Latih Kemampuan Bahasa Si Buah Hati Demi Masa Depan Cerah
09-11-2020
Bunda, kemampuan bahasa merupakan sebuah indikator perkembangan kognitif Si Buah Hati. Terutama bila ia sudah memasuki usia sekolah. Menurut penelitian Ahmad Wahyudin yang berjudul Bilingualisme: Konsep dan Pengaruhnya Terhadap Individu, kemampuan Si Buah Hati menuturkan dua bahasa atau lebih akan mengubah anatomi otak "grey area", yaitu bagian otak yang mengolah informasi. Dalam proses ini berkembang seperti layaknya pembentukan otot dalam sebuah latihan badan. Dengan kata lain, otak diajak "berolahraga" dengan belajar bahasa kedua
Lalu bagaimana cara tepat melatih multibahasa untuk Si Buah Hati? Konsistensi Bunda dan Ayah adalah kunci utama untuk melatihnya, yakni dengan menerapkan prinsip One Parent One Language (OPOL). Dalam konsep ini, Bunda dan Ayah, sebagai model panutan, tetap menggunakan bahasa ibu dalam percakapan sehari-hari kepada Si Buah Hati. Untuk melatih bahasa tambahan, Bunda dapat mengajak Si Buah Hati melakukan beberapa kegiatan:
1. Menonton film anak-anak yang menggunakan bahasa asing
Seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, dan lainnya. Perlahan ia akan meniru ucapan dalam film tersebut. Berikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk bertanya kata-kata yang tidak dimengertinya. Bunda pun dapat menjawabnya dengan tetap menggunakan bahasa Ibu.
2. Perkenalkan bahasa asing lewat musik
Seperti kebanyakan anak, Si Buah Hati pasti menyukai musik. Karenanya, Bunda bisa mengunduh beberapa lagu anak-anak dari negara lain dalam sebuah pemutar musik. Meski belum memahami makna lagu tersebut, kegiatan ini mampu merangsang memori otak Si Buah Hati. Perlahan Si Buah Hati akan mengenali bunyi dan frasa dari lagu berbahasa asing yang didengarnya. Jangan kaget jika suatu hari Si Buah Hati bernyanyi dalam bahasa asing.
3. Buku cerita
Buku cerita bergambar juga menjadi salah satu cara mengenalkan dan melatih multibahasa kepada Si Buah Hati. Bacakan ceritanya sambil menunjuk gambar yang tersedia. Biarkan Si Buah Hati bertanya makna sebuah objek. Kegiatan ini secara perlahan merangsang Si Buah Hati untuk memahami makna sebuah objek dan menambah kosakata dalam beberapa bahasa.
4. Sekolah berbahasa asing
Memasuki usia 5 tahun tentunya Si Buah Hati sudah bisa mengikuti proses pembelajaran di kelas. Nah, di sini Bunda dapat mengikutkan Si Buah Hati ke taman kanak-kanak yang menggunakan bahasa asing, selain bahasa Ibu. Biarkan Si Buah Hati belajar dan bersosialisasi dalam bahasa asing.
5. Bermain dengan teman berbahasa asing
Buatkanlah Si Buah Hati janji bermain dengan anak seusia yang orang tuanya memiliki kesamaan visi dalam melatih multibahasa. Bunda jadwalkan sepekan sekali untuk Si Buah Hati bermain bersama di luar rumah dan luar jam sekolah. Kegiatan ini akan terus menghadirkan teman untuk mengasah berbahasa asing yang sedang ia pelajari. Jika sulit menemukan teman bermain di sekitar rumah yang bervisi sama, Bunda dapat memasukkan Si Buah Hati ke kelas les bahasa.
Bagaimana jika Bunda dan Ayah adalah penutur bahasa yang berbeda? Tidak perlu risau. Prinsip OPOL masih bisa diterapkan. Bunda dan Ayah tetap berkomunikasi dengan bahasa masing-masing kepada Si Buah Hati. Secara perlahan, Si Buah Hati terbiasa untuk membedakan bahasa yang digunakan oleh kedua orang tuanya.