Cara Memperbaiki Pola Asuh yang Salah Penyebab Anak Jadi Manja

Published date

Dalam kehidupan anak, orang tua memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar, terutama dalam mendukung tumbuh kembang serta pembentukan karakternya di masa yang akan datang. Selain memenuhi kebutuhan nonmaterial seperti fisik dan mentalnya saja, sebagai orang tua juga harus menerapkan pola asuh yang dapat dapat membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya. 

Pemilihan pola asuh juga tergantung dari perspektif orang tua yang menginginkan pengasuhan seperti apa yang akan digunakan. Namun, pastinya dengan mempertimbangkan apa saja dampak yang mungkin memengaruhi perkembangan anak, baik secara fisik maupun kepribadian anak. Sebab, pola asuh yang salah justru dapat membuat seorang anak tumbuh sebagai pribadi yang agresif, manja, dan tidak percaya diri. 

Tipe Pola Asuh yang Diterapkan Oleh Orang Tua Terhadap Anaknya

Pola asuh merupakan cara orang tua dalam menjaga, mengasuh, mendidik, dan melatih seorang anak agar menjadi anak yang mandiri dan bisa melakukan semua pekerjaan dengan pemikiran sendiri. Terdapat beberapa tipe pola asuh yang penting untuk disimak berikut ini.

  1. Pola asuh otoriter (authoritarian parenting), yaitu pola pengasuhan yang menetapkan aturan atau perilaku yang harus dipatuhi. Jika dilanggar, maka anak akan mendapatkan hukuman yang keras, baik secara verbal maupun non-verbal. Bisa dibilang bahwa ini juga merupakan pola asuh yang salah karena justru membuat anak kurang terbuka kepada orang tua, menarik diri, penentang norma, penakut, dan kesulitan dalam membuat keputusan dalam hidupnya sebab tidak pernah diberi kesempatan oleh orang tuanya.
  2. Pola asuh demokratis atau otoritatif (authoritative parenting), yaitu pola pengasuhan yang menekankan pada individualitas anak, mendorong anak agar belajar mandiri, namun orang tua tetap memegang kendali atas anak dengan cara memberi arahan dan pengawasan penuh. Pola asuh ini dapat membangun relasi yang baik antara orang tua dan anak karena anak diberi ruang diskusi dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan, sehingga mereka juga menjadi lebih terbuka pada orang tuanya.
  3. Pola asuh permisif (permissive parenting), yaitu pola asuh yang tidak menetapkan aturan dan nilai kedisiplinan pada anak, sehingga anak dapat melakukan apapun tanpa adanya tuntutan dari orang tuanya. Sayangnya, pola asuh ini bisa menjadi pola asuh orang tua yang salah karena dapat membuat anak menjadi manja, egois, dan membuat mereka terbiasa melakukan pelanggaran terhadap norma sosial yang ada.

Lebih lanjut lagi, Meriyati M.Psi, Psi, seorang Psikolog Rumah Sakit Pondok Indah, Puri Indah menjelaskan bahwa pola asuh orang tua sejak anak masih kecil bisa menuntun akan seperti apa karakteristiknya di masa depan. Pola asuh permisif adalah pola asuh di mana orang tua akan sangat terlibat, hadir, dan bertanggung jawab terhadap anaknya. 

Sayangnya, hal ini tidak diimbangi dengan tuntutan atau aturan kepada anak sehingga cenderung membiarkan anak melakukan apa yang mereka mau atau inginkan tanpa mempertimbangkan banyak hal. Tak heran jika pada akhirnya tipe pola asuh ini juga disebut sebagai gaya asuh yang memanjakan.

Bukan tanpa sebab, pola pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga biasanya juga dipengaruhi oleh pengalaman orang tua saat mereka kecil. Hal inilah yang membuat mereka kembali menerapkannya pada anak-anaknya tanpa menyadari bahwa apa yang mereka lakukan mungkin saja merupakan pola asuh anak yang salah.

Baca Juga: Jenis-jenis Kecerdasan Anak dan Tips Optimalkannya

Cara Memperbaiki Pola Asuh yang Salah

Nah, jika kebetulan selama ini tanpa sadar Bunda menerapkan pola asuh anak yang salah, maka segera perbaiki dengan beberapa cara berikut ini.

  1. Mengajak pasangan untuk merubah gaya pengasuhan. Sama halnya dengan authoritative parenting, Bunda bisa memulainya dengan membuat aturan dan batasan yang jelas untuk setiap hal yang dilakukan oleh anggota keluarga.
  2. Melibatkan anak dalam pembuatan aturan. Bunda bisa mengadakan rapat keluarga untuk mendiskusikan aturan-aturan apa saja yang diperlukan. Jangan lupa tanyakan pendapat dan diskusikan pro kontranya. 
  3. Tentukan konsekuensi yang jelas dan masuk akal bagi yang melanggar aturan. Misalnya saja saat Si Buah Hati malas untuk membersihkan kamarnya sendiri, maka konsekuensi yang akan mereka terima adalah tidak boleh bermain gim saat akhir pekan.
  4. Memberikan sugesti pada diri sendiri bahwa menjadi orang tua yang baik tidak selalu harus membebaskan dan mengabulkan semua permintaan anaknya. Sebaliknya, sebagai orang tua harus mengajarkan anak bahwa butuh usaha keras untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan ada konsekuensi yang harus diterima untuk setiap perbuatan yang dilakukannya.

Selain pola asuh, hal lain yang tak kalah penting dalam tumbuh kembang Si Buah Hati adalah supan gizi yang diberikan. Pastikan Bunda selalu memberikan asupan gizi yang seimbang, agar kesehatan tubuh Si Buah Hati tetap terjaga dan pertumbuhannya semakin optimal.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. DANCOW FortiGro yang mengandung vitamin dan mineral dapat mendukung proses belajar Si Buah Hati. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. Manfaat DANCOW FortiGro Instant ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.  

DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Semoga dengan informasi seputar cara memperbaiki pola asuh yang salah di atas dapat membantu Bunda dalam mengembangkan karakter anak agar menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan baik hati, ya. 

Image Article
Cara Pola Asuh yang Salah Penyebab Anak Jadi Manja
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Sekolah

Published date

Sebagai orang tua, sudah sepantasnya kita dapat memahami dan mendukung minat, bakat, serta kreativitas yang dimiliki oleh anak. Melalui kreativitas, anak cenderung lebih mampu menyelesaikan masalah, berpikir out of the box, serta melakukan berbagai hal baru dan menyenangkan dalam hidupnya. Kemampuan ini jugalah yang bisa menjadi modal kesuksesan anak di masa yang akan datang apapun bidang yang dipilihnya kelak. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak, simak penjelasannya berikut ini. 

Cara Mengembangkan Kreativitas Anak

Sebuah jurnal berjudul “Developing Young Children’s Creativity: What Can We Learn From Research?” yang diterbitkan oleh National Foundation for Educational Research (NFER) mendefinisikan kreativitas sebagai sekumpulan proses yang terdiri dari beberapa hal seperti:

  1. Imajinasi.
  2. Orisinalitas atau keaslian, yaitu kemampuan untuk menghasilkan ide dan produk baru yang tidak biasa.
  3. Kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide yang berbeda melalui pemikiran yang berbeda pula.
  4. Pemecahan masalah dengan menerapkan pengetahuan dan imajinasi pada situasi tertentu.
  5. Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai dan berbeda dari yang lainnya.

Pada anak-anak, cara mengembangkan kreativitas yang paling mudah adalah melalui permainan seru. Hal ini diperkuat oleh penjelasan dari Harvard Graduate School of Education yang menyatakan bahwa bermain adalah segalanya bagi anak-anak dan tak hanya berupa satu jenis aktivitas saja, melainkan datang dalam berbagai bentuk, seperti:

  1. Social play atau permainan sosial, yaitu kondisi di mana anak-anak bermain dengan satu sama lain atau dengan orang dewasa, seperti melempar bola, bermain lego, bermain peran, dan masih banyak lagi permainan seru lainnya.
  2. Independent play atau permainan mandiri, yaitu kondisi di mana anak-anak bermain sendiri, seperti bercerita dengan action figure atau boneka binatang, menyusun teka-teki, menyusun lego dan puzzle, membangun balok, dan permainan seru lainnya.
  3. In guided play atau permainan yang dipandu, di mana anak-anak bermain dalam konteks yang telah diatur atau dipandu oleh orang dewasa. Misalnya saat berada di sekolah atau playground di mana sang pemandu akan bertanya, "Kita akan bermain drama dengan menggunakan alat peraga ini. Menurut kamu, apa tema drama yang akan dimainkan dan bagaimana sebaiknya kita memulainya?"

Baca Juga: Tips dan Tahapan Belajar Membaca Huruf dengan Cepat

Bagaimana Cara Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Permainan?

Melansir dari Healthline.com, berikut ini beberapa cara mengembangkan kreativitas anak yang bisa Bunda lakukan di rumah.

  1. Tunjukkan ‘dunia’ yang belum pernah dijumpai oleh Si Buah Hati. Misalnya dengan mengajaknya bepergian ke tempat baru, berkemah, pergi ke museum, atau menunjukkan berbagai macam budaya yang berbeda satu sama lain.
  2. Ajak Si Buah Hati untuk berimajinasi. Misalnya saat bermain plastisin, mintalah mereka untuk membuat berbagai bentuk yang lucu dan unik.
  3. Selalu mendukung minat alami Si Buah Hati. Jika mereka tertarik pada suatu kegiatan, berikan mereka kesempatan untuk melakukan kegiatan tersebut dengan leluasa.
  4. Membebaskan anak untuk bereksplorasi namun tetap memberikan arahan serta menjelaskan mana hal yang berbahaya dan mana yang tidak. Rasa ingin tahu yang besar dapat menuntun mereka ke berbagai hal baru dan menarik yang penuh dengan petualangan dan pembelajaran dalam hidupnya. Persiapkan diri juga untuk menjawab berbagai macam pertanyaan ‘ajaib’ yang mungkin dilontarkan Si Buah Hati dengan cara memperbanyak bahan bacaan dari berbagai sumber.
  5. Hindari untuk berkata ‘salah’ terhadap imajinasi Si Buah Hati. Misalnya saat mereka menggambar roda dalam bentuk segitiga atau mewarnai gunung dengan warna pink. Sebaliknya, coba puji hasil karya dan imajinasinya, misalnya dengan berkata “Wah menarik sekali! Kira-kira kenapa yak kok rodanya segitiga dan pohon warnanya pink?” Biarkan mereka menjelaskan alasannya sendiri mengapa mereka membuatnya seperti itu.
  6. Berikan pertanyaan kreatif. Misalnya saat menemani anak bermain di rumah, tanyakan hal seperti “Coba jelasin ke Bunda deh Nak, ini cara mainnya gimana, sih?” “Kalau baling-balingnya Bunda lepas, kira-kira apa yang akan terjadi?”. Perhatikan jawaban Si Buah Hati, meskipun tidak semuanya benar, namun hal ini menunjukkan bahwa mereka berusaha untuk berpikir.

Melatih kreativitas anak tidak lepas dari fungsi dan kinerja otaknya. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk memerhatikan asupan gizinya setiap hari agar cara mengembangkan kreativitas ini memberikan hasil yang optimal. Selain memberikan makanan bergizi seimbang, lengkapi juga dengan memberikan susu seperti DANCOW FortiGro.

DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.  

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.  

DANCOWFortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai camilan saat mereka belajar dan bermain di rumah. Yuk, lengkapi persediaan DANCOW FortiGro dengan varian rasa favorit Si Buah Hati untuk bantu mereka tingkatkan kreativitasnya mulai sekarang!

Image Article
Cara Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Sudah Tau Jenis-jenis Kecerdasan Anak Berikut Ini?

Published date

Sebagai orang tua yang mendidik dan mendukung proses tumbuh kembang anak, apakah Bunda sudah tahu bahwa setiap anak dilahirkan dengan delapan jenis kecerdasan otak yang dimilikinya?  Setidaknya, ada delapan jenis kecerdasan manusia yang mewakili cara-cara yang berbeda dalam memproses informasi. 

Pada umumnya, setiap anak bisa saja memiliki salah satu maupun beberapa jenis kecerdasan secara langsung. Dengan memahami jenis-jenis kecerdasan pada anak ini nantinya dapat mempermudah kita dalam mendukung minat dan bakat anak agar sukses di masa yang akan datang.

Jenis Kecerdasan Anak Berdasarkan Ciri-cirinya 

Memahami area kecerdasan yang unik dan unggul pada anak dapat membantu mereka untuk menjadi seseorang yang sukses di masa yang akan datang. Oleh karena itu, yuk pahami lebih lanjut mengenai jenis-jenis kecerdasan anak melalui penjelasan di bawah ini!

1. Kecerdasan spasial

Kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan dalam berbagai dimensi. Anak-anak dengan kecerdasan spasial cenderung sangat menyukai visual dan gambar dan dapat mempelajarinya dengan baik. Beberapa pilihan karier yang cocok antara lain pilot, perancang busana, arsitek, ahli bedah, artis, dan insinyur.

2. Kecerdasan tubuh atau kinestetik

Kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan cara yang menunjukkan kehebatan fisik dan kemampuan atletisnya. Anak dengan kecerdasan ini biasanya sangat menyukai beberapa kegiatan yang banyak melibatkan gerakan tubuh olahraga, senam, dan menari. Beberapa karier yang cocok adalah penari, atlet, mekanik, atau aktor.

3. Kecerdasan musikal

Anak memiliki kepekaan terhadap ritme, nada, meter, nada, melodi, dan warna suara. Mereka juga tertarik dan memiliki kemampuan untuk bernyanyi dan atau memainkan alat musik. Pilihan karier yang cocok adalah penyanyi, konduktor musik, guru musik, penulis lagu, dan menulis.

4. Kecerdasan linguistik atau bahasa

Kecerdasan yang melibatkan kepekaan terhadap makna kata-kata, urutan di antara kata-kata, serta suara, irama, infleksi, dan meteran kata-kata. Anak-anak dengan kecerdasan bahasa biasanya selalu mendapat nilai tinggi saat menulis cerita, menghafal informasi, dan membaca. Beberapa karier yang potensial antara lain penulis, jurnalis, editor, pengacara, dan professor bahasa.

Baca Juga: Jenis-jenis Kecerdasan dan Cara Mengasahnya

5. Kecerdasan logis-matematis

Kemampuan untuk menganalisis masalah secara logis. Anak-anak dengan tipe kecerdasan logis merespon paling baik terhadap instruksi langsung dan sederhana dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Beberapa karier yang cocok adalah programmer, ahli matematika, ahli ekonomi, akuntan, ilmuwan, dan insinyur.

6. Kecerdasan interpersonal

Kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain serta memiliki kepekaan terhadap suasana hati, perasaan, temperamen, dan motivasi orang lain. Anak dengan kecerdasan ini cenderung lebih mudah beradaptasi di tempat baru dan memiliki banyak teman. Beberapa karier yang cocok adalah manajer tim, negosiator, politisi, juru bicara, psikolog, dan pengusaha.

7. Kecerdasan intrapersonal

Memiliki kepekaan terhadap perasaan, tujuan, dan kecemasan diri sendiri, serta kemampuan untuk merencanakan dan bertindak berdasarkan sifat-sifat diri sendiri. Beberapa karier yang sesuai adalah terapis, konselor, psikolog, pengusaha, dan ahli teori.

8. Kecerdasan naturalis

Memiliki kemampuan untuk memahami nuansa di alam, termasuk ketertarikan pada tanaman, hewan, dan elemen alam dan kehidupan lainnya. Karier yang cocok untuk digeluti adalah ahli geologi, petani, ahli biologi, ahli konservasi, ahli botani, dan hal lain yang berkaitan dengan alam.

Nah, dari beberapa jenis-jenis kecerdasan pada anak di atas, mana yang paling sesuai dengan karakter Si Buah Hati nih, Bunda? Agar mereka dapat mendukung minat dan bakatnya, pastikan untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbangnya dengan baik ya, Bunda.

Saat ini Bunda tak perlu bingung memilih produk susu untuk mendukung proses tumbuh kembang Si Buah Hati, sebab ada DANCOW FortiGro sebagai susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

DANCOW FortiGro mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental serta mendukung imunitas Si Buah Hati, serta dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan. 

Semoga dengan memahami jenis-jenis kecerdasan anak di atas bisa mempermudah Bunda dalam mendukung minat dan bakat Si Buah Hati agar mereka sukses di masa yang akan datang, ya!

Image Article
Bunda, Sudah Tau Jenis-jenis Kecerdasan Anak Berikut Ini?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bahaya Strict Parents untuk Kesehatan Mental Anak

Published date

Menjalani peran sebagai orang tua, Bunda pasti sudah seringkali mendengar soal pola asuh strict parents, bukan? Untuk mengetahui lebih jelas mengenai strict parents dan dampaknya pada kesehatan mental Si Buah Hati, yuk simak penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Pola Asuh Strict Parents?

Dikutip dari laman kesehatan mental Psych Central menjelaskan bahwa pola asuh strict parents sama halnya dengan authoritarian parenting atau pola asuh otoriter yang sangat ketat. Orang tua yang otoriter berusaha untuk mengevaluasi, membentuk dan mengontrol sikap serta perilaku anak mereka sesuai dengan standar perilaku yang telah ditetapkan. Jika anak gagal untuk mematuhi aturan yang sudah ditetapkan, maka mereka akan dihukum.

Latar belakang kebangsaan, budaya, maupun etika yang diyakini menjadi salah satu alasan mengapa sebagian orang tua menerapkan pola asuh strict parents. Lebih dari itu, orang tua yang otoriter juga percaya bahwa memerintah dengan ‘tangan besi’ merupakan cara terbaik untuk membuat anaknya tetap terkendali dan berada di jalan yang benar.

Tracy Trautner, selaku pendidik anak usia dini dari Michigan State University menjelaskan mengenai gaya pengasuhan strict parents melibatkan beberapa hal berikut ini.

  1. Memiliki aturan ketat yang harus diikuti dan anak akan mendapatkan hukuman jika tidak mematuhinya. Hukuman yang diberikan biasanya dapat berupa kekerasan, baik secara fisik maupun emosional.
  2. Perintah yang harus diikuti seringkali tanpa instruksi atau arahan yang jelas, misalnya kalimat seperti “Kalau Bunda suruh, kamu harus lakukan!”
  3. Orang tua yang merasa bahwa kepatuhan sama dengan cinta.
  4. Tidak ada komunikasi yang terbuka dalam gaya pengasuhan strict parents.
  5. Umumnya tidak ada sikap saling memberi dan menerima. Orang tua memiliki kontrol penuh terhadap keluarga.
  6. Orang tua yang otoriter tidak terlalu emosional atau penuh kasih sayang dan kritis terhadap anaknya, terutama jika mereka gagal memenuhi harapannya.
  7. Tingkat responsif orang tua yang rendah dan tuntutan orang tua yang tinggi.

Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak

Bahaya Strict Parents

Meski kelihatannya gaya pengasuhan ini dapat membuat seorang anak menjadi patuh terhadap orang tuanya, namun tak sedikit juga dampak strict parents pada anak yang mengintai. Hal ini terjadi karena gaya pengasuhan yang terlalu ketat dan keras seringkali tidak diimbangi dengan cinta, kehangatan, dan rasa hormat kepada Si Buah Hati. Agar lebih waspada, simak beberapa ini beberapa dampak buruk strict parents yang bisa dialami oleh Si Buah Hati.

  1. Menjadi agresif, tetapi juga bisa menjadi tidak kompeten secara sosial, pemalu, dan tidak dapat membuat keputusan sendiri.
  2. Memiliki harga diri yang rendah dalam keluarga, penilaian karakter yang buruk, dan akan memberontak terhadap figur otoritas saat mereka dewasa.
  3. Anak akan mencontoh perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua mereka ketika bersama teman sebayanya.
  4. Jarang belajar untuk berpikir dan mengambil keputusan sendiri.
  5. Mengalami kesulitan dalam mengelola kemarahan mereka dan sangat mudah marah.

Akibat strict parents, anak tumbuh dengan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi karena tekanan untuk memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh orang tuanya. Melansir buku berjudul Pengasuhan Positif Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia, saat anak berada dalam kendali penuh orang tuanya dan tidak memiliki kesempatan untuk membuat keputusannya sendiri, maka mereka cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Maka tak heran jika pada akhirnya mereka selalu merasa tidak mampu untuk melakukan banyak hal.

Tak hanya itu saja, daya kreativitas dan eksplorasi yang rendah pada anak juga merupakan contoh dari bahaya strict parents yang membuat mereka takut untuk mencoba berbagai hal baru di luar batasan yang sudah ditetapkan orang tuanya. Pada akhirnya, kondisi ini membuat mereka tumbuh sebagai seorang anak yang kurang terampil dalam berinteraksi sosial dan kesulitan untuk membangun hubungan baik dengan lingkungan sekitarnya, terutama teman-teman sebayanya.

Anak yang tumbuh dengan pola pengasuhan strict parents juga cenderung memiliki dukungan emosional yang rendah. Pasalnya, strict parents atau orang tua yang keras kurang memberikan dukungan emosional yang diperlukan kepada anaknya untuk dapat tumbuh menjadi orang yang percaya diri. Mereka bergantung pada orang lain untuk membangun kepercayaan diri mereka, yang merupakan bawaan sejak lahir karena mereka selalu meminta persetujuan dari orang tua. Pada akhirnya, anak juga seringkali merasa tidak didengar, tidak dimengerti, atau tidak diberi kebebasan untuk mengekspresikan emosinya. 

Bagaimana Cara Menghindari Pola Asuh Strict Parents?

Alih-alih menjadi orang tua yang otoriter, usahakan untuk menerapkan pola asuh sebagai orang tua yang demokratis (authoritative parenting) untuk mencegah bahaya strict parents terhadap kesehatan mental Si Buah Hati. Berbeda dengan authoritarian parenting di mana orang tua yang memegang kendali atas anaknya secara penuh, authoritative parenting menunjukkan kehangatan dan kontrol yang tinggi dalam mendidik Si Buah Hati. 

Authoritative parents akan tetap menetapkan batasan yang jelas bagi Si Buah Hati, namun dapat menjadi panutan yang baik dan akan selalu memuji mereka atas usaha yang dilakukan. Dengan begini, Si Buah Hati bisa menjadi pemikir independen, mampu mengatur emosi mereka sendiri, serta menjadi anak yang bahagia dan sukses.

Tak hanya pola asuh anak yang tepat, penting juga untuk mendukung tumbuh kembang serta menjaga kesehatan mental Si Buah Hati dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan baik. Selain memberikan makanan bergizi seimbang, lengkapi juga asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu DANCOW FortiGro dua kali sehari, di pagi hari dan sebelum tidur di malam hari.

DANCOW FortiGro diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12  tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant dan Cokelat kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro  yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.

DANCOW FortiGro  juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak untuk bekal sekolah atau dalam perjalanan.

Setelah membaca penjelasan di atas, sekarang coba teliti kembali apakah gaya pengasuhan yang Bunda terapkan selama ini juga termasuk sebagai pola asuh strict parents?

Image Article
Bahaya Strict Parents untuk Kesehatan Mental Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bagaimana Cara Mengajar Anak SD Kelas Satu? Ini Tipsnya!

Published date

Momen peralihan Taman Kanak-Kanak (TK) menuju Sekolah Dasar (SD) tentu menjadi masa yang cukup menegangkan bagi anak-anak. Dalam situasi ini, anak-anak akan mengalami berbagai macam perubahan, mulai dari lingkungan sekolah, materi belajar, lingkungan pertemanan, hingga waktu belajarnya. Butuh waktu bagi mereka untuk menyesuaikan diri agar dapat beradaptasi dengan baik dan mulai terbiasa dengan rutinitas barunya.

Tips Mengajarkan Anak SD Kelas 1

Nah, sebagai orang tua, sudah menjadi tanggung jawab bagi kita untuk selalu mendampingi anak belajar di rumah. Berikut ini beberapa cara mengajar anak SD kelas 1 yang menyenangkan dan dapat segera Bunda praktikkan untuk membuat Si Buah Hati selalu bersemangat untuk sekolah.

1. Menerapkan durasi belajar secara bertahap

Alih-alih memaksakan Si Buah Hati untuk langsung dapat memahami materi belajar dengan baik dengan menyuruhnya belajar selama berjam-jam, Bunda bisa menentukan durasi belajar secara bertahap. Misalnya 15 menit untuk belajar membaca di minggu pertama sekolah. Pantau perkembangan Si Buah Hati dan tingkatkan durasi belajarnya saat mereka sudah mulai terbiasa dan nyaman saat belajar.

2. Beri jeda waktu untuk istirahat

Tujuannya adalah untuk mencegah Si Buah Hati merasa bosan karena belajar terlalu lama. Jika tetap memaksakannya, mereka justru akan semakin malas saat kita menyuruhnya untuk belajar. Oleh karena itu, pastikan untuk memberikan jeda waktu untuk istirahat yang bisa dilakukan untuk bersantai atau bermain. Hal inilah yang nantinya dapat meningkatkan minat belajarnya.

3. Memastikan Si Buah Hati mendapatkan tidur yang cukup

Kurangnya jam tidur pada anak dapat menyebabkan mereka merasa malas, bosan, lemas, dan mengantuk saat tiba waktunya untuk belajar. Oleh karena itu, pastikan mereka memiliki kualitas tidur yang baik ya, Bunda. Caranya adalah dengan memberikan batasan penggunaan gadget dan menentukan jam tidur yang harus ditaati oleh anak, sehingga kualitas tidurnya terjaga dan mereka dapat bersekolah serta belajar dengan lebih semangat.

4. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

Sediakan segala sesuatu yang dibutuhkan Si Buah Hati saat belajar, seperti:

  • Ruang yang tenang, pencahayaan yang bagus, dan bebas gangguan untuk mereka belajar.

  • Sediakan camilan sehat, sebab rasa lapar membuat mereka sulit untuk fokus.

  • Pastikan alat tulisnya mudah dijangkau, sehingga waktu tidak terbuang percuma untuk mencarinya.

  • Mendampingi Si Buah Hati saat belajar, sehingga saat mereka mengalami kesulitan Anda bisa langsung memberikan bantuan.

Baca Juga: Tips Belajar Membaca Huruf untuk Anak

5. Mendampingi anak belajar dengan sabar

Mengingat bahwa Si Buah Hati masih dalam masa peralihan sekolah dari TK ke sekolah dasar, maka tips mengajarkan anak SD kelas 1 adalah menjelaskan materi belajar dengan penuh kesabaran. Hindari untuk membentak atau menyalahkan ketika anak tidak dapat menjawab pertanyaan dengan sempurna. Berikan penjelasan secara perlahan sampai anak bisa memahami mata pelajarannya dengan baik.

6. Berikan pujian pada proses belajarnya, bukan hasil akhirnya

Alih-alih memarahi anak saat tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik, cobalah untuk memberikan pujian atas usaha mereka dan membantunya melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar lebih baik lagi. Misalnya dengan kalimat seperti, “Wah, kamu hebat banget bisa ngerjain PR ini sendiri sampai selesai. Coba sini Bunda periksa dulu jawabannya.”

Agar proses belajar Si Buah Hati berjalan dengan lancar, pastikan untuk memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik terlebih dahulu ya, Bunda. Selain memberikan asupan bergizi yang berupa sayur, daging, dan buah-buahan, lengkapi juga kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberikan susu DANCOW FortiGro. 

DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi dan mendukung proses belajar anak usia sekolah 6-12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

DANCOW FortiGro yang tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi.  

Saat ini DANCOW juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi, sehingga sangat cocok dijadikan bekal sekolah maupun untuk menemani Si Buah Hati belajar di rumah. Semoga cara mengajarkan anak SD kelas 1 menyenangkan di rumah ini bisa membuat anak menjadi lebih semangat belajar ya, Bunda!

Image Article
Bagaimana Cara Mengajar Anak SD Kelas Satu? Ini Tipsnya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Memilih Susu Anak 7 Tahun untuk Dukung Kecerdasan

Published date

Memasuki usia sekolah, kebutuhan gizi dan pendidikan anak merupakan hak yang harus dipenuhi dengan baik oleh orang tua. Sebab, hal inilah yang nantinya akan memengaruhi kemampuan intelegensi atau kecerdasan otak mereka agar dapat bersaing dengan anak seusianya serta berguna bagi kehidupannya di masa yang akan datang. 

Kebutuhan gizi ini dapat dipenuhi dengan cara memberikan susu anak umur 7 tahun untuk mendukung tumbuh kembang dan proses belajarnya. Lantas, bagaimana cara memilih susu yang bagus buat anak umur 7 tahun? Yuk, temukan jawabannya di sini!

Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak

Banyak ahli yang mengatakan bahwa kecerdasan anak diturunkan dari sang ibu. Sebab secara biologis wanita memiliki dua kromosom X (XX), sedangkan pria hanya memiliki 1 kromosom X dan 1 kromosom Y (XY). Kromosom X inilah yang merupakan gen kecerdasan secara utuh dari sang ibu yang diturunkan kepada anak-anaknya, baik anak laki-laki maupun perempuan. 

Meski begitu, Dr. Aikins, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Wayne and Merrill Palmer Skillman Institute for Child and Family Development di Detroit menjelaskan bahwa kecerdasan anak di usia sekolah merupakan bagian dari proses dalam hidupnya. Selain mendampingi anak belajar, berikut ini beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk meningkatkan kecerdasan anak.

  1. Bermain alat musik. Penelitian telah menunjukkan bahwa pelatihan musik dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca dan pemahaman verbal anak. Di sela waktu belajar anak, Bunda bisa mengajaknya bermain musik atau mendengarkan lagu di rumah. Bila perlu, pertimbangkan juga untuk mengikutsertakan Si Buah Hati untuk les musik sesuai dengan minatnya.
  2. Melakukan aktivitas fisik. Selain membuat tubuh menjadi lebih sehat, mengajak anak untuk melakukan aktivitas fisik juga merupakan dasar dari aktivitas intelektual yang dinamis dan kreatif. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa seseorang lebih cepat menyerap kosakata baru sebanyak 20 persen setelah berolahraga. 

Oleh karena itu, dukunglah Si Buah Hati untuk melakukan olahraga favoritnya dan aktivitas fisik di luar rumah, seperti bersepeda, jalan santai, atau sekedar bermain lempar tangkap di halaman rumah.

  1. Melibatkan anak dalam melakukan pekerjaan di rumah, seperti memasak misalnya. Saat Si Buah Hati membantu di dapur, mereka bisa belajar banyak hal, mulai dari berhitung, mengukur bahan masakan, dan juga belajar mengenali berbagai macam sayur dan bumbu sekaligus menambah kosakata baru. 

Baca Juga: Apa Susu Anak SD Kelas 6? Simak di Sini!

Claire McCarthy, seorang dokter sekaligus editor dari Harvard Health Publishing menjelaskan bahwa perkembangan otak yang sehat juga harus didukung oleh asupan gizi yang baik, seperti:

  1. Protein yang dapat ditemukan dalam daging, unggas, makanan laut, kacang-kacangan, telur, produk kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian, serta produk susu.
  2. Seng yang dapat ditemukan dalam makanan seperti tiram, daging, ikan, produk susu, dan kacang-kacangan.
  3. Zat besi yang dapat ditemukan dalam makanan daging, kacang-kacangan dan lentil, sereal dan roti yang diperkaya, sayuran berdaun gelap, dan kentang panggang.
  4. Kolin yang banyak terdapat pada daging, produk susu, dan telur.
  5. Yodium yang terdapat dalam makanan laut, produk susu, dan biji-bijian.
  6. Vitamin A dalam hati ayam, wortel, ubi jalar, bayam, dan susu.
  7. Vitamin D atau "vitamin sinar matahari" yang banyak ditemukan pada ikan berlemak seperti salmon, minyak hati ikan, dan susu yang diperkaya vitamin D di dalamnya.
  8. Vitamin B6. Sumber terbaik vitamin B6 adalah hati dan daging organ lainnya, ikan, kentang, dan susu.
  9. Vitamin B12 yang secara alami ditemukan dalam produk hewani, seperti daging, ikan, telur, dan produk susu
  10. Asam lemak omega-3 yang mudah ditemukan dalam lemak ikan dan minyak ikan dan produk susu.

Dari penjelasan ini juga kita tahu bahwa selain makanan bergizi seimbang, memberikan susu anak umur 7 tahun juga bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan otak anak usia sekolah. 

Tips Memilih Susu untuk Anak Umur 7 Tahun ke Atas 

Meski bukanlah hal yang sulit, memilih susu yang bagus buat anak umur 7 tahun bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan sembarangan. Melansir dari Harvard School of Public Health, susu yang baik dikonsumsi untuk anak usia sekolah adalah yang terbuat dari susu sapi dengan kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang baik untuk meningkatkan kepadatan tulang.

Pastikan juga bahwa susu yang Bunda berikan mengandung vitamin dan mineral yang mampu membantu meningkatkan perkembangan otak anak, seperti DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun.

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Setelah membaca penjelasan di atas, sekarang Bunda tak perlu bingung lagi deh untuk memilih susu yang bagus buat anak umur 7 tahun. Yuk, lengkapi persediaan DANCOW FortiGro sekarang juga!

Image Article
Tips Memilih Susu  Anak 7 Tahun untuk Dukung Kecerdasan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tanda Gangguan yang Perlu Diwaspadai pada Fase Perkembangan Anak Usia 6 Tahun

Published date

Bunda, tanpa kita sadari fase perkembangan anak usia 6 tahun rasaya berjalan sangat cepat, ya. Dari yang awalnya mereka kita timang-timang, hingga pada akhirnya mereka mulai memasuki masa sekolah dan bertemu dengan anak seusianya. Bagi orang tua, menyaksikan dan mengawasi tumbuh kembang anak dari waktu ke waktu tentu menjadi hal yang cukup menantangPasalnya, terkadang ada saja gangguan tumbuh kembang anak usia 6 tahun yang mungkin dialami oleh Si Buah Hati. 

Tahap Perkembangan Motorik Pada Anak Usia 6 Tahun 

Pada umumnya perkembangan anak usia enam tahun telah mencapai kematangan dan sudah siap untuk belajar. Pada usia ini anak-anak juga sudah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya sehingga sangat penting bagi kita untuk memerhatikan perkembangan motoriknya dengan baik. 

Bisa dibilang bahwa kemampuan motorik fisik memiliki peran yang penting dalam menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab perkembangan motorik seperti perubahan ukuran tubuh anak dapat dideteksi dengan mudah menggunakan panca indera. Berikut ini fase perkembangan motorik untuk anak di atas 6 tahun menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

1. Keterampilan tangan

Anak mampu mengendalikan otot tangan, bahu dan pergelangan tangan hampir mencapai tingkat kesempurnaan seperti orang dewasa. Keterampilan ini meliputi keterampilan untuk makan, berpakaian, merawat diri sendiri, menulis, menangkap dan melampar bola, serta membantu melakukan pekerjaan rumah.

2. Keterampilan kaki

Anak-anak pada usia ini biasanya telah mengembangkan kemampuan motorik kasar yang lebih baik. Beberapa perkembangan motorik pada kaki anak usia 6 tahun seperti berlari dan melompat, serta kemampuan untuk mengontrol gerakan kaki mereka dengan lebih baik, seperti menendang bola, mengayuh sepeda, dan melakukan gerakan serupa.

Tanda Gangguan Pada Tumbuh Kembang Anak Usia 6 Tahun

Tak selalu berjalan mulus, sayangnya ada beberapa faktor yang membuat seorang anak harus mengalami gangguan pada masa tumbuh kembangnya. Beberapa gangguan pada fase perkembangan anak usia 6 tahun yang harus diwaspadai berikut ini.

1. Gangguan pertumbuhan fisik

Beberapa gangguan yang mungkin terlihat meliputi pertumbuhan di atas normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal seperti:

  • Anak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas (kelainan hormonal)

  • Anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, dan kelainan hormonal.

  • Lingkar kepala yang tidak sesuai dengan pertumbuhan anak seusianya. Jika lingkar kepalanya melebihi ukuran normal, maka anak memiliki kemungkinan mengalami hidrosefalus, megaensefali, tumor otak, atau hanya merupakan variasi normal.

  • Lingkar kepala yang kurang dari normal dapat mengindikasikan bahwa anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis, maupun variasi normal.

  • Mengalami gangguan penglihatan seperti maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nystagmus, amblyopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dan gangguan mata lainnya.

  • Gangguan pendengaran yang terbagi menjadi tuli konduksi dan sensorineural yang disebabkan oleh faktor prenatal seperti genetik dan infeksi seperti Toxoplasmosis, Rubella (campak Jerman), Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes (disingkat TORCH). TORCH merupakan kumpulan beberapa penyakit infeksi yang terkait dengan meningkatnya risiko terjadinya abortus atau kelainan/cacat bawaan pada janin akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan selama kehamilan dan juga faktor postnatal.

Baca Juga: Perlukah Susu Anak Penambah Berat Badan? Simak di Sini!

2. Gangguan perkembangan motorik

Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah adanya kelainan tonus otot atau penyakit neuromoskular yang menyebabkan anak-anak terlambat dan mengalami kesulitan berjalan dan menggerakkan tangan. Tak hanya itu saja, keterlambatan dalam perkembangan motorik anak juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta kepribadian anak.

3. Gangguan perkembangan bahasa

Kemampuan berbahasa anak melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional, dan perilaku. Gangguan bahasa pada anak dapat terjadi akibat beberapa faktor, seperti genetik, gangguan pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya interaksi dengan lingkungan, maturasi terlambat, dan faktor keluarga.

4. Gangguan perkembangan emosi dan perilaku

Salah satunya adalah gangguan kecemasan seperti takut sekolah, kecemasan saat berpisah, takut akan lingkungan sosialnya, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Jenis gangguan emosi dan perilaku juga dapat berupa kondisi khusus seperti autism dan gangguan perilaku serta interaksi sosial. 

Autism merupakan kelainan neurobiologis yang menunjukkan adanya gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Anak dengan autism juga mengalami keterlambatan perkembangan bahasa serta muncul gerakan aneh seperti berputar, melompat, atau mengamuk tanpa sebab yang jelas.

Nah, setelah membaca penjelasan mengenai gangguan pada fase perkembangan anak usia 6 tahun di atas, maka cara yang bisa Bunda lakukan agar tumbuh kembang Si Buah Hati dapat berjalan dengan lancar adalah dengan melatih kemampuan motoriknya dengan baik, yaitu motorik kasar maupun motorik halusnya. Untuk melatih kemampuan motorik kasarnya, mulai kenalkan dan biasakan Si Buah Hati untuk melakukan beberapa kegiatan seperti:

  1. Lompat jauh
  2. Bermain lompat tali dan berjingkrak
  3. Melakukan aktivitas fisik seperti bersepeda, berlari, senam, berenang, dan menggunakan alat-alat olah raga
  4. Memakai pakaian tanpa dibantu

Sedangkan untuk kemampuan motorik halusnya, Bunda bisa melatihnya dengan cara seperti:

  1. Berlatih menulis dengan tulisan sambung.
  2. Menggambar pola atau objek
  3. Memotong kertas dengan mengikuti pola
  4. Bermain lempar tangkap
  5. Memainkan benda-benda atau alat-alat mainan seperti puzzle atau plastisin

Untuk mendukung anak dalam melatih kemampuan motoriknya, pastikan juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan baik. Selain memberikan makanan bergizi seimbang, lengkapi juga asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu DANCOW FortiGro. DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.

Semoga penjelasan mengenai fase perkembangan anak usia 6 tahun di atas dapat membantu Bunda dalam mengawasi tumbuh kembang Si Buah Hati, ya. Good luck!

Image Article
Tanda Gangguan dalam Fase Perkembangan Anak Usia 6 Tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Simak Manfaat Susu untuk Anak Sekolah Berikut Ini

Published date

Susu merupakan salah satu jenis minuman yang banyak disukai oleh anak-anak. Pada umumnya, susu yang sering dikonsumsi oleh anak-anak berasal dari susu sapi murni. Tak hanya memiliki rasa yang nikmat dan hadir dalam berbagai varian rasa, kandungan vitamin dan mineral yang terdapat dalam susu untuk anak sekolah juga dikenal sangat baik untuk mendukung proses tumbuh kembang anak. 

Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang menjelaskan bahwa kebutuhan gizi untuk anak usia sekolah dapat dipenuhi dengan cara sebagai berikut:

  1. Makan utama sebanyak tiga kali sehari dan disertai makanan atau minuman selingan yang sehat untuk mendukung perkembangan otaknya. 
  2. Mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan.
  3. Mencukupi kebutuhan air mineral setiap harinya.
  4. Membatasi konsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi gula, dan makanan berlemak.
  5. Memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung protein, seperti ikan, daging, dan susu yang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan serta peningkatan daya ingat dan kognitif di sekolah.

Manfaat Kandungan Susu untuk Anak Usia Sekolah

Lebih lanjut lagi, batas konsumsi susu pada anak usia sekolah (6-12 tahun) menurut penjelasan dari Mayo Clinic adalah dua hingga tiga gelas susu setiap harinya. Berikut ini kandungan vitamin dan mineral yang ditemukan dalam jumlah yang sangat besar pada susu untuk anak sekolah. 

  1. Protein yang baik untuk mendukung proses tumbuh kembang anak, perbaikan sel, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ada dua jenis protein utama yang ditemukan dalam susu, yaitu kasein dan protein whey. Keduanya dianggap sebagai protein berkualitas tinggi.
  2. Vitamin B12 yang baik untuk meningkatkan fungsi tubuh, mulai dari otak, saraf, dan sel darah.
  3. Kalsium mudah diserap tubuh. Mineral ini berperan besar dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi.
  4. Riboflavin atau dikenal juga sebagai vitamin B2 yang baik untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, otak dan sistem saraf, dan diperlukan untuk pembentukan sel darah.
  5. Fosfor. Produk susu adalah sumber fosfor yang baik, mineral yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis, seperti meningkatkan kekuatan tulang dan otot, meningkatkan energi, dan menjaga kesehatan gigi.
  6. Vitamin D yang baik untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah adanya gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah.

Baca Juga: DANCOW FORTIGRO untuk Usia Berapa? Cek Susu Anak SD Kelas 6

Oleh karena itu, jika kita simpulkan maka manfaat minum susu untuk anak sekolah adalah sebagai berikut.

  1. Sebagai sumber energi karena susu juga mengandung karbohidrat, lemak, dan protein yang merupakan sumber kalori utama pada tubuh. Kalori inilah yang dijadikan sebagai ‘bahan bakar’ yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk bergerak dan berpikir.
  2. Mendukung proses pertumbuhan anak berkat kandungan protein dan kalsium di dalamnya. 
  3. Menjaga kesehatan dan kekuatan gigi berkat kandungan fosfor di dalamnya.
  4. Membantu kesehatan jantung, karena biasanya susu pertumbuhan anak dilengkapi dengan kandungan DHA di dalamnya.
  5. Susu untuk kecerdasan anak sekolah berkat kandungan vitamin B kompleks di dalamnya.

Bunda tak perlu bingung memilih produk susu untuk mendukung proses tumbuh kembang Si Buah Hati. Sebagai rekomendasinya, berikan susu cokelat untuk anak sekolah seperti DANCOW FortiGro Cokelat. DANCOW FortiGro merupakan susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. 

Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Selain rasa cokelat yang disukai anak-anak, DANCOW FortiGro juga tersedia dalam varian lain, yaitu Instant dan Full Cream yang tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi.   

Lebih praktis lagi, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila, sehingga sangat cocok dijadikan bekal sekolah maupun untuk menemani Si Buah Hati belajar di rumah.

Image Article
Bunda, Simak Manfaat Susu untuk Anak Sekolah Berikut Ini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kenali Tahap Perkembangan Anak pada Aspek Sosial Emosional

Published date

Bunda, tahap perkembangan anak memiliki tonggak berbeda-beda di setiap usianya. Termasuk aspek sosial dan emosional pada lima tahun pertama kehidupan Si Buah Hati. 

Untuk bekal pengetahuan Bunda, kenali tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini lewat artikel berikut ini. 

Definisi Perkembangan Sosial Emosional Anak

Perkembangan sosial emosional pada anak mencakup perkembangan temperamen diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. 

Dimensi perkembangan ini tak boleh disepelekan. Pasalnya, keterampilan mengelola emosi sampai bersosialisasi tersebut kelak menjadi bekal anak dalam menapaki kehidupannya. 

Proses ini dimulai sejak bayi lahir, berawal dari ikatan yang dibangun antara orang tua dengan anak. Nah, tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini paling pesat terjadi dalam 18 bulan pertama kehidupan anak.

Karakteristik Perkembangan Anak 

Perkembangan motorik, kognitif, sosio-emosional dan bahasa merupakan hal yang penting bagi Si Buah Hati. Ketika terjadi gangguan pada aspek tersebut, salah satu dampaknya anak dapat mengalami kesulitan belajar.

Setiap aspek tersebut juga ditentukan oleh usia anak. Dengan kata lain, tahap perkembangan anak 0-3 tahun, tentunya jauh berbeda dibandingkan anak di atas 5 tahun, terutama jika ditilik dari dimensi sosial dan emosionalnya. 

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Bunda wajib mencermati tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini. Jadi, jika ada keterlambatan perkembangan, Si Buah Hati bisa lekas diperiksakan ke dokter, agar akar penyebabnya bisa lekas diketahui dan diintervensi. 

Berikut tahap perkembangan sosial emosional anak usia 1-5 tahun yang perlu Bunda pahami:

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 1 Tahun

 Setelah masuk usia 1 tahun, anak mulai bisa berjalan dan beraktivitas secara mandiri. Tapi, terkadang Si Buah Hati juga merasa kurang nyaman meninggalkan Bunda sehingga ia sering menghampiri ibunya. Bunda tak perlu khawatir karena hal ini normal dan diperlukan support dari orang tua untuk menyemangati anak agar menjadi mandiri. 

Anak balita di usia ini juga baru mengembangkan keterampilan sosialnya. Terkadang mereka belum bisa bermain dengan anak lain. Namun di sisi lain, anak pada usia ini umumnya mulai tertarik untuk mengamatiatau  berada di sekitar anak lainnya.

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 2 Tahun

Seiring naiknya minat menjelajahi lingkungan sekitar, anak umur 2 tahun biasanya mulai mahir mengekspresikan beragam emosi. 

Jadi, Bunda perlu ekstra sabar menghadapi naik turunnya emosi Si Buah Hati, terutama saat anak frustasi tapi belum piawai mengendalikan emosinya.

Pada saat yang sama, anak usia ini masih egois, tapi di sisi lain mereka sedang belajar berempati. Jadi, ada baiknya Bunda sering mendorong dan memberi contoh anak saat berperilaku di sekitar orang lain. 

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 3 Tahun

Ketika sudah menginjak usia 3 tahun, anak biasanya sudah tidak terlalu egois. Mereka juga cenderung lebih mandiri dan bisa main atau berinteraksi dengan anak lain. 

Tapi, Bunda tetap perlu mendampingi karena terkadang anak frustasi sampai marah dan melakukan tindakan kekerasan secara fisik. Jadi, Bunda coba berkomunikasi dan ketahui apa yang membuat  anak kesal, lalu arahkan anak bilang maaf jika salah, dan ajari kerja sama dengan orang lain. 

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 4 Tahun

Si Buah Hati pada usia 4 tahun idealnya memiliki kehidupan sosial yang aktif. Bahkan, anak mulai punya sahabat yang jadi teman andalan saat main atau di sekolah. 

Untuk mengakomodasinya, Bunda dapat membantu Si Buah Hati membangun hubungan sosial dengan anak lain. Caranya dengan mengajak anak lain main ke rumah atau janjian ke taman bermain. 

Tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak 5 Tahun

Pada umur 5 tahun, anak mulai bisa diatur dan mengikuti perintah sederhana. Mereka juga bisa mempraktikkan keterampilan bersosialisasi, seperti memberi pujian atau minta maaf ketika melakukan kesalahan. 

Bunda juga jangan baper ditinggal anak main, pasalnya Si Buah Hati pada usia ini lebih suka main dengan sebayanya. Mereka sudah mahir main mainan imajinatif dan punya rasa percaya diri memerankan fantasinya.  

Baca Juga: Manfaat Dongeng untuk Kecerdasan Emosional Anak

Peran Bunda dalam Masa Pertumbuhan tersebut

Untuk menunjang tahap perkembangan anak tersebut, Bunda bisa membantu mengoptimalkannya dengan memberikan dukungan, berupa:

  • Berikan Si Buah Hati asupan bergizi lengkap dan seimbang sejak dalam kandungan, ASI eksklusif minimal 6 bulan diikuti dengan pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi.

  • Untuk usia 1 – 3 Tahun, Bunda dapat memberikan susu pertumbuhan seperti DANCOW 1+ Imunutri untuk bantu penuhi kebutuhan nutrisinya.

  • Berikan anak imunisasi dasar lengkap agar terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin

  • Dorong dan arahkan anak untuk bermain, melakukan aktivitas fisik, dan tidur secara seimbang sesuai tahap perkembangannya

  • Berikan anak kasih sayang dengan menciptakan rasa aman dan nyaman, perhatikan pendapat dan minatnya, serta didik dengan kegembiraan

  • Berikan stimulasi sejak dini untuk mengembangkan kemampuan motorik, sensorik, emosi-sosial, kognitif, bicara, kreativitas, kemandirian, kepemimpinan, spiritual, dan moral

  • Pantau tahap perkembangan anak secara berkala ke tenaga kesehatan, minimal dua kali setahun 

Nah, setelah menyimak penjelasan tahap perkembangan anak di atas, coba optimalkan peran Bunda dalam masa pertumbuhan dengan mengupayakan beberapa langkah-langkah di atas.

Image Article
Kenali Tahap Perkembangan Anak pada Aspek Sosial Emosional
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berapa Takaran Susu Dancow yang Tepat? Simak Penjelasan Ini!

Published date

Selain makanan bergizi seimbang, susu mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan anak seperti vitamin D dan kalsium untuk membangun tulang yang kuat. Salah satu susu yang bisa Bunda pilih untuk memenuhi asupan nutrisi anak adalah susu DANCOW.

Meskipun susu mengandung nutrisi yang baik, tapi terlalu banyak minum susu juga tidak baik. Terlalu banyak minum susu bisa membuat anak terlalu kenyang sehingga tidak mau makan dan akhirnya nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi. Karenanya, Bunda juga perlu mengetahui takaran susu DANCOW yang tepat.

Artikel ini akan membahas mengenai pentingnya susu pertumbuhan untuk setiap tahapan usia, takaran, hingga cara penyajian susu DANCOW yang tepat.

Pentingnya Susu Pertumbuhan

Masa toddlers(usia anak sekitar 1-3 tahun) dan prasekolah (usia anak sekitar 3-6 tahun) merupakan tahapan yang perlu mendapat perhatian khusus bagi orang tua. Untuk itu Bunda perlu melakukan pengukuran (berat badan, tinggi, lingkar kepala) berkala ke pusat layanan kesehatan untuk memastikan tumbuh kembang Si Buah Hati tidak ada kelainan. 

Frekuensi pengukuran yang disarankan adalah setiap bulan sampai usia satu tahun, setiap 3 bulan sampai usia 3 tahun, setiap 6 bulan sampai usia 6 tahun, dan 1 tahun sekali pada tahun-tahun berikutnya.

Selain itu, pada periode toddlers, anak mulai belajar mengenai kemandirian dan membentuk kepribadian mereka sendiri dengan menyadari bahwa mereka bisa memiliki perasaan, pemikiran, kehidupan sosial, dan pembelajarannya sendiri yang berguna untuk mengeksplor dunia sekitarnya. Memasuki usia  prasekolah, mengasuh si Buah Hati juga menjadi tantangan tersendiri karena di usia ini anak mulai punya energi yang meluap, mulai suka memerintah, suka menentang, bahkan berperilaku di luar batas.

Hal ini karena pertumbuhan anak juga pesat. Ukuran otak mereka mencapai 80% otak orang dewasa pada usia 2 tahun. Bahkan Bunda bisa memprediksi tinggi badan anak saat dewasa, yaitu dua kali lipat tinggi badannya di usia 2 tahun.

Namun di sisi lain, anak-anak usia prasekolah (sekitar 3-6 tahun) rentan kurang gizi karena tak jarang mereka menjadi picky eater. Diperkirakan ada 14-50% anak prasekolah menjadi picky eater. 

Oleh karenanya, pemberian susu pertumbuhan untuk anak usia 1 – 3 Tahun bisa dukung pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati agar lebih optimal.

Takaran Susu DANCOW yang Tepat

Bunda, agar manfaat susu dapat diperoleh Si Buah Hati dengan maksimal, yuk simak takaran susu DANCOW yang tepat dan kandungan gizinya.

DANCOW 1+ Imunutri

DANCOW 1+ Imunutri adalah susu pertumbuhan yang ditujukan untuk anak usia 1-3 tahun. DANCOW 1+ Imunutri mengandung Vitamin C & Zink, Kalsium, Protein, Vitamin D serta, DHA, Zat Besi, dan Omega 3 & 6. 

Takaran susu DANCOW 1-3 tahun yang tepat per takaran saji adalah 35 g atau 3 sendok makan susu dengan air hangat 190 ml.

Baca Juga: Susu untuk Perkembangan Otak Anak 4 Tahun

DANCOW 3+ Imunutri

DANCOW 3+ Imunutri mengandung Vitamin C, Vitamin E, zink, DHA, Omega 3 & 6, sumber Zat Besi, tinggi Kalsium, dan Vitamin D.

Takaran susu DANCOW 3+ yang tepat untuk per takaran saji adalah 32 g susu atau 3 sendok makan dengan campuran air matang hangat 165 ml.

DANCOW 5+ Imunutri

DANCOW 5+ Imunutri adalah susu bubuk yang mengandung Vitamin B6, B12, Biotin, Vitamin D, dan kalsium.

Takaran pembuatan satu gelas susu DANCOW 5+ Imunutri adalah 33,3 g susu atau 3 sendok makan dicampur dengan 150 ml air matang hangat.

Cara Penyajian Susu DANCOW

Pembuatan susu DANCOW sangatlah sederhana. Bunda bisa memerhatikan takaran jenis susu Si Buah Hati atau melihat penjelasan di atas dan mengikuti petunjuk penyajian di kemasan susu. 

Sebagai contoh, untuk lebih jelasnya, berikut penjelasannya untuk DANCOW 1+ Imunutri:

  1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan susu.
  2. Pastikan semua peralatan (sendok dan gelas) telah dicuci hingga bersih.
  3. Tuangkan air matang hangat 45°C ke dalam gelas dan sesuaikan takaran air dengan jenis susu DANCOW yang dikonsumsi (keterangan petunjuknya bisa dicek di kemasan).
  4. Masukkan 3 sendok makan (sesuaikan dengan jenis susu).
  5. Aduk sampai larut. Susu siap disajikan. Segera habiskan dalam batas waktu 1 jam setelah dibuat.
  6. Simpan susu bubuk yang tersisa dalam kemasan dengan melipat kantong saset beberapa kali dan simpan dalam toples yang kering, bersih, dan kedap udara. Habiskan dalam waktu 3 minggu.

Itu tadi informasi mengenai takaran susu DANCOW sesuai dengan jenisnya. Semoga informasinya membantu ya Bunda. 

Image Article
Berapa Takaran Susu Dancow yang Tepat? Simak Penjelasan Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off