Mau Menjadi Bunda yang Lebih Baik? Intip Tipsnya di Sini

Published date

Santai saja, Bunda. Tidak perlu khawatir berlebihan bila saat ini belum bisa menjadi Bunda yang terbaik. Sebagai orang tua yang ingin selalu memberikan hal terbaik bagi Si Buah Hati, terkadang mencari formula dari pola asuh yang tepat bisa jadi membuat stres. Apalagi, bagi Bunda yang baru saja memiliki momongan. Terkadang, omongan tetangga juga bisa bikin pusing tujuh keliling.

Begitu sulitnya merealisasikan mimpi menjadi yang terbaik bagi Si Buah Hati, sebagian besar Bunda mungkin merasakan kecemasan, depresi, dan emosi yang luar biasa ketika pola asuh Bunda tidak sesuai dengan pemikiran orang lain. Padahal, justru pemikiran perfeksionis dan harapan yang belum diraih tersebut adalah yang menghambat Bunda menjadi yang terbaik.

Tidak Harus Sempurna

Menjadi yang terbaik bukan berarti harus sempurna. Keraguan menjalani peran sebagai Bunda tentu saja akan ada. Hal yang terpenting adalah mencari tahu cara seperti apa yang optimal dalam membantu tumbuh kembang Si Buah Hati. Bunda bisa mengetahuinya dari Nutritods 101.

Nah, berikut ini adalah beberapa tips untuk membantu Bunda menjadi orang tua yang lebih baik bagi Si Buah Hati:

1. Cari Informasi dari Sumber Terpercaya

Sebaiknya Bunda tidak belajar dari sedikit sumber saja, tetapi dengan semua informasi yang masuk, Bunda dapat menyaring mana yang baik untuk diterapkan, dan mana yang tidak perlu. Terkadang saat membaca artikel atau jurnal tertentu Bunda bisa saja merasa bersalah, karena pola asuh yang diterapkan tidak sesuai dengan yang terdapat pada artikel tersebut.

Oleh sebab itu, akan lebih baik jika Bunda memilih yang cocok dan melupakan yang memang belum sesuai untuk diterapkan. Hal ini tidak bisa dipungkiri, sebab setiap keluarga memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

2. Kenali Kepribadian Si Buah Hati

Setiap anak tentu lahir dengan kepribadian yang berbeda. Sebelum menerapkan pola pengasuhan yang disarankan para ahli, ada baiknya Bunda kenali dahulu karakteristik Si Buah Hati dan pahami apa yang benar-benar dibutuhkannya. Bisa jadi pola asuh yang direkomendasikan itu tidak sesuai dengan kondisi anak. Jadi, dengan cara ini Bunda dapat memastikan bahwa Si Buah Hati mendapatkan pengasuhan yang tepat.

3. Anggap Kritik Sebagai Masukan

Poin satu ini memang sulit. Komentar-komentar sinis dari orang lain seputar teori pola asuh yang Bunda terapkan bisa menjadi pemicu stres dan depresi jika terus diambil pusing. Bisa saja ada orang yang mengomentari Si Buah Hati yang terlalu kurus sambil berkata, “Bunda, kok anaknya kurus banget?” atau mungkin berkata, “Jangan galak-galak sama anak.” Soal hal tersebut, tidak usah ambil pusing. Ambil kritik yang baik sebagai masukan, dan lupakan saja kritik pedas yang kurang sesuai dengan kondisi Bunda.

4. Senyaman Mungkin dengan Keputusan yang Dibuat

Melakukan apa yang Bunda percaya adalah yang terbaik, tidak peduli apakah sesuai dengan pendapat orang lain atau tidak. Ketika Bunda merasa nyaman dengan keputusan yang dibuat, percayalah semua akan baik-baik saja.

5. Berhenti Mengejar Kesempurnaan

Sebaiknya tidak membandingkan Bunda dengan orang tua lain. Inilah yang disebut pertempuran dalam modern parenting. Melihat akun media sosial dari Bunda lainnya mungkin bisa membuat Bunda berpikir untuk mengejar kesempurnaan. Daripada berusaha untuk sempurna, lebih baik Bunda fokus pada apa yang penting, karena yang dibutuhkan Si Buah Hati adalah Bunda selalu ada di sisinya saat dibutuhkan.

Dukung Si Buah Hati Bereksplorasi

Dalam memutuskan sesuatu itu baik atau tidak untuk tumbuh kembang Si Buah Hati, terkadang memang tidak mudah. Ada kalanya Bunda menjadi protektif dan membatasi anak untuk bereksplorasi. Padahal, aktivitas ini penting untuk mendukung tumbuh kembangnya, mulai dari melatih perkembangan motorik kasar dan halus, hingga mendukung proses belajarnya.

Jadi, sebaiknya jangan batasi rasa ingin tahu Si Buah Hati yang sangat tinggi. Hal ini merupakan fase penting bagi anak untuk belajar. Dukung Si Buah Hati bereksplorasi dengan mengatakan “iya boleh” asalkan Bunda memastikan kesehatannya terlindungi. Salah satu caranya dengan memberikan makanan sehat bergizi lengkap seimbang. DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Menjadi supermom memang sangatlah menginspirasi. Namun, berupaya terlalu keras untuk menjadi pribadi yang sempurna bisa membuat Bunda depresi dan berisiko mengganggu pertumbuhan Si Buah Hati. Jadi, terapkan teori pola asuh orang tua hanya yang sesuai dengan kondisi Bunda dan Si Buah Hati, ya.

Image Article
Mau Menjadi Bunda yang Lebih Baik? Intip Tipsnya di Sini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Cari info pola asuh anak yang sempurna
Quiz Answer 1 B
Protektif terhadap Si Kecil
Quiz Answer 1 C
Berhenti mengejar kesempurnaan
Quiz Answer 1 D
Memberikan semua keinginan anak
Quiz Answer 2 A
Anggap sebagai masukan
Quiz Answer 2 B
Abaikan
Quiz Answer 2 C
Jawab dengan santai
Quiz Answer 2 D
Semua benar
Quiz Answer 3 A
Dukung perlindungan kesehatannya
Quiz Answer 3 B
Memberikannya fasilitas belajar
Quiz Answer 3 C
Mendukungnya bahagia
Quiz Answer 3 D
Melarang anak untuk bermain
Quiz 1
Apa tips untuk menjadi Bunda yang lebih baik?
Quiz 3
Bagaimana cara mendukung eksplorasi Si Kecil?
Quiz 2
Bagaimana cara menghadapi kritik soal pola asuh yang diterapkan Bunda?
Kunci Quiz 1
C
Kunci Quiz 2
A
Kunci Quiz 3
A

Cara Mengajari Anak Bicara di Umur 1 Tahun yang Perlu Dihindari

Published date

Setelah memasuki usia toddler, Si Buah Hati akhirnya bisa berjalan. Pada usia ini, tanda-tanda perkembangan keterampilan motoriknya mulai terlihat jelas, seperti merangkak, berdiri, dan berjalan sendiri. Namun ada aspek-aspek perkembangan lain yang perlu Bunda perhatikan sehingga tumbuh-kembangnya berlangsung sesuai dengan tonggak perkembangan usianya.

Salah satunya adalah perkembangan bahasa-komunikasi, yang termasuk di dalamnya adalah berbicara. Yuk Bunda, ketahui cara mengajari anak bicara umur 1 tahun yang efektif agar hasilnya  juga optimal.  

Tanda Perkembangan Keterampilan Bahasa-Komunikasi

Untuk mengetahui laju tumbuh kembang Si Buah Hati, terutama dalam keterampilan bahasa, ada beberapa tanda yang dapat Bunda perhatikan, seperti menggunakan 2-3 kata pada umur 12-15 bulan, memahami dan mengikuti perintah sederhana saat berusia 14-16 bulan, dan dapat menyebutkan nama barang, hewan, atau namanya sendiri ketika menginjak usia 2 tahun.

Pada usia 1-2 tahun, perbendaharaan kata-kata yang ia pahami artinya akan terus bertambah, bahkan ia bisa belajar satu kata baru setiap harinya. Si Buah Hati juga mulai mengenali namanya sendiri dan akan menyebut dirinya menggunakan nama. Ia juga akan berusaha menyebutkan kata-kata dengan benar walau masih sulit dimengerti.

Ia akan memancing percakapan dengan menunjuk sesuatu dan bertanya, “Apa itu?” Secara garis besar, ia sudah memahami apa yang Bunda katakan tapi masih kesulitan untuk menyampaikan apa yang ia inginkan.

Perkembangan kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, jadi tidak perlu terlalu cemas jika merasa Si Buah Hati tertinggal dari teman-teman seusianya. Konsultasikan pada dokter tentang apa yang Bunda khawatirkan untuk mendapatkan solusi terbaik. Bunda juga bisa mencoba cara melatih anak bicara sesuai saran dokter atau ahli.

Cara Mengajari Anak Bicara Umur 1 Tahun

Bisa jadi Bunda sangat bersemangat untuk melatih si Buah hati agar ia pintar berbicara. Namun perlu Bunda pahami bahwa cara efektif mengajari anak bicara umur 1 tahun adalah menyesuaikan dengan kemampuannya di usia tersebut. Karena itu, memahami tonggak perkembangan Bahasa-komunikasi si Buah Hati merupakan hal penting sebagai dasar untuk menentukan bagaimana cara mengajari anak bicara umur 1 tahun.

Bunda bisa menerapkan cara melatih anak berbicara sebagai berikut:

Ajak Mengobrol

Mengobrol dengan si Buah Hati yang masih usia toddler tidak sama dengan saat Bunda mengobrol dengan anak yang usianya lebih besar. Bunda bisa melakukannya dengan berhadapan atau duduk berdekatan dengannya. Jangan lupa untuk menyebutkan namanya agar ia tahu bahwa Bunda mengajaknya berbicara. Selain itu, lakukan kontak mata dan beri variasi intonasi selama mengobrol agar ia lebih paham apa maksud perkataan Bunda. 

Membacakan Cerita

Salah satu cara melatih anak berbicara yang efektif untuk menstimulasi keterampilan Bahasa si Buah Hati adalah dengan membacakan cerita. Pilih buku yang ceritanya sederhana, bergambar besar, dan penuh warna untuk menarik perhatiannya. Pada usia ini, pengulangan merupakan cara yang tepat untuk membantunya belajar dan mengingat kata. Jadi, pilih buku yang banyak menampilkan pengulangan kata-kata dalam ceritanya, atau bisa juga Bunda tambahkan sendiri pengulangan tersebut.

Bernyanyi Bersama

Cara melatih anak berbicara usia 1 tahun lainnya bisa dengan musik. Lagu bisa jadi media yang tepat untuk mengajar Si Buah Hati berbicara. Nyanyikan lagu berdurasi singkat dengan kata-kata yang mudah diingat, seperti Burung Kakak Tua, Cicak di Dinding, atau Balonku. Selain menambah kosakata baru, bernyanyi terbukti efektif dan mudah dipahami. Tidak lupa tambahkan gerakan, suara-suara seru, dan ekspresi wajah yang lucu agar lebih menarik juga tidak membosankan.

Flash Card

Salah satu cara agar anak cepat bicara yang sedang populer akhir-akhir ini adalah menggunakan flash card. Kartu bergambar ini ditunjukkan kepada Si Buah Hati untuk membantu penyebutan nama-nama benda yang dilihatnya, seperti hewan dan barang-barang yang ada di sekitarnya. Agar hasilnya lebih optimal, tunjukkan flash card saat ia dalam kondisi fit, kenyang, dan tidak rewel. Batasi durasi penggunaannya agar tidak cepat merasa bosan.

Membatasi Screen Time

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak di bawah usia 18 bulan tidak mendapat screen time sama sekali (kecuali untuk video call dengan keluarga), dan baru mendapatkannya setelah usia 18 bulan dengan waktu yang terbatas. Manfaatkan screen time dengan menonton program-program cara melatih anak berbicara. Dampingi selama ia menonton agar Bunda dapat membantunya belajar dengan efektif.

Baca Juga: 3 Tips Dukung Kemampuan Bicara Si Buah Hati

Hal yang Harus Dihindari Saat Mengajari Anak Usia 1 Tahun Berbicara

Memasuki usia 1 tahun, banyak orangtua ingin segera mendengar anaknya berbicara. Hal ini terkadang membuat orangtua justru membuat beberapa kesalahan yang bisa menghambat kemampuan si kecil untuk berbicara. Nah, agar hal tersebut tidak terjadi, berikut yang harus Bunda hindari saat mencoba cara mengajari anak bicara umur 1 tahun:

1. Mengkritik Anak Saat Salah Mengucapkan Kata

Pada usia 1 tahun, si Buah Hati mulai mencoba menyebutkan beberapa kata sederhana seperti mama, papa, atau dadah. Namun, pada beberapa kata, anak mungkin belum sempurna mengucapkannya. Jika si Buah Hati mencoba mengucapkan sepatah kata tetapi salah, ulangi kata tersebut dengan pengucapan yang benar. Misalnya, jika mereka menunjuk bunga dan berkata "unga!" Saat itu, alih-alih menyalahkan, Bunda bisa menanggapinya dengan, "Ya, itu bunga". Hindari mengkritik atau menyalahkan mereka karena salah mengucapkan kata.

2. Berbicara Cadel di Depan Anak

Di usia 1 tahun, si Buah Hati akan mulai meniru suara dan intonasi (nada naik turun dalam ucapan,) mengenali dan menanggapi nama mereka dipanggil, hingga bisa mengucapkan kata sederhana seperti mama dan papa. Sebaliknya, Bunda perlu menggunakan kata yang tepat agar anak mengetahui dan terbiasa menggunakan pengucapan yang benar. Misalnya saja saat si Buah Hati berkata "tutu", Bunda bisa mengulangi yang diucapkan anak dengan "Adek mau minum susu?". 

3. Terlalu Memaksa Saat Mengajari Anak Bicara

Setiap anak memiliki garis waktu perkembangannya masing-masing, termasuk dalam kemampuan berbicara. Mungkin ada anak yang pada usia 1 tahun sudah bisa berbicara 10 kata atau lebih, sedangkan yang lain baru menguasai 1 atau 2 kata saja. Untuk itu, Bunda tidak perlu memaksakan si Buah Hati dalam kemampuan berbicara, apalagi membandingkannya. Bunda juga perlu mengetahui apa saja tahap perkembangan bahasa anak agar waspada jika si Buah Hati mengalami tanda-tanda keterlambatan bicara. 

Selain berupaya melakoni cara mengajari anak bicara umur 1 tahun, Bunda juga harus memenuhi kebutuhan gizinya sehari-harinya. Di antaranya dengan memenuhi kebutuhan nutrisi  DHA (Docosehaxaenoic Acid) yang penting agar perkembangan visual dan kognitif anak optimal. 

Dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan DANCOW 1+ Imunutridiformulasikan untuk bantu anak usia 1-3 tahun agar ia bebas bereksplorasi dan tumbuh percaya diri. DANCOW 1+ Imunutri memiliki 0 gr sukrosa serta tinggi kandungan Vitamin A, C, E, Selenium, Seng, Tembaga, Tinggi kalsium, protein, Vitamin D serta, DHA, zat besi, omega-3 dan omega-6.

Image Article
Cara Mengajari Anak Bicara di Umur 1 Tahun yang Perlu Dihindari
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Manfaat Kegiatan Mewarnai bagi Si Buah Hati

Published date

Di usia 3 tahun, Si Buah Hati mengalami beragam perkembangan. Mulai dari perkembangan motorik hingga emosi. Berikut manfaat kegiatan mewarnai bagi anak.

Untuk mengasah fokus, konsentrasi, dan kesabaran Si Buah Hati, Bunda mengajaknya melukis atau menggambar. Agar ia betah dan fokus, sebaiknya Bunda mengajarinya bila melukis atau menggambar merupakan aktivitas yang menyenangkan. 

Lalu, apa saja manfaat kegiatan mewarnai untuk Si Buah Hati yang berusia 3 tahun?

1. Kembangan Imajinasi

Ketika melukis atau menggambar, Si Buah Hati mengalami proses pengungkapan pikiran melalui bentuk serta warna. Di tahap inilah ia tengah mengembangkan imajinasinya. Ini dia salah satu manfaat kegiatan mewarnai.

2. Menuangkan Perasaan

Variasi warna dan bentuk gambar yang dipilih Si Buah Hati merupakan bagian dari perasaannya. Ketika tengah merasa senang, ia akan memilih warna cerah. Sementara bila suasana hatinya sedang buruk, bisa jadi Si Buah Hati tidak konsentrasi atau sabar kala menggambar maupun mewarnai.

3. Belajar Fokus

Dengan melukis, Si Buah Hati melatih konsentrasi untuk fokus pada satu kegiatan. Misalnya fokus pada gambar yang akan dilukis atau diwarnai. Dengan konsentrasi yang terlatih, ia akan terbiasa fokus ketika mulai memasuki masa sekolah.

4. Terbiasa Memiliki Target

Ketika melukis atau menggambar, Si Buah Hati akan memiliki target. Misalkan, target menyelesaikan gambar atau mewarnai satu gambar. Sehingga memupuk rasa tanggung jawab akan tugasnya, untuk menyelesaikan tepat waktu.

5. Kembangkan Motorik

Aktivitas melukis dapat membantu meningkatkan kinerja otot tangan sekaligus mengembangkan kemampuan motorik Si Buah Hati. Kemampuan tersebut sangat penting dalam perkembangan aktivitasnya. 

Seperti dalam mengetik, mengangkat benda, dan aktivitas lainnya yang membutuhkan otot lengan dan tangan dalam prosesnya.

6. Melatih Kesabaran

Dengan melukis, Si Buah Hati akan berlatih kesabaran dalam menyelesaikan hasil karyanya tanpa terburu-buru. Karena ketika ia terburu-buru, hasil yang didapat tidak sesuai keinginan.

7. Belajar Memilih

Ketika melukis, Si Buah Hati akan berhadapan dengan banyak warna. Di sinilah ia harus memilih satu atau beberapa warna yang disukai. Dengan begitu, ia pun belajar untuk memilih suatu hal yang ia sukai, atau menghindari yang tidak disukainya. Manfaat kegiatan mewarnai adalah Si Buah Hati jadi tahu warna yang harus dipilih.

Bunda, yang paling penting dalam aktivitas menggambar atau melukis Si Buah Hati adalah bentuk apresiasi yang diterimanya. Meski hasil gambarnya masih berantakan atau belum proporsional, dan penggoresan warnanya belum rapi, Bunda tetap harus menghargainya. Seperti dengan memuji dan memberikannya masukan. Sehingga ia merasa bangga dan percaya diri dengan hasil karyanya.

Supaya manfaat kegiatan mewarnai Si Buah Hati maksimal, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Asah Fokus dan Kesabaran Si Kecil dengan Melukis
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Cara Pilih Sepatu untuk Pertumbuhan Kaki Si Buah Hati

Published date

Ketika Si Buah Hati lahir, ia hanya memiliki 22 dari 26 tulang di kakinya. Empat tulang sisanya akan berkembang secara perlahan seiring dengan pertumbuhan kakinya sampai ia dewasa. Pertumbuhan kaki Si Buah Hati harus Bunda dukung dengan pemilihan sepatu yang tepat. Tujuannya agar Si Buah Hati merasakan nyaman kala belajar menggunakan sepatu. Lalu apa saja yang perlu Bunda perhatikan ketika memilih sepatu untuk Si Buah Hati?

1. Sepatu bersol lembut

Pada saat mulai belajar berjalan, Si Buah Hati akan lebih merasa nyaman berjalan tanpa alas kaki. Karena itu, sebaiknya Bunda jangan membeli sepatu dengan sol keras dan tidak fleksibel sampai Si Buah Hati bisa berjalan dengan lancar. Karena sol sepatu yang keras dapat membuat Si Buah Hati kesulitan ketika sedang berjalan. Jadi, pilihlah sepatu dengan sol lembut seolah Si Buah Hati tidak merasa memakai sepatu.

2. Sepatu anti-slip

Pilihlah sepatu yang mencegah Si Buah Hati terpeleset di lantai kayu atau ubin. Karena pada saat belajar berjalan, Si Buah Hati masih belajar menyeimbangkan dirinya dan akan sering terjatuh. Sehingga sepatu yang licin akan berbahaya bagi keselamatannya.

3. Sepatu harus melindungi kaki Si Buah Hati

Selain melindungi agar kakinya tetap hangat, sepatu Si Buah Hati juga harus dapat melindunginya dari benda-benda tahan, basah, kotor atau panasnya aspal atau tanah. Sehingga ia merasa nyaman dan tidak kesakitan kala berjalan.

4. Sepatu harus mudah dipakai

Pilihlah sepatu yang mudah dipakai dan dilepas baik oleh Bunda ataupun oleh Si Buah Hati sendiri. Sepatu dengan perekat atau tali elastis bisa menjadi pilihan yang tepat. Sementara sepatu dengan tali juga bisa menjadi pilihan, asalkan dipakai dengan benar dan sesuai dengan kaki Si Buah Hati.

5. Ukuran sepatu harus sesuai di kaki Si Buah Hati

Pastikanlah bahwa Bunda memilih sepatu dengan ukuran yang tepat. Caranya, coba pakaikan calon sepatu ketika Si Buah Hati berdiri. Lalu tekan bagian ujung sepatu. Harus ada cukup ruang untuk semua jari masuk dan bergerak. Selain itu, perhatikan pertumbuhan kaki Si Buah Hati pada setiap bulan. Karena di tahun pertamanya, kaki Si Buah Hati akan berkembang pesat dan mengharuskan mengganti sepatu setiap dua-tiga bulan. Rata-rata Si Buah Hati akan memakai 2 ukuran yang berbeda setiap tahunnya sampai usia 5 tahun.

6. Sepatu tidak harus mahal tapi jangan murahan

Pilihlah sepatu dengan kualitas yang baik, tidak hanya melihat modelnya yang lucu atau warnanya yang menarik. Selain itu, jangan tergoda dengan merek sepatu. Namun pastikan kualitasnya terlebih dahulu dan pastikan cocok di kaki Si Buah Hati ya Bunda.

7. Sepatu dengan sirkulasi udara dan menyerap keringat

Kaki Si Buah Hati biasanya berkeringat dua kali lipat daripada kaki orang dewasa. Pastikan Bunda memilih sepatu dengan bahan yang menyerap keringat dan memiliki sirkulasi udara sehingga kaki Si Buah Hati dapat bernapas. Jangan memilih sepatu dengan bahan plastik atau jelly karena kaki Si Buah Hati tidak akan dapat bernapas, memperbanyak produksi keringat, dan membuat kakinya lecet.

Yuk, Bunda pilih sepatu yang tepat dan nyaman bagi Si Buah Hati untuk mendukung tumbuh kembangnya yang optimal. Oh ya Bunda, jangan membeli sepatu di pagi hari ya, karena kaki akan tumbuh sekitar 5 persen pada akhir hari. Ketika mencoba sepatu, biarkan Si Buah Hati memakainya dan berjalannya di toko selama 5 menit untuk memastikan ia benar-benar nyaman dengan sepatu barunya.

Image Article
7 Cara Pilih Sepatu untuk Pertumbuhan Kaki Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Memilih Mainan Aman untuk Si Buah Hati

Published date

Anak-anak memang tidak bisa dipisahkan dengan mainan. Tidak hanya digunakan untuk menyenangkan Si Buah Hati, mainan juga menstimulasi tumbuh kembang dan proses belajarnya. Selain kemampuan psikomotornya, bermain juga dapat mengasah kemampuan bahasa, atensi, dan memori.

Makin banyaknya mainan yang diproduksi setiap tahun terkadang membingungkan Bunda untuk memilih produk yang tepat bagi buah hati. Gunakan tips-tips berikut ini untuk menunjukkan cinta Bunda dengan memberikan mainan yang aman, berkualitas, dan berguna.

1. Tidak Beracun

The U.S. Consumer product Safety Commision (CPSC) mengawasi dengan seksama produksi dan penyebarannya, sehingga dapat dipastikan mainan yang ada di tangan Si Buah Hati bebas dari senyawa kimia dan logam berbahaya yang dapat mengganggu kesehatannya. 

Pilih mainan berbahan kain yang berlabel anti api dan mudah dicuci, serta menggunakan cat bebas timbal. Misalnya, alat mewarnai seperti krayon, spidol, dan pensil warna pilih yang mencantumkan non-toxin dan ASTM D-4236, yang artinya telah dievaluasi oleh America Society for Testing and Materials.

2. Tidak Menyebabkan Tersedak

Menurut ahli kesehatan Kate M. Cronan, MD dan Steve Dowshen, MD di situs Family Doctor, setiap tahun, puluhan anak-anak yang berada di tahapan usia toddler dirawat di UGD rumah sakit karena kasus tersedak, akibat kecenderungan menempatkan obyek-obyek dalam mulut. Berikan mainan yang berukuran cukup besar agar tidak mudah digigit atau dimasukkan ke dalam mulut. 

Cek setiap bagian untuk memastikan tidak ada komponen kecil-kecil yang dapat terlepas dan tertelan oleh Si Buah Hati. Hindari mainan yang menggunakan kelereng, koin, atau bola berdiameter kurang dari 4,4 cm yang berisiko tersangkut di tenggorokan dan menyebabkan sesak napas.

3. Mainan yang Dioperasikan dengan Baterai

Untuk mainan yang dioperasikan dengan baterai, Steve Dowshen, MD di situs Kid’s Health menyarankan untuk memilih mainan dengan tutup baterai disekrup kuat agar tidak mudah dibongkar. 

Baterai dan cairan di dalamnya dapat menimbulkan risiko serius seperti tersedak, pendarahan internal, dan luka bakar kimia. Pastikan juga tidak ada kabel yang terkelupas yang dapat menyebabkan Si Buah Hati tersetrum.

4. Pilih Mainan yang Kuat

Anak-anak yang senang bermain dan bereksplorasi cenderung membanting, menggigit, dan menduduki mainannya. Oleh karena itu pilih produk mainan yang kuat dan tahan lama. 

Jangan membeli mainan yang memiliki bagian tajam, panjang, atau celah yang dapat dimasuki jari-jari mungilnya, yang berisiko melukai kulit, mata, dan menjepit jari-jari tangannya. 

Selain memilihkan mainan yang aman dan sesuai dengan usianya, sebisa mungkin dampingi atau awasi kegiatan bermainnya, agar terhindar dari kondisi yang dapat melukai buah hati Bunda.

Bunda juga bisa mendukung pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Dukung Eksplorasi Si Kecil dengan Mainan Aman
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ajari Si Buah Hati Pintar Atur Waktu

Published date

Walau masih dalam tahapan usia 1+, anak-anak perlu diajarkan disiplin sejak dini. Salah satu kebiasaan baik yang harus ditanamkan pada Si Buah Hati adalah pintar mengatur waktu. Manajemen waktu sama pentingnya dengan proses belajar membaca dan menulis karena mengetahui bagaimana mengelola waktu dapat dikaitkan dengan keberhasilan dalam kehidupan Si Buah Hati ke depan, baik dalam pendidikan maupun karirnya. Bunda, ketahui cara-cara ajarkan Si Buah Hati agar pintar mengatur waktu yuk.

Tidak Memaksa Si Buah Hati

Memberikan latihan yang konsisten dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu Si Buah Hati mengatur waktu secara mandiri. Sehingga saat sudah terbiasa tepat waktu, bukan diburu-buru untuk melakukan sesuatu. Orang tua diharapkan juga tidak cerewet dan memaklumi jika belum bisa terlaksana dengan benar. Selain itu, jangan memberikan tekanan berlebihan untuk menguasainya dalam waktu singkat, karena Si Buah Hati masih membutuhkan banyak waktu luang untuk bermain dan bereksplorasi.

Berikan Alat Bantu

Anak-anak biasanya lebih mudah belajar dengan bantuan visual, untuk mengasah kemampuan atensi, memori dan bahasa. Buat grafik untuk digantung di kamar mandi dan gunakan kata-kata sederhana atau gambar, untuk mencantumkan tugas yang perlu diselesaikan, baik untuk menyikat gigi atau meletakkan pakaian kotor di tempatnya. Selain itu, Bunda bisa memasang jadwal kegiatan keluarga untuk membangun rutinitas sehari-hari, misalnya kapan waktu makan dan tidur. Proses belajar ini akan membantu Si Buah Hati belajar cara efisien untuk bertanggung jawab terhadap tugas dan diri sendiri.

Memaksimalkan Penggunaan Gadget

Menghabiskan waktu untuk bermain gadget memang sering dilakukan oleh Si Buah Hati di masa sekarang ini. Namun, akan lebih baik bila waktu penggunaan gadget tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk bermain melainkan dimaksimalkan untuk mengedukasinya juga.

Puji Usaha Kerasnya

Pujian tulus yang diberikan akan memberikan motivasi pada Si Buah Hati untuk terus berusaha mengatur waktu. Walau tidak selalu berhasil, berikan semangat agar tetap mau mencobanya. Sediakan hadiah-hadiah kecil atau buktikan cinta Bunda lewat makanan favoritnya, setiap anak menyelesaikan tugas atau mematuhi ketentuan yang sudah dibuat.

Jadi, lindungi selalu si Petualang Kecil dan dukung eksplorasinya, agar tumbuh kembangnya berjalan secara optimal. Bersama DANCOW dukung cinta Bunda untuk Si Buah Hati setiap waktu.

Image Article
Ajari Si Kecil Pintar Atur Waktu
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Terapkan Pola Asuh Berikut Ini Agar Si Buah Hati Mandiri

Published date

Tahukah, Bunda? Kemandirian menjadi salah satu hal penting yang perlu diajarkan kepada Si Buah Hati. Menurut Maria Montessori, penyusun metode pendidikan Montessori, kemandirian adalah proses yang harus dijalani oleh seorang anak agar dapat tumbuh dengan optimal. 

Di usia toddler, sikap ini penting untuk melatih anak mandiri di sekolah nantinya. Selain itu, dengan menjadi anak mandiri, Si Buah Hati juga makin percaya diri untuk bereksplorasi.

Namun, terkadang mendukung anak mandiri itu butuh kesiapan ekstra. Di satu waktu, bisa jadi Bunda khawatir membiarkan Si Buah Hati melakukan sesuatu sendiri karena belum percaya dengan kemampuannya. Ini sebenarnya hal yang wajar. 

Jeanne Williams, psikolog dari Edmonton Child Counselling, mengungkapkan bahwa sebagian besar orang tua masa kini lebih merasa khawatir dengan apa yang dilakukan oleh anaknya daripada mempertimbangkan efek jangka panjang yang bisa didapat dari aktivitas anak.

“Pada titik tertentu, semua orang memberikan larangan terhadap aktivitas yang menurutnya tidak perlu dilakukan. Padahal, hal tersebut secara langsung membuat Si Buah Hati menganggap Bunda tidak percaya pada kemampuannya,” jelasnya. 

Membatasi aktivitas Si Buah Hati akan membuat ia kesulitan dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikannya kemudian. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh Bunda? 

Ketika Si Buah Hati sudah merasa aman di batas tertentu, sebaiknya Bunda membebaskan Si Buah Hati untuk menguji kemampuannya. Hal ini nantinya akan mendorong ia menjadi pribadi yang lebih mandiri.

Tips Melatih Si Buah Hati Lebih Mandiri

Di usia prasekolah, keinginan Si Buah Hati untuk melakukan sesuatu sendiri mulai tumbuh. Biasanya ia mengikuti Bunda melakukan tugas di rumah, seperti menyapu lantai, melipat pakaian, atau membuat kue. 

Nah, momen-momen seperti ini harus Bunda manfaatkan untuk mendukung kemandirian Si Buah Hati. Berikut ini adalah beberapa tipsnya:

1. Sediakan Fasilitas

Saat Si Buah Hati tertarik untuk mengikuti apa yang Bunda lakukan, sediakanlah peralatan yang akan mendukung keinginannya tersebut. Misalnya saja ia ingin membantu membuat kue, Bunda bisa siapkan peralatan berbahan plastik yang aman digunakan Si Buah Hati.

2. Libatkan Si Buah Hati dalam Membuat Aturan

Saat melatih Si Buah Hati untuk lebih mandiri, Bunda boleh menerapkan beberapa peraturan, tapi sebaiknya ajak juga Si Buah Hati untuk membuat semacam kontrak aktivitas di rumah. 

Ajak ia berdiskusi apakah peraturan yang Bunda tawarkan bersedia ia laksanakan dan jelaskan manfaatnya. Sehingga, Si Buah Hati tidak akan memberontak di kemudian hari.

3. Buat Daftar Kemampuan Si Buah Hati

Cara ini dapat membantu Bunda mengetahui potensi apa saja yang dimiliki Si Buah Hati. Buatlah daftar hal-hal yang bisa ia lakukan sendiri, misalnya membereskan mainan atau memilih baju sendiri. Hari demi hari Bunda dapat melihat perkembangan kegiatan apa lagi yang selanjutnya bisa dilakukan sendiri oleh Si Buah Hati. 

Berbagai kegiatan yang mampu dilakukan Si Buah Hati sendiri, bisa mengajarkannya untuk tidak selalu bergantung dengan Bunda. Ini bisa menjadi salah satu cara melatih anak mandiri di Sekolah.

4. Lupakan Kesempurnaan

Bunda harus ingat bahwa Si Buah Hati belum mampu melakukan semua tugas dengan sempurna. Sebagai contoh, jika ia menumpahkan susu saat menuangkannya, tunjukkan bagaimana cara membersihkannya tanpa kritik dan memberitahunya bahwa menumpahkan susu adalah hal yang wajar karena ia masih dalam tahap belajar. Hal ini menghindari Si Buah Hati merasa bersalah dan takut mencoba lagi.

Manfaat Menjadi Anak yang Mandiri

Mengajarkan Si Buah Hati untuk belajar mandiri dapat memberikan berbagai manfaat bagi Si Buah Hati, di antaranya:

  • Merasa bangga ketika berhasil menguasai keterampilan barunya.
  • Mendapatkan banyak pelajaran penting. Dengan demikian, ia pun tumbuh menjadi anak yang percaya diri.  Kelak ini bisa menjadi salah satu cara mengatasi anak pemalu di sekolah.
  • Merasa berkontribusi terhadap orang-orang di sekitarnya.
  • Membantu Si Buah Hati mengembangkan kualitas kesabaran, konsentrasi, kerja sama, disiplin diri, kepercayaan diri, dan kepekaan terhadap orang lain. 
  • Mendukung Si Buah Hati berani bereksplorasi.

Dukung proses belajar Si Buah Hati untuk mandiri dengan memberikannya makanan yang bernutrisi dan lengkapi dengan susu pertumbuhan. Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. 

Jangan lupa, pastikan Bunda cek label kemasan dan pilih susu pertumbuhan yang sesuai dengan usianya. Yuk, latih kemandirian Si Buah Hati dengan memberikannya kesempatan melakukan beberapa tugas sederhana di rumah! 

Selain dapat melatih anak mandiri di sekolah, hal ini juga tentunya berguna untuk mendukung pertumbuhannya di kemudian hari. 

Image Article
Terapkan Pola Asuh Berikut Ini Agar Si Kecil Mandiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Kesulitan dalam memecahkan masalah
Quiz Answer 1 B
Membuatnya lebih percaya diri
Quiz Answer 1 C
Kesehatannya terjaga
Quiz Answer 1 D
Menjadi pribadi yang lebih baik
Quiz Answer 2 A
Lebih percaya diri
Quiz Answer 2 B
Mendukung Si Kecil bereksplorasi
Quiz Answer 2 C
Lebih kreatif
Quiz Answer 2 D
Semua benar
Quiz Answer 3 A
Sediakan fasilitas penunjang
Quiz Answer 3 B
Temani Si Kecil tidur
Quiz Answer 3 C
Belikan mainan
Quiz Answer 3 D
Nyanyikan saat tidur
Quiz 1
Dampak membatasi aktivitas Si Kecil adalah
Quiz 3
Salah satu tips melatih kemandirian anak
Quiz 2
Manfaat anak mandiri adalah
Kunci Quiz 1
A
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
A

Latih Kemampuan Bahasa Si Buah Hati Demi Masa Depan Cerah

Published date

Bunda, kemampuan bahasa merupakan sebuah indikator perkembangan kognitif Si Buah Hati. Terutama bila ia sudah memasuki usia sekolah. Menurut penelitian Ahmad Wahyudin yang berjudul Bilingualisme: Konsep dan Pengaruhnya Terhadap Individu, kemampuan Si Buah Hati menuturkan dua bahasa atau lebih akan mengubah anatomi otak "grey area", yaitu bagian otak yang mengolah informasi. Dalam proses ini berkembang seperti layaknya pembentukan otot dalam sebuah latihan badan. Dengan kata lain, otak diajak "berolahraga" dengan belajar bahasa kedua

Lalu bagaimana cara tepat melatih multibahasa untuk Si Buah Hati? Konsistensi Bunda dan Ayah adalah kunci utama untuk melatihnya, yakni dengan menerapkan prinsip One Parent One Language (OPOL). Dalam konsep ini, Bunda dan Ayah, sebagai model panutan, tetap menggunakan bahasa ibu dalam percakapan sehari-hari kepada Si Buah Hati. Untuk melatih bahasa tambahan, Bunda dapat mengajak Si Buah Hati melakukan beberapa kegiatan:

1. Menonton film anak-anak yang menggunakan bahasa asing

Seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, dan lainnya. Perlahan ia akan meniru ucapan dalam film tersebut. Berikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk bertanya kata-kata yang tidak dimengertinya. Bunda pun dapat menjawabnya dengan tetap menggunakan bahasa Ibu.

2. Perkenalkan bahasa asing lewat musik

Seperti kebanyakan anak, Si Buah Hati pasti menyukai musik. Karenanya, Bunda bisa mengunduh beberapa lagu anak-anak dari negara lain dalam sebuah pemutar musik. Meski belum memahami makna lagu tersebut, kegiatan ini mampu merangsang memori otak Si Buah Hati. Perlahan Si Buah Hati akan mengenali bunyi dan frasa dari lagu berbahasa asing yang didengarnya. Jangan kaget jika suatu hari Si Buah Hati bernyanyi dalam bahasa asing.

3. Buku cerita

Buku cerita bergambar juga menjadi salah satu cara mengenalkan dan melatih multibahasa kepada Si Buah Hati. Bacakan ceritanya sambil menunjuk gambar yang tersedia. Biarkan Si Buah Hati bertanya makna sebuah objek. Kegiatan ini secara perlahan merangsang Si Buah Hati untuk memahami makna sebuah objek dan menambah kosakata dalam beberapa bahasa.

4. Sekolah berbahasa asing

Memasuki usia 5 tahun tentunya Si Buah Hati sudah bisa mengikuti proses pembelajaran di kelas. Nah, di sini Bunda dapat mengikutkan Si Buah Hati ke taman kanak-kanak yang menggunakan bahasa asing, selain bahasa Ibu. Biarkan Si Buah Hati belajar dan bersosialisasi dalam bahasa asing.

5. Bermain dengan teman berbahasa asing

Buatkanlah Si Buah Hati janji bermain dengan anak seusia yang orang tuanya memiliki kesamaan visi dalam melatih multibahasa. Bunda jadwalkan sepekan sekali untuk Si Buah Hati bermain bersama di luar rumah dan luar jam sekolah. Kegiatan ini akan terus menghadirkan teman untuk mengasah berbahasa asing yang sedang ia pelajari. Jika sulit menemukan teman bermain di sekitar rumah yang bervisi sama, Bunda dapat memasukkan Si Buah Hati ke kelas les bahasa.

Bagaimana jika Bunda dan Ayah adalah penutur bahasa yang berbeda? Tidak perlu risau. Prinsip OPOL masih bisa diterapkan. Bunda dan Ayah tetap berkomunikasi dengan bahasa masing-masing kepada Si Buah Hati. Secara perlahan, Si Buah Hati terbiasa untuk membedakan bahasa yang digunakan oleh kedua orang tuanya.

Image Article
Latih Multilingual Si Kecil Demi Masa Depan Cerah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Strategi Mengajarkan Si Buah Hati Naik Sepeda Roda Dua

Published date

Bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan. Olahraga ini disukai berbagai kalangan, dari mulai orang dewasa hingga anak-anak. Apakah Si Buah Hati kesayangan Bunda juga suka main sepeda? Sudah sejauh mana dia mampu mengendalikan sepedanya?

Niima Nur Azizah pada penelitian berjudul Gambaran Stimulasi Perkembangan oleh ibu terhadap Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Cahaya Ananda, Depok mengutip pernyataan Marilyn Hockenberry pada buku Wong's Essential of Pediatric Nursing tentang perkembangan kemampuan bersepeda pada anak. 

Menurut Marilyn, Si Buah Hati mulai mampu mengayuh sepeda roda tiga saat masih berumur tiga tahun. Kemahirannya mengendarai sepeda akan bertambah sejalan dengan usianya.

Namun, harus diakui setiap anak memiliki penguasaan sepeda berbeda-beda saat belajar mengendarai sepeda roda dua. Ada yang langsung piawai setelah beberapa kali mencoba. Ada pula yang butuh usaha lebih keras untuk mengendalikan sepedanya, termasuk harus jatuh bangun berkali-kali.

Namun, Ayah dan Bunda tidak boleh menyerah untuk terus mengajarkan Si Buah Hati naik sepeda roda dua. Sebab, proses belajar mengendarai sepeda menumbuhkan keberanian dalam dirinya. Bersepeda juga memiliki manfaat lain seperti menstimulasi tumbuh kembang anak, dan juga melatih konsentrasinya.

Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006, kurangnya stimulasi bisa menyebabkan menyimpangnya tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. 

Diharapkan orang tua dapat memberikan stimulan kepada Si Buah Hati usia 0-6 tahun. Pemberian rangsangan itu termasuk juga mengajarkannya mengendarai sepeda roda dua. Yuk, simak beberapa tips mengajarkan anak naik sepeda roda dua.

1. Tumbuhkan Rasa Senang Pada Sepeda

Pada dasarnya kecintaan pada sepeda sudah muncul sejak Si Buah Hati belum bisa naik sepeda sendiri. Saat ia sudah mampu duduk dengan tegak dan stabil, Bunda akan membelikannya sepeda roda tiga. 

Lalu, Bunda bisa mendudukkan Si Buah Hati di atas sepeda dan mendorongnya sambil berkeliling perumahan di sore hari. Kegiatan ini akan membuat dia suka naik sepeda.

2. Pilih Sepeda yang Sesuai dengan Postur Tubuh

Bunda bisa memilih sepeda yang sesuai dengan postur tubuh Si Buah Hati, sehingga lebih mudah dikendalikan. Kalau bisa, sadel sepeda tidak terlalu tinggi sehingga dia masih bisa menapak ke tanah. 

Bila sepeda oleng, dia bisa langsung bertumpu pada kedua kaki. Bila sudah mahir dengan sepeda kecil, anak tidak akan menemukan kesulitan yang berarti untuk naik sepeda roda dua lain meskipun ukurannya lebih besar.

3. Berlatih Bersama Teman Sebaya

Latihan bersepeda bisa dilakukan di tempat yang ramai. Misalnya di lapangan di tengah perumahan di mana Si Buah Hati biasa bermain dengan teman-temannya yang sudah bisa bersepeda. Hal ini akan memberinya motivasi untuk bisa bersepeda, karena tidak mau kalah dengan temannya.

4. Beri Bantuan Roda

Sebelum piawai menggunakan sepeda roda dua, Bunda bisa memberikan tambahan roda pada ban belakang untuk menjaga keseimbangan. Kedua roda kecil menumbuhkan rasa aman dalam diri anak. 

Pastikan Si Buah Hati sudah sangat mahir bersepeda roda dua, sebelum akhirnya Bunda melepaskan roda tambahan tersebut.

5. Memotivasi

Berikan pemahaman tentang pentingnya bersepeda roda dua pada Si Buah Hati. Bilang padanya kalau kegiatan ini dapat membuat tubuh lebih sehat. Selain itu, keterampilan bersepeda roda dua merupakan dasar dari cara menjaga keseimbangan diri. 

Sehingga dia bisa menggunakan teknik yang sama untuk mempelajari beberapa permainan lain, seperti papan luncur, sepatu roda, bahkan sepeda motor bila dia dewasa nanti.

6. Tuntun dan Beri Arahan

Bila Si Buah Hati masih merasa takut belajar sepeda roda dua, orang tua bisa menuntun sepedanya dan memberi arahan untuk mengendarainya. Saat anak sudah mulai menyesuaikan diri dan seimbang, Ayah atau Bunda bisa melepaskan pegangannya perlahan. 

Pastikan ia sudah percaya diri, sebelum orang tua membiarkannya melaju bersama sepeda roda dua.

7. Jangan Marah

Jangan marah bila Si Buah Hati jatuh atau menabrak suatu barang. Bunda justru harus membesarkan hatinya. Kemudian tetap memberi semangat padanya untuk terus belajar bersepeda roda dua.

Si Buah Hati akan semakin aktif saat sudah mahir bersepeda roda dua. Aktivitas ini jga dapat menguatkan otot-ototnya sehingga dia bisa lebih sehat. Keberadaan Ayah dan Bunda selama proses belajar bersepeda membuat anak bisa mengatasi rasa takut jatuh karena kehilangan keseimbangan. Jangan lupa memberikan helm, pelindung lutut dan siku agar proses belajar berjalan dengan aman.

Untuk mendukung aktivitas anak, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Strategi Mengajarkan si Kecil Naik Sepeda Roda Dua
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Jangan Lupa Bawa Barang-barang Ini Sebelum Travelling dengan Anak

Published date

Liburan atau traveling menjadi salah satu cara bagi keluarga untuk melepas penat dari rutinitas sekaligus menjadi salah satu cara untuk lebih mempererat serta  menghangatkan ikatan keluarga, khususnya bagi anak-anak.

Karena menurut salah seorang psikolog sekaligus penulis buku asal Amerika Serikat, Oliver James, mengatakan bahwa traveling bersama keluarga adalah sebuah momen berharga bagi seorang anak, dan akan terus ia kenang sepanjang hidupnya baik ketika liburan maupun sesudahnya, dan akan membuatnya menjadi pribadi yang ceria.  

Pada saat traveling para orang tua pun dituntut agar dapat memberikan sebuah pengalaman baru yang tidak terlupakan bagi sang anak terlebih apabila usianya masih balita, dimana ia masih harus banyak mempelajari berbagai hal baru.

Disamping itu, agar traveling terasa sangat menyenangkan dan memberikan kesan mendalam bagi Si Buah Hati, Maka sebagai persiapan traveling dengan anak, orang tua harus memeriksa beberapa peralatan yang harus dibawa agar sang buah hati tetap menikmati ‘petualangan’ nya tersebut.

Menurut studi  yang dilakukan oleh beberapa psikolog anak bersama dengan salah satu jasa perjalanan dunia, dengan mewawancarai 12.000 orang tua di 25 negara yang menjadi responden, didapati bahwa 43 persen orang tua yang menyatakan bahwa kotak pertolongan pertama adalah benda yang wajib dia saat liburan bersama balita sebagai persiapan traveling dengan anak.

Sementara itu, sebanyak 42 persen justru menjawab makanan ringan menjadi hal yang sangat penting dibawa jika terjadi kebutuhan mendesak bagi sang anak ketika traveling. Dan 41 persen orang tua justru menjawab pelindung matahari serta obat anti nyamuk adalah barang yang wajib dibawa untuk kebutuhan traveling balita.

Di bawahnya, terdapat 31 persen yang menyatakan harus mencatat beberapa barang wajib yang harus dibawa juga sebagai persiapan traveling bersama anak, antara lain:

1. Pakaian yang sesuai tujuan serta kaos kaki

Tidak perlu membawa banyak pakaian bagi Si Buah Hati, namun orang tua harus benar –benar memahami tujuan wisata yang akan dikunjungi apakah panas atau dingin sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Yang terpenting selalu usahakan baju anak menyerap keringat dengan baik serta kaos kaki untuk menghindarinya dari udara yang berangin baik panas maupun dingin.

2. Pastikan membawa jaket, topi, dan alas kaki

Tidak peduli apakah cuacanya dingin atau panas, namun orang tua wajib membawa Jaket, topi, dan alas kaki . Ini sangat berguna bagi balita ketika dalam perjalanan seperti pesawat ataupun kereta agar terhindar dari udara kencang ataupun yang terlalu dingin. Untuk menambah semangat Si Buah Hati, orang tua juga bisa melibatkannya dalam memilih jaket, topi ataupun sepatu sesuai keinginannya.

3. Membawa perlengkapan balita

Perlengkapan balita bisa terdiri dari alat-alat mandi, gendongan, stroller (jika dibutuhkan), selimut, popok sekali pakai, cotton buds, dan lain sebagainya yang memang orang tua rasa cukup perlu untuk dibawa.

4. Botol minum beserta alat makannya

Dengan membawa botol minuman, orang tua bisa dengan mudah mengontrol asupan air putih yang cukup bagi sang balita saat traveling. Untuk peralatan makan sendiri cobalah bawa yang memiliki penutup agar lebih praktis dan mudah digunakan dalam keadaan mendesak.

5. Selalu bawa mainan kesukaan Si Buah Hati

Banyak orang tua yang melupakan poin yang satu ini. Padahal dengan membawa mainan kesukaan sang buah hati, maka ia tidak akan cepat merasa bosan dan dapat lebih tenang saat traveling. Cobalah untuk mencari mainan kesukaannya yang berukuran kecil dan bisa disimpan didalam tas.

Namun, dari semua daftar peralatan yang harus dibawa saat traveling bersama balita, ada satu hal lain yang lebih penting untuk orang tua persiapkan. Yaitu mental, baik bagi sang buah hati maupun orang tua sendiri. persiapkan hal ini jauh hari agar si anak dapat lebih menikmati perjalanannya dan akan membuat travelling bersama keluarga menjadi momen favorit sepanjang hidupnya. 

Bunda yuk baca juga artikel Liburan Bersama Si Buah Hati di artikel "Kegiatan Edukatif di Luar Rumah untuk Mengisi Liburan"

 

 

Image Article
Pahami Terlebih Dahulu Apa Saja Yang Harus Dibawa, Sebagai Persiapan Traveling Dengan Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off