Kembang Kol dan Bahan Pendukung Tumbuh Kembang Otak Anak Lainnya

Published date

Bunda tentu sudah tahu bila tumbuh kembang Si Buah Hati yang optimal sangat ditentukan oleh asupan makanannya sejak masih di dalam kandungan hingga lahir dan tumbuh besar. 

Begitu pula dengan perkembangan otaknya. Menurut Ika Prasetya Aning dan Yohanes Kristianto dalam buku 234+ Resep MPASI untuk Tumbuh Kembang Otak Anak, setidaknya ada 10 bahan makanan yang mendukung perkembangan otaknya. Cek daftarnya berikut ini.

1. Telur

Telur merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan utama zat gizi yang bagus untuk otak, yaitu: coline, omega-3, zink, dan lutein. Bunda bisa memberikan telur dalam berbagai bentuk dan sajian untuk Si Buah Hati. 

Misalnya, telur rebus, dadar, mata sapi, orak-arik, atau mencampurkannya dalam masakan yang lain. Namun, bila terjadi reaksi alergi telur padanya, sebaiknya Bunda mengurangi porsi santapan telur itu. 

2. Yoghurt Yunani

Yoghurt Yunani memiliki kandungan protein yang lebih banyak ketimbang yoghurt biasa. Untuk Si Buah Hati, Bunda bisa menyajikan yoghurt Yunani dengan topping buah segar. Ini akan menjadi camilan atau pencuci mulut yang segar untuknya. 

3. Sayuran Hijau

Dari sayuran hijau, Bunda bisa mendapatkan beragam nutrisi. Misalnya saja vitamin A, vitamin C, vitamin K, dan asam folat. Bagi Si Buah Hati, kandungan asam folat itulah yang akan berpengaruh baik pada otaknya. Untuk itu, Bunda bisa memilih sayuran hijau berwarna tua, seperti bayam. 

4. Kembang Kol Ungu

Mungkin Bunda masih kurang familiar dengan kembang kol ungu, karena biasanya yang banyak di pasaran adalah kembang kol putih. Namun tahukah Bunda, ternyata kandungan gizi yang baik untuk otak ada dalam kembang kol ungu. 

Sebab sayuran ini kaya akan serat, tinggi folat dan vitamin B6 yang bagus untuk daya ingat, serta kadar gula yang rendah. Untuk penyajiannya, Bunda bisa mencampurkan kembang kol ungu ke dalam sajian sup ayam. 

5. Ikan

Ikan merupakan sumber omega-3 yang paling baik. Selain itu, ikan juga mengandung banyak vitamin D. Karenanya, jangan segan untuk selalu menyajikan ikan sebagai makanan untuk Si Buah Hati, ya Bunda. 

Baca Juga: Kriteria Memilih Susu Anak yang Bagus untuk Anak di Musim Hujan

6. Daging Sapi

Bunda untuk memberikan daging sapi kepada Si Buah Hati, sebaiknya pilih yang tanpa lemak. Karena daging berjenis ini sarat akan zat besi dan zink yang baik untuk pertumbuhan otak. Apalagi kandungan zink bisa membantu meningkatkan daya ingat anak. 

7. Kacang dan Biji-Bijian

Kacang dan biji-bijian mengandung banyak protein, vitamin E, dan antioksidan. Seluruh zat tersebut sangat baik untuk perkembangan dan pertumbuhan otak Si Buah Hati. Dalam keseharian, Bunda bisa menyajikannya sebagai camilan sehat di rumah. Sehingga ia pun tidak terbiasa jajan sembarangan. 

8. Oatmeal

Oatmeal banyak mengandung vitamin A, B, serta potassium dan zink membantu mengoptimalkan kerja otak Si Buah Hati. Dalam keseharian, Bunda bisa menyajikan oatmeal sebagai menu sarapan atau mengolahnya menjadi kue sebagai camilan sore. Selain sehat, ia juga akan terbiasa menyantap makanan rumah. 

9. Apel

Buah apel memiliki kandungan serat dan zat penting seperti antioksidan, vitamin A, folat, mineral kalium, kalsium, fosfor, dan mineral lainnya. Untuk penyajian, Bunda bisa membuatnya menjadi jus, buah utuh, atau smoothies dengan campuran beberapa buah lainnya. 

10. Kunyit

Mungkin yang Bunda tahu, kunyit hanya berfungsi sebagai bumbu dapur. Namun sesungguhnya rempah-rempah ini mengandung curcumin yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan otak Si Buah Hati. Untuk sajian, Bunda bisa mencampurkan kunyit dalam olahan ayam, seperti opor.

Untuk mendukung perkembangan otak Si Buah Hati, bisa pula memberikannya susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Kembang Kol Ungu untuk Tumbuh Kembang Otak Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Toddler Minum Susu Sebagai Asupan Nutrisi Tambahan

Published date

Si Buah Hati sudah semakin besar! Kini, ia telah memasuki usia satu tahun. Seiring pertambahan usianya, makin bertambah juga kebutuhan gizinya. Untuk memastikan Si Buah Hati mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, tentu Bunda perlu menyiapkannya menu bergizi seimbang.

Pertanyaannya, apakah makanan yang Bunda sajikan sudah mencukupi kebutuhan hariannya? Apakah Si Buah Hati butuh asupan nutrisi tambahan, seperti susu anak usia toddler? Temukan jawabannya di bawah ini, Bunda.

Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Anak Usia Toddler

Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, setelah menginjak usia satu tahun, anak membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak dari sebelumnya. Misalnya, kebutuhan akan energi dan zat besi, yang penting untuk mendukung kegiatan aktif Si Buah Hati.

Kebutuhan energi anak satu tahun adalah sekitar 1.125 kkal tiap harinya. Jika asupan energi dalam tubuh Si Buah Hati tidak mencukupi kebutuhannya, maka energi akan diambil dari cadangan lemak. Hal ini dapat menyebabkan pertambahan berat badannya terhambat atau memiliki bobot tubuh di bawah angka ideal.

Sedangkan, bila kebutuhan zat besi Si Buah Hati tidak tercukupi, ia berisiko terkena anemia karena produksi sel darah merahnya sedikit. Untuk mencegah hal ini terjadi, Bunda mesti memenuhi kebutuhan asupan zat besi Si Buah Hati yang berusia satu tahun. Jumlahnya, sekitar 7 mg per hari.

Sumber Nutrisi Tambahan untuk Anak Usia Toddler

Bagaimana caranya memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati yang sudah menginjak usia satu tahun? Bunda perlu membuatkan menu makan anak toddler dengan kandungan nutrisi yang seimbang.

Sebagai gambaran, Bunda dapat memberikan Si Buah Hati daging yang dicincang halus atau telur sebagai sumber protein, kacang-kacangan dan sayuran hijau sebagai sumber zat besi, sayur dan buah berwarna kuning atau oranye sebagai sumber vitamin A dan C; serealia, susu, dan umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat.

Di antara waktu makan, Bunda dapat memberikan asupan gizi tambahan Si Buah Hati dengan memberikan snack yang sehat. Sebagai alternatif menu sehat, Bunda dapat memberikannya beragam sayur dan buah. 

Menurut informasi dari situs lembaga kesehatan Australia, Better Health Channel, Bunda direkomendasikan memberikan Si Buah Hati sayuran beraneka warna supaya dapat membantu melengkapi asupan nutrisinya. 

Selain itu, warna campuran hijau, kuning, oranye, dan merah, juga dapat membuat menu makanan terlihat menarik sehingga Si Buah Hati mau melahapnya!

Tips Pemberian Makan Si Buah Hati

Berdasarkan informasi dari situs Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, berikut ini adalah tips memberikan makan anak usia 12-24 bulan:

  • Buatkan makanan seperti yang dikonsumsi oleh Ayah dan Bunda, namun sebaiknya hindari penggunaan penyedap rasa.
  • Gunakan buah dan sayuran segar, dan hindari menyajikan makanan kaleng atau kemasan yang dikhawatirkan mengandung pengawet.
  • Hindari memberikan makanan yang berbumbu tajam, pedas, terlalu asam, atau berlemak, karena berisiko mengganggu kesehatan organ pencernaan.
  • Siapkan finger snack atau makanan yang bisa digenggam seperti biskuit, potongan buah atau sayuran rebus. Jenis makanan ini sekaligus melatih keterampilan Si Buah Hati dalam menggenggam makanan dan memasukannya ke mulut.

Dari informasi di atas, Bunda sudah mengetahui bahwa pemenuhan nutrisi itu penting untuk tumbuh kembang Si Buah Hati. Untuk mendukung pemenuhan nutrisi Si Buah Hati, Bunda dapat memberikannya susu pertumbuhan. 

Sebab, susu pertumbuhan merupakan sumber nutrisi tambahan yang mengandung protein, vitamin, kalsium, dan energi.

DANCOW 1+ Nutritods merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Dengan membantu mencukupi kebutuhan gizi Si Buah Hati, Bunda juga dapat mendukung perlindungan kesehatannya. Jadi, Bunda tak perlu was-was lagi saat Si Buah Hati ingin bereksplorasi.

Yuk Bunda, bantu cukupi asupan nutrisi Si Buah Hati dengan memasukkan susu anak toddler ke dalam menu hariannya!

Image Article
Susu Anak 1 Tahun Dukung Tumbuh Kembang Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
4 mg
Quiz Answer 1 B
7 mg
Quiz Answer 1 C
17 mg
Quiz Answer 1 D
27 mg
Quiz Answer 2 A
Daging cincang dan telur
Quiz Answer 2 B
Sayur dan buah berwarna kuning atau oranye
Quiz Answer 2 C
Kacang-kacangan dan sayuran hijau
Quiz Answer 2 D
Serealia dan umbi-umbian
Quiz Answer 3 A
Penyedap rasa
Quiz Answer 3 B
Pengawet
Quiz Answer 3 C
Makanan berbumbu tajam
Quiz Answer 3 D
Semua benar
Quiz 1
Jumlah asupan zat besi yang dibutuhkan Si Kecil setiap hari?
Quiz 3
Hal-hal yang sebaiknya dihindari saat memberikan makan anak usia 12-24 bulan?
Quiz 2
Bahan makanan sumber zat besi?
Kunci Quiz 1
B
Kunci Quiz 2
C
Kunci Quiz 3
C

Atasi Susah BAB pada Anak dengan Makanan Kaya Serat

Published date

Excerpt: Anak-anak rentan mengalami sembelit atau susah BAB. Makanan kaya serat adalah salah satu kunci untuk mengatasinya.

Susah BAB pada anak memang cukup umum terjadi, terutama jika anak tidak mau makan sayur.  Namun, rasa sakit dan perut terasa tidak nyaman tentu akan membuat Si Buah Hati menderita dan malah akan mengganggu aktivitasnya. Selain pengobatan dari dokter, yang dibutuhkan untuk mengatasi susah BAB pada anak adalah memperbaiki pola dan kebiasaan makannya.

Mengatur pola makan dapat menangani masalah pencernaan pada anak. Dikutip dari laman Web MD, Louise Goldberg, RD, LD, seorang ahli diet dari Children's Memorial Hermann Hospital di Houston Medical Center mengatakan bahwa rumus sederhana untuk membangun sistem pencernaan ada 3, yaitu serat, cairan, dan kebiasaan olahraga. Jika Si Buah Hati tidak tercukupi salah satu dari hal itu, mereka mungkin akan mengalami beberapa masalah pencernaan.

Pentingnya serat untuk mengatasi susah BAB pada anak

Ada banyak alasan untuk menambahkan serat dalam pola makan saat anak tidak mau makan sayur. Serat memiliki manfaat yang besar bagi pencernaan. Kolaborasi asupan serat dan hidrasi yang baik mampu menjaga saluran pencernaan Si Buah Hati bekerja sebagaimana mestinya. Serat juga mampu mencegah, bahkan membantu menyembuhkan sembelit Si Buah Hati sehingga ia tidak lagi kesakitan karena tidak bisa buang air besar.

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases pada Mei 2018, anak-anak antara usia 1 hingga 18 tahun harus mendapatkan sekitar 14 gram hingga 30,8 gram serat dalam sehari. Artinya pada usia anak-anak 1-3 tahun, sebaiknya mendapatkan sekitar 19 gram asupan serat per hari, sedangkan anak-anak usia 4-8 tahun harus mengkonsumsi sekitar 25 gram serat setiap hari.

Makanan tinggi serat yang direkomendasikan untuk Si Buah Hati

Sumber serat terbaik adalah makanan utuh tanpa proses pengolahan yang juga berasal dari buah, sayur, atau kacang-kacangan. Berikut beberapa sumber serat yang bisa Bunda berikan untuk mengatasi masalah susah BAB Si Buah Hati, dikutip dari sumber laman Healthline:

  1. Oatmeal: Bunda bisa coba memberi Si Buah Hati sarapan oatmeal yang dimasak. Semangkuk oatmeal yang dimasak mencakup sekitar 4 gram serat. Agar lebih disukai Si Buah Hati, Bunda bisa menambahkan sirup maple, kismis, atau potongan buah yang manis.
  2. Buah apel dan pir: Beberapa anak suka tekstur apel atau pir yang renyah. Dengan 3,6 gram kandungan serat dalam satu buah kecil, buah apel bisa menjadi salah satu sumber makanan yang membantu memenuhi serat harian Si Buah Hati. Sedangkan, buah pir mengandung sekitar 5,5 gram serat. Tambahkan selai kacang yang dilumuri pada potongan buah apel bisa menjadi cara yang menarik untuk membuat sesi makan Si Buah Hati jadi lebih nikmat.
  3. Wortel: Sajikanlah wortel rebus yang dipotong kecil-kecil sebagai camilan nikmat Si Buah Hati. Bunda juga bisa menambahkannya dengan jagung manis atau buncis. Setengah mangkuk wortel dalam sehari mengandung sekitar 2,9 gram serat.
  4. Pisang: Buah ini bisa menjadi camilan sehat dengan kandungan seratnya sebesar 3,1 gram dalam pisang berukuran sedang. Pisang bisa jadi alternatif asupan serat jika anak tidak mau makan sayur.
  5. Roti gandum: Roti gandum utuh memiliki rata-rata 2-3 gram serat atau lebih per helai. Buatlah sandwich selai kacang dengan menggunakan roti gandum untuk camilan siang atau camilan sore Si Buah Hati.
  6. Buah beri: Salah satu jenis buah berry yang berserat tinggi adalah raspberry yang menawarkan 4 gram serat dalam setiap setengah mangkuk. Sedangkan, blueberry dan stroberi memiliki lebih sedikit serat, masing-masing hanya 1,8 gram dan 1,5 gram untuk setengah mangkuk.
  7. Ubi jalar: Camilan ini mengandung 3,8 gram serat dalam ubi jalar berukuran sedang.
  8. Kentang panggang: Sajikan kentang panggang (lebih baik dengan kulitnya) untuk Si Buah Hati. Supaya lebih nikmat, Bunda bisa menambahkan sedikit keju parut dan brokoli rebus.

Mengajak Si Buah Hati memakan sayur, buah, dan sumber serat sehat lainnya memang tidak mudah apalagi jika awalnya anak tidak mau makan sayur. Untuk itu, Bunda harus pintar memilih dan kreatif dalam menyajikan makanan sumber serat sehat dalam menu harian Si Buah Hati. Selain itu, membiasakan anak mengkonsumsi sayur sejak usia balita juga penting untuk menjaga kesehatan pencernaannya.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Pastikan asupan harian Si Buah Hati terpenuhi untuk mendukung kelengkapan gizi seimbang Si Buah Hati, salah satunya dengan susu pertumbuhan. DANCOW 1+ Nutritods diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tidak perlu bingung jika anak tidak mau makan sayur
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
a. Berikan air minum yang cukup
Quiz Answer 1 B
b. Berikan Porsi serat sesuai kebutuhannya
Quiz Answer 1 C
c. Imbangi dengan jumlah olah raga yang cukup
Quiz Answer 1 D
d. Semua jawaban benar
Quiz Answer 2 A
a. Wortel
Quiz Answer 2 B
b. Ubi Jalar
Quiz Answer 2 C
c. Nasi
Quiz Answer 2 D
d. Oat meal
Quiz Answer 3 A
a. Sebelum 1 tahun
Quiz Answer 3 B
b. Mulai 1 tahun
Quiz Answer 3 C
c. Mulai 2 tahun
Quiz Answer 3 D
d. Mulai 3 tahun
Quiz 1
1. Bagaimana cara ringan mengatasi BAB untuk si Kecil?
Quiz 3
3. Mulai usia berapakah porsi Serat sudah boleh lebih banyak dari 20%?
Quiz 2
2. Apakah yang BUKAN rekomendasi makanan kaya serat untuk si Kecil?
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
C
Kunci Quiz 3
D

5 Tips dan Trik Memilih Fashion untuk Si Buah Hati

Published date

Model yang menarik, belum tentu memberikan kenyamanan ketika digunakan oleh Si Buah Hati. Oleh karena itu, sebelum Bunda memilih baju Si Buah Hati, sebaiknya ketahui dulu beberapa hal yang menyangkut busana untuk Si Buah Hati.

Sekarang ini, banyak model-model baju anak yang lucu. Bukan hanya dijual di toko-toko di mal, tetapi juga lewat online shopping. Banyaknya ragam model dan corak, membuat Bunda bingung.

“Wajar kalau sebagian besar Bunda menjadi bingung ketika harus berbelanja pakaian untuk anak-anaknya. Selain banyaknya model yang harus dipilih, memilih baju Si Buah Hati memang tidak segampang memilih baju untuk orang dewasa. Ada banyak kriteria semisal bahannya harus nyaman dan modelnya tidak membatasi gerak Si Buah Hati,” jelas Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, MPsi.

Vera lalu menambahkan, sejatinya sebelum membeli baju untuk Si Buah Hati, Bunda menggunakan panduan dalam memilih baju seperti yang dijelaskan di bawah ini:

1. Memilih Berdasarkan Bahan

Ketika Bunda memilih baju untuk Si Buah Hati, hal utama yang harus diperhatikan adalah bahan apa yang bisa membuatnya nyaman ketika memakai. 

“Untuk Si Buah Hati yang aktif atau yang tinggal di tempat tropis, kita bisa memilih bahan katun yang memang bisa menyerap keringat ketika Si Buah Hati beraktivitas. Akan tetapi, jika musim hujan tiba atau hendak bepergian ke tempat dingin, Bunda bisa memilih jenis bahan yang bisa memberikan kehangatan untuk Si Buah Hati, misalnya dari bahan wol.”

2. Memilih Model Baju

Ingat, Si Buah Hati bukanlah miniatur kita, orang dewasa. Oleh sebab itu dalam memilih model baju, sesuaikan dengan usia Si Buah Hati. Jika memungkinkan, maka Bunda bisa mengajak Si Buah Hati untuk memilih baju yang ia sukai.

3. Menentukan Ukuran Baju

Biasanya anak-anak akan tumbuh dengan sangat cepatnya, maka dari itu jangan memilih ukuran baju yang ketat, karena hal ini bisa membuat baju tidak bisa lagi digunakan untuk beberapa waktu ke depannya. 

Bunda bisa bisa memilih ukuran baju yang longgar, karena baju yang longgar akan memberikan kenyamanan ketika Si Buah Hati bergerak.

4. Memilih Motif Baju

Bunda bisa memilih baju Si Buah Hati yang memiliki motif layaknya anak-anak, seperti tokoh hewan, atau bahkan tokoh kartun yang ia sukai. Motif yang ada di dalam baju bisa menampilkan Si Buah Hati yang ceria, manis bahkan menggemaskan.

5. Memilih Warna Baju

Anak-anak merupakan simbol dari kebahagiaan, oleh karena itu Bunda bisa memilih baju Si Buah Hati dengan warna yang cerah. Di usia batita, Bunda sudah bisa bertanya kepada Si Buah Hati ketika akan memilih warna baju kesukaan mereka. 

Begitu pun modelnya. Namun demikian, Bunda dapat memandunya dengan menunjukkan model-model yang simpel dan tidak menghambat gerak.

Dukung eksplorasi Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tips dan Trik Memilih Fashion untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pencernaan Sehat, Otak Berkembang Optimal

Published date

Banyak hal mempengaruhi perkembangan otak Si Buah Hati termasuk kecerdasannya. Selain nutrisi, pola asuh, dan ikatan antara Bunda dan anak, ternyata kesehatan pencernaan juga berpengaruh. Salah satu riset mutakhir mengenai perkembangan otak adalah teori gut brain axis. Menurut tulisan dokter spesialis anak, Widodo Judarwanto, berjudul Gangguan Proses Makan pada Anak dalam situs Departemen Kesehatan, teori ini menjelaskan hubungan antara sistem saraf dan otak dengan kesehatan pencernaan.

"Teori ini menunjukkan bahwa gangguan saluran cerna dapat mempengaruhi fungsi susunan saraf pusat atau otak, hingga perkembangannya tidak optimal," tulis Widodo.

Agar pencernaan Si Buah Hati terus dalam kondisi sehat, maka diperlukan peran bakteri baik. Di dalam saluran cerna, bakteri baik akan memberikan sinyal tertentu pada otak, sehingga mempengaruhi kinerja otak. Dengan kata lain, otak dan tubuh merupakan satu kesatuan, bekerja sama seperti satu tim, dan saling mempengaruhi. Komunikasi akan berlangsung dari otak ke saluran pencernaan dan sebaliknya.

Sementara menurut situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, dalam artikel Peran Mikroflora Saluran Cerna pada Kesehatan Anak, bakteri baik dapat memberikan sejumlah manfaat:

1. Berkompetisi dengan bakteri merugikan

Untuk bisa berkompetisi dengan bakteri merugikan, bakteri baik akan menempelkan diri pada dinding saluran cerna dan selanjutnya berkembang biak. Bila kondisi ini terus berjalan baik, keberadaan bakteri jahat pun akan menurun, dan saluran cerna anak selalu sehat.

2. Menghasilkan asam

Keberadaan bakteri baik di saluran cerna akan yang menyebabkan lingkungan sekitarnya menjadi asam. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan bakteri merugikan. Selain itu, bakteri baik juga bisa menghasilkan zat yang mempunyai efek mematikan bakteri merugikan. Dengan begitu, keberadaan bakteri baik mampu mengaktivasi sistem kekebalan tubuh anak.

Untuk memperoleh kecukupan jumlah bakteri baik pada saluran cerna anak, Bunda bisa memberikannya menu yang kaya probiotik seperti makanan terfermentasi. Yakni tempe, acar, miso, kimchi, atau yoghurt. Selain itu Bunda juga dapat memberikan susu  DANCOW 1+ Nutritods.  Segelas susu DANCOW 1+ Nutritods untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun mengandung 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Dengan terjaganya kesehatan pencernaan, imunitas Si Buah Hati akan lebih kuat tidak mudah sakit. Berpengaruh positif terhadap perkembangan otak dan kecerdasannya, tumbuh kembangnya juga makin optimal.

Image Article
Pencernaan Sehat, Otak Berkembang Optimal
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cerdas dengan Musik Memasuki Usia Sekolah

Published date

Tahukah Bunda, bila musik memberikan gelombang vibrasi pada telinga Si Buah Hati? Gelombang vibrasi ini sesungguhnya sangat baik untuk merangsang susunan saraf Si Buah Hati. 

Tidak cuma di sekitar organ pendengaran saja, melainkan pula di sistem susunan saraf pusat (limbic system) yang berada di pusat otak atau hipotalamus, gudang ingatan manusia.

Karena itu, psikolog Mony P. Satiadarma dan Roswiyani P. Zahra menuliskan dalam buku Cerdas dengan Musik bila pemanfaatan musik dalam berbagai jenis aktivitas Si Buah Hati sangat dianjurkan. "Selain menghibur, musik memberikan dukungan positif dalam setiap kegiatan anak," tulis mereka.

Mony dan Zahra mencontohkan, musik yang diperdengarkan sesuai dengan suasananya akan memberikan efek positif bagi anak. Misalnya senandung Bunda saat menyanyikan lagu tidur, memberikan rasa aman bagi Si Buah Hati. 

Begitu pula lagu gembira yang diperdengarkan ketika ia sedang bermain atau sekolah, akan memberikan rangsang psikofisik yang baik bagi perkembangan jiwanya.

Karena itu, tidak ada salahnya Bunda mengajarkan musik sejak dini. Salah satu kegiatan yang paling umum dilakukan adalah mengenalkan musik ketika Si Buah Hati menginjak jenjang taman kanak-kanak atau usia sekolah. 

Dalam tahap ini, anak sudah mengenal musik dalam kerangka berpikir ritmis atau dapat mengkoordinasikan antara gerak tubuh dan ritme musik. Kegiatan belajar musik baik yang sederhana, seperti di sekolah, di rumah, maupun di tempat les musik menjadi sangat penting. Karena musik memiliki beberapa fungsi antara lain:

1. Merangsang Fungsi Otak

Musik memberikan rangsang pada fungsi ingatan, bahasa, mendengar, serta cara berbicara yang baik. Ketika memasuki usia sekolah, fungsi-fungsi ini menjadi penting. 

Karena Si Buah Hati memasuki tahap usia sekolah yang membutuhkan kemampuan berbahasa, mendengar, dan berbicara lebih baik ketimbang anak yang belum bersekolah.

2. Merangsang Pertumbuhan Fisik Otak

Fakta ini dapat dilihat dari sebuah penelitian yang menunjukkan ukuran cerebellum pada musisi berukuran lebih besar 5 persen dari orang lain, yang tidak menekuni musik. 

Cerebellum sendiri merupakan bagian otak yang mencangkup 70 persen saraf otak, "Itu menunjukkan bila aktivitas belajar musik akan meningkatkan kemampuan saraf otak," tulis Mony dan Zahra.

3. Meningkatkan Fungsi Kognitif

Dalam fungsi kognitif, musik mampu membantu Si Buah Hati untuk meningkatkan konsentrasi dan memberi nuansa ketenangan. Musik juga bisa mengembangkan proses mental Si Buah Hati hingga menciptakan kesadaran yang lebih tinggi ketimbang anak-anak lain.

4. Merangsang Proses Berpikir Asosiatif

Musik membantu Si Buah Hati untuk berpikir secara terintegrasi. Yaitu mengaitkan satu hal dengan hal lainnya. Dengan berpikir terintegrasi, cara pandang Si Buah Hati terhadap sesuatu hal akan menjadi luas.

5. Merangsang Proses Rekognisi atau Mengenali Kembali

Bila belajar atau mendengarkan musik tertentu, Si Buah Hati akan memberikan respon terhadap apa yang pernah dialaminya. Ini terjadi karena musik memberikan saraf ke indera pendengaran untuk mengirimkan sinyal ke otak, yang kemudian dianalisis oleh otak dan dicarikan padanan sinyal di gudang ingatan. 

Karena itu, musik menjadi instrumen penting untuk menanamkan memori, terutama ingatan baik dalam hidupnya.

6. Merangsang Perkembangan Bahasa

Melalui musik, Si Buah Hati juga akan mengenal banyak istilah dalam bahasa asing. Apalagi bila ia memahami makna syair lagu dengan sering mendengarkan lagu tersebut.

Untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak yang memasuki usia sekolah bisa diberikan minuman pelengkap nutrisi. Salah satunya adalah  DANCOW 5+ Nutritods yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
 Cerdas dengan Musik di Usia 5 Tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Simak cara Berikut Untuk Atasi Si Buah Hati Yang Sering Tidur Malam

Published date

Bunda, dalam masa pertumbuhan, Si Buah Hati membutuhkan waktu tidur sekitar 10 jam di malam hari. Meskipun begitu, ada pula anak yang mengalami kesulitan tidur. Sehingga jam tidurnya menjadi terlalu malam dan tidak wajar baginya.

Bila ini terjadi, Si Buah Hati pun menjadi kurang tidur. Akibatnya, ia akan rewel, sulit diatur, lesu, bahkan malas beraktivitas. Padahal tidur malam sangat penting bagi Si Buah Hati. Selain beristirahat, sel-sel tubuh juga berkembang dan memperbaiki diri ketika Si Buah Hati tidur pada malam hari. Proses ini tidak terjadi ketika ia tidur siang.

Biasanya, Si Buah Hati mengalami kesulitan tidur malam karena beberapa hal. Seperti:

1. Kelebihan energi

Pada usia 5 tahun, Si Buah Hati memang memiliki energi yang sedang banyak-banyaknya. Fisiknya kuat dan keinginan kuat untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar terkadang memaksanya menahan rasa kantuk. Dan tanpa disadari, ia berusaha selalu terjaga agar tidak kehilangan kesempatan untuk bereksplorasi. Ia pun merasa belum mengantuk meskipun sudah larut.

2. Merasa takut

Beberapa anak mengalami ketakutan akan ditinggal sang ibu ketika tidur. Perasaan cemas ini akan membuatnya sulit tidur. Biasanya, Si Buah Hati mengalami kekhawatiran seperti ini karena kekurangan waktu bersama Bunda atau sering ditinggal pergi tanpa Bunda pamit terlebih dahulu padanya.

3. Terlalu lama tidur siang

Jam tidur siang yang terlalu lama juga bisa menyebabkan Si Buah Hati tidur terlalu malam, karena belum mengantuk dan masih menyimpan banyak energi. Terkadang ia juga sulit tidur karena menonton televisi. Film seru yang ditonton akan membuatnya senang dan teringat terus, apalagi jika menontonnya menjelang waktu tidur. Begitu juga dengan film yang menakutkan. Si Buah Hati akan takut sehingga otaknya akan terus waspada.

Bunda, untuk mencegah Si Buah Hati tidur terlalu malam, Bunda harus memperhatikan penyebabnya. Untuk menonton televisi, sebaiknya Bunda membatasi waktu kegiatan ini. Misalnya mematikan TV minimal 2 jam sebelum waktu tidur malam Si Buah Hati.

Lalu, batasi pula jam tidur siang Si Buah Hati, sekitar 1-2 jam saja. Jika Si Buah Hati sudah tidur selama 3 jam, Bunda bisa membangunkan perlahan-lahan. Agar ia mudah tidur malam dan suasana hatinya tetap terjaga.

Bunda pun disarankan memperbanyak waktu bersama Si Buah Hati, agar dia tidak merasa takut ditinggal ketika tidur. Kebersamaan Bunda dengan Si Buah Hati akan membuatnya lebih percaya dan tetap tenang saat tidur. Sehingga, ia akan relaks dan tidur tepat waktu.

Menjelang tidur, buatlah kegiatan yang nyaman. Ajak Si Buah Hati mencuci kaki, sikat gigi, dan mengganti baju. Bacakan pula buku yang membuatnya senang atau memperdengarkan lagu berirama lembut. Kegiatan ini akan membuat Si Buah Hati menenangkan diri, sebagai jeda setelah melakukan aktivitas yang melelahkan. Dengan tubuh yang nyaman dan pikiran tenang, ia akan mudah mengantuk dan akhirnya tertidur.

Image Article
Simak cara Berikut Untuk Atasi si Kecil Yang Sering Tidur Malam
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Nutrisi Penting pada Masa Emas Tumbuh Kembang Si Buah Hati

Published date

Bunda, pemenuhan gizi Si Buah Hati harus mulai diperhatikan sejak ia di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Sebab inilah periode yang dikenal dengan masa emas tumbuh kembang Si Buah Hati. Pada periode ini, terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat, dan tidak akan terjadi pada periode usia berikutnya.

Karena itulah asupan nutrisi yang bergizi cukup dan berkualitas akan sangat menunjang tumbuh kembang Si Buah Hati, termasuk perkembangan otaknya. Apa saja nutrisi penting yang perlu Bunda perhatikan pada periode ini?

1. Karbohidrat

Ada dua bentuk karbohidrat yaitu gula sederhana (atau dikenal dengan gula) dan gula kompleks (pati). Makanan berkarbohidrat, terutama karbohidrat kompleks, merupakan sumber nutrisi yang baik. 

Maka sebaiknya Bunda memberikan asupan karbohidrat sekitar sepertiga dari porsi makan Si Buah Hati, setiap harinya.

Beberapa sumber karbohidrat kompleks di antaranya beras merah, roti gandum utuh, makaroni, kentang, pasta, dan polong-polongan. Yang perlu Bunda ingat dalam pengolahannya, karbohidrat yang tidak dihaluskan memiliki kandungan gizi dan serat lebih baik ketimbang karbohidrat yang dihaluskan. 

Cara ini pun membantu menjaga tingkat gula darah tetap stabil serta menyediakan energi dalam jangka panjang secara terus-menerus. 

2. Protein

Nutrisi lain yang dibutuhkan Si Buah Hati berasal dari makanan yang mengandung protein, namun jumlahnya tak sebesar karbohidrat. Setiap hari, Bunda hanya perlu memastikan 15-20 persen makanan Si Buah Hati bersumber dari protein. Di antaranya daging sapi, ayam, ikan, susu, hati, tahu, tempe, keju, dan kacang-kacangan seperti kacang hijau.

Perlu Bunda ketahui, delapan dari 25 asam amino yang terkandung pada protein tak bisa dibentuk tubuh, sehingga harus disediakan dari makanan Si Buah Hati. Asam amino sendiri berperan penting dalam proses penyampaian pesan ke otak. 

Ikan, produk susu, telur, dan oat, yang mengandung asam amino tirosin, juga berguna untuk meningkatkan mood dan kewaspadaan Si Buah Hati. 

3. Lemak

Bunda, otak Si Buah Hati tersusun dari 60 persen lemak yang berasal dari makanan. Karena itu, pastikan tipe lemak yang Bunda sisipkan pada makanan Si Buah Hati sesuai dengan kebutuhan perkembangan otaknya. 

Seperti asam lemak tak jenuh berantai panjang yang sangat berguna bagi otak dan fungsi mata Si Buah Hati. Termasuk asam lemak omega 3 dalam bentuk EPA dan DHA.

Memastikan kecukupan asupan omega 3 pada Si Buah Hati berguna bagi Bunda untuk mengatasi risiko penyakit degeneratif yang bisa mengurangi fungsi otaknya. Sumber makanan yang mengandung omega 3 dapat Bunda peroleh dari ikan berlemak tinggi seperti salmon atau tuna, kacang walnut, biji kapok (flaxseeds), dan sayuran berdaun hijau.

Di sisi lain, Bunda sebaiknya menghindari lemak jenuh yang membawa dampak negatif bagi otak. Sebab ketika lemak jenuh mengalami reaksi kimia dan masuk ke dinding sel, pencampuran nutrisi akan terganggu dan berakibat pada penumpukan racun. Untuk mengurangi asupan lemak jahat, kurangi tingkat konsumsi terhadap junk food, yang biasanya menjadi kegemaran Si Buah Hati. 

4. Vitamin dan mineral

Pada usia di bawah lima tahun, kebutuhan vitamin dan mineral Si Buah Hati jauh lebih banyak ketimbang orang dewasa. Untuk fungsi otak, makanan sumber vitamin dan mineral esensial juga memiliki peran penting. Selain itu, penting pula dalam produksi energi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sistem syaraf, dan hampir semua proses dalam tubuh.

Beberapa vitamin penting bagi Si Buah Hati adalah:

  • Vitamin A, C, dan E yang merupakan antioksidan untuk melindungi otak dan tubuh dari racun serta polusi.
  • Vitamin B yang membantu perkembangan fungsi otak, sistem syaraf, dan metabolisme­­­­­­­­­ energi. Kecukupan vitamin B pun bisa meningkatkan memori Si Buah Hati. Makanan seperti telur, daging, dan bayam, memiliki jumlah Vitamin B kompleks yang tinggi.
  • Ada pun mineral yang dibutuhkan Si Buah Hati adalah kalsium dan magnesium. Kedua mineral ini berfungsi untuk menenangkan syaraf dan sel otot. Sementara zat besi, sebagai salah satu mineral, berperan dalam membawa oksigen dalam darah dan perangsangan saraf. Untuk sumber makanan yang satu ini, Bunda bisa memperolehnya dari kulit kentang, kacang-kacangan, dan roti gandum.

Dalam susu pertumbuhan, Bunda bisa melengkapi seluruh kebutuhan Si Buah Hati ini melalui DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
4 Nutrisi Penting pada Masa Emas Tumbuh Kembang Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Bekal Atasi Mabuk Perjalanan pada Si Buah Hati!

Published date

Musim liburan sudah di depan mata. Saatnya Ayah dan Bunda bersiap mengajak Si Buah Hati untuk berlibur bersama! Nah, liburan bersama anak memang butuh persiapan ekstra. 

Saat di perjalanan misalnya, bisa jadi ia merengek karena mabuk perjalanan. Apa sih sebenarnya yang menyebabkan anak muntah dan sakit perut di perjalanan? Bagaimana cara mengatasinya?

Penyebab Anak Mabuk di Perjalanan

Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan pada bagian otak saat menerima informasi yang saling bertentangan dari telinga bagian dalam, mata, dan saraf. Contohnya adalah saat Si Buah Hati membaca buku di dalam mobil, atau duduk di kursi belakang yang cenderung rendah dan tidak dapat melihat ke luar jendela. 

Akibatnya, Si Buah Hati bisa mengalami keringat dingin, kelelahan, sakit perut, hingga muntah.

Siapkan Bekal Anti Mabuk Perjalanan

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh University of Maryland Medical Center, Amerika Serikat, saat Si Buah Hati mabuk di perjalanan, makanan tertentu dapat membantu mengurangi gejalanya dan membuat perut terasa lebih nyaman. 

Agar perjalanan bebas dari drama anak muntah dan sakit perut , Bunda dapat membawa beberapa bekal makanan berikut ini.

1. Kue Jahe

Jahe dikenal dapat membantu meringankan perut yang sakit. Bunda dapat menyiapkan kue jahe atau minuman teh jahe hangat dengan tambahan jeruk nipis dan madu sebagai bekal di jalan untuk Si Buah Hati. 

Mengonsumsi jahe satu jam sebelum melakukan perjalanan juga dapat mencegah timbulnya gejala mabuk perjalanan.

2. Biskuit

Makan dua atau tiga biskuit saat merasa mual ternyata dapat meredakan rasa mual, Bunda. Phyllis A. Balch, nutritionist dari Amerika Serikat, menyarankan untuk mengonsumsi beberapa biskuit sebelum melakukan perjalanan, terutama biskuit gandum. 

Sebab, gandum dapat mengurangi jumlah air liur di mulut yang dapat mengurangi rasa mual serta sakit perut.

3. Jus Lemon

Minuman lemon yang segar juga dapat meredakan mual dan muntah, karena mengandung nutrisi yang dapat membuat perut terasa nyaman. Jadi, jangan lupa sediakan minuman lemon untuk mencegah anak sakit perut dan muntah selama perjalanan liburan.

Berapa makanan dan minuman di atas dapat membantu meringankan dan mencegah gejala mabuk perjalanan pada Si Buah Hati. Namun, Bunda juga perlu memastikan kesehatan pencernaannya tetap terjaga dengan memberikan asupan yang mengandung probiotik atau bakteri baik. 

Coba Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jika saluran cerna dalam keadaan sehat, perjalanan pun jadi semakin menyenangkan karena masalah anak muntah dan sakit perut dapat dicegah. Dengan begitu, ia bisa mengeksplorasi apa yang ada di sekitarnya. 

Image Article
Kiat Cegah Anak Muntah dan Sakit Perut Akibat Mabuk Perjalanan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Kue jahe
Quiz Answer 1 B
Biskuit gandum
Quiz Answer 1 C
Jus lemon
Quiz Answer 1 D
Semua benar
Quiz Answer 2 A
Menambah fokus
Quiz Answer 2 B
Meredakan mual dan muntah
Quiz Answer 2 C
Membuat tidur lebih nyenyak
Quiz Answer 2 D
Meringangkan sakit kepala
Quiz Answer 3 A
Membaca buku
Quiz Answer 3 B
Tidur
Quiz Answer 3 C
Makan
Quiz Answer 3 D
Minum
Quiz 1
Makanan yang dapat meringankan gejala mual di perjalanan adalah?
Quiz 3
Kegiatan yang dapat memicu Si Kecil mual di perjalanan?
Quiz 2
Manfaat jus lemon bagi Si Kecil di perjalanan liburan?
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
B
Kunci Quiz 3
A

Cara Mengatasi Anak Tantrum yang Perlu Bunda Ketahui

Published date

Tantrum adalah hal yang umum terjadi pada anak usia 1 hingga 3 tahun. Pada usia tersebut. kemampuan Si Buah Hati mengkomunikasikan keinginan dan perasaan masih terbatas. Jadi, tantrum adalah cara anak kecil untuk mengekspresikan emosinya, sekaligus berupaya memahami dan mengendalikan situasi di sekitarnya.1 Nah, Bunda butuh cara mengatasi anak tantrum? Yuk, kita bahas di artikel ini:

Apa Penyebab Anak tantrum?

Sebelum membahas cara mengatasi anak tantrum, Bunda harus mengetahui lebih penyebab anak tantrum dan jenis tantrum pada anak. Ada tiga jenis tantrum yang bisa ditunjukkan oleh anak, yaitu:

1. Tantrum manipulatif yang ditunjukkan saat anak tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
2. Tantrum frustrasti verbal yang disebabkan anak tahu apa yang diinginkan tapi tidak tahu cara mengkomunikasikannya pada orang lain. 
3. Tantrum tempramental atau juga dikenal dengan temper tantrum, ketika rasa frustrasi anak sangat tinggi dan sulit mengendalikannya.2

Menurut Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., tantrum atau temper tantrum adalah luapan atau ledakan emosi anak yang sulit dikendalikan, biasanya berkaitan dengan keinginan yang tidak terpenuhi dan terjadi dalam situasi atau kondisi tertentu yang membuat anak tidak nyaman misalnya sedang mengantuk, lelah atau frustrasi.

Penyebab anak tantrum bisa dipicu oleh berbagai hal, seperti berikut:

● Frustrasi
● Menginginkan perhatian
● Menginginkan sesuatu (seperti hadiah atau mainan)
● Menghindari melakukan sesuatu (seperti membereskan mainan atau meninggalkan ruangan)
● Kelaparan
● Kelelahan

Salah satu penyebab utama anak tantrum adalah konflik dalam diri mereka sendiri. Di satu sisi, mereka ingin mandiri, namun di sisi lain masih sangat membutuhkan perhatian orang tua. Ditambah lagi, mereka belum memiliki kemampuan untuk mengatasi emosi yang kuat atau kekecewaan dengan baik. Karena keterbatasan kemampuan berbahasa, mereka akhirnya meluapkan emosi tersebut melalui amukan. Hal ini bisa berupa frustasi, keinginan untuk mendapatkan perhatian, atau barang tertentu, menghindari kewajiban, rasa lapar, atau lelah.3

Meski tampak mengkhawatirkan, temper tantrum sesungguhnya masih tergolong normal karena merupakan bagian dari proses perkembangan. Anak-anak usia toddler biasanya rawan mengalami tantrum. Sebagai periode dari perkembangan, tantrum diharapkan berakhir ketika memasuki usia sekolah di mana kemampuan bahasanya sudah lebih mahir sehingga dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi lebih baik.

Cara Mengatasi Anak Tantrum

Bagi orang tua, menghadapi anak tantrum bisa menjadi situasi yang menegangkan dan membingungkan. Namun, jangan khawatir ada beberapa cara mengendalikan anak tantrum yang bisa Bunda coba. Berikut cara mengatasi anak tantrum secara efektif:

1. Tetaplah Berkepala Dingin

Ketika Si Buah Hati tantrum, dia tidak akan bisa mendengarkan alasan. Ia akan memberikan respons, secara negatif, terhadap teriakan ataupun ancaman Bunda. Semakin Bunda berteriak untuk memintanya berhenti, ia akan semakin berperilaku “liar”.

Karenanya, berhentilah berteriak dan cobalah untuk hanya duduk dan tetap berada di sampingnya sembari menunggu Si Buah Hati selesai menumpahkan kemurkaannya. Peluk  anak jika dia mulai menyakiti dirinya atau orang lain misalnya memukul atau membenturkan kepala. Jangan berpikir untuk meninggalkannya karena malah akan membuat Si Buah Hati tambah frustasi karena merasa ketakutan.

Jika Bunda mulai terpancing emosi, disarankan untuk secara tenang meninggalkan ruangan selama beberapa menit. Namun, Si Buah Hati masih dapat melihat Bunda atau ada orang lain (ayah atau pengasuh) yang menjaganya dan kembali setelah Si Buah Hati berhenti menangis. Dengan tetap tenang, Bunda juga sebenarnya tengah membantunya untuk tenang kembali.

2. Jangan Lupa Posisi Sebagai Ibu

Bunda mungkin sangat tergoda untuk menyerah demi menghentikan tantrumnya, tapi cobalah untuk tidak merasa khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain. Percayalah, semua orang tua pernah mengalaminya.

Apabila Bunda menyerah mengikuti yang ia mau karena khawatir apa yang orang lain pikirkan, itu hanya akan mengajari toddler bahwa tantrum adalah cara yang baik untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Nantinya akan menjadi pondasi timbulnya konflik di masa mendatang. Daya tawar Bunda yang lemah, inilah yang ia butuhkan dari Bunda yang tidak bisa menguasai keadaan.

Jika Bunda tengah berada di tempat umum, tempat yang biasanya disukai anak untuk bersikap tantrum, bersiaplah untuk membawa pergi Si Buah Hati ke tempat yang lebih tenang atau sepi sampai ia tenang kembali.

3. Bicarakan Kemarahan Anak

Setelah “badai” menghilang, duduklah di samping Si Buah Hati dan ajak ia bicara soal apa yang tadi terjadi. Diskusikan tantrum dalam istilah yang sangat sederhana dan cobalah untuk memahami rasa frustrasi Si Buah Hati.

Bantu ia mengungkapkan perasaannya dalam kata-kata, seperti, “Kamu sangat marah karena Bunda tadi tidak membelikan mainan yang Adek minta”. Biarkan ia melihat bahwa setelah mengekspresikan dirinya lewat kata-kata, dia akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Setelah itu katakan sambil tersenyum, “Bunda minta maaf karena tadi Bunda tidak mengerti apa yang kamu rasakan. Nah sekarang setelah kamu tidak menjerit lagi, Bunda bisa mengerti dengan baik apa yang kamu inginkan.” Jelaskan juga mengapa dia tidak bisa dapatkan apa yang ia mau dan kapan dia bisa mendapatkannya.

4. Biarkan Si Buah Hati Tahu Bunda Menyayanginya

Setelah Si Buah Hati tenang dan Bunda punya kesempatan untuk berbicara dengannya soal tantrumnya, berikan ia pelukan singkat dan katakan kepadanya bahwa Bunda menyayanginya.

Penting bagi toddler untuk tahu, meski Bunda menolak membeli mainan, namun Bunda tetap sayang padanya. Pelukan adalah hadiah Bunda untuk Si Buah Hati yang berhasil menenangkan diri dan berbicara soal apa yang ia rasakan kepada Bunda.

Baca Juga: Berapa Takaran Susu Dancow yang Tepat? Cek di Sini!

5. Alihkan Perhatiannya

Karena anak memiliki rentang fokus yang pendek, mengalihkan perhatian mereka adalah cara mengatasi anak tantrum yang jitu. Bunda bisa menawarkan pengganti barang yang tidak bisa mereka dapatkan, atau memulai aktivitas baru untuk menggantikan aktivitas yang membuat mereka frustrasi atau dilarang.

Membawa mereka masuk atau keluar ruangan juga bisa menjadi cara efektif untuk mengubah suasana. Selain itu, alihkan perhatian mereka dengan mengajak mereka melihat sesuatu yang menarik di luar jendela, misalnya kucing. Gunakan nada bicara yang terkejut dan penuh semangat untuk menarik fokus anak Bunda.

Namun penting diingat, jangan menyerah pada keinginan mereka saat tantrum. Hal itu hanya membuat Si Buah Hati berpikir itulah cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.4

6. Cobalah Prediksi Pemicu Tantrum Si Buah Hati

Menemukan penyebab anak tantrum adalah langkah penting. Si Buah Hati mungkin saja kelelahan atau lapar, sehingga solusinya bisa jadi sederhana seperti mengajak makan atau istirahat. Namun, tantrum juga bisa dipicu oleh rasa frustrasi atau cemburu, misalnya terhadap anak lain. Pada saat-saat seperti ini, meskipun perilaku mereka mungkin tidak menyenangkan, sebenarnya mereka justru membutuhkan waktu, perhatian, dan kasih sayang Bunda.5

Ingat-ingatlah situasi mana yang membuat toddler kerap tantrum dan buatlah rencana untuk menghindarinya. Jika ia merasa marah saat lapar, bawalah camilan untuknya. Bila dia jadi jengkel di petang hari, selesaikan pekerjaan Bunda pada pagi hari.

Semakin hari, toddler akan semakin mandiri, jadi tawarkan ia pilihan kapan pun hal tersebut memungkinkan. Tak ada yang suka disuruh-suruh untuk melakukan sesuatu sepanjang waktu. Mengatakan, “Adek mau sup jagung atau wortel?” daripada “Makan dong sup jagungnya!” akan membuat toddler merasa memiliki kontrol dan mengurangi frustasinya.

Monitor seberapa sering orang tua mengatakan “tidak”. Jika orang tua melakukan hal itu secara rutin, orang tua mungkin sudah menanamkan sumber stres yang tidak perlu untuk orang tua dan anak. Cobalah untuk lebih santai dan belajar bernegosiasi dengan anak untuk hal-hal yang memang boleh dan pantas dilakukan.

7.  Waspadalah Terhadap Gejala Stres

Meski tantrum adalah hal yang sangat wajar dalam kehidupan batita, Bunda sebaiknya tetap waspada dan mencari sumber masalah yang mungkin menjadi penyebabnya. Apakah telah terjadi pergolakan di tengah keluarga?

Apakah Bunda atau Ayah tengah menjalani masa yang super sibuk dan penuh gangguan? Apakah orang tua tengah tertekan, baik oleh pekerjaan atau hal lain? Semua hal tadi dapat mendorong terjadinya tantrum pada anak.

Jika tantrum Si Buah Hati terjadi terlalu sering atau terlalu intens (atau dia menyakiti dirinya sendiri atau orang lain), carilah bantuan. Di pemeriksaan rutin anak, dokter/psikolog biasanya akan mendiskusikan tumbuh kembang Si Buah Hati.

Selain itu, konsultasikan ke dokter  jika Si Buah Hati mengalami breath-holding spell (keadaan menahan napas dan tidak bersuara dalam hitungan 5-10 detik, kemudian menangis keras lagi) saat ia marah yang membuat Bunda merasa takut. Seiring perkembangan kemampuan mengendalikan diri, seharusnya tantrum pada anak berangsur berkurang. Umumnya, frekuensi tantrum pada anak akan menurun di usia 3 setengah tahun.

Namun, jika tantrum anak disertai dengan tindakan melukai diri sendiri atau orang lain, menahan napas hingga pingsan, atau justru semakin parah setelah usia 4 tahun, sebaiknya konsultasikan hal ini dengan dokter anak Bunda. Dokter mungkin perlu menyelidiki kemungkinan adanya masalah fisik atau psikologis yang memicu tantrum tersebut.6

Itulah cara mengatasi anak tantrum yang bisa Bunda terapkan. Semoga Bunda berhasil mengatasinya, dan ingat, penanganan yang tepat akan membuat temper tantrum menghilang pada waktunya. Good luck!

 

 

Sumber:

  1. Tantrums: why they happen & how to respond - Raising Children Network. Retrieved May 27 2024, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/crying-tantrums/tantrums
  2. Tri Nola Mulfiani, & Rakimahwati Rakimahwati. (2023). Case Study of Tantrum Behavior in Early Childhood. Al-Ishlah, 15(3), 3327–3333. https://doi.org/10.35445/alishlah.v15i3.4173
  3. Temper Tantrums: What They Are, How To Handle & Possibly Prevent Them - Cleveland Clinic. Retrieved May 27 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/14406-temper-tantrums
  4. Toddler tantrums: the facts and how to cope | Baby & toddler articles & support - NCT. Retrieved May 27 2024, from https://www.nct.org.uk/baby-toddler/toddler-tantrums-and-tricky-behaviour/toddler-tantrums-facts-and-how-cope
  5. Temper tantrums - NHS. Retrieved May 27 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/behaviour/temper-tantrums/
  6. Temper tantrums in toddlers: How to keep the peace - Mayo Clinic. Retrieved May 27 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/tantrum/art-20047845
Image Article
Tips  Mengatasi Anak Tantrum
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off