9 Permainan Eksplorasi Si Buah Hati

Published date

Memasuki usia toddler, Si Buah Hati mulai menyerap ragam kata dan meniru bunyi-bunyian. Agar kemampuannya berkembang optimal, Bunda harus rajin memberinya stimulus melalui beragam permainan yang mengajarkannya gerakan mendorong atau menarik, melatih kemampuan imajinasi, berkenalan dengan kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi. 

 

Untuk menghindari rasa bosan Si Buah Hati kala bermain, ada baiknya Bunda mengeluarkan 4-5 macam mainan dalam sehari. Seminggu sekali, gantilah mainan itu dengan jenis berbeda. 

 

Tak perlu mainan yang mahal atau canggih, yang penting Si Buah Hati senang memainkannya dan dapat melatih berbagai aspek penting untuk perkembangannya berikut ini. 

 

1. Mengenal Warna

Setelah menginjak usia toddler, Bunda bisa memperkenalkan Si Buah Hati tentang nama-nama warna. Perkenalkan satu per satu warna, agar ia tak bingung. "Ini merah, ini biru, yang itu hijau." 

 

Bila ia sudah paham satu warna, baru ajarkan warna lain. Agar Bunda tahu Si Buah Hati sudah paham warna yang dimaksud, ujilah dengan benda yang ada di rumah. Misalnya, minta Si Buah Hati untuk mengambilkan apel merah di meja makan atau baju berwarna merah. 

 

Kalau mengambil dengan benar, berarti sudah saatnya ia diajarkan warna lain. Lebih baik, perkenalkan Si Buah Hati pada warna-warna dasar terlebih dahulu.

 

2. Membedakan Suara

Permainan membedakan suara juga bisa lakukan bersama Si Buah Hati. Rekam atau tiru berbagai suara binatang dan benda-benda di sekeliling. Pinta Si Buah Hati menebak suara dari rekaman tadi. 

 

Aktivitas Ini amat baik untuk melatih aspek kognitifnya. Bisa pula Bunda meminta Si Buah Hati membedakan suara dengan cara memukulkan sendok ke kaleng lalu ke gelas. Bisa juga Bunda gunakan tepukan tangan. Misalnya, bunyi 2 tepukan dan 3 tepukan. Nah, ia akan belajar membedakan suara.

 

3. Mengenal Alam

Bunda sebaiknya juga memperkenalkan Si Buah Hati dengan alam. Mengenal binatang asli di kebun binatang, daun-daun sungguhan, dan lainnya. Dari sanalah, kosakata Si Buah Hati akan bertambah. Ia pun bisa mengembangkan imajinasinya setelah melihat beragam hewan, tumbuhan, dan lingkungan baru.

 

4. Bermain Pasir

Jika Bunda memiliki rumah yang berada di pinggir laut, permainan bisa dilakukan di dengan pasir pantai. Namun bila tempat tinggal Bunda di tengah kota, seperti apartemen, sediakanlah gunungan kecil pasir. 

 

Lalu, taruh pasir itu di bak plastik atau kotak kayu khusus. Dengan media ini, Si Buah Hati bisa belajar menulis di atas pasir dengan jemari kecilnya.

 

5. Bermain Jari

Menjelang usia dua tahun, Bunda bisa melatih Si Buah Hati memainkan jarinya. Dengan cara ini, motorik anak akan terlatih. Bunda dapat menggambar wajah pada ibu jari Si Buah Hati. 

Lalu ia bermain peran, seperti sandiwara boneka. Bunda bisa pula menggunakan boneka tangan dengan beragam model, seperti hewan atau manusia. Permainan ini bisa melatih bahasa dan imajinasinya.

 

6. Bermain Kepingan Gambar

Puzzle atau kepingan gambar sederhana, yang terdiri dari beberapa keping saja, amat cocok untuk Si Buah Hati. Untuk awalan, pilihlah keping gambar yang berdesain sederhana dan berwarna-warni cerah. Selain melatih motorik halus, puzzle juga melatih kognisinya. 

 

Bunda pun tidak harus membeli kepingan gambar, tapi bisa membuatnya sendiri. Ambil gambar warna-warni dari majalah, gunting menjadi beberapa bagian, tempel potongan gambar di atas karton. Murah, tetapi sarat manfaat, bukan?

 

7. Meronce atau merangkai

Bunda, merangkai atau meronce bukan hanya kegiatan orang dewasa saja. Si Buah Hati juga bisa Bunda ajarkan cara meronce, seperti merangkai gelang atau kalung. Gunakan benang besar, seperti benang kasur atau benang wol besar, yang kemudian diberi warna atau manik-manik aneka warna. 

 

Selanjutnya minta Si Buah Hati merangkai kelosan tersebut berdasarkan urutan warna yang dikehendaki. Saat memasukkan benang ke dalam kelosan dan menyusunnya berdasar urutan warna, sesungguhnya ia tengah berlatih menggunakan motorik halus sekaligus daya pikir.

 

8. Mengenal Aneka Benda

Mengenalkan macam-macam benda, entah itu binatang, peralatan rumah, atau sayuran, juga menambah perbendaharaan kata Si Buah Hati. Misalnya, dengan cara melihat-lihat gambar di buku atau mengajak Si Buah Hati mencuci sayuran. 

 

Ketika mencuci sayur atau buah-buahan, Si Buah Hati dapat melakukan aktivitas fisik sambil belajar.

 

9. Bermain Lego & Balok

Lego atau balok juga bisa diperkenalkan pada Si Buah Hati. Mungkin ia hanya akan menyusun ke atas, ke samping, atau melempar-lempar saja. Namun, tak apa. Di usia ini, anak memang sedang senang-senangnya bermain kasar. 

 

Misalnya, sudah disusun tinggi, dirobohkan kembali. Buat Si Buah Hati, hal itu amat menyenangkan. Sebetulnya, dari situ pula anak belajar, bahwa jika benda bersusun dijatuhkan, yang tadinya berada di atas sekarang menjadi terpencar.

 

Supaya Si Buah hati tambah bersemangat ketika bermain, Bunda bisa memberikan minuman bergizi untuknya. Salah satu yang bisa dipilih adalah DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Pastinya, Si Buah Hati  akan tambah bersemangat dan keterampilan atau kemampuannya pun semakin berkembang. Selamat mencoba!

Image Article
10 Permainan Eksplorasi Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Cara Persiapan Si Buah Hati Berani Berbicara di Depan Kelas

Published date

Pada masa sekarang, pelajaran di sekolah lebih beragam dan atraktif ketimbang di masa lalu. Bila dulu guru cenderung mendikte materi pelajaran kepada murid, kini sejumlah sekolah menerapkan pola presentasi di depan kelas yang dilakukan oleh para siswa. Bahkan cara ini sudah mulai diterapkan di beberapa pre-school.

Sesungguhnya, perlu keberanian bagi seseorang untuk bicara di depan umum, tak terkecuali Si Buah Hati yang mulai memasuki usia sekolah. Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak untuk berbicara di depan umum sejak dini sangatlah penting. 

Terlebih lagi pada zaman dengan kemajuan pesat seperti ini, di mana kemampuan bicara adalah salah satu poin penting untuk masa depannya.

Nah, bagaimana cara Bunda mempersiapkan Si Buah Hati agar mampu merangkai kalimat dan berani berbicara di depan kelas? Sehingga dia siap menerima tantangan untuk mempresentasikan setiap hasil karyanya. Berikut beberapa cara yang bisa Bunda praktikan:

1. Memberi Contoh dengan Basa-Basi

Bagi orang dewasa, berbasa-basi mungkin dianggap sebagai hal yang tidak penting. Namun, buat Si Buah Hati, latihan bercakap dengan basa-basi berguna untuk mengajarkannya cara berbicara yang baik. 

Tentu saja, basa-basi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anak. Misalnya, saat ia baru terbangun dari tidur siangnya, Bunda bisa mengatakan, "Wah, jagoan Bunda sudah bangun, ayo bereskan tempat tidur dan mandi yang bersih supaya sehat dan wangi ya." Untaian kalimat yang diucapkan Bunda dapat meningkatkan kemampuannya dalam bertutur dengan kosakata yang baru dan baik.

2. Menjawab Pertanyaan Anak dengan Penjelasan

Ada baiknya, Bunda tak sekedar menjawab pertanyaan anak sambil lalu, tetapi juga memberikan penjelasan yang menarik. Misalnya, saat Bunda dan Si Buah Hati bermain di kebun binatang, lalu ia bertanya, "Ma, itu binatang apa?" 

Bunda dapat menjawabnya dengan berkata, "Itu namanya gajah. Gajah makannya tumbuhan, dia juga punya gading yang kokoh dan indah. Tubuhnya besar dan kuat."

3. Menjadi Pendengar yang Baik

Saat Si Buah Hati bercerita, cobalah mendengarkannya dengan seksama. Simak setiap detail yang ia ucapkan. Lalu, Bunda bisa memberikan tanggapan dengan balik bertanya atau memintanya menjelaskan beberapa hal lebih detail. Respon yang Bunda berikan dapat membantunya dalam mengekspresikan diri.

Misalnya, saat anak melaporkan pengalaman baru yang didapat di sekolah dengan mengatakan,"Bunda, tadi aku belajar menggambar." Bunda bisa menanggapi dengan balik bertanya,"Oh ya? Tadi gambar apa? binatang atau bunga?"

4. Mendongeng dan Bernyanyi

Aktivitas mendongeng bisa membantu anak menemukan kosakata baru. Begitu juga dengan menyanyi. Ada baiknya, Bunda melakukannya secara bergantian. Setelah Bunda mendongeng, mintalah Si Buah Hati untuk menceritakan kembali kisah yang dibacakan sebelumnya. 

Tak perlu menjadi pengkritik, Bunda cukup mendengarkan, agar ia terbiasa dalam mendeskripsikan sesuatu.

5. Menyertakan Si Buah Hati dalam Beragam Aktivitas Sosial

Kegiatan sosial dan lomba-lomba dapat membantu anak mengenal 'dunia luar'. Semakin banyak aktivitas yang diikutinya, semakin banyak pengetahuan yang didapat. Selain itu, Si Buah Hati juga bisa bertemu dengan kawan dan lingkungan baru yang bisa membantunya dalam meningkatkan rasa percaya dirinya.

Bunda juga bisa mendukung kemampuan bicara Si Buah Hati dengan memberikan kebutuhan nutrisi hariannya. Caranya dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Persiapkan Si Kecil Berani Berbicara di Depan Kelas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Memilih Tempat Buka Puasa Bersama Si Buah Hati

Published date

Memasuki bulan puasa, Si Buah Hati yang masih balita tentu tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun tidak ada salahnya untuk tetap mengajarkan semangat berpuasa yang bisa Ayah dan Bunda contohkan kepada mereka. Misalnya seperti mengajak Si Buah Hati mengaji di musala, jalan-jalan sore sambil mencari makanan untuk berbuka hingga berbagi atau bersedekah dengan orang yang membutuhkan.

Agar Si Buah Hati lebih bersemangat lagi, Ayah dan Bunda bisa mengajak mereka untuk berbuka puasa di luar rumah. Tidak ada salahnya mengajak mereka, biarkan ia merasakan keindahan suasana bulan puasa. Sehingga Si Buah Hati akan merindukan dan selalu bersemangat ketika bulan Ramadan tiba.

Menurut buku Ensiklopedia Anak Muslim 3 (2015), ada beberapa yang perlu Bunda perhatikan sebelum mengajak mereka berbuka puasa di luar rumah. Yakni:

1. Memesan atau reservasi tempat makan

Hal pertama yang harus Bunda dilakukan adalah melakukan pemesanan atau reservasi tempat untuk berbuka puasa. Ini penting dilakukan agar Bunda dan Ayah bisa menghindari antrean yang panjang dan rewelnya Si Buah Hati karena terlalu lama menunggu. Ada bagusnya juga bila Bunda dan Ayah memilih tempat makan yang tidak berada di pusat perbelanjaan, sehingga tidak perlu pusing melihat keramaian orang menjelang waktu berbuka puasa.

2. Memiliki playroom untuk anak

Pilihlah tempat makan yang memiliki arena bermain atau playroom patut Bunda dan Ayah pertimbangkan. Tujuannya, agar Si Buah Hati bisa bermain dan bersabar selama menunggu waktu berbuka. Biarkan ia bermain, bereksplorasi, dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Asalkan selalu dalam pengawasan dan pendampingan Bunda atau Ayah.

3. Jauh dari tempat merokok

Karena membawa Si Buah Hati, poin ini yang paling penting untuk Bunda dan Ayah perhatikan. Pilihlah restoran atau kafe yang memiliki ruang merokok terpisah dan jaraknya cukup jauh. Lebih bagus lagi bila restoran itu khusus untuk yang tidak merokok. Sehingga Si Buah Hati terlindungi dari paparan asap rokok.

4. Beraneka ragam pilihan menu

Bosan dengan restoran yang itu-itu saja, tidak ada salahnya bila Bunda memilih tempat makan dengan jenis prasmanan atau all you can eat. Biarkan Si Buah Hati bereksplorasi memilih makanannya sendiri dan juga mengajarkan ia untuk bertanggung jawab untuk menghabiskan makanan yang sudah dipilih. Bunda pun bisa mengingatkannya untuk mengambil makanan secukupnya agar tidak terbuang sia-sia.

5. Keamanan dan kenyamanan

Saat akan memilih tempat berbuka puasa, Bunda harus memperhatikan keamanan dan kenyamanannya. Cek terlebih dahulu tempat makan itu melalui internet atau rekomendasi dari kerabat. Cari juga informasi tentang kelengkapan fasilitas anak di sana, seperti: high chair, booster seat, dan lain-lain.

6. Pesan makanan di awal

Selama Si Buah Hati bermain, Bunda bisa memesan makanan agar terhindar dari pelayanan yang lama. Selain itu menghindari anak rewel, karena anak-anak semua serba ingin cepat. Di beberapa restoran, bahkan Bunda bisa memesan menu makanan jauh-jauh hari.

7. Reputasi

Yang terakhir dan tidak kalah penting adalah reputasi tempat makan tersebut. Cari informasi mengenai rasa makanan, pelayanan, dan juga suasana tempat makan itu. Sehingga Bunda sekeluarga tidak pulang dengan perasaan kecewa.

Semoga tips ini bisa membantu Bunda untuk memilih tempat berbuka puasa bersama Si Buah Hati. Selamat berbuka puasa Bunda!

Image Article
Tips Memilih Tempat Buka Puasa Bersama si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berenang, Membangun Rasa Percaya Diri Si Buah Hati

Published date

Setiap anak menyukai air. Bahkan umumnya, Si Buah Hati akan gemar bermain air. Entah itu kala mandi, waktu Bunda tengah menyirami tanaman di halaman rumah, di kolam renang atau pantai.

Berdasarkan sebuah penelitian di Universitas Negeri Medan, berenang tidak hanya aktivitas bermain bagi Si Buah Hati. Olahraga air ini pun sangat menunjang perkembangan fisik motorik Si Buah Hati, yakni motorik kasar dan motorik halus. Karena itu, penting bagi Bunda untuk mengajari Si Buah Hati agar lebih mengenal air, terlebih kegiatan berenang, sejak dini.

Selain menunjang perkembangan motorik Si Buah Hati lebih optimal, berenang juga memiliki sejumlah manfaat:

Momen Interaksi Menyenangkan Si Buah Hati dengan Bunda

Berenang bersama Bunda dan Ayah tidak hanya menjadi momen belajar mengenal air bagi Si Buah Hati. Keberadaan Bunda dan Ayah juga akan memberikan rasa senang, nyaman, dan bahagia untuk Si Buah Hati. Kebersamaan di kolam renang itu pun akan menambah ikatan emosi dan interaksi antara Si Buah Hati dan orang tua.

Meningkatkan Kebugaran

Dalam jurnal olahraga Efektivitas Pembelajaran Renang Gaya Crawl Antara Anak Usia 5 Tahun dengan Anak Usia 7 Tahun, Supriyanto menyatakan bila renang dapat memelihara dan meningkatkan kebugaran Si Buah Hati. Juga menjaga kesehatan serta daya tahan tubuh, meningkatkan kekuatan otot maupun mempercepat pertumbuhan tulang, dan latihan untuk keselamatan diri.

Melatih Rasa Percaya Diri

Melalui berenang, Si Buah Hati akan memperoleh kesempatan untuk bergerak dengan bebas dan leluasa. Kebebasan dan keleluasaan itu merupakan rangsangan yang luar biasa, terutama untuk aspek psikologis. Seperti memupuk keberanian, perasaan mampu, serta rasa percaya diri Si Buah Hati.

Merangsang Perkembangan Otak

Ketika berenang, Si Buah Hati akan menggerakkan seluruh anggota tubuh. Menurut Totok Budiarto dalam Naskah Publikasi Ilmiah Pusat Kebugaran Ibu, Bayi, dan Balita di Surakarta, seluruh gerakan yang dilakukan Si Buah Hati selama berenang akan merangsang perkembangan otak, menguatkan saraf, dan membuat kerja otak semakin efisien.

Belajar Sosialisasi

Di kolam renang, Si Buah Hati akan bertemu banyak orang. Mulai dari anak kecil seusianya, hingga orang dewasa. Di momen ini, secara tidak langsung ia akan belajar bersosialisasi dan tidak takut bila berada di tempat umum.

Berani Mencoba Hal Baru

Selain bermain air, belajar berenang akan membuat Si Buah Hati memupuk diri untuk belajar terhindar dari bencana, seperti tenggelam. Terbiasa berada di kolam yang cukup dalam untuk ukuran usianya pun akan membuatnya belajar berani mencoba hal baru, meski itu tampak menyeramkan. Hingga ia tumbuh dengan percaya diri yang tinggi.

Image Article
Berenang, Membangun Rasa Percaya Diri Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ketika Bunda Tidak Menuruti Semua Keinginan Si Buah Hati

Published date

Ketika Si Buah Hati sudah menginjak usia prasekolah, pernahkah Bunda mengalami momen ia menangis keras di depan toko mainan karena merajuk meminta mainan baru? 

 

Kerasnya tangisan Si Buah Hati bisa jadi menarik perhatian banyak orang. Bila Bunda pernah mengalami hal ini, tidak perlu merasa malu karena membiarkan Si Buah Hati menangis. Ini karena ketika Bunda selalu menuruti semua keinginan Si Buah Hati, bisa jadi mereka akan tumbuh manja dan berpikir semua bisa didapatkan dengan menangis.

 

Memang ada kalanya Bunda harus menolak keinginan Si Buah Hati. Seperti kata Marge Kennedy, penulis buku 100 Kiat Praktis untuk Merekatkan Keluarga Anda. "Pontang-panting menuruti kemauan anak akan merugikan orang tua, juga si anak," ujar Merge.

 

Lalu, apa yang harus Bunda lakukan? Yuk simak tips berikut ini.

 

1. Tenang dan Tidak Panik

Ketika Si Buah Hati mulai mengeluarkan sinyal “marah” karena permintaanya tidak dituruti, hal pertama yang harus dilakukan adalah tenang dan tidak panik. Terlebih bila hal ini terjadi di tempat umum. 

 

Jika Bunda panik, secara tidak langsung akan membuat Si Buah Hati semakin merajuk atau mengamuk. Hingga akhirnya Bunda akan merasa malu, bahkan ingin mengambil langkah seribu. Jadi, tenangkan dulu diri Bunda. Kemudian, berilah pengertian pada Si Buah Hati hingga tangisannya mereda.

 

2. Sabar

Menghadapi Si Buah Hati memang harus ekstra sabar, hindari memarahi atau membentaknya ketika mereka tantrum. Ini karena secara tidak langsung Si Buah Hati akan belajar dari perilaku Bunda.

 

Bisa jadi amarah atau suara keras Bunda akan dicontoh Si Buah Hati dengan berteriak atau menangis semakin kencang. Yakinlah bahwa ia akan mengerti keadaan Bunda, bila memberikan pengertian kepadanya.

 

3. Terbuka pada Si Buah Hati

Komunikasi adalah hal yang paling penting. Karena komunikasi yang baik akan membuahkan hasil yang positif. Bila Bunda tidak bisa menuruti keinginan Si Buah Hati, bicara terbukalah dengan mereka. Misalnya, Si Buah Hati menginginkan mainan dengan harga yang terlalu mahal. Bunda mungkin bisa mengatakan “Belinya nanti, ya, kalau sudah ada rejeki. Sekarang kita beli yang lain dulu, yang lebih penting.” 

 

Dengan begini, Bunda juga mengajarkan Si Buah Hati untuk belajar melakukan prioritas, mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda.

 

4. Peka Dengan Perasaan Si Buah Hati

Sebagai orang tua, sebaiknya Bunda peka dengan perasaan Si Buah Hati. Seiring dengan bertambahnya usia, keinginan mereka pun semakin besar dan banyak. Ada saja yang menarik perhatian mereka. 

 

Bunda harus mengetahui apa yang Si Buah Hati butuhkan dan apa yang diinginkan. Saat ia menginginkan sesuatu, tetapi belum tentu dibutuhkan, Bunda bisa memberitahukan mereka mana yang lebih penting atau kapan saatnya untuk membeli benda tersebut.

 

5. Ajak Si Buah Hati Menabung

Bunda jangan heran bila kemauan keras Si Buah Hati semakin hari semakin kuat. Terlebih ketika menginginkan sesuatu, seperti boneka Barbie atau mobil remote control, bisa jadi mereka akan melakukan segala cara.

 

Namun, tetap saja ada kalanya Si Buah Hati harus sabar untuk bisa memiliki barang yang diinginkan. Apalagi bila benda yang diinginkan berharga terlalu mahal. Kalau memang begitu, ada baiknya Bunda mengajarkan Si Buah Hati menabung agar bisa membeli barang yang didambakan. Dengan menanamkan kebiasaan menabung sejak usia dini, Si Buah Hati pun bisa menghargai barang yang dimiliki.

 

Jadi, beranilah untuk bilang “tidak” pada Si Buah Hati bila memang Bunda perlu untuk menolaknya. Karena “tidak” bukan berarti buruk, dan mungkin akan menjadi proses belajar bagi Si Buah Hati.

 

Agar mood Si Buah Hati menjadi baik, Bunda bisa memberikan minuman yang disukai anak prasekolah. Salah satunya adalah DANCOW 3+ Nutritods. Produk DANCOW ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun. Susu ini  mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus

Image Article
Ketika Bunda Tidak Menuruti Semua Keinginan si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh Si Buah Hati, Bunda Bisa Pilih 8 Asupan Ini

Published date

Bunda, apakah Si Buah Hati sering mengalami gejala sakit atau mudah lelah? Bila iya, bisa jadi Si Buah Hati kekurangan asupan gizi. Apalagi di masa kini semakin marak jajanan dengan variasi bentuk, rasa, dan warna yang belum tentu baik untuk kesehatan Si Buah Hati.

Nah, untuk menyiasati serbuan jajanan itu, ada baiknya Bunda menyiapkan makanan ala rumahan untuk Si Buah Hati. Sehingga kebersihan dan kualitas gizi makanannya tetap terjaga.

Agar hasilnya optimal dan kekebalan tubuh Si Buah Hati terus terjaga, Bunda bisa menyajikan beragam menu yang dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk memelihara kesehatannya dan mendukung aktivitas sehari-hari. 

Jenis makanan itu haruslah memiliki kandungan energi, protein, dan mikronutrien yang dapat memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien untuk kekebalan tubuh Si Buah Hati. 

Menurut Inti Krisnawati, dalam buku Healing Foods for Kids, ada delapan jenis makanan yang dapat membantu menjaga kekebalan tubuh anak:

1. Daging

Daging kaya akan zink. Zink berperan penting pada banyak fungsi metabolisme Si Buah Hati yang dapat memperbanyak sel darah putih, asupan daging bisa membantu Bunda untuk melindungi Si Buah Hati dari serangan penyakit.

2. Yoghurt

Produk olahan susu yang satu ini sangat baik untuk kesehatan, terutama menjaga sistem pencernaan usus Si Buah Hati. Sebab yogurt mengandung bakteri baik. Dengan campuran buah-buahan, yoghurt bisa menjadi camilan bergizi dan enak untuk Si Buah Hati.

3. Gandum

Gandum memiliki kandungan serat yang baik. Hal ini membantu menjaga kesehatan saluran cernanya yang penting untuk perlindungan Si Buah Hati. Karenanya Bunda bisa mulai mengajarkan kebiasaan mengkonsumsi roti gandum atau produk olahan gandum lain pada Si Buah Hati.

4. Ubi Kuning

Ubi jalar kaya akan vitamin A yang baik untuk mempertahankan keutuhan lapisan permukaan seperti kulit dan saluran cerna. Dalam penyajiannya, Bunda bisa mengolah ubi kuning dengan mengukusnya lalu dibuat menjadi bentuk yang lucu. Sehingga menarik perhatian dan membuat Si Buah Hati tertarik untuk menyantap camilan sehat itu.

5. Telur

Telur merupakan salah satu makanan yang baik untuk sistem imunitas tubuh. Karena telur mengandung beberapa vitamin, seperti vitamin A yang berfungsi untuk mendukung data tahan tubuh.

Pastikan mengolah telur dengan benar ya Bunda, telur harus benar-benar matang. Karena tubuh Si Buah Hati masih sangat rentan terhadap mikroba bila makanan belum matang sempurna.

6. Alpukat

Alpukat mengandung vitamin C dan A. Bunda bisa menyajikan alpukat dalam bentuk jus, es buah, maupun olahan lain yang sehat bagi Si Buah Hati.

7. Sayuran Hijau

Sayuran hijau kaya akan vitamin B1, A, C dan zink yang baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh Si Buah Hati. Karena itu Bunda perlu mengajarkan Si Buah Hati untuk membiasakan mengkonsumsi sayuran. 

Bisa melalui pemahaman tentang pentingnya sayuran bagi tubuh atau melalui dongeng maupun cerita karangan Bunda sebelum Si Buah Hati makan.

8. Susu Pertumbuhan

Selama masa pertumbuhan, Bunda sebaiknya membiasakan Si Buah Hati untuk meminum dua gelas susu pertumbuhan sehari. Karena susu memiliki kandungan lengkap yang baik untuk mendukung sistem kekebalan tubuh Si Buah Hati. 

Untuk ini, Bunda bisa memilih Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh si Kecil, Bunda Bisa Pilih 8 Asupan Ini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Agar Kegiatan Membersihkan Rumah Bersama Si Buah Hati Jadi Menyenangkan

Published date

Si Buah Hati mengerjakan pekerjaan rumah tangga? Kenapa tidak? Cara mendidik anak semacam ini justru bisa membentuk anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mandiri dan disiplin. Yuk simak beberapa tips saat melakukan pekerjaan rumah tangga bersama anak.

Mulai dari yang sederhana

Bunda bisa memulainya dari hal yang paling mudah dan sederhana dan yang ada di sekitar mereka. Misalnya membereskan mainan ketika selesai bermain. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan seluruh mainan Si Buah Hati. Sehingga ia tahu di mana letak kotak ‘harta karun’ tersebut.

Selain itu Bunda juga bisa membiasakan Si Buah Hati untuk membuang sampah pada tempatnya serta menaruh baju kotor di tempat cucian. Hal ini berguna untuk melatih kedisiplinan dan daya ingat anak.

Gunakan Pembersih yang aman bagi Si Buah Hati dan bebas racun

Kemampuan motorik Si Buah Hati terus berkembang seiring waktu. Setelah usia dua tahun, dia sudah bisa memegang sapu, membersihkan meja dengan kemoceng, memengap lap kain, serta menyiram tanaman dengan gayung. Jadi, Bunda bisa memberikan tugas yang lebih rumit. Ketika Bunda mengajaknya membersihkan ruangan dengan peralatan kebersihan atau bahan pembersih, pastikan terbuat dari bahan yang aman dan ramah lingkungan ya Bunda. Jangan lupa untuk memakaikan sarung tangan saat melakukan pekerjaan rumah tangga.

Jangan paksa Si Buah Hati untuk melakukan pekerjaan dengan sempurna

Mungkin Si Buah Hati masih suka menyapu lantai berulang kali bahkan sambil bermain-main dan debunya. Sehingga ruangan malah jadi berantakan lagi. Bunda harus bisa tersenyum sambil berkata, “Oke, kita bersihkan lagi ya.” Kejadian seperti itu adalah hal yang wajar, Bunda. Sebab anak masih dalam tahap belajar. Jadi, jangan berekspektasi terlalu tinggi padanya.

Jangan memarahi Si Buah Hati ya Bunda, tapi berikan apresiasi atas usahanya. Bunda harus terus mengajarkan anak cara membersihkan dengan baik dan benar. Seiring dengan perkembangan dan kematangan berpikirnya, ia akan mengerti kok Bunda.

Sistem Hadiah

Bunda bisa memberikan hadiah setelah Si Buah Hati membantu pekerjaan rumah tangga. Misalnya dengan menyajikan makanan kesukaan anak, atau membelikan mainan edukasi yang baru. Selain itu, Bunda juga bisa mengajaknya ke arena bermain setelah lelah bekerja.

Jadwalkan "Hari Bersih Keluarga" yang menyenangkan

Bunda juga bisa membuat jadwal membersihkan rumah bersama seluruh anggota keluarga. Misalnya di hari Sabtu atau Minggu, setiap jam 9 atau 10 pagi. Tetapkan hari tersebut sebagai “Hari Bersih Keluarga” dan ciptakan suasana yang menyenangkan. Pasang musik yang bersemangat saat melakukan pekerjaan rumah. Selain itu, Bunda juga bisa jadikan kegiatan ini sebagai ajang lomba bagi Ayah dan anak dalam menyelesaikan tugasnya masing-masing.

Nah Bunda, itu dia tips seru yang bisa Bunda lakukan saat melibatkan Si Buah Hati dalam kegiatan rumah tangga. Mudah kan? Semoga membantu dan bisa dipraktekan ya Bunda. Selamat bersih-bersih!

Image Article
Agar Kegiatan Membersihkan Rumah Bersama si Kecil Jadi Menyenangkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mencegah Si Buah Hati dari Obesitas

Published date

Si Buah Hati tumbuh dengan subur. Saking suburnya, Bunda terkadang merasa bila berat badan Si Buah Hati bertambah secara tidak wajar. Kalau sudah begitu, Bunda sebaiknya waspada. Jangan-jangan Si Buah Hati mengalami obesitas.

Apa itu obesitas? Menurut dokter spesialis anak Soedjatmiko, obesitas berbeda dengan gemuk. Dalam ilmu kedokteran, gemuk bisa terjadi karena faktor genetis. Bagi Si Buah Hati, kondisi badan gemuk tidak akan bermasalah selama berat badannya tidak berlebihan dan ia tetap aktif bereksplorasi.

Sementara ketika mengalami obesitas, bobot badan Si Buah Hati akan meningkat secara tidak normal, pipi yang terlalu tembem, dagu berlipat, dan leher yang terkesan terlalu pendek akibat terlalu banyak makan. Pada umumnya, obesitas terjadi karena Si Buah Hati mengonsumsi karbohidrat dan lemak yang tidak seimbang sesuai usia tumbuh kembangnya. Sehingga ia memiliki kelebihan lemak dalam tubuh. Lemak dalam tubuh ini menyebabkan Si Buah Hati mudah terserang penyakit seperti kelainan hormon dan jantung.

Berikut beberapa penyebab obesitas yang perlu Bunda ketahui:

1. Riwayat Keluarga

Dalam penelitian Victoria Henuhili, berjudul Gen-gen Penyebab Obesitas dan Hubungannya dengan Perilaku Makan, salah satu faktor penyebab Si Buah Hati obesitas adalah faktor keturunan. Dituliskan bila anak-anak yang berasal dari orang tua berbadan normal akan mempunyai peluang 10 persen menjadi gemuk.

Peluang itu akan bertambah menjadi 40-50% bila salah satu orang tua menderita obesitas. Dan akan meningkat menjadi 70-80% bila kedua orang tua menderita obesitas.

2. Kebanyakan Mengkonsumsi Garam

Minim asupan garam bisa membuat Si Buah Hati kekurangan yodium yang berguna untuk perkembangan otak Si Buah Hati. Namun terlalu banyak mengonsumsi garam bisa memicu penyebab obesitas pada Si Buah Hati. Kenapa? Karena zat yang terkandung di garam mampu mengikat lemak dalam tubuh.

3. Pola Makan yang Buruk

Seringnya Si Buah Hati menyantap menu junk food makan dengan porsi berlebihan akan menyebabkan obesitas. Variasi menu junk food seperti kentang goreng dan hamburger memang dianggap enak oleh anak-anak. Tetapi makanan itu tidak memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan tubuh Si Buah Hati.

4. Stres

Stres bisa menjadi penyebab obesitas pada Si Buah Hati. Penyebab stres pada anak sendiri terpicu kejadian atau perubahan fundamental yang dialami Si Buah Hati. Seperti berpisah dengan orang tua, perceraian orang tua, pindah ke lingkungan baru, dan lain-lain.

5. Kurangnya Aktivitas Fisik

Biasanya anak-anak suka bermain, baik kejar-kejaran, bermain bola, atau petak umpet. Tetapi zaman sekarang, Si Buah Hati cenderung memilih bermain game online dan betah duduk berjam-jam di depan layar komputer atau gadget. Kurangnya aktivitas fisik seperti ini menyebabkan Si Buah Hati bisa terkena obesitas.

Nah, agar Si Buah Hati tidak menderita obesitas, berikut sejumlah hal yang harus Bunda perhatikan:

Selalu Sediakan Sayur dan Buah

Mengonsumsi buah dan sayur sangat dianjurkan bagi Si Buah Hati. Namun banyak anak yang tidak doyan jenis makanan ini. Karenanya Bunda perlu menanamkan pemahaman sejak dini kalau buah sangat penting dan lebih baik ketimbang makanan manis atau junk food. Bunda bisa melindungi Si Buah Hati dari obesitas bila membiasakannya memakan buah kala merasa lapar.

Periksa Berat Badan Si Buah Hati Secara Rutin

Memeriksa berat badan secara berkala dapat membantu Bunda mengetahui apakah Si Buah Hati kelebihan berat badan atau tidak. Caranya mudah. Kali dua usia Si Buah Hati lalu ditambah delapan ((2xumur)+8), hasilnya adalah berat ideal.

Hindari Makanan Junk Food

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Begitu juga dengan masalah obesitas ini. Lebih baik Bunda mulai mengurangi atau menghentikan kebiasaan Si Buah Hati makan menu junk food dan mulai menyajikan menu sehat di rumah.

Mungkin sesekali menyantap hidangan junk food boleh saja, tetapi jangan menjadi rutinitas. Terapkan peraturan kalau Si Buah Hati bisa ke restoran cepat saji hanya sekali setiap sebulan. Tidak lebih.

Perbanyak Aktivitas Fisik

Si Buah Hati malas keluar rumah karena sibuk bermain game atau duduk di depan komputer? Nah, ini saatnya Bunda membawa Si Buah Hati keluar rumah untuk olahraga, jalan-jalan, atau membersihkan kebun. Aktivitas ini bisa mengeluarkan keringat dan membuat Si Buah Hati lebih bugar sekaligus menghindari obesitas.

Jaga Pola Makan Si Buah Hati

Disarankan Bunda memperhatikan asupan dan pola makan Si Buah Hati seperti memperbanyak konsumsi buah dan susu. Berikan porsi makanan yang sesuai dan jangan terlalu berlebihan. Hindari minuman dan makanan manis dan selalu bekali Si Buah Hati dengan makanan dari rumah bila bepergian. Cara ini cukup efektif untuk mencegah Si Buah Hati jajan.

Memiliki Si Buah Hati yang montok dan lucu memang menyenangkan. Namun Bunda pasti ingin Si Buah Hati tumbuh sehat, tumbuh kuat dengan berat badan yang normal bukan?

Image Article
Mencegah Si Kecil dari Obesitas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Ini 3 Fase Perkembangan Karakter Si Buah Hati

Published date

Dalam masa pertumbuhan, Bunda dan Ayah perlu mengenal karakter unik Si Buah Hati. Sebab di masa ini, ia akan mengalami sejumlah fase yang dipengaruhi dengan lingkungan sekitar dan perkembangan wawasannya. 

Dalam buku 8 Tahun yang Menakjubkan, Lely Noormindhawati membagi tiga fase biasa dialami oleh Si Buah Hati yang memasuki usia toddler.

1. Fase Peniru Ulung

Usia toddler merupakan fase "peniru ulung". Di usia ini, Si Buah Hati umumnya punya rasa ingin tahu yang tinggi. Ia juga suka menirukan perilaku orang-orang di sekelilingnya. Karena itu, dibutuhkan kesabaran dan kebijakan Bunda dalam mengasuh serta mendidik Si Buah Hati yang berada dalam fase ini.

Perilaku meniru sendiri merupakan tanda perkembangan kognitif Si Buah Hati. Umumnya, kemampuan kognitif anak usia ini yang cenderung berkembang lebih dulu adalah kemampuan berbahasanya. Tentu, ini tergantung dari stimulasi Bunda pada Si Buah Hati.

Pada awalnya, Si Buah Hati akan sering meniru Bunda atau sosok yang mengasuhnya. Lambat laun, model peniruannya berkembang sejalan perkembangan wawasan Si Buah Hati. Selama positif, fase peniruan Si Buah Hati pun bukan masalah. 

Namun, menjadi masalah bila Si Buah Hati meniru figur atau tayangan negatif. "Karena itu, penting untuk Bunda menyeleksi tayangan yang boleh ditonton Si Buah Hati maupun lingkungan dan teman yang bergaul dengannya," tulis Lely.

2. Keras Kepala

Suka menolak, protes, dan ogah kompromi terkadang terjadi pada Si Buah Hati di usia ini. Hingga tidak sedikit Bunda yang merasa frustasi ketika Si Buah Hati mencapai usia ini. 

Namun tetaplah tenang, positif, sabar, dan bijak, Bunda. Sebab ini adalah fase dan bagian proses perkembangan Si Buah Hati yang sesungguhnya tengah mencoba ingin mandiri.

Baca Juga: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus

3. Bereksplorasi

Anak-anak di usia ini juga cenderung memiliki semangat luar biasa dalam mencoba hal-hal baru tanpa memikirkan akibatnya. Berjingkat, meloncat, dan tingkah lainnya akan ia coba. Bahkan, mencoba merusak barang-barang yang ada di rumah tanpa peduli mahal atau tidak. 

Bagi orang dewasa, tingkah ini dianggap merusak, padahal sebenarnya Si Buah Hati sedang bereksplorasi dan sekadar ingin tahu dampak dari tindakannya. Di sinilah, ia belajar konsep sebab-akibat.

Gemar bereksplorasi dan membantah, Si Buah Hati seakan mencoba batas kesabaran Bunda. Misalnya, ia suka bermain boneka karet saat mandi berendam namun menolak mengakhiri sesi mandi. 

Untuk menghadapinya, Bunda harus lebih kreatif. Bila ia tengah berendam di bathtub, maka tariklah penutup lubang air. Saat air habis, ajaklah Si Buah Hati keluar.

Kalau Si Buah Hati berendam dalam ember, Bunda bisa mengajaknya mencuci mainan dengan air rendamannya. Minta ia menyirami mainannya yang ada di luar ember menggunakan air berendam. Ketika air habis, ia bisa diajak keluar.

Dengan kesabaran dan kreativitas, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati kebebasan bereksplorasi tanpa perlu berhadapan dengan sikapnya yang membantah. Jangan lupa, semua arahan disampaikan dengan bahasa yang ia mudah mengerti, hindari kata-kata larangan, serta tidak mendiktenya ya, Bunda. Sehingga Si Buah Hati bisa mencapai kemandirian, percaya diri, namun tetap tahu batasan dalam bertindak.

Jangan lupa dukung tumbuh kembang anak dengan minuman pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bunda, Kenalilah Karakter Unik Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Motivasi Agar Si Buah Hati Berjalan Sendiri

Published date

Pada usia 1 tahun, Si Buah Hati sudah melewati fase tengkurap, merayap, dan merangkak. Mereka pun masuk ke tahapan selanjutnya, yakni berdiri sendiri. Si Buah Hati mencapai kemampuan itu karena kedua kaki mungilnya sudah kuat menahan bobot tubuhnya sendiri. Sambil berpegangan pada kursi, ia akan merambat ke sana-ke sini. Kemudian meraih benda dan mainan yang ia cari.

Suatu hari, Si Buah Hati akan mulai berani melepaskan pegangannya, hingga menjauh dari kursi, satu-dua langkah kaki. Sesekali ia jatuh dan membuat latihannya terhenti, atau mungkin menangis. Inilah saatnya Bunda mendukung stimulasinya, agar Si Buah Hati percaya diri untuk mulai belajar berjalan lagi.

Dalam wawancara Jumat, 7 Agustus 2015, psikolog, Ratih Ibrahim, memberikan sejumlah saran agar Bunda bisa mendukung Si Buah Hati belajar berjalan. Yuk simak tips dan triknya:

Percaya pada Si Buah Hati

Selama proses belajar, Bunda semestinya memberikan kepercayaan pada Si Buah Hati. Yakinlah bahwa dia bisa berjalan sendiri. Bunda dapat juga memberikan contoh cara berjalan pelan-pelan. Tuntun ia berjalan kecil di atas pangkuan Bunda, seolah-olah seperti sedang berdansa. Saat Si Buah Hati mulai percaya diri, latihlah berjalan sendiri di dalam ruang. Sementara Bunda tetap di sebelah Si Buah Hati dan ikut berjalan atau menuntunnya.

Siapkan Ruang Gerak

Sediakan ruang dengan ukuran yang memadai agar Si Buah Hati bisa bergerak bebas. Jika Bunda menyiapkan area latihan di ruang tamu, untuk sementara letakkan meja dan kursi lebih rapat ke tembok. Sehingga ada tempat yang cukup lega di tengah ruangan.

Perhatikan kebersihan, keamanan, kenyamanan ruangan, serta hindarkan berbagai benda tajam atau berbahaya. Jauhkan pula perabotan yang runcing dan kasar seperti ujung meja yang berbentuk persegi. Hal ini untuk menghindari benturan dan luka saat Si Buah Hati latihan berjalan. Jangan lupa, Bunda haruslah memastikan agar ketinggian tempat sesuai kemampuan latihan Si Buah Hati. Sehingga ia tidak mudah terjatuh.

Alat Bantu Berjalan

Bunda bisa menyediakan fasilitas yang membantu Si Buah Hati belajar berjalan. Untuk ini, pilihlah peralatan yang kokoh berdiri dan tidak mudah bergeser. Misalnya pagar di tangga rumah, sofa yang empuk, meja bulat, atau kursi lipat yang mudah didorong.

Motivasi Tiada Henti

Selama Si Buah Hati belajar berjalan, berikanlah motivasi secara terus-menerus. Bunda bisa mengatakan, “Yuk sayang maju terus, Bunda ada di sini, sedikit lagi sampai..” Berikan tepuk tangan atau sekedar ucapan pujian untuk mengapresiasi usaha keras yang telah ia lakukan.

Jika Si Buah Hati jatuh saat latihan, Bunda jangan bereaksi berlebihan. Tetaplah bersikap ‘cool’. Hampiri Si Buah Hati dan bilang, “Tidak apa-apa jatuh, ayo sayang bangun lagi, duh pintarnya anak Bunda.” Hal ini menciptakan persepsi positif bagi Si Buah Hati sehingga tidak trauma dan pada akhirnya mau mencoba lagi.

Bermain Sambil Belajar Berjalan

Bunda, buatlah situasi belajar berjalan yang menyenangkan. Bisa dengan model permainan atau perlombaan. Misalnya mengajak Si Buah Hati bermain tangkap bola atau mengejar Bunda. Dengan cara ini, Si Buah Hati tergerak untuk beranjak dari tempatnya berdiri dan mulai melangkah mendekati objek permainan.

Bereksplorasi di Luar Rumah

Jika kepercayaan dirinya sudah semakin meningkat, Si Buah Hati bisa belajar berjalan di luar ruang yang tidak terlalu ramai. Mulai dari taman di rumah lalu bahkan ke kebun raya dapat menjadi tempat yang sangat menyegarkan untuk latihan. Pilihlah area yang banyak rumput sehingga jika terjatuh, Si Buah Hati tidak akan kesakitan atau terluka.

Sesekali Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati belajar berjalan di tempat lain seperti playground. Pilihlah wahana bermain yang nyaman dengan lantai berlapis bahan plastik atau karet.

Ingatkan Si Buah Hati agar Bisa Mengendalikan Diri

Jika sudah mahir berjalan, Si Buah Hati akan mulai suka berlari kencang, bolak-balik berkeliling ruangan, bahkan memanjat-manjat. Di tahap ini, Bunda harus selalu mengingatkan Si Buah Hati agar bisa mengendalikan diri. Seperti mengatakan,”Hati-hati ya.” Bunda juga boleh mengatakan,”Yang sopan ya.” Sampaikan dengan lembut, agar Si Buah Hati mengerti.

Image Article
Pentingnya Motivasi Agar Si Kecil Berjalan Sendiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off