1-3 Tahun

Product Name
Dancow 1+ Imunutri

Tahapan dan Stimulasi Anak Menulis yang Perlu Bunda Ketahui

Published date

Bunda, mengajari dan mendidik anak usia dini terkadang memang bisa menjadi tantangan tersendiri, termasuk saat mengajari anak menulis. Bunda harus memilih metode yang tepat sesuai dengan usia dan perkembangan Si Buah Hati.

Simak ulasannya berikut ini untuk tahu tentang tahapan menulis anak usia dini dan memahami cara bagaimana memberikan stimulasi anak menulis!

Tahapan Menulis Anak Usia Dini

Perkembangan kemampuan menulis anak dapat dimulai sejak dini, diawali dengan keterampilan motorik halus. Keterampilan dasar tersebut misalnya belajar membuat garis, menggambar lingkaran, atau menghubungkan titik-titik. Selain itu, aktivitas mewarnai juga dapat menunjang perkembangan keterampilan menulis anak. Perkembangan keterampilan menulis anak bisa dibagi menjadi lima tahapan, yaitu:

Tahap Corat-coret

Apakah Si Buah Hati mulai mencorat-coret atau menggoreskan sesuatu secara acak pada lembaran kertas atau dinding rumah? Jika iya, itu berarti ia sudah masuk pada tahap awal perkembangan menulis. Pada tahap pertama ini, anak akan mengambil langkah besar dengan membuat coretan secara asal dan acak seolah tanpa makna.

Tahap Pengulangan Linear

Tahap selanjutnya yakni pengulangan linear. Pada tahap ini, anak mulai mengenal dan mencoba mencontoh bentuk tulisan horizontal. Tulisan Si Buah Hati masih belum terbaca dan tampilan yang dihasilkan masih seperti gambar rumput, walau demikian, anak akan ingat kata apa saja yang ia tulis.

Di tahap ini Bunda bisa mulai mendorong Si Buah Hati untuk lebih menyukai dan lebih sering menulis. Misalnya dengan melakukan permainan peran. Bunda bisa mengajak anak seolah menjadi dokter yang akan menulis resep obat. 

Tahap Menulis Acak

Di tahap ini, anak mulai dapat menarik garis, lingkaran, lengkungan hingga titik dengan lebih rapi usai mengenal berbagai huruf dan pengalaman menulis. Bentuk goresan Si Buah Hati juga akan lebih menyerupai sebuah tulisan meski huruf yang keluar mungkin masih acak.

Untuk semakin melatih Si Buah Hati menulis, Bunda bisa memintanya menceritakan gambar ke dalam tulisan. Cara ini akan membantu anak menuangkan ide menjadi tulisan walau huruf yang muncul masih acak dan belum lengkap.

Tahap Menulis Nama dan Bunyi

Tahap keterampilan menulis selanjutnya, anak akan mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi. Maksudnya, anak akan mencoba menulis kata sesuai dengan apa yang didengarnya. Misal, kata “sekolah” menjadi “skola” atau kata “dua” menjadi “duwa”. Di tahap ini, Si Buah Hati juga mulai sering menuliskan namanya, atau nama anggota keluarganya.

Tahap Menulis dan Mengeja

Tahap terakhir dalam perkembangan menulis anak bisa menjadi yang paling lama dan kompleks. Si Buah Hati akan mulai mengeja kata dengan benar dan memahami pembentukan kalimat serta tanda baca. Mereka juga mengetahui penggunaan huruf besar dan kecil yang benar.

Baca Juga: Rangsang Belajar Menulis Si Buah Hati dengan Kesenangan

Tips Memberi Stimulasi Anak Menulis

Setelah mengetahui tahapan kemampuan menulis anak, selanjutnya Bunda bisa membantu perkembangan keterampilan menulis Si Buah Hati dengan memberikan stimulasi.

Meski usia anak-anak lebih cepat menyerap keahlian baru, terkadang anak perlu sebuah dorongan. Oleh karena itu, Bunda perlu tahu sejumlah cara stimulasi anak menulis. Berikut sejumlah cara yang dapat dicoba untuk mengatasi anak lambat menulis:

Gunakan alat tulis yang pas

Bunda dapat memilih krayon, spidol atau kapur yang dapat dengan mudah dan mantap dipegang anak. Memegang kapur atau krayon dengan genggaman ujung jari akan membantu anak untuk belajar menggunakan pensil di kemudian hari. Selain itu, Bunda juga bisa menyediakan kertas untuk media berlatih menulis Si Buah Hati.

Dampingi anak saat belajar menulis

Sebisa mungkin, luangkan waktu Bunda untuk mendampingi anak belajar menulis. Orang tua perlu duduk bersama Si Buah Hati saat ia menggambar atau mencoret-coret. Cara ini akan membuat anak menjadi lebih senang dan tenang saat belajar menulis.

Cari hal yang menarik minat anak

Cobalah mendorong anak untuk menggambar atau menulis hal yang menarik baginya. Misalnya, anak suka buah-buahan atau hewan, maka dorong ia menggambar atau menulis sesuatu yang berhubungan dengan hal itu.

Menjadi contoh yang baik

Biarkan anak melihat dan mengamati saat Bunda menulis. Lakukan juga aktivitas menulis untuk tujuan yang berbeda-beda, seperti mencatat, menulis pesan, atau membuat daftar.

Berikan apresiasi

Selalu berikan apresiasi dan respons positif terhadap tulisan anak. Cara ini akan semakin membuat Si Buah Hati berminat terhadap huruf, kata, dan tulisan yang dilihatnya.

Bebaskan anak menulis

Biarkan Si Buah Hati menulis dengan tangan sesuka hati mereka. Dengan demikian, mereka akan lebih mengeksplorasi kemampuan menulis.

Demikian ulasan tentang tahapan kemampuan menulis dan contoh cara memberi stimulasi anak menulis. Tapi perlu diingat ya Bunda, kemampuan setiap anak dalam menguasai sesuatu bisa berbeda. Jadi, terus dampingi dan dukung Si Buah Hati dalam proses belajarnya, ya.

Image Article
Tahapan dan Stimulasi Anak Menulis yang Perlu Bunda Ketahui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tahap Perkembangan Otak Anak Usia Dini dan Mengoptimalkannya

Published date

Bunda perlu memahami dan memantau perkembangan otak anak karena hal tersebut menjadi kunci untuk mempersiapkan masa depan Si Buah Hati.

Terlebih lagi perkembangan otak pada tahun-tahun awal kehidupan anak, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK, sejak janin hingga usia 2 tahun) berkembang sangat pesat dan akan menentukan perkembangan Si Buah Hati kelak. Selain itu, meskipun otak terus berkembang dan berubah hingga dewasa, periode 8 tahun pertama kehidupan dapat membangun landasan pembelajaran, kesehatan, dan kesuksesan hidup seorang anak di masa depan.

Tahapan Perkembangan Otak Anak Usia 1-5 Tahun

Perkembangan otak anak usia dini tahapan pertumbuhan anak. Pada 5 tahun pertama kehidupan, perkembangan otak anak mengalami koneksi sel syaraf yang lebih cepat dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya. . Lalu bagaimana perkembangan otak anak pada tahap usia ini?

Usia 1 Tahun

Di tahun pertama, anak mulai belajar memfokuskan penglihatan, menjangkau, mengeksplorasi, dan mempelajari hal di sekitarnya. Anak juga belajar bahasa lebih dari sekadar mengeluarkan suara atau mengucapkan kata sederhana, seperti ‘papa’ dan ‘mama’. Kemampuan motorik anak juga terus berkembang, seperti mampu duduk tanpa bantuan, berdiri tanpa berpegangan, dan berjalan mundur sekitar 5 langkah.

Usia 2 Tahun

Sekitar usia 2 tahun, anak mungkin sudah bisa menggunakan kalimat 2-3 kata, belajar menggunakan banyak kata dan bicaranya mulai bisa dipahami. Anak dapat memilah bentuk dan warna dan bahkan menyebut nama benda. Selain itu, anak usia ini juga sudah mulai berjalan tanpa terhuyung, memegang cangkir, dan mulai belajar makan dan sendiri.

Usia 3 Tahun

Pada usia 3 tahun, perkembangan otak anak turut secara kognitif. Anak semakin tertarik dengan permainan imajinasi. Pada usia inilah otak anak mulai mengembangkan keterampilan memori, bahasa, dan pemikiran. Mereka belajar menyebut nama, umur, dan alamat, mengenal 2 – 4 warna, dan mendengar cerita.

Usia 4 Tahun

Perkembangan otak anak usia 3-4 tahun mengalami perubahan terbesar di area kortikal, seperti korteks prefrontal dan area asosiasi temporal. 

Si Buah Hati umumnya sudah mampu berbicara kalimat lengkap dan mudah dimengerti, menjawab pertanyaan sederhana, dan bertanya beberapa hal. Keterampilan kognitif anak juga berkembang pesat. Anak mulai mampu berhitung, mengidentifikasi warna, bentuk, angka, dan huruf, serta menggunakan kata ganti dengan tepat serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan cepat menyerap informasi baru.

Usia 5 Tahun

Saat usia 5 tahun, ukuran otak anak telah berkembang hingga sekitar 90 persen ukuran otak orang dewasa., Di usia ini, anak akan semakin senang berkomunikasi, serta lebih mudah menerima informasi baru, bisa mengikuti aturan dalam permainan, dan mengenal angka serta menghitung angka 5 - 10. Bunda juga dapat dibuat terkesan dengan beberapa pernyataan dan pertanyaan dari Si Buah Hati.

Baca Juga: Sumber Makanan yang Baik untuk Nutrisi Otak

Mengoptimalkan Perkembangan Otak Anak

Masa-masa awal kehidupan adalah momentum penting untuk perkembangan otak anak laki laki dan perempuan. Karena itu, Bunda perlu cara khusus untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak usia dini dengan melakukan stimulasi, diantaranya sebagai berikut:

1. Bernyanyi bersama

Musik, termasuk bernyanyi, bisa menjadi cara menyenangkan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan otak anak. Bernyanyi dapat memicu semua bidang perkembangan dan keterampilan anak, khususnya dalam penguasaan bahasa dan membaca.

2. Sering mengajak anak bicara

Mengajak si kecil  berbicara akan membangun interaksi. Hal ini akan membantu meningkatkan jumlah kata yang didengar anak, menciptakan perubahan terukur di otak dan menyiapkan landasan keterampilan literasi yang kuat di sekolah.

3. Membaca buku bersama dan berdiskusi

Mengajak si kecil membaca buku bersama juga membantu perkembangan otak anak. Hal ini akan meningkatkan kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi, sekaligus membantu anak Anda membangun keterampilan sosial, komunikasi dan emosional.

4. Mengeksplorasi lingkungan sekitar

Mengajak si kecil untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar akan membantu meningkatkan kreativitas, rasa ingin tahu, dan kemampuan berpikir kritis. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam eksplorasi alam mengalami peningkatan hasil belajar.

5. Memenuhi kebutuhan gizi

Perkembangan otak anak tergantung pada gizi yang cukup dan seimbang. Anak-anak yang tidak mendapat gizi yang cukup berisiko tinggi mengalami gangguan keterampilan kognitif. Kurang gizi juga bisa mempengaruhi mempengaruhi daya ingat, fokus pikiran, dan kemampuan akademis anak di kemudian hari.

Selain memberikan stimulasi untuk perkembangan otak anak, Bunda juga perlu mencukupi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberinya asupan bergizi, salah satunya susu.

DANCOW 1+ Imunutri, susu pertumbuhan untuk anak usia 1 – 3 tahun, dengan 0 gram sukrosa, mengandung vitamin A, C, E, zink, tembaga, selenium, DHA, Omega-3, Omega-6, zat besi, kalsium, vitamin D, dan protein untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sedangkan, untuk usia di atas 3 tahun, Bunda bisa berikan bermacam-macam susu, misalnya susu DANCOW 3+ Imunutri yang juga mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, DHA, omega 3 & 6, tinggi vitamin A, C, E dan mikronutrien lainnya.

Image Article
Tahap Perkembangan Otak Anak Usia Dini dan Mengoptimalkannya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Intip Cara Ampuh Stimulasi Bicara Anak 1 Tahun Berikut Ini!

Published date

Usia satu tahun adalah periode penting dalam perkembangan bicara dan kemampuan bahasa anak. Oleh karenanya, Bunda perlu memberikan stimulasi yang tepat untuk mendukung perkembangan kemampuan bicara Si Buah Hati.

Artikel ini akan membahas stimulasi bicara anak 1 tahun yang bisa Bunda lakukan untuk melatih kemampuan bahasa Si Buah Hati.

Tahap Perkembangan Kemampuan Bicara Anak 1 Tahun

Perlu Bunda ketahui, kemampuan bicara Si Buah Hati sebenarnya telah berkembang sejak ia bayi. Si Buah Hati mulai bisa cooing atau membuat suara-suara tunggal seperti “aah” atau “uuh” saat berusia 2-3 bulan. Saat mendekati usia 6 bulan, bayi mulai dapat merespons jika namanya dipanggil. Selain itu, fase cooing lambat laun meningkat menjadi babbling atau mengoceh dengan suku kata tunggal, seperti papapapa, mamamama, dadadada, atau babababa seiring bertambahnya usia anak.

Kemampuan bicara bayi akan meningkat pada usia 6-9 bulan. Pada usia ini, bayi mulai mengenali nama-nama orang dan benda. Ia juga mulai mengerti konsep-konsep dasar dalam berbicara, seperti ya atau tidak.

Si Buah Hati mulai dapat mengucapkan kata mama dan papa atau istilah lain untuk sebutan orangtuanya. Di usia ini, bayi mulai bisa menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, seperti menunjuk benda yang diinginkan, merentangkan tangan untuk minta gendong, atau melambaikan tangan.

Saat berusia 12 bulan atau pada ulang tahun pertamanya, Si Buah Hati diharapkan sudah mengerti sekitar 70 kata. Setelah berusia 1 tahun, kemampuan bicara anak berkembang pesat. Si Buah Hati akan mulai bisa mengucapkan tiga hingga enam kata. Jumlah kosa kata yang ia pahami diharapkan telah mencapai 5-50 kata pada usia 18 bulan.

Pada beberapa kasus, terdapat anak yang mengalami keterlambatan bicara. Untuk itu, Bunda perlu memperhatikan apakah kemampuan bicara Si Buah Hati sudah berkembang sesuai usianya. 

Bunda perlu mengenali tanda-tanda keterlambatan bicara sejak dini, misalnya ia tidak bersuara sama sekali hingga usia 6 bulan, tidak mengoceh atau babbling hingga usia 1 tahun, tidak dapat meniru ucapan orang lain dan tidak mampu mengucapkan satu kata pun hingga usia 16 bulan, atau kurang mampu membuat frasa bermakna hingga usia 2 tahun. 

Baca Juga: Kandungan Gizi Susu UHT: Susu Bubuk vs Susu Cair

Stimulasi Bicara Anak 1 Tahun

Untuk mendukung perkembangan kemampuan bicara Si Buah Hati, Bunda dapat memberikan stimulasi bicara sejak dini. Ada berbagai cara merangsang bicara anak 1 tahun yang efektifBerikut ini beberapa stimulasi bicara anak 1 tahun yang bisa Bunda lakukan:

Sering ajak anak berbicara

Salah satu cara merangsang bicara anak 1 tahun yang efektif adalah sering mengajaknya berbicara. Bunda dapat memilih topik pembicaraan sesuai minat Si Buah Hati, seperti tentang mainannya atau benda dan aktivitas yang ia sukai. Selain itu, Bunda juga bisa aktif mengajak Si Buah Hati berbicara sembari melakukan aktivitas sehari-hari, seperti “Bunda ganti popoknya ya sayang” atau “Ayo kita mandi dulu”.

Ajari pula Si Buah Hati untuk mengenal dan dapat menyebutkan namanya sendiri. Jangan lupa selalu buat kontak mata saat berbicara dengan Si Buah Hati. Bunda juga harus menggunakan bahasa baik dan benar saat berbicara dengan Si Buah Hati, bukan dengan kalimat yang dicadel-cadelkan atau “baby talk”.

Ajak Si Buah Hati menirukan berbagai suara

Selain aktif mengajak berbicara, Bunda juga perlu memperdengarkan berbagai suara, seperti suara hewan atau kendaraan, kepada Si Buah Hati dan meminta ia menirukannya. Cara ini akan membantu Si Buah Hati menghubungkan suara dengan kata, misalnya “anjing bersuara guk-guk” atau “suara mobil ngeng-ngeng”.

Membaca buku

Stimulasi bicara anak 1 tahun juga bisa dilakukan dengan rutin mengajak Si Buah Hati membaca buku. Pilihlah buku dengan aneka warna serta memiliki gambar yang besar untuk dibaca bersama Si Buah Hati.

Bermain dan bernyanyi

Bermain dan bernyanyi bisa menjadi cara merangsang bicara anak 1 tahun yang efektif. Bunda dapat mengajak Si Buah Hati memainkan permainan lawan kata (panas-dingin, besar-kecil, dll) atau permainan kategori kata (menyebutkan jenis-jenis barang, makanan, hewan, dll). Bunda juga bisa merangsang kemampuan bicara Si Buah Hati dengan mengajaknya menyanyikan lagu anak-anak. Cara itu cukup efektif sebagai mainan stimulasi bicara anak 1 tahun. 

Itulah stimulasi bicara anak 1 tahun yang dapat Bunda lakukan setiap hari untuk melatih kemampuan berbicara Si Buah Hati. Mari dukung perkembangan Si Buah Hati dengan lebih optimal.

Image Article
Intip Cara Stimulasi Bicara Anak 1 Tahun Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Menyapih Anak, Umur Berapa ya, Bunda?

Published date

Proses merawat Buah Hati dari lahir hingga melihatnya terus tumbuh kembang adalah pengalaman tak terganti bagi Bunda. Lalu, bagaimana saat Bunda merasa sudah perlu mempersiapkan waktu untuk menyapih Si Buah Hati? 

Banyak yang mungkin masih bertanya, menyapih anak umur berapa ya? Apa saja yang sebaiknya  lakukan?

Sebaiknya, Menyapih Anak Umur Berapa?

Menyapih berarti berhenti menyusui. Menyapih dimulai saat proses peralihan dari ASI ke makanan dan minuman lain dan berhenti saat buah hati benar-benar tidak menyusu. 

Kapan waktunya mulai menyapih pun berbeda antara anak satu dan yang lain. Ada anak yang mulai menunjukkan keinginan makan dan kurang tertarik menyusu. Ada juga yang tiba-tiba berhenti menyusu. Dengan kata lain, waktu menyapih Bunda satu dan lainnya mungkin berbeda. Lantas, menyapih anak sebaiknya umur berapa?

Saat anak menginjak usia 2 tahun, proses penyapihan direkomendasikan. Namun, sebenarnya tidak ada patokan khusus kapan waktunya menyapih buah hati. WHO merekomendasikan menyusui sampai 2 tahun atau lebih, dimana ASI eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian dilanjutkan sampai anak usia dua tahun dengan ditambah menu pendamping ASI (MPASI). KementeriaRepublik Indonesia pun juga menyarankan untuk tetap menyusui anak hingga usia 2 tahun didampingi dengan MPASI.   

Baca Juga: Kandungan Gizi Susu UHT: Apa Bedanya Susu Bubuk dan Susu Cair?

Apa yang Perlu Dilakukan Saat Akan Menyapih Anak?

Menyapih merupakan suatu proses yang dilakukan secara bertahap. Cara menyapih dimulai dari mengurangi frekuensi menyusui terlebih dahulu. 

Dengan begitu, sang buah hati dapat terbiasa dengan rutinitas dan pola makan, kemudian tubuh Bunda juga akan terbiasa untuk tidak memproduksi ASI. Misalnya saja, anak yang terbiasa menyusu 5 kali sehari dapat dikurangi menjadi 4 kali. Demikian juga dengan lama menyusu, jika biasanya sekali menyusu 30 menit maka dikurangi menjadi misalnya 20 kemudian 15 menit, secara bertahap.

Kemudian komunikasi. Bunda dapat menjelaskan ke Si Buah Hati, bahwa sudah saatnya belajar minum susu dengan gelas. Mulai kenalkan Si Buah Hati dengan gelas, sehingga anak  tidak menyusu secara langsung. 

Untuk menyapih toddler, yang terbaik adalah melakukannya secara perlahan. Bunda dapat mengubah rutinitas Si Buah Hati secara bertahap. Jika Bunda merasa sedih saat menyapih, ini adalah hal normal ya, Bun. Sebab, hormon Bunda membutuhkan waktu untuk kembali normal setelah terbiasa menyusui. Beberapa ibu ada yang langsung kembali menstruasi setelah mengurangi menyusu di malam hari dan mulai menyapih. Ada juga yang menstruasi beberapa bulan setelahnya.

Apa yang Jangan Dilakukan Saat Akan Menyapih?

Salah satu hal yang tidak boleh dilakukan saat menyapih adalah, mengoleskan sesuatu ke payudara Bunda seperti obat merah atau jamu pahit agar si Kecil enggan menyusu. Pasalnya, bahan-bahan tertentu yang dioleskan ke payudara berpotensi berdampak buruk untuk si Buah hati.

Selain itu, Bunda tidak perlu terburu-buru dan membandingkan dengan anak orang lain, karena proses menyapih Si Buah Hati bisa berbeda setiap anak. Jadi, jangan terpatok dengan pertanyaan menyapih anak umur berapa idealnya.

Bunda tidak perlu memaksa menyapih, kecuali ada situasi perubahan besar atau kondisi tidak ideal,  misalnya sakit. Saat Si Buah Hati sakit, proses penyapihan bisa membuatnya merasa tertekan. Jadi, tunggu sampai Si Buah Hati sehat, baru menyapih.

Itu tadi beberapa informasi seputar menyapih ya Bunda. Semoga Bunda tidak lagi bingung dengan pertanyaan menyapih anak umur berapa ya!

Image Article
Menyapih Anak, Umur Berapa ya, Bunda?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini Dia Penyebab Perut Kembung pada Anak dan Cara Mengatasinya!

Published date

Sebagian di antara Bunda pasti pernah mendapati, Si Buah Hati yang biasanya aktif dan ceria mendadak wajahnya jadi cemberut. Tangannya mengelus-elus perut yang tampak lebih buncit dibandingkan biasanya. Terkadang, Si Buah Hati juga jadi lebih rewel dan terlihat kurang nyaman. Kondisi di atas bisa jadi tanda-tanda anak sedang mengalami perut kembung. Seperti kita ketahui, masalah kesehatan ini cukup sering dialami anak-anak. 

Tapi, Bunda jangan khawatir. Mari kenali beberapa hal yang bisa jadi penyebab perut kembung pada anak dan cara efektif untuk mengatasinya lewat artikel berikut ini. 

Penyebab Perut Kembung pada Anak

Perut bisa kembung ketika terjadi akumulasi atau penumpukan udara atau gas seperti terasa penuh di saluran pencernaan. kondisi atau gangguan pencernaan seperti ini biasanya  dikenal dengan istilah medis meteorismus ini bisa disebabkan kondisi atau penyakit tertentu. Berikut beberapa kemungkinan umum jawaban dari apa penyebab perut anak kembung yang perlu Bunda ketahui:

Anak menelan udara terlalu banyak

Saat bayi atau anak sering menangis, batuk-batuk, atau menggunakan dot dengan lubang terlalu besar, Si Buah Hati bisa menelan udara lebih banyak dibandingkan biasanya. Kondisi ini tanpa disadari bisa menyebabkan perut kembung. 

Gas di saluran pencernaan berlebihan

Produksi gas di saluran pencernaan bisa meningkat saat ada gangguan atau infeksi di saluran pencernaan. Perut juga bisa kembung karena konsumsi makanan yang bersifat flatugenik atau  menghasilkan gas secara berlebihan. Contoh ubi, keju, kol, atau sawi.

Kebanyakan makan atau minum susu

Penyebab perut anak kembung juga bisa karena Si Buah Hati terlalu banyak makan atau minum susu. Kondisi ini dipicu enzim pencernaan anak yang keteteran mengimbangi proses pencernaan saat asupan berlebihan. Dampaknya, asupan yang belum tercerna dengan baik menumpuk di usus besar dan membuat bakteri menghasilkan gas yang membuat perut kembung. 

Intoleransi laktosa

Anak sering kembung juga bisa jadi tanda intoleransi laktosa, Bunda. Kondisi ini bisa membuat kembung karena laktosa yang terdapat dalam susu tidak bisa dicerna secara sempurna akibat kurangnya enzim laktase. Laktosa yang tidak tercerna bisa menumpuk di usus besar dan membuat bakteri memproduksi gas secara berlebihan. 

Sembelit atau susah BAB

Usus yang tersumbat banyak kotoran bisa membuat gas yang semestinya bisa keluar lewat kentut jadi terhalang dan terjadi penumpukan gas di perut. Kondisi ini bisa memicu perut kembung pada anak. 

Dampak diare

Setelah diare, Si Buah Hati biasanya kekurangan beragam elektrolit, termasuk kalium. Saat tubuh kekurangan kalium, fungsi peristaltik bisa melemah. Perlu Bunda ketahui, untuk membantu mencerna makanan, diperlukan gerakan otot secara berulang di saluran pencernaan. Nah, gerakan ini dikenal dengan peristaltik. Saat fungsi peristaltik melemah, efeknya perut bisa kembung. 

Efek samping antibiotik

Terkadang, efek samping antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri dapat mengganggu keseimbangan bakteri di saluran pencernaan. Akibatnya, bakteri baik yang membantu menjaga kesehatan pencernaan sementara bisa ikut berkurang. Kondisi ini ditandai dengan perut kembung,  bau mulut yang tak sedap, dan diare.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Susu untuk Anak 1 Tahun

Cara Mengatasi Perut Kembung pada Anak

Untuk mengatasi perut kembung pada anak, Bunda juga perlu mengetahui akar penyebabnya. Secara umum berikut beberapa tips mengatasi perut kembung pada anak yang bisa Bunda jajal:

  • Hindari memberikan makan berlebihan pada Si Buah Hati. Jika masih sering lapar, ubah pola makan menjadi 4 sampai 5 kali sehari dengan porsi lebih kecil

  • Hindari memberikan makanan  karbohidrat sederhana, seperti minuman dalam kemasan atau camilan manis yang biasanya tinggi gula 

  • Atur cara anak makan dan minum agar tidak terlalu cepat. 

  • Saat atau setelah makan besar, jangan terbiasa langsung memberikan susu untuk Si Buah Hati. Berikan jeda setidaknya 1 jam setelah makan.

  • Hindari memberikan kol, sawi, permen, atau makanan yang bisa meningkatkan produksi gas berlebih saat Si Buah Hati sedang kembung.

  • Oleskan minyak kayu putih atau telon agar perut Si Kecil lebih nyaman.  

Jika beragam cara mengatasi perut kembung pada anak di atas sudah dijajal tapi masalah kesehatan ini tak kunjung sembuh, ada baiknya Bunda segera memeriksakan Si Buah Hati ke dokter, terutama jika perut kembung disertai rasa sakit perut parah yang ditandai dengan anak rewel atau tidak leluasa bergerak, demam, mual dan muntah, tidak bisa BAB, tidak bisa kentut, perut sangat buncit, atau perut lembek saat disentuh.  

Kondisi di atas bisa jadi tanda Si Buah hati mengalami penyakit tertentu saluran usus tersumbat atau tidak lancar, penyakit radang usus, hernia, atau kanker usus besar yang memerlukan pemeriksaan medis. 

Setelah menyimak beberapa alasan umum penyebab perut kembung pada anak dan cara mengatasinya di atas, Bunda tak perlu panik lagi dan bisa mengambil langkah yang tepat saat menghadapi kondisi seperti ini. 

Image Article
Ini Dia Penyebab Perut Kembung Pada Anak dan Cara Mengatasinya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

8 Cara Mengajarkan Anak 1 Tahun Sikat Gigi

Published date

Kesehatan gigi dan mulut turut berperan dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Karenanya, penting bagi Bunda untuk mengajak Si Buah Hati lebih peduli dengan kebersihan gigi, salah satunya dengan cara mengajarkan anak rutin sikat gigi setiap hari.

Lantas, kapankah waktu yang tepat untuk mulai mengajarkan Si Buah Hati menyikat gigi? Adakah cara mengajarkan anak 1 tahun sikat gigi secara mandiri namun tetap menyenangkan?

Manfaat Mengajarkan Anak Sikat Gigi Sendiri sejak Dini

Umumnya, gigi pertama Si Buah Hati akan tumbuh di usia 6 bulan dan diawali dengan dua gigi seri bawah. Rangkaian gigi susu baru akan tumbuh seluruhnya sekitar usia 3 tahun.

Bunda bisa mulai mengenalkan menyikat gigi pada Si Buah Hati segera setelah gigi pertamanya tumbuh. Mulailah dengan membantu menyikat gigi anak menggunakan pasta gigi berfluoride khusus anak sebanyak 2 kali sehari.

Menyikat gigi sejak dini  memberikan perlindungan lebih awal pada gigi anak dari kerusakan atau gigi berlubang. Penting juga bagi Bunda memberikan contoh menjaga kesehatan gigi yang baik.Gigi anak yang sehat akan membawa dampak positif seperti:

  • Mencegah anak mengalami sakit gigi hingga harus dicabut.

  • Gigi anak tumbuh dengan baik karena kerusakan gigi susu bisa mengganggu tumbuhnya gigi dewasa.

  • Bantu mengoptimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati, membantu dalam mencerna makanan, memberinya rasa percaya diri, hingga memperlancar belajar bicara.

Cara Mengajarkan Anak 1 Tahun Sikat Gigi Sendiri

Di usia 1 tahun, Si Buah Hati biasanya baru memiliki 4-8 gigi seri. Karenanya, cara sikat gigi anak 1 tahun akan sedikit berbeda dibandingkan cara menyikat gigi anak yang lebih tua.

Tak jarang, anak 1 tahun susah sikat gigi sehingga Bunda membutuhkan metode tersendiri untuk mengajarkan Si Buah Hati menyikat gigi secara rutin. Berikut ini tips cara mengajarkan anak 1 tahun sikat gigi yang bisa Bunda praktikkan di rumah:

  1. Jadikan menyikat gigi rutinitas. Anak-anak terkadang dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik ketika mereka tahu apa yang akan terjadi. Karenanya, Bunda bisa membuat aktivitas menyikat gigi sebagai rutinitas, misal setelah sarapan atau sesaat sebelum tidur.
  2. Lakukan bersama-sama orang tua.  Anak usia 1 tahun sedang dalam tahap suka menirukan aktivitas orang dewasa. Daripada hanya mendampingi Si Buah Hati saat menyikat gigi, Bunda bisa ikut menyikat gigi bersama-sama. Cara ini akan lebih menginspirasi anak dan percaya pentingnya menyikat gigi setiap hari.
  3. Jadikan menyikat gigi aktivitas menyenangkan. Bisa dengan bernyanyi, menggunakan sikat gigi yang menarik, atau pasta gigi rasa buah.  Bantu anak menyikat gigi. Di usia 1 tahun, Si Buah Hati mungkin masih sulit untuk bisa menyikat gigi secara mandiri. Karenanya, Bunda perlu membantunya dengan mengarahkan tangan dan melakukan gerakan menyikat gigi yang benar.
  4. Lakukan di depan cermin. Dengan menghadap cermin, Si Buah Hati bisa melihat proses membersihkan giginya. Cara ini juga membantu anak mengingat gerakan menyikat gigi yang benar.
  5. Gunakan sikat dan pasta gigi favorit anak. Menggunakan sikat gigi karakter kartun kesukaannya dan pasta gigi dengan rasa buah bisa membantu Si Buah Hati lebih bersemangat saat menyikat gigi.
  6. Berikan edukasi sambil bercerita. Bunda bisa sesekali memberikan edukasi lewat buku cerita atau tontonan yang membahas manfaat menyikat gigi. Bunda bisa menggunakan karakter kesukaan Si Buah Hati dalam cerita.
  7. Beri apresiasi dan hadiah. Bunda bisa memberi apresiasi setiap kali Si Buah Hati selesai menyikat gigi. Bisa dengan memberi stiker poin yang dapat dikumpulkan dan ditukarkan hadiah yang diinginkan Si Buah Hati. Cara ini membantu aktivitas menyikat gigi menjadi kebiasaan.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Susu untuk Anak 1 Tahun ke Atas

Tips Memilih Sikat dan Pasta Gigi untuk Anak 1 Tahun

Selain cara mengajarkan sikat gigi pada anak 1 tahun, Bunda mungkin perlu mengetahui cara memilih sikat gigi yang tepat untuk Si Buah Hati. Ini beberapa tips memilih sikat dan pasta gigi untuk anak:

  • Pilih sikat gigi khusus anak. Pilih sikat gigi yang didesain khusus untuk anak dengan kepala sikat lebih kecil dan bulu yang lebih halus.

  • Pilih sikat gigi yang lucu dan menarik. Agar aktivitas menyikat gigi anak lebih menyenangkan, biarkan Si Buah Hati memilih sikat gigi kesukaannya.

  • Pilih pasta gigi berfluoride. Mineral fluoride baik untuk mencegah kerusakan gigi. Bila ragu, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter gigi untuk pasta gigi yang tepat untuk Si Buah Hati.

  • Pilih pasta gigi dengan rasa yang disukai anak. Anak usia 1 tahun mungkin masih sulit meludahkan sisa pasta gigi, sehingga sebaiknya pilih pasta gigi yang aman jika tertelan dan rasa yang disukai Si Buah Hati.

Gigi anak yang sehat dapat membantu Si Buah Hati tumbuh optimal. Selain itu, jangan lupa selalu penuhi kebutuhan gizi hariannya. Bunda bisa memberinya asupan susu pertumbuhan DANCOW 1+ Imunutri yang diformulasikan untuk anak usia 1-3 tahun dengan kandungan tinggi vitamin A, C, E, zink, kalsium, protein, zat besi, DHA, dan omega 3 & 6.

Karenanya, selain cara mengajarkan anak 1 tahun sikat gigi sendiri, jangan lupa memberi Si Buah Hati asupan bergizi, agar ia bebas bereksplorasi dan tumbuh percaya diri.

Image Article
8 Cara Mengajarkan Anak 1 Tahun Sikat Gigi Mandiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Inilah 5 Aktivitas untuk Stimulasi Motorik Kasar Anak

Published date

Bunda, setiap anak pasti senang bermain. Tapi tahukah Bunda, bermain bisa sekaligus jadi salah satu cara untuk stimulasi motorik kasar Si Buah Hati? Ya, saat bermain anak-anak juga mengembangkan keterampilannya lho. Tapi, apa itu keterampilan motorik kasar dan apa pentingnya bagi kehidupan Si Buah Hati?

Apa Itu Keterampilan Motorik Kasar?

Keterampilan motorik kasar sendiri adalah keterampilan yang dikembangkan si Buah Hati dengan menggunakan seluruh tubuh mereka. Keterampilan motorik kasar, kadang-kadang disebut motorik besar, adalah gerakan yang terlibat dalam koordinasi lengan, kaki, dan bagian tubuh besar lainnya. Bunda  dapat melihat hal ini dari mulai buah hati usia bayi, bagaimana upayanya bergerak dan berjalan hingga akhirnya dia bisa mengkoordinasikan gerakan seluruh tubuhnya.

Gerakan yang termasuk dalam keterampilan motorik kasar adalah gerakan seperti berlari, merangkak, berenang, atau melompat. Jenis-jenis gerakan ini penting untuk dilatih oleh Si Buah Hati seiring dengan perkembangannya karena membantu dia belajar mengkoordinasikan dan mengontrol gerakan tubuh mereka.

Keterampilan motorik kasar juga membantu meletakkan dasar untuk dapat menyelesaikan gerakan keterampilan motorik halus seperti mencubit atau menggenggam.

Baca Juga: Cara Mudah Stimulasi Motorik Halus Si Buah Hati di Rumah

5 Aktivitas untuk Stimulasi Motorik Kasar Si Buah Hati

Mengingat pentingnya keterampilan motorik kasar, tentu Bunda ingin mencari cara untuk menstimulasinya bukan? Bunda tidak perlu khawatir, jika ingin melakukan stimulasi motorik kasar anak,  5 aktivitas ini bisa Bunda lakukan di rumah:

1. Halang rintang

Untuk aktivitas seru yang juga bermanfaat untuk stimulasi motorik kasar, Bunda bisa membuat halang rintang untuk Si Buah Hati. Caranya, gunakan selotip atau benda-benda untuk membuat rintangan. Misalnya, pada benda atau selotip pertama, mintalah buah hati melakukan 10 lompatan. Pada benda atau selotip berikutnya, minta mereka melompat 7 kali di setiap kaki.

2. Keseimbangan

Bunda bisa menjadikan rutinitas harian Si Buah Hati yang menyenangkan dengan memasukkan aktivitas keseimbangan. Misalnya, saat mengantre di toko kelontong atau saat menonton iklan TV, mainkan permainan keseimbangan.  Bunda bisa meminta mereka berdiri dengan satu kaki selama mungkin, lalu beralih ke kaki lainnya. Permainan keseimbangan lainnya, Bunda bisa meminta Si Buah Hati berjalan di balok titian jalan. Meski sederhana, permainan ini seru dimainkan anak dan dapat melatih keseimbangannya.

3. Bermain bola

Bantu Si Buah Hati untuk mengembangkan keterampilan bermain bola, dengan memulainya secara perlahan. Bunda bisa menggunakan bola yang kecil dan lembut, seperti bola tenis, dan menggelindingkannya ke buah hati atau melemparkannya dengan ringan. Saat kakinya sudah cukup kuat, Bunda bisa mengajarkan si Buah Hati menendang bola. Keterampilan bola sangat bagus untuk membantu anak-anak mengembangkan koordinasi mata dan tangan.

4. Permainan kreatif

Biarkan Si Buah Hati memiliki waktu yang tidak terstruktur untuk bermain di dalam atau di luar di tempat yang aman. Hal ini akan membantu mengembangkan keterampilan motorik kasar dengan membiarkan mereka mengeksplorasi berbagai gerakan yang mereka pilih. Misalnya, dengan menyanyi yang diikuti gerakan menari seperti lagu “kepala, pundak, lutut, kaki” atau “baby shark.”

5. Main jingkat

Salah satu cara stimulasi motorik kasar anak adalah bermain lompat dan jingkat. Permainan ini merupakan cara yang bagus bagi anak-anak untuk mengembangkan koordinasi dan keseimbangan. Tapi tentunya, Bunda perlu memodifikasi permainan ini sesuai usia anak ya.

Selain melakukan berbagai aktivitas yang merangsang motorik kasar anak, bunda juga bisa mendukung pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkannya, salah satunya susu pertumbuhan. DANCOW 1+ Imunutri adalah susu pertumbuhan yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 1-3 tahun, tinggi akan Vitamin A, C, E, Selenium, Zink, Tembaga, tinggi Kalsium, Vitamin D, Protein, dan mengandung DHA, Omega 3 & 6, Zat Besi.

Itulah tadi beberapa informasi mengenai cara stimulasi motorik kasar yang bisa Bunda terapkan untuk Si Buah Hati. Tidak terlalu sulit kan, Bunda? Selamat mencoba ya!

Image Article
Inilah 5 Aktivitas Seru untuk Stimulasi Motorik Kasar Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Memilih Susu Berkualitas untuk Anak

Published date

Sebagian di antara Bunda barangkali ada yang masih bingung, bagaimana caranya memilih susu berkualitas untuk anak. 

Untuk diketahui, memasuki usia 3 tahun biasanya Si Buah Hati mulai mencicipi bangku pra-sekolah. Pada usia ini anak juga butuh asupan bergizi tinggi, salah satunya susu. 

Menginjak usia 2-5 tahun, kebutuhan gizi harian anak meningkat untuk mendukung tumbuh kembangnya Selain itu, anak usia 3-5 tahun tentunya mulai aktif di luar rumah seperti bermain dan belajar sekolah, sehingga Si Buah Hati rentan terkena infeksi. Jadi, pada usia ini anak butuh gizi prima agar tak gampang sakit. 

Nah, sebelum menyimak beberapa kiat memilihkan asupan untuk Si Buah Hati, ada baiknya Bunda mengenali dulu apa saja kandungan gizi pada susu berkualitas untuk masa pertumbuhan anak.

Kandungan Susu Berkualitas untuk Masa Pertumbuhan Anak

Saat memilih susu, Bunda perlu mencermati beberapa kandungan zat gizi penting, seperti: 

  • Kalsium

Kalsium adalah mineral penting yang utamanya berfungsi untuk menunjang kesehatan gigi dan tulang. Jika Si Buah Hati kekurangan kalsium di masa pertumbuhan, anak berisiko terkena osteoporosis di masa depan. 

  • DHA, Omega 3, dan Omega 6

Lemak merupakan salah satu sumber energi dan lemak dapat membantu penyerapan vitamin A,D dan E.  Jenis lemak yang dapat ditemui dalam makanan yaitu asam lemak jenuh & tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh ganda, omega 3 dan 6, bermanfaat bagi kesehatan namun tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga Bunda perlu perhatikan asupan makanan yang mengandung Omega 3 & 6 untuk tumbuh kembang Si Kecil Si Buah Hati.

Asam lemak omega 3 dan 6 dikenal penting untuk meningkatkan kemampuan belajar dan fokus anak.  DHA, salah satu bentuk omega 3, penting untuk meningkatkan kemampuan otak.

Baca Juga: Nutrisi untuk Daya Tahan Tubuh Si Buah Hati

  • Zat besi

Zat besi adalah mineral penting untuk menjaga kesehatan anak, terutama untuk sirkulasi oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Kekurangan/defisiensi zat besi memang sulit terlihat pada tahap awal. Namun jika defisiensi zat besi ini bertambah berat maka akan terlihat beberapa gejala pada anak, seperti misalnya pucat, lemah, malas makan, mudah lelah, berat badan susah naik, sering sakit sampai gangguan perkembangan kognitif dan motorik anak.

  • Zink

Zink adalah mineral penting bagi anak-anak karena zat gizi ini menunjang tumbuh kembang anak-anak. Mineral ini berguna untuk menjaga daya tahan tubuh, membantu proses penyembuhan saat sakit, serta menunjang indra penciuman dan perasa. 

  • Protein

Protein adalah zat gizi makro yang digunakan untuk membangun tubuh. Zat gizi ini sangat penting dan wajib dicukupi, terutama sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau sejak janin dalam kandungan sampai usia 2 tahun.

  • Vitamin D

Vitamin D adalah zat gizi penting untuk membangun tulang yang kuat dan mencegah rakhitis pada anak. Perlu Bunda ketahui, rakhitis adalah gangguan yang membuat tulang lunak pada masa pertumbuhan anak. 

Setelah mencermati beberapa kandungan zat gizi pada susu berkualitas untuk anak di atas, Bunda kini jadi paham ternyata ada sederet manfaat susu untuk menunjang tumbuh kembang anak.  Nah, untuk bekal pengetahuan Bunda, simak juga panduan memilih asupan terbaik untuk Si Buah Hati yang mulai memasuki masa pra-sekolah berikut. 

Panduan Memilih Susu Berkualitas untuk Anak 

Demi mengoptimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati, memberikan susu untuk anak pantang asal-asalan, Bunda. Ikuti panduan berikut ini:

  • Pilih jenis susu yang punya banyak kandungan gizi

Kebutuhan vitamin dan mineral Si Buah Hati yang sedang aktif dan memasuki fase pertumbuhan pesat perlu dicukupi Bunda. Jadi, pastikan Bunda memilih jenis susu yang punya atau diperkaya beragam zat gizi penting ya? 

  • Berikan susu sesuai porsi usianya

Kebutuhan susu pertumbuhan atau bubuk akan berbeda tergantung usia anakUntuk anak umur 1-2 tahun, porsi susunya 2 gelas per hari. Sementara anak umur 2-5 tahun, porsi susunya 2-2,5 gelas per hari.  Hindari memberikan susu terlalu banyak untuk anak karena Si Buah Hati bisa kekenyangan dan menolak makan asupan lain.

  • Sesuaikan dengan kondisi kesehatan anak

Jika anak memiliki masalah pertumbuhan, baik berat badan kurang atau kegemukan, ada baiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter terkait jenis susu yang paling pas buat Si Buah Hati. Selain itu, bicarakan dengan dokter sebelum memberikan susu tertentu untuk anak memiliki riwayat keluarga dengan obesitas, kolesterol tinggi, atau penyakit jantung dan pembuluh darah. 

Dengan mengetahui bahasan mengenai susu berkualitas untuk anak, diharapkan Bunda bisa mengetahui kebutuhan asupan gizi yang dibutuhkan Si Buah Hati dalam proses pertumbuhannya. 

Image Article
Tips Memilih Susu Berkualitas untuk Anak Usia 3 hingga 5 Tahun
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mengapa Harus Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak saat Liburan?

Published date

Liburan adalah momen menyenangkan yang selalu dinantikan anak-anak. Mengunjungi tempat wisata atau rumah kerabat mungkin menjadi pilihan menarik untuk mengisi waktu liburan Si Buah Hati. Namun, di tengah kesenangan liburan, Bunda juga perlu memperhatikan daya tahan tubuh anak agar ia tidak gampang sakit.

Artikel ini akan membahas mengapa kita harus meningkatkan daya tahan tubuh serta apa saja yang bisa Bunda lakukan untuk menjaga anak tetap sehat selama liburan. 

Mengapa Kita Harus Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak Selama Liburan?

Berlibur bersama keluarga ke luar kota tentu menyenangkan bagi Si Buah Hati. Meski begitu, perjalanan saat berlibur bisa menguras energi. Itulah kenapa daya tahan tubuh harus tinggi  saat menghabiskan masa liburan. 

Apa pengaruh daya tahan tubuh terhadap kesehatan? Perlu Bunda ketahui, sistem imun atau daya tahan tubuh berguna untuk melindungi diri dari infeksi dan penyakit. Dengan memiliki daya tahan tubuh yang baik, anak pun menjadi lebih sehat karena dapat melawan berbagai penyakit, seperti infeksi virus flu dan batuk yang mungkin menyerang saat masa liburan.

Saat liburan, anak-anak lebih rentan terserang penyakit. Selain karena perjalanan panjang dan melelahkan, ada beberapa alasan lain yang membuat Si Buah Hati lebih rentan sakit saat liburan, yakni: 

  • Tubuh anak-anak membakar energi lebih cepat daripada orang dewasa, sehingga mereka perlu lebih sering makan dan minum.
  • Anak-anak memiliki kulit lebih tipis dan bernapas lebih cepat daripada orang dewasa, sehingga mereka mungkin menyerap zat berbahaya melalui kulit atau menghirupnya.
  • Anak-anak mungkin memasukkan tangan ke mulut dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan atau bermain di tanah, sehingga mereka dapat terpapar kuman, bakteri, virus, atau zat berbahaya.
  • Selama liburan, anak-anak juga lebih banyak berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat tertular penyakit. Oleh karena itu, apa yang terjadi jika daya tahan tubuh kita menurun? Tentu saja Si Buah Hati akan mudah jatuh sakit saat liburan.
  • Saat bepergian, anak-anak rentan terserang diare. Penyebab diare yang sering adalah higienitas makanan yang kurang baik higienitas makanan. 

Baca Juga: Pentingnya Vitamin C untuk Daya Tahan Tubuh Anak

Bagaimana Cara Jaga Daya Tahan Tubuh Anak saat Liburan?

Agar anak tetap sehat selama liburan, Bunda dapat melakukan beberapa tips berikut ini untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya:

1. Atur asupan makanan

Selama berlibur, pastikan Si Buah Hati tetap mendapatkan asupan makanan seperti saat berada di rumah. Bunda perlu memperhatikan kecukupan kalori Si Buah Hati sesuai dengan usia dan aktivitasnya selama liburan. Jangan lupa, ajak anak untuk turut mengonsumsi cukup sayur, buah, dan air putih selama berlibur. Bunda juga perlu mengontrol asupan minuman manis untuk anak saat liburan, yakni cukup satu porsi per hari. Pastikan Si Buah Hati mendapat asupan nutrisi yang cukup agar daya tahan tubuhnya optimal.

2. Pastikan anak cukup istirahat

Berlibur ke tempat wisata atau mengunjungi rumah kerabat selama masa liburan juga dapat meningkatkan tingkat stres anak. Oleh karena itu, ada baiknya Bunda tetap memperhatikan rutinitas Si Buah Hati, termasuk jam istirahat dan tidurnya. Istirahat yang cukup dapat mengurangi stres anak sehingga anak bisa lebih menikmati liburannya.

3. Ajak beraktivitas fisik

Aktivitas fisik juga sangat penting untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh anak. Oleh karena itu, selama berlibur, pastikan Si Buah Hati tetap aktif bergerak. Ajak ia bersepeda, berenang, bermain bola, atau melakukan aktivitas lain di luar ruangan bersama keluarga agar ia tetap sehat selama liburan.

Dukung Daya Tahan Tubuh Si Buah Hati

Seperti diketahui, asupan gizi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh Si Buah Hati. Jika perlu, Bunda dapat memberikan DANCOW 1+ Imunutri, susu pertumbuhan yang diformulasikan untuk usia 1-3 tahun. 

DANCOW 1+ Imunutri diperkaya Vitamin A, C, E & Zink, selenium, tembaga, tinggi kalsium, protein, vitamin D, serta DHA, zat besi, dan omega 3 & 6. Konsumsi Vitamin A, C, E, Zink, Tembaga, dan Selenium yang cukup dapat berkontribusi terhadap fungsi normal daya tahan tubuh, jika disertai dengan diet gizi seimbang.

Itulah tadi beberapa alasan mengapa kita harus meningkatkan daya tahan tubuh anak selama liburan dan beberapa tipsnya. Semoga informasinya bisa bermanfaat ya Bunda!

Image Article
Mengapa Harus Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak di Masa Liburan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berapa Tinggi dan Berat Badan Ideal Anak Usia 1 hingga 3 Tahun?

Published date

Pertumbuhan anak dapat dipantau melalui bertambahnya tinggi, berat badan, dan lingkar kepala. Tapi, sudahkah Bunda tahu berapa tinggi dan berat badan anak ideal?

Mengetahui tinggi serta berat badan anak ideal dapat memastikan Si Buah Hati tumbuh sehat. Karena, anak dengan berat badan berlebihan lebih berisiko terkena berbagai penyakit, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi dan kolesterol, gangguan tidur, tidak percaya diri, hingga depresi.

Begitu pula jika tinggi badan Si Buah Hati kurang dibandingkan anak seusianya, hal ini mungkin diakibatkan karena kekurangan nutrisi dan dapat berakhir menjadi stunting.

Lalu, berapakah tinggi maupun berat badan normal anak? Artikel ini membahas seputar tinggi dan berat badan ideal anak, terutama di usia 1 hingga 3 tahun, serta solusi mengoptimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati.

Tinggi dan Berat Badan Anak Ideal Usia 1-3 Tahun

Berapakah berat badan anak ideal usia balita? Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan panduan tentang standar antropometri anak pada tahun 2020 untuk mengetahui tinggi dan berat badan anak berdasarkan usia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, maka tinggi dan berat badan anak ideal untuk usia 1-3 tahun dapat diketahui, sebagai berikut: 

• Berat badan dan tinggi badan ideal anak umur 1 tahun
- Berat anak laki-laki 1 tahun 7,7-10,8 kilogram dengan tinggi sekitar 71-82,9 cm
- Berat anak perempuan 1 tahun: 7-10,1 kilogram dengan tinggi sekitar 68,9-81,7 cm
• Berat badan dan tinggi badan ideal anak umur 2 tahun
- Berat anak laki-laki 2 tahun 9,7-13,6 kilogram dengan tinggi sekitar 81,7-97 cm
- Berat anak perempuan 2 tahun 9-13 kilogram dengan tinggi sekitar 80-96,1 cm
• Berat badan dan tinggi badan ideal anak umur 3 tahun
- Berat anak laki-laki 3 tahun 11,3-16,2 kilogram dengan tinggi sekitar 88,7-107,2 cm
- Berat anak perempuan 3 tahun 10,8-15,8 kilogram dengan tinggi sekitar 87,4-106,5 cm

Selain mengukur berat badan dan panjang badan, Bunda juga perlu melihat perbandingan berat badan Si Kecil menurut tinggi badannya (indikator BB/TB) untuk menentukan status gizi Si Kecil. Dari perbandingan BB/TB ini dapat terlihat apakah Si Kecil masuk dalam kategori obesitas, gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, atau gizi buruk.

Untuk memastikan Si Buah Hati tumbuh optimal, Bunda sebaiknya melakukan pengukuran tinggi dan berat badan setiap bulan sejak bayi lahir hingga berusia 1 tahun. Selanjutnya, untuk anak usia 1-3 tahun, pengukuran tinggi dan berat badan dapat dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Penyebab Tumbuh Kembang Anak Tidak Optimal

Jika anak memiliki tinggi, berat badan, dan lingkar kepala di bawah ambang batas standar ideal sesuai kategori usia dan jenis kelamin, maka kemungkinan mengalami gagal tumbuh.

Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk termasuk masalah kesehatan, kondisi lingkungan sampai kebiasaan makan yang kurang baik.

Penyebab dari faktor masalah kesehatan, di antaranya kelainan kromosom, kelainan atau gangguan sistem organ, anemia, gangguan saluran cerna, gangguan metabolisme, asupan nutrisi tidak sesuai kebutuhan, hingga infeksi, parasit.

Sementara itu, anak dengan berat badan di atas kurva pertumbuhan standar, bisa dikategorikan mengalami kelebihan berat badan bahkan obesitas. Untuk mengetahui penyebab kelebihan berat badan pada anak, dokter akan melakukan evaluasi yang meliputi riwayat kesehatan keluarga (seperti diabetes dll), kebiasaan makan, aktivitas fisik, serta kondisi kesehatan fisik dan psikologis Si Buah Hati.

Baca Juga: Berapa Berat Badan Ideal Anak 2 Tahun? Simak di Sini!

Mendukung Anak Tumbuh dengan Tinggi dan Berat Badan Ideal

Apakah Si Buah Hati tidak memiliki tinggi dan berat badan ideal? Jangan langsung merasa khawatir. Bunda bisa kok, melakukan beberapa cara menaikkan berat badan anak supaya ideal.

Apabila anak mengalami kelebihan berat badan, Bunda membantunya dengan mendorongnya menjalani diet sehat, rutin berolahraga. Di sini komitmen orang tua akan sangat mempengaruhi hasil.

Jika Si Buah Hati mengalami obesitas, jangan ragu menemui dokter atau ahli kesehatan agar mendapat rekomendasi perawatan yang sesuai.

Apabila anak mengalami tinggi badan rendah maupun kekurangan berat badan, maka perawatan dapat diberikan sesuai dengan faktor penyebabnya.

Jika tinggi dan berat badan anak tidak ideal karena faktor gizi, Bunda wajib mengubah pola makan Si Buah Hati dengan memberikan asupan makanan bergizi seimbang.

Jika penyebabnya berkaitan dengan faktor psikososial, perawatan yang diberikan bisa meliputi perubahan dalam keluarga atau lingkungan sosial di sekitar Si Buah Hati.

Selain cara di atas, Bunda juga bisa mendukung Si Buah Hati agar tumbuh kembang optimal dengan memberinya asupan bergizi, seperti susu pertumbuhan. Untuk Si Buah Hati usia 1-3 tahun, Bunda bisa berikan susu pertumbuhan DANCOW 1+ Imunutri yang mengandung vitamin A, C, E, selenium, zink, tembaga, serta kalsium, vitamin D, protein, dan DHA, omega 3 & 6, dan zat besi.

Yuk Bunda, dukung Si Buah Hati agar memiliki berat badan anak ideal. 

Image Article
Berapakah Tinggi dan Berat Badan Ideal Anak Usia 1 hingga 3 Tahun?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off