sering membantah, Lely memberikan tips ini kepada Bunda:

a. Beri pilihan terbatas pada Si Buah Hati

Dalam masa perkembangan Si Buah Hati, ada baiknya Bunda tidak mendoktrin pikirannya dengan berbagi larangan. Alih-alih melarang, biasakan memberinya pilihan. Seperti, "Segera selesai mandi lalu jalan-jalan, atau main-main di kamar mandi saja?"

Dengan kreatif memberikan pilihan, Bunda juga mengajarinya agar Si Buah Hati segera mengambil keputusan. Ini pun akan berpengaruh pada pembentukan karakter diri Si Buah Hati di masa dewasa.

b. Sertakan argumen atau penjelasan terhadap aturan dan larangan

Usianya memang masih 3 tahun, tapi bukan berarti Bunda tidak bisa mengajak Si Buah Hati berbicara. Ketika Bunda memberikan larangan dan menerima bantahan, kemungkinan itu terjadi karena Si Buah Hati tidak mengerti mengapa harus dilarang.

Sebab yang muncul di otaknya adalah beragam pertanyaan mengapa ia tidak boleh melakukan sesuatu hal. "Mengapa tidak boleh main? Mengapa tidak boleh makan permen? Mengapa harus tidur siang?" pikir Si Buah Hati.

Kalau saja Bunda memberikan penjelasan terhadap aturan dan larangan, ia pun akan mengerti. Perlahan, kebiasaan Si Buah Hati membantah peraturan Bunda pun akan menghilang.

c. Hadapi Si Buah Hati dengan tenang dan sabar

Kalau saja Bunda menghadapi bantahan Si Buah Hati dengan amarah, maka sikap yang terbentuk adalah sikap perlawanan. Mungkin Bunda berhasil membuat Si Buah Hati mengikuti aturan. 

Namun sesungguhnya, itu terjadi bukan karena ia paham akan aturan itu, melainkan takut dengan amarah Bunda.Karena itu, jagalah emosi Bunda untuk tetap positif dan sabar, niscaya akan membuat hati Si Buah Hati lunak, juga paham dengan aturan yang ada.

d. Berikan Si Buah Hati apresiasi

Kala Si Buah Hati patuh terhadap aturan, jangan lupa agar Bunda memberikannya apresiasi yang positif. Seperti memberikannya pujian setelah melakukan hal baik. Dengan begitu, Si Buah Hati akan merasa memperoleh penghargaan dan suka untuk berperilaku baik.

Bunda juga harus selalu mengevaluasi diri, terutama bila Si Buah Hati tak kunjung berhenti membantah. Bisa jadi ada cara atau penyampaian dari Bunda yang kurang tepat. Misalnya cenderung memaksa, mendikte, atau penuh amarah, hingga Si Buah Hati berkukuh dengan sikap keras kepalanya.

Dukung perkembangan emosional Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bijak Menghadapi Si Kecil yang Suka Membantah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Si Buah Hati Rewel saat Salat Ied? Ini yang Harus Bunda Persiapkan

Published date

Hari Raya Idul Fitri merupakan hari yang paling ditunggu umat Muslim sedunia. Begitu pula dengan Ayah dan Bunda, terlebih ini merupakan momen berharga juga untuk mengenalkan perayaan Idul Fitri kepada Si Buah Hati. Namun apakah Si Buah Hati sudah siap untuk diajak melakukan salat Idul Fitri bersama di masjid?

Di usianya yang sudah menginjak 3 tahun, mungkin Bunda cenderung lebih mudah untuk mengarahkan Si Buah Hati bagaimana harus bersikap dan apa yang boleh dan tidak dilakukannya. Namun hal tersebut belum tentu menjamin ia tidak akan rewel saat diajak sholat Ied, terlebih bila sedang dilanda rasa bosan. Lalu apa saja yang perlu Bunda siapkan dan perhatikan bila mengajak Si Buah Hati melaksanakan sholat Ied bersama, simak tips yang dikutip dari buku Mengajak Anak Ke Tanah Suci ini:

1. Tidur Cukup

Karena salat Ied dilakukan pagi hari, pastikan Si Buah Hati tidur tidak larut malam. Cukupkan waktu tidur anak sejak dari malah hari, agar keesokkan pagi ia bisa bangun tepat waktu tanpa terpaksa atau masih merasa mengantuk. Bangun dengan perasaan segar bisa membuatnya bersemangat mengikuti salat Ied di masjid.

2. Perut Kenyang

Sebelum berangkat ke masjid, pastikan Si Buah Hati sarapan terlebih dulu. Tidak perlu sarapan yang terlalu berat, cukup roti dan susu DANCOW 3+ Nutritods kesukaannya atau buah.

DANCOW 3+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Bunda juga bisa membawa bekal camilan kesukaan Si Buah Hati untuk antisipasi bila masih merasa lapar.

3. Membawa Mainan Favorit Si Buah Hati

Mainan bisa menjadi salah satu alat untuk membuat Si Buah Hati merasa nyaman. Pilihlah mainan favoritnya, seperti boneka atau mobil-mobilan yang bisa dimainkan saat menunggu Ayah dan Bunda selesai salat Ied.

4. Teman Sebaya atau Lebih Tua

Bila ada saudara yang memiliki anak seusia atau lebih tua dari Si Buah Hati, ada baiknya Bunda melakukan salat Ied berdekatan dengan mereka. Atau bila ada saudara perempuan yang sedang tidak bisa ikut melakukan salat Ied, Bunda bisa meminta bantuannya mengawasi Si Buah Hati. Dengan adanya teman, anak akan lebih mudah mengontrol rasa bosannya dan tidak mudah rewel saat pelaksanaan salat Ied berlangsung.

5. Tetap Ajarkan Si Buah Hati

Di usianya 3 tahun, seringkali Si Buah Hati belum bisa mengendalikan diri. Meski begitu, Bunda janganlah menyerah untuk tetap mengingatkan dia agar tidak berteriak-teriak, menangis, atau berlarian saat pelaksanaan salat Ied atau ceramah.

Semoga tips diatas bisa membantu Bunda dalam mempersiapkan ketika mengajak Si Buah Hati untuk pelaksanaan sholat Ied. Komunikasian dengan baik kepada Si Buah Hati agar mereka mengerti arti penting dari ibadah. Apalagi ini perayaan satu tahun sekali. Semoga berhasil Bunda.

Bunda yuk baca juga artikel mengenai Idul Fitri di artikel “Resep Kue Lebaran Sehat untuk Si Buah Hati. Selamat Hari Raya Idul Fitri.

Image Article
Si Kecil Rewel saat Salat Ied? Ini yang Harus Bunda Persiapkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Pedoman Mengatur Ruang Belajar

Published date

Si Buah Hati sudah tidak sabar untuk bersekolah? Terkadang proses adaptasi terhadap lingkungan baru dan orang-orang asing dapat membuat Si Buah Hati kesulitan dan kehilangan motivasi dalam belajar. 

Asah stimulasi-nya sebelum memasuki sekolah dasar dengan mengakomodasi kegiatan bermain dan bereksplorasi dalam kelas yang disiapkan sebelum masuk ke sekolah yang lebih tinggi.

Berikut pedoman dasar untuk mengatur ruang belajar Si Buah Hati untuk mendorong eksplorasi, kreativitas, dan proses belajarnya.

1. Siapkan Area yang Menarik

Anak-anak yang berpartisipasi dalam program prasekolah terlibat dalam berbagai kegiatan bermain dan belajar. Ruangan harus dirancang sedemikian rupa untuk mendukung stimulasi dan pengembangan kemampuannya, misalnya area pasir dan air untuk mengasah kemampuan psikomotorik atau area membaca dan menulis untuk menyiapkan kemampuan dasar sebelum masuk SD.

Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan dengan fungsi ganda sebagai pembatas ruangan, seperti area melukis yang penuh dengan kertas, cat air atau krayon, dibedakan dengan ruang berolahraga yang penuh dengan bola dan hula hoop.

2. Membuat Si Buah Hati Merasa Nyaman

Untuk memotivasi Si Buah Hati, diperlukan tempat yang nyaman, aman, dan bebas untuk belajar. Dalam rangka menciptakan ruang yang menarik ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.

Tambahkan kelembutan berupa karpet, tirai, beanbag, boneka, dan bantal, pemilihan warna dan tekstur yang netral, penggunaan sumber cahaya alami, serta bahan bangunan alami baik kayu maupun batu-batuan.

3. Tempat Penyimpanan

Ruangan yang berantakan dengan banyak barang yang menumpuk tidak akan terlihat indah dan mengundang debu yang dapat memicu alergi atau penyakit pada Si Buah Hati. Sediakan ruang penyimpanan yang disesuaikan dengan ukuran ruangan dan barang-barang yang akan disimpan.

Untuk benda-benda yang berisiko menyebabkan cidera seperti benda tajam dan berat, simpan dalam lemari yang bisa dikunci. Berikan tiap anak lemari untuk menyimpan barang bawaan seperti tas, perlengkapan mewarnai, dan hasil karya mereka. Stimulasi Si Buah Hati untuk mengembalikan barang pada tempatnya untuk memupuk tanggung jawab.

4. Memilih Bahan dan Peralatan yang Tepat

Pemilihan peralatan dan bahan-bahan pembelajaran bagi anak-anak yang berada pada tahapan usia sekolah, wajib diperhatikan. Selain tidak mengandung toksin, juga mudah dibersihkan dan digunakan. 

Pilihlah krayon yang berlabel non-toxin, cat air yang mudah dicuci jika menodai baju atau badan Si Buah Hati, atau peralatan yang tidak mengandung risiko tersedak. Tidak hanya itu, pilih peralatan yang mudah dalam perawatan dan tahan lama.

Siapkan Si Buah Hati agar lebih mudah beradaptasi saat memasuki sekolah dasar, dengan simulasi kelas prasekolah ya, Bunda.

Dukung anak untuk sekolah dengan memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Bunda, Kapan Aku Bisa Sekolah?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Si Buah Hati Suka Banting Barang? Ini caranya

Published date

Setelah menginjak usia 1 tahun, kemampuan Si Buah Hati untuk menunjukkan apa yang diinginkannya semakin meningkat. Tetapi kemampuan bicara yang masih terbatas membuat ia menunjukkan emosi dengan berteriak atau menangis, kala keinginannya tidak terpenuhi. Hal ini dilakukannya sebagai manifestasi atas rasa kesal yang ia rasakan. Ketika Si Buah Hati marah lalu membanting atau melemparkan barang, Bunda bisa memberikannya stimulasi emosi yang membuat Si Buah Hati merasa nyaman. Seperti dengan pelukan, ciuman, atau pun belaian. Lalu, jangan biarkan Si Buah Hati marah atau menangis terlalu lama, segera berikan respons atas luapan emosinya. Beberapa tindakan berikut bisa Bunda lakukan untuk membantu Si Buah Hati meredam emosinya:

1. Bantu Si Buah Hati mengenali dan mengatur emosinya

Kemampuan Si Buah Hati untuk mengenali dan mengatur emosinya adalah bagian dari kecerdasan emosional. Kemampuan mengenali ini akan membuatnya tahu ketika merasa sedih, senang, marah, atau pun kesal. Dengan demikian, ia akan terlatih untuk lebih peka sehingga bisa pula mengenali emosi orang lain, hingga dia memiliki rasa empati. Dengan kemampuan mengatur emosi, Si Buah Hati bisa mengendalikan perasaannya sehingga emosinya tidak meledak-ledak. Ia pun akan menjadi lebih sabar.

2. Mengetahui apa yang menyebabkan Si Buah Hati marah

Terkadang Si Buah Hati meluapkan emosinya bukan karena marah atau sedih. Bisa juga sebab lapar, bosan, suasana lingkungan yang tidak mendukung atau lainnya. Dengan mengetahui penyebabnya, maka Bunda dapat mencegah kemarahan Si Buah Hati.

3. Menunjukkan contoh sikap tenang kepada Si Buah Hati

Pada fase ini, Si Buah Hati mempelajari sesuatu dari apa yang dilihat dan didengarnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu menunjukkan sikap tenang sehingga secara emosional Si Buah Hati akan melakukan hal yang sama. Sebaliknya, jika lingkungan sekitar selalu menunjukkan emosional yang meledak-ledak, ia akan menganggap ini adalah hal yang wajar.

4. Memberikan pelukan dan rangkulan

Si Buah Hati akan menjadi lebih tenang ketika menerima pelukan. Ketika melakukannya, Bunda tidak perlu memeluknya terlalu erat, sebab bisa jadi ia malah menolak. Cukup pelukan yang memberikannya kenyamanan di saat ia sedang marah.

5. Ajak bicara

Di saat sudah tenang, ajak Si Buah Hati untuk menceritakan apa yang menyebabkannya marah hingga membanting atau melempar barang. Berikan pengertian bahwa tindakannya melempar atau membanting barang tidak baik dan bisa merusak serta membahayakan. Yang pasti, jangan pernah menghakimi Si Buah Hati karena apa yang telah dilakukannya. Bagaimana pun, ia masih dalam proses belajar dan butuh bimbingan.

Image Article
Si Kecil Suka Banting Barang? Ini caranya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Agar Si Buah Hati Lelap Tidur Berkualitas

Published date

Bunda, tidur berkualitas sangatlah penting bagi Si Buah Hati. Karena tidur bukanlah momen istirahat semata. Kala tidur, tubuh Si Buah Hati juga mengalami perkembangan optimal. Meski tidur pulas penting, ada pula anak yang mengalami gangguan tidur dan terbangun tiga sampai empat kali dalam satu malam. Bahkan terkadang mereka suka berpindah tidur ke tempat tidur orang tua, gelisah, marah-marah, dan menangis sebelum tidur. Penyebab mereka rewel pun beragam. Bisa karena terlalu lelah, suhu ruang yang terlalu panas atau dingin, atau suara bising di sekitar rumah. Lalu bagaimana agar Si Buah Hati bisa tertidur pulas? Begini caranya, Bunda:

1. Beri makan dan minum yang cukup 

Ketika Si Buah Hati sulit tidur atau mudah terbangun, Bunda sebaiknya memperhatikan porsi makannya. Bisa jadi, ia masih merasa lapar. Namun karena belum bisa mengungkapkannya, yang muncul adalah ekspresi gelisah, mudah terbangun kala tidur, atau rewel. Bisa pula Bunda selalu menyediakan air putih di kamar. Sehingga kala Si Buah Hati terbangun dan menangis, Bunda bisa memberikannya minum. Tidak berapa lama, ia pun akan kembali terlelap.

2. Buang air sebelum tidur

Celana basah dan kotor bisa mengganggu tidur Si Buah Hati. Karena itu, usahakan agar Si Buah Hati buang air sebelum tidur, sehingga tidak mengompol. Sehingga ia tidak terganggu dengan kelembaban celana dan pulas hingga pagi.

3. Bersihkan badan

Tubuh lengket karena keringat dan kotor sehabis makan atau bermain gampang membuat kulit Si Buah Hati gatal-gatal, hingga mengganggu tidurnya. Karena itu, ada baiknya Bunda menyeka tubuh Si Buah Hati dengan kain basah sebelum tidur dan keringkan dengan handuk lembut. Cara itu bisa membuat Si Buah Hati nyaman dan cepat tertidur.

4. Memilih baju tidur yang nyaman

Sebelum Si Buah Hati tidur, gantilah pakaiannya dengan yang bersih dan berbahan nyaman. Sesuaikan pula ukuran baju dengan tubuhnya. Jangan terlalu besar, tapi juga tidak kekecilan. Baju tidur yang nyaman akan membantu Si Buah Hati terlelap semalaman.

5. Atur suasana kamar

Pengaturan ini penting agar ruangan nyaman untuk tempat tidur Si Buah Hati. Ini meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan aman dari serangga yang bisa menggigit atau membuat gatal kulitnya. Tapi hati-hati saat menggunakan pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk ya Bunda. Karena dapat membuatnya sesak napas.

Selain itu, Bunda bisa pula melakukan sejumlah rutinitas agar Si Buah Hati merasa nyaman dan rileks, sebelum tidur. Seperti menceritakan dongeng, bernyanyi dengan suara lembut, juga menentukan waktu tidur teratur yang akan menjadi pola tidurnya. Dengan begitu, tubuh Si Buah Hati sudah mengeluarkan alarm mengantuk atau keinginan untuk tidur, di jam-jam rutinitasnya. Di tahap ini, sebaiknya Bunda juga membiasakan Si Buah Hati agar belajar tidur sendiri. Sehingga ia tumbuh menjadi anak mandiri.

Image Article
Agar Lelap Si Kecil Berkualitas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Cara Belajar Menulis bagi Anak Prasekolah

Published date

Ketika menginjak 3 tahun, Si Buah Hati pun memasuki usia prasekolah. Saat ini, ia sudah memiliki keterampilan motorik halus yang berkembang dengan baik, seperti sudah mampu memegang alat tulis dengan cukup baik. 

 

Untuk terus menstimulasi motorik halusnya, Bunda bisa memulai memperkenalkan cara menulis. Namun, bukan menulis secara formal. Melainkan hanya memperkenalkan bentuk, huruf, dan angka dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan tahapan usianya. Selain kemampuan anak memegang alat tulis, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan jika ingin mulai mengajarkannya menulis.

 

  1. Belajar menulis haruslah dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan bisa di mana saja.
     
  2. Bunda jangan pernah memaksa Si Buah Hati untuk belajar menulis secara formal di usia ini.
     
  3. Ada baiknya Bunda memperbanyak frekuensi berbincang dengan Si Buah Hati dan juga membacakan buku untuknya. Sehingga ia tertarik dengan kata-kata dan tulisan.
     
  4. Biarkan Si Buah Hati mencoba semua jenis alat tulis, seperti krayon, kapur, spidol, pensil, atau kuas cat air. Dengan begitu, ia akan memilih alat tulis yang nyaman dan merasa bahwa proses belajar ini tidak akan membosankan.

 

Nah, untuk mengajari Si Buah Hati menulis, berikut beberapa hal yang bisa Bunda lakukan.

 

1. Menebalkan Bentuk

Di sini, Bunda dapat menyediakan kertas yang sudah tergambar hewan kesukaan Si Buah Hati, dengan tinta tipis. Kemudian, ajaklah ia untuk menggoreskan alat tulisnya, mengikuti bentuk gambar tersebut. 

 

Untuk variasi bentuk lain, yang tak terlalu sulit, Bunda bisa memilih buku yang tergambar huruf atau angka. Bunda jangan lupa menyebutkan benda, hewan, huruf, atau angka yang tengah dibuat Si Buah Hati, ya. Sehingga ia mengerti apa yang tengah dibuatnya.

 

2. Mengikuti Garis Putus-Putus

Tahapan yang satu ini mirip dengan menebalkan bentuk. Namun, tingkat kesulitannya lebih tinggi. Sebab Si Buah Hati tidak hanya mengikuti garis yang sudah ada. Namun, juga belajar membuat goresan yang menghubungkan antar garis.

 

3. Menggambar dengan Kapur

Agar aktivitas menulis lebih menyenangkan, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati bereksplorasi dengan kapur tulis. Misalnya, membuat gambar di lantai halaman rumah atau pada tembok yang sudah dicat warna hitam. Sehingga Si Buah Hati memiliki media gambar yang luas.

 

Beberapa Bunda mungkin khawatir mengenalkan kapur tulis kepada Si Buah Hati. Alasannya, serbuk kapur tidak baik untuk kesehatan Si Buah Hati. Sesungguhnya Bunda tidak perlu khawatir. Asalkan Bunda selalu mengingatkannya untuk mencuci tangan usai menggambar dengan kapur.

 

4. Bentuk Tulisan dengan Bahan Masakan

Ketika memasak kue, Bunda bisa pula mengajari Si Buah Hati menuliskan huruf-huruf. Caranya mudah, pakai saja tepung terigu yang dituang di atas wadah. Lalu, ajak ia menuliskan huruf atau angka dengan jari-jari mungilnya di tepung itu. 

 

Bisa pula Bunda memberikan Si Buah Hati secuil adonan kue, dan ajarkan cara membentuk huruf dengan adonan itu.

 

5. Bentuk Kata dengan Magnet

Untuk belajar menyusun kata, Si Buah Hati tidak harus selalu menggunakan alat tulis. Ia juga bisa bereksplorasi dengan huruf-huruf yang bermagnet. Misalnya, mengajak Si Buah Hati menyusun dan mencocokkan magnet abjad di atas whiteboard yang sudah Bunda tuliskan namanya atau nama benda-benda kesayangannya.

 

6. Belanja Bulanan

Ketika tengah berencana berbelanja bulanan, Bunda bisa pula mengajak Si Buah Hati belajar menulis. Misalnya, dengan melibatkannya dalam daftar belanjaan. Bunda sediakan kertas dan alat tulis Si Buah Hati, lalu minta ia untuk emnuliskan benda yang ingin dibelinya.

 

7. Belajar Sambil Tamasya

Ketika bertamasya, Bunda bisa pula mengajarkan Si Buah Hati menulis. Misalnya, meminta ia menuliskan hewan apa saja yang dilihatnya di kebun binatang. Bisa juga mengajaknya membuat beragam bentuk, seperti lingkaran, persegi, dan segitiga, maupun menuliskan namanya sendiri, di atas pasir pantai.

 

Apa pun aktivitas belajar menulis yang Bunda berikan, pastikan ia menikmatinya. Jika Si Buah Hati tidak tertarik atau bermalas-malasan, gantilah dengan aktivitas lain, sehingga semangat untuk belajar.

 

Dukung terus tumbuh kembang anak dengan memberikan nutrisi terbaik. Salah satunya dengan memberikan susu DANCOW 3+ Nutritods. Produk DANCOW ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun. Susu ini  mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Belajar Menulis bagi Anak Pra-Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Tips yang Bisa Dilakukan Bunda untuk Perkembangan Si Buah Hati

Published date

“Nggak pernah nyangka bisa ngurus anak sendiri, dari bangun tidur sampe mau tidur lagi semua hal dilakukin cuma buat anak. Capek sih iya, tapi semua kebayar sama kebiasaan anak yang gak pernah terbayangkan sebelumnya. Saat paling senang pas anak udah mulai bicara, karena aku maunya dipanggil “ibu”, tentu gak gampang buat kata “ibu” jadi kata pertamanya yang keluar dari mulutnya. Pas dia bisa nyebut “ibu” itu di umur 20 bulan, Alhamdulillah seneng banget J” – Anisa Nurhayati, Ibu Rumah Tangga.

Menjadi orang tua memang bukan pekerjaan yang mudah, tapi merupakan impian bagi semua orang. Kenapa? Karena orang tua memiliki peran penting bagi kehidupan anak agar menjadi generasi yang lebih baik. 

Seiring bertambahnya usia, Si Buah Hati pasti mengalami berbagai hal dalam kehidupannya. Rasa penasarannya yang tinggi, tingkah pola yang semakin menjadi, kosakata yang semakin banyak hingga ekspresi untuk setiap perasaannya. 

Kadang inilah yang membuat Bunda khawatir, "Apakah saya sudah melakukan hal yang baik untuk diajarkan pada Si Buah Hati?", "Apakah bahasa saya sudah baik ketika bicara dengan anak?", "Bagaimana cara berbicara yang baik dengan anak?", dan lain sebagainya.

Sebenarnya perasaan dan pertanyaan itu adalah hal yang wajar. Bunda tidak sendiri, sebab banyak orang tua yang juga merasakannya. 

Daripada cemas, sebaiknya Bunda simak tips berikut, siapa tahu bisa membantu dalam proses parenting anak.

1. Mendongeng

Biasakan untuk mendongeng atau membacakan buku cerita pada Si Buah Hati. Pilih cerita dengan bahasa atau kalimat yang baik dan juga sesuai dengan usianya. Hindari cerita yang bersifat kekerasan sebelum ia cukup usia, sehingga memahami hal yang baik dan buruk. 

Selain itu. proses mendongeng juga membantu anak menambah kosakata yang baik dan benar. Bunda bisa bercerita sambil menirukan suara sesuai dengan karakter yang ada di buku.

2. Bersosialisasi

Bermain adalah hal yang paling disukai Si Buah Hati. Karena itu, ajaklah dia untuk bermain di luar ruangan, seperti taman bermain atau play group. Hal ini bisa mengajarkannya untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. 

Ia juga akan paham bahwa ada manusia lain, selain anggota keluarganya. Bila sudah terbiasa dengan lingkungan sosial selain Ayah, Bunda, dan keluarga dekat, ia pun akan lebih mudah beradaptasi dan berbaur dengan lingkungannya.

3. Peka Dengan Perasaan Si Buah Hati

Bila tidak menyukai sesuatu atau tidak nyaman dengan keadaan sekitar yang terlalu ramai atau lainnya, biasanya anak akan menangis tiba-tiba. Dalam keadaan ini Bunda harus peka dengan perasaannya. 

Cobalah cari tahu tentang apa yang diperlukan Si Buah Hati saat itu. Bila ia tidak nyaman berada di tempat ramai, ajaklah ke tempat yang lebih tenang. Luangkanlah waktu untuk “me time” berdua dengannya, agar Bunda bisa mengenal mereka lebih dekat.

4. Sabar

Ketika menghadapi Si Buah Hati, Bunda harus ekstra sabar. Ini karena perilaku mereka tidak sama dengan orang dewasa. Hindari mengomel atau memarahi anak ya, Bunda. Karena akan berdampak buruk untuk memorinya di kemudian hari. 

Bunda harus bisa mengontrol emosi saat bermain dengannya, juga menunjukkan sikap lemah lembut dan sabar. Dengan begitu ia akan mencontoh apa yang dilakukan Bunda.

5. Tidak Malu untuk Meminta Maaf

Bila Bunda melakukan kesalahan, jangan ragu untuk meminta maaf pada Si Buah Hati. Ajarkan mereka untuk bersikap sportif dalam melakukan segala hal dan mengakui bila ia melakukan kesalahan. 

Sehingga kelak dia akan tumbuh menjadi pribadi yang jujur, pemaaf, dan tidak malu untuk mengakui kesalahannya.

6. Bereksperimen bersama Si Buah Hati

Seiring dengan perkembangan anak, rasa ingin tahunya semakin hari akan bertambah besar. Untuk itu, Bunda harus terus mendampinginya saat mereka melakukan eksperimen baru di dunia bermain dan sosialnya. 

Misalnya, saat anak mulai bisa memilih pakaiannya sendiri, Bunda bisa ikut terlibat untuk memberikan pendapat mengenai pakaian tersebut. Berikan komentar positif terhadap pilihan Si Buah Hati dan biarkan mereka bereksperimen dengan penampilannya.

Nah Bunda, itulah tips yang bisa Bunda terapkan dalam pola pengasuhan dengan Si Buah Hati. Selain itu, Bunda juga bisa terus bereksplorasi dengan pola pengasuhan positif yang bisa membantu dalam tumbuh kembang anak. 

Hal yang perlu diingat adalah, karakter setiap anak berbeda dengan satu dan lainnya, yang terpenting adalah Bunda harus bahagia dalam menjalani proses tumbuh kembangnya.

Untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Ada Bunda yang Hebat di Balik Si Kecil yang Kuat
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off