Ketika Si Buah Hati Menjadi Emosional? Ini Sebabnya

Published date

Bunda pasti senang melihat Si Buah Hati yang semakin besar. Usianya kini sudah mencapai 14 bulan atau di atas 1 tahun. Di usia ini, Si Buah Hati masih mengalami perkembangan otak sangat pesat. Ia pun mulai hobi meneliti dan mencari tahu tentang benda-benda dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Di momen inilah anak sangat memerlukan perhatian Bunda, untuk memberi petunjuk tentang hal-hal yang ingin diketahuinya. Juga untuk menjaganya dari hal-hal yang mungkin membahayakannya.

Mengenai emosi, kini Si Buah Hati sudah dapat menunjukkan rasa marah dengan beragam ekspresi. Mulai dari berteriak, memukul, mencakar, bahkan menggigit. Ketika itu terjadi, Bunda tidak perlu panik. Sebab melakukan ini bukan berarti karena dia berbakat dalam melakukan kenakalan. Anak melakukannya hanya karena belum tahu cara mengekspresikan emosinya.

Mengapa Si Buah Hati sampai sebegitu emosi? Banyak penyebabnya. Salah satunya adalah karena stres. Dia dapat mengalami tekanan ketika merasakan tuntutan yang melebihi batas, orang tua berkelahi, atau orang tua memarahinya. Penyebab lain adalah terganggunya rutinitas anak seperti melakukan perjalanan, adanya suara gaduh yang terus-menerus, terlewatnya waktu tidur siang, atau ada tamu yang berkunjung ke rumah.

Ketika stres, biasanya Si Buah Hati mengalami sulit tidur, sulit makan, sering menangis di malam hari, tidak bisa diam, dan cenderung terlihat lebih aktif. Emosi ini terkadang ia salurkan dengan memukul atau menggigit. Untuk mencegah anak memukul dan menggigit, Bunda harus mengusahakannya tidak stres. Juga mengajarkannya cara mengarahkan energi ke hal yang baik.

Misalnya dengan melakukan kegiatan yang dapat membuat Si Buah Hati “lupa” dengan emosinya. Bacakan buku cerita dan bantu dia untuk membuka-buka buku. Bisa pula mengajaknya bermain boneka dengan suara-suara, bermain mengambil benda, lompat kodok, atau menebak warna. Pada intinya, buatlah anak sibuk dengan kegiatan yang menyenangkan.

Jika sudah cukup beraktivitas yang menyenangkan sepanjang hari, maka dia akan membutuhkan waktu untuk tidur tenang. Suasana hati yang nyaman juga membuatnya tidak lagi berminat menyalurkan energi dengan cara negatif seperti memukul atau menggigit.

Selain mengajak Si Buah Hati beraktivitas, Bunda disarankan pula mengelola stres diri sendiri. Usahakan agar lebih santai sehingga tidak meluapkan emosi ke lingkungan rumah. Ciptakan juga suasana yang tenang, nyaman, dan penuh canda tawa. Lalu peluklah dia dan ajak bermain bersama. Penulis Buku The Miracle of Hug, Melly Puspitasari, mengatakan pelukan memberikan kedekatan dan kekuatan getaran batin, perasaan sayang antara orang tua dan anak. Melly juga menyebut, pelukan pada anak-anak akan merangsang keluarnya hormon oksitosin, sehingga memberikan perasaan tenang.

Bila Si Buah Hati masih memukul, menggigit, atau mencakar, sebaiknya Bunda tetap sabar. Jangan sampai ikut terbawa emosi atau memarahinya. Lebih baik, Bunda memberinya nasihat dengan kata-kata yang mudah dimengerti. Kemudian ajari Si Buah Hati menyayangi orang lain, senang memberi, dan tidak menyakiti orang di sekitarnya.

Image Article
Ketika Si Kecil Menjadi Emosional? Ini Sebabnya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Fungsi Omega 3 untuk Anak dan Omega 6 untuk Perkembangan Bahasa

Published date

Bunda, omega 3 serta omega 6 memegang peran penting dalam perkembangan otak. Apa itu omega 3 dan 6? Kenapa penting dan apa manfaatnya? Berikut pembahasan mengenai manfaat omega 6 untuk anak, tidak ketinggalan juga omega 3.

Omega 3 dan Omega 6 untuk Tumbuh Kembang

Tercukupinya kebutuhan asam lemak esensial akan membuat pembentukan dinding sel neuron di otak berlangsung normal. Dengan begitu, otak Si Buah Hati berkembang dengan kemampuan pengorganisasian dan koneksi normal di antara sel-selnya. Dalam jangka panjang, Si Buah Hati yang mendapatkan kecukupan asupan kedua lemak tidak jenuh (omega 3 dan 6) tersebut akan tercermin dalam perilaku belajarnya.

Manfaat Omega 3 dan omega 6 untuk Perkembangan Bahasa Si Buah Hati

Manfaat omega 3 dan 6 untuk anak lainnya adalah dapat mendukung kemampuan berbahasa. Studi menemukan bahwa balita yang mengonsumsi minyak omega 3 dan 6 secara signifikan meningkatkan penggunaan gerakan representasional mereka dibandingkan dengan balita dalam kelompok plasebo (dalam perawatan medis). 

Hasil tersebut menunjukkan bahwa suplementasi asam lemak omega 3 dan 6 dapat membantu perkembangan sosial dan komunikatif secara keseluruhan, seperti gerakan representasional/gestur, tetapi bukan secara spesifik terhadap bahasa.

Manfaat Minum Susu yang Difortifikasi dengan Omega 6 dan 3

Saat ini, sangat banyak merk susu yang difortifikasi dengan omega 3 dan 6 sebagai nutrisi tambahannya. Tapi, apa sebenarnya manfaat kandungan omega 3 dan 6 dalam susu? Berikut penjelasannya.

1. Mendukung Perkembangan Otak Anak

Susu dengan omega 3 dan 6 memiliki peran penting untuk fungsi otak dan perkembangan di masa kanak-kanak. Menurut penelitian, omega 3 terutama DHA, bersama dengan omega 6 telah terbukti secara ilmiah membantu perkembangan otak anak.

Studi menemukan bahwa asupan DHA memberikan efek yang positif untuk perkembangan otak, terutama dalam hal kemampuan kognitif, perencanaan, pemecahan masalah, dan pembelajaran.

Kemudian, manfaat omega 6 untuk anak, adalah komponen mendukung kinerja otak melalui komponen khususnya ARA atau Asam arakidonat. ARA terlibat dalam pengiriman sinyal saraf dan sintesis neurotransmitter, yang berguna mendukung fungsi kognitif dan kesehatan otak secara keseluruhan. 

2. Mendukung Kemampuan Membaca Anak

Manfaat omega 6 untuk anak, dan omega 3, salah satunya adalah mendukung kemampuan membaca anak. Studi dari University of Gothenburg menunjukkan bahwa suplementasi omega 6 dan 3 dapat memperbaiki kemampuan membaca anak yang bersekolah di sekolah umum.

Hal ini juga selaras dengan penelitian dari Oxford University yang menunjukkan bahwa dengan suplementasi omega 3, terutama DHA yang cukup, dapat membantu perkembangan membaca si Buah Hati.  Anak usia 7-9 tahun dengan kadar DHA yang rendah dalam darah umumnya mengalami kesulitan dalam belajar membaca. 

3. Mendukung Kesehatan Mata Anak

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa omega 3, terutama DHA, membantu mengoptimalkan kesehatan mata. Ini karena omega 3 dapat membantu meningkatkan fungsi retina.

Selain itu, penelitian menyebutkan bahwa omega-3, khususnya eicosapentaenoic acid (EPA) dan DHA, dapat dijadikan sebagai terapi untuk mengurangi gejala mata kering.

4. Membantu Si Buah Hati Tidur Nyenyak

Penelitian terkait fungsi omega 3 untuk anak itu menyimpulkan bahwa kadar DHA dalam darah yang lebih tinggi mungkin berhubungan dengan tidur anak yang lebih baik, sebagaimana dinilai oleh orangtua. Meski penelitian ini menunjukkan jika suplementasi DHA membuktikan ada hubungan dengan kondisi tidur anak yang lebih baik,   masih diperlukan penelitian lanjutan.

Oleh karenanya, Bunda perlu memperhatikan diet gizi seimbang Si Buah Hati, yang di dalamnya termasuk omega 3 dan omega 6, sehingga dapat berkontribusi pada kesehatan anak secara keseluruhan. Pasalnya, diet sehat menyediakan semua kebutuhan gizi yang diperlukan agar tubuh berfungsi, termasuk siklus tidur. 

5. Kurangi Risiko Asma dan Alergi Pada Anak

Penelitian menyimpulkan bahwa asupan omega 3 dan 6 berhubungan dengan perbaikan respons asmatik terhadap udara berpolusi. Rutin mengonsumsi susu dengan omega 6 dan 3 dapat mengurangi risiko kejadian asma dan alergi pada anak. DHA dapat membantu menjaga kesehatan saluran pernapasan dan mengurangi risiko infeksi pernapasan yang dapat mempengaruhi daya tahan anak.

6. Membantu Penyembuhan

Fungsi omega 3 dan 6 untuk anak selanjutnya adalah kandungan prekursor molekul pro-inflamasi (peradangan) eikosanoid yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Kandungan omega 3 dan 6  memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dengan menjaga keseimbangan kekebalan tubuh. 

Baca Juga: Kandungan Gizi Susu UHT DANCOW: Susu Bubuk dan Cair

Takaran Omega 3 dan Omega 6

Setelah Bunda membaca bahasan tadi, mungkin muncul pertanyaan tentang takaran kebutuhan lemak tidak jenuh (omega) bagi Si Buah Hati. Hal ini penting terutama saat Si Buah Hati memasuki usia prasekolah, perkembangan otaknya berkembang sangat cepat.

Angka kecukupan omega 3 dan 6 bervariasi menurut ukuran tubuh, usia, dan aktivitas Si Buah Hati. Artinya, semakin banyak energi yang digunakan Si Buah Hati, kebutuhan akan asam lemak esensial ini juga meningkat. Saat berusia 3 tahun, Si Buah Hati membutuhkan sekitar 0,7 gram omega 3 dan 7 gram omega 6 dalam makanan dan minumannya setiap hari.

Bahan Makanan Mengandung Omega 3 dan Omega 6

Bunda bisa mendapatkan kandungan asam lemak yang penting pada pertumbuhan anak tersebut dari beberapa makanan sehari-hari. 

Omega 3 dapat Bunda peroleh dari berbagai jenis ikan yang hidup di laut dalam seperti lemuru, tuna, salmon, dan kod. Bentuk omega 3 yang lebih praktis dapat Bunda peroleh dari minyak ikan, minyak kanola, minyak kedelai, minyak zaitun, dan minyak jagung. Sementara, Omega 6 dapat Bunda temukan dalam minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak zaitun, dan minyak jagung.

Untuk bantu melengkapi kebutuhan omega 3 & 6 nya, Bunda juga bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, DHA, omega 3 & 6, tinggi vitamin A, C, E dan mikronutrien lainnya.

Semoga Bunda kini bisa memberikan asupan gizi terbaik untuk Si Buah Hati, ya!

Image Article
Manfaat Omega 3 & 6 untuk Anak pada Kemampuan Bahasa
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Saat Si Buah Hati Memasuki Fase Imajinatif

Published date

Pernahkah Bunda mendapati Si Buah Hati sedang berbicara dengan bonekanya? Atau berperilaku seakan sedang berperang dengan sesosok raksasa, walau tak ada siapa-siapa di depannya?

Pada usia 3 tahun, Si Buah Hati memang tengah berada dalam fase pra-operasional. Pada fase tersebut, Si Buah Hati mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Perkembangan bahasa tersebut biasanya diiringi dengan perkembangan imajinasi, yang biasanya disalurkan melalui permainan peran.

Seperti yang ditulis Halida dalam penelitian Metode Bermain Peran Dalam Mengoptimalkan Kemampuan Bicara Anak Usia Dini, bila bermain peran merupakan bagian dari cara anak mengembangkan kemampuan bahasa dan sosialisasinya. 

Karena itu, Bunda tidak perlu khawatir jika Si Buah Hati melewati fame imajinasi. Sebab ini merupakan tanda kalau otak atau kecerdasan kognitif anak sedang berkembang, dan dapat mendorongnya berpikir kreatif.

Nah, agar bisa mengembangkan daya imajinasi pada Si Buah Hati, Bunda sebaiknya melakukan permainan pura-pura bersamanya. Misalnya, Bunda berpura-pura menjadi ibu guru sementara Si Buah Hati menjadi muridnya; atau berperan seperti tokoh dalam suatu cerita dongeng.

Pendampingan Bunda kala Si Buah Hati bermain peran tidak hanya membuat suasana permainan menjadi seru dan menyenangkan. Tapi juga dapat mengarahkan imajinasi Si Buah Hati agar tidak keluar batas atau menjadi negatif. 

Apalagi kalau Si Buah Hati terlalu banyak menonton televisi atau bermain games, sehingga membuatnya terdorong berimajinasi berlebihan, seperti berpura-pura menjadi superhero yang bisa terbang dari ketinggian.

Dalam pendampingan dan pengawasan itu, Bunda pun tidak perlu terlalu ketat dalam memberikan aturan pada Si Buah Hati. Karena aturan yang sangat ketat akan membuat Si Buah Hati sulit mengungkapkan imajinasi dan pikiran kreatifnya.

Di tahap ini, Bunda cukup memberikannya batasan atau aturan. Seperti tidak boleh memukul dengan pedang maupun benda tajam, atau tidak boleh melompat dari tempat tinggi. 

Bunda juga perlu bersikap santai dan menikmati peran Si Buah Hati, tanpa menunjukkan rasa panik atau marah ketika ia bermain dan berperilaku dengan menggunakan baju tokoh idolanya. Sehingga Si Buah Hati memiliki keleluasaan dalam mewujudkan imajinasinya dengan aman.

Untuk mendukung imajinasinya, Bunda bisa memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Saat Si Kecil Memasuki Fase Imajinatif
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tamasya Bersama untuk Memicu Semangat Belajar Menulis Si Buah Hati

Published date

Si Buah Hati saat ini mencapai 5 tahun. Sudah masanya ia mempersiapkan diri untuk bersekolah. Mungkin pada saat ini pula Bunda bingung dengan beragam informasi berbeda tentang mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung bagi Si Buah Hati. Ada yang mengharuskan, ada yang melarang, dan ada yang di antara keduanya.

Dahulu, membaca, menulis, dan berhitung baru mulai diajarkan pada tahun pertama Sekolah Dasar. Saat itu usia masuk SD yang berlaku secara luas adalah 6,5 - 7 tahun. Tetapi sekarang, banyak SD yang mensyaratkan Si Buah Hati sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung untuk dapat diterima di sekolah tersebut.

Lalu apakah anggapan “lebih cepat lebih baik dalam pola mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung bagi Si Buah Hati, tepat? Sesungguhnya tidak pernah ada kata “terlalu dini” untuk belajar, selama aktivitas yang diberikan sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan Si Buah Hati. Berdasarkan situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, usia taman kanak-kanak adalah momen terbaik untuk memperkenalkan anak pada dasar-dasar baca-tulis atau pre-reading skills.

Untuk itu, Bunda bisa mulai mengenalkan huruf dan angka, memperdengarkan sajak berima, mencocokkan kata-kata dengan bunyi awal atau akhir yang sama seperti “buku” dan “bumi” “bawah” dan “sawah”. Apabila Si Buah Hati sudah dapat mengeja suku kata, misalnya “b-a, ba”, maka sebentar lagi ia akan dapat membaca kata-kata sederhana seperti, mama, lari, atau pagi.

Di usianya sekarang, Bunda juga dapat mulai memperkenalkan pada Si Buah Hati bagian-bagian dari sebuah buku. Misalnya, sampul depan, judul buku, nama pengarang, dan sampul belakangnya. Sehingga Si Buah Hati akan lebih akrab dengan tulisan dan rasa ingin tahunya pada tulisan-tulisan akan muncul.

Selanjutnya, Si Buah Hati akan mulai tertarik untuk menulis beberapa huruf dan angka. Juga semakin nyaman menggunakan alat tulis. Di momen ini, Bunda dapat memanfaatkannya dengan memberikan beberapa aktivitas menarik agar Si Buah Hati makin terampil menulis. Seperti tips di bawah ini:

  • Bunda dapat membelikan buku-buku meghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf dan angka dengan gambar dan warna yang menarik buat Si Buah Hati.
  • Bunda dapat memberikan permainan mencari jalan atau maze, dan Si Buah Hati akan belajar menarik garis mengikutinya.
  • Ajaklah Si Buah Hati terlibat ketika Bunda ingin membuat daftar belanja, sehingga ia tertarik untuk belajar menulis.
  • Gunakanlah beberapa media untuk menulis kata, misalnya pasir atau tepung terigu.
  • Buatlah flashcards dan minta Si Buah Hati mengikuti bentuk huruf atau angka dengan menggunakan playdoh atau tanah liat.
  • Berikanlah Si Buah Hati sebuah buku catatan mini ketika akan melakukan perjalanan bersama, seperti ke rumah nenek atau bertamasya. Lalu mintalah Si Buah Hati menuliskan apa yang dilihat dan dirasakan, tidak masalah jika hasilnya hanya beberapa kata saja.
  • Buatlah sebuah buku dari beberapa kertas kosong yang Bunda satukan. Tempel/buatlah gambar-gambar yang saling berhubungan dan mintalah Si Buah Hati menuliskan cerita di setiap halamannya. Tulislah nama Si Buah Hati di halaman depan sebagai penulisnya.

Sebagai asupan nutrisi yang tepat bagi perkembangan otak Si Buah Hati, Bunda dapat memberikan susu DANCOW 5+ Nutritods. Susu ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tamasya Bersama untuk Memicu Semangat Belajar Menulis Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Karakter Khas Bahasa dan Emosi Si Buah Hati

Published date

Semakin banyak koneksi atau sambungan yang terbentuk pada otak Si Buah Hati, semakin besar kemungkinannya untuk mencapai tingkat kecerdasan optimal. Untuk bisa membentuk koneksi-koneksi tersebut,  otak membutuhkan rangsang atau stimulasi yang tepat.

Pertumbuhan otak sangat penting bagi perkembangan fisik, kognitif, dan emosional seorang anak. Dalam buku Human Development karya Diane E. Papalia dkk,  2008 disebutkan, saat lahir,  berat otak Si Buah Hati hanya 25 persen dari berat akhirnya di periode dewasa. 

Otak orang dewasa, beratnya berkisar antara 1.300-1.400 gram. Di usia 1 tahun, 70 persen dari berat akhir tersebut  sudah tercapai, dan hampir 90 persennya tercapai di usia 3 tahun. Alhasil, pada usia 6 tahun, ukuran otak anak hampir sebesar otak orang dewasa.

Masih dari buku yang sama, Human Development, dikatakan, neuron berasal dari inti sel yang terdiri atas DA (deoxyribonucleic acid) dengan muatan program genetik sel. Seiring dengan pertumbuhan otak, sel dasar ini menumbuhkan cabang yang disebut axon dan dendrites-narrow

Akson berfungsi mengirim sinyal ke neuron lain, sedangkan dendrit menerima pesan yang masuk dari neuron lain melalui sinaps, yaitu jaringan komunikasi saraf. Pada masa awal, otak akan memproduksi neuron dan sinaps lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Yang tidak digunakan atau tidak berfungsi lantas akan mati dengan sendirinya. 

Proses kematian atau gugurnya sel yang berlebih itu dimulai sejak periode sebelum Si Buah Hati lahir dan terus berlangsung setelah kelahirannya. Tujuan dari pengguguran neuron ini sebetulnya adalah untuk membantu menciptakan sistem saraf yang efisien.  Jumlah sinaps mencapai puncak pada usia 2 tahun, dan proses pengguguran terus berlanjut hingga usia dewasa.

Untuk bisa membentuk sinaps,  otak Si Buah Hati harus aktif digunakan dengan cara memberinya rangsang atau stimulasi yang pas sesuai usia. Mengapa? Karena pertumbuhan sel otak tidaklah serentak, bagian yang berbeda dari otak tumbuh dengan pesat pada waktu yang berbeda pula.

Semakin banyak sambungan yang terbentuk di otak, semakin efisien cara kerja sistem sarafnya. Karena itu, stimulasi sangat penting bagi Si Buah Hati agar kemampuan otaknya semakin berkembang dan mencapai tingkat kecerdasan optimal sesuai potensi genetiknya.

Menurut psikolog perkembangan anak, Gisella Tani Pratiwi, MPsi, Psi, perkembangan otak yang optimal ini sangat berkaitan dengan tercapainya tonggak-tonggak perkembangan atau milestones. Perlu diketahui, perkembangan anak sejatinya mencakup kemampuan sensori (indrawi), motorik (kontrol gerak), sosial-emosi dan kognisi (mental). 

“Tanpa stimulasi, sambungan-sambungan antarsel saraf pusat atau otak tidak akan terbentuk, bahkan mengalami penyusutan. Dengan kata lain, peningkatan intelegensi dan pencapaian tonggak-tonggak perkembangan akan sangat terhambat,” ujarnya.  

“Jika tonggak-tonggak itu tidak tercapai, potensi anak tidak akan tergali dan terkembangkan secara optimal. Bahkan jika stimulasi benar-benar minim karena berbagai alasan, anak bisa memiliki tingkat intelegensi yang rendah. 

“Akibatnya, Si Buah Hati kurang memiliki kemampuan memecahkan masalah dan berpikir logis. Ia juga akan kurang mampu berkomunikasi dengan baik karena kemampuan verbalnya rendah. Kondisi ini bisa mengganggu proses belajar serta kemampuan bersosialisasinya,” tambah Gisella.

Tonggak Perkembangan

Melihat betapa pentingnya stimulasi, Bunda perlu mengusahakan untuk rajin memberikannya sesuai usia Si Buah Hati. Kesesuaian usia sangatlah penting mengingat setiap tahapannya menampilkan ciri perkembangan berbeda. 

Pada tahapan usia toddler dan prasekolah yang merupakan periode emas perkembangan manusia, menurut Elizabeth B. Hurlock dalam buku Psychology Development, 2002, akan muncul beberapa karakter khas dari kemampuan bahasa dan sosial-emosi yang harus diasah, yaitu:

1. Berkembangnya Konsep Diri

Secara perlahan pemahamannya tentang kehidupan berkembang. Saat ini anak mulai menyadari akan diri dan identitasnya. Karena itulah dia ingin keberadaannya diakui, ingin mencoba segalanya, merasa dirinya bisa melakukan apa saja, namun di sisi lain masih ingin disayang-sayang dan dibantu oleh orang tuanya.

Perkembangan konsep diri berawal dari pengenalan identitas pribadi, yaitu nama, jenis kelamin, usia, ditambah penerimaan lingkungan terhadap dirinya terutama kualitas hubungan dengan orang-orang terdekatnya. 

Di sini, anak bisa menerima dirinya dan memahami bahwa ia memiliki kemampuan untuk dapat melakukan banyak hal jika ia merasa diterima dan dipahami oleh lingkungan. 

Sebab itulah, peran orang tua sangat besar, terutama dalam memberikan stimulasi dan menyediakan lingkungan yang kondusif agar anak dapat mengembangkan konsep diri yang positif.

2. Egosentris 

Si Buah Hati berpikir bahwa segala yang ada dan tersedia adalah untuk dirinya, Semuanya ada untuk memenuhi kebutuhannya. Kuatnya egosentrisme memengaruhi perilaku anak dalam bersosialisasi. 

Ia enggan untuk meminjamkan mainannya kepada teman, juga menolak mengembalikan mainan yang dipinjamnya dari teman. Akibatnya sering muncul konflik saat anak berada di area bermain bersama anak-anak lain. 

Uniknya, pada saat mengalami konflik anak belum bisa menyelesaikannya secara efektif, ia cenderung menghindar dan menyalahkan orang lain, atau bahkan melawan.

Pada usia ini, anak memang belum mampu melihat beberapa perspektif dalam menyelesaikan persoalan. Mereka hanya bisa memahami dari sisi dirinya sendiri. Tapi harus diingat, egosentrisme ini adalah salah satu tanda perkembangan. Jadi, pada setiap anak kemampuan ini harus muncul.

Sikap orang-orang yang berada di lingkungan berperan sangat penting untuk bisa memainkan dua peran. Pertama, memahami bahwa perilaku egosentris merupakan tanda perkembangannya. 

Kedua, menstimulasi anak untuk dapat memahami sudut pandang yang lain dengan memberikan contoh nyata. Misalnya, ketika anak mendesak untuk minta dibuatkan susu sekarang juga, sementara orang tua sedang sibuk melakukan sesuatu yang tidak dapat ditunda, berikan pengertian pada anak bahwa ia dapat menunggu sampai Ayah atau Bunda selesai. Tak cukup hanya mengatakan, “Sebentar.”

3. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi 

Meliputi berbagai hal, antara lain fenomena alam yang dilihatnya sehari-hari, seperti dari mana datangnya hujan, mengapa muncul halilintar yang suaranya menggelegar, atau mengapa ada siang ada malam. Anak pun mulai tertarik mengeksplorasi tubuhnya sendiri dan dari mana asal usul keberadaannya. 

Jangan abaikan pertanyaan anak apalagi menganggapnya cerewet. Tanggapan negatif kita akan mematikan semangatnya untuk bertanya dan mencari tahu. Jadi, tanggapilah dengan jawaban yang logis dan ilmiah sesuai pemahaman anak. 

Kalau Bunda belum bisa menjawab pertanyaan Si Buah Hati, katakan padanya untuk bersama-sama mencari jawaban di buku atau sumber lain yang terpercaya.

4. Imajinasi yang Tinggi 

Imajinasi di usia ini sangat mendominasi setiap perilaku anak, sehingga ia sulit membedakan mana khayalan dan mana kenyataan. Bahkan, kadang-kadang ia suka melebih-lebihkan ceritanya. Daya imajinasi inilah yang membuat Si Buah Hati bicara sendiri ketika memainkan mainannya atau menciptakan teman imajiner (teman khayalan).

Anak-anak yang memiliki teman imajiner umumnya memiliki kemampuan verbal yang relatif lebih tinggi dibandingkan anak sebayanya. Respons lingkungan yang positif dan stimulasi akan sangat membantu anak untuk mengembangkan imajinasi dan perilaku positif. 

Dalam hal kemampuan fisik-motorik, di usia 1 hingga 2 tahun muncul kemampuan berjalan pada Si Buah Hati yang membuat jangkauan eksplorasinya menjadi luas. Bunda perlu membiarkannya bereksplorasi sebagai upaya menstimulasi, tetapi harus tetap dengan aturan. 

Misalnya,  tak boleh menendang barang selain bola; bermain bola tidak di dalam rumah. Memasuki usia 3 hingga 5 tahun, Si Buah Hati akan semakin memiliki kemampuan yang baik pada motorik kasar serta halusnya. 

“Ia akan semakin kuat secara fisik dan memiliki energi yang banyak untuk bergerak selain didorong motivasi rasa ingin tahu dan eksplorasi hal-hal sekitar dan hal-hal baru,” tambah Gisella. 

Di usia ini motorik halus Si Buah Hati semakin terlatih. Ia sudah dapat memegang alat tulis dengan baik, sudah mulai dapat menulis dengan angka dan mewarnai dengan bidang yang besar. Jari jemarinya juga mulai menguasai untuk memegang benda kecil.

Kegemaran Si Buah Hati bereksplorasi membuat Bunda perlu mencari cara-cara kreatif agar ia tetap aman dan bebas bergerak. Pastikan Bunda bahu-membahu dengan Ayah untuk menemani Si Buah Hati. 

Ikut mendampingi anak akan membuatnya banyak belajar, karena Si Buah Hati akan banyak meniru ucapan dan tindakan orang-orang di sekitarnya. “Berikan aktivitas harian dan peraturan perilaku yang konsisten pada anak,” tambah psikolog anak yang akrab disapa Ella ini. 

Tentunya, paling efektif adalah dengan memberi contoh dan teladan di hadapan Si Buah Hati. Tambahan lagi, selalu jelaskan kepada Si Buah Hati alasan dari sebuah aturan; apa akibatnya buat dia kalau dilanggar. Dengan begitu, Si Buah Hati akan bersikap sesuai harapan tanpa jadi takut bereksplorasi.

Dukung eksplorasi Si Buah Hati dengan memberikan Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Untuk anak usia prasekolah, Bunda bisa memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Mengapa si Kecil Butuh Stimulasi?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Peran Kakek Nenek Dalam Tumbuh Kembang Si Buah Hati

Published date

Keberadaan Kakek Nenek memang tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati. Kakek-Nenek bisa menjadi salah satu sumber bantuan, dukungan, dan dorongan dalam merawat dan mengurus Si Buah Hati.

Masalah kasih sayang dari Kakek dan Nenek juga tidak diragukan lagi. Mereka dengan sepenuh hati akan memberikan yang terbaik bagi cucunya. Kedekatan hubungan antara cucu dengan Kakek dan Neneknya juga memiliki manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi cucu, Kakek Nenek dapat melengkapi pemenuhan kasih sayang selain dari Bunda dan Ayahnya, yaitu untuk mendapatkan kasih sayang yang utuh dari keluarga besar dan orang-orang di sekelilingnya. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang akrab dan hangat hubungan kekeluargaannya, akan tumbuh menjadi anak yang penuh kepercayaan diri, dan hidupnya akan kaya dengan kasih sayang dan mereka biasanya juga akan menjadi orang yang pengasih.

Meski demikian, jika menyangkut urusan Si Buah Hati terkadang muncul masalah antara Kakek-Nenek di satu pihak serta Bunda dan Ayah di sisi lain. Contohnya menyangkut peraturan yang biasa diterapkan Si Buah Hati oleh Bunda dan Ayah, namun “dilanggar” oleh Kakek-Nenek karena mereka merasa punya aturan lain yang dianggap lebih baik buat Si Buah Hati. Inisiatif membuat aturan sendiri inilah yang rentan memercikkan api konflik antara Kakek-Nenek dengan orangtua Si Buah Hati.

Pola asuh yang tidak sejalan antara orangtua dan Kakek-Nenek, bisa membuat Si Buah Hati bingung harus mengikuti perkataan siapa, orangtua atau kakek-nenek yang sehari-harinya mengasuhnya.

Selain kebingungan, sikap mandiri dan disiplin juga sulit untuk terbentuk dalam diri Si Buah Hati. Tidak dapat dipungkiri, Kakek-Nenek cenderung memanjakan cucunya. Akibatnya Si Buah Hati cenderung lebih bersikap santai, kurang bisa menegakkan kedisiplinan, dan kurang mandiri. Mereka lebih suka merengek dan manja karena Kakek dan Neneknya, sehingga secara tidak sadar sikap itu jadi terbentuk dan tertanam.

Ketidakmandirian ini bisa berkembang dari hal-hal yang kecil, seperti tidak mau mandi sendiri, makan harus diambilkan atau bahkan disuapi, sampai dalam menyelesaikan masalah-masalah mereka sendiri. Ada lo, Kakek-Nenek yang malah membuatkan PR dari sekolah untuk cucunya.

Hal-hal inilah yang bisa membuat pertengkaran atau kekurangharmonisan hubungan antara anak dan orangtua. Bunda dan Ayah merasa Kakek-Nenek  tidak bisa mendukung pola asuh yang mereka terapkan pada Si Buah Hati. Sementara Kakek-Nenek menganggap Ayah Bunda adalah sosok yang “kejam” pada Si Buah Hati karena sering memaksakan kedisiplinan.

“Sebenarnya pola asuh Bunda dan Ayah serta Kakek-Nenek tidak ada yang salah. Contohnya, dalam hal keinginan untuk mendisiplinkan Si Buah Hati, Bunda dan Ayah zaman dulu dan zaman sekarang relatif sama. Namun, penerapannya bisa saja berbeda, apalagi kalau Kakek-Nenek merasa berhasil membesarkan anak-anaknya dengan pola asuh mereka dulu dan hasilnya positif. Tetapi kadang-kadang mereka tidak memperhitungkan bahwa kondisi saat ini berbeda dengan zaman dahulu. Maka jadilah timbul konflik,” ujar Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo MPsi.

Menurut Vera, konflik yang mungkin terjadi akibat perbedaan cara pandang dalam hal pengasuhan Si Buah Hati bisa diatasi dengan komunikasi dan kesepakatan seperti berikut :

  1. Membicarakan secara terbuka, sampaikan harapan terhadap Kakek-Nenek dalam merawat dan menerapkan pola asuh. Jelaskan kesepakatan Bunda dan Ayah tentang cara pengasuhan Si Buah Hati.
  2. Hargai pendapat Kakek Nenek bila mereka punya cara pandang yang berbeda. Tetapi tegaskan bahwa Bunda dan Ayah mempunyai tujuan mulia dari cara mengasuh Si Buah Hati.
  3. Ajak Kakek-Nenek untuk menambah pengetahuan tentang cara mengasuh Si Buah Hati, misalnya dengan mengajaknya mengikuti seminar perawatan dan pengasuhan Si Buah Hati, atau membaca majalah dan buku-buku serupa.
  4. Ajak Kakek dan Nenek berbagi peran dalam merawat dan mengasuh Si Buah Hati. Misalnya, Anda yang membuat aturan dalam merawat dan mendisiplin Si Buah Hati, sedangkan Kakek dan Nenek ikut mengawasi penerapannya.
  5. Jelaskan pada orangtua Anda bahwa perbedaan pola asuh akan menimbulkan kebingungan pada Si Buah Hati dan penerapan disiplin akan sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
  6. Jalin keakraban dengan Kakek dan Nenek agar tidak terjadi perselisihan. Misalnya dengan mengajaknya makan di luar atau rekreasi bersama Si Buah Hati. Kalaupun sesekali terjadi perselisihan, hindari perselisihan secara terbuka di depan Si Buah Hati.

Bunda yuk baca juga artikel tentang interaksi Si Buah Hati dengan keluarga di artikel  "Yuk, Bangun Ikatan Emosional Si Buah Hati dengan Lingkungan Keluarga.

Image Article
Peran Kakek Nenek Dalam Tumbuh Kembang Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Cara Mengasah Kecerdasan Si Buah Hati

Published date

Keinginan setiap Bunda dan Ayah mendapatkan anak yang cerdas sangat wajar. Namun tentunya semua ini tidak bisa didapat dengan instan. Ada stimulasi dan pola asuh yang dibutuhkan agar Si Buah Hati menjadi anak yang cerdas.

Kecerdasan selalu dihubungkan dengan kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio seseorang. Di bidang akademik, kecerdasan seorang anak dapat diukur lewat tes IQ.

Tes  IQ dapat mengukur kemampuan verbal, logika matematika, dan spasial, yaitu sejumlah kemampuan yang dikembangkan di dalam lingkup akademis. Hasil tes digambarkan dalam bentuk skor atau kategori skor.

Sebagai alat untuk mengukur potensi kecerdasan akademis, IQ tepat digunakan untuk meramalkan kesuksesan seorang anak di bidang akademis kelak.  Misal, Si Buah Hati dapat diukur sejumlah potensi akademisnya sehingga dapat ditentukan apakah ia siap atau tidak untuk masuk sekolah.

Setiap orang tua tentu ingin buah hatinya tak hanya sehat tapi juga cerdas. Bunda dan Ayah boleh jadi bangga bila buah hatinya meraih ranking terbaik di kelas. Atau, ketika mengetahui hasil tes IQ mencapai skor yang tinggi.

Menurut dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, mewujudkan pribadi yang unggul dan cerdas di masa depan tidak bisa instan. “Ada sejumlah hal yang perlu dilakukan orang tua. Bahkan kalau menurut para ahli kesehatan, persiapannya sudah dimulai sejak sebelum kehamilan.”

Menurut berbagai penelitian, diyakini setiap individu dipengaruhi oleh faktor keturunan atau genetik. Akan tetapi, seberapa besar pengaruh genetik terhadap kecerdasan anak masih dalam perdebatan.

Di luar faktor genetik ini, sebenarnya ada hal lain yang sangat memengaruhi kecerdasan. “Hal ini sering kali luput dari perhatian kita bahwa lingkungan turut  berperan dalam intelegensi seseorang. 

Dalam hal ini, orang terdekat seorang anak, yaitu orang tua yang memegang peran penting dalam mengasah atau menstimulasi kecerdasan anak,” kata dokter anak di Divisi Tumbuh Kembang—Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI–Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini.  Faktor lingkungan ini, justru lebih jelas memperlihatkan kontribusinya terhadap kecerdasan Si Buah Hati.

Lalu, bagaimanakah orang tua bisa memberikan suasana lingkungan yang kaya fasilitas penunjang kecerdasan, memberikan stimulasi pendidikan dan pelatihan yang memadai bagi buah hatinya? Dokter Bernie memberikan caranya;

1. Memahami Tumbuh Kembang Anak 

Bunda Ayah perlu memahami tahapan perkembangan yang normal pada anak sehingga dapat dijadikan patokan atau ukuran dalam menentukan apakah seorang anak sudah mampu mencapai tahap perkembangan seperti anak seusianya atau belum. 

Misal, pada bayi, bagaimana perkembangan kemampuan motor dan bahasa. Sementara pada usia balita, kemampuan ini berkembang menjadi kemampuan motorik kasar, motorik halus, bahasa, hingga kemampuan personal, dan sosial. 

Pemahaman akan setiap tahapan tumbuh kembang anak akan menuntun Bunda dan Ayah mengetahui nutrisi terbaik dan stimulasi yang harus diberikan sesuai perkembangan usia Si Buah Hati.

2. Memerhatikan Kebutuhan Gizinya 

Periode emas seorang anak sebetulnya sudah dimulai sejak dirinya berada dalam kandungan ibunya. Periode ini semakin mencapai kecepatannya di usia toddler (1-3 tahun).

Selama masa tersebut, nutrisi dan stimulasi otak menjadi hal yang amat penting untuk diberikan kepada si buah hati karena ini merupakan masa terbaik untuk segala pembentukan kecerdasan Si Buah Hati.

Dengan pola makan bergizi seimbang, Si Buah Hati akan tumbuh dan berkembang optimal, termasuk kecerdasannya. Jika orang tua tidak memerhatikan periode kritis ini, kegagalan tumbuh kembang akan terjadi dan berlangsung permanen, yang akan terbawa terus hingga dewasa.

3. Memberikan Stimulasi dengan Kasih Sayang  

Pola asuh dan lingkungan yang penuh kasih sayang akan menjadi bekal terbaik bagi perkembangan intelektual dan emosional anak.Contohnya, Bunda dan Ayah memberi kesempatan pada Si Buah Hati untuk bereksplorasi seluas-luasnya karena hal ini akan mengasah kecerdasannya.

Orang tua juga memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi seluas-luasnya, karena akan memperkaya pengalaman emosionalnya. Misalnya, dengan cara berpura-pura melakukan permainan dan menjadi teman barunya.

Selain itu, di rumah juga perlu menerapkan disiplin dan mengajarkan sikap tanggung jawab pada hal-hal kecil. Misalnya, membereskan mainannya atau membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Hal-hal kecil seperti ini jadi modal untuk hal lebih besar ke depannya.

Untuk mendukung kecerdasan anak, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Mengasah Kecerdasan Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Ajak Si Buah Hati Buka Puasa dengan Menu Penambah Energi Yuk

Published date

Bunda, jangan ragu katakan “iya boleh” pada Si Buah Hati yang sudah mulai berpuasa. Wah, pasti ini akan menjadi pengalaman baru baginya. Yuk ceriakan Ramadhan dengan mendukungnya berpuasa serta menghadirkan berbagai menu sahur maupun berbuka yang menggugah selera.

Bagi anak-anak, menantikan menu buka puasa bisa jadi salah satu momen yang menyenangkan. Nah, Bunda harus memastikan bahwa menu buka puasa untuk Si Buah Hati tidak hanya menyenangkan dan mengenyangkan, tapi juga bisa mengembalikan dan menambah energinya. Ya, saat berpuasa, ia tentu membutuhkan energi yang lebih besar sehingga aktivitas kesehariannya tidak akan terganggu. Lalu, apa olahan makanan anak yang bisa Bunda sajikan sebagai penambah energi Si Buah Hati?

Mengolah menu berbahan kacang merah bisa jadi salah satu pilihannya. Menurut Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), kacang merah kaya akan kandungan nutrisi. Di antaranya, energi, karbohidrat, nabati, lemak, kalsium, sodium (Na), zat besi, dan vitamin B1, serta asam folat.

Lemak, misalnya, merupakan salah satu sumber energi selain karbohidrat. Per gram lemak menghasilkan energi lebih banyak ketimbang karbohidrat. Tubuh pun dapat mengolah lemak menjadi cadangan tenaga. Sementara, karbohidrat merupakan sumber energi yang menunjang aktivitas sistem saraf dan pembentukan sel darah merah.

Selama berpuasa, Si Buah Hati yang berusia 5 tahun memerlukan asupan energi sekitar 80-90 kkal per kilogram berat badannya. Porsi-porsi makanan yang dibutuhkannya setiap hari, di antaranya:

  • Biji padi-padian: bisa berupa ½ cangkir nasi atau pasta; 1 lembar roti; ½ cangkir oatmeal yang dimasak, atau 1 cangkir sereal dingin.
  • Sayuran dan buah-buahan, sebanyak 2 cangkir.
  • Susu dan makanan kaya kalsium, sekitar 2 gelas.
  • Daging, ikan, dan kacang-kacangan: bisa berupa 1 ons daging sapi; ¼ cangkir kacang-kacangan yang dimasak; atau 1 butir telur.

Nah, berdasarkan gambaran porsi di atas, resep makanan anak di bawah ini bisa menjadi referensi Bunda!

Daging Kacang Merah

Bahan:

  • 1 sdm minyak goreng
  • 2 siung bawang putih, cincang
  • 25 gram bawang bombay, cincang
  • 50 gram paprika hijau, potong dadu 1/4cm
  • 100 gram daging sapi giling
  • 50 gram tomat merah, parut
  • Gula pasir secukupnya
  • ¼ sdt garam
  • 25 ml air
  • 100 gram kacang merah
  • 25 gram keju cheddar parut

Cara membuat :

  • tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum.
  • Masukkan paprika, daging sapi, tomat, gula pasir, garam, dan air. Aduk, masak hingga daging sapi matang. Tambahkan kacang merah, aduk rata. Angkat.
  • Sajikan dengan taburan keju dan bersama Segelas susu DANCOW Advanced Excelnutri+ kesukaan Si Buah Hati.

Tips :

Agar kacang merah benar-benar empuk, Bunda bisa melakukan beberapa tahapan berikut ini:

  • Rendam kacang merah selama beberapa jam, kemudian buang air rendamannya.
  • Rebus kacang merah dalam panci tertutup selama sekitar 3 menit, lalu biarkan selama lebih kurang 2 jam.
  • Buang air rebusan, tambahkan air baru hingga kacang merah terendam.
  • Setelah 2 jam terendam, buang kembali air rendaman tersebut. Tambahkan lebih banyak air, dan biarkan terendam selama semalam sebelum proses memasak.
  • Menu penambah energi telah tersaji di meja. Si Buah Hati pun siap menyantapnya usai belajar puasa selama sehari penuh.

Bunda yuk baca juga artikel mengenai puasa di artikel “Si Buah Hati Mulai Belajar Puasa? Ini Tips untuk Bunda”

 

Image Article
Bunda, Ajak Si Kecil Berbuka Puasa dengan Menu Penambah Energi Yuk
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Tips Memilih Sekolah Untuk Si Buah Hati

Published date

Tahun ajaran baru masih akan dimulai di tahun depan. Namun, kesibukan memilih sekolah yang tepat untuk anak sudah dimulai sejak Oktober-November tahun ini. Open house sekolah untuk menarik minat orang tua dan anak bergantian digelar setiap pekan.

Berbagai pilihan pun disuguhkan di depan mata. 

Kali ini, pilihan tak cuma soal biaya dan jarak tempuh seperti yang dilakukan orang tua kita dulu saat kita kecil. Di kota-kota besar, pilihan tak sesederhana itu lagi meski keduanya juga tetap menjadi faktor pertimbangan utama.

Kita kian sering mendengar ragam sekolah, seperti sekolah unggulan, sekolah internasional, sekolah berbasis agama, sekolah dengan asrama, sekolah alam, sekolah bilingual, atau kombinasi antara dua dan tiga kategori ini. Lantas, mana yang harus dipilih? 

Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog., mengatakan saat ini muncul berbagai macam sekolah dengan metode pengajaran yang beragam pula. Ini membuat pertimbangan orang tua untuk memilih sekolah tidak lagi sederhana.

Ragam sekolah yang muncul, menurut Vera sebenarnya, bermaksud mencoba menjawab harapan orang tua yang tidak terpenuhi dari sekolah publik yang sudah ada sebelumnya. Pada umumnya, sekolah-sekolah alternatif baru itu menawarkan konsep yang sama, yaitu mengedepankan kemampuan verbal anak dan mengasah kreativitas anak.

Namun, Vera mengingatkan untuk tidak teriming-imingi promosi program unggulan ini dan itu di suatu sekolah. Menurutnya, di tengah tawaran-tawaran yang menggiurkan, orang tua harus memegang prinsip ini dalam mengambil keputusan. Bunda-Ayah harus memilih sekolah untuk anak, bukan anak untuk sekolah. Ini yang utama dan penting bagi orang tua.

Untuk membantu orang tua memilih, Vera mengatakan, setidaknya ada beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam memilih sekolah yang tepat untuk Si Buah Hati.

1. Lihat Visi Misi Sekolah  

Visi misi sekolah akan menentukan kurikulum yang digunakan. Sesuaikah visi misi sekolah tersebut dengan pandangan pendidikan di keluarga dan harapan orang tua. 

2. Perhatikan Baik-Baik  

Mulai kita datang dan bertanya informasi apakah disambut dengan baik, ramah, dijelaskan dengan sabar. Atau malah sebaliknya tidak ada yang menyapa, tidak ramah, tidak paham info sehingga kita seperti di pimpong ke sana kemari. 

Pemikiran sederhana, jika ke kita saja tidak ramah apalagi nanti ke anak-anak kita? Mohon diingat bahwa guru adalah ujung tombak yang menentukan Si Buah Hati akan belajar dan bermain dengan menyenangkan atau tidak.

3. Perhatikan Kondisi Sekolah dan Lingkungan di Sekitarnya

Termasuk kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah. Cukup baguskah untuk mendukung proses belajar-mengajar yang menyenangkan bagi Si Buah Hati? 

Caranya mudah, pergilah ke toiletnya setelah lihat kelasnya, apabila toiletnya kotor, jorok dan bau, jelas bahwa sekolah tersebut tidak peduli pada kebersihan dan kesehatan anak-anak kita. Karena toilet adalah ukuran kebersihan sekaligus barometer kepedulian dari pihak pengelola terhadap institusi yang dipimpinnya.

4. Perhitungkan Jarak Sekolah dari Rumah 

Jangan sampai terlalu jauh sehingga Si Buah Hati lelah di jalan, ujung-ujungnya tidak semangat belajar.

5. Sesuaikan Sekolah dengan Karakter Si Buah Hati 

Vera mengatakan,Bunda-Ayah bisa menekan kemungkinan dampak Si Buah Hati menjadi enggan bersekolah atau school-phobia dengan mengenali  kebutuhan dan karakternya. 

Misalnya, Si Buah Hati yang suka bergerak cocok disekolahkan di sekolah yang kelasnya berpindah-pindah atau sekolah alam. Dalam memilih sekolah, bila perlu melibatkan Si Buah Hati dengan tujuan anak bisa belajar dengan menyenangkan.

6. Durasi Sekolah

Pengenalan akan karakter dan kebutuhan juga membantu mengenali durasi bersekolah dan komposisi durasi pengajaran di sekolah. Misalnya Si Buah Hati yang aktif bisa jadi menyukai durasi yang panjang di sekolah dengan waktu bermain dan belajar yang seimbang.

7.  Sesuai Budget

Pastikan Bunda Ayah memiliki sumber-sumber dana yang cukup untuk konsisten membayar ke depannya hingga Si Buah Hati menamatkan sekolah. Sekali lagi, biaya yang mahal tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas sekolah.

Di masa sekarang ini, saat memilih sekolah, tidak hanya sekedar fasilitas sekolah yang serba tersedia, orang tua juga harus cermat dan cerdas dalam memilihkan sekolah untuk Si Buah Hati. Sebabnya, sekolah yang tepat akan memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan dan kecerdasan Si Buah Hati. 

Dukung aktivitas sekolah Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 5+ Nutritods. Ini merupakan susu pertumbuhan yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Daftar Prasekolah/TK

Prasekolah/TK Pusat Edukasi Prasekolah Putik

Jl Lingkar Duren Sawit Komplek PTB Duren Sawit Bl K-2/5

Jakarta Utara

(021) 8623117

 

TK Permata Bunda II

Jl Raya Alternatif Cibubur Km 1

Jakarta Timur

(0251) 8457673

 

TK At-Taqwa

Jl Daksinapati Raya 1 RT 011/14

Jakarta Timur

(021) 4705789

 

Prasekolah/TK Kepompong

Jl Bangka Raya 99-B

Jakarta Selatan

(021) 71790268

 

TK Mini Pak Kasur

Jl Cikini V/2

Jakarta Pusat

(021) 31938123

 

Sekolah Khusus TKLB B dan C Cempaka Putih

Jl. Pangkalan Asem No. 1, Cempaka Putih JakPus

Jakarta Pusat

(021) 4213734

 

Jakarta International Montessori School (Pre-school)

Puri Indah Blok D9 No.20-22, Jakarta Barat

Jakarta Barat

(021) 5805088/81

 

Sekolah Lare Alit (TK dan Prasekolah)

Jl. Terusan Jakarta No. 214 Antapani - Bandung, Jawa Barat

(022) 486521

 

TK/Prasekolah Karangturi

Alamat : Jl. Letjen MT Haryono No. 752-756 Semarang

 (024) 8451266, 8444934, 8447400

 

TK/Prasekolah Yogya Kids

Alamat : Jl. Pluit Sakti Raya 73, Jogjakarta

( 021) 6630168

 

Bandung Montessori Preschool

Jalan Dago Asri 21

Bandung

(022) 253457

 

Prasekolah Bukit Aksara

Jl. Prof. Sudarato SH No.40

Semarang

Tel (024) 7464107

Image Article
Tips Memilih Sekolah Untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Trik Menciptakan Waktu Berkualitas Bersama Si Buah Hati

Published date

Saat ini, semakin banyak Bunda yang bekerja di luar rumah.  Ada beragam alasan yang menyertainya seperti hendak mengamalkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, mengembangkan keterampilan dan keahlian diri, menciptakan aktualisasi diri, atau membantu ekonomi keluarga.

Apa pun alasannya, yang sering menjadi dilema adalah bagaimana menciptakan waktu bersama anak di saat harus berperan ganda.

Kabar baiknya, Bunda yang berperan ganda, justru banyak memberikan dampak positif bagi perkembangan anak. Survei yang dilakukan sebuah perusahaan asuransi di Inggris, LV, bersama lembaga psikologi yang ada di London mengemukakan, ibu yang bekerja banyak mengajarkan arti tanggung jawab dan kemandirian pada anak.

Bunda yang bekerja juga mengenalkan pada anaknya hidup hemat karena untuk mendapatkan segala sesuatunya harus dibarengi kerja keras. Dengan penjelasan tentang bagaimana uang hasil jerih payah saat bekerja dapat digunakan untuk membeli berbagai benda, anak akan lebih berhati-hati terhadap permintaan mereka, dan lebih menghargai apa yang mereka miliki.

Bunda yang bekerja juga menjadi contoh dan teladan bagi anak-anak, terutama anak perempuan untuk bekerja lebih keras, dan berani menyelesaikan berbagai masalah dalam menghadapi tantangan yang berat bagi perempuan di masa depan.

Namun sekali lagi, di tengah berbagai keuntungan yang disebutkan di atas, lagi-lagi ketika Bunda mengurangi waktunya di rumah untuk bekerja di kantor, dikhawatirkan anak akan kehilangan perhatian dari orang tuanya. Beberapa Bunda cemas anaknya akan berubah menjadi anak nakal atau kurang perhatian.

“Perkembangan anak dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan emosi anak dan penerapan pengasuhan yang tepat dari kedua orang tuanya. Kasih sayang dan perhatian yang cukup merupakan sumber pemenuhan kebutuhan emosi anak, agar anak mampu menghadapi masalah atau tantangan yang ia temui, sekalipun sang ibu harus bekerja di luar rumah,” ungkap Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog.

Trik Menciptakan Waktu Berkualitas dengan Si Buah Hati

Sesungguhnya hanya karena Bunda bekerja tidak berarti dirinya tidak dapat memiliki ikatan yang kuat dan penuh kasih dengan anak-anak. “Dalam situasi seperti ini, Bunda mungkin tidak memiliki banyak waktu dalam sehari dengan anak-anak, seperti yang dilakukan ibu lainnya, tapi itu tidak berarti Bunda tidak dapat terhubung dengan anak-anak dengan cara yang positif dan berarti. Jika kuantitas terbatas, maka kualitas menjadi harus lebih diperhatikan,” lanjut Vera.

Nah, bagaimanakah cara Bunda yang bekerja bisa mendapatkan waktu yang berkualitas bersama anak-anaknya, inilah yang disarankan Vera;

1. Lakukan Me Time Terlebih Dulu

Keluar dari kantor, persiapkan diri untuk menghadapi situasi di rumah. Jika diperlukan, luangkan waktu sekitar 10 menit untuk “me time” sambil melakukan perjalanan pulang, misalnya mampir ke mini market dekat rumah untuk sekedar beli minuman ringan. Persiapkan diri untuk menghadapi anak-anak yang sudah menunggu Bunda seharian.

2. Tentukan Waktunya

Tentukan kapan waktu khusus Bunda bersama Si Buah Hati sehingga ada komitmen dimana Bunda juga terdorong untuk memenuhinya. Misalnya sebelum anak tidur, Bunda akan meluangkan waktu untuk berbagi cerita atau mendongeng. Bagaimana jika Bunda pulang, Si Buah Hati sudah tidur? 

Bunda dapat lakukan di pagi hari, misalnya sempatkan bercengkerama sebentar dengan anak saat membangunkannya di pagi hari. Bisa juga menciptakan salam khusus saat Bunda berpamitan atau kebiasaan main tebak-tebakan via telpon di siang hari saat Bunda istirahat makan siang. Ritual ini akan membuat anak merasa ada ikatan khusus antara Bunda dan dirinya.

3. Jangan Mudah Emosi untuk Hal-Hal Kecil

Saat pulang ke rumah, Bunda mendapati kondisi rumah berantakan? Jangan habiskan energi untuk merasa stres atau emosi, apalagi untuk hal-hal kecil. Jika terjadi, segera cuci tangan dan membasuh muka, lalu tarik napas dalam-dalam atau biarkan diri berada di sebuah ruangan selama beberapa menit untuk rileks. Alih-alih marah, lebih baik habiskan waktu dan energi untuk bercanda bersama Si Buah Hati.

4. Peluk dan dengarkan Si Buah Hati

Setiap anak, tidak peduli berapa umurnya, membutuhkan sentuhan Bunda. Luangkan waktu saat di rumah untuk selalu dekat dengan anak. Lakukan kontak fisik seperti memeluk atau membelai karena kontak fisik sangatlah penting bagi anak untuk merasakan rasa sayang kita. 

Saat bersama Si Buah Hati, dengarkan cerita-ceritanya, bahkan bila ceritanya yang terdengar absurd atau konyol sekalipun. Kesediaan Bunda mendengarkan cerita akan membuka kesempatan Si Buah Hati untuk selalu terbuka pada orang tuanya.

5. Lakukan Aktivitas Bersama

Si Buah Hati mungkin bisa membantu mengelap sendok-garpu yang akan digunakan. Setelahnya mungkin Si Buah Hati bisa membantu membawa yang kotor ke tempat cuci. Pada anak yang lebih besar, Bunda bisa memintanya mengelap meja atau menyapu sisa makanan yang jatuh ke lantai. 

Setelah acara makan, lakukan permainan ringan seperti menata puzzle atau ular tangga yang intinya melibatkan kebersamaan Bunda dan Si Buah Hati. 

6. Matikan Gadget dan Televisi

Nikmati malam hari bersama anak-anak. Beri perhatian penuh pada anak karena ini sangat penting untuk membentuk ikatan dan kasih sayang.

7. Pertimbangkan untuk Mendapatkan Bantuan

Jika keuangan memungkinkan, pekerjakan asisten rumah tangga yang akan mengerjakan cucian, membersihkan rumah hingga menyiapkan makanan sehingga waktu Bunda bersama Si Buah Hati akan lebih banyak karena tak ditambahi dengan pekerjaan rumah.

Untuk mendukung perkembangan Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Trik Menciptakan Waktu Berkualitas Bersama Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off