1-3 Tahun

Product Name
Dancow 1+ Imunutri

5 Stimulasi yang Tepat Mendidik Si Buah Hati Membaca

Published date

Sebagai orang tua, Bunda pasti ingin Si Buah Hati tumbuh cerdas dan memiliki kemampuan lebih baik ketimbang anak seusianya. Hingga akhirnya Bunda memberikan banyak stimulasi untuk mendorong perkembangannya. 

Apalagi beberapa tahun terakhir, beragam lembaga pendidikan anak usia dini begitu menjamur di kota besar. Hingga Bunda terdorong untuk mempercepat fase pengenalan pembelajaran formal kepada anak. Seperti belajar membaca. Namun sesungguhnya, kapankah waktu yang tepat bagi Si Buah Hati untuk mulai belajar membaca? 

Cara Stimulasi Si Buah Hati Membaca

Menurut artikel Perkembangan Literasi Anak, pada situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, Bunda bisa memperkenalkan pelajaran membaca ketika anak berusia 4 tahun. Di fase prasekolah ini, Si Buah Hati bisa belajar membaca dengan mengenal huruf dan angka, mendengarkan sajak berima, mencocokkan kata-kata dengan bunyi awal atau akhir yang sama. 

Bila sudah dapat mengeja suku kata - seperti b-a, ba - tidak lama kemudian ia akan dapat membaca kata-kata sederhana. Misalnya, ibu, sapi, bibi. Untuk mendukung proses belajar membacanya, Bunda bisa memberikan stimulasi berupa:

1. Balok atau Magnet Huruf

Menggunakan balok atau magnet yang berbentuk beragam huruf, Bunda bisa merangkai banyak kata. Bisa pula, minta Si Buah Hati membentuk barisan balok atau magnet berdasarkan kombinasi huruf yang disukainya. Lalu, ajarkan dia untuk mengeja atau membaca deretan huruf itu. 

2. Flash Card

Dalam permainan kartu ini, Bunda bisa menunjukkan gambar pada Si Buah Hati. Kemudian, sebutkanlah nama benda, hewan, bentuk, atau warna pada kartu sesuai kata yang tertera di bawah gambar itu. Ajarkan Si Buah Hati cara mengejanya. Bila sudah beberapa kali, mintalah dia untuk membaca sendiri tulisan tersebut. 

3. Bacakan Buku

Jika Bunda punya banyak koleksi buku di rumah, membacakanlah salah satunya untuk Si Buah Hati. Lebih baik lagi bila buku tersebut berisi gambar menarik dan cerita singkat dengan ukuran huruf yang lumayan besar. Sehingga Bunda bisa memintanya untuk mencoba mengeja kalimat dalam buku itu. 

4. Mulai Memperkenalkan Bagian Buku

Untuk menumbuhkan kedekatan Si Buah Hati dengan kegiatan membaca, Bunda bisa mengenalkannya pada buku. Seperti menjelaskan bagian-bagian buku. Mulai dari sampul, judul, nama pengarang, daftar isi, dan sebagainya. 

Seperti kata pepatah, tak kenal maka tidak sayang. Begitu pula dengan membaca. Ketika mengenal dan terbiasa dengan buku, ia pun akan terdorong untuk membacanya. 

5. Main Tebak Gambar

Permainan tebak gambar bisa Bunda lakukan dengan menggunakan papan tulis kecil, kapur atau spidol. Cara permainannya pun cukup mudah. Awalnya, Bunda membuat gambar hewan, buah, atau benda apapun. 

Lalu, berikanlah garis-garis di bawah gambar yang jumlahnya sesuai abjad nama gambar itu. Mintalah Si Buah Hati untuk menebak nama gambar. Setelah tertebak, ajak ia untuk menuliskan nama gambar dan mengejanya. Biar permainan lebih seru, ajak pula anggota keluarga lainnya.

Supaya bisa lancar membaca, Bunda bisa mendukung nutrisi kecerdasan anak dengan memberikan pelengkap, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Saat yang Tepat Mendidik Si Kecil Membaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Kolaborasi Mengasuh Si Buah Hati

Published date

Kolaborasi Bunda dan Ayah akan mendukung dalam memberikan yang terbaik bagi Si Buah Hati. Mulai asupan bergizi seimbang, stimulasi, menerapkan pola asuh dan sebagainya, sehingga Si Buah Hati dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal.

Dual parenting/kolaborasi hanyalah salah satu dari poin penting dalam upaya mencapai pengasuhan ideal. Faktor lainnya yang juga perlu dipahami adalah kesiapan menjadi orangtua, adanya kesepakatan tujuan pengasuhan, komunikasi yang hangat, positif dan efektif, penanaman nilai-nilai agama, memahami karakter dan kebutuhan anak serta adanya aturan yang disepakati dalam keluarga.

Menurut dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH,  meski sama-sama bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak, peran Bunda dan Ayah tidaklah sama.  Mengapa berbeda, lihat penjabarannya sebagai berikut;

Peran Bunda

  1. Bunda adalah pelindung bagi Si Buah Hati. Sejak lahir, Si Buah Hati merasa terlindungi bila di dekat ibunya. Bunda melindungi anak dari bahaya lingkungan, dari orang asing, dan dari diri mereka sendiri. Saat anak mulai tumbuh dewasa, Bunda tetap menjadi pelindungnya, lebih dari pelindung dalam segi emosional. Bunda selalu mendengarkan keluhan anaknya dan selalu ada untuk memberikan kenyamanan saat Si Buah Hati membutuhkannya. Jika anak dapat mempercayai Bunda, anak akan percaya diri dan memiliki keamanan emosional.
  2. Bunda merangsang mental dan emosional karena selalu berinteraksi dengan Si Buah Hati, melalui permainan atau percakapan, yang merangsang kemampuan kognitif anak. Bahkan permainan bentuk fisik dengan Bunda tetap mengikuti aturan yang dibutuhkan anak untuk mengoordinasikan mental tindakan mereka. Bunda yang membuat  mental anak kuat untuk menghadapi dunia luar ketika ia pertama kali meninggalkan rumah untuk sekolah.
  3. Sebagai seorang ibu dan pengasuh utama di awal-awal kehidupan anak, Bunda menjadi orang pertama yang membuat ikatan emosional dan keterikatan dengan anak. Hubungan ibu dan anak yang terbentuk selama tahun-tahun awal akan sangat memengaruhi cara anak berperilaku dalam pengaturan sosial dan emosional di tahun-tahun berikutnya.
  4. Bunda umumnya mampu menjaga keseimbangan antara memberi aturan ketat dan memanjakan anak. Bunda terus menanamkan rasa tanggung jawab pada Si Buah Hati. Bunda juga yang mengajarkan bagaimana mengelola dan berkomitmen dengan waktu, dengan cara mengajarkan anak melakukan rutinitas dalam kehidupan sehari-hari.

Peran Ayah

Peran Ayah tidak kalah penting dari peran Bunda, namun sering terabaikan karena tugas ayah sebagai pencari nafkah utama banyak menguras waktu dan energi.

Walaupun mungkin waktu yang dihabiskan Ayah dengan Si Buah Hati lebih sedikit, tetapi peran Ayah sangat penting bagi anak. Berikut ini beberapa peran Ayah dalam pengasuhan Si Buah Hati:

  1. Menumbuhkan rasa percaya diri dan kompetensi kepada Si Buah Hati melalui kegiatan bermain yang melibatkan fisik baik di dalam maupun di luar ruangan.
  2. Menumbuhkan kebutuhan akan berprestasi pada Si Buah Hati melalui kegiatan mengenalkan anak tentang berbagai kisah tentang cita-cita.
  3. Membangun kecerdasan emosional Si Buah Hati. Seorang anak yang dibimbing oleh ayah yang peduli, perhatian dan menjaga komunikasi akan berkembang menjadi anak yang lebih mandiri, kuat dan memiliki pengendalian emosi yang lebih baik.
  4. Pada anak lelaki, mengajarkan tentang peran jenis kelamin kepada anak laki-laki, tentang bagaimana harus bertindak sebagai laki-laki dan apa yang diharapkan oleh lingkungan sosial dari seorang laki-laki.
  5. Berbeda dengan interaksi antara ibu dan anak, interaksi ayah dan anak lebih sering dilakukan dengan bercanda dan bermain fisik. Interaksi fisik antara anak dan ayah dapat menunjukkan kepada anak bagaimana menangani emosi, seperti kejutan, rasa takut, dan kegembiraan.
  6. Ayah menjadi panutan kesuksesan/prestasi. Sebuah studi yang dilakukan oleh  Father Involvement Research Alliance di Amerika Serikat pada 2013 menunjukkan bahwa jika ayah menunjukkan kasih sayang, mendukung, dan terlibat dalam kegiatan anaknya, ayah dapat berkontribusi besar terhadap perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial anak, serta berkontribusi pada prestasi akademik, kepercayaan diri, dan jati diri anaknya.
    Untuk anak laki-laki, mereka akan menjadikan ayah sebagai panutan untuk dirinya. Mereka akan meminta persetujuan ayah atas segala sesuatu yang mereka lakukan dan sebisa mungkin melakukan kesuksesan yang sama seperti ayah mereka, bahkan jika bisa lebih dari ayahnya.

Dokter Bernie mengungkapkan, pola asuh sejatinya berdasar pada tiga pilar utama, yaitu nutrisi, cinta dari orangtua dan stimulasi yang tepat. “Memenuhi kebutuhan nutrisi adalah kunci utama untuk memenuhi kebutuhan energinya sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh agar Si Buah Hati nggak gampang sakit saat bereksplorasi.”

Nutrisi

Sumber gizi dan nutrisi Si Buah Hati yang utama adalah makanan sehari-hari. Makanan itu sejatinya harus  menerapkan pola gizi seimbang yang cukup serat, karbohidrat, protein dan mineral. Pemberiannya pun harus disesuaikan usia Si Buah Hati. Misalnya, di usia 1-3 tahun, Si Buah Hati butuh asupan yang lebih banyak mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk tumbuh kembang otak seperti omega-3, AHA dan DHA. Hal ini berdasarkan pada banyak studi di mana 1000 hari pertama kehidupan merupakan momen pembentukan 98% otak anak.

Stimulasi 

Sebagai bentuk stimulasi, Bunda Ayah dapat mendukung eksplorasi Si Buah Hati sesuai kebutuhannya. “Ingat, di masa balita, pertumbuhan anak sedang pesat-pesatnya. Ia sedang aktif bergerak, sehingga senang menjelajah ke sana kemari. Rasa ingin tahunya juga sangat besar, sehingga senang mengamati, menyentuh, dan mencoba tentang hal-hal baru. Tugas Bunda Ayah untuk mengakomodasi perkembangan anak tersebut. Jangan sedikit-sedikit melarang karena rasa khawatir yang berlebihan.”

Cinta

Terakhir, berikan cinta yang utuh kepada Si Buah Hati. Misalnya memberikan waktu yang berkualitas pada saat bersamanya. Dokter Bernie mencontohkan, saat bersama Si Buah Hati, jauhkan gadget dari jangkauan. “Fokuslah hanya pada anak, jangan terganggu oleh hal-hal lain. Lakukan ini secara konsisten niscaya anak akan tumbuh dalam suasana penuh cinta yang pada akhirnya bisa mendorongnya menjadi pribadi yang penuh kasih sayang dengan rasa percaya diri tinggi.” 

Bunda, yuk baca juga artikel tentang cara mengasuh Si Buah Hati di artikel  "Pentingnya Kolaborasi Mengasuh Si Buah Hati

 

Image Article
Pentingnya Kolaborasi Mengasuh Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berat Badan Usia 2 Tahun yang Perlu Diperhatikan

Published date

Ibarat rumah kokoh yang berdiri di atas fondasi kuat, pertumbuhan dan perkembangan Si Buah Hati pun akan optimal jika fisiknya memiliki fondasi perlindungan yang baik. Banyak Bunda yang bertanya-tanya, sebenarnya berat badan usia 2 tahun yang normal seperti apa? 

Bagaimana nutrisi dapat berperan sebagai fondasi perlindungan bagi Si Buah Hati? “Awalnya, nutrisi yang terkandung dalam asupan makanan Si Buah Hati diserap untuk kemudian diangkut oleh darah menuju sel-sel tubuh yang jumlahnya miliaran. Sel-sel ini saling berkumpul menurut jenisnya sebagai suatu jaringan. Jaringan-jaringan yang ada kemudian membentuk organ, termasuk organ-organ vital seperti otak, jantung, hati, dan pencernaan,” ungkap pakar gizi Rita Ramayulis DCN, M.Kes., dari Poltekkes 2 Jakarta.

Nah, agar organ-organ tubuh berfungsi optimal, maka jaringan-jaringannya haruslah dalam keadaan baik. Itu berarti, sel-sel yang membangun jaringan harus mendapat asupan nutrisi yang tepat. Penyerapan nutrisi akan optimal jika organ pencernaan juga bekerja dengan optimal. Ini yang membuat berat badan usia 2 tahun seimbang. 

Optimalisasi ini akan terjadi jika  usus Si Buah Hati secara dominan dihuni oleh koloni bakteri baik, seperti Lactobacillus rhamnosus untuk menekan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. 

Hasil penelitian Department of Clinical Nutrition, University of Kuopio Finlandia pada 2006 yang dimuat jurnal Study of Applied Microbiology menyebutkan, Lactobacillus rhamnosus dapat menurunkan efek kerusakan sel-sel atau organ jaringan hati yang berperan sebagai organ pencernaan dalam produksi asam empedu untuk metabolisme lemak.   

Tidak hanya itu, masih dalam jurnal yang sama dikatakan,  Lactobacillus rhamnosus juga terbukti dapat menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan. Hal ini berlangsung karena bakteri tersebut ikut mengaktivasi sel Natural Killer (NK) di paru-paru. 

Sel NK kemudian akan membuang sel yang terinfeksi dan memusnahkan mikroba intraseluler (di dalam sel). Pada saluran cerna, bakteri ini dapat menurunkan risiko infeksi saluran cerna dengan cara meningkatkan jumlah sel T, yaitu sekumpulan sel darah putih yang berperan pada sistem kekebalan. Sel T bekerja dengan membedakan bakteri penyebab penyakit sekaligus mengaktifkan sel Natural Killer (NK).

Periode Emas Si Buah Hati

Dengan organ-organ tubuh yang berfungsi optimal, maka fondasi bagi tumbuh kembang fisik dan otak Si Buah Hati juga menjadi optimal. Untuk memastikannya, pantaulah pertambahan berat badan dan tinggi badan Si Buah Hati dari waktu ke waktu. 

Pertambahan ini harus sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Selain itu, jangan lewatkan pengukuran lingkar kepala untuk memastikan terjadi pertambahan volume otak Si Buah Hati.  “Otak telah terbentuk sejak usia kehamilan 8 minggu dan mengalami tumbuh kembang pesat di periode emasnya. 

Saat usianya 2 tahun, pertumbuhan otaknya telah mencapai 80% dari berat otak dewasa. Setelah melewati usia 2 tahun pun, pertumbuhan otak Si Buah Hati masih berjalan cukup cepat),” tutur Rita yang juga dosen di Poltekkes Jakarta 2 ini. 

Peran nutrisi yang begitu besar di periode emas (masa dalam kandungan hingga 2 tahun) juga memungkinkan Si Buah Hati memiliki daya tahan tubuh yang baik. Dengan begitu, kegiatan eksplorasinya dapat dilakukan maksimal tanpa Bunda perlu khawatir Si Buah Hati akan diterpa penyakit.

Pentingnya peran nutrisi dalam tumbuh kembang anak, oleh para ahli nutrisi sedunia kemudian dicanangkan menjadi program untuk periode emas sebagai awal kehidupan Si Buah Hati. Tujuannya agar generasi masa depan memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik. 

Selain untuk perlindungan, asupan gizi nutrisi di periode emas ini juga sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan otak. Jumlah sel-sel otak dan sambungan-sambungan yang menghubungkan sel-sel tersebut sangat menentukan tingkat kecerdasan seorang anak. 

Namun, sambungan-sambungan antar sel otak hanya bisa terbentuk jika Si Buah Hati mendapatkan stimulasi yang pas, di antaranya stimulasi dari kegiatan bereksplorasi. “Ingat peran lingkungan, di antaranya  berupa stimulasi dan nutrisi, kontribusinya mencapai 70 persen,” ungkap Rita.

Nutrisi dan eksplorasi karenanya sangat menentukan perkembangan fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, tingkat intelektual, dan  stabilitas emosi Si Buah Hati. Kekurangan salah satu nutrisi nutrisi saja, dalam waktu lama, bisa berdampak pada kondisi fisik dan psikisnya. 

“Jika sudah parah, kekurangan nutrisi pada masa emas bahkan bisa menyebabkan kelainan atau gangguan yang  bersifat permanen,” tandas  Rita.

Gambaran Kecukupan Nutrisi Anak

Sebenarnya berat badan usia 2 tahun seperti apa? 

Bagaimana cara mencukupi kebutuhan nutrisi nutrisi anak sehari-hari? “Prinsipnya, berikan menu makanan bernutrisi seimbang, yaitu mengandung semua zat gizi makro dan mikro. Makro berarti dibutuhkan dalam jumlah yang besar, yaitu energi (karbohidrat), protein, dan lemak.  Sedangkan mikro berarti dibutuhkan dalam jumlah kecil, yaitu vitamin dan mineral,” ungkap Rita.  

Karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana, misalnya, gula dan karbohidrat kompleks misalnya beras, jagung, kentang, tepung beras, havermut. Setiap gram karbohidrat memberikan energi sebanyak 4 kilokalori (Kkal). 

Jumlah karbohidrat yang dianjurkan dalam sehari adalah 50-60% dari energi total. Untuk mudahnya, dalam piring jam  makanan utama,  porsi karbohidratnya cukup sebesar kepalan tangan Si Buah Hati. Kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan kegemukan, bahkan sampai obesitas. 

Protein juga memiliki fungsi sebagai sumber energi. NamunPada, dalam masa tumbuh kembang, protein lebih berperan sebagai bahan pembentuk sel dan jaringan baru. Protein didapat dari makanan hewani seperti susu, olahan susu, daging merah, unggas, ikan, dan telur.  

Protein juga terdapat dalam sumber makanan nabati, seperti kacang-kacangan (misalnya (kacang tanah, kacang hijau, kacang almon, kacang merah, kacang polong, kacang koro, kedelai, olahan kedelai) dan serealia. Angka kecukupan protein yang dianjurkan adalah 10-15% dari total energi per hari.

Zat gizi makro lainnya, yaitu lemak merupakan salah satu  sumber energi dan sumber asam lemak esensial yang dapat membantu pembentukan sel-sel otak, serta sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. 

Namun, jumlah asupan lemak sebaiknya dibatasi. Kandungan lemak terdapat pada makanan hewani seperti daging merah, ikan laut dalam, telur, dan susu; maupun makanan nabati, yaitu kacang-kacangan. 

Ada pun fungsi zat gizi mikro vitamin dan mineral adalah memelihara dan mengatur aktivitas metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses mengubah sari-sari makanan menjadi energi bagi tubuh. Berbagai penelitian ilmiah membuktikan, vitamin dan mineral juga berfungsi melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak, dari berbagai penyebab kerusakan yang akan menurunkan fungsi-fungsinya. 

Umumnya, vitamin dan mineral paling banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Berdasarkan prinsip nutrisi seimbang terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan, terdapat visualisasi “Piring Makanku” untuk panduan sekali makan. Dalam panduan itu, porsi buah dan sayur kurang lebih mencapai jumlahnya adalah setengah bagian piring.

Demikianlah penjelasan mengenai peran nutrisi sebagai fondasi bagi perlindungan tubuh serta proses tumbuh kembang Si Buah Hati. Supaya berat badan usia 2 tahun normal. Dengan mencukupi kebutuhan nutrisinya, ditambah DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Kecukupan Nutrisi, Fondasi Bagi Tumbuh Kembang Fisik dan Otak Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Air Warna-Warni, Simulasi Unik Belajar Sains Sejak Dini

Published date

Belajar sains tidak harus menunggu Si Buah Hati masuk sekolah menengah lho, Bunda. Stimulasi proses belajar dan aksi cerdasnya dengan simulasi air warna-warni. Cara ini dapat meningkatkan kemampuan bahasa, memori, dan penyelesaian masalah. Selain itu, bahannya mudah, murah, dan aman digunakan baginya. Yuk ikuti langkah-langkah membuatnya di rumah.

Permainan Warna Air

Intip cara bermain air warna-warni berikut ini, yuk! Gunakan 3 wadah besar dan isi dengan air. Teteskan pewarna merah, kuning, dan biru sebagai warna utama. Siapkan gelas-gelas kosong, sendok, maupun alat lain untuk mengambil air. Dukung eksplorasinya dengan membiarkan Si Buah Hati mengisi gelas dengan warna yang disukainya. Berikan penjelasan apa yang akan terjadi jika ia menambahkan air berwarna lain. Selain mengasyikkan, kegiatan ini dapat mendukung stimulasi kemampuan psikomotoriknya.

Tabung Air Warna-Warni

Untuk variasi, siapkan beberapa tabung plastik lalu isi dengan air hingga setengahnya. Teteskan pewarna makanan warna-warni. Tambahkan minyak pada satu tabung dan sirup jagung dalam tabung lainnya. Tutup rapat dan biarkan Si Buah Hati bereksplorasi dengan mengamati perubahan yang terjadi ketika tabung dikocok atau dicampur dengan tabung lainnya. Berikan pemahaman dengan bahasa ringan yang mudah dimengerti.

Bunga Berwarna-Warni

Bunda juga dapat menggabungkan simulasi air warna-warni dengan ilmu lain, seperti cara bunga menyerap air untuk tumbuh kembangnya. Siapkan wadah atau vas, lalu isi dengan air warna-warni. Teteskan pewarna makanan yang berbeda pada tiap vas dan masukkan setangkai bunga berwarna putih. Biarkan selama beberapa jam hingga bunga berubah warna. Lakukan pengamatan bersama-sama dan jelaskan bagaimana hal tersebut terjadi, tentunya dengan kata-kata yang ringan dan mudah dipahami.

Bagaimana, siap bermain sekaligus belajar bersama Si Buah Hati? Gunakan langkah-langkah tersebut untuk mengajarkan ilmu sains sederhana sejak dini.

Image Article
Air Warna-Warni, Simulasi Unik Belajar Sains Sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mengatasi Anak Demam Tinggi di Rumah

Published date

Di usia toddler, daya tahan tubuh Si Buah Hati belum sesempurna orang dewasa. Hingga memasuki usia sekolah, Si Buah Hati pun mudah terserang demam. Kondisi badan yang tidak fit dan cuaca yang tak menentu juga meningkatkan risiko terkena demam.

 

Tahukah Bunda, demam sebenarnya bukanlah sebuah penyakit? Namun, demam merupakan tanda akan datangnya suatu penyakit. Demam bisa diakibatkan oleh pelbagai hal, seperti infeksi virus atau suhu terlalu panas di lingkungan sekitar.

 

Bila terserang demam, biasanya Si Buha Hati akan rewel, susah makan, dan tidur tidak nyenyak. Untuk itu, sebaiknya Bunda segera mengatasi demam anak sebelum semakin parah. Berikut tips yang bisa Bunda lakukan saat Si Buah Hati terserang demam.

 

1. Kompres dengan Air Hangat

Dalam istilah klinis, mengompres dengan air hangat disebut tepid. Untuk melakukannya, Bunda haruslah sediakan sebuah spons atau handuk kecil dan air hangat. 

 

Lalu, letakkan kain atau spons, yang telah dibasahi air hangat, ke lipatan ketiak dan selangkangan Si Buah Hati selama 10-15 menit. Cara ini akan membantu panas suhu keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan. Hal ini mampu menurunkan panas Si Buah Hati.

 

2. Pijat dengan Ramuan Tradisional

Menurut penelitian Nursiyah di Universitas Negeri Semarang, Bunda dapat menurunkan demam Si Buah Hati dengan parutan bawang merah yang dicampur dengan minyak kelapa atau minyak telon. 

Kemudian, menempelkannya pada ubun-ubun Si Buah Hati dan balur ke dada, punggung, dan perutnya. Bawang putih sendiri mengandung minyak atsiri atau essential oil alami yang berguna sebagai antiinfeksi dan pembunuh bakteri; serta zat sikloaliin yang ampuh untuk menurunkan suhu tubuh.

 

3. Minum Banyak Cairan

Salah satu efek dari demam adalah dehidrasi atau kurangnya cairan tubuh. Karena itu, Bunda harus memberikan minuman air putih yang cukup pada Si Buah Hatil. Sehingga kondisi cairan tubuhnya tetap terjaga dan kondisinya tidak semakin semakin lemas. 

 

Selain air putih, Bunda bisa pula memberikannya makanan dan minuman, seperti sup hangat. Selain berfungsi untuk mengeluarkan keringat dari dalam tubuh, sop juga bisa memberikan nutrisi bagi si Kecil. Sehingga tubuhnya akan segera kuat kembali.

 

Bunda  juga bisa menambahkan DANCOW 5+ Nutritods agar anak mendapatkan nutrisi dan juga tidak dehidrasi. Produk DANCOW ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

4. Jaga Sirkulasi Udara

Ketika Si Buah Hati demam, ada baiknya Bunda selalu menjaga sirkulasi udara pada ruangan. Jangan sampai ruangan pengap dan tidak ada aliran udara. Namun, juga jangan pula terlalu banyak angin masuk dalam ruangan. Sebab sirkulasi udara yang kurang memadai menghambat pengeluaran panas tubuh sehingga mempercepat kenaikan suhu tubuh Si Buah Hati.

 

Begitu juga dengan pakaian yang dikenakannya. Sebaiknya Bunda menghindari selimut tebal yang menutupi tubuh Si Buah Hati. Jangan lupa menggantikannya dengan pakaian berbahan katun yang nyaman dan dapat menyerap keringat.

 

Bunda ingat cara-cara meredakan demam tersebut. Ini karena beberapa cara itu hanya bisa dilakukan bila suhu tubuh Si Buah Hati  tidak melonjak di atas 38 derajat Celcius dan terjadi lebih dari tiga hari. Bila itu yang terjadi, segeralah memeriksakan si Kecil ke dokter. Semoga Si Buah Hati sehat selalu!

Image Article
Atasi Demam pada si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk, Ajak Si Buah Hati Mencoret di Kaca

Published date

Pada usia 1 tahun, Si Buah Hati sudah mulai tertarik untuk menggunakan pensil. Dia akan mencoba membuat coretan di atas kertas dan merasa takjub sendiri akan karya yang dibuatnya. Sehingga dia terus bereksperimen dengan mencoba menorehkan pensil di mana saja. Hingga suatu kali Bunda akan mendapati Si Buah Hati sedang asyik mencorat-coret bajunya, lantai, atau dinding rumah. Di momen ini, sebaiknya Bunda jangan melarangnya. Tapi memberikan dukungan dan arahan agar Si Buah Hati bisa menyalurkan hobi mencoretnya, di media yang benar. Berikut beberapa media yang bisa Bunda siapkan agar Si Buah Hati bisa mencoret sepuasnya.

1. Papan Tulis Putih

Jika Si Buah Hati memang senang menulis di tembok dalam posisi berdiri dan vertikal, mengapa tak sediakan “dinding” yang bisa dicorat-coretnya? Bunda bisa memasang papan tulis putih yang warnanya mirip dengan dinding rumah. Tapi Bunda juga harus tetap mengawasi agar alat tulisnya tidak melewati batas papan.

Untuk mencoret di media papan tulis putih, Bunda bisa mengenalkan Si Buah Hati dengan spidol. Alat ini cocok buat Si Buah Hati yang baru belajar memegang alat tulis. Sebab tubuh spidol yang “gendut” mudah dipegang oleh Si Buah Hati.

2. Meja Belajar

Beberapa tahun belakangan ini, produsen alat tulis telah menemukan inovasi meja belajar yang bisa dicorat-coret. Bahan meja ini dibuat mirip dengan papan tulis putih. Sehingga Si Buah Hati dapat mencorat-coret langsung di meja belajar tanpa merusaknya. Yang lebih menarik, ada pula papan tulis berbubuk besi yang bisa dicoret dengan alat tulis berujung magnet. Dengan ini, Si Buah Hati bisa membentuk gambar apapun tanpa mengotori benda lain.

3. Kaca

Ayah dan Bunda juga bisa menyediakan kaca agar Si Buah Hati agar bisa mencoret. Kaca yang digunakan seperti yang ada pada ruang rapat di berbagai kantor. Seperti halnya papan tulis putih atau whiteboard, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati alat tulis berupa spidol non-permanen. Selain bentuknya yang mudah dipegang, tinta spidol ini bisa dihapus dengan mudah.

4. Pasir

Pada tahap awal pelajaran menulis, Bunda tidak perlu selalu memberikan pensil atau pena kepada Si Buah Hati. Tapi bisa pula menstimulasi motorik halus Si Buah Hati dengan mengajaknya menulis di atas pasir dengan jari. Untuk cara mudah, siapkanlah sebidang lahan kecil di sudut halaman atau tuang pasir di atas baskom, bila halaman rumah kecil. Sebelum belajar menulis berlangsung, sebaiknya Bunda ratakan dulu permukaan pasir, sehingga hasil tulisan dapat terlihat jelas. Untuk awalan, Bunda bisa mencontohkan cara menulis di atas pasir dengan membuat bentuk sederhana seperti lingkaran. Selanjutnya, biarkan Si Buah Hati bereksperimen sendiri.

Selama kegiatan menulis di pasir, Bunda dapat melakukan variasi dengan mengubah pasir kering menjadi pasir basah, cukup menambahkan sedikit air. Di tahap ini, Si Buah Hati akan merasakan perbedaan saat menulis di atas pasir kering dan basah. Biarkan ia mencari perbedaan tersebut dan menceritakan pengalamannya.Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati ke pantai atau taman yang dilengkapi kolam pasir. Bunda dapat mencontohkan padanya menulis di atas pasir menggunakan jari atau ranting. Selain belajar, ia bisa bermain dengan gembira.

Yuk stimulasi terus kemampuan motorik halus Si Buah Hati dengan variasi media tulis. Dengan demikian, Si Buah Hati bebas membuat coretan, tapi rumah tidak jadi berantakan.

Image Article
Yuk, Ajak Si Kecil Mencoret di Kaca
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Inilah Cara Mendidik Anak agar Mandiri dan Berani!

Published date

Melihat Si Buah Hati tumbuh mandiri mungkin merupakan impian semua orang tua. Sejak bayi, ia memang sudah bergantung dan berlindung pada orang tuanya. Namun semakin ia bertambah usia, Bunda bisa mulai melatih kemandirian serta keberaniannya, sebagai bekal untuk menapaki kehidupan di masa depan saat beranjak dewasa. Pertanyaannya, bagaimana cara mendidik anak agar mandiri dan berani?

Risiko bagi Si Buah Hati yang Tidak Mandiri dan Berani

Namun sayangnya, pembentukan sosok kemandirian dan keberanian dalam diri anak-anak, sering terhalang oleh sikap orang tua yang bermaksud baik, tetapi sebenarnya adalah sebuah kesalahan. Menurut Jim Taylor, Ph.D., dosen dari University of San Francisco, ada beberapa orang tua malah menumbuhkan ketergantungan pada si Buah Hati. Orang tua tipe ini umumnya bertindak atas kebutuhan mereka sendiri, dengan menggunakan kekuasaan, kendali serta paksaan untuk mendominasi kehidupan Buah Hatinya. Hal ini bukan cara mendidik anak agar berani dan mandiri, yang terjadi justru kebalikannya.

Si Buah Hati yang tidak mandiri dan berani akan tumbuh menjadi orang yang mudah bergantung pada orang lain dalam berbagai aspek, termasuk perasaannya sendiri. Berikut ciri-ciri anak yang tidak mandiri dan berani:

  • Selalu membutuhkan orang lain untuk memberi dorongan dalam mencapai sesuatu.
     
  • Selalu bergantung kepada orang lain untuk kebahagiaan karena ia tidak memiliki kepemilikan atas hidup sendiri.
     
  • Kurang bertanggung jawab atas pikiran, emosi, dan tindakan sendiri.
     
  • Lemah dalam membuat keputusan karena terbiasa selalu diatur oleh orang tua.
     
  • Cenderung tidak bahagia karena hanya mengikuti keputusan orang lain tanpa memikirkan apa yang sebenarnya ia inginkan, atau hanya untuk menyenangkan orang lain.
     
  • Lemah dalam menghadapi kesulitan hidup, dan cenderung lebih mudah stres atau depresi karena merasa langkah yang ia ambil adalah kesalahan dan bukan pelajaran.

Cara Mendidik Anak Agar Mandiri dan Berani

Kemandirian bukanlah suatu hal yang dapat diperoleh si Buah Hati dengan sendirinya. Ia tidak memiliki perspektif, pengalaman, atau keterampilan untuk mengembangkan kemandirian tanpa campur tangan Bunda. Untuk melatih Si Buah Hati, berikut beberapa tip mengajarkan anak agar berani dan mandiri :

  • Beri Si Buah Hati rasa cinta dan penghargaan. Jangan biarkan ia merasa tidak disayang atau tidak diharapkan.
     
  • Berhenti mengendalikan dan mulai melatih ia mengembangkan keterampilannya. Bantu ia berkembang, yakinlah pada kemampuannya, dan buat ia percaya pada kemampuannya sendiri.
     
  • Ajari si Buah Hati bahwa ia memiliki kendali atas kehidupannya sendiri.
     
  • Berikan bimbingan, lalu kebebasan, agar ia dapat membuat keputusan sendiri. Tentu saja tetap di bawah pengawasan Ayah dan Bunda.
     
  • Ajarkan tentang tanggung jawab, misalnya membereskan mainan setelah selesai bermain, meletakkan barang di tempatnya setelah selesai digunakan, dan lainnya. Jangan lupa juga ajarkan Si Buah Hati tentang konsekuensi jika ia tidak melakukannya. Hal ini akan mengajarkannya untuk tidak mengabaikan tanggung jawabnya.
     
  • Biarkan Si Buah Hati bereksplorasi, tetapi dengan tetap menjaga keamanan dan memastikan keselamatannya.

Baca Juga: 3 Stimulasi untuk Membantu Si Buah Hati Belajar Menjaga Kesehatan

Manfaat Mendidik Si Buah Hati Agar Mandiri dan Berani Ketika Dewasa

Toddler memang sedang dalam masa eksploratif terhadap lingkungannya. Hal ini membutuhkan keberanian dan kemandirian dari Si Buah Hati. Pada intinya, orang tua ingin memiliki anak yang kuat secara mental agar dapat menghadapi dunia dengan kepercayaan dirinya. Jika Bunda tidak menerapkan cara mendidik anak agar berani dan mandiri sejak dini, maka dapat berdampak negatif di usia dewasanya nanti.

Berikut adalah manfaat dari mendidik si Buah Hati agar mandiri dan berani:

  • Si Buah Hati memiliki kekuatan mental yang baik. Ia akan belajar cara menangani berbagai situasi dan tidak bergantung pada orang lain secara emosional.
     

  • Mengajarkannya keterampilan hidup yang ia butuhkan, seperti mengetahui mana yang benar dan salah, mampu menyelesaikan masalah sendiri, mengontrol emosinya, serta mendisiplinkan diri.
     

  • Mampu belajar dari kesalahan. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Si Buah Hati tidak akan menyalahkan lingkungan ataupun dirinya sendiri. Ia akan menganalisis situasi, melihat di mana letak kesalahannya dan menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran di masa yang akan datang.
     

  • Belajar berpikir realistis. Ketika Ayah atau Bunda menerapkan cara mendidik anak agar mandiri dan berani, si Buah Hati akan belajar untuk tidak berpikiran buruk terlebih dahulu, melainkan lebih besikap realistis.
     

  • Membentuk karakter menjadi lebih mampu berempati pada orang lain, memiliki moralitas yang baik, menjunjung tinggi kejujuran, dan lain sebagainya.

Hal yang Perlu Dihindari oleh Orang Tua

Ketika Bunda menerapkan cara mendidik anak agar mandiri dan berani dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa hal yang perlu dihindari:

  • Terlalu banyak berbicara, dan tidak memberikan ia kesempatan untuk mengungkapkan perasaan atau pikirannya. Walaupun ia masih kecil di mata Ayah dan Bunda, tetap hargai pendirian dan pendapatnya. Hal ini akan menumbuhkan kepercayaan dirinya juga imej positif terhadap diri sendiri.
     

  • Terlalu sering memberikan peringatan atau sanksi. Bunda mungkin ingin agar si Buah Hati disiplin, namun jika ia terus-terusan diberikan peringatan atau sanksi, lama-lama ia justru dapat memberontak atau justru tidak memberikan respons.
     

  • Membuat ia merasa bersalah dan malu akan perbuatannya untuk membenarkan pendapat Ayah dan Bunda. Ingatlah bahwa ia juga membutuhkan waktu untuk belajar menjadi mandiri dan berani, jadi jangan melihat ia sebagai ‘orang dewasa kecil’, melainkan anak-anak yang perlu diberi dukungan dan dorongan positif.
     

  • Tidak memenuhi kebutuhan si Buah Hati akan kasih sayang. Begitu juga dengan pemenuhan kebutuhannya akan gizi penting di masa pertumbuhannya. Padahal, asupan gizi yang seimbang dan sesuai kebutuhan usianya akan membantu tumbuh-kembang yang optimal.

Untuk melengkapi kebutuhan gizi si Buah Hati, berikan susu DANCOW 1+ Imunutri setiap hari. Susu bubuk ini diformulasikan untuk bantu mendukung daya tahan tubuh toddler Indonesia usia 1-3 tahun, agar ia bebas bereksplorasi dan tumbuh percaya diri. DANCOW 1+ Imunutri memiliki 0 gr sukrosa serta tinggi kandungan Vitamin C dan zink, tinggi kalsium, protein, Vitamin D serta, DHA, zat besi, omega-3 dan omega-6, dan probiotik Lactobasillus rhamnosus.

Pada akhirnya, si Buah Hati akan tumbuh dan menjalani hidupnya sendiri. Bagaimana ia hidup nantinya akan bergantung pada cara mendidik anak agar mandiri dan berani, serta mampu mengatasi berbagai masalah dalam hidupnya.

Image Article
Ketahui cara mendidik anak agar mandiri dan tidak cengeng
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
a. Orang tua yang terlalu protektif
Quiz Answer 1 B
b. Orang tua yang dominan
Quiz Answer 1 C
c. Orang tua yang terlalu pencemas
Quiz Answer 1 D
d. Semua benar
Quiz Answer 2 A
a. Bergantung kepada orang lain
Quiz Answer 2 B
b. Lemah dan mudah putus asa
Quiz Answer 2 C
c. Tidak bisa membuat keputusan
Quiz Answer 2 D
d. Semua benar
Quiz Answer 3 A
a. Melatih simpati
Quiz Answer 3 B
b. Agar Si Kecil tidak bergantung pada orang lain.
Quiz Answer 3 C
c. Memberikan perlindungan kepada Si Kecil.
Quiz Answer 3 D
d. Semua benar
Quiz 1
1. Sifat orang tua seperti apakah penyebab anak yang tidak mandiri?
Quiz 3
3. Mendidik kemandirian pada Si Kecil sedari dini akan memberikan manfaat yaitu?
Quiz 2
2. Berikut ini adalah resiko anak yang tidak mandiri:
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
D
Kunci Quiz 3
D

3 Cara Mengajarkan Si Buah Hati Pengelolaan Keuangan

Published date

Usia sekolah, yang biasa dimulai pada tahapan usia 5+, adalah waktu yang tepat bagi anak-anak untuk belajar tentang nutrisi, mempunyai kehidupan sosial, mempunyai uang jajan, dan mulai memilih gaya hidupnya sendiri yang banyak dipengaruhi tren dan teman-teman.

Akhir-akhir ini marak diberitakan, jajanan berbahaya yang banyak dijual di lingkungan sekolah. Hal ini membuat orang tua khawatir dan memilih untuk tidak memberikan uang jajan. Padahal kebiasaan ini juga tidak sepenuhnya buruk, karena membantu Si Buah Hati belajar aksi cerdas dalam bidang pengelolaan uang.

Jadi manakah yang lebih aman, uang jajan atau bekal makan siang ya?

1. Saat Tepat Memberikan Uang Saku

Menurut situs Raising Children, penelitian telah menunjukkan banyak orang tua memperkenalkan uang saku pada anaknya yang berusia 6-7 tahun. Tapi ketahui tanda-tanda kesiapannya untuk mengelola uang. 

Misalnya, memahami harus membayar untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, menggunakan uang untuk membeli makan siang di sekolah, atau memerlukan dana darurat untuk keperluan proses belajar dan tumbuh kembangnya.

2. Jumlah Uang Saku

Jika memutuskan untuk memberikan uang saku, ada beberapa faktor yang harus diperimbangkan seperti kondisi finansial keluarga, keperluan sekolah apa saja yang harus dibayar Si Buah Hati, serta berapa banyak uang saku yang didapatkan teman-temannya. 

Ajari agar bijak menggunakannya, misalnya untuk membayar ongkos transportasi, membeli makan siang, menabung, dan keperluan amal. Untuk memastikan keputusan Bunda sudah tepat, cari tahu informasi tentang makanan yang dijual di kantin sekolah maupun di lingkungan sekitarnya, untuk menjaga kecukupan gizi dan aman dikonsumsi.

Baca Juga: Ide Menu Harian Anak untuk Si Buah Hati

3. Bawakan Bekal Makan Siang

Banyak sekolah memiliki kantin yang menawarkan berbagai pilihan makanan. Tapi terkadang variasi yang diberikan berharga cukup mahal dengan kandungan nutrisi yang kurang baik dan bahkan dapat berisiko menimbulkan penyakit karena disajikan kurang higienis.

Alternatifnya adalah membekali Si Buah Hati dengan makanan dari rumah, yang merupakan cara bagus untuk mengajarkannya tentang pola makan yang sehat. 

Tunjukkan cinta Bunda dengan menyiapkan sandwich berisi keju, daging tanpa lemak, dan sayuran segar. Bisa  juga mengemas biskuit, buah-buahan potong, botol air mineral atau susu, untuk memberinya tambahan energi untuk bermain dan bereksplorasi sepanjang hari.

Pertimbangkan kesehatan dan keamanan makanan di lingkungan sekolah, sebelum Bunda memutuskan untuk memberinya uang saku atau membekalinya dari rumah.

Untuk Si Buah Hati yang memasuki usia sekolah, bisa diberikan DANCOW 5+ Nutritods yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Uang Jajan Atau Bekal Makan Siang, Mana yang Aman?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Cara Mengajarkan Anak Berjalan

Published date

Pada akhir-akhir tahun pertamanya, Si Buah Hati mulai menunjukkan kemampuannya untuk berdiri dan berjalan. Awalnya Si Buah Hati masih tidak seimbang dan akan sering terjatuh. Dalam proses ini, Bunda tidak perlu menuntutnya untuk cepat bisa berjalan, karena setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Apa saja hal yang perlu Bunda perhatikan pada persiapan belajar berjalan ini?

Setelah Si Buah Hati mulai bisa duduk, Bunda dapat memberikan beberapa mainan di depannya dan menggerakkan ke beberapa arah. Sehingga Si Buah Hati akan berusaha meraih mainan tersebut. Seperti maju dan mulai merangkak sehingga kekuatan leher, punggung, kaki, pinggul, serta tangannya akan berkembang. Dengan demikian ia akan mulai mengangkat tubuh ke posisi berdiri yang aman.

Setelah Si Buah Hati bisa berdiri, Bunda dapat mulai menitah atau memegangi kedua tangannya untuk belajar berjalan. Ketika ia sudah bisa melangkah sendiri, meski satu-dua langkah saja, Bunda dapat berdiri beberapa meter di depannya. Biarkanlah ia mencoba berjalan sendiri, ke arah Bunda.

Setelah Si Buah Hati bisa berjalan, ia akan mulai mengeksplorasi seluruh ruang di rumah. Walaupun sudah bisa berjalan, mungkin sesekali Si Buah Hati masih tidak seimbang dan tersandung. Nah, berikut hal yang bisa Bunda lakukan agar ia lancar berjalan:

1. Berikanlah ruang yang luas dan aman

Ruangan yang terlalu banyak benda akan menghambat cara mengajarkan anak berjalan. Karena barang-barang di sekitar menjadi hambatan baginya dalam menentukan arah jalan. Selain itu, ruangan padat juga berbahaya bagi dia yang belum lancar berjalan. Sebab ada kemungkinan tubuhnya tidak seimbang hingga terjatuh. Keberadaan benda di dekatnya bisa membuat ia terkantuk.

2. Letakkanlah beberapa perabot yang kokoh

Furniture yang kokoh bisa membantu Si Buah Hati sesekali berpegangan kala melintasi ruangan. Namun agar tidak berbahaya, singkirkan meja bersudut tajam yang mungkin akan melukainya. Simpan pula benda-benda yang mudah terjatuh, pecah, dan berpotensi membahayakan Si Buah Hati atau membuatnya tersandung.

3. Berikan pagar pada ujung tangga

Bunda, Si Buah Hati memang sudah bisa berjalan. Tapi di masa belajar, terkadang ia belum dapat menjaga keseimbangan tubuhnya. Karena itu, penting bagi Bunda untuk menjaganya agar tidak menaiki tangga seorang diri. Yang bisa Bunda lakukan adalah memasang pagar pada ujung tangga. Bisa juga melakukan pendampingan ekstra ketat, sehingga Bunda tidak kecolongan saat ia mencoba menaiki tangga sendiri.

4. Pilihlah sepatu yang nyaman di kaki

Ketika Bunda mengajak Si Buah Hati berjalan-jalan di halaman rumah atau berkeliling kompleks, jangan lupa pakaikan alas kaki padanya. Tapi sebaiknya hindari penggunaan sandal jepit. Sebab jemari kakinya yang masih mungil belum bisa mencengkram sandal dengan baik. Hingga ia akan mudah tersandung. Ada baiknya Bunda memberikannya sepatu yang nyaman dengan lapisan sol nan lembut dan elastis. Ini berguna agar ia tidak merasa risih dan berat kala melangkah.

5. Pemilihan alat bantu belajar jalan

Dulu, banyak Bunda yang menggunakan baby walker untuk mengajarkan Si Buah Hati berjalan. Namun sejumlah penelitian menyatakan bila baby walker tidak aman baginya. Bahkan situs Ikatan Dokter Anak Indonesia menuliskan dalam artikel Penggunaan Baby Walker bila setiap tahunnya banyak balita yang cedera akibat alat bantu jalan itu. Karena itu, Bunda sebaiknya pintar memilih alat bantu jalan untuk Si Buah Hati. Jika terlanjur membelinya, awasilah pemakaiannya dengan ketat.

6. Beri semangat agar tidak selalu minta gendong

Agar lankah Si Buah Hati bertambah stabil dan lancar, ada baiknya Bunda tidak selalu memenuhi keinginannya untuk digendong. Di tahap ini, Bunda dapat memberikannya pujian dan apresiasi ketika berhasil berjalan sendiri. Sehingga ia akan lebih percaya diri dan semangat melakukannya. Selain itu jangan lupa perhatikan asupan makanan dengan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal.

Image Article
6 Trik Agar Si Kecil Lancar Berjalan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

8 Cara Ngabuburit Sambil Bereksplorasi Bersama Si Buah Hati

Published date

Dalam hitungan hari, bulan Ramadan akan tiba. Inilah saatnya untuk mengenalkan Si Buah Hati pada kegiatan puasa yang datang setahun sekali. Mungkin usia Si Buah Hati masih 5 tahun, namun tidak ada salahnya bila ia belajar berpuasa sejak dini. Misalnya dimulai dengan puasa setengah hari dan terus meningkat sesuai kemampuannya.

Walaupun ia sedang berlatih untuk menahan lapar dan haus, tidak ada salahnya bila Bunda juga mengajaknya bereksplorasi di bulan puasa. Selain agar tubuhnya tetap bergerak aktif, juga untuk mengalihkan pikirannya dari rasa lapar dan haus. 

Namun, Bunda harus ingat, kegiatan eksplorasi itu janganlah yang terlalu berat dan dilakukan menjelang berbuka puasa atau kala ngabuburit. Sehingga puasanya tidak batal terlalu dini.

Lalu, apa saja kegiatan yang bisa dilakukan Bunda dan Si Buah Hati di bulan puasa? Menurut buku Ensiklopedia Anak Muslim 3, berikut eksplorasi yang bisa ia lakukan selama menunggu waktu berbuka:

1. Jalan-Jalan Sore

Tidak ada salahnya bila Bunda mengajak Si Buah Hati jalan-jalan sore sambil bersantai di taman kompleks tempat tinggal. Selain akan membantunya dalam proses bersosialisasi dan berteman, ia pun bisa merasakan langsung suasana bulan puasa yang menyenangkan. Belilah beberapa kudapan khas berbuka puasa, yang kerap dijajakan saat bulan puasa.

2. Olahraga Santai

Walaupun puasa bukan berarti Bunda dan Si Buah Hati tidak bisa berolahraga. Ada jenis olahraga yang bisa dilakukan saat menunggu waktu berbuka, seperti: bersepeda, berlari kecil atau jogging, senam sederhana, yoga, dan lain-lain. 

Tidak perlu serius melakukan olahraga itu, cukup dengan santai dan menyenangkan. Yang terpenting Bunda serta Si Buah Hati tetap sehat di bulan puasa, dan ia bisa bereksplorasi dalam melakukan gerakan olahraganya.

4. Memasak dan Menyiapkan Hidangan Berbuka

Bila sedang bosan ngabuburit, Bunda tetap bisa mengajak anak melakukan aktivitas yang menyenangkan di rumah, seperti memasak. Ajaklah ia untuk membantu menyiapkan hidangan untuk berbuka. 

Untuk menu, Bunda bisa memilih yang sederhana dan mudah dibuat oleh Si Buah Hati, misalnya es buah atau puding cokelat. Bunda dapat pula meminta bantuan mereka untuk merapikan meja makan dan menata makanan berbuka.

5. Tadarus Al-Qur’an

Mengaji adalah salah satu kegiatan ngabuburit yang lazim dilakukan saat bulan Ramadan. Di saat ini, Bunda bisa mengajarkan huruf hijaiya kepada Si Buah Hati dan membacakan ayat suci Al-Quran. Tamankan kebiasaan beribadah kepada sang Pencipta kepada Si Buah Hati sejak dini juga penting baginya saat dewasa.

6. Menonton Film

Selama menunggu waktu berbuka, Bunda juga bisa mengajak Si Buah Hati menonton film favoritnya. Bisa menonton di bioskop atau sekedar menonton televisi di rumah.

7. Memancing

Tidak ada salahnya mengajak Si Buah Hati memancing, misalnya di pemancingan umum. Di sana ia akan lebih banyak bereksplorasi dan belajar selama bulan puasa. Sebab dengan memancing, Bunda bisa melatih dan mengasah kesabarannya.

8. Berkunjung ke Rumah Kerabat

Bermain ke rumah kerabat juga merupakan aktivitas ngabuburit yang menyenangkan. Ajarkan Si Buah Hati untuk menjaga tali silaturahmi kepada saudara dan kerabat dekat lainnya. Biarkan ia bermain dengan para sepupunya dan mungkin bisa dilanjutkan dengan buka puasa bersama.

Lengkapi kebutuhan nutrisi Si Buah Hati selama berpuasa dengan DANCOW 5+ Nutritods yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Selamat puasa dan ngabuburit Bunda!

Image Article
Ngabuburit Sambil Bereksplorasi dengan Si Kecil, Yuk!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off