Ketika Si Buah Hati Menjadi Emosional? Ini Sebabnya
14-11-2020
Bunda pasti senang melihat Si Buah Hati yang semakin besar. Usianya kini sudah mencapai 14 bulan atau di atas 1 tahun. Di usia ini, Si Buah Hati masih mengalami perkembangan otak sangat pesat. Ia pun mulai hobi meneliti dan mencari tahu tentang benda-benda dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Di momen inilah anak sangat memerlukan perhatian Bunda, untuk memberi petunjuk tentang hal-hal yang ingin diketahuinya. Juga untuk menjaganya dari hal-hal yang mungkin membahayakannya.
Mengenai emosi, kini Si Buah Hati sudah dapat menunjukkan rasa marah dengan beragam ekspresi. Mulai dari berteriak, memukul, mencakar, bahkan menggigit. Ketika itu terjadi, Bunda tidak perlu panik. Sebab melakukan ini bukan berarti karena dia berbakat dalam melakukan kenakalan. Anak melakukannya hanya karena belum tahu cara mengekspresikan emosinya.
Mengapa Si Buah Hati sampai sebegitu emosi? Banyak penyebabnya. Salah satunya adalah karena stres. Dia dapat mengalami tekanan ketika merasakan tuntutan yang melebihi batas, orang tua berkelahi, atau orang tua memarahinya. Penyebab lain adalah terganggunya rutinitas anak seperti melakukan perjalanan, adanya suara gaduh yang terus-menerus, terlewatnya waktu tidur siang, atau ada tamu yang berkunjung ke rumah.
Ketika stres, biasanya Si Buah Hati mengalami sulit tidur, sulit makan, sering menangis di malam hari, tidak bisa diam, dan cenderung terlihat lebih aktif. Emosi ini terkadang ia salurkan dengan memukul atau menggigit. Untuk mencegah anak memukul dan menggigit, Bunda harus mengusahakannya tidak stres. Juga mengajarkannya cara mengarahkan energi ke hal yang baik.
Misalnya dengan melakukan kegiatan yang dapat membuat Si Buah Hati “lupa” dengan emosinya. Bacakan buku cerita dan bantu dia untuk membuka-buka buku. Bisa pula mengajaknya bermain boneka dengan suara-suara, bermain mengambil benda, lompat kodok, atau menebak warna. Pada intinya, buatlah anak sibuk dengan kegiatan yang menyenangkan.
Jika sudah cukup beraktivitas yang menyenangkan sepanjang hari, maka dia akan membutuhkan waktu untuk tidur tenang. Suasana hati yang nyaman juga membuatnya tidak lagi berminat menyalurkan energi dengan cara negatif seperti memukul atau menggigit.
Selain mengajak Si Buah Hati beraktivitas, Bunda disarankan pula mengelola stres diri sendiri. Usahakan agar lebih santai sehingga tidak meluapkan emosi ke lingkungan rumah. Ciptakan juga suasana yang tenang, nyaman, dan penuh canda tawa. Lalu peluklah dia dan ajak bermain bersama. Penulis Buku The Miracle of Hug, Melly Puspitasari, mengatakan pelukan memberikan kedekatan dan kekuatan getaran batin, perasaan sayang antara orang tua dan anak. Melly juga menyebut, pelukan pada anak-anak akan merangsang keluarnya hormon oksitosin, sehingga memberikan perasaan tenang.
Bila Si Buah Hati masih memukul, menggigit, atau mencakar, sebaiknya Bunda tetap sabar. Jangan sampai ikut terbawa emosi atau memarahinya. Lebih baik, Bunda memberinya nasihat dengan kata-kata yang mudah dimengerti. Kemudian ajari Si Buah Hati menyayangi orang lain, senang memberi, dan tidak menyakiti orang di sekitarnya.