Cara Memperbaiki Pola Asuh yang Salah Penyebab Anak Jadi Manja
27-07-2023
Dalam kehidupan anak, orang tua memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar, terutama dalam mendukung tumbuh kembang serta pembentukan karakternya di masa yang akan datang. Selain memenuhi kebutuhan nonmaterial seperti fisik dan mentalnya saja, sebagai orang tua juga harus menerapkan pola asuh yang dapat dapat membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya.
Pemilihan pola asuh juga tergantung dari perspektif orang tua yang menginginkan pengasuhan seperti apa yang akan digunakan. Namun, pastinya dengan mempertimbangkan apa saja dampak yang mungkin memengaruhi perkembangan anak, baik secara fisik maupun kepribadian anak. Sebab, pola asuh yang salah justru dapat membuat seorang anak tumbuh sebagai pribadi yang agresif, manja, dan tidak percaya diri.
Tipe Pola Asuh yang Diterapkan Oleh Orang Tua Terhadap Anaknya
Pola asuh merupakan cara orang tua dalam menjaga, mengasuh, mendidik, dan melatih seorang anak agar menjadi anak yang mandiri dan bisa melakukan semua pekerjaan dengan pemikiran sendiri. Terdapat beberapa tipe pola asuh yang penting untuk disimak berikut ini.
- Pola asuh otoriter (authoritarian parenting), yaitu pola pengasuhan yang menetapkan aturan atau perilaku yang harus dipatuhi. Jika dilanggar, maka anak akan mendapatkan hukuman yang keras, baik secara verbal maupun non-verbal. Bisa dibilang bahwa ini juga merupakan pola asuh yang salah karena justru membuat anak kurang terbuka kepada orang tua, menarik diri, penentang norma, penakut, dan kesulitan dalam membuat keputusan dalam hidupnya sebab tidak pernah diberi kesempatan oleh orang tuanya.
- Pola asuh demokratis atau otoritatif (authoritative parenting), yaitu pola pengasuhan yang menekankan pada individualitas anak, mendorong anak agar belajar mandiri, namun orang tua tetap memegang kendali atas anak dengan cara memberi arahan dan pengawasan penuh. Pola asuh ini dapat membangun relasi yang baik antara orang tua dan anak karena anak diberi ruang diskusi dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan, sehingga mereka juga menjadi lebih terbuka pada orang tuanya.
- Pola asuh permisif (permissive parenting), yaitu pola asuh yang tidak menetapkan aturan dan nilai kedisiplinan pada anak, sehingga anak dapat melakukan apapun tanpa adanya tuntutan dari orang tuanya. Sayangnya, pola asuh ini bisa menjadi pola asuh orang tua yang salah karena dapat membuat anak menjadi manja, egois, dan membuat mereka terbiasa melakukan pelanggaran terhadap norma sosial yang ada.
Lebih lanjut lagi, Meriyati M.Psi, Psi, seorang Psikolog Rumah Sakit Pondok Indah, Puri Indah menjelaskan bahwa pola asuh orang tua sejak anak masih kecil bisa menuntun akan seperti apa karakteristiknya di masa depan. Pola asuh permisif adalah pola asuh di mana orang tua akan sangat terlibat, hadir, dan bertanggung jawab terhadap anaknya.
Sayangnya, hal ini tidak diimbangi dengan tuntutan atau aturan kepada anak sehingga cenderung membiarkan anak melakukan apa yang mereka mau atau inginkan tanpa mempertimbangkan banyak hal. Tak heran jika pada akhirnya tipe pola asuh ini juga disebut sebagai gaya asuh yang memanjakan.
Bukan tanpa sebab, pola pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga biasanya juga dipengaruhi oleh pengalaman orang tua saat mereka kecil. Hal inilah yang membuat mereka kembali menerapkannya pada anak-anaknya tanpa menyadari bahwa apa yang mereka lakukan mungkin saja merupakan pola asuh anak yang salah.
Baca Juga: Jenis-jenis Kecerdasan Anak dan Tips Optimalkannya
Cara Memperbaiki Pola Asuh yang Salah
Nah, jika kebetulan selama ini tanpa sadar Bunda menerapkan pola asuh anak yang salah, maka segera perbaiki dengan beberapa cara berikut ini.
- Mengajak pasangan untuk merubah gaya pengasuhan. Sama halnya dengan authoritative parenting, Bunda bisa memulainya dengan membuat aturan dan batasan yang jelas untuk setiap hal yang dilakukan oleh anggota keluarga.
- Melibatkan anak dalam pembuatan aturan. Bunda bisa mengadakan rapat keluarga untuk mendiskusikan aturan-aturan apa saja yang diperlukan. Jangan lupa tanyakan pendapat dan diskusikan pro kontranya.
- Tentukan konsekuensi yang jelas dan masuk akal bagi yang melanggar aturan. Misalnya saja saat Si Buah Hati malas untuk membersihkan kamarnya sendiri, maka konsekuensi yang akan mereka terima adalah tidak boleh bermain gim saat akhir pekan.
- Memberikan sugesti pada diri sendiri bahwa menjadi orang tua yang baik tidak selalu harus membebaskan dan mengabulkan semua permintaan anaknya. Sebaliknya, sebagai orang tua harus mengajarkan anak bahwa butuh usaha keras untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan ada konsekuensi yang harus diterima untuk setiap perbuatan yang dilakukannya.
Selain pola asuh, hal lain yang tak kalah penting dalam tumbuh kembang Si Buah Hati adalah supan gizi yang diberikan. Pastikan Bunda selalu memberikan asupan gizi yang seimbang, agar kesehatan tubuh Si Buah Hati tetap terjaga dan pertumbuhannya semakin optimal.
DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. DANCOW FortiGro yang mengandung vitamin dan mineral dapat mendukung proses belajar Si Buah Hati.
Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. Manfaat DANCOW FortiGro Instant ini tak hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, tapi juga oleh seluruh anggota keluarga.
Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.
DANCOW FortiGro dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.
Semoga dengan informasi seputar cara memperbaiki pola asuh yang salah di atas dapat membantu Bunda dalam mengembangkan karakter anak agar menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan baik hati, ya.