Cara Mengajarkan Anak Membaca dengan Menyenangkan

Published date

Menumbuhkan kecintaan membaca buku pada si Kecil merupakan bagian dari pola pengasuhan yang tepat. Tidak hanya mendukung proses belajar dan aksi cerdasnya, tapi kebiasaan ini akan dibawa hingga dewasa saat bersosialisasi dalam masyarakat. 

 

Salah satu cara mengajari anak membaca atau menstimulasi anak untuk belajar membaca adalah dengan memberikan buku bergambar yang menarik minatnya. Berikut ini cara menyenangkan buah hati belajar membaca yang perlu Bunda ketahui. 

 

1. Sediakan Buku-Buku

Salah satu cara belajar membaca paling efektif adalah dengan menciptakan lingkungan membaca di sekitar Si Buah Hati. Sediakan beberapa buku bergambar yang menjadi favoritnya dan letakkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau. 

 

Selang beberapa hari, rotasi buku agar dia tidak mudah bosan dan dukung stimulasi minat membacanya. Sambil membacakannya cerita, tunjukkan gambar, huruf, maupun kata-kata yang ada dalam buku untuk meningkatkan kemampuan bahasanya.

 

2. Buka Komunikasi dengan Si Buah Hati

Bicarakan dengan Si Buah Hati soal buku yang sedang dibaca bersama-sama. Tunjuk gambar dan nama yang ada di dalamnya. Pancing rasa ingin tahunya dengan menanyakan padanya tentang bagian favorit dari buku ceritanya. 

 

Jika dia mempunyai pertanyaan, jawab dengan sejelas-jelasnya menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Cara belajar membaca ini juga dapat meningkatkan kemampuan memori maupun atensi.

Baca Juga: Kenali 4 Tahap Perkembangan Bahasa Anak Pada Usia 3 Tahun

 

3. Pilih Buku yang Sesuai

Sesuaikan buku yang dipilih dengan tahapan usia prasekolah. Umumnya, didominasi dengan gambar warna-warni, tokoh karakter yang menarik, kalimat pendek-pendek, serta cenderung berima atau bersajak. 

 

Dukung eksplorasinya dengan memberikan buku dongeng rakyat yang mengajarkan nilai moral, seperti dongeng Si Kancil atau kisah Bawang Merah dan Bawang Putih. Bisa juga dengan memilihkan dongeng-dongeng terkenal dari mancanegara, misalnya Pinokio.

 

Selain stimulasi dengan sering membaca buku, Si Buah Hati juga memerlukan nutrisi untuk mengembangkan kemampuannya. Bunda bisa menambahkan minuman pelengkap gizi Si Buah Hati seperti DANCOW 3+ Nutritods. Produk DANCOW ini merupakan susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun. Kelebihannya adalah  mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3, omega 6, serat pangan, tinggi vitamin A, vitamin  C, Lactobacillus rhamnosus, serta mikronutrien lainnya. 


Semua kandungan yang disebutkan tadi dibutuhkan tubuh dan otak anak selama masa tumbuh kembang. Selain itu, Bunda juga harus menanamkan kebiasaan membaca sejak dini untuk mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati.

Image Article
Cara Belajar Membaca Anak dengan Cergam Menyenangkan Lho, Bunda!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cerdas Menggunakan Gadget untuk Si Buah Hati dan Bunda

Published date

Perkembangan teknologi yang pesat membuat gadget tidak bisa terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Selain untuk mencari informasi dan menunjang proses belajar, anak-anak kebanyakan sudah fasih memainkan jari merambah dunia maya.

Agar kesehatan mata tetap terlindungi, cukupi asupan nutrisi vitamin A dengan rajin memakan buah dan sayuran karena vitamin A dapat membantu mempertahankan keutuhan lapisan permukaan mata Si Buah Hati. Selain itu, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjaga mata tetap sehat walau hobi bermain gadget. Simak ulasan lengkapnya berikut ini ya, Bunda.

Batasi Pemakaian Gadget

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar screen time tidak dilakukan lebih dari 2 jam per hari untuk Si Buah Hati yang berusia di atas 2 tahun. Screen time di sini termasuk menonton TV dan melihat layar gadget. Batasan tersebut akan memberikannya waktu lebih untuk membaca, bermain, dan bereksplorasi di luar rumah, sehingga tumbuh kembangnya tetap optimal. Penting bagi Bunda untuk membatasi pemakaian gadget agar memiliki waktu untuk beraktivitas dan bersosialisasi di luar rumah.

Berikan Contoh

Lakukan hal-hal sederhana seperti mematikan smartphone dan TV saat menghabiskan waktu bersama keluarga, misalnya saat makan malam. Bisa juga dengan mengajaknya melakukan aktivitas fisik baik sekedar berkebun di luar rumah atau sekadar berjalan-jalan pagi di sekitar rumah. Rachel Ehmke, MA, psikolog anak yang juga penulis parenting berpengalaman dari Child Mind Institute menekankan perilaku Si Buah Hati yang selalu menonton dan mempelajari kebiasaan orang tua.

Kontrol Pemakaian Gadget

Orang tua punya kuasa untuk mengatur jadwal pemakaian gadget dan durasi berada di depan layar elektronik. Caranya bisa dimulai dengan mengeluarkan TV atau komputer dari kamar tidur Si Buah Hati dan batasi pemakaiannya hanya di ruang keluarga agar memudahkan pengawasan dan juga menjadi sarana meningkatkan kedekatan. Dampingi setiap kali menonton atau bermain video game untuk membatasi paparan terhadap isi media yang tidak sesuai dengan umurnya.

Semoga tips-tips di atas dapat menambah pengetahuan Ayah dan Bunda tentang cara-cara menjaga kesehatan mata Si Buah Hati yang hobi bermain gadget.

Image Article
Cerdas Menggunakan Gadget untuk Si Kecil dan Bunda
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Cara Memilih Bantal yang Rangsang Kemampuan Berpikir Si Buah Hati

Published date

Pada tahapan toddler, kebanyakan anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur daripada terjaga. Sleep for Kids Organization, organisasi yang mengkaji tentang pentingnya tidur bagi anak-anak dari Amerika Serikat, menekankan pentingnya tidur untuk Si Buah Hati karena mempengaruhi tumbuh kembang fisik dan emosional, proses belajar, serta perkembangan kemampuan kognitifnya.

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur Si Buah Hati, seperti mengalami mimpi buruk, peningkatan kemampuan psikomotoriknya yang pesat, dan kecemasan menghadapi perpisahan. 

Tempat tidur yang kurang nyaman juga membuatnya sering menolak tidur. Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk memilih bantal yang nyaman untuk tidur.

1. Berbahan Lembut

Kulit Si Buah Hati yang masih lembut dan kepala yang belum terlalu keras memerlukan bantal yang berbahan lembut. Penggunaan kain berkualitas rendah dapat menyebabkan iritasi seperti kemerahan, bintik-bintik, dan gatal-gatal.

Selain itu, pilihlah bahan kain yang hypoallergenic agar tidak menstimulasi reaksi alergi berupa mata berair, kulit kemerahan, dan gangguan saluran pernafasan. Sebelum membeli, raba permukaan kain bantal dan hindari yang terasa panas dan tidak nyaman di kulit. Sebagai orang tua, mengeluarkan uang ekstra akan lebih baik daripada harus mengorbankan kenyamanan tidur Si Buah Hati.

2. Tahan Lama

Bahan yang digunakan untuk membuat bantal wajib dipertimbangkan. Belilah bantal yang terbuat dari bahan yang tidak hanya lembut, tapi tahan terhadap proses pencucian, dan dapat mempertahankan bentuknya. Cobalah untuk membeli bantal berbahan polyester yang dapat dicuci dengan tangan atau mesin. Selain itu, perlindungan Si Buah Hati dari reaksi alergi yang dipicu oleh penggunaan bulu untuk pengisi bantal.

3. Ukuran Bantal

Ukuran bantal merupakan faktor terpenting yang harus dipertimbangkan sebelum membelinya. Bantal yang kebesaran dapat menutupi wajah Si Buah Hati dan berbahaya untuk keselamatan Si Buah Hati. 

Selain itu, ia tidak akan mendapatkan rasa nyaman yang dicari dan tidur dengan gelisah. Libatkan aksi cerdas anak-anak dengan membawanya saat akan membeli bantal, minta untuk mencobanya dan memilih mana yang paling nyaman. 

Tidak hanya baik untuk menunjang waktu istirahatnya, kegiatan ini juga memberinya kebebasan untuk menentukan pilihan dan mengasah kemampuan penyelesaian masalah.

Semoga tips-tips di atas dapat membantu orang tua dalam memilih bantal yang tepat dan nyaman bagi Si Buah Hati ya.

Untuk membantu mengembangkan kemampuan berpikir Si Buah Hati, Bunda membutuhkan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bantal Istimewa Rangsang Kemampuan Berpikir Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Si Buah Hati Memelihara Hewan? Ini Trik dan Tipsnya!

Published date

Kehadiran hewan peliharaan di tengah Si Buah Hati tentu membawa nuansa tersendiri. Terutama untuk buah hati Bunda yang masih berusia satu tahun. Sebab anjing lucu dapat menjadi sahabat setia. Sementara kucing yang menggemaskan adalah teman bermain yang sangat mengasyikkan.

Dengan memelihara hewan, Bunda bisa pula mengajari anak arti kelembutan. Sehingga rasa kasih sayang terhadap manusia lain dapat tumbuh dalam dirinya. Misalnya saat Si Buah Hati memegang atau menarik salah satu bagian tubuh binatang peliharaannya, Bunda bisa memperingatkan kalau binatang itu akan merasa kesakitan. “Anda dapat mengatakan kepada Si Buah Hati untuk bersikap baik kepada binatang peliharaan mereka,” ujar Tracy Hogg, perawat sekaligus penulis buku pengasuhan anak Toddler Wishperer.

Selain itu, anak yang memelihara hewan bisa belajar tentang tanggung jawab sejak dini dan merasakan empati dengan makhluk lain. Misalnya saja Bunda dapat meminta Si Buah Hati untuk memberi makan hewan peliharaannya sambil membisikkan nilai-nilai kebaikan. “Kitty sudah lapar, yuk kita kasih makan," kata Tracy Hogg mencontohkan.

Nah, sebelum membiarkan Si Buah Hati berinteraksi langsung dengan hewan peliharaannya, ada beberapa hal yang harus Bunda perhatikan. Yakni:

Beri penjelasan tentang hewan yang dipeliharanya

Setiap hewan memiliki kebiasaan sendiri yang berbeda dengan hewan lain. Misalnya kucing yang suka dimanja dengan dielus pada bagian belakang leher dan telinganya, anjing yang doyan bermain sambil berlari-lari, ayam yang doyam mematuk, atau kelinci yang doyan makan selada. Sebelum melepaskan Si Buah Hati langsung berhubungan dengan hewan peliharaannya, sebaiknya Bunda menjelaskan dulu mengenai kebiasaan itu pada Si Buah Hati. Sehingga ia tidak kaget dan bisa beradaptasi.

Awasi Si Buah Hati saat bermain dengan hewan peliharaan

Hewan peliharaan bisa sangat menyenangkan, tapi sekali waktu jadi sangat berbahaya. Maka Bunda harus selalu waspada dan mengawasi kala anak bermain dengan peliharaannya. Biasanya anak yang masih berusia satu tahun akan bermain dengan hewan peliharaan tanpa memperhatikan risiko tindakannya. Bisa jadi suatu kali dia menarik ekor kucing yang bisa menyebabkan peliharaannya itu menjadi marah dan menggigit.

Jauhkan Si Buah Hati dari tempat makanan hewan

Pada usia satu tahun, seorang anak sedang aktif bergerak. Rasa ingin tahunya pada benda asing begitu besar. Hingga tak jarang Si Buah Hati memasukkan berbagai benda ke dalam mulut sendiri. Karena itu, Bunda harus menjauhkan makanan, bedak, atau obat kimia untuk hewan dari jangkauannya.

Jaga kebersihan hewan

Agar hewan peliharaan selalu sehat dan tidak menularkan penyakit pada Si Buah Hati, Bunda harus memastikan kebersihannya. Baik kebersihan kandang, tempat makan dan minum, maupun tubuh hewan peliharaan. Untuk itu, Bunda dan Si Buah Hati harus rajin membawa hewan kesayangannya ke dokter hewan. Tindakan ini dapat mencegah timbulnya virus atau bakteri pada tubuhnya, dan Bunda dapat memastikan kesehatan anak.

DANCOW Bantu Lindungi Eksplorasi Si Buah Hati.

 

Image Article
Si Kecil Memelihara Hewan? Ini Trik dan Tipsnya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

2 Cara Percaya Diri Melepas Si Buah Hati Bereksplorasi

Published date

Bunda mungkin sudah banyak mendengar manfaat dari eksplorasi bagi Si Buah Hati. Namun di balik itu, masih ada kekhawatiran mengenai hal-hal negatif yang mungkin terjadi padanya selama bereksplorasi atau bermain. 

Siapa, sih, yang mau anaknya terjatuh, terbentur, terluka, dan terpengaruh anak-anak lain yang perangainya mungkin tidak sesuai dengan norma yang kita terapkan. Belum lagi kalau ia main di luar rumah saat daya tahan tubuhnya menurun, tentu Si Buah Hati jadi mudah sakit. 

Begitu pula kebiasaan memasukkan tangan dan benda-benda apa saja ke mulut pada anak usia toddler yang membuka kesempatan lebar bagi kuman-kuman untuk masuk ke tubuhnya melalui saluran pencernaan.

Menurut Psikolog, Adisti F. Soegoto M.Psi, kondisi ini juga dipengaruhi oleh arus informasi yang deras. “Ada sebagian orang tua yang memahami manfaat eksplorasi, namun takut melepas anaknya karena terlalu banyak terpapar arus informasi,” ujarnya.  

Sebetulnya hal ini bisa disiasati dengan membangun komunikasi yang terbuka dengan Si Buah Hati. “Sehingga, larangan serta rambu-rambu aman dalam bereksplorasi bisa disampaikan dengan lebih jelas. Bunda tinggal menyederhanakan penjelasan apa yang boleh dan tidak dalam bereksplorasi,” ujar Adisti.

Seperti apa misalnya? Jelaskan, bahwa tidak boleh menendang-nendang barang, atau cuci tangan dulu baru boleh makan. Selain itu, cukupi asupan nutrisi Si Buah Hati, sehingga daya tahan tubuhnya terjaga. Lelah dan terpaan kuman tidak akan mudah membuatnya sakit.  

Perkuat sistem daya tahan di pencernaannya dengan asupan yang mengandung bakteri baik. Mengapa? Karena meskipun sudah dikenalkan pada aturan cuci tangan, tetap saja ada kemungkinan Si Buah Hati memasukkan benda-benda ke mulut sebagai bagian dari eksplorasinya.

1. Berikan Kebebasan

Yang penting, Bunda sebaiknya harus percaya diri memperbolehkan keinginan bermain atau bereksplorasi Si Buah Hati. Berikan kebebasan padanya.  Hindari banyak berkata “jangan” dengan cara menyediakan lingkungan yang aman di rumah. 

“Misalnya saat anak mulai memanjat sesuatu, pastikan di sekitarnya aman jika ia terjatuh,” ujar Adisti. 

Ya, anak toddler paling senang memanjat apa pun yang bisa dipanjat. Kemampuan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan motorik dan keseimbangannya. Biarkan ia mengeksplorasi mainan panjat-panjatan sambil kita jaga agar tak jatuh, atau kalaupun jatuh ia mendarat di pelukan kita.

Eksplorasi membantu merangsang perkembangan kecerdasan Si Buah Hati, karena eksplorasi membantu anak belajar mengenai dunia di sekitarnya dengan menggunakan seluruh indra. Misalnya, mendengar suara-suara, melihat berbagai objek baru di luar rumah, merasakan tekstur, serta mencium berbagai bau yang ia temukan. 

“Eksplorasi juga penting untuk pertumbuhan fisik Si Buah Hati karena melatih koordinasi otot-otot besar agar ia bisa berjalan, berlari, memanjat dan melompat. Koordinasi mata dan tangannya juga jadi terlatih karena mereka jadi banyak memegang,” kata Adisti.

2. Buat Waktu Spesial

Tidak hanya membiarkan anak bereksplorasi, Adisti menyarankan agar Bunda dan Ayah  punya waktu spesial setiap hari untuk menemani Si Buah Hati selama bermain. Ada berbagai manfaat jika orang tua terlibat aktif dalam bermain bersama Si Buah Hati. Di halaman rumah, misalnya, Bunda bisa menjelaskan padanya apa saja nama tanaman yang ada di situ. Lihatlah betapa cepatnya Si Buah Hati menghafal nama-nama yang ada di taman; ada rumput, tanah, daun, batang, bunga, dan kupu-kupu. 

“Untuk anak yang lebih besar, di usia prasekolah, Bunda bisa membantunya memahami konsep sederhana, seperti mengapa tanaman harus disiram. Jadi, tidak hanya mendampingi secara fisik, karena Bunda dan Ayah perlu melakukan interaksi dengan Si Buah Hati,” tambah Adisti. 

“Tidak adanya interaksi akan membuat Si Buah Hati menganggap bahwa eksplorasi hanya untuk bersenang-senang tanpa tujuan.”

Tidak hanya bermanfaat untuk memberi bobot pengetahuan pada eksplorasinya, kehadiran Bunda atau Ayah juga membuat Si Buah Hati merasa aman dan dicintai. Hal ini akan meningkatkan kecerdasan emosi, menumbuhkan kemampuan bersosialisasi, berempati, dan mencari solusi. 

“Dengan belajar menyelesaikan masalah ia jadi percaya diri atas apa yang dilakukan. Ia juga banyak  belajar dari kesalahan,” ujar Adisti.

“Kalau dari kecil anak diajarkan bahwa kegagalan itu  biasa dan ia perlu mencoba lagi tentu pesannya baik bagi anak. Kalau ketika jatuh sekali ia langsung dilarang melompat atau memanjat, anak malah jadi tidak belajar dari pengalaman dan masalah,” tambah Adisti menyudahi penjelasannya.

Untuk mendukung Si Buah Hati bereksplorasi, Bunda bisa pula memberikannya susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Percaya Diri Melepas Si Kecil Bereksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mendidik Anak dalam Belajar Memaafkan

Published date

Sebagai seorang ibu, seringkali Bunda melihat Si Buah Hati bermain dan kemudian terlibat perkelahian dengan temannya karena berebut mainan. Terutama bila ia telah berusia 5 tahun dan memiliki banyak teman serta kemauan. Sudah waktunya Bunda untuk mengajarkan Si Buah Hati, untuk belajar memaafkan.

Bila begitu, Bunda pasti ingin Si Buah Hati bisa cepat berbaikan dengan temannya dan kembali bermain seperti sedia kala. Namun ada kala Si Buah Hati menolak bermain lagi dengan temannya dan memilih bermain sendiri, meskipun temannya sudah menyodorkan tangan untuk minta maaf. Nah, di sinilah peran Bunda dalam mendidik anak mulai diuji.

Marah dan kesal bisa terjadi pada siapa pun, termasuk juga pada seorang anak kecil. Kemarahan karena dipukul teman, berebut mainan, atau jatuh karena didorong saat bermain adalah hal yang biasa. Yang harus dipikirkan Bunda adalah apakah Si Buah Hati bisa memaafkan temannya itu. Bukan apa-apa, memaafkan jauh lebih sulit ketimbang minta maaf.

Meskipun anak memiliki egosentris yang lumayan tinggi dan masih sulit mengelola amarahnya, mereka sebenarnya dilahirkan dengan naluri untuk memberi maaf lebih besar ketimbang orang dewasa. Ini terjadi karena konflik yang dia alami lebih sederhana. Selain itu seorang anak juga masih bisa diajak untuk memahami emosi dan emosi orang lain sehingga proses memaafkan jadi lebih mudah.

Cara mendidik anak untuk memiliki kemampuan memahami emosi sendiri dan orang lain ini, bisa diasah sedini mungkin oleh Bunda, bahkan saat Si Buah Hati masih berusia di bawah lima tahun. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa Bunda lakukan agar Si Buah Hati bisa belajar memaafkan orang lain:

Berikan Si Buah Hati Contoh Belajar Memaafkan

Belajar memaafkan akan lebih mudah dilakukan Si Buah Hati bila dia mempunyai contoh langsung dari orang tuanya. Bunda jangan ragu membiasakan diri meminta maaf bila melakukan hal yang tidak disukai Si Buah Hati. Sehingga Si Buah Hati juga tidak sungkan untuk meminta maaf bila melakukan kesalahan.

Selain kata, “Iya, aku maafkan” Si Buah Hati juga harus diajari bahwa bahasa tubuh seperti berjabat tangan, atau memeluk juga termasuk cara untuk memaafkan.

Bunda harus memastikan permintaan maaf juga bersamaan dengan rasa menyesal, jangan sampai permintaan maaf bisa digunakan untuk mengulangi kesalahan yang sama.

Belajar Menyalurkan Kemarahan

Beberapa anak cenderung untuk tertutup dan menolak untuk menyalurkan kemarahannya, sehingga proses memaafkan jadi sulit. Bila Si Buah Hati bertipe seperti ini, Bunda harus mengajari bagaimana menyalurkan kemarahannya. Misalnya dengan menggambar, menulis, atau bicara langsung pada orang yang membuatnya marah. Bila dada Si Buah Hati plong, maka akan mudah memaafkan.

Bunda, baca juga artikel berikut ini: Belajar Sopan Santun Sejak Dini Lewat Bermain Tamu-tamuan

 

 

Image Article
Mendidik Anak dalam Belajar Memaafkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Saat Si Buah Hati Bermain di Tempat "Kotor"

Published date

Banyak orang tua yang tidak suka anaknya bermain di tempat kotor. Seperti di halaman dengan tanah berlumpur atau pasir berdebu. Apakah Bunda juga tipe orang tua yang seperti itu?

Padahal, banyak manfaat yang bisa diperoleh Si Buah Hati dengan bermain di alam terbuka. Dia akan mengenal berbagai hewan dan tumbuhan. Selain itu, Bunda juga bisa menstimulasi motoriknya dengan kegiatan seperti bercocok tanam. Berikut beberapa kegiatan "bermain di tempat kotor" yang bisa Bunda lakukan bersama anak.

1. Berkebun

Bunda bisa mengajarkan cara berkebun pada Si Buah Hati. Menanam cabai atau tomat, akan sangat mengasyikkan. Anak bisa mendapat pengetahuan tentang buah dan sayur yang bisa ditanam di pekarangan. 

Dia juga menjadi lebih menghargai makanan yang dihasilkan dari hasil jerih payahnya sendiri. Sehingga anak mau makan sayur dan buah lebih banyak.

2. Berkunjung ke Peternakan

Beberapa tempat rekreasi menawarkan wisata edukasi berupa kunjungan ke sawah dan peternakan. Bunda dapat mengajak Si Buah Hati ke kandang sapi dan memberi makan hewan ternak tersebut. 

Di lain waktu, Bunda juga bisa membawa anak ke sawah di mana masih ada petani yang menggunakan kerbau untuk membajak. Kegiatan ini akan menjadi sebuah pengalaman berharga buat Si Buah Hati dan menambah wawasannya.

3. Kebun Raya

Si Buah Hati bisa mengenal berbagai macam tumbuhan di kebun raya. Koleksi tanaman di tempat wisata ini cukup lengkap mulai dari bunga langka, berbagai tanaman buah hingga pohon rindang yang tinggi menjulang. Berekreasi di kebun raya juga mendekatkan anak pada alam.

Bunda tidak perlu khawatir jika anak jatuh sakit saat anak bermain di tempat peternakan atau berkebun. Asalkan Bunda selalu menjaga kesehatan anak dengan memintanya untuk membersihkan diri setelah 'bermain kotor'. 

Bunda bisa menggunakan sabun biasa untuk membersihkan tangan dan kakinya. Asalkan cara membersihkan tubuh dilakukan dengan cara yang benar. Teteskan sabun cair ke bagian tubuh yang kotor, gosok-gosokkan dalam waktu beberapa detik, kemudian basuh dengan air bersih.

Sistem imun dalam tubuh juga akan selalu melindungi Si Buah Hati. Meskipun ia terpapar virus atau bakteri, maka antibodi akan terbentuk untuk melawan organisme jahat tersebut. Kemudian tubuh anak menjadi “kenal” dengan mikroorganisme itu dan akhirnya bisa menjadi tameng jika dia terkena kuman serupa di kemudian hari.

Selain itu, Bunda juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan memberikan DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Saat Si Kecil Bermain di Tempat "Kotor"
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Peran Ayah Milenial dalam Pengasuhan Anak

Published date

Tidak hanya Bunda, Ayah juga punya peran penting dalam pengasuhan anak, apalagi di zaman sekarang. Para Ayah dan Bunda milenial cenderung berbagi peran dalam pengasuhan anak. Dibanding generasi terdahulu, peran orang tua di era digital ini memang berbeda. Dulu Ayah mungkin digambarkan sebagai satu-satunya sosok yang mencari nafkah dan bertanggung jawab pada semua urusan finansial. Sementara Bunda adalah sosok yang sepenuhnya bertanggung jawab pada perawatan dan pendidikan anak. Alhasil, keterlibatan Ayah dari generasi terdahulu dalam mengawal perkembangan anak terhitung minim dibandingkan dengan sekarang.

“Sekarang keterlibatan Ayah terlihat lebih tinggi meskipun ia mungkin satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga. Ayah bukan lagi sebagai sosok yang otoriter dan berjarak. Tetapi Ayah sekarang lebih menggambarkan figur yang hangat, playful serta terlibat aktif dalam pengasuhan anak,” ujar Adisti F. Soegoto M.Psi., Psikolog.

Ayah kini lebih banyak berperan dalam kegiatan bereksplorasi dan bermain Si Buah Hati, sehingga Si Buah Hati lebih kreatif dan kritis. Menurut Adisiti, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh Ayah agar bisa terlibat aktif dalam pengasuhan anak. Misalnya saat Si Buah Hati akan berangkat tidur, Ayahlah yang membacakan dongeng sebelum tidur untuknya. Sosok Ayah yang hangat akan membuat Si Buah Hati senang punya waktu bersamanya.

Pembagian tugas antara Ayah dan Ibu dalam pengasuhan anak kini lebih banyak dikomunikasikan oleh keduanya. Kalaupun belum mencapai tahap tersebut, Bunda perlu paham latar belakang pola asuh yang didapat Ayah dari orang tuanya. Jadi, jika sebagian Ayah belum bisa  terbuka dan sigap mengasuh Si Buah Hati, itu karena ia memang tidak disiapkan menjadi orang tua pengasuh. Tentunya dengan kemauan berubah dan beradaptasi, Ayah bisa menjadi teman bermain dan bereksplorasi Si Buah Hati yang seru.

Bermain Bersama

Para Ayah umumnya lebih mudah masuk ke dunia anak saat Si Buah Hati sudah menginjak usia 2 hingga 3 tahun. Di usia itu, Si Buah Hati sudah mantap dalam berjalan juga berlari, sehingga lebih banyak yang bisa dilakukannya bersama Ayah. Permainan sederhana seperti berlari-larian atau bermain sepeda di taman akan jadi waktu menyenangkan bagi Ayah dan Si Buah Hati.

Namun, karena di usia ini anak juga memasuki masa sulit diatur maka, “Akan ada banyak penolakan dari Si Buah Hati,” ujar Adisti. “Untuk itu, Ayah dituntut lebih kreatif untuk menangani hal ini. Misalnya, kreatif membujuk Si Buah Hati agar tidak menolak ajakan ataupun instruksi Ayah yang  tentu saja disampaikan dengan cara menyenangkan.”

Ketika anak memasuki usia prasekolah, Ayah juga bangga menjadi sosok yang berteman baik dengan anak. Kedekatan ini ternyata bermanfaat untuk menyiapkan kemandirian saat Si Buah Hati memasuki masa belajar dan bermain bersama di kelas. Tanpa sadar, bermain dan beraktivitas bersama Ayah yang biasanya lebih seru, karena lebih dinamis dan  mungkin sedikit agresif akan membentuk rasa percaya diri dan juga kemandirian pada Si Buah Hati, kata Adisti.  Dua hal ini sangat diperlukan ketika Si Buah Hati mulai dikenalkan dengan kegiatan belajar di taman kanak-kanak.

Untuk mengetahui perkembangan Si Buah Hati di sekolah, Ayah bisa mengajaknya mengulang kembali kegiatan di sekolah atau bertanya soal apa yang ia alami di sekolah. Ajakan berkomunikasi dari Ayah membuat Si Buah Hati senang menceritakan pengalaman dan masalahnya. Kedekatan seperti ini tentunya sangat dibutuhkan agar anggota keluarga semakin kompak.

Hangat Bukan Permisif

Meski Ayah harus menjadi sosok yang hangat dan playful, bukan berarti Ayah lantas harus bersikap permisif atau serba membolehkan di hadapan Si Buah Hati. Bagaimanapun, Ayah perlu memegang kendali atau aturan.  Namun tidak tepat juga kalau peraturan diberlakukan dengan pemaksaan dan amarah. “Kondisi-kondisi ini memang membuat anak patuh tetapi relasinya tidak sehat. Kuncinya adalah bagaimana kreativitas Ayah,” tambah Adisti. “Ayah perlu membuat waktu makan dan belajar misalnya jadi lebih menyenangkan. Hal ini akan membuat Ayah jadi tetap pegang kendali tetapi dengan cara yang lebih hangat.”

Manfaat keterlibatan Ayah dalam pengasuhan sangat dirasakan bagi Si Buah Hati. Menurut Adisti, anak jadi lebih terbiasa berdiskusi, berpikir kritis, kreatif, banyak bereksplorasi, dan berpikir lebih luas. Sebuah penelitian yang dilakukan Academics at the University of Newcastle pada 2008 menemukan, Ayah yang terlibat secara langsung membuat anak memiliki IQ lebih tinggi 10 poin. Stimulasi yang Ayah berikan kepada Si Buah Hati membuka komunikasi yang hangat, sehingga Si Buah Hati punya kemampuan berkomunikasi lebih baik. Bukti-bukti kedekatan Ayah dengan Si Buah Hati kini bahkan banyak kita jumpai  di media sosial yang menjadi kebanggaan para Ayah.

Bunda yuk baca juga artikel  tentang peran orang tua lainnya di artikel Kiat Mengasah Kreativitas Si Kecil

 

Image Article
Peran Ayah Milenial dalam Pengasuhan Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk Tanamkan Tanggung Jawab Si Buah Hati Sejak Dini

Published date

“Dek, sehabis makan es krim, bungkusnya jangan lupa dibuang ke tempat sampah ya!”, ujar Bunda ke Silvy (4 th). Silvy pun menjawab “Gak mau ah, Bunda aja yang buangin”. Situasi seperti ini sering Bunda temui atau bahkan alami sendiri? Hal ini menunjukkan rasa tanggungjawab Si Buah Hati belum sepenuhnya tertanam.  Lalu bagaimana dong cara mengajari Si Buah Hati agar punya rasa tanggung jawab bahkan di usia dini? Padahal kan tanggung jawab pada Si Buah Hati merupakan salah satu cara ia melatih jiwa kepemimpinannya di masa depan?

Bisa kok Bunda, caranya ajarkan ia melalui hal-hal kecil dalam keseharian. Sebenarnya kalau Bunda meminta Si Buah Hati untuk membuang sampahnya ke tong sampah sudah benar kok. Cuma, kalau ia masih menolaknya, jangan sampai Bunda mengungkapkan rasa kecewa atau marah karena bisa membuat Si Buah Hati takut atau merasa tidak nyaman. Akan lebih baik bila Bunda memberikan respon yang positif seperti berbicara sambil membuang sampahnya bersamanya, “Biasanya adek pinter lho kalau abis makan eskrim, bungkusnya dibuang sendiri ke tempat sampah. Kan sudah besar”.

Cara apa lagi yang bisa dilakukan oleh Bunda?

Rasa tanggung jawab tidak bisa tumbuh begitu saja, hal ini perlu dilatih sejak kecil lho! Kalau Si Buah Hati tidak pernah dilatih, saat ia tumbuh besar kelak akan sulit untuk punya sikap tanggung jawab . Yuk kita lihat bagaimana cara mengajari Si Buah Hati rasa tanggung jawab.

Pertama, berilah teladan melalui kebiasaan sehari-hari. Ajak Ayah dan anggota keluarga lain yang tinggal serumah dengan Si Buah Hati untuk membantu memberikan contoh tanggung jawab. Misalnya saja, dengan menaruh piring atau gelas yang bekas dipakai ke tempat cuci piring.

Kedua, coba berikan Si Buah Hati tugas rumah tangga. Cukup yang ringan-ringan saja ya Bunda, sesuaikan dengan umur Si Buah Hati. Misalnya untuk Si Buah Hati umur 3 tahun, Bunda bisa memintanya membereskan mainannya sendiri. Atau untuk Si Buah Hati yang lebih besar umurnya, minta ia untuk membuang sampah sendiri. Setelah Si Buah Hati menyelesaikan bagiannya, jangan lupa untuk beri penghargaan ya. Nggak perlu uang atau barang kok Bunda. Cukup berikan ia kartu ucapan yang Bunda buat sendiri, Si Buah Hati pasti suka.

Ketiga, ajarkan ia menabung. Bunda bisa membelikan Si Buah Hati celengan lucu berbagai bentuk agar ia semangat memasukkan uang mereka. Jika Si Buah Hati meminta mainan baru, ia juga bisa membeli dari hasil tabungannya sendiri kan?

Jangan pernah abaikan hal-hal kecil. Karena dari sanalah rasa tanggung jawab Si Buah Hati bisa diasah. Nah, sekarang dari apa yang Bunda sudah dapatkan dari cara mengajari Si Buah Hati tanggung jawab, kita praktekkan di rumah yuk!

Image Article
Yuk Tanamkan Tanggung Jawab si Kecil Sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ajari Si Buah Hati Mengenal Pahlawan dan Sejarah Nasional di Museum

Published date

Bila selama ini Bunda mengajak Si Buah Hati menghabiskan akhir pekan di tempat wisata alam atau pusat perbelanjaan, tidak ada salahnya untuk sesekali mengisi waktu dengan mengunjungi museum.

Mungkin yang terbayang oleh anak-anak yang berada pada tahapan usia 5+ adalah keadaan museum yang suram, menyeramkan, dan membosankan. Padahal akhir-akhir ini mulai banyak museum modern dengan tampilan visual yang mendukung stimulasi dan melatih konsentrasi yang berguna bagi tumbuh kembangnya.

Hal ini penting untuk ditanamkan pada Si Buah Hati untuk menstimulasi rasa nasionalisme dan cinta bangsa dengan mengajari Si Buah Hati tentang pahlawan dan sejarah nasional yang didokumentasikan di museum. 

Bukan hanya itu, museum yang menceritakan mengenai lingkungan seperti museum kupu-kupu dan serangga juga baik untuk menstimulasi kemampuan mengenal hewan sekitar.

Cermat Menggunakan Jasa Guide

Bunda dapat memanfaatkan jasa guide untuk menemani dan menjelaskan isi dalam museum. Dukung Si Buah Hati untuk bertanya dan bereksplorasi dengan memberikannya waktu untuk menjelajah museum dan minta untuk mencatat pertanyaannya. Jika ada yang kurang dimengerti, baru ditanyakan pada petugas yang berjaga di museum.

Dapatkan Penjelasan dari Buku

Bekali diri Bunda dengan aksi cerdas membaca buku sejarah untuk mendampingi Si Buah Hati mengenal pahlawan atau sejarah nasional bangsa Indonesia. Walau museum biasanya dilengkapi dengan keterangan, alangkah baiknya Bunda juga memahami dan mengerti sehingga pertanyaan yang diajukan bisa dijawab dengan bijak. 

Tekankan pada fakta-fakta unik yang menarik perhatiannya sehingga Si Buah Hati menyimak penjelasan yang diberikan, untuk perkembangan proses belajar, kemampuan atensi, dan memorinya.

Pintar Memilih Museum

Untuk menghapus kesan museum yang suram dan membosankan, cari tahu informasi tentang museum yang dirancang modern dan dilengkapi alat bantu visual yang menarik perhatian Si Buah Hati, misalnya Monas, Museum Bank Indonesia, dan Museum Konferensi Asia Afrika.

Selain itu, Bunda juga dapat mengajak anak-anak mengunjungi pameran yang digelar di museum. Biasanya untuk beberapa hari pembukaan, akan ditunjukkan data-data sejarah dan barang-barang yang berkaitan dengan pahlawan dan sejarah bangsa Indonesia dari museum lain, sehingga informasi yang dilihat dan diserap pun lebih lengkap.

Mengenal jasa-jasa yang diberikan pahlawan dan sejarah yang sudah dilewati negara Indonesia, mulai dari penjajahan hingga mencapai kemerdekaan, diharapkan dapat menanamkan rasa bangga dan cinta tanah air.

Bantu eksplorasi Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti  DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Ajari Si Kecil Mengenal Pahlawan dan Sejarah Nasional di Museum
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off