7 Cara Belajar Naik Sepeda bagi Si Buah Hati

Published date

Belajar bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan. Olahraga ini disukai berbagai kalangan, dari mulai orang dewasa hingga anak-anak. Apakah Si Buah Hati kesayangan Bunda juga suka main sepeda? Sudah sejauh mana dia mampu mengendalikan sepedanya?

Niima Nur Azizah pada penelitian berjudul Gambaran Stimulasi Perkembangan oleh ibu terhadap Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Cahaya Ananda, Depok mengutip pernyataan Marilyn Hockenberry pada buku Wong's Essential of Pediatric Nursing tentang perkembangan kemampuan bersepeda pada anak.

Menurut Marilyn, Si Buah Hati mulai mampu mengayuh sepeda roda tiga saat masih usia prasekolah. Kemahirannya mengendarai sepeda akan bertambah sejalan dengan usianya.

Namun, harus diakui setiap anak memiliki penguasaan sepeda berbeda-beda saat belajar naik sepeda roda dua. Ada yang langsung piawai setelah beberapa kali mencoba. Ada pula yang butuh usaha lebih keras untuk mengendalikan sepedanya, termasuk harus jatuh bangun berkali-kali.

Ayah dan Bunda tidak boleh menyerah untuk terus mengajarkan Si Buah Hati naik sepeda roda dua. Sebab, proses belajar sepeda menumbuhkan keberanian dalam dirinya. Bersepeda juga memiliki manfaat lain seperti menstimulasi tumbuh kembang anak, dan juga melatih konsentrasinya.

Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006, kurangnya stimulasi bisa menyebabkan menyimpangnya tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. 

Diharapkan orang tua dapat memberikan stimulus kepada Si Buah Hati usia 0-6 tahun. Pemberian rangsangan itu termasuk juga mengajarkannya mengendarai sepeda roda dua. Yuk, simak beberapa tips mengajarkan anak naik sepeda roda dua.

1. Tumbuhkan Rasa Senang Pada Sepeda

Pada dasarnya,  kecintaan pada sepeda sudah muncul sejak Si Buah Hati belum bisa naik sepeda sendiri. Saat ia sudah mampu duduk dengan tegak dan stabil, Bunda akan membelikannya sepeda roda tiga. 

Lalu,  Bunda bisa mendudukkan Si Buah Hati di atas sepeda dan mendorongnya sambil berkeliling perumahan di sore hari. Kegiatan ini akan membuat dia suka naik sepeda.

2. Pilih Sepeda yang Sesuai dengan Postur Tubuh

Bunda bisa memilih belajar sepeda yang sesuai dengan postur tubuh Si Buah Hati, sehingga lebih mudah dikendalikan. Kalau bisa, sadel sepeda tidak terlalu tinggi sehingga dia masih bisa menapak ke tanah. 

Jadi, bila sepeda oleng, dia bisa langsung bertumpu pada kedua kaki. Bila sudah mahir dengan sepeda kecil, anak tidak akan menemukan kesulitan yang berarti untuk naik sepeda roda dua lain meskipun ukurannya lebih besar.

3. Berlatih Bersama Teman Sebaya

Latihan bersepeda bisa dilakukan di tempat yang ramai. Misalnya di lapangan di tengah perumahan di mana Si Buah Hati biasa bermain dengan teman-temannya yang sudah bisa bersepeda.

Hal ini akan memberinya motivasi untuk bisa bersepeda, karena tidak mau kalah dengan temannya.

4. Beri Bantuan Roda

Sebelum piawai menggunakan sepeda roda dua, Bunda bisa memberikan tambahan roda pada ban belakang untuk menjaga keseimbangan. Kedua roda kecil menumbuhkan rasa aman dalam diri anak. 

Pastikan Si Buah Hati sudah sangat mahir bersepeda roda dua, sebelum akhirnya Bunda melepaskan roda tambahan tersebut.

5. Memotivasi

Berikan pemahaman tentang pentingnya bersepeda roda dua pada Si Buah Hati. Bilang padanya kalau kegiatan ini dapat membuat tubuh lebih sehat. Selain itu, keterampilan bersepeda roda dua merupakan dasar dari cara menjaga keseimbangan diri. 

Sehingga dia bisa menggunakan teknik yang sama untuk mempelajari beberapa permainan lain, seperti papan luncur, sepatu roda, bahkan sepeda motor bila dia dewasa nanti

6. Tuntun dan Beri Arahan

Bila Si Buah Hati masih merasa takut belajar naik sepeda roda dua, orang tua bisa menuntun sepedanya dan memberi arahan untuk mengendarainya. Saat anak sudah mulai menyesuaikan diri dan seimbang, Ayah atau Bunda bisa melepaskan pegangannya perlahan. 

Pastikan ia sudah percaya diri, sebelum orang tua membiarkannya melaju bersama sepeda roda dua.

7. Jangan Marah

Jangan marah bila Si Buah Hati jatuh atau menabrak suatu barang. Bunda justru harus membesarkan hatinya. Kemudian tetap memberi semangat padanya untuk terus belajar bersepeda roda dua.

Si Buah Hati akan semakin aktif saat sudah mahir bersepeda roda dua. Aktivitas ini juga dapat menguatkan otot-ototnya sehingga dia bisa lebih sehat. 

Keberadaan Ayah dan Bunda selama proses belajar bersepeda membuat anak bisa mengatasi rasa takut jatuh karena kehilangan keseimbangan. Jangan lupa memberikan helm, pelindung lutut dan siku agar proses belajar berjalan dengan aman.

Dukung perkembangan anak dengan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Strategi Mengajarkan Si Kecil Belajar Naik Sepeda Roda Dua
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Mengajarkan Si Buah Hati Problem Solving

Published date

Ada banyak pengetahuan dasar dan kemampuan yang perlu dkembangkan Si Buah Hati untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain perkembangan kemampuan memori dan atensi yang mengarah pada kecerdasannya, kemampuan penyelesaian masalah juga harus ditumbuhkan sejak dini. 

Lakukan langkah-langkah berikut ini untuk mengajarkannya pada sang buah hati:

1. Tunjukkan Kasih Sayang

Semua sikap dan perilaku orang tua terhadap Si Buah Hati harus dilakukan dengan dasar kasih sayang. Hal tersebut wajib dilakukan semua orang tua untuk menanamkan keyakinan bahwa ia layak diperlakukan dengan cinta kasih. 

Kepercayaan diri inilah yang berpengaruh besar dalam penentuan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, tanpa bantuan dari orang lain.

2. Jadilah Panutan yang Baik

orang tua yang memiliki sikap positif dan menghargai diri sendiri akan melahirkan anak-anak yang punya kepribadian kurang lebih sama. Tidak perlu menjadi sempurna tapi selalu berusaha tumbuh dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki. 

Apabila Si Buah Hati mengalami kesulitan, baik dalam proses belajar maupun saat bermain, tahan diri untuk terjun dan membantunya menyelesaikannya, tapi dukung stimulasinya untuk mencari jawabannya sendiri.  

3. Berikan Pujian

Berikan pujian pada Si Buah Hati sesering mungkin, setiap kali mereka melakukan sesuatu yang benar. Akan tetapi pilih kata-kata yang sesuai, yaitu dengan menghargai aksi cerdas dan usaha keras yang dilakukannya, dan bukan mengarah ke fisik.  

Tetapkan tujuan yang bisa dicapai oleh anak-anak yang sesuai dengan kemampuan dan tahapan usianya. Memberikan tujuan yang terlalu muluk tidak hanya membuatnya kewalahan, tapi juga merasa rendah diri karena sudah merasa tidak bisa, walau belum mencobanya.

4. Dukung dengan Aktivitas Interaktif

Di jaman modern seperti sekarang ini, orang tua harus bijaksana memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendidik Si Buah Hati. Bunda bisa mengunduh aplikasi khusus anak yang berisi aktivitas interaktif. 

Dasar perkembangan kemampuan menyelesaikan masalah adalah dengan mempercayai diri sendiri terlebih dahulu dan selalu berpikir positif dalam menghadapi tantangan. Jangan lupa untuk membimbingnya dengan penuh perhatian ya, Bunda. 

Tambahkan juga DANCOW 3+ Nutritods dalam menu harian Si Buah Hati. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bantu Bunda Membuat Daftar Belanja dapat Melatih Si Kecil dalam Problem Solving
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Tips Memilih Sepatu Menarik agar Si Buah Hati Bahagia

Published date

Sepatu tidak hanya menjadi item fashion yang membuat Si Buah Hati tampil menarik, tapi juga berfungsi utama untuk melindungi kaki. Ada banyak jenis sepatu yang dijual di pasaran yang ditujukan untuk kegunaan yang berbeda-beda, misalnya sepatu olah raga, sepatu pesta, atau sepatu formal.

Pemilihan sepatu yang kurang tepat tidak hanya membuat Si Buah Hati tidak nyaman, tapi juga mempengaruhi aktivitas bermain, bereksplorasi, proses belajar dan tumbuh kembangnya.

Yuk, simak 5 tips memilih sepatu menarik agar Si Buah Hati bahagia:

Ukuran Terus Berubah

Ukuran sepatu dan kaus kaki dapat berubah setiap satu hingga sembilan bulan. Lihat tanda-tanda yang menandakan saatnya untuk membeli sepatu atau kaus kaki baru, seperti rasa tidak nyaman, lecet, kulit kaki kemerahan, atau cara jalan Si Buah Hati yang sedikit aneh. Jangan tunggu hingga jari-jari kakinya melepuh atau mendapat keluhan akibat sakit pada kaki.

Ajak Si Buah Hati Berbelanja

Pada tahapan usia 5+, Si Buah Hati sudah mulai bisa menentukan pilihannya sendiri. Biasanya dipengaruhi oleh tren atau teman-temannya. Minta ia untuk selalu mencoba sepatu sebelum membelinya, tes dengan berjalan, melompat dan berjongkok untuk melihat apakah sepatu tersebut nyaman dipakai. Cari yang berukuran tepat, tidak kekecilan yang memproteksi kaki dari lecet, atau terlalu besar yang menyebabkannya mudah terlepas.

Untuk melatih kemampuan penyelesaian masalah, biarkan anak memilih sendiri sepatunya dan berikan bimbingan seperti batas harga, bahan, atau motif yang pantas digunakan.

Hindari Sepatu Berhak

Biasanya anak perempuan menyukai sepatu berhak karena terlihat cantik dan menarik. Padahal jika digunakan terlalu lama akan membuat kaki mudah lelah dan menstimulasi gangguan pada tulang kaki.

Berikan penjelasan pada Si Buah Hati untuk memilih sepatu yang lebih nyaman digunakan. Jika masih bersikeras membelinya, kompromikan untuk memilih sepatu yang berhak sangat tipis dan batasi pemakaiannya.

Penggunaannya Praktis dan Aman

Biasanya sepatu yang mempunyai aneka aksesoris menarik perhatian Si Buah Hati, misalnya dilengkapi dengan pita, rantai, atau manik-manik. Pilihkan sepatu yang mudah dalam pemakaiannya. Bila menggunakan tali, cek apakah tali cukup panjang agar Si Buah Hati bisa memasangnya sendiri.

Bentuk yang terlalu rumit tidak hanya membuatnya cepat ketinggalan jaman, tapi juga menghabiskan banyak waktu untuk melepas dan memasangnya. Cek aksesoris yang menempel di sepatu seperti tidak mengganggu gerakan atau tidak mudah terlepas.

Semoga tips-tips di atas membantu membuktikan cinta Bunda dengan membelikan sepatu yang pas dan cocok, agar Si Buah Hati merasa senang.

 

Image Article
5 Tips Memilih Sepatu Menarik agar Si Kecil Bahagia
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Hal yang Memicu Si Buah Hati Sering Tantrum

Published date

Pada usia 3 tahun, Si Buah Hati akan mengalami perkembangan yang menakjubkan. Dari segi emosional, Si Buah Hati sering mengatakan “tidak” dan sering mengalami tantrum atau marah-marah. Perilaku bicara “tidak” itu adalah salah satu cara ia untuk menunjukkan self-autonomy. Di sini Si Buah Hati ingin menjadi pusat perhatian dan gemar “membantah”.

Kata “tidak” menunjukkan bahwa Si Buah Hati ingin mengungkapkan bahwa dirinya “ada” dan memiliki keinginan yang semestinya terpenuhi. Selain bentuk pengungkapan diri, kata “tidak” adalah bentuk sikap ingin diperhatikan. Jika kata itu dirasa kurang ampuh, Si Buah Hati akan menggantinya dengan melakukan tantrum.

Menurut penelitian Agustina Wulandari dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, banyak hal yang dapat memicu emosi Si Buah Hati meledak hingga tantrum. Misalnya:

1. Rasa lelah

Si Buah Hati yang memiliki aktivitas padat dan tidak punya banyak waktu untuk bermain, biasanya akan merasa kelelahan. Di sinilah ia menjadi lebih sensitif dan cepat marah.

2. Keinginannya Tidak Tercapai

Jika memiliki keinginan yang tidak tercapai, Si Buah Hati akan merasa gagal. Seperti orang dewasa, ia pun bisa merasa frustasi. Keadaan inilah yang kemudian memicu perasaan marah.

3. Kekangan Orang Tua

Anak usia 3 tahun juga dapat merasa jenuh dengan kekangan dari orang tua yang terkesan selalu mendikte. Marah adalah salah satu ledakan dari perasaan jenuh tersebut.

4. Perkembangan Fisik dan Kognitif

Di usia dini, perkembangan fisik dan kognitif Si Buah Hati lebih cepat ketimbang kemampuannya berbahasa atau berbicara. Pada saat inilah, ia merasa sulit mengungkapkan keinginannya hingga frustasi dan marah.

5. Kondisi Sosial

Usianya memang masih sangat muda, namun bukan berarti Si Buah Hati tidak mengerti kejadian yang berlangsung di sekitarnya. Ketika merasakan ada situasi berbeda yang terkesan mengancam kenyamanannya, misalnya kedua orang tua berpisah, Si Buah Hati bisa menunjukkan sikap frustasi hingga akhirnya tantrum.

Dalam buku Serba-serbi Anak, Windya Novita, pada umumnya, Si Buah Hati menunjukkan rasa kesal atau amarah dengan menghentakkan kaki, menendang, berteriak, meninju, membanting pintu, merengek, atau kerap menyatakan tidak.

Sikap marah-marah itu ia anggap sebagai sesuatu yang bisa membuat orang di sekitar akan memberikan perhatian. Si Buah Hati akan berhenti tantrum bila ada orang dewasa yang kemudian memberikan perhatian atau memberikan sesuatu yang diinginkan.

Untuk mencegah hal ini terjadi berlarut-larut, Bunda dapat mengajak Si Buah Hati melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatiannya. Misalnya dengan cara:

A. Memberikan Perhatian

Mungkin Bunda memiliki segunung kesibukan. Namun bila Si Buah Hati mengajak Bunda bermain, sebaiknya turutlah dalam dunianya. Meluangkan waktu untuk ikut bermain bersama akan membuat Si Buah Hati merasa memperoleh perhatian dan kasih sayang.

B. Beri Pengertian

Ketika Si Buah Hati meminta sesuatu dan Bunda tidak dapat memenuhinya, sebaiknya jangan langsung memberikan penolakan. Namun berikanlah ia pengertian bila Bunda tidak bisa memberikan hal yang diinginkan Si Buah Hati pada saat itu juga. Dengan memberikan alasan, Si Buah Hati pun akan belajar memahami kondisi orang tuanya.

C. Alihkan Perhatian Si Buah Hati

Jika Si Buah Hati terlanjur marah dan tantrum, cobalah Bunda alihkan perhatiannya ke hal yang lebih menarik. Misalnya memberikan mainan yang paling disukai atau mengajaknya melakukan hal-hal menyenangkan, seperti membaca buku atau menonton film kesayangan.

D. Ajari Si Buah Hati Mengatasi Rasa Marah

Di usia 3 tahun, sesungguhnya Si Buah Hati sudah bisa mengerti apa yang Bunda bicarakan. Karena itu, ada baiknya bila Bunda juga mengajarinya cara mengungkapkan keinginan dan amarah yang benar. Seperti meminta Si Buah Hati masuk ke kamar kala marah. Dan baru boleh menghampiri Bunda usai emosinya mereda.

Hal yang terpenting, Bunda tidak perlu ikut emosi dalam menghadapi Si Buah Hati yang sedang marah. Sebab, pada dasarnya, Si Buah Hati hanya perlu bimbingan dan diberi pengertian.

Bunda juga dapat mendukung tumbuh kembang emosional Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tips Atasi Si Kecil yang Hobi Bilang Tidak dan Sering Tantrum
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Langkah Agar Si Buah Hati Berani Menghadapi Hari Pertama Sekolah

Published date

Asima sangat bersemangat menyambut hari pertama masuk sekolah. Dia bangun pagi lalu segera mandi karena ingin cepat-cepat mengenakan seragam yang lucu modelnya. Bunda Hani senang melihat Si Buah Hati begitu ceria. Ia pun menggandeng tangan Asima dan mengantarnya menuju sekolah.

Sebenarnya Hani khawatir emosi Asima akan berubah begitu masuk ke sekolah. Sebab Asima sudah menampakkan gelagat tidak bisa ditinggal sendiri sejak masa trial di kelas beberapa pekan sebelumnya. Maka, selama di perjalanan, Hani bercerita pada Asima tentang serunya belajar bersama guru dan teman-teman. Hal ini dilakukan agar Asima yang masih berusia 4 tahun lebih berani di lingkungan yang baru.

Benar saja, sesampainya di sekolah, perasaan Asima berubah. Dia tidak mau lepas dari Hani. Si Buah Hati ingin sang Bunda tetap di kelas sepanjang jam pelajaran. Hani tidak kuasa menolak permintaannya, sebab khawatir Asima ngambek dan mogok sekolah. Padahal Si Buah Hati begitu bersemangat mengikuti setiap pelajaran yang diberikan. “Saat membaca ikrar saja, suaranya terdengar paling kencang,” kata Hani, akhir Agustus 2015 lalu.

Namun, Hani tidak dapat selalu menemani Asima. Sebab, dia juga tidak bisa terlalu lama meninggalkan Rainada, adik Asima yang baru berusia satu bulan. Apalagi kalau cuti melahirkannya sudah habis, Hani harus masuk kerja dan tentu tidak mungkin berada di sekolah setiap hari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Taman Kanak-kanak (TK) Nanda Pahandut, Palangkaraya, salah satu masalah emosional yang dialami anak TK adalah tidak mau berpisah dari orang tua atau pengantar. Tingkah laku tersebut termasuk wajar terutama pada pekan pertama dan kedua masuk sekolah. Sebab Si Buah Hati belum mengenal guru dan teman-temannya.

Agar Si Buah Hati berani sekolah, Bunda perlu melakukan empat stimulasi berikut:

1. Ajak Si Buah Hati Memilih Sekolah

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati ikut survei calon sekolahnya. Berikan kesempatan agar dia bisa bereksplorasi di lingkungan sekolah, memainkan setiap mainan yang ada di halaman dan berkenalan dengan guru. Lalu biarkan Si Buah Hati menentukan sekolahnya sendiri. Pilihan itu menunjukkan sekolah mana yang membuatnya paling merasa nyaman.

2. Membiasakan Menggunakan Pernak-pernik Sekolah

Bunda pasti sudah mempersiapkan berbagai perlengkapan sekolah jauh-jauh hari. Biarkan Si Buah Hati meraut pensilnya sendiri dan menggunakannya untuk menamai sampul buku. Bunda juga bisa memakaikan baju seragam sekolah yang modelnya lucu. Kegiatan ini untuk menumbuhkan semangat Si Buah Hati untuk mulai bersekolah.

3. Menumbuhkan Keinginan Si Buah Hati agar Mandiri

Untuk mengajarkan Si Buah Hati mandiri, Bunda bisa mengajak menceritakannya pelbagai kisah soal sekolah. Bisa dari buku cerita atau karangan Bunda sendiri. Misalnya buku yang menceritakan satu tokoh yang mulai masuk sekolah. Dengan begitu, Si Buah Hati akan memiliki bayangan situasi yang akan dialaminya pada hari pertama sekolah.

4. Bermain Lebih Sering dengan Teman

Bunda bisa mengantar Si Buah Hati datang ke sekolah lebih pagi dan membiarkannya pulang sekolah lebih lambat di hari pertama sekolah. Hal ini untuk memberinya kesempatan agar bisa lebih banyak berinteraksi dengan guru dan bermain bersama teman. Jika sudah merasa akrab dengan lingkungannya, Si Buah Hati akan lebih percaya diri dan tidak takut ditinggal sendiri.

Wujudkan cinta Bunda yang begitu besar pada Si Buah Hati dengan membiarkannya mandiri di sekolah sendiri. Agar dia tumbuh menjadi pribadi yang pemberani.

Image Article
4 Langkah Agar si Kecil Berani Menghadapi Hari Pertama Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Bijak Menjawab Keingintahuan Si Buah Hati

Published date

“Ini apa Bunda? Kenapa bisa begitu?”

Beberapa kata tersebut mungkin familiar dalam dunia parenting, saat Si Buah Hati mencapai tahapan usia toddler. Rasa ingin tahunya yang cukup tinggi membuat Bunda dihujani banyak pertanyaan, yang menjadi kunci penting dalam proses belajarnya. 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi tanda perkembangan kemampuan kognitif, misalnya kemampuan penyelesaian masalah, dan proses tumbuh kembang kecerdasan. Penuhi rasa ingin tahunya dengan bijak menjawab pertanyaan dari Si Buah Hati ya, Bunda.

1. Kenali Tanda-Tandanya

Terkadang anak-anak tidak memiliki kemampuan berbahasa untuk menyampaikan maksud dan tujuannya. Jika komunikasi terhambat, dapat membuatnya mengalami frustasi dan tertekan. 

Ada banyak cara lain untuk mengajukan pertanyaan yang tidak memerlukan kata-kata, seperti mendekati objek atau orang yang menarik perhatiannya, menunjuk atau menyentuh sesuatu, dan memberikan ekspresi wajah seperti sedang bertanya.

Ketika Si Buah Hati melakukan hal-hal tersebut, bayangkan pertanyaan apa yang kira-kira akan diajukan, kemudian katakan dengan jelas dan perlahan sambil menjawabnya dengan bijak. Cara ini dapat membantu mengembangkan kemampuan bahasanya.

2. Beri Jeda Sebelum Menjawabnya

Hindari godaan untuk segera menjawab pertanyaan Si Buah Hati untuk mendukung stimulasi  kemampuan berpikirnya agar mencari jalan keluar sendiri. Tentu saja dengan dukungan dan pendampingan orang tua. Misalnya, saat Si Buah Hati menanyakan tentang rasa makanan, biarkan bereksplorasi dengan objek yang ditanyakan dengan menyentuh dan mengecap rasanya, sebelum mendapatkan penjelasan lebih lanjut.

3. Ajukan Pertanyaan

Untuk anak yang sudah berusia 30 bulan ke atas, para orangtua disarankan untuk balik mengajukan pertanyaan, untuk mendorong Si Buah Hati berperan aktif dalam belajar sendiri.

Proses ini secara tidak langsung mengajaknya untuk berpikir untuk menjawab pertanyaan yang Bunda ajukan. Namun, sesuaikan juga dengan kemampuan berpikir serta usianya, dengan tidak mengajukan soal yang terlalu rumit.

4. Ciptakan Atmosfer yang Tepat

Terdapat beberapa cara beberapa cara yang bisa digunakan untuk menstimulasi rasa ingin tahu dan kemampuan kognitif Si Buah Hati baik berupa kemampuan memori atau atensi, seperti memberikan benda-benda baru dan menarik baginya, membaca buku bersama-sama, dan sering mengajaknya melakukan kegiatan yang baru. 

Bunda dapat merangsang rasa ingin tahunya dengan melibatkannya di dapur, mengunjungi kebun binatang, atau menemaninya berkebun.

Menjawab pertanyaan Si Buah Hati memang gampang-gampang susah, bekali dengan pengetahuan yang cukup luas, dan jelaskan padanya dengan cara yang paling mudah dimengerti.

Semangati keinginan eksplorasi Si Buah Hati dengan memberikan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bijak Menjawab Keingintahuan Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini 7 Manfaat Si Buah Hati Senang Aktivitas di Luar Ruang

Published date

Banyak manfaat yang bisa diperoleh bila Si Buah Hati sering bermain di taman atau tempat di luar rumah lainnya. Yuk, kita simak apa saja manfaatnya.

Surat kabar The Huffington Post pernah melaporkan bahwa anak masa kini hanya menghabiskan setengah waktu aktivitas luar ruangan dari era di zaman orang tuanya.

Sedangkan survei yang pernah  dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, setengah dari anak-anak prasekolah sedikit sekali menghabiskan waktu bermain di luar rumah bersama orang tua mereka.

Manfaat Aktivitas di Luar Ruang untuk Si Buah Hati

“Di Indonesia belum ada penelitian seberapa banyak prasekolah menghabiskan waktu bermain di luar rumah. Namun kecenderungannya sama, anak-anak sekarang lebih sibuk memegang gadget,” kata Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo Mpsi.

Jika anak lebih suka bermain gadget, menurut Vera,  kita sedang ‘meneruskan’ generasi yang kurang bersosialisasi, kurang imajinasi, dan pasif. 

Padahal, banyak aktivitas luar ruang yang bisa dilakukan bersama Si Buah Hati. Vera lalu memberi alasan mengapa jika Si Buah Hati banyak beraktivitas di luar ruang akan banyak manfaatnya;

1. Meningkatkan Kecerdasan

Aktivitas luar ruangan bisa mengasah aspek kecerdasan majemuk, seperti kecerdasan naturalistik, kinestetik, dan juga visual spasial. Misalnya, dengan mengajak ke taman saja, Si Buah Hati akan belajar mengamati alam atau lingkungan sekitarnya. 

Di sini. kecerdasan naturalistiknya pun terasah. Lalu berjalan, berlari, dan melompat di taman juga membantu anak mengembangkan kecerdasan kinestetiknya.

2. Melatih Keterampilan Sosial

Selain itu, saat berada di luar ruangan Si Buah Hati pun bisa berlatih keterampilan sosialnya. Bertemu dan berkenalan dengan orang baru, misalnya. Bukan hal aneh melihat Si Buah Hati cepat akrab saat bermain bersama anak sepantarannya di area bermain. 

Sebab bagi mereka, bermain bukan sekedar aktivitas biasa, tetapi dari bermain ia bisa belajar dan meningkatkan kemampuannya dalam banyak aspek.

3. Mengaktifkan Multisensori

Melibatkan semua multisensori, alias semua indra anak. Si Buah Hati dapat melihat, mendengar, mencium, dan menyentuh beragam benda yang kadang tak bisa didapatkan di dalam ruangan. 

Saat di luar ruangan, prinsip  bermain sambil belajar bisa sungguh diterapkan. Berbagai konsep yang anak dapatkan di kelas, dapat ia alami sendiri saat di luar ruangan.

4. Memicu Imajinasi

Dapat merangsang imajinasi dan kreativitas anak. Setiap bertemu benda yang sama, entah itu pasir, daun, atau batu, Si Buah Hati bisa mengembangkan imajinasi yang berbeda, sehingga menjadikan pengalaman bermain anak lebih kaya. 

Contoh, saat bermain dengan daun-daun atau bebatuan, Si Buah Hati dapat lebih bebas mengekspresikan ide-ide yang muncul dalam benaknya.

5. Kecemasan Berkurang

Dalam beberapa penelitian, para ahli yakin anak yang lebih sering bermain di alam terbuka dapat mengurangi kecemasannya. Bermain di luar pun dapat meningkatkan rentang perhatian anak. 

Unsur fun boleh jadi mendorong Si Buah Hati untuk lebih mampu memerhatikan sesuatu, karena secara fisik tidak ada ruang yang membatasi geraknya.

6. Mengasah Empati

Berada di alam juga membantu anak menghargai keberadaan makhluk hidup lainnya. Kemampuan berempati dapat terasah sejak dini saat ia berinteraksi dengan alam sekitarnya. Segala hal kecil yang ia amati di alam menjadi pembelajaran tersendiri baginya.

7. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Dari sisi kesehatan, aktivitas bermain di luar ruangan berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh. Justru saat anak lebih terpapar udara segar dan sinar matahari, anak lebih kuat dan sehat.

Tempat untuk Aktivitas Luar Ruang Si Buah Hati

Bunda dan Ayah tak perlu bingung memilihkan aktivitas luar ruang untuk Si Buah Hati karena aktivitas ini tak melulu identik dengan olahraga. 

Berjalan-jalan atau bersepeda di taman atau hutan kota, atau kebun raya, juga termasuk kegiatan luar ruangan. Berikut tempat-tempat tersebut;

1. Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan

Adalah sebuah kebun binatang yang terletak di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia. Kebun binatang seluas 140 hektar ini didirikan pada tahun 1864. Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen.

Alamat: Jln. RM. Harsono –.Ragunan, Pasar Minggu.

Buka: Senin s/d Minggu. (09.00-18.00)

2. Kebun Raya Bogor, Kota Bogor

Sering disebut juga Kebun Botani Bogor. Adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Di dalamnya juga terdapat istana kepresidenan.

Alamat: Jl. Ir. Haji Djuanda No.13, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16122

Jam buka:  08.00–17.00

3. Taman Suropati, Jakarta Pusat

Sudah didirikan sejak tahun 1920 dan termasuk salah satu taman tertua di Jakarta.  Taman ini sangat digemari berbagai kalangan karena udara di sekitar sangat sejuk, terutama kalau lagi duduk-duduk di bawah pohon-pohon besar yang usianya sudah ratusan tahun. 

Taman Suropati dilengkapi dengan jogging track, WiFi, permainan anak-anak dan food court. Kolam air mancur dan ikan-ikan di bagian tengah taman turut menambah keasrian Taman Suropati. Di waktu-waktu tertentu juga ada pertunjukan musik di sana.

Alamat: Pertemuan Jalan Imam Bonjol, Jalan Teuku Umar dan Jalan Diponegoro, Menteng.

4. Taman Menteng, Jakarta Pusat

Lokasi taman ini tak jauh dari Taman Suropati. Fasilitas Taman Menteng lebih lengkap karena ada lapangan futsal, lapangan basket dan ber-WiFi pula. Di dalamnya juga ada rumah kaca yang biasanya digunakan untuk menggelar pameran, pertunjukan musik,  atau resepsi. 

Pada saat orang tua lari pagi di jogging track Taman Menteng, Si Buah Hati bisa menghabiskan waktu di taman bermain anak-anak atau mengamati ikan-ikan yang berenang di kolam air mancur.

Alamat: Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat.

5. Taman Fatahillah, Jakarta Barat

Merupakan bagian dari Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua Jakarta. Taman ini lebih menyerupai pelataran luas di mana keluarga bisa duduk-duduk di bawah pohon sambil menikmati  bangunan-bangunan tua di sekitarnya. Si Buah Hati juga bisa bebas mengendarai sepedanya di sana atau bersantai sambil belajar tentang sejarah Jakarta.

Alamat: Museum Fatahillah. Jalan Roa Malaka, Kawasan Kota Tua, Jakarta.

6. Taman Cattleya, Jakarta Barat

Satu lagi tempat gratis yang bisa dikunjungi bersama keluarga. Taman ini terletak di Jakarta Barat dan sering juga disebut Taman Tomang. Tempatnya yang terang benderang hingga malam hari sering menjadikannya tempat berkumpul sejumlah komunitas dan piknik bersama keluarga. 

Bunda dan Ayah bisa Si Buah Hati belajar memancing di sebuah danau buatan yang ada di tengah taman ini atau sekadar berjalan-jalan menghirup udara segar di tengah kota.

Alamat : Jalan Tomang Raya, Bawah Jalan Layang Tomang.

7. Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat

Mungkin Bunda-Ayah mengenalnya sebagai lokasi aneka pameran. Padahal, taman yang luas ini punya berbagai sarana seperti lapangan yang luas untuk bermain sepak bola dan jogging track. 

Pokoknya, Taman Lapangan Banteng tetap asyik dikunjungi, khususnya bagi keluarga yang ingin berwisata dengan gratis. Anak-anak juga bisa melihat Monumen Pembebasan Irian Barat, sebuah peninggalan bersejarah dari masa kepemimpinan Presiden Sukarno.

Alamat: Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

8. Taman Tabebuya, Jakarta Selatan

Bagi keluarga yang tinggal di wilayah Jakarta Selatan, tak perlu jauh-jauh ke tengah Jakarta untuk menikmati taman. Di wilayah Jagakarsa, ada Taman Tabebuya. Meskipun tidak seluas taman di Jakarta pada umumnya, namun kebersihan dan keasrian taman ini patut diacungi jempol.  

Di Taman Tabebuya, orang tua bisa berolahraga bersama anak, atau mengajak mereka memberi makan ikan dan angsa. Hebatnya lagi, ada sebuah perpustakaan mini di Taman Tabebuya dengan koleksi buku yang cukup terawat. 

Panorama di Taman Tabebuya cukup indah, apalagi di saat bunga tabebuya sedang mekar. Bentuknya yang mirip bunga sakura membuat kita seolah sedang berada di Jepang.

Alamat: Jalan Raya Mohammad Kahfi, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

9. Taman Hutan Mangrove Jakarta, Jakarta Utara

Mungkin selama ini Bunda-Ayah pun hanya melihat pohon mangrove dari buku-buku bacaan atau televisi. Nah, bagaimana kalau melihat langsung bersama Si Buah Hati di habitat aslinya? 

Di taman ini, kita bisa melihat pohon mangrove sekaligus kegunaannya. Si Buah Hati juga bisa melihat aneka satwa yang biasanya hidup di sekitar mangrove seperti biawak, kodok, burung-burung, kepiting, beberapa jenis ikan dan aneka satwa lainnya. 

Kita pun ada menghirup udara segar dan hembusan angin dari pantai utara Jakarta. Bisa didatangi dengan naik mobil pribadi maupun mobil. Bagi yang ingin menginap, juga tersedia penginapan yang harus dipesan terlebih dulu.

Alamat : Taman Wisata Alam Angke Kapuk (PIK) :

Pantai Indah Kapuk, Kamal Muara, Jakarta Indonesia

Jam buka: 09.00 -18.00

10. Taman Bunga Wiladatika, Cibubur, Depok

Keberadaan taman seluas 32 hektar ini ditata elok dan dilengkapi fasilitas yang beraneka ragam dengan banyaknya objek dan pilihan kegiatan serta permainan di sana. Letaknya berdekatan dengan Sanggar Pramuka. 

Anak-anak bisa berjalan-jalan sambil melihat aneka koleksi bunga-bunga tropis, termasuk bunga anggrek yang digagas oleh Ibu Negara Tien Soeharto sejak 1990. Setelah di resmikan wisata Taman Bunga Wiladatika menjadi ikon wisata rekreasi dan sarana penggalangan dana untuk berbagai kegiatan. 

Di bagian taman ini, terdapat gedung olahraga dan gedung pertemuan yang menyediakan fasilitas seperti kolam renang khusus anak dan dewasa, wisata outbound, lapangan tenis, dan berbagai fasilitas lainnya.

Alamat : Jalan Lingkar Cibubur, Depok.

Jam buka: 09.00 -18.00 (*)

11. Taman Pustaka Bunga Cilaki, Bandung

Taman yang dulunya dikenal taman Cilaki ini, kini lebih cantik dengan ditanami sekitar bunga dari berbagai jenis. Suasana sejuk dan asri membuat banyak orang betah berlama-lama di tempat ini. Pengunjung taman harus mengikuti aturan masuk ke taman ini: tidak boleh bawa makanan, minuman, dan binatang.  

Di Taman Pustaka Bunga, orang tua bisa berolahraga bersama anak sambil menghirup udara segar. Koleksi tanaman bunganya cukup banyak dan bagus, apalagi di saat bunganya bermekaran.

Alamat: Jalan Raya Cilaki, Bandung Timur

Jam buka: 08.00-18.00

12. Taman Superhero, Bandung

Menempati area seluas kurang lebih 1000 m2, kini di Bandung ada yang disebut Taman Superhero. Patung superhero yang dipajang di sana adalah Gatotkaca, Superman dan Batman. Jadi tepat untuk membawa anak-anak ke taman ini. Meskipun superhero yang dipajang masih sedikit, setidaknya anak-anak dapat mengenal dan berfoto dengan keberadaan patung tokoh-tokoh ini.

Alamat: Jalan Raya Bengawan, Bandung

Jam buka: 08.00-16.00

13. Taman Srigunting, Semarang

Keberadaan taman ini sudah cukup populer di masyarakat Semarang. Lokasinya berada di kawasan Kota Lama tepatnya bersebelahan dengan salah satu bangunan ikon Semarang, Gereja Blenduk.

Taman ini biasanya dipenuhi pengunjung untuk berfoto dengan lanskap Gereja Blenduk atau Kota Lama.

Taman Srigunting tersusun indah dan rapi dengan bangku-bangku dan pepohonan rindang. Di Hari Minggu, anak-anak dapat bersepeda menyusuri taman ini.

Alamat: Kompleks Kota Lama Semarang.

Jam buka: tidak ada

14. Taman Sriwedari, Solo

Taman tempat hiburan bagi masyarakat daerah solo dan sekitarnya. Biasanya ada pagelaran seni budaya di tempat ini. Untuk segala kalangan dan sangat luas areanya dan sangat rindang pula tempatnya. Baik untuk bersantai bersama keluarga karena mudah dijangkau dari segala arah karena letaknya di pusat kota.

Alamat: Jl. Brigjend Slamet Riyadi No.275, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah

Jam buka: tidak ada

15. Taman Pintar Yogyakarta

Bangunan Taman Pintar ini dibangun  di kawasan benteng Vandeburg. Taman ini memadukan tempat wisata rekreasi maupun edukasi dalam satu lokasi. Taman Pintar memiliki arena bermain sekaligus sarana edukasi yang terbagi dalam beberapa zona. Tempat rekreasi ini sangat baik untuk anak-anak pada masa perkembangan. 

Beberapa tahun ini Taman Pintar menjadi alternatif tempat berwisata bagi masyarakat Yogyakarta maupun luar kota. Taman ini, khususnya pada wahana pendidikan anak usia dini dilengkapi dengan teknologi interaktif digital serta pemetaan video yang akan memacu imajinasi anak serta ketertarikan mereka terhadap teknologi. Pada saat ini ada 35 zona dan 3.500 alat peraga permainan yang edukatif.

Alamat: . Panembahan Senopati No. 1–3 Yogyakarta

Jam buka: 08.00-17.00

Dukung eksplorasi dan perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Ini Manfaatnya Bila Si Kecil Senang Aktivitas di Luar Ruang
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Tips Untuk Mengajarkan Si Buah Hati Bermain dengan Teman Sebaya

Published date

Memasuki usia prasekolah, biasanya Si Buah Hati akan cenderung agresif dan posesif. Karena masa ini merupakan masa peralihan, atau disebut momen Trotz. Di tahapan ini, ia akan cenderung keras kepala, membangkang, tidak menurut, dan lain sebagainya. Kenapa begitu? Sebab ia mulai mengerti dan memiliki kehendak sendiri, juga menyadari akan rasa kepemilikan terhadap sesuatu benda.

Lalu, bagaimana cara Bunda agar Si Buah Hati dapat bersosialisasi bersama teman sepermainan dan beradaptasi dengan lingkungan baru? 

Berikut hal-hal yang bisa Bunda terapkan untuk mengajarkannya beradaptasi dan bermain dengan teman sebayanya.

1. Memberikan Waktu Mengenal Lingkungan Baru

Sesungguhnya, di masa ini Si Buah Hati akan suka bermain dengan teman-temannya. Nah, kala Bunda mengajaknya bermain ke pusat permainan (playground) atau playgroup. Untuk awal kunjungan, Bunda lebih baik jangan memaksanya langsung berbaur dengan anak-anak di sana. Biarkan dia mengamati lingkungan sekitar dan merasa nyaman. 

Bunda perlu pula mendampingi Si Buah Hati untuk mulai bermain dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Juga menjelaskan peraturan bermain kepada Si Buah Hati apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di lingkungan barunya. 

Ingat Bunda, bila ia masih kesulitan beradaptasi di lingkungan baru janganlah memberi label “pemalu” atau “malu-maluin” kepada mereka. Karena sebenarnya hal itu akan semakin membuatnya menjadi sulit berinteraksi dengan teman-teman sepermainan.

2. Ajarkan Si Buah Hati untuk Berbagi Mainan

Bila Si Buah Hati sudah terbiasa bermain di tempat umum, Bunda bisa mengajarkannya untuk berbagi mainan dengan teman-temannya. Misalnya menetapkan waktu bermain suatu permainan, sehingga ia bisa bergantian dengan yang lain. 

Seperti, “Adik main perosotan sebanyak 3 kali ya. Setelah itu, gantian dengan teman yang lain. Kamu bisa coba permainan yang lain.” Bunda bisa pula membiasakan konsep berbagi ini di rumah. 

Misalnya ajak dia untuk membaca buku cerita dan bergantian membalikkan halaman buku saat Bunda membacakan dongeng. Dengan demikian, perlahan ia akan mengerti arti berbagi atau bergantian dan tidak egois.

3. Ajarkan Si Buah Hati Berempati

Bunda, rasa empati penting untuk diajarkan kepada Si Buah Hati sejak dini. Tujuannya agar mereka tidak egois ketika berhadapan dengan orang lain. Untuk pelajaran yang satu ini, Bunda bisa memberikannya beberapa contoh. Seperti terbiasa mengucapkan terima kasih ketika Bunda mendapatkan pertolongan dari orang lain, mengajarkan lewat buku cerita atau film yang mempunyai pesan moral.

4. Jangan Berlebihan Memuji Si Buah Hati

Tidak salah Bunda memuji Si Buah Hati dan sebenarnya hal tersebut sangat dianjurkan. Namun, janganlah memberinya pujian secara berlebihan karena nantinya ia akan merasa semua terpusat kepada dirinya sendiri. Karena itu, pujilah ketika mereka memang pantas untuk dipuji.

5. Berikan Contoh yang Baik

Peran Ayah dan Bunda sangatlah penting bagi Si Buah Hati. Untuk itu selalu bersikap baiklah ketika sedang di depannya. Apalagi di usia ini, ia sedang dalam tahap proses mengamati dan mengkopi apa yang dilihat dan didengar. Itulah sebab Bunda serta Ayah harus melakukan kebiasaan baik di rumah dan jadilah role model baginya.

Dukung aktivitas Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Yuk Bunda, Ajak Si Kecil Bermain dengan Teman Sepermainan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kapan Bunda Bisa Mengajarkan Anak Makan Makanan Keluarga?

Published date

Proses belajar Si Buah Hati menyantap makanan sendiri bisa jadi akan membuat meja makan terlihat kotor dan berantakan. Mungkin Bunda tidak betah melihatnya, tapi tidak apa. Sebab, pilihan Bunda untuk mengajari Si Buah Hati makan sendiri menyimpan banyak manfaat yang berguna ketika tumbuh besar. Seperti membantu Si Buah Hati untuk belajar mengukur jumlah asupan makanan yang dibutuhkan hingga mengajarkan anak makan makanan keluarga. Lalu, kapan waktu yang tepat dan bagaimana tips untuk melatih Si Buah Hati untuk dapat makan makanan keluarga? 

Kapan Seharusnya Mengajarkan Anak Makan Makanan Keluarga?

Bunda mungkin kerap menyiapkan makanan untuk Si Buah Hati berbeda dengan menu keluarga. Salah satunya karena perbedaan tekstur makanan untuk anak yang baru mulai mencoba makanan padat. Lalu, kapan sebaiknya Si Buah Hati mengenal makanan keluarga? Jawabannya adalah mengajarkan anak makan makanan keluarga pada usia dini sudah bisa dimulai sejak usianya 12 bulan.

Di usia 12 bulan, Si Buah Hati sudah siap mencicipi makanan yang sama dengan Bunda dan Ayah. Meskipun, beberapa anak mungkin masih perlu penyesuaian tekstur seperti dicincang seperlunya. Ini karena Si Buah Hati sudah bisa beradaptasi dengan berbagai jenis tekstur makanan tapi kemampuan mengunyahnya belum sempurna.

Jika Si Buah Hati menolak atau belum terbiasa dengan berbagai rasa dari makanan keluarga, Bunda tidak perlu menyerah. Pasalnya, butuh waktu 12 sampai 17 kali untuk mengenalkan suatu makanan kepada anak sebelum mereka tertarik untuk mencobanya. 

Bunda perlu mengajarkan kepada Si Buah Hati untuk mencoba berbagai makanan keluarga, menawarkan makanan kaya nutrisi kepadanya serta menyusun jadwal makan yang teratur.

Tips Membangun Kebiasaan Makan yang Baik untuk Anak

Si Buah Hati mungkin perlu waktu untuk menyesuaikan dengan menu makanan keluarga. Beberapa hal yang mungkin perlu Bunda sesuaikan adalah tekstur dan rasa yang disukai anak. Berikut beberapa tips untuk membangun kebiasaan makan yang baik bagi anak yang mulai makan makanan keluarga.

1. Makan Bersama

Bunda dapat mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk makan bersama sesering mungkin, setidaknya sekali dalam sehari untuk mengajarkan anak makan makanan keluarga. Pilihlah hidangan yang dapat dinikmati seluruh anggota keluarga termasuk anak-anak. Variasi makanan tak harus dari memasak banyak hidangan. Bunda dapat memberi variasi sederhana seperti lewat sayuran atau kacang-kacangan yang menarik bagi Si Buah Hati. 

2. Ajak Anak Memasak

Berbelanja bahan makanan hingga memasak bersama bisa menjadi kesempatan bagus untuk memberi tahu anak tentang makanan keluarga. Untuk awal, mungkin anak tak akan tertarik diajak berbelanja atau memasak bareng. Namun Bunda harus tetap berusaha sampai membuat mereka tertarik. Bunda mungkin dapat memperlihatkan video memasak makanan yang disukai anak atau membaca resep bersama.

3. Perkenalkan makanan baru kepada Si Buah Hati

Perkenalkan berbagai macam makanan kepada Si Buah Hati. Mungkin diperlukan lebih dari 10 kali untuk membujuk Si Buah Hati mau mencoba makanan baru. Sebaiknya jangan mengelabui, menyuap, atau memaksa anak untuk mencoba makanan baru. Jelaskan rasa, tekstur, dan suhu makanan untuk membantu anak menjadi lebih nyaman dengan makanan baru.

Baca Juga: Apa Saja Kandungan Nutrisi DANCOW 1+? Yuk, Simak di Sini!

Tips Melatih Anak Makan Sendiri

Saat mengajarkan anak makan makanan keluarga, Bunda juga bisa mulai melatih Si Buah Hati untuk makan sendiri. Meski begitu, Bunda perlu memberikan waktu yang cukup bagi Si Buah Hati untuk mengeksplorasi kemampuannya makan sendiri. Seperti jangan membersihkan mulut Si Buah Hati selama proses belajar makan, namun bantulah dia merapikan diri setelah selesai bersantap. Manfaat cara ini adalah memberikan kepercayaan diri bahwa Si Buah Hati bisa melakukan aktivitas makan tanpa dibantu orang dewasa.

Bunda sendiri bisa melatih Si Buah Hati untuk makan sendiri setelah berusia di atas 1 tahun. Bertambah besar dan sering makan sendiri, maka Si Buah Hati akan semakin terampil. Nah, jika Bunda ingin mulai mencoba melatih Si Buah Hati makan sendiri, ada empat tips stimulasi yang bisa dicoba. Berikut cara mengajarkan anak makan sendiri dengan tepat.

1. Meja Khusus

Ketika Si Buah Hati menginjak usia satu tahun, Bunda sebaiknya membelikan meja makan khusus. Letakkanlah mejanya dekat dengan meja makan keluarga. Penting sekali saat ia makan, anggota keluarga yang lain juga ikut makan. Bila tidak ada meja khusus, Bunda bisa membantu Si Buah Hati duduk di meja makan keluarga dengan bangku beralaskan bantalan empuk.

2. Mulai dari Tangan

Awali stimulasi Bunda dengan mengenalkan Si Buah Hati pada “finger food” atau makanan yang bisa disantap dengan tangan seperti biskuit, kentang rebus, atau buah yang dicincang. Pastikan agar tangan dan area makan Si Buah Hati bersih dari kuman. Karena makanan yang Bunda berikan mungkin terjatuh lalu dia belajar memungut, dan kembali memasukkannya ke mulut.

3. Lanjut dengan Sendok

Jika sudah pandai memungut dan melahap makanan dengan tangan sendiri, tahap selanjutnya adalah mengajari Si Buah Hati memegang sendok. Beri contoh cara makan dengan sendok dan biarkan Si Buah Hati mengamati Bunda. Apa yang ia amati, akan ditirukan.

4. Bundaku Idolaku

Proses belajar makan sendiri akan lebih efektif lagi, jika Bunda menyantap makanan yang sama dengan Si Buah Hati. Contoh praktisnya, kalau Bundanya makan tomat, Si Buah Hati juga makan tomat. Tunjukkan ekspresi yang bahagia atau lahap saat Bunda makan tomat. Hal ini membangun persepsi bawah sadar Si Buah Hati bahwa tomat itu enak rasanya untuk dimakan. Inilah salah satu cara agar Si Buah Hati tidak jadi “picky eater” atau terbiasa pilih-pilih makanan di kemudian hari. 

Untuk mendukung pemenuhan asupan gizi harian anak, Bunda juga dapat memberikan DANCOW 1+ Imunutri yang memiliki kandungan vitamin A, C, E dan zink, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan Omega 3 & 6.

Itu dia sejumlah tips mengajarkan anak makan makanan keluarga yang mengasyikkan. Selain membuat Si Buah Hati mampu mengatur asupan nutrisi, kebiasaan makan sendiri membuatnya lebih mandiri dan mengurangi ketergantungannya terhadap Bunda. Selamat mencoba! 

Image Article
Kapan Bunda Bisa Mulai Mengajarkan Anak Makan Makanan Keluarga?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tanamkan Percaya Diri Si Buah Hati Agar Mandiri

Published date

Ulang tahun pertama Si Buah Hati merupakan momen istimewa buat Ayah dan Bunda. Melihatnya tumbuh kembang dengan baik selalu membuat orang tua merasa bahagia. Kini ia sudah bisa berjalan, berlari, hingga memanjat-manjat. Dia pun bertingkah seperti sudah bisa melakukan segalanya sendiri.

Terkadang Ayah dan Bunda mungkin merasa khawatir saat Si Buah Hati berkeinginan kuat untuk melakukan banyak hal tanpa bantuan. Misalnya minum sendiri dari gelas dan makan sendiri dengan sendok. Atau di lain waktu dia akan mencoba mengambil mainan dari tempat tinggi dengan memanjat. Bunda, pada usia 1 tahun, Si Buah Hati memang sedang mengembangkan kepercayaan diri. Rasa ingin tahu yang begitu besar mendorong anak selalu ingin melakukan berbagai aktivitas tanpa dibantu. Maka, orang tua berperan untuk memupuk rasa percaya dirinya. Yuk cari tahu tips parenting agar anak mandiri:

1. Jangan Terlalu Protektif

Sebaiknya Bunda dan Ayah jangan terlalu banyak melarang Si Buah Hati melakukan ini itu. Sebab akan menghambat kreativitasnya. Bila Bunda terlalu protektif, dia tidak akan belajar mandiri. Yang perlu Bunda lakukan adalah mengawasinya agar tetap terlindungi saat mencoba melakukan beragam hal.

2. Beri Kebebasan

Biarkan Si Buah Hati bereksplorasi hingga ke sudut ruangan atau menjelajah pekarangan dan taman. Bunda tidak perlu cemas kalau rumah akan berantakan atau takut kalau dia akan terpapar kuman. Beri anak kepercayaan untuk bisa melakukan berbagai aktivitas sendiri dan bereksplorasi.

3. Beri Semangat

Mendampingi Si Buah Hati tidak berarti selalu membantunya lho.. Bunda bisa selalu meyakinkan, memberi semangat, dan mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Rasa percaya dirinya akan tumbuh jika dia yakin mampu melakukan sesuatu.

4. Amankan Arena Bereksplorasi

Pastikan bahwa lingkungan rumah cukup aman bagi balita. Sembunyikan kabel, stop kontak listrik, dan peralatan tajam. Jauhkan cairan beracun seperti sabun, deterjen, dan terpenting dari jangkauan Si Buah Hati. Jika Bunda yakin arena bereksplorasi sudah aman, biarkan dia berkeliling dengan bebas.

5. Selalu Ada untuk Si Buah Hati

Saat berusia satu tahun, Si Buah Hati sudah lebih sadar akan diri dan panca indera. Ia mulai menyadari bahwa lingkungannya lebih besar dan lebih tinggi, sehingga anak merasa tidak berdaya. Maka dia membutuhkan kehadiran Ayah dan Bunda untuk membuatnya kembali nyaman.

Terkadang anak bersikap seperti bayi lagi. Saat merasa tidak nyaman, Si Buah Hati akan mencari-cari orang tuanya, menempel pada Bunda dan bahkan menangis jika Ayah luput di pandangannya. Kejadian ini adalah hal yang wajar terjadi saat ia sedang belajar mengembangkan rasa percaya diri. Pastikan Bunda selalu ada untuk memperkokoh perasaan aman.

Tanamkan keyakinan pada diri Si Buah Hati, agar ia merasa mampu melakukan banyak hal saat bereksplorasi. Juga tetap awasi dan dampingi anak dalam setiap kegiatan. Ini akan menjadi modal tumbuhnya kepercayaan diri.

Image Article
Tanamkan Percaya Diri Si Kecil Agar Mandiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off